bab ii kajian pustaka dan hipotesis penelitian 2.1 ... ii.pdf11 bab ii kajian pustaka dan hipotesis...

30
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah : 1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar. 2) Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman. 3) Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia memerlukan keluarga dan teman. 4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut

Upload: hoangtuyen

Post on 02-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Hierarki Maslow

Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama

Abraham Maslow pada tahun 1943. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup

manusia berdasarkan Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga

kebutuhan yang lebih tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau

Teori Hirarki Kebutuhan. Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :

1) Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap

makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk

bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling

mendasar.

2) Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari

kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi,

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.

3) Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan mencintai.

Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di dunia

memerlukan keluarga dan teman.

4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa setelah

memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

12

berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta

dihargai oleh setiap orang.

5) Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah

kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.

2.1.2 Teori ERG Alderfer

Pada tahun 1969, Clayton Alderfer mempublikasikan artikel tentang

kebutuhan manusia yang berjudul “An Empirical Test of a New Theory of Human

Need”. Teori tersebut merupakan Teori Alternatif terhadap Teori Hirarki Maslow.

Teori ini mengemukan Tiga kebutuhan Manusia yaitu :

1) Kebutuhan Eksistensi (Existence needs) yaitu kebutuhan akan pemenuhan

faktor fisiologis dan Materialistis termasuk kebutuhan akan rasa aman.

2) Kebutuhan Hubungan (Relatedness needs) yaitu kebutuhan untuk memiliki

hubungan dengan orang lain.

3) Kebutuhan Pertumbuhan (Growth needs) yaitu kebutuhan atau keinginan untuk

bertumbuh dan mencapai potensi diri secara maksmal.

2.1.3 Teori Kebutuhan McClelland

Seorang Psikolog Amerika Serikat yang bernama David McClelland

mengemukan hubungan antara kebutuhan pencapaian, afiliasi dan kekuasaan pada

akhir 1940-an. Teori Kebutuhan McClelland diantaranya adalah :

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

13

1) Need for achievement merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses yang

diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan itu

berhubungan erat dengan belajar dan mengarahkan tingkah laku pada usaha

untuk mencapai usaha tertentu.

2) Need for affiliation merupakan kebutuhan akan kehangatan dan dukungan

dalam hubungan dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku

untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.

3) Need for power merupakan kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi

orang lain. Kebutuhan ini menyebabkan seseorang tidak atau kurang

memedulikan perasaan orang lain.

2.1.4 Teori Motivator-Hygiene Herzberg

Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang

mengemukan Teori Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari

penelitian terhadap 203 akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat.

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan

dan ketidakpuasan dalam bekerja. Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal

dengan Teori Dua Faktor, yaitu :

1) Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi,

tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut

juga dengan Faktor Motivator.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

14

2) Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan

bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan.

Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.

2.1.5 Pendidikan Profesi Akuntansi

Istilah profesi berasal dari bahasa Yunani, professues berarti suatu kegiatan

atau pekerjaan yang dihubungkan dengan sumpah atau janji yang bersifat religius,

sehingga ada ikatan batin bagi seseorang yang memiliki profesi tersebut untuk tidak

melanggar dan memelihara kesucian profesinya. Pandangan yang dikemukakan

oleh Paisey dan Nicholas (2005) menunjukkan bahwa asal mula istilah profesional

yaitu apa yang profesional miliki (profess), mereka memiliki (profess) pengetahuan

yang lebih baik dibandingkan yang orang lain pada hal tertentu. Profesi memiliki

arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu

pengetahuan dan keahlian khusus. Weygant et al. (1996) menyatakan bahwa pada

umumnya profesi akuntan diperlukan pada empat bidang, yaitu publicaccounting,

private accounting, non-for-profit accounting, dan pendidik. Profesi akuntan

merupakan pihak yang menjembatani hubungan antara pihak manajemen dan

pemilik atau pihak manajemen yang mengelola suatu unit usaha (Jensen and

Meckling, 1976). Suatu profesi harus memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta

proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Secara

umum ada beberapa ciri-ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1) Adanya pengetahuan khusus, dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan

pengalaman yang bertahun - tahun.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

15

2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Setiap pelaku profesi

mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi selalu

berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan

berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka

untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Ciri-ciri dari suatu profesi sebagaimana disebut oleh Benny dan Yuskar

(2006) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui

proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari

lembaga yang diakui dan memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat

dalam bidang keahlian tersebut. Menurut Wyatt (2004) suatu profesi memiliki

syarat sebagai berikut :

1) Ada komitmen diri menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih dari

kepentingan diri sendiri.

2) Harus menjalani persiapan profesional dalam jangka waktu tertentu. Harus

menambah pengetahuan jabatan (pengembangan diri) misalnya banyak

membaca buku, mengikuti pelatihan dan mengikuti seminar.

3) Memiliki kode etik dalam jabatan.

4) Aktif dalam bidang intelektual sehingga mampu menjawab segala masalah

yang berubah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

16

5) Adanya keinginan belajar untuk mengenal suatu keahlian yang lebih

mendalam.

6) Jabatan dipandang sebagai karir hidup.

7) Menjadi anggota suatu organisasi bidang studi.

Dalam kajian makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau

komponen yang lebih luas lagi, yaitu masukan, proses dan output. Menurut Coombs

(1968) dalam Stephen (1994) ada 12 komponen pendidikan yang berkaitan dan

berhubungan satu sama lain dalam sistem pendidikan. Komponen tersebut adalah:

1) Tujuan, menjelaskan tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan.

2) Peserta didik, menjelaskan khalayak yang menjadi peserta dalam proses

pendidikan.

3) Manajemen, merupakan segala kegiatan perencanaan, pengkoordinasian,

pengarahan dan penilaian dalam sistem pendidikan.

4) Struktur dan jadwal waktu, menjelaskan tentang cara pelaksanaan kegiatan dan

pengaturan waktu mencapai tujuan.

5) Materi, merupakan hal-hal pokok yang perlu disampaikan oleh pengajar dan

perlu dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai keterampilan akhir yang

menjadi tujuan pendidikan.

6) Tenaga pendidik, merupakan tenaga kerja yang tersedia di masyarakat yang

membantu terciptanya kesempatan belajar dan memperlancar proses

pendidikan untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

7) Alat bantu mengajar, bersumber kepada barang-barang hasil produksi

masyarakat seperti buku, peralatan laboratorium dan lainnya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

17

8) Fasilitas, secara sempit diartikan sebagai kampus yang terdiri dari gedung dan

perlengkapannya.

9) Teknologi, merupakan cara yang dipergunakan untuk meningkatkan mutu

pendidikan dari segi proses maupun keluarannya.

10) Kendali mutu, merupakan komponen pokok yang mengatur terbinanya kualitas

pendidikan sesuai dengan harapan dan cita-cita.

11) Penelitian, bersumber kepada pengetahuan ilmiah kearah pengembangan

sistem pendidikan.

12) Biaya pendidikan, merupakan fungsi yang dapat memperlancar kelangsungan

proses pendidikan.

Sistem pendidikan yang baik adalah sistem pendidikan yang berorientasi pada

peningkatan kemampuan mahasiswanya dalam memahami dunia pendidikan yang

ditekuni dan manfaatnya bisa diambil di kehidupan mereka di masa yang akan

datang. Geiger dan Ogilby (2000) menyatakan nilai pendidikan sebagai suatu

sistematis colection, interprestasi dan penggunaan informasi mengenai karakteristik

mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil pembelajaran dan kepuasan

user/pengguna terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat serta adanya

keberhasilan secara profesional. Dengan demikian input yang diperoleh mahasiswa

dapat menghasilkan output secara optimal yaitu berupa pengetahuan, sikap dan

ketrampilan baik hardskill maupun softskill.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

153 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan program profesi akuntan pasal

1 menyatakan bahwa pendidikan program profesi akuntan merupakan jenis

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

18

pendidikan tinggi setelah program sarjana atau setara yang menyiapkan mahasiswa

dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus di bidang

akuntansi. PPAk adalah suatu usaha yang bertujuan untuk menghasilkan

akuntan profesional dengan standarisasi kualitas akuntan di Indonesia. Mahasiswa

non akuntansi selayaknya diarahkan untuk memberi pemahaman konseptual yang

didasarkan pada penalaran sehingga ketika akhirnya masuk ke dalam dunia

praktik dapat beradaptasi dengan keadaan sebenarnya dan memiliki resistance

to change yang rendah terhadap gagasan perubahan atau pembaruan yang

menyangkut profesinya tersebut (Suwardjono, 2012).

Peraturan Ikatan Akuntansi Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang

mekanisme pelaksanaan ujian Chartered Accountant Indonesia bagi mahasiswa

pendidikan program profesi akuntan menyatakan bahwa Chartered Accountant

Indonesia adalah kualifikasi akuntan profesional yang ditetapkan oleh IAI yang

pemegang sertifikatnya akan mendapatkan sebutan (designation) profesi sebagai

Chartered Accountant Indonesia disingkat “CA”. Ujian Chartered Accountant

Indonesia (CA) adalah ujian sertifikasi akuntan profesional yang diselenggarakan

oleh IAI, peserta ujian CA merupakan mahasiswa aktif PPAk. Ujian CA

diselenggarakan atas prinsip-prinsip dasar, yaitu : kompetensi, objektifitas,

independen, integritas, transparan, fairness, adil dan bertanggung jawab. IAI

menyelenggarakan ujian CA dengan tujuan untuk mendapatkan akuntan sebagai

anggota utama IAI yang memiliki :

1) Kualifikasi untuk menjalankan peran sebagai akuntan profesional sesuai

kompetensi utama dan kompetensi khusus CA.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

19

2) Komitmen tinggi terhadap etika, nilai-nilai dan perilaku profesional yang

tinggi.

3) Keahlian profesional untuk menjalankan peran tersebut.

Profesi Akuntan menjadi profesi yang sangat penting dalam perkembangan

dunia perekonomian global dan modern. Pada era globalisasi ini, para pengusaha

dan pekerja asing bebas masuk ke dunia bisnis tanpa batas teritorial antar negara.

Meningkatnya akses untuk bekerja dan berwirausaha di Indonesia, maka

pengawasan dan pengendalian atas hal tersebut perlu ditingkatkan pula. Dalam

dunia ekonomi, banyak hal yang perlu diperhatikan dan diawasi seperti legalitas

dalam aktivitas usaha, kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan pelaporan

kegiatan usaha/bisnis yang mereka lakukan dan haruslah ada jaminan/keyakinan

bahwa laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan benar dan berkualitas. Tugas

pengawasan dan penjamin kualitas itu salah satunya dilakukan oleh para akuntan,

karena salah satu dari jasa yang diberikan oleh akuntan adalah Assurance Services

(Jasa Atestasi).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua jenis

pekerjaan yang dijalankan oleh seseorang dapat disebut sebagai profesi. Suatu

pekerjaan dapat disebut sebagai profesi jika pekerjaan tersebut berasal dari

pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan khusus, memberikan pelayanan

jasa tertentu, memiliki kode etik profesi, serta memiliki sebuah wadah organisasi

profesi yang menaungi para anggotanya. Hal lain yang tak kalah penting pada

profesi adalah kepercayaan. Kepercayaan merupakan pengakuan masyarakat

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

20

terhadap kualitas jasa yang diberikan akuntan. Tanpa kepercayaan, profesi akuntan

tidak akan bertahan lama.

2.1.6 Motivasi

Robbins dan Judge (2015) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang

menjelaskan mengenai kekuatan, arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk

mencapai tujuan. Motivasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010) adalah dorongan

yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin

mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya. Menurut Martameh (2012) motivasi berasal dari kata latin movere

yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Pengertian motivasi menurut Wlodkowski (1995) adalah suatu kondisi yang

menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan

ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Suranta dan Syafiqurrahman

(2006) menyatakan motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit

tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan

bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Rahayu dan Rusmawan

(2010) motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan, dorongan atau

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

21

tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga

motivasi tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk

bertingkah laku dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

Menurut Mirawati (2013) motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang

yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan

suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Motivasi

bukanlah yang dapat diamati tetapi hal yang dapat disimpulkan karena adanya

sesuatu perilaku yang tampak. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja

giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Menurut Rossetyowati (2011)

motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu

tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah

kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi

ketidakseimbangan sehingga tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan adanya

kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut.

Motivasi merupakan hal yang melatarbelakangi individu berbuat untuk

mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang dengan sengaja mengikatkan diri

menjadi bagian dari organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda - beda,

salah satunya adalah agar mereka dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan

agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Motivasi mempunyai dua bentuk, yaitu

motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif merupakan proses untuk

mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

22

kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif

atau tambahan penghasilan. Sedangkan motivasi negatif merupakan proses untuk

mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa (Widyastuti dkk, 2004).

Teori dari Vroom (1964) dalam Lunenberg (2011) tentang Cognitive Theory

Of Motivation menjelaskan bahwa masyarakat percaya ada hubungan antara usaha

yang mereka tunjukkan dalam perusahaan, kinerja dari usaha tersebut dan

penghargaan yang mereka terima dari usaha dan kinerja mereka. Dalam teori ini

dijelaskan tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,

yaitu:

1) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.

2) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil

dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome

tertentu).

3) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau

negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi

harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang

diharapkan.

Menurut Puritan (2013) fungsi motivasi adalah :

1) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi

maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke

pencapaian tujuan yang diinginkan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

23

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin

dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu

pekerjaan.

2.1.7 Minat

Minat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010) adalah kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Ketika

seseorang melihat bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka ia akan menjadi berminat

sehingga hal tersebut akan mendatangkan dorongan untuk mencapai kepuasan

tersebut. Tetapi ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun,

sehingga minat tidak bersifat permanen yang bisa berubah-ubah. Menurut Sandjaja

(2006) minat merupakan suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang

berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.

Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Selain

itu, minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.

Minat merupakan suatu rasa dan suatu ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan timbul secara tidak tiba - tiba atau spontan,

melainkan timbul akibat partisipasi, pengetahuan dan kebiasaan (Slameto, 2008).

Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat,

mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang

diinginkannya (Harahap, 2009).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

24

Menurut Benny dan Yuskar (2006) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

pada minat yaitu :

1) Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai

dampak pada suatu perilaku.

2) Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan

sesuatu.

3) Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang

untuk melakukan sesuatu.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan

apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995:144).

Menurut Hurlock (1995:117) minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu :

1) Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di

rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa.

2) Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya

terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang

dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan

itu.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

25

3) Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun

kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan

meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Witherington (1999:26) minat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Minat Primitif

Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang berkisar soal makanan dan

kebebasan aktivitas.

2) Minat Kultural

Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan yang lebih

tinggi tarafnya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

26

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 berikut menyajikan ringkasan penelitian sebelumnya yang dapat

dijadikan referensi dan berhubungan dengan penelitian ini.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti

dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

1 Benny dan

Yuskar

(2006)

Pengaruh Motivasi

Terhadap Minat

Mahasiswa

Akuntansi untuk

Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk)

(Studi Empiris pada

Perguruan Tinggi di

Padang)

Variabel

Independen:

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

karir

- Motivasi

ekonomi

Variabel

Dependen:

- Minat

mengikuti

PPAk

Variabel motivasi

kualitas dan

motivasi karir

berpengaruh

signifikan terhadap

minat mahasiswa

untuk mengikuti

PPAk, sedangkan

untuk motivasi

ekonomi tidak

signifikan

mempengaruhi

minat untuk

mengikuti PPAk.

2 Lisnasari

dan

Fitriany

(2008)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Minat Mahasiswa

Akuntansi untuk

Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntasi (PPAk)

(Studi Empiris di

Universitas

Indonesia)

Variabel

Independen:

- Motivasi

karir

- Motivasi

mencari

ilmu

- Motivasi

ekonomi

- Motivasi

gelar

- Motivasi

mengikuti

USAP

Pada mahasiswa

akuntansi ekstensi,

faktor yang

mempengaruhi

minat mengikuti

PPAk adalah

motivasi gelar,

masa pendidikan,

dan motivasi karier.

Pada mahasiswa

akuntansi regular

tidak ada satu pun

faktor yang

mempengaruhi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

27

No Peneliti

dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

- Biaya

pendidikan

PPAk dan

lama

pendidikan

PPAk

Variabel

Dependen:

- Minat

mengikuti

PPAk

minat mengikuti

PPAk. Pada

mahasiswa PPAk,

faktor yang

mempengaruhi

minat mengikuti

PPAk adalah

motivasi karir.

3 Widyastuti

dkk, (2004)

Pengaruh Motivasi

Terhadap Minat

Mahasiswa

Akuntansi untuk

Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntasi (PPAk)

Variabel

Independen:

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

karir

- Motivasi

ekonomi

- Tingkat

pendidikan

Variabel

Dependen:

- Minat

Mengikuti

PPAk

Variabel motivasi

karir merupakan

faktor yang paling

signifikan

mempengaruhi

minat mahasiswa

untuk mengikuti

PPAk, sedangkan

untuk motivasi

kualitas dan

motivasi ekonomi

tidak signifikan

mempengaruhi

minat untuk

mengikuti PPAk.

Ada perbedaan

minat antara

mahasisiwa tingkat

awal dan

mahasiswa tingkat

akhir.

4 Istina dan

Yulita

(2008)

Pengaruh Persepsi

dan Motivasi

Mahasiswa Jurusan

Akuntansi Yang

Variabel

Independen:

- Persepsi

Variabel persepsi

dan variabel

motivasi kualitas

berpengaruh

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

28

No Peneliti

dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

Sedang Mengambil

Skripsi Terhadap

Peminatan Karir

Dalam Bidang

Perpajakan (Studi

Empiris pada

Mahasiswa

Akuntansi

Universitas Dian

Nuswantoro)

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

karir

- Motivasi

ekonomi

Variabel

Dependen:

- Minat

berkarir

dalam

bidang

perpajakan

signifikan terhadap

minat karir dalam

bidang perpajakan.

Sedangkan variabel

motivasi karir dan

motivasi ekonomi

tidak berpengaruh

secara signifikan

terhadap minat

karir dalam bidang

perpajakan.

5 Rita dan

Indarto

(2013)

Pengaruh Motivasi

dan Pengetahuan

Undang-Undang

No.5 Tahun 2011

Tentang Akuntan

Publik Terhadap

Minat Mahasiswa

Akuntansi

Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk)

Variabel

Independen:

- Motivasi

karir

- Mengikuti

USAP

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

ekonomi

- Pengetahuan

Undang-

Undang

No.5 Tahun

2011 tentang

akuntan

publik

Variabel

Dependen:

- Minat

mahasiswa

akuntansi

mengikuti

Pendidikan

Variabel motivasi

karir, Motivasi

mengikuti USAP,

motivasi kualitas,

motivasi ekonomi,

Pengetahuan

Undang-Undang

No.5 tahun 2011

tentang akuntan

publik secara

bersama-sama

berpengaruh positif

terhadap minat

mahasiswa

akuntansi

mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

29

No Peneliti

dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

Profesi

Akuntansi.

6 Yudhistira

(2014)

Pengaruh Motivasi

Terhadap Minat

Mahasiswa untuk

Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (Studi

Empiris pada

Mahasiswa

Akuntansi

Universitas

Brawijaya)

Variabel

Independen:

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

karir

- Motivasi

ekonomi

- Motivasi

sosial

Variabel

Dependen:

- Minat

mahasiswa

akuntansi

untuk

mengikuti

PPAk

Variabel motivasi

kualitas, motivasi

karier, motivasi

ekonomi, dan

motivasi sosial

secara simultan

berpengaruh

terhadap minat

mahasiswa

akuntansi untuk

mengikuti PPAk.

7 Nisa

(2012)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Minat Mahasiswa

Untuk Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk)

(Survai Pada

Perguruan Tinggi di

Surakarta

Variabel

Independen:

- Motivasi

karir

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

sosial

- Persepsi

Variabel

Dependen:

- Minat

mahasiswa

mengikuti

PPAk

Variabel motivasi

karir, motivasi

kualitas, motivasi

sosial, dan persepsi

berpengaruh

terhadap minat

mahasiswa untuk

mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk).

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

30

No Peneliti

dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

8 Ayu et al.

(2013)

Accounting

Students Perception

And Motivation On

Interest Of Internal

Auditors Profession

Variabel

Independen :

- Motivasi

karir

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

ekonomi

- Persepsi

keutungan

auditor

internal

- Persepsi

pengorbanan

auditor

internal

Variabel

Dependen :

- Minat

menjadi

auditor

internal

Variabel motivasi

karir, motivasi

kualitas, motivasi

ekonomi, dan

persepsi keutungan

auditor internal

memiliki pengaruh

positif terhadap

minat mahasiswa

akuntansi menjadi

internal auditor,

sedangkan persepsi

pengorbanan

auditor internal

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

minat mahasiswa

akuntansi menjadi

internal auditor.

9 Chevallier

et al.

(2013)

The Social

Motivation Theory

Of Autism

Variabel

Independen:

- Motivasi

sosial

Variabel

Dependen:

- Minat

Autism

Spectrum

Disorders

(ASD).

Variabel motivasi

sosial dapat

meningkatkan

minat pada Autism

Spectrum Disorders

(ASD), hal ini

berarti motivasi

sosial berpengaruh

positif pada

peningkatan minat

Autism Spectrum

Disorders (ASD).

10 Kurnia

(2014)

Peran Motivasi

Dalam

Variabel

Independen:

Variabel motivasi

kualitas

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

31

No Peneliti

dan

Tahun

Penelitian

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil

Penelitian

Mempengaruhi

Minat Mahasiswa

Mengikuti PPA

(Studi Kasus Pada

Mahasiswa

Program

Pendidikan Profesi

Akuntansi di

Perguruan Tinggi

Kota Semarang).

- Motivasi

kualitas

- Motivasi

karir

- Motivasi

ekonomi

Variabel

Dependen:

- Minat

mahasiswa

mengikuti

PPA

berpengaruh secara

signifikan terhadap

minat mahasiswa

dalam mengikuti

PPA, sedangkan

motivasi karir dan

motivasi ekonomi

tidak berpengaruh

secara signifikan

terhadap minat

mahasiswa dalam

mengikuti PPA.

11 Nurhayani

(2012)

Pengaruh Motivasi

Terhadap Minat

Mahasiswa untuk

Mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk)

(Studi Empiris pada

Perguruan Tinggi

Swasta Medan).

Variabel

Independen:

- Motivasi

sosial

- Motivasi

karir

- Motivasi

ekonomi

Variabel

Dependen:

- Minat

mahasiswa

mengikuti

PPAk

Variabel motivasi

sosial, motivasi

karir dan motivasi

ekonomi

berpengaruh

signifikan terhadap

minat mahasiswa

untuk mengikuti

Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk).

2.3 Rumusan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Motivasi Sosial pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi untuk

Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Motivasi sosial merupakan motivasi yang mendasari aktivitas yang dilakukan

individu dalam reaksinya terhadap orang lain, jika ia dalam membuat pilihan

memperhitungkan akibatnya bagi orang lain (Martameh, 2012). Buss et al. (1997)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

32

menyatakan bahwa pentingnya status sebagai motivasi sosial akan sangat

berpengaruh terhadap tingkat kecemasan yang dialami seseorang, disamping itu

motivasi sosial secara psikologis mampu mengabaikan peran dari jenis kelamin

seseorang. Akerlof (2006) menyatakan bahwa motivasi sosial dapat menyebabkan

individu untuk berperilaku berbeda karena terkait dengan adanya motivasi ekonomi

yang melatarbelakanginya. Coralie et al. (2012) mengungkapkan apabila motivasi

sosial langsung diungkapkan sendiri serta tercermin dalam situasi sosial dan non

sosial maka dikatakan motivasi sosial itu bersifat sederhana. Motivasi sosial dapat

diartikan sebagai suatu dorongan seseorang untuk melakukan perbuatan dengan

tujuan atau bernilai sosial, memperoleh pengakuan maupun penghargaan dari

lingkungan dimana seseorang berada. Pekerjaan akuntan membutuhkan lingkungan

dan situasi sekitar yang baik. Nilai-nilai sosial mendorong pekerjaan akuntan lebih

dihargai dan mendapat tempat distrata sosial masyarakat. Kepedulian dan perhatian

pada sekitar oleh seorang akuntan akan meningkatkan nilai instrinsik dan nilai jual

akuntan. Menurut Widyasari (2010) nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor

yang mencerminkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, dengan kata lain

nilai-nilai sosial adalah nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di

lingkungannya.

Penelitian mengenai pengaruh motivasi sosial pada minat mahasiswa non

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) sejauh ini masih

cukup sedikit. Baumeistel et al. (1991) menyatakan bahwa keinginan untuk

berhubungan sosial dengan orang lain sangat memegang peranan sentral di dalam

hal kebutuhan untuk melakukan koneksi dengan orang lain di samping aspek lain

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

33

seperti kompetensi dan kebutuhan untuk berprestasi. Chevallier et al. (2012) dalam

penelitiannya mengungkapkan bahwa motivasi sosial dapat meningkatkan minat

pada Autism Spectrum Disorders (ASD), hal ini menunjukan bahwa motivasi sosial

dapat mengkapitalisasi pada temuan terbaru dan memberikan gambaran terbaru

terkait motivasi sosial pada perilaku, biologis, dan evolusi. Penelitian yang

dilakukan oleh McClintock (1972), Nisa (2012), Nurhayani (2012), Yudhistira

(2014) menunjukan bahwa motivasi sosial berpengaruh positif terhadap minat

mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ayuningtyas dan Prihantini (2012) menunjukan bahwa motivasi sosial tidak

berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti

PPAk. Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi sosial maka dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Motivasi sosial berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

2.3.2 Pengaruh Motivasi Kualitas pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi

untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Motivasi kualitas menurut Puritan (2013) merupakan dorongan yang timbul

dalam diri seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas diri dan

kemampuannya dalam bidang yang ditekuninya sehingga dapat melaksanakan

tugas dengan baik dan benar. Maarten et al. (2009) menyatakan bahwa motivasi

kualitas yang baik yang dialami oleh guru-guru didukung oleh otonomi secara

struktur dan memiliki keterlibatan secara emosional akan menciptakan lingkungan

sekolah yang memungkinkan siswanya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

34

yakni kompetensi dan pengetahuan. Kualitas seseorang dipengaruhi baik secara

langsung maupun tidak langsung oleh tingkat pendidikannya termasuk pendidikan

berkelanjutan terstruktur maupun mandiri. Maka dari itu, motivasi sering kali

menjadi dorongan untuk meningkatkan kualitas memicu keinginan untuk mengikuti

suatu pendidikan. Selama ini, lulusan S1 akuntansi yang membuka kantor akuntan

publik ataupun bekerja di bidang akuntansi sering diragukan

kualitas/kemampuannya. Pandangan masyarakat adalah seseorang yang belum

menempuh pendidikan profesi belum dapat dikatakan profesional dan

kemampuannya diragukan. Oleh sebab itu, pendidikan formal profesi akuntansi dan

ujian sertifikasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas akuntan dan

mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan tujuan

diselenggarakannya PPAk yaitu menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian

dibidang akuntansi, dengan mengikuti PPAk mahasiswa dapat menambah wawasan

dan pengetahuan mengenai akuntansi dan peraturan akuntansi terkini sehingga

kualitas pengetahuan mahasiswa akan semakin tinggi sehingga dapat menjadi

akuntan yang profesional.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu et al. (2013) menunjukan bahwa motivasi

kualitas memiliki pengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi dalam

internal auditor. Hal ini berarti jika mahasiswa akuntansi meningkatkan kapasitas,

kualitas, serta sering mencari informasi di bidang akuntansi, maka akan meningkatkan

minat mahasiswa akuntansi menjadi auditor internal. Penelitian yang dilakukan oleh

Benny dan Yuskar (2006), Istina dan Yulita (2008), Nisa (2012), Rita dan Indarto

(2013), Yudhistira (2014), Kurnia (2014) menunjukkan bahwa motivasi kualitas

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

35

berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.

Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti

dkk, (2004) menunjukkan bahwa motivasi kualitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di

atas mengenai motivasi kualitas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Motivasi kualitas berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

2.3.3 Pengaruh Motivasi Karir pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi untuk

Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

London (1983) menyatakan bahwa motivasi karir dipandang sebagai

konstruk multidimensi. Komponen terdiri dari karakteristik individu (identitas

karir, wawasan karir, dan domain ketahanan karir) dan keputusan karir yang sesuai

dan perilaku. Hubungan antara komponen dan kondisi situasional yang relevan

diusulkan dalam model yang didasarkan pada calon dan retrospektif rasionalitas.

Motivasi karir menurut Widyastuti dkk, (2004) merupakan suatu keahlian atau

profesional seseorang di bidang ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja

yang akan memberikan kontribusi kepada organisasi. Motivasi karir merupakan

dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan

pribadinya dan dalam rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih

baik dari sebelumnya. Karir dapat diartikan sebagai rangkaian sikap dan perilaku

yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang sepanjang kehidupan

kerjanya (Widyastuti dkk, 2004). Pilihan karir yang ada saat ini diharapkan akan

menjadikan seseorang menjadi profesional dalam bidangnya masing-masing

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

36

sehingga karir yang diinginkan akan tercapai sesuai dengan harapannya

(Trisnawati, 2013).

Profesi akuntan publik merupakan salah satu pilihan karir yang banyak

diminati, karir yang semakin tinggi mampu mendorong mahasiswa untuk mengikuti

PPAk guna mencapai kedudukan yang lebih tinggi dalam pekerjaanya,

membutuhkan lebih sedikit waktu untuk dipromosikan serta memperoleh

pengakuan atas prestasi yang diraih (Ayuningtyas dan Prihantini, 2012). Karir juga

dipandang sebagai rangkaian promosi untuk memperoleh pekerjaan yang

mempunyai beban pertanggungjawaban lebih tinggi atau penempatan posisi yang

lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya.

Tujuannya adalah untuk membantu menciptakan profesional sehingga mereka akan

dapat memenuhi kebutuhan pengusaha potensial dengan demikian mereka akan

memiliki kehidupan karir yang memuaskan (Kermis, 2011). Menurut Gittman dan

Mcdaniel (1995) dalam Septianto (2014) keefektifan suatu karir tidak hanya

ditentukan oleh individu saja tetapi juga oleh organisasi itu sendiri yang terlihat

dalam empat tahapan karir yaitu:

1) Entry merupakan tahap awal pada saat seseorang memasuki suatu lapangan

pekerjaan/organisasi.

2) Tahap pengembangan keahlian dan teknis.

3) Midcareer years yaitu suatu tahap dimana seseorang mengalami kesuksesan

dan peningkatan kinerja.

4) Late career merupakan suatu tahap dimana kinerja seseorang sudah stabil.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

37

Noe et al. (1990) menyatakan bahwa motivasi karir terdiri dari tiga

karakteristik individu yaitu identitas karir, wawasan karir, dan ketahanan karir,

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki korelasi potensi motivasi karir.

Helen et al. (1980) menyatakan bahwa motivasi karir yang diwakili oleh pekerjaan

terutama oleh kaum perempuan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, latar

belakang, dan variabel psikologis mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu et

al. (2013) menunjukan bahwa motivasi karir memiliki pengaruh positif terhadap

minat mahasiswa akuntansi dalam internal auditor. Hal ini berarti semakin tinggi

motivasi karir yang dimiliki mahasiswa maka semakin tinggi juga minatnya.

Motivasi karir ini meliputi bekerja keras untuk mendapatkan kedudukan sesuai

keahlian dan menangani semua rintangan dalam mencapai kesuksesan mengejar

karir. Penelitian yang dilakukan oleh Farmer (1976), Widyastuti dkk, (2004), Benny

dan Yuskar (2006), Lisnasari dan Fitriany (2008), Nisa (2012), Nurhayani (2012),

Rita dan Indarto (2013), Yudhistira (2014) menunjukan bahwa motivasi karir

berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.

Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Istina dan

Yulita (2008), Kurnia (2014) menunjukkan bahwa motivasi karir tidak berpengaruh

signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk.

Berdasarkan uraian di atas mengenai motivasi karir maka dapat diajukan hipotesis

sebagai berikut:

H3 : Motivasi karir berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

38

2.3.4 Pengaruh Motivasi Ekonomi pada Minat Mahasiswa Non Akuntansi

untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Motivasi ekonomi menurut Widyastuti dkk, (2004) merupakan suatu

dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan

pribadi dalam rangka untuk memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan.

Penghargaan finansial merupakan salah satu bentuk sistem pengendalian

manajemen. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung

dan tidak langsung (Tracey and Baverly, 2010). Penghargaan langsung dapat

berupa pembayaran dari upah dasar atau gaji pokok, overtime atau gaji dari lembur,

pembayaran untuk hari libur, pembagian dari laba (profit sharing), opsi saham, dan

berbagai bentuk bonus berdasarkan kinerja lainnya. Sedangkan penghargaan tidak

langsung meliputi asuransi, pembayaran liburan, tunjangan biaya sakit, program

pensiun, dan berbagai manfaat lainnya. Adanya motivasi ekonomi, seseorang akan

melakukan kegiatan ekonomi agar mendapatkan kepuasan materi dan kesejahteraan

pribadi maupun keluarga. Biasanya setelah kepuasan diri terpenuhi maka akan

muncul keinginan untuk mensejahterakan pihak lain.

Joseft et al. (2013) menyatakan bahwa orang-orang yang termotivasi secara

ekonomis akan mampu mengevaluasi standar hidup mereka dengan menggunakan

kemampuan sesuai dengan konteks cita-cita yang sudah mereka tetapkan

berdasarkan standar hidup mereka. Penelitian mengenai pengaruh motivasi

ekonomi pada minat mahasiswa non akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi (PPAk) telah banyak diteliti, namun hasil dari penelitian-penelitian

tersebut masih menunjukan ketidakkonsistenan. Penelitian yang dilakukan oleh

Ayu et al. (2013) menunjukan bahwa motivasi ekonomi memiliki pengaruh positif

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

39

terhadap minat mahasiswa akuntansi dalam internal auditor. Hal ini berarti semakin

tinggi motivasi ekonomi yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin tinggi juga

minatnya. Motivasi Ekonomi ini meliputi pemikiran tentang gaji awal yang besar,

bonus, dan memiliki kesempatan kenaikan gaji yang cepat. Penelitian yang

dilakukan oleh Frank (1940), Nurhayani (2012), Rita dan Indarto (2013), Yudhistira

(2014) menunjukkan bahwa motivasi ekonomi berpengaruh positif terhadap minat

mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Penelitian tersebut bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dkk, (2004), Benny dan Yuskar

(2006), Lisnasari dan Fitriany (2008), Istina dan Yulita (2008), Kurnia (2014)

menunjukkan bahwa motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat

mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan uraian di atas mengenai

motivasi ekonomi maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Motivasi ekonomi berpengaruh pada minat mahasiswa non akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

2.4 Kerangka Pemikiran

Peneliti membuat kerangka pemikiran yang memiliki hubungan antara

variabel dependen dengan variabel-variabel independen. Dalam penelitian ini,

minat mengikuti Pendidikan (Y) merupakan variabel dependen, sedangkan

motivasi sosial (X1), motivasi kualitas (X2), motivasi karir (X3), dan motivasi

ekonomi (X4) merupakan variabel-variabel independen dalam penelitian ini.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 ... II.pdf11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Hierarki Maslow Teori Hierarki

40

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Motivasi (X)

Minat Mengikuti PPAK (Y)

Motivasi Sosial (X1)

Motivasi Karir (X3)

Motivasi Kualitas (X2)

Variabel Independen

Motivasi Ekonomi (X4)

Variabel Dependen