bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. rasa ingin tahurepository.ump.ac.id/2922/3/ajeng ayu...

25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu Menurut Mustari (2011:104), rasa ingin tahu (kuriositas) adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan perilaku yang disebabkan oleh emosi ingin tahu. Emosi ini mewakili kehendak untuk mengetahui hal-hal baru. Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia akan mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh adanya rasa ingin tahu manusia. Pengalaman merupakan salah satu cara terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (dalam Sulistyowati 2012:32) mendefinisikan rasa ingin tahu sebagai sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Rasa ingin tahu termasuk dalam karakter yang bersumber pada olah pikir yang berkenaan dengan proses nalar guna 7 Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Rasa Ingin Tahu

a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Menurut Mustari (2011:104), rasa ingin tahu (kuriositas)

adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara

alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Istilah tersebut

digunakan untuk menunjukkan perilaku yang disebabkan oleh emosi

ingin tahu. Emosi ini mewakili kehendak untuk mengetahui hal-hal

baru. Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia

akan mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan

penggunaan pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi

oleh adanya rasa ingin tahu manusia. Pengalaman merupakan salah

satu cara terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta.

Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan

Pengembangan, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa (dalam Sulistyowati 2012:32) mendefinisikan rasa ingin tahu

sebagai sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat,

dan didengar. Rasa ingin tahu termasuk dalam karakter yang

bersumber pada olah pikir yang berkenaan dengan proses nalar guna

7

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

8

mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan

inovatif menghasilkan pribadi cerdas.

Indikator penilaian keberhasilan pelaksanaan pendidikan

karakter di sekolah dapat diukur melalui dua cara yaitu indikator

keberhasilan untuk kelas dan sekolah, dan indikator keberhasilan

untuk mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memfokuskan pada

penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan

karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Cara menentukan

indikator nilai karakter yang dicapai pada setiap mata pelajaran dapat

disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran. Nilai karakter yang

dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika yaitu kerja keras,

dan rasa ingin tahu.

Indikator pencapaian yang diharapkan pada siswa kelas IVB

SD Negeri 1 Tambaksogra yaitu:

1) Peserta didik memiliki rasa ingin tahu tinggi dengan

memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru

2) Peserta didik menanyakan kepada guru apabila mengalami

kesulitan dalam proses pembelajaran

3) Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik lain saat proses

pembelajaran sehingga tumbuh interaksi antar siswa

4) Peserta didik memiliki kesungguhan menunjukkan rumus

keliling dan luas segitiga dan jajargenjang dengan

membutikannya melalui media/alat peraga

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

9

5) Peserta didik mampu memecahkan masalah yang berkaitan

dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang.

Berdasarkan beberapa teori tersebut dapat disimpulkan

bahwa rasa ingin tahu merupakan salah satu nilai karakter bangsa

yang dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika untuk

mengetahui lebih mendalam dan luas suatu yang dipelajari, dilihat,

dan didengar berdasarkan naluri.

2. Prestasi Belajar

a. Hakikat Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil

usaha. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130), prestasi belajar

yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor

yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting

sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai

prestasi belajar sebaik-baiknya. Faktor internal terdiri dari faktor

jasmaniah yang bersifat bawaan, faktor psikologis baik, faktor

kematangan fisik maupun psikis, dan faktor lingkungan spiritual atau

keamanan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari Faktor sosial

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

10

seperti lingkungan keluarga, faktor budaya seperti adat istiadat dan

faktor lingkungan fisik seperti lingkungan belajar.

Beberapa teori pengertian prestasi dapat disimpulkan bahwa

prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti

usaha yang telah dilakukan. Pada proses pembelajaran untuk

mengetahui prestasi belajar dapat dilakukan dengan evaluasi.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991: 130), ada faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan

eksternal. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar sangat penting sekali artinya dalam rangka

membantu murid untuk mencapai prestasi belajar yang sebaik-

baiknya.

1) Faktor internal atau dari dalam diri, meliputi :

a) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh.

b) Faktor psikologis.

c) Faktor Kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal / dari luar diri, meliputi :

a) Faktor sosial

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas

belajar.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

11

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

c. Hakikat Belajar

Menurut Haris dan Jihad (2010: 1), belajar adalah kegiatan

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada

keberhasilan proses belajar siswa disekolah dan lingkungan

sekitarnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Schunk (2008: 2) bahwa,

learning is a enduring change in behavior, or in the capacity to

behave in a given fashion, which result from practice or other forms

of experience.

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang

berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang

bersifat eksplisit maupun bersifat implisit atau tersembunyi (Sagala,

2010:11). Teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi

teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum,

dan modul-modul pengembangan kurikulum.

Slameto (2010: 2) merumuskan belajar sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Slameto (2010: 3-5) memberikan ciri-ciri perubahan tingkah laku

yang terjadi dalam belajar yaitu:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

12

1) Terjadi secara sadar 2) Bersifat kontinu dan fungsional 3) Bersifat positif dan aktif 4) Bukan bersifat sementara 5) Bertujuan atau terarah 6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku Beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan proses kegiatan seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang akan menghasilkan

perubahan tingkah laku dari berbagai aspek seperti aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotor. Perubahan yang terjadi disadari

oleh individu yang belajar, berkesinambungan dan akan berdampak

pada fungsi kehidupan lainnya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Slameto (2010:54) menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

individu yang disebut faktor internal, dan faktor yang berasal dari

luar diri individu yang disebut faktor eksternal. Faktor intern

dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1) faktor jasmaniah yang terdiri

dari kesehatan dan cacat tubuh; 2) faktor psikologis yang terdiri dari

inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan;

3) faktor kelelahan.

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu 1) faktor keluarga yang

terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

13

latar belakang budaya; 2) faktor sekolah yang tediri dari metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas

rumah; 3) faktor masyarakat yang terdiri dari kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat disimpulkan

menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan

faktor dari luar diri siswa (eksternal).

e. Hakikat Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2011:12), prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupanya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi

berlajar mempunyai fungsi utama yaitu sebagai indikator dan

kuantitas pengetahuan, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu,

sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, sebagai indikator

intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan, dan sebagai

indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

Berdasarkan beberapa definisi prestasi belajar para ahli, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil

usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

14

dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu

tertentu yang dinyatakan dalam bentuk tes atau nilai setelah

mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa pada

penelitian ini diukur melalui tes evaluasi akhir siklus pada materi

keliling dan luas segitiga dan jajargenjang.

Simpulan dari prestasi belajar siswa yaitu rasa ingin tahu dan

prestasi belajar matematika yang diperoleh siswa setelah

melaksanakan tes dari materi yang telah diajarkan oleh guru dan

hasilnya berupa angka atau nilai.

f. Prinsip-prinsip Pengukuran Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes prestasi belajar

berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap

performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau

materi yang telah diajarkan. Ground (dalam Azwar 2010: 18-21)

merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi

belajar sebagai berikut:

1) Tes prestasi harus mengukur rasa ingin tahu dan prestasi belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional,

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari rasa ingin tahu dan prestasi belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur rasa ingin tahu dan prestasi belajar yang diinginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

15

5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Istilah matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat.

Menurut Hariwijaya (2009:29), matematika secara umum

didefiniskan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola struktur,

perubahan, dan ruang. Secara informal matematika dapat pula

disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka. Menurut

pandangan formalis, matematika adalah penelaahan struktur struktur

abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan

logika simbolik dan notasi. Ada pula pandangan lain bahwa

matematika ialah ilmu dasar yang mendasari ilmu pengetahuan lain.

Menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2012:1) matematika

adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan

struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak

didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat,

dan akhirnya ke dalil. Hakikat matematika menurut Soedjadi (dalam

Heruman, 2012: 1), matematika memiliki objek tujuan abstrak,

bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Suwangsih dan Tiurlina (2006: 3) menyebutkan bahwa matematika

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

16

terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya, kemudian

pengalaman diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis

dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga terbentuk

konsep-konsep matematika. Konsep-konsep matematika tersebut

agar dapat dipahami orang lain maka dimanipulasi menggunakan

bahasa/notasi matematika secara universal. Konsep matematika

didapat karena proses berpikir, dan logika adalah dasar terbentuknya

matematika.

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 160-161),

matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, yaitu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep/algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah,

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, yaitu melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti/menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan mentransfer solusi yang diperoleh,

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pengertian matematika oleh para ahli,

maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

17

berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep yang membutuhkan

daya nalar dan kegiatan dunia rasio cukup tinggi. Konsep yang ada

pada mata pelajaran matematika lebih dominan pada konsep materi

abstrak dari pada materi konkret. Konsep abstrak yang baru

dipahami oleh siswa harus diberikan penguatan agar bertahan lama

dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan

tindakannya. Pembelajaran matematika hendaknya dilakukan

melalui perbuatan dan pengertian, bukan sekedar hafalan yang

mudah terlupakan.

b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) berumur antara 6 atau 7 tahun,

sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (dalam Heruman, 2012:1)

mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang

tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk

mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat

dengan objek yang bersifat konkret.

Usia perkembangan kognitif siswa SD masih terikat dengan

objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Pembelajaran

matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa

media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang

disampaikan oleh guru sehingga siswa lebih mudah untuk

memahami terutama pada tahap penanaman konsep materi. Proses

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

18

pembelajaran pada fase konkret itu sendiri melalui tiga tahap yaitu:

tahap konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak.

Menurut Heruman (2012:2-3), bahwa pemaparan

pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika

adalah sebagai berikut:

1) Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang kongkret dengan konsep baru matematika yang abstrak.

2) Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

3) Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan ketrampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan lanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep.

Salah satu ruang lingkup materi pada standar kompetensi

matematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar

yaitu geometri. Corle (1964: 266) memandang geometri sebagai

berikut:

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

19

Geometry reached its greatest popularity in ancient Greece, where such mathematicians as Euclid and Pythagoras developed mathematical principles and processes appropriate for solving many of today's problems. More recently, however, geometry, has returned to the elementary school mathematics curriculum. The child begins in the early grades to think about physical geometry, and he learns about point, space, lines, curves, planes, angles, and simple closed curves. The treatment is exploratory, and concepts are established through experimentation, discovery, and discussion.

c. Silabus Matematika Kelas IV SD Semeter 1

Tabel 2.1 Silabus Matematika Kelas IV SD Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami dan menggu-nakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung

1.2 Mengurutkan bilangan 1.3 Melakukan operasi perkalian dan

pembagian 1.4 Melakukan operasi hitung campuran 1.5 Melakukan penaksiran dan pembulatan 1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan

uang 2.Memahami dan

menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah

2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan

2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB)

2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB

3. Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah

3.1 Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat

3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang, dan antar satuan berat

3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang dan berat

3.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan kuantitas

4. Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah

4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

20

A

C B

C

A

B

4. Keliling dan Luas Segitiga dan Jajargenjang

a. Segitiga

1) Pengertian segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang diperoleh dengan

menghubungkan tiga titik yang tidak segaris. Perhatikan gambar

dibawah. Segitiga ABC diperoleh dengan menghubungkan titik

A, B, C dengan garis lurus.

Sifat-sifat segitiga antara lain:

a) Mempunyai 3 sisi yaitu sisi AB, BC, AC

b) Mempunyai 3 titik sudut yaitu titik sudut A, B, dan C

2) Jenis-jenis segitiga

Segitiga dapat dibedakan berdasarkan panjang sisi dan besar

sudutnya.

a) Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya

1.1) Segitiga sama sisi yaitu

segitiga yang ketiga sisinya

sama panjang.

1.2) Segitiga sama kaki yaitu

segitiga yang mempunyai dua

sisi sama panjang.

B C

A

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

21

B C

A 1.3) Segitiga sembarang yaitu

segitiga yang tidak

mempunyai sisi sama

panjang.

b) Jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya

1.1) Segitiga lancip yaitu segitiga

yang ketiga sudutnya

merupakan sudut lancip

(besarnya kurang dari 900).

1.2) Segitiga tumpul yaitu segitiga

yang salah satu sudutnya

merupakan sudut tumpul

(besarnya lebih dari 900 dan

kurang dari 1800).

1.3) Segitiga siku yaitu segitiga

yang salah satu sudutnya

merupakan sudut siku-siku

(besar 900)

3) Keliling dan luas segitiga

a) Keliling segitiga

Keliling segitiga adalah jumlah panjang sisi pembentukan

segitiga. AB, AC, dan BC adalah sisi-sisi yang membentuk

segitiga ABC.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

22

A

C B

A

C B

Keliling segitiga ABC:

b) Luas segitiga

Luas segitiga adalah daerah yang dibatasi oleh suatu

segitiga.

Segitiga-segitiga diatas memilki panjang alas (a) dan tinggi

(t). Luas segitiga dirumuskan sebagai berikut:

b. Jajargenjang

1) Pengerian Jajargenjang

Jajargenjang atau jajaran genjang (Parallelogram) adalah

bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua yang dibentuk

oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan

sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut

bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut

di hadapannya. Jajar genjang dengan empat rusuk yang sama

Luas segitiga = ½ x alas x tinggi

= ½ x a x t

K= AB+AC+BC

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

23

panjang disebut belah ketupat. Sifat-sifat yang dimiliki oleh

bangun datar jajaran genjang adalah sebagai berikut :

1. Sudut-sudut yang saling berhadapan adalah sama besar.

2. Sisi-sisi yang saling berhadap-hadapan adalah sama panjang

serta sejajar.

3. Sudut-sudut yang berdekatan bila ditotal berjumlah 180

derajat.

4. Diagonal jajar genjang saling membagi dua sama panjang.

2) Keliling dan Luas Jajargenjang

Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam

mempelajari keliling dan luas segitiga adalah pemahaman

mengenai perhitungan luas persegi panjang dan trapesium.

Apabila siswa telah memahami konsep perhitungan luas kedua

bangun tersebut, maka tidak akan mengalami banyak kesulitan

dalam mempelajari luas jajargenjang.

Keliling dan luas jajargenjang dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Keliling jajargenjang = 2 x alas + 2 x sisi miring

Luas = alas x tinggi

D

B A

C

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

24

c. Media Pembelajaran

1) Keliling dan Luas Segitiga dengan Pendekatan Persegi Panjang

a) Model alat peraga

Gambar 2.1 Model alat peraga keliling dan luas segitiga

b) Bahan dan alat kerja

(1) Kertas karton tebal

(2) Kertan marmer

(3) Flanel

(4) Lem kertas

(5) Papan gabus (sterofoam)

(6) Penggaris

(7) Cutter/gunting

(8) Pensil

(9) Paku push-pin

c) Langkah-langkah pembuatan

(1) Buat dengan penggaris besi dan cutter 2 buah model

segitiga sama kaki yang kongruen menggunakan kertas

karton yang dilapisi kertas marmer

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

25

(2) Potonglah model daerah segitiga sama kaki menjadi dua

bangun dengan berbeda warna

(3) Ubahlah segitiga yang terpotong dari bentuk segitiga

sama kaki menjadi persegi panjang

2) Keliling dan Luas Jajargenjang dengan Pendekatan Persegi

Panjang

a) Model alat peraga

Gambar 2.2 Model alat peraga keliling dan luas jajargenjang

b) Bahan dan alat kerja

(1) Kertas karton tebal

(2) Kertan marmer

(3) Flanel

(4) Lem kertas

(5) Papan gabus (sterofoam)

(6) Penggaris

(7) Cutter/gunting

(8) Pensil

(9) Paku push-pin

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

26

c) Langkah-langkah pembuatan

(1) Buat dengan penggaris besi dan cutter 2 buah model

jajargenjang yang kongruen menggunakan kertas karton

yang dilapisi kertas marmer

(2) Potonglah model daerah jajargenjang menjadi dua

bangun dengan berbeda warna seperti gambar 2.2

(3) Himpitkan potongan jajargenjang menjadi sebuah

persegi panjang

5. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

a. Pengertian

Ditinjau dari katanya, discover berarti menemukan,

sedangkan discovery menurut John M. Echol dan Hasan Sadili

(dalam Ilahi 2012: 29) adalah penemuan. Menurut Oemar Hamalik

(dalam Ilahi 2012: 29), discovery adalah proses pembelajaran yang

menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga

menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di

lapangan. Illahi (2012: 33) mendefinisikan discovery merupakan

salah satu metode yang memungkinkan para anak didik terlibat

langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mampu

menggunakan proses mentalnya untuk menemukan suatu konsep

atau teori yang sedang dipelajari.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

27

Eggen (2012: 177) mengatakan bahwa penemuan terbimbing

merupakan satu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa

contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami

topik tersebut. Model ini efektif untuk mendorong keterlibatan dan

motivasi siswa untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang

topik-topik yang jelas.

Metode penemuan terbimbing akan melibatkan siswa dalam

proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, seminar,

membaca, dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri

(Roestiyah, 2008:20). Metode penemuan terbimbing dapat dikatakan

sebagai salah satu metode yang proses pembelajarannya

membebaskan siswa untuk menemukan sendiri informasi yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan belajar. Bettina (2012: 2)

menyatakan hal yang sama tentang penemuan terbimbing, yaitu:

The Guided Discovery approach is a process in which students are encouraged to reinvent. The popular saying “don‟t reinvent the wheel” is counterproductive in the context of learning as it attempts to impart knowledge through discoveries and inventions of other people. Real learning occurs when learners are immersed in authentic situations and are allowed to figure out the solutions and experience an aha! moment and discover critical knowledge themselves.

Guru dalam proses pembelajaran metode penemuan

terbimbing mengarahkan tentang materi yang akan dibahas dalam

pertemuan tersebut. Guru memberikan bentuk bimbingan berupa

petunjuk, arahan, pertanyaan, atau dialog, sehingga diharapkan siswa

dapat menyimpulkan sesuai dengan rancangan guru. Siswa

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

28

hendaknya berperan aktif dalam pembelajaran dengan menemukan

sendiri bahan yang dipelajari.

Menurut Richard Schuman (dalam Suryosubroto, 2009:184)

langkah-langkah metode penemuan terbimbing yaitu:

1) Identifikasi kebutuhan siswa 2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip,

pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari 3) Seleksi bahan dan problema atau tugas-tugas 4) Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari

dan peran masing-masing siswa 5) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang akan

dipergunakan 6) Mencetak pemahaman siswa terhadap masalah yang

akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa 7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

penemuan 8) Membantu siswa dengan informasi atau data, jika

diperlukan siswa 9) Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi proses 10) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan

siswa 11) Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam

proses penemuan 12) Membantu siswa merumuskan prinsip-pinsip dan

generalisasi atas hasil penemuannya

Hasil penelitian Karim (2011) menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa

yang belajar melalui pembelajaran matematika dengan metode

penemuan terbimbing dengan siswa yang belajar dengan

pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian di atas

dapat disimpulkan bahwa metode terbimbing merupakan suatu

metode yang mengajarkan siswa untuk dapat memperoleh

pengetahuan baru melalui penemuan yang dilakukannya. Guru

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

29

membimbing dan mengarahkan siswa untuk mempergunakan ide,

konsep, dan ketrampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya

untuk mendapatkan pengetahuan baru.

b. Kelebihan

Menurut Suryosubroto (2009:185), kelebihan metode

penemuan terbimbing antara lain:

1) Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan

2) Strategi penemuan membangkitkan gairah siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan

3) Metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri

4) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan siswa sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus

5) Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalu proses-proses penemuan

6) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya membuat kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang “jawaban”nya belum diketahui sebelumnya

c. Kelemahan

Menurut Suryosubroto (2009: 186), kelemahan metode

penemuan terbimbing antara lain

1) Adanya persiapan mental untuk belajar misalnya, siswa yang lamban akan mengalami kebingungan dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak atau menemukan saling ketergantugan antara pengertian dalam suatu subjek atau dalam usahanya menyusun hasil penemuan dalam hasil tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

30

memonopoli penemuan dan menimbulkan frustasi pada siswa lain.

2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori.

3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

4) Mengajar dengan penemuan ini akan dipandang terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan.

5) Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti, pemecahan masalah dapat bersifat membosankan mekanisasi, formalitas, dan pasif seperti bentuk terburuk dari metode ekspositories verbal.

B. Penelitian yang relevan

Penelitian dilakukan berdasarkan beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Salah satu penelitian yang dijadikan dasar yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Asrul Karim tahun 2011 yang berjudul

“Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman konsep dan

kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran Matematika

dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik dari pada siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau berdasarkan level

sekolah, sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing.

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Ingin Tahurepository.ump.ac.id/2922/3/AJENG AYU VINDRIATIN BAB II.pdf · dengan keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Berdasarkan

31

C. Kerangka Pikir

Guru melakukan berbagai cara, strategi, dan pendekatan untuk

meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa guna mencapai tujuan

dan sarana pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu menerapkan

metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing diupayakan

dapat meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran. Kerangka

berpikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir, dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Melalui metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan rasa ingin tahu

siswa Kelas IVB SD Negeri 1 Tambaksogra.

2. Melalui metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa Kelas IVB SD Negeri 1 Tambaksogra

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

INPUT PROSES HASIL

Kondisi awal : Pembelajaran

bersifat Teacher Centered

Rasa ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti pembelajaran matematika

Berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa yang dibawah KKM

Penerapan metode penemuan terbimbing

pada pelajaran Matematika

Hasil : Pembelajaran

bersifat Student Centered

Meningkatnya rasa ingin tahu siswa kelas IVB SD Negeri 1 Tambaksogra

Prestasi belajar meningkat

Upaya Meningkatkan Rasa..., Ajeng Ayu Vindriatin, FKIP UMP, 2013