bab ii kajian pustaka a. kemampuan pemahaman konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/perdani bab...

17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep Anak Usia Dini 1. Pengertian Pemahaman Konsep Menurut Zacks & Tversky (dalam Santrock 2010:352), konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan properti umum. Apabila kita tidak memiliki konsep, kita akan kesulitan untuk merumuskan problem yang sepele dan bahkan tak bisa memecahkannya. Konsep juga membantu proses mengingat, membuatnya lebih efisien. Ketika anak mengelompokkan objek untuk membentuk konsep, mereka bisa mengingat konsep tersebut, kemudian mengambil karakteristik konsep itu. Anak memahami konsep melalui pengalaman langsung dengan objek atau kejadian dalam dunia mereka, anak juga membentuk konsep melalui pengalaman dengan simbol (sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain). Menurut Ormrod (2009:327), konsep adalah cara mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau peristiwa yang mirip dalam hal tertentu. Orang di berbagai disiplin ilmu telah mengembangkan konsep yang beraneka ragam untuk membantu mereka memahami secara lebih baik fenomena yang mereka pelajari. Menurut Santrock (2010:404), pendapat umum bahwa orang terkadang memecahkan masalah dan membentuk konsep dengan 7 Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Upload: leliem

Post on 08-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Pemahaman Konsep Anak Usia Dini

1. Pengertian Pemahaman Konsep

Menurut Zacks & Tversky (dalam Santrock 2010:352), konsep

adalah kategori-kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan

karakteristik berdasarkan properti umum. Apabila kita tidak memiliki

konsep, kita akan kesulitan untuk merumuskan problem yang sepele dan

bahkan tak bisa memecahkannya. Konsep juga membantu proses

mengingat, membuatnya lebih efisien. Ketika anak mengelompokkan

objek untuk membentuk konsep, mereka bisa mengingat konsep tersebut,

kemudian mengambil karakteristik konsep itu. Anak memahami konsep

melalui pengalaman langsung dengan objek atau kejadian dalam dunia

mereka, anak juga membentuk konsep melalui pengalaman dengan simbol

(sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain).

Menurut Ormrod (2009:327), konsep adalah cara mengelompokkan

dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau peristiwa yang

mirip dalam hal tertentu. Orang di berbagai disiplin ilmu telah

mengembangkan konsep yang beraneka ragam untuk membantu mereka

memahami secara lebih baik fenomena yang mereka pelajari.

Menurut Santrock (2010:404), pendapat umum bahwa orang

terkadang memecahkan masalah dan membentuk konsep dengan

7

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

8

memformulasikan dan menguji hipotesis telah lama muncul dalam

psikologi eksperimen. Tahap awal pembentukan konsep adalah memilih

hipotesis atau strategi yang konsisten dengan konsep penyelidikan kita.

Ketika kita mencari untuk menemukan sesuatu, prosesnya meliputi

pembentukan prioritas-prioritas, sebagai seorang peneliti mungkin

mengurutkan urutan eksperimen.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep adalah mengklasifikasikan objek dan peristiwa yang

sama membuat kehidupan lebih sederhana dan lebih mudah dipahami

karena konsep itu inti dari pemikiran kita.

Menurut Solso dkk (2007:403), pembelajaran konsep adalah:

a. Menguatkan pasangan tepat dari sebuah stimulus (misalnya kotak

merah) dengan respon yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah

konsep

b. Non penguatan (bentuk hukuman) pasangan yang tidek tepat dari

sebuah stimulus (contohnya lingkaran merah) dengan respons untuk

mengidentifikasikan sebagai konsep. Tinjauan mekanistis seperti ini

hanya memisahkan ruang kecil untuk konsep yang lazim di antara

teori kognitif moderen dari struktur internal yang memilih,

mengorganisir dan mengubah bentuk informasi.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

9

Dari beberapa pendapat dari beberapa ahli diatas, pemahaman

konsep juga bagian dari perkembangan kognitif karena dalam hal ini

pengembangan pemahaman konsep, anak dituntut untuk mampu

mengingat dan mengklasifikasikan objek, kejadian, dan karakteristik

berdasarkan properti umum sama seperti pendapat dari Zacks & Tversky

(dalam Santrock 2010:352).

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan kognitif pada anak

usia dini ditandai pula oleh kemampuan mengembangkan imitasi, memori

berpikir, mempersiapkan ketajaman objek, yaitu objek-objek itu akan tetap

ada meskipun tidak ada lagi dalam lapangan persepsinya dan bergerak dari

kegiatan yang bersifat reflek ke aktivitas yang mengarah kepada tujuan.

Menurut Dariyo (2007:43), perkembangan kognitif berhubungan

dengan meningkatnya kemampuan berpikir, memecahkan masalah,

mengambil keputusan, kecerdasan dan bakat. Optimalisasi perkembangan

kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologis, terutama pada

bayi maupun anak-anak. Seorang anak akan dapat melakukan koordinasi

gerakan tangan, kaki maupun kepala secara sadar, setelah syaraf-syaraf

maupun otot-otot bagian organ-organ tersebut sudah berkembang secara

memadai. Artinya kemampuan kognitif harus diiringi dengan kematangan

fisiologis, sehingga perkembangan kognitif makin baikdan koordinatif.

Menurut Piaget (dalam Saputra 2005:162), perkembangan kognitif

lebih kuat bergantung pada kemampuan intelektual. Tahapan-tahapan

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

10

sensorimotorik, praoprasional, oprasional kognkrit dan format oprasional

selalu dialami oleh setiap anak, dan tidak akan pernah ada yang

dilewatinya meskipun tingkat kemampuan anak berbeda-beda. Tahapan ini

meningkat lebih kompleks dari pada masa awal dan kemampuan kognititf

bertambah. Perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang dia

sebut dengan adaptasi. Adaptasi merupakan penyesuaian terhadap tuntutan

lingkungan dan intelektual melalui dua hal yaitu: asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi merupakan proses yang anak upayakan untuk menafsirkan

pengalaman barunya yang didasarkan pada interprestasinya saat sekarang

mengenai dunianya. Akomodasi merupakan aspek kedua dari adaptasi,

individu berusaha untuk menyesuaikan keberadaan struktur pikiran dengan

sejumlah pengalaman baru. Anak akan memodifikasi pendekatan untuk

menguasai perilaku anak dan memahami masa lalu.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan perkembangan

kognitif adalah pendekatan psikologi yang menyatakan anak akan mampu

mengolah informasi yang diterima untuk mengembangkan gagasan baru,

tidak hanya sekedar menerima informasi dari lingkungan. Terhadap dua

hal penting dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan, yaitu

asimilasi dan akomodasi.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

11

3. Pengertian kognitif

Menurut Desmita, (2010:103), perkembangan kognitif berkaitan

dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang

berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan

lingkungannya.

Menurut Piaget (dalam John W. Santrock 2009:44), anak-anak

membangun secara aktif dunia kognititf mereka sendiri; informasi tidak

sekedar dituangkan kedalam pikiran mereka dari limgkungan. Piaget yakin

bahwa anak-anak menyesuaikan pikiran mereka untuk mencakup gagasan

baru, karena informasi tambahan memajukan pemahaman.

Menurut Patmonodewo (2003:27), kognitif sering diartikan sebagai

kecerdasan atau berfikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai

berpikir dan mengamati jadi merupakan tingkah laku-tingkah laku yang

mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan

untuk koordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbafai

masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

Perkembangan kognitif pada anak-anak dijelaskan dengan berbagai teori

dan berbagai peristilahan. Pandangan aliran tungkah laku (behaviorise)

berpendapat bahawa pertumbuhan kecerdasan melalui terhimpunnya

informasi yang semakin bertambah. Selanjutnya dikemukakan bahawa

perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh kematangan dan pengalaman.

Perkembangan kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

12

merancang, meningkatkan dan mencari penyelesaian masalah yang

dihadapi

Menurut Susanto (2011:47), perkembangan kognitif merupakan

kemampuan individu untuk menghubungkan, nilai, dan

mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif

berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang memadai seseorang dengan

bebagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa

perkembangan kognititf adalah sebuah istilah yang digunakan oleh

psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan

dengan persepsi, pikiran ingatan, dan pengolahan informasi yang

memungkin seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah

dan merencanakan masa depan atau semua proses psikologis yang

berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,

mengamati, membayangakan, memperkirakan, menilai dan memikirkan

lingkungannya.

B. Bermain Membuat Sate

1. Pengertian Metode Bermain

Menurut Rogers C.S dan Sawyers (dalam departemen pendidikan

2005:85), bermain adalah sebuah sarana yang dapat mengembangkan

anak secara optimal. Sebab bermain berfungsi sebagai kekuatan,

pengaruh terhadap pengembangan, dan lewat bermain pula didapat

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

13

pengalaman yang penting dalam dunia anak, hal inilah yang menjadi

dasar dari inti pembelajaran anak usia dini. Permainan secara langsung

mempengaruhi seluruh area perkembangan anak dengan memberikan

kesempatan bagi anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain dan

lingkungannya. Permainan memberikan anak-anak kebebasan

berimajinasi, mengenali potensi diri atau bakat yang muncul dari dalam

diri mereka sendiri; mereka bermain untuk menikmati aktifitas mereka,

untuk merasakan bahwa mereka mampu,dan untuk menyempurnakan apa

saja yang telah ia dapat baik yang telah mereka ketahui sebelumnya

maupun hal-hal yang baru.

Menurut Yus (2011:134), bermain merupakan suatu kegiatan yang

sangat disenangi anak. Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja anak

menyempatkan untuk menggunakannya sebagai area bermain dan

permainan.

Joan dan Utami (dalam anita yus 2011:134),bermain merupakan

suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh,

baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan demikian,

bermain merupakan sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak dan

dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memacu perkembagan anak.

Bermain merupakan cara yang tepat dapat digunakan dalam kegiatan

belajar TK sekaligus ditetapkan sebagai suatu metode pengajaran.

Menurut Hurlock, (1978:320), “Bermain“ (paly) merupakan istilah

yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

14

Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakuakn untuk

kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Bermain dilakukan scara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan

dari luar atau kewajiban.

Menurut Santrock, (2009:272) permainan (play) ialah suatu

kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan

kegiatan itu sendiri.

Dari pendapat pakar-pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

melalui bermain akan menimbulkan rasa senang dan dilakukan secara

sukarela karena itu anak akan mengeksplor kemampuan

perkembangannya melalui kegiatan bermain.

2. Karakteristik Bermain

Menurut Seri Ayah Bunda (dalam sofia hartati 2005:91), bagi

anak-anak bermain adalah sarana untuk mengubah kekuatan potensial

didalam dirinya menjadi berbagai kemampuan dan kecakapan. Selain itu

bermain juga menjadi sarana penyalur energi yang sangat baik bagi anak.

Oleh karena itu kegiatan bermain pada anak hendaknya memiliki

karakteristik sebagai berikut : bermain dilakukan secara sukarela bukan

paksaan, bermain merupakan kegiatan untuk dinikmati, selalu

menyenangkan, mengasyikkan dan menggairahkan. Bermain dilakukan

tanpa “iming-iming” apapun kegiatan bermain itu sendiri sudah

menyenangkan, bermain lebih mengutamakan aktifitas daripada tujuan

karena tujuan bermain itu sendiri adalah aktifitas itu sendiri. Bermain

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

15

menuntut partisipasi aktif, baik secara fisik maupun psikis. Bermain itu

bebas, bahkan tidak harus selaras dengan kenyataan. Anak bebas

membuat aturan sendiri dan mengoperasikan fantasinya. Bermain itu

secara spontan, sesuai dengan yang diinginkannya saat itu. Makna dan

kesenangan bermain sepenuhnya ditentukan sipelaku, yaitu anak itu

sendiri yang sedang bermain

3. Kegiatan Membuat Sate

Permainan membuat sate merupakan permainan yang dilakukan

secara berkelompok maupun individual yang menuntut ketelitian dan

konsentrasi anak. Permainan ini merupakan modifikasi dari pembuatan

sate ayam atau kambing pada umumnya yang biasanya dilakukan orang

dewasa, bedanya adalah kegiatan membuat sate disini dilakukan oleh

anak usia dini dengan media atau bahan yang bisa langsung dimakan

tanpa dibakar atau dipanggang terlebih dahulu. Dalam satu tusuk sate

tersebut dapat fariasikan isi atau bahan yang digunakan. Dalam penelitian

ini, anak diharapkan dapat lebih bisa berkonsentrasi serta dapat

memahami apa yang diajarkan dan dicontohkan oleh guru serta

mengasah perkembangan kognitifnya.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

16

4. Langkah-langkah Permainan Membuat Sate :

Tabel 2.1 langkah-langkah permainan membuat sate

5. Media dalam pembelajaran permainan membuat sate adalah :

a. bahan buah-buahan : semangka, papaya, apel, jeruk, melon, dll

b. tusuk sate

6. Manfaat metode permainan membuat sate

Metode permainan membuat sate dengan buah-buahan dapat

melatih pemahaman konsep AB-AB anak, yaitu dengan cara anak dilatih

untuk berkonsentrasi dengan cara menusukkan buah-buahan yang

berbeda, yang telah dipersiapkan guru ke dalam tusuk sate. Memasukan

7. Setelah selesai anak

menyebutkan buah-buahan

apa saja yang telah mereka

buat untuk membuat sate.

8. Guru mengefaluasi hasil

kerja siswa apakah sudah

sesuai harapan atau belum.

9. Siswa boleh memakan sate

yang telah mereka buat

dengan makan bersama-

sama

10. Anak melakukan kegiatan

membuat sate sesuai dengan

apa yang telah dicontohkan

oleh guru

1. Guru mejelaskan cara bermain membuat

sate dengan konsep AB-AB

2. Guru menjelaskan apa yang harus

dilakukan dan tidak dilakukan serta

memperingatkan kepada peserta didik

tentang alat dan bahan yang akan

digunakan.

3. Sebelum kegiatan membuat sate

dilakukan, anak diminta untuk

menyebutkan bahan buah-buahan apa

saja yang digunakan dalam proses

pembelajaran.

4. Kemudian guru mencotohkan cara

menusukkan buah-buahannya. Konsep

AB-AB disini diterapkan yaitu dengan

contoh jeruk melon-jeruk melon.

5. Guru menyiapkan bahan/alat/bahan

yang akan digunakan.

6. Anak menyebutkan buah-buahan apa

saja yang dipergunakan saat itu untuk

membuat sate, dari tusukan pertama dan

tusukan ke empat yaitu terakhir.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

17

buah-buahan tersebut juga harus secara perlahan dan hati-hati karena

tusuk sate agak runcing.

Anak juga belajar mengenai suatu hal yang ada di dalam

lingkunagn sekitar yaitu jenis buah-buahan mengenal berbagai rasa

makanan. Dalam permainan ini anak akan saling berpartisipasi ke dalam

apa yang telah ditugaskan oleh guru untuk memainankan permainan

membuat sate ini dan rasa menghargai dan kepada teman akan muncul

dalam kegiatan ini. Yang paling penting adalah anak diajarkan untuk

saling bekerjasama dalam setiap kegiatan yang dibagi secara

berkelompok agar menjadikan hasil yang optimal dan memuaskan. Anak

bisa mengenal berbagai macam buah-buahan contohnya yakni: apel,

mangga,pir, semangka, melon, nanas, buah naga dll.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian

Menurut Sudjana (2010:3), penilaian adalah proses pemberian atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hail-hasil

belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

Menurut Tyler (dalam Anita Yus, (2010:39), merupakan sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,

dan bagaimana tujuan pendidkan sudah tercapai.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

18

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004: 50), penilaian

merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi

secara sistemati, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan

hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah di capai oleh anak

didik melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Cara mencatatan hasil

penilaian harian di laksanakan sebagai berikut:

o : Untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang di

harapkan

: Untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang

diharapkan.

: Anak yang perilakunya melebihi dengan yang di harapkan dan sudah

dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.

Prosedur penilaian harian menurut pedoman penilaian

Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah Dorektorat Pembina TK

(2010) Catatan hasil penilaian harian perkembangan anak di cantumkan

pada kolom pada penilaian di RKH, sebagai berikut:

Anak yang belum berkembang ( BB ) Sesuai dengan indikator

seperti; dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom

penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang.

Anak yang sudah mulai berkembang ( MB ) sesuai dengan

indikator sesuai yang di harapkan RKH mendapat tanda dua bintang.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

19

Anak yang sudah berkembang sesuai harapan ( BSH ) pada

indikator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda tiga

bintang.

Anak yang berkembang yang sangat baik ( BSB ) melebihi

indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat

bintang.

Menurut Depdiknas ( 2004: 6) cara penilaian hasil penilaian harian

dilaksanakan sebgai berikut :

o : Dapat digunakan juga untuk meninjukan bahwa anak

melakukan/menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru.

: Artinya Kemampuan anak cukup.

: Dapat digunakan juga untuk menunjukan bahwa anak mampu

melakukan/ menyelesaikan tanpa bantuan guru.

Dari beberapa pendapat prosuder penilaian diatas peneliti

menggunakan penilaian Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah

Direktor Pembinaan TK (2010) yaitu menggunakan pedoman penilaian

sebagai berikut :

Anak yang belum berkembang ( BB ) Sesuai dengan indikator

seperti; dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom

penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang

Anak yang sudah mulai berkembang ( MB ) sesuai dengan

indikator sesuai yang di harapkan RKH mendapat tanda dua bintang

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

20

Anak yang sudah berkembang sesuai harapan ( BSH ) pada

indikator seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda tiga

bintang.

Anak yang berkembang yang sangat baik ( BSB ) melebihi

indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat

bintang.

2. Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar disesuaikan dengan kurikulum/program

pembelajaran yang ada. Indikator yang akan dikembangkan disesuaikan

dengan Standar Kompetensi (AK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada

setiap aspek pengembangan Anak Usia Dini. Pengembangan pemahaman

konsep AB-AB dengan metode bermain membuat sate dengan buah-

buahan pada anak kelompok B TK Khoirun Nida Kawunganten, Cilacap

Semester Genap Tahun Ajaran 2013-2014. Adapun kemampuan kognitif

anak dalam kurikulum TK (2004 : 45) adalah : …

Tabel 2.2 Indikator Hasil Belajar

Hasil Belajar Hasil Belajar Indikator

Anak mampu

memahami konsep

sederhana,

memecahkan

masalah sederhana

dalam kehidupan

sehari-hari.

Anak dapat memahami

bentuk dan jenis buah-

buahan.

1. Mengelompokkan benda atau buah-

buahan sesuai dengan apa yang telah

dicontohkan guru dan sesuai dengan

konsep AB-AB (jeruk apel-jeruk apel)

Anak dapat memahami

konsep-konsep

matematika sederhana

2. Memperkirakan urutan berikutnya

setelah melihat bentuk dari dua pola

yang berurutan (dua pola berurutan

yaitu awal pola jeruk apel dan yang

kedua juga jeruk apel lagi).

3. Meniru pola dengan berbagai buah-

buahan yang sudah disediakan guru

sebelumnya.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

21

D. Kerangka Berfikir

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, untuk mengambil data

anak maka peneliti megumpulkan data melalui dokumentasi dan observasi,

karena pada kondisi awal didapati kemampuan kognitif anak masih sangat

rendah maka peneliti menetapkan penelitian tindakan kelas tersebut dengan

menggunakan 2 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali pertemuan, pada

siklus I kemampuan kognitif anak belum meningkat, maka dilanjutkan pada

siklus II, pada siklus II kemampuan kognititf anak sudah meningkat maka

peneliti tindakan kelas dihentiakn sampai siklus II dan dapat digambarkan

sebagai berikut

Dalam bagan kerangka berpikir dibawah ini dalam penelitian tindakan

kelas peneliti berasumsi bahwa metode dapat meningkatkan kemampuan

kognitif anak melalui Pemahaman Konsep AB-AB Dengan Metode Bermain

Membuat Sate Dengan Buah-buahan Pada Anak Kelompok B TK Khoirun

Nida Kawunganten, Cilacap Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

22

Bagan Alur Berpikir

Gambar 2.1 Bagan Alur Bepikir

Berdasarkan bagan kerangka berfikir penelitian tindakan kelas di atas,

peneliti berasumsi untuk meningkatkan pemahaman konsep AB-ABmelalui

metode dermain Dengan Buah-buahan Pada Anak Kelompok B TK Khoirun

Nida Kawunganten, Cilacap Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.

Catatan : Bila refleksi hasil Siklus 2 ternyata belum maksimal maka perlu

dilakukan tindakan pada siklus 3.

KONDISI AWAL

(Identifikasi Masalah)

REFLEKSI

Hasil Siklus 2

OBSERVASI/

Evaluasi

PeMAHAMAN

Konsep AB-AB

Siklus 2

Pelak. Siklus II

Dilakukan Kegiatan

Membuat sate 3

Kali

PELAK. SIKLUS I

Dilakukan Kegiatan

Membuat sate 3

Kali

OBSERVASI

Evaluasi Pemahaman

Konsep AB-AB Siklus I

PERENCANAAN

Perbaikan dengan

Kegiatan membuat

sate dengan bahan

buah-buahan

REFLEKSI / Diskusi

Hasil Siklus 1 (Hasil

belum maksimal)

PERENCANAAN 2

Pemahaman konsep

AB-AB Siswa

melalui kegiatan

membuat sate

Selesai

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemahaman Konsep …repository.ump.ac.id/2605/3/PERDANI BAB II.pdf · 2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Menurut Yusuf LN (2010:155), perkembangan

23

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir diatas, diasumsikan bahwa melalui

kegiatan bermain membuat sate dengan buah-buahan dapat meningkatkan

Pemahaman Konsep AB-AB pada Anak Kelompok B TK Khoirun Nida

Kawunganten, Cilacap Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.

Upaya Meningkatkan Pemahaman..., Perdani Septiana Rahayu, FKIP UMP 2014