bab ii kajian pustaka 2.1 definisi bunyi ii.pdf · 2.1 definisi bunyi . bunyi adalah suatu efek...

18
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media lainnya yang berasal dari suatu sumber bunyi. Vibrasi atau getaran media ini digambarkan sebagai suatu gelombang dengan frekuensi dan amplitudo tertentu tergantung nada dan intensitas bunyi. Gelombang ini merupakan pemampatan dan perenggangan media yang merambat menjauhi sumber bunyi. Dalam proses penghantaran bunyi, keberadaan media sangat penting. Media tempat gelombang bunyi merambat harus mempunyai massa dan elastisitas. Pada umumnya medianya adalah udara. Gelombang bunyi tidak dihantarkan di ruang hampa. Media perantara padat lebih cepat menghantarkan bunyi dibandingkan udara (Agarwal, 1992). 2.2 Anatomi Telinga dan Fisiologi Pendengaran Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam. Telinga luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga. Telinga luar dan tengah menghantarkan suara ke koklea, yang memisahkan suara sesuai frekuensi sebelum suara ditransduksi oleh sel rambut menjadi kode neural dalam serat saraf pendengaran. Pada telinga luar terdapat konka yang paling penting secara akustik (Moller, 2006). 5

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bunyi

Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang

disebabkan oleh vibrasi udara atau media lainnya yang berasal dari suatu sumber

bunyi. Vibrasi atau getaran media ini digambarkan sebagai suatu gelombang

dengan frekuensi dan amplitudo tertentu tergantung nada dan intensitas bunyi.

Gelombang ini merupakan pemampatan dan perenggangan media yang merambat

menjauhi sumber bunyi. Dalam proses penghantaran bunyi, keberadaan media

sangat penting. Media tempat gelombang bunyi merambat harus mempunyai

massa dan elastisitas. Pada umumnya medianya adalah udara. Gelombang bunyi

tidak dihantarkan di ruang hampa. Media perantara padat lebih cepat

menghantarkan bunyi dibandingkan udara (Agarwal, 1992).

2.2 Anatomi Telinga dan Fisiologi Pendengaran

Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam. Telinga

luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga. Telinga luar dan tengah

menghantarkan suara ke koklea, yang memisahkan suara sesuai frekuensi sebelum

suara ditransduksi oleh sel rambut menjadi kode neural dalam serat saraf

pendengaran. Pada telinga luar terdapat konka yang paling penting secara akustik

(Moller, 2006).

5

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

6

Sepertiga bagian lateral dari liang telinga adalah tulang rawan. Mengandung

kelenjar seruminosa dan kelenjar rambut. Bagian dua pertiga medial liang telinga

meliputi tulang. Liang telinga berbentuk tuba yang terbuka pada satu ujung dan

tertutup pada sisi lainnya, dikatakan sebagai resonator seperempat gelombang

(Mills dkk., 2006).

Telinga tengah merupakan rongga berisi udara yang terbagi atas kavum

timpani dan air cell mastoid (Probst dkk., 2006). Telinga tengah terdiri dari

membran timpani dan 3 tulang kecil yaitu maleus, inkus dan stapes. Di dalam

telinga tengah juga terdapat dua otot kecil yaitu m. tensor timpani yang melekat

pada manubrium maleus dan m. stapedius yang melekat pada stapes. M. tensor

timpani dipersarafi oleh n. trigeminus sedangkan m. stapedius dipersarafi oleh n.

fasialis. Korda timpani adalah cabang n. fasialis yang berjalan menyeberangi

rongga telinga tengah. Tuba Eustachius menghubungkan rongga telinga tengah

dengan faring (Moller, 2006).

Membran timpani berbentuk agak oval dan merupakan selaput tipis pada

ujung liang telinga. Gendang telinga berbentuk kerucut dan agak cekung bila

dilihat dari liang telinga. Bagian utama dari gendang telinga disebut pars tensa dan

bagian kecilnya disebut pars flasida yang lebih tipis dan terletak di atas

manubrium maleus. Gendang telinga ditutupi oleh selapis sel epidermis yang

berlanjut dari kulit liang telinga. Tuba Eustachius terdiri dari bagian tulang atau

protimpanum yang berlokasi dekat rongga telinga tengah dan bagian tulang rawan

yang membentuk celah tertutup saat berakhir di nasofaring (Moller, 2006).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

7

Telinga dalam atau labirin terletak di dalam tulang temporal, terdiri dari

koklea dan vestibular seperti disajikan pada Gambar 2.1. Koklea atau rumah

siput berupa dua setengah lingkaran dan vestibular terdiri dari 3 buah kanalis

semisirkularis. Koklea memiliki 3 saluran yang terisi cairan yaitu skala vestibuli,

skala timpani dan skala media. Skala media yang berlokasi di tengah koklea,

dipisahkan dari skala vestibuli oleh membran Reissner dan dari skala timpani oleh

membran basilar. Pada membran basilar ini terdapat organ Corti yang

mengandung sel rambut (Moller, 2006).

Gambar 2.1 Anatomi Telinga (Ganong, 2009).

Organ Corti adalah organ sensori yang terstruktur baik. Terdapat 1 baris sel

rambut dalam dan 3 baris sel rambut luar pada bagian atas membran basilar

dengan berbagai sel pendukung yang bervariasi. Sel rambut adalah sel reseptor

sensori dari pendengaran dan keseimbangan serta sel yang paling penting dalam

telinga dalam. Sel rambut memiliki mekanoreseptor khusus yang mengubah

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

8

stimulus mekanik yang berkaitan dengan pendengaran dan keseimbangan menjadi

informasi neural yang diteruskan ke otak (Oghalai dan Brownell, 2004).

Koklea pada manusia membentuk 2 ½ sampai 2 ¾ putaran dimana panjang

keseluruhannya sekitar 3,1-3,3 cm dan tinggi sekitar 0,5 cm (Moller, 2006).

Koklea adalah bagian telinga yang paling penting dan bisa dimengerti apa yang

terjadi dalam koklea bisa mengakibatkan banyaknya kunci permasalahan

pendengaran. Koklea terisi oleh cairan yang hampir tidak bertekanan dan juga

memiliki dinding tulang yang kaku. Terbagi dua panjangnya oleh dua membran,

yaitu membran Reissner dan membran basilar seperti disajikan pada Gambar 2.2

(Mills dkk., 2006).

Gambar 2.2 Potongan melintang koklea (Mills dkk., 2006).

Energi akustik memasuki koklea melalui kerja seperti piston dari kaki stapes

pada tingkap lonjong dan diteruskan langsung pada perilimfe dari skala vestibuli.

Perilimfe dari skala vestibuli berhubungan dengan perilimfe dari skala timpani

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

9

melalui sebuah bukaan kecil dari apeks koklea yang dikenal sebagai helikotrema

(Mills dkk., 2006).

Ketika tingkap lonjong bergerak dengan adanya suara, perbedaaan tekanan

diaplikasikan menyeberangi membran basilar, yang mengakibatkan pergerakan

membran basilar. Perbedaan tekanan dan pola pergerakan membran basilar

memerlukan waktu untuk berkembang dan bervariasi tergantung panjangnya

membran basilar. Pola yang muncul tidak tergantung pada ujung mana dari koklea

yang distimulasi (Mills dkk., 2006).

Telinga luar mendapat aliran darah cabang aurikulotemporal a. temporalis

superfisial di bagian anterior dan di bagian posterior mendapat aliran darah oleh

cabang aurikuloposterior a. karotis eksterna. Kavum timpani mendapat aliran

darah oleh berbagai cabang a. karotis eksterna (a. meningea media, a. faringeal

ascenden, a. maksilaris dan a. stilomastoid). Telinga dalam mendapat aliran darah

oleh a. labirin yang berasal dari a. antero inferior cerebellar atau a. basilaris. Arteri

labirin ini berjalan bersama n. vestibulokoklearis melalui kanalis auditorius

internus, yang kemudian terbagi menjadi a. vestibularis dan a. koklearis (Probst

dkk., 2006). Arteri labirin adalah end-artery dengan sedikit atau tanpa suplai

darah kolateral ke koklea. Penting untuk dicatat bahwa a. labirin yang berjalan di

kanalis auditorius internus bukan arteri tunggal namun berupa beberapa arteriol

kecil, hampir seperti pleksus arteri (Moller, 2006).

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang suara dan liang telinga meneruskan gelombang

ini yang akan menggetarkan gendang telinga. Daun telinga juga membantu

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

10

lokalisasi suara dan lebih efisien dalam menyampaikan suara frekuensi tinggi

dibanding frekuensi rendah. Gelombang suara yang mencapai gendang telinga

akan berjalan sepanjang rantai pendengaran yang terdiri dari tulang inkus, maleus

dan stapes. Gendang telinga dalam rantai pendengaran paling efisien dalam

mentransmisikan suara antara 500 Hz dan 3000 Hz yang merupakan frekuensi

yang paling penting untuk mengerti percakapan (Lee, 2003).

Dalam penerimaan bunyi, proses transmisi dibedakan menjadi dua bagian

sesuai organ penerima, yaitu transmisi aerodinamik dimana stimulus bunyi

berpindah dari liang telinga ke membran timpani dan dari membran timpani ke

tulang pendengaran. Transmisi yang ke dua adalah transmisi hidrodinamik yaitu

stimulus bunyi berpindah dari foramen ovale ke telinga dalam melalui cairan

perilimfe dan endolimfe (Mills dkk., 2006).

Telinga tengah mentransformasikan energi akustik dari media udara ke

media cairan. Hal ini merupakan sistem pencocokan impedans untuk memastikan

energi tidak hilang. Dengan bergetarnya membran timpani, rantai pendengaran

akan bergerak 1 rotasi aksis dari processus anterior maleus melewati processus

inkus. Ketika energi suara mencapai tingkap lonjong, koklea mentransformasikan

sinyal dari energi mekanik menjadi energi hidrolik dan akhirnya sel-sel rambut

menjadi energi bioelektrik. Seiring dengan keluar dan masuknya footplate stapes

dari tingkap lonjong, sebuah gelombang yang berjalan diciptakan dalam koklea

melalui teori gelombang Bekessy (Lee, 2003).

Sepanjang perjalanan gelombang melalui koklea, gelombang ini akan

mengakibatkan pergerakan membran basilar dan membran tektorial. Perbedaan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

11

gerakan ke dua membran mengakibatkan terlipatnya sel rambut stereosilia.

Lipatan ini mendepolarisasi sel rambut yang akibatnya memulai impuls aferen

saraf (Lee, 2003).

Gelombang suara berjalan dari dasar ke apeks sepanjang membran basilar

sampai gelombang mencapai maksimum. Perjalanan gelombang ini ditentukan

oleh interaksi frekuensi suara dan membran basilar. Sel rambut luar mudah

bergerak, bereaksi mekanik pada sinyal yang datang dengan memendek dan

memanjang tergantung karakteristik frekuensi. Sel rambut luar adalah bagian dari

umpan balik mekanisme aktif, menyesuaikan kekuatan fisik dari membran

basilaris sehingga frekuensi yang diberikan secara maksimal menstimulasi sel

rambut dalam (Lee, 2003).

Neuron frekuensi tertentu mentransmisikan kode neural dari sel rambut ke

sistem auditorius. Sekali impuls saraf terinisiasi, sinyal ini akan berjalan

sepanjang jaras pendengaran dari sel ganglion spiral dalam koklea ke modiolus, di

mana serat ini membentuk cabang koklea dari N. VIII. Lalu dilanjutkan ke

nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran atau area 39-40 di lobus

temporalis (Lee, 2003).

2.3 Epidemiologi

Gangguan pendengaran tentunya dapat mengakibatkan penurunan fungsi

komunikasi dan penurunan kualitas hidup bagi penderitanya. Tuli akibat bising

merupakan tuli sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis.

Lebih dari 28 juta orang Amerika mengalami ketulian dengan berbagai macam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

12

derajat, di mana 10 juta orang di antaranya mengalami ketulian akibat terpapar

bunyi yang keras pada tempat kerjanya (Rabinowitz, 2000). Sebanyak 35 juta

orang di Amerika menderita ketulian dan 8 juta orang diantaranya merupakan tuli

akibat kerja (Heggins, 1998).

Penelitiannya terhadap 105 karyawan pabrik dengan intensitas bising antara

79 s/d 100 dB didapatkan bahwa sebanyak 74 telinga belum terjadi pergeseran

nilai ambang, sedangkan sebanyak 136 telinga telah mengalami pergeseran nilai

ambang dengar, derajat ringan sebanyak 116 telinga (55,3%), derajat sedang 17

(8%) dan derajat berat 3 (1,4%) (Oetomo dan Suyitno, 1993). Sebanyak 32,2%

dalam suatu penelitian terhadap karyawan pabrik gula menderita dugaan NIHL

(Harnita, 1995). Penelitian di Singapura yang dilakukan terhadap 40 karyawan

diskotik didapatkan 41,9% karyawannya menderita tuli akibat bising (Airlangga

dan Nahrawi, 2007).

2.4 Definisi Bising

Bising secara subjektif dapat didefinisikan sebagai bunyi yang mengganggu,

tidak disenangi dan tidak diinginkan. Secara objektif bising adalah kumpulan

getaran bunyi yang terdiri dari berbagai frekuensi dan amplitudo baik berifat

periodik atau non periodik (Roestam, 2004). Dalam kesehatan kerja bising

merupakan bunyi yang dapat menyebabkan penurunan pendengaran secara

kuantitatif berupa peningkatan ambang dengar maupun secara kualitatif berupa

penyempitan spektrum pendengaran di mana berkaitan dengan faktor intensitas,

frekuensi, durasi dan pola waktu (Alberti, 2003; Brasto, 2008).

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

13

Secara psikologik bising dapat menggangu seseorang namun tidak dapat

dirasakan oleh orang lain. Berbagai macam jenis musik yang memekakkan telinga

tidak dirasakan menggangu oleh para penggemarnya, walaupun berakibat

gangguan fungsi pendengaran, sebaliknya musik yang intensitasya rendah dapat

dirasakan mengganggu bagi yang tidak menyukainya (Roestam 2004).

Tabel 2.1. Batas pajanan bising yang diperkenankan sesuai

Keputusan Menteri Tenaga Kerja 1999 (Soetirto dan Bashirudin, 2007). Waktu Lama pajan/hari Intensitas (dB)

24 80

16 82

Jam 8 85

4 88

2 91

1 94

30 97

15 100

Menit 7,5 103

3,75 106

1,88 109

0,94 112

28,12 115

14,06 118

7,03 121

3,52 124

Detik 1,76 127

0,88 130

0,44 133

0,22 136

0,11 139

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

14

Bising dapat dibagi dalam beberapa macam. Bising kontinyu merupakan

bising dengan spektrum luas dan menetap dengan batas amplitudo kurang lebih 5

dB untuk periode waktu 0,5 detik atau disebut steady wide band noise. Bising

kontinyu dapat berspektrum sempit dan menetap atau disebut steady narow band

noise. Bising terputus-putus atau intermiten noise adalah bising yang tidak

berlangsung terus menerus namun terdapat periode relatif berkurang. Bising yang

disebabkan pukulan yang kurang dari 0,1 detik sering disebut impact noise atau

bila bising tersebut berulang disbut repeated impact noise. Bising yang berasal

dari ledakan tunggal disebut explosive noise. Apabila berulang disebut repeated

explosive noise. Bising ini dapat menimbulkan rasa kejut pada pendengarnya

karena memliki perubahan tekanan bunyi melebihi 40 dB dalam waktu yang

sangat cepat (Roestam, 2004).

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja 1999 maka batas waktu

pajanan bising yang diperkenankan di Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 2.1

(Soetirto dan Bashirudin, 2007).

2.5 Pemangku dan Genta

Pemangku atau Jro Mangku sering disebut sebagai Pinandita merupakan

jabatan suci yang diberikan kepada seseorang untuk menjalankan tugas-tugas suci

yang berkaitan dengan pelaksanaan Yadnya atau upacara keagamaan Hindu.

Pemangku berasal dari kata ‘Pangku’ yang memiliki makna yang sama dengan

menyangga atau memikul tanggung jawab melayani umat Hindu dalam

pelaksanaan Yadnya atau upacara keagamaan Hindu (Suhardana, 2008).

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

15

Pemangku terdiri dari beberapa macam yaitu 1) Pemangku Widhi dimana

pemangku ini bertugas di Pura Khayangan Tiga, Pura Dangkhayangan serta Pura

Dadia berawal dari keturunan dan di sudi oleh masyarakat, 2) Pemangku

Pinandita yang bertugas nganteb banten tingkat Dewa Yadnya, Manusa Yadnya

dan Bhuta Yadnya, 3) Pemangku Balian yang dalam tugasnya mengobati

masyarakat yang sakit, 4) Pemangku Tapakan yang tugasnya melayani Pura yang

di emong, 5) Pemangku Sadeg yang tugasnya sebagai pengayah setelah upacara

piodalan, 6) Pemangku Dalang yang tugasnya sebagai Dalang, pewayangan dan

memohon pembersihan ‘Sudha Mala” dalam upacara ‘Sapuh Leger’ dan 7)

Pemangku Tapini yang tugasnya sebagai tukang banten (Suhardana, 2008).

Sudah menjadi tradisi atau kebiasaan bagi umat Hindu dalam menyelesaikan

suatu upacara agama dengan skala yang cukup besar, umumnya meminta bantuan

pemangku. Dengan bantuan pemangku yang diiringi mantra dan genta, upacara

yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan baik. Dalam pelaksanaan upacara,

seorang pemangku selalu menggunakan genta di tangan kirinya setinggi

epigastrium. Genta tersebut dibunyikan oleh pemangku sambil membaca mantra

dalam mengiringi jalannya suatu upacara (Suhardana, 2008).

Genta terbuat dari kuningan yang dicampur perunggu. Genta ini

menghasilkan suara dentingan yang panjang serta bernada tinggi. Terdapat tiga

macam cara membunyikan genta. Ketiga jenis bunyi genta itu dinamakan 1)

Lembu Mangan Dukut. Dalam hal ini genta dibunyikan seperti suara keroncongan

sapi ketika makan rumput. Setiap siklus, genta dibunyikan tiga kali dan

seterusnya. Jenis ini dipergunakan pada waktu upacara Dewa Yadnya; 2) Bramara

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

16

Ngisep Sari. Disini genta dibunyikan seperti dengung suara kumbang ketika

menghisap sari bunga. Setiap siklus, genta dibunyikan enam kali dan seterusnya.

Jenis upacara ini dipergunakan pada waktu upacara Manusa Yadnya, Pitra Yadnya

dan Rsi Yadnya; 3) Bima Kroda. Dalam hal ini genta dibunyikan seperti suara

genta yang ribut, seperti Bima yang sedang mengamuk. Jenis ini dipergunakan

pada waktu upacara Bhuta Yadnya. Berdasarkan hasil observasi intensitas bunyi

genta didapatkan yaitu berkisar 100-103,7 dB (Suhardana, 2008).

2.6 Pengaruh Kebisingan Terhadap Kerusakan Telinga Dalam

Efek suara atau bunyi dapat menimbulkan respon adaptasi, peningkatan

ambang dengar sementara atau peningkatan ambang dengar menetap yang

dilakukan sebagai respon terhadap rangsangan auditori. Respon adaptasi terjadi

apabila terdapat rangsangan bunyi pada telinga yang merupakan suatu fenomena

fisiologis. Rangsangan bunyi dengan paparan sebesar 70 dB atau kurang akan

terjadi pemulihan selama kurang dari setengah detik. Peningkatan ambang dengar

sementara akan muncul bila terdapat rangsangan atau paparan bising dengan

intensitas yang cukup tinggi. Umumnya pemulihan dapat berlangsung dalam

hitungan menit atau jam. Secara umum dapat dibagi menjadi 2 yaitu reaksi lelah

yang secara fisiologis dapat berlangsung lebih dari 2 menit dimana respon

pemulihan lengkap terjadi selama kurang dari 16 jam dan kelelahan patologis atau

peningkatan ambang dengar sementara berjalan lama dimana waktu pemulihan

berlangsung lama dan pemulihan kadang tidak sempurna. Pada peningkatan

ambang dengar menetap sering diakibatkan oleh adanya paparan bunyi yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

17

sangat tinggi dan berlangsung singkat atau paparan dengan instensitas yang cukup

tinggi namun dengan waktu paparan yang berlangsung cukup lama (Alberti, 2003;

Dobie, 2006).

Bising dapat mengakibatkan kerusakan pada telinga dalam. Lesi dapat

terjadi bervariasi dari disosiasi organ Corti, membrana rusak atau pecah,

perubahan stereosilia dan organ subseluler. Bising juga berpengaruh terhadap sel

ganglion saraf, membrana tektoria, pembuluh darah dan stria vaskularis. Pada

observasi kerusakan organ Corti dengan mikroskop elektron dapat diketahui

bahwa sel-sel sensori dan sel penunjang merupakan bagian yang paling peka di

telinga dalam (Soetirto dan Bashirudin, 2007).

Jenis kerusakan pada struktur organ tertentu yang ditimbulkan bergantung

pada intensitas, lama pajanan dan frekuensi bising. Penelitian menggunakan

intensitas bunyi 120 dB dan kualitas bunyi nada murni sampai bising dengan

waktu pajanan 1-4 jam menimbulkan beberapa tingkat kerusakan sel rambut.

Kerusakan juga dapat dijumpai pada sel penyangga, pembuluh darah dan serat

aferen (Soetirto dan Bashirudin, 2007).

Stimulasi bising pada tingkat intensitas sedang dapat mengakibatkan

perubahan ringan pada silia dan Hensen’s body, sedangkan stimulasi dengan

intensitas yang lebih keras dengan pajanan yang lebih lama akan mengakibatkan

kerusakan struktur sel rambut lain seperti mitokondria, granula lisosom, lisis sel

dan robekan di membran Reisner. Pajanan bunyi dengan efek destruksi yang tidak

begitu besar menyebabkan terjadinya floppy silia yang sebagian masih reversibel.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

18

Kerusakan silia menetap ditandai dengan fraktur rootlet silia pada lamina

retikularis (Soetirto dan Bashirudin, 2007).

Sepuluh milimeter dari foramen ovale terdapat sel rambut yang memiliki

amplitudo paling besar dan menerima energi terbesar terhadap paparan bising,

sehingga bagian tersebut akan mudah cedera akibat paparan bising yang disebut

sebagai 4000 Hz receptors. Karena hubungannya dengan serabut saraf sering juga

disebut 4000 Hz nerve fiber. Tempat ini merupakan lokus minoris pada organ

Corti (Alberti, 2003).

2.7 Pemeriksaan Gangguan Pendengaran

Pemeriksaan telinga dan pendengaran dimulai dengan anamnesis yang

mencakup riwayat gangguan pendengaran herediter, riwayat penyakit telinga

sebelumnya, paparan bising dan obat-obat ototoksik. Pemeriksaan dilanjutkan

dengan inspeksi yang menyeluruh dari daun telinga dan sekitarnya. Pemeriksaan

otoskopi kemudian dilakukan untuk dapat menilai kondisi liang telinga dan

membran timpani (Probst dkk., 2006). Pemeriksaan hidung, nasofaring dan jalan

nafas atas perlu dilakukan dengan seksama.

Evaluasi pendengaran dapat ditentukan dengan berbagai cara mulai dari

pengukuran sederhana sampai pengukuran dengan alat khusus. Contoh alat

pengukuran sederhana atau kualitatif adalah garpu tala, sedangkan alat khusus

atau kuantitatif misalnya dengan audiometri, Oto Acoustic Emission atau OAE,

Auditory Brainstem Response atau ABR dan Auditory Steady State Response atau

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

19

ASSR (Soetirto dan Bashirudin, 2007). Dalam penelitian ini, gangguan

pendengaran dievaluasi dengan menggunakan audiometri nada murni.

2.7.1 Audiometri Nada Murni

Audiometri nada murni adalah pengukuran sensitivitas pendengaran dengan

frekuensi yang dimulai dari 250 Hz sampai 8000 Hz. Pemeriksaan ini adalah dasar

dari evaluasi pendengaran dan dilaksanakan dalam ruang kedap suara.

Pemeriksaan audiometri digunakan untuk memeriksa seluruh sistem auditorius

mulai dari telinga luar sampai korteks auditorius (Sweetow dan Bold, 2004).

Pada audiometri nada murni, ambang didapatkan baik melalui konduksi

udara maupun konduksi tulang. Pada pengukuran konduksi udara, perbedaan

stimulus nada murni yang berbeda-beda ditransmisikan melalui earphone. Sinyal

melewati liang telinga masuk ke dalam kavum timpani melalui tulang

pendengaran ke koklea dan kemudian menuju sistem auditorius pusat. Ambang

konduksi udara menggambarkan mekanisme integritas auditorius perifer.

Sedangkan pada pengukuran konduksi tulang, sinyal ditransmisikan melalui

getaran tulang yang biasanya diletakkan pada prominentia mastoid. Nada murni

secara langsung menstimulus koklea setelah melewati liang telinga dan telinga

tengah. Hasil pemeriksaan audiometri berupa audiogram dalam bentuk grafik

yang menggambarkan ambang pendengaran dalam frekuensi (Bess dan Humes,

2008).

Satuan stimulus diberikan dalam satuan desibel atau dB. Secara klinis, batas

normal untuk audiogram adalah 0-20 dB Hearing Level atau HL, dan 0-15 dB HL

untuk anak-anak (Hall dan Lewis, 2003). Sedangkan derajat gangguan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

20

pendengaran sesuai World Health Organization atau WHO (1991) adalah ambang

≤ 25 dB dikategorikan normal, ambang 26-40 dB dikategorikan gangguan

pendengaran derajat ringan, ambang 41-60 dB mencerminkan gangguan

pendengaran sedang, ambang 61-80 dB dikategorikan gangguan pendengaran

berat, ≥ 81 dB dikategorikan gangguan pendengaran sangat berat. Frekuensi yang

penting untuk mengerti percakapan adalah di antara 500-8000 Hz. Pada tuli

konduksi, didapatkan hantaran tulang yang normal dan gangguan terdapat pada

hantaran udara sedangkan pada tuli sensorineural tidak terdapat gap antara

hantaran udara dan tulang (Hall dan Lewis, 2003).

2.8 Diagnosis Gangguan Pendengaran Akibat Bising

Diagnosis gangguan pendengaran akibat bising dapat ditegakkan

berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik dan otoskopi serta

pemeriksaan penunjang berupa audiometri (Soetirto dan Bashirudin, 2007).

Pada anamnesis seseorang pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan

bising dalam jangka waktu cukup lama umumnya 5 tahun atau lebih (Soetirto dan

Bashirudin, 2007). Ketulian timbul secara bertahap yang biasanya terjadi dalam 5-

10 tahun pertama paparan (Heggins, 1998). Tuli ini umumnya mengenai ke dua

telinga (Probst dkk., 2006). Penting untuk ditanyakan adalah riwayat pajanan

bising termasuk intensitas bising, lama paparan dalam sehari dan lama paparan

dalam seminggu serta lama kerja dalam lingkungan bising tersebut. Perlu juga

diperhatikan mengenai riwayat ketulian dalam keluarga, penggunaan zat atau obat

yang bersifat ototoksik serta trauma kepala. Penderita tuli akibat bising biasanya

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

21

datang dengan keluhan utama kurang pendengaran. Bila sudah cukup berat

disertai keluhan sukar menangkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila

lebih berat lagi maka percakapan yang keraspun sulit dimengerti. Selain itu,

penderita tuli akibat bising juga sering mengeluh tinitus nada tinggi yang hilang

timbul. Bila terjadi paparan bising berulang, maka tinitus akan menetap. Tinitus

menjadi lebih mengganggu pada saat suasana sunyi atau pada saat penderita akan

tidur, sehingga penderita mengeluh sukar tidur dan sulit berkonsentrasi (Dobie,

2006; Soetirto dan Bashirudin, 2007).

Pada pemeriksaan fisik telinga dan otoskopi tidak didapatkan adanya

kelainan. Pada pemeriksaan tes penala didapatkan tes Rinne hasil positif, tes

Weber lateralisasi ke telinga yang sehat, tes Schwabach memendek pada telinga

yang terkena. Kesan jenis ketuliannya adalah sensorineural. Pada pemeriksaan

audiometri nada murni didapatkan dengan tuli sensorineural pada frekuensi antara

3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz didapatkan takik (notch) yang

patognomonik untuk jenis ketulian ini (Soetirto dan Bashirudin, 2007).

Berdasarkan Komisi Konservasi Pendengaran dan Bising dari The American

College of Occupational Medicine atau ACOM maka definisi tuli akibat bising

adalah sebagai gangguan pendengaran yang timbul secara perlahan sebagai akibat

paparan bising yang berlangsung lama secara terus-menerus ataupun terputus-

putus dengan karakteristik sebagai berikut: 1) Tuli saraf koklea; 2) Sebagian besar

kasus bilateral dengan gambaran audiogram yang hampir serupa; 3) Hampir

sebagian besar tidak menunjukkan gangguan pendengaran yang berat (pada

frekuensi rendah sekitar 40 dB dan frekuensi tinggi 75 dB); 4) Bila paparan bising

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bunyi II.pdf · 2.1 Definisi Bunyi . Bunyi adalah suatu efek yang dihasilkan pada organ pendengaran yang disebabkan oleh vibrasi udara atau media

22

hilang maka progresivitas kelainan terhenti pula; 5) Riwayat paparan sebelumnya

tidak menyebabkan telinga menjadi lebih sensitif terhadap paparan yang didapat

kemudian; 6) Kerusakan awal terjadi pada frekuensi 3000, 4000 dan 6000 Hz

dengan penurunan terbesar pada frekuensi 4000 Hz; 6) Gangguan pendengaran

maksimal timbul setelah paparan berlangsung sekitar 10-15 tahun, setelah itu

gambaran audiogram relatif menetap; 7) Kerusakan akibat paparan bising yang

terus menerus lebih berat dibanding kerusakan akibat paparan bising yang

terputus (Alberti, 2003; Dobie, 2006; Probst dkk., 2006).