bab ii gambaran umum kondisi...

58
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018 BAB II II-1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis yang disarikan dari analisis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. Informasi menganai kondisi umum daerah akan memeberikan gambaran mengenai kondisi saat ini sehingga dapat menjadi bahan dan pertimbangan untuk analisis berikutnya khususnya dalam perumusan isu isu strategis pembangunan daerah kabupaten probolinggo. Namun demikian, tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran umum kondisi daerah ditampilkan dalam penyajian, hanya informasi yang relavan dan penting saja yang perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus yang baik dalam dokumen ini. Suatu informasi dianggap relevan dan penting jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang selaras dan mendukung isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan kebutuhan perumusan strategi. 2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Analisis pada aspek geografi Kabupaten Probolinggo perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk, komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam waktu tertentu pada provinsi/kabupaten/kota. Berikut ini merupakan gambar tentang potensi pengembangan daerah yang mencakup beberapa faktor penunjang untuk dapat menganalisis potensi pengembangan daerah.

Upload: hoangcong

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis

yang disarikan dari analisis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi

aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan

pemerintah daerah. Informasi menganai kondisi umum daerah akan

memeberikan gambaran mengenai kondisi saat ini sehingga dapat menjadi

bahan dan pertimbangan untuk analisis berikutnya khususnya dalam

perumusan isu – isu strategis pembangunan daerah kabupaten probolinggo.

Namun demikian, tidak seluruh informasi dalam perumusan tentang gambaran

umum kondisi daerah ditampilkan dalam penyajian, hanya informasi yang

relavan dan penting saja yang perlu dicantumkan untuk mendapatkan fokus

yang baik dalam dokumen ini. Suatu informasi dianggap relevan dan penting

jika menjelaskan gambaran umum kondisi daerah yang selaras dan mendukung

isu strategis, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah, dan

kebutuhan perumusan strategi.

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Analisis pada aspek geografi Kabupaten Probolinggo perlu dilakukan

untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik lokasi dan wilayah, potensi

pengembangan wilayah, dan kerentanan wilayah terhadap bencana. Sedangkan

gambaran kondisi demografi, antara lain mencakup perubahan penduduk,

komposisi dan populasi masyarakat secara keseluruhan atau kelompok dalam

waktu tertentu pada provinsi/kabupaten/kota. Berikut ini merupakan gambar

tentang potensi pengembangan daerah yang mencakup beberapa faktor

penunjang untuk dapat menganalisis potensi pengembangan daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-2

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Potensi Pengembangan Kawasan

2.1.1 Karakteristik dan Lokasi Wilayah

1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kabupaten Probolinggo lebih kurang 1.696,17 km²,

terdiri dari:

a). Pemukiman : 147,74 km²

b). Persawahan : 373,13 km²

c). Tegal : 513,80 km²

d). Perkebunan : 32,81 km²

e). Hutan : 426,46 km²

f). Tambak/Kolam : 13,99 km²

g). Lain-lain : 188,24 km²

Letak geografis daerah berbatasan dengan :

• Utara : Selat Madura

• Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso

• Barat : Kabupaten Pasuruan

• Selatan : Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan Kabupaten

Jember

Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah

Otonom yaitu Kota Probolinggo.

2) Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang

termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’- 8°10’

Lintang Selatan (LS) dan 112°50’-113°30’ Bujur Timur (BT). Secara

geografis, Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-3

membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung

Lamongan dan Gunung Argopuro.

3) Topografi

Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai kemiringan

dan ketinggian lahan yang berbeda disejumlah wilayahnya. Tabel 2.1

menunjukkan tentang luas daerah berdasarkan kemiringan tanah.

Tabel 2. 1

Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah

No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Persen (%)

1 0 - 2 % 48.070,55 28,34

2 2 – 15 % 41.721,36 24,59

3 15 – 40 % 20.968,52 12,36

4 > 40 % 58.856,22 34,69

Jumlah 169.616,65 100

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat

kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha

(34,69%) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas

daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas

adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35%) dan

Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20%).

Wilayah Kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0-2500 m

di atas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak

mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa

pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna

kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750- 2500 m di atas

permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada

ketinggian 150-750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat

ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat

cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti durian, alpukat dan buah

lainnya. Contoh di Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.

4) Geologi

Struktur geografis Kabupaten Probolinggo terdiri dari dataran

rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan

dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-4

penggunaan tanah yang berbeda. Sedangkan bentuk permukaan daratan

di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu :

a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m

diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai

utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan.

b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100-1.000 m diatas permukaan

laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang

Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar

Gunung Lamongan.

c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari

permukaan laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu

sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar

Gunung Argopuro.

5) Hidrologi

Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten

Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2

km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang

hanya 2 km saja. Hulu sungai-sungai tersebut kebanyakan berada di

bagian tengah maupun selatan wilayah Kabupaten Probolinggo

(merupakan daerah agak tinggi dan banyak terdapat hutan) yang

bermuara di Selat Madura. Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten

Probolinggo sebagian besar digunakan irigasi disamping untuk industri,

air minum dan mandi cuci. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah

Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang

berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar

sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar

(yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang

tahun.

Tabel 2. 2

Panjang, Lebar, Debit Air dan Baku Lahan Sungai

Di Kabupaten Probolinggo

No. Nama Sungai Panjang

(km)

Lebar

(m)

Debit Air

(Minimum)

Baku Lahan

(Ha)

1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.357

2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.847

3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570

4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507

5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-5

No. Nama Sungai Panjang

(km)

Lebar

(m)

Debit Air

(Minimum)

Baku Lahan

(Ha)

6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465

7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.303

8 K. Legundi 12,50 6,00 - -

9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454

10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786

11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240

12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34

13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53

14 K. Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125

15 K. Blibis 20,00 15,00 - -

16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213

17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5 - 10 183

18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72

19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564

20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697

21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 -

22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 -

23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.983

24 Afour Bujel 2,00 5,00 - -

25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369

Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo

Di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu

Segaran, Ranu Agung dan Ranu Petak (Taman Hidup) yang belum

didayagunakan sebagaimana mestinya. Selain air hujan dan air

permukaan, maka air tanah juga merupakan sumber air yang potensial di

Kabupaten Probolinggo. Air tanah antara lain dijumpai dalam bentuk

sumur dangkal maupun sumur dalam. Adapun wilayah yang cukup

potensial air tanahnya antara lain ialah wilayah bagian utara dan bagian

tengah yakni meliputi wilayah Paiton, Kraksaan, Pajarakan, Gending,

Dringu, Sumberasih dan Tongas. Selain itu di Kabupaten Probolinggo

juga dijumpai sumber-sumber mata air. Mata air tersebut umumnya

mengalir terus-menerus sepanjang tahun. Sumber mata air tersebut

terutama terdapat di Kecamatan Sumber, Sukapura, Tegalsiwalan,

Dringu, Tiris dan Krucil.

Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan

beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 – 30

m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat

dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-6

merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m. Sumur bor yang sudah

ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air

minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini

mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami

kekeringan.

Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56% dari luas wilayah

Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17%

kedalaman air tanahnya antara 60 -90 m; dan selebihnya 26,27%

mempunyai kedalaman air tanah < 60 m.

6) Klimatologi

Lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis

katulistiwa menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis

setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim

kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim

penghujan dari bulan Oktober hingga April.

Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember

sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2011 berkisar antara

1.100-1.700 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.700-5.700 mm

untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan sebesar 24,211

mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten

Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41

hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27C hingga 32C pada

bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger,

yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya

berkisar antara 5C hingga 15C.

Di antara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba, di mana

biasanya ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang

biasa disebut “Angin Gending”.

7) Penggunaan Lahan

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi

utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya

alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi

kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan,

dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-7

Tabel 2. 3

Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha)

No. Peruntukan Luas Persen

(%) Peruntukan

1 Hutan 55.796,68 32,89 Hutan

2 Tegal 52.801,95 31,13 Tegal

3 Sawah 38.509,00 22,70 Sawah

4 Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60 Perkampungan/Permukiman

5 Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18 Perkebunan Swasta/Rakyat

6 Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42 Tanah Rusak/Padang Rumput

7 Tambak 1.320,06 0,77 Tambak

8 Kebun Campur 1.186,57 0,69 Kebun Campur

9 Industri 866,56 0,51 Industri

10 Hutan Rakyat 625,32 0,37 Hutan Rakyat

11 Danau/Rawa 138,00 0,08 Danau/Rawa

12 Lain-lain 1.045,36 0,66 Lain-lain

Jumlah 169.616,80 100 Jumlah

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

Dari Tabel 2.3 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten

Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89%), tegalan (31,13%), serta

persawahan (22,70%). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan

kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60% dari seluruh luas lahan.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo

Tahun 2010, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan

dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4

Luas Kawasan Budidaya (Ha)

No. Kawasan Budidaya Luas

Kawasan Persen

(%)

1 Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00

2 Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63

3 Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79

4 Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90

5 Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00

6 Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76

7 Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93

8 Kawasan Pertambangan 10,00 0,01

9 Kawasan Khusus 1.550,00 0,91

Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93

Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo- PDPP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-8

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber

alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna

kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan

adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo

telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur. Pada

dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan

lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan

pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri

dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan

plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam

selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan

dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata.

Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan

wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka

alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional

Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten

Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 Tahun ke depan antara

lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan

sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten

Probolinggo sampai dengan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5

Rencana Kawasan Lindung Tahun 2013 (Ha)

No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Persen (%)

1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25

2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08

3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94

4. Sempadan Pantai 625,00 1,73

Jumlah 36.068,03 100

Sumber : Hasil Rencana RTRW-PDPP

Dari tabel 2.6 diatas dapat diamati bahwa di kabupaten Probolinggo

rencana kawasan untuk hutan lindung menempati wilayah paling luas

dengan luas kaawasan sebesar 72,08 %. Sedangkan yang menjadi

rencana luas kawasan lindung yang terluas ke dua adalah kawasan

suaka alam dengan luas sebesar 16,25 %. Hal ini disebabkan karena

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-9

masih banyak kawasan di kabupaten probolinggo yang masih asri dan

potensial untuk dijadikan kawasan tersebut.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Adapun potensi pengembangan wilayah Kabupaten Probolinggo adalah

sebagai berikut.

a. Potensi kawasan hutan lindung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

dan Cagar Alam Pegunungan Argopuro.

b. Potensi kawasan perdagangan dan jasa yaitu lebih dari sepuluh buah pasar

yang terdiri dari sepuluh jenis pasar (pasar buah, pasar sayur, pasar buah-

sayur, pasar hewan, pasar hewan dan umum, pasar induk, pasar

ikan/daging, pasar palawija, pasar pelelangan ikan, pasar sayur, dan pasar

umum), potensi pasar Semampir yang ada di Kecamatan Kraksaan dan

pasar kelas II yaitu 3 unit yaitu Pasar Maron, Pasar Leces, dan Pusat

Perbelanjaan Kraksaan, potensi Pasar Bawang merah di Dringu.

c. Potensi kawasan pertambangan dan energi berupa PLTU Paiton sebagai

salah satu sumber energi listrik Jawa-Bali dan pertambangan gas bumi

terbesar di Jawa Timur yang terdapat di kawasan pegunungan Hyang/

pegunungan Argopuro.

d. Potensi kawasan industri kecil, industri kerajinan dan industri menengah.

Potensi industri kecil dan kerajinan antara lain: industri konvensi di Tongas,

indutri kerajinan meubel di Tongas dan Dringgu. Potensi industri menengah

dan pergungan di sepanjang jalur Pantura terutama di Tongas, Dringu dan

Paiton.

e. Potensi kawasan pariwisata berupa kawasan pariwisata alam (antara lain:

Gunung Bromo, Pantai Bentar, Arung Jeram Sungai Pekalen dan Pulau

Giliketapang) dan pariwisata budaya (antara lain:candi, upacara adat

Kasodo, Upacara Larung Sesaji, Tarian kuda kecak, Tari Glipang).

f. Potensi kawasan perikanan antara lain kawasan perikanan darat (perikanan

kolam dan keramba di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending,

Dringu, Tongas dan Sumberasih). Potensi kawasan perikanan laut di

Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas,

Sumberasih.

g. Potensi kawasan perkebunan sebagian besar terdapat di wilayah bagian

selatan yaitu: tanaman semusim (antara lain:Tembakau, Tebu, Jarak,

kapas, jahe) dan tanaman tahunan (antara lain: kelapa, kopi, aren, asem,

cengkeh, lada, kapuk randu, jambu mente, pinang)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-10

h. Potensi kawasan pertanian tanaman pangan pada umumnya terdapat di

wilayah utara (misalnya: padi jagung, kedelai, kacang tanah) dan tanaman

holtikultura pada umumnya terdapat di wilayah selatan (misalnya: kentang,

kobis dan cabe, durian dan mangga).

i. Potensi kawasan peternakan sebagian besar terdapat di wilayah selatan

antara lain: ternak besar (sapi, kuda, kerbau), ternak kecil (kambing, domba,

babi) dan unggas (ayam ras, ayam kampung, itik, entok, kelinci).

j. Potensi kawasan militer TNI AL di Paiton sebagai kawasan khusus untuk

pertahanan dan keamanan.

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah

yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung

berapi, angin gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam.

Letusan Gunung Berapi

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif

mempunyai potensi di samping sebagai obyek wisata, juga dapat

menimbulkan bencana letusan gunung berapi. Wilayah-wilayah yang masih

berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan

Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi

di kawah Gunung Bromo.

Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang

berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung

Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus

lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang

diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas

disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu

lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo.

Tanah Longsor

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah

longsor yang terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap

bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai

dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang

mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi

identifikasi kawasan rawan bencana Kab. Probolinggo tahun 2007,

kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-11

Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan

Tiris.

Banjir

Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai

perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan

kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan

air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan

banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan

Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan

Kotaanyar.

Daerah Rawan Abrasi Laut

Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar

71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah

dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai.

Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami

abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat

domininan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang

air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di

kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan

pengobatan pada korban bencana dan melakukan kerjasama dengan lintas

penting dalam menciptakan ketahan pantai adalah keberadaaan dari hutan

mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut.

Dari beberapa hal di atas maka, deliniasi kawasan rawan abrasi pantai

dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi

rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata

guna lahan didapat distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi

Kecamatan-kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending,

Pajarakan dan Paiton.

Bencana Angin Ribut.

Bencana angin puting beliung di Kecamatan Lumbang, angin puyuh di

Kecamatan Krucil. Kegiatan penanggulangan yang dilakukan dengan

melakukan survey lokasi bencana, memberikan sektor untuk mengatasi

bencana susulan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-12

2.1.4 Demografi

Kabupaten Probolinggo, secara yuridis formal dibentuk dengan Undang–

Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur. Adapun pembagian wilayah

Kabupaten Probolinggo terdiri dari 24 Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan,

1.375 Dusun, 1.643 RW)dan 5.869 Rukun Tangga.

Pada periode empat tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten

Probolinggo meningkat terus hingga mencapai 1.108.136 jiwa pada tahun 2012.

Dengan luas wilayah sekitar 1.696,16 km2, maka kepadatan penduduk ini lebih

tinggi dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang masing-masing mencapai 616

jiwa per km2 (2009), 636 jiwa per km2 (2008), dan 631 jiwa per km2 (2007).

Sedangkan perkembangan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin mulai

tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 6

Perkembangan Jumlah Penduduk

di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012

No U R A I A N Ket 2008 2009 2010 2011 2012 *)

1. Laki – laki Jiwa 500.460 540.475 534.986 537.996 540.789

2. Perempuan Jiwa 543.211 503.762 561.258 564.416 567.347

Jumlah Jiwa 1.043.671 1.044.237 1.096.244 1.102.412 1.108.136

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo ( Ket. *) Angka Sementara

Dari tabel tabel 2.6 tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah

penduduk total dari tahun-ketahun cenderung mengalami peningkatan. Dari

tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki-laki

cenderung mengalami peningkatan, sedangkan penduduk dengan jenis kelamin

perempuan hampir sama, akan tetapi pada tahun 2008-2009 mengalami

penurunan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 39.449.

Kecamatan Sumberasih merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten

Probolinggo dengan kepadatan 1.966 jiwa per km2. Kecamatan terpadat kedua

adalah kecamatan Kraksaan dengan kepadatan 1.735 jiwa per km2.

Sedangkan Kecamatan Kraksaan adalah ibukota Kabupaten Probolinggo,

mempunyai pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 tercatat 0.87 persen.

Tingkat pertumbuhan penduduk tercepat adalah di Kecamatan Kraksaan yakni

sebesar 1,4 persen per tahun.

Dari jumlah penduduk yang ada, sebagian besar terdiri dari suku Madura

dan Jawa yang mayoritas beragama Islam dan didukung oleh adanya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-13

keberadaan sejumlah Pondok Pesantren yang tersebar di beberapa Kecamatan.

Sedangkan di Kecamatan Sukapura dan Sumber terdapat kelompok penduduk

yang mempunyai sifat sosial dan budaya khas, yaitu suku Tengger dengan

sebagian besar penduduknya beragama Hindu.

Berdasarkan karakteristik daerah ±70 % mata pencaharian penduduk

bekerja di bidang pertanian, sedangkan untuk daerah pantai seperti di

Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan

Paiton sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Dari

perkembangan penyerapan tenaga kerja di bidang pertanian tersebut semakin

lama peranannya cenderung menurun dan tergeser oleh sektor non pertanian

seperti industri, perdagangan dan jasa yang cenderung meningkat.

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

dilakukan terhadap indikator pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB per

kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks

Ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk

diatas garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani.

1) Pertumbuhan PDRB

Berdasarkan indikator PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK),

pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 5 (lima) tahun menunjukkan

fluktuasi. Pada tahun 2007 mencapai angka sebesar 5,97 %, tahun 2008

turun menjadi 5.78 %, tahun 2009 turun menjadi 5.72 %, dan pada tahun

2010 meningkat menjadi 6,19 %, sedangkan pada tahun 2011 meningkat

lagi menjadi 6,23 % dan pada tahun 2012 mencapai 6,47 % (angka

sementara). Menurunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 dan

2009 disebabkan antara lain karena adanya dampak krisis moneter di

tahun tersebut.

Tabel 2. 7

Pertumbuhan PDRB dan Pendapatan Per Kapita Tahun 2009-2012

No Uraian Ket 2009 2010 2011 2012**

1. PDRB ADHB Juta Rupiah 13.196.219,85 14.896.373,69 16.761.960,78 18.849.107,52

2. PDRB ADHK'2000 Juta Rupiah 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7.636.625,43

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-14

No Uraian Ket 2009 2010 2011 2012**

3. PDRB Perkapita ADHB

Rupiah 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15.453.119,42

4. PDRB Perkapita ADHK 2000

Rupiah 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6.260.757,13

Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut, secara langsung

akan berdampak terhadap nilai pendapatan masyarakat. Dari tabel 2.7

dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga

berlaku sebesar Rp. 11.022.140,09. Pada tahun 2010 PDRB per kapita

naik menjadi Rp. 12.350.009,85 yang berarti terdapat peningkatan sebesar

12,05 % dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi sebesar

Rp. 13.818.944,20 atau 12,29% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

Rp. 15.453.119,42 atau sebesar 11,83%.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir perekonomian Kabupaten

Probolinggo selalu menunjukkan pergerakan yang positif dari tahun ke

tahun, baik dilihat melalui PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB

atas dasar harga konstan. Pada tahun 2008 kegiatan ekonomi atas dasar

harga berlaku di Kabupaten Probolinggo mampu menghasilkan nilai

tambah sebesar Rp. 11.834 milyar, meningkat menjadi Rp. 13.196 milyar

(2009); dan sebesar Rp. 14.896 milyar pada tahun 2010, kemudian pada

tahun 2011 menjadi sebesar Rp. 16.761 milyar dan pada tahun 2012

menjadi sebesar Rp. 18.849 milyar.

Tabel 2. 8

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga

Konstan 2000 Kabupaten Probolinggo

No Sektor 2009 2010 2011 2012**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 2.295.577,54 36.10 2.3693375,28 35.09 2.422.055,11 33.77 2.482.613,21 32,88

2 Pertambangan & penggalian

80.914,81 1.27 85.575,50 1.27 87.316,16 1.22 90.110,27 1,26

3 Industri pengolahan

1.160.120,73 18.25 1.214.102,09 17.98 1.291.886,93 18.01 1.379.523,30 19,23

4 Listrik,gas & air bersih

47.937,72 0.75 50.851,47 0.75 54.010,44 0.75 57.374,03 0,80

5 Konstruksi 105.527,62 1.66 110.188,83 1.63 117.887,42 1.64 127.342,00 2,00

6 Perdagangan, hotel & restoran

1.452.259,96 22.84 1.601.809,86 23.72 1.762.627,71 24.57 1.941.027,00 27,06

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-15

No Sektor 2009 2010 2011 2012**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

7 Pengangkutan & komunikasi

405.876,77 6.38 452.085,72 6.70 509.848,04 7.11 567.810,53 8,38

8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan

301.812,18 4.75 323.446,30 4.79 351.782,36 4.90 383.105,62 5,34

9 Jasa-jasa 508.530,58 8 544.728,32 8.07 575.076,08 8.02 607.719,47 8,47

PDRB 6.358.557,90 100 6.752.163,38 100 7.172.491,08 100 7.636.625,43 100

Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

Berdasarkan data tabel 2.8 diatas, sektor pertanian dan

perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam

PDRB tahun 2009-2012 atas harga konstan (Hk). Pada tahun 2009,

kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 36,10%.

Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi dan

35,09 %. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami

penurunan hingga menjadi 33,77% dan pada tahun 2012 menjadi 32,88%

(angka sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih

menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada

tahun 2012 masih berada pada angka 0,80% (angka sementara).

Tabel 2. 9

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2009 s.d 2012 atas Dasar Harga

Berlaku Kabupaten Probolinggo

No Sektor 2009 2010 2011 2012**

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 4.124.889,15 31.26 4.531.452,12 30.42 5.015.957,47 29.92 5.576.625,88 29,59

2 Pertambangan & penggalian

120.243,04 0.91 131.586,29 0.88 141.199,54 0.84 151.736,07 0,81

3 Industri pengolahan

2.472.585,04 18.74 2.805.377,05 18.83 3.179.860,63 18.97 3.615.821,29 19,18

4 Listrik,gas & air bersih

92.101,63 0.70 100.185,89 0.67 107.588,30 0.64 115.627,29 0,61

5 Konstruksi 323.564,62 2.45 363.572,13 2.44 418.161,76 2.49 464.345,88 3,92

6 Perdagangan, hotel & restoran

3.716.407,37 28.16 4.308.485,95 28.92 4.904.040,70 29.26 5.550.970,63 29,45

7 Pengangkutan & komunikasi

758.978,97 5.75 869.999,52 5.84 993.340,16 5.93 1.124.629,62 5,97

8 Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan

549.286,97 4.16 618.367,95 4.15 703.855,47 4.20 803.908,45 4,26

9 Jasa-jasa 1.038.163,782 787 1.167.346,81 7.84 1.297.956,75 7.74 1.445.442,41 7,67

PDRB 13.196.219,85 100 14.896.373,69 100 16.761.960,78 100 18.849.107,52 100

Sumber: B P S Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-16

Berdasarkan data tabel 2.9 di atas, sektor pertanian dan

perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi terbesar dalam

PDRB tahun 2009-2012 atas dasar harga berlaku (Hb). Pada tahun 2009,

kontribusi sektor pertanian dalam PDRB berada pada angka 31,26%.

Tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi

30,42%. Pada tahun 2011, sektor pertanian kembali mengalami penurunan

hingga menjadi 29,92% dan pada tahun 2012 menjadi 29,59% (angka

sementara). Sementara sektor listrik, gas, dan air bersih masih

menyumbang kontribusi terkecil dari semua sektor, di mana hingga pada

tahun 2012 masih berada pada angka 0,61% (angka sementara).

2) Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Probolinggo

Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo

dalam lima tahun terakhir berada pada rentang stagnasi, artinya kondisi

perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan

pertumbuhan yang positif akan tetapi kenaikannya tidak terlalu mencolok,

tidak bisa selalu di atas tingkat inflasi dan masih di bawah rata-rata

pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur. Mulai tahun 2008 sampai

dengan 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami naik turun, yakni

5,78% pada tahun 2008, turun menjadi sebesar 5,72% tahun 2009

sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan

menjadi 6,19%. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Probolinggo sebesar 6,23% sedangkan di tahun 2012 mengalami

peningkatan pertumbuhan menjadi sebesar 6,47% menurut data

sementara dari BPS Provinsi Jawa Timur.

Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa

perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah

mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian

masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan

pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo agar dapat

menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru guna mengatasi tingginya

laju pertumbuhan angkatan kerja serta mengatasi pengangguran yang ada.

Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2008-2012

adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-17

5.78 5.726.19 6.23 6.47

5.94

5.01

6.677.22 7.27

0

2

4

6

8

2008 2009 2010 2011 2012**

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo- Prov. Jawa Timur

Kab. Probolinggo

Jawa Timur

Gambar 2. 2 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kab.Probolinggo Tahun 2008 – 2012

Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pertumbuhan ekonomi

kabupaten probolinggo dari tahun ke tahun di bandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi

kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan. Tetapi antara tahun 2008-

2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo mengalami

penurunan 5,78 (2008) dan 5,01 (2009). Sedangkan pada tahun 2010-

2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolingo mengalami

peningkatan yang signifikan, 6,19 (2010); 6,23 (2011); dan 6,47 (2012).

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara umum masih di

bawah Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Probolinggo lebih tinggi 0,71.

3) Laju Inflasi

Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi

pada tahun 2010. Berdasarkan angka inflasi di Kabupaten Probolinggo

tercatat sebesar 6,30% dan berada di bawah tingkat inflasi Provinsi Jawa

Timur yang tercatat sebesar 6,96%. Nilai inflasi rata-rata Kabupaten

Probolinggo tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-18

Tabel 2. 10

Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012

Kabupaten Probolinggo

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**

Inflasi 9,02 5,48 6,30 5,93 5,62

Sumber: BPS Kab. Probolinggo Tahun 2012 (diolah)

Ket : ** Angka Sementara

9.02

5.486.3 5.93 5.62

0123456789

10

2008 2009 2010 2011 2012**

Grafik Laju Inflasi Kab. Probolinggo

Laju Inflasi kab. Probolinggo

Gambar 2. 3 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun 2008-2012 Kabupaten Probolinggo

Dari tabel 2.10 dapat dilihat bahwa nilai inflasi rata-rata Kabupaten

Probolinggo pada tahun 2008-2009 mengalami penurunan sebesar 3,72%.

Pada tahun 2009-2010 nilai rata-rata inflasi Kabupaten Probolinggo

mengalami peningkatan sebesar 0,82%.

Faktor penyebab inflasi pada tahun 2010 baik nasional, regional

Jawa Timur maupun Kabupaten Probolinggo diantaranya dipengaruhi oleh

terjadinya kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca,

kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010, dan kenaikan

harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen

menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas, hal tersebut

menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi pada tahun 2010. Angka inflasi

Kabupaten Probolinggo juga mengalami penurunan di Tahun 2011 menjadi

sebesar 5,93% dan menurut angka sementara dari BPS Provinsi Jawa

Timur inflasi Kabupaten Probolinggo tahun 2012 adalah sebesar 5,62 %.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-19

9.02

5.486.3 5.93 5.62

12

3

6.96

4.09 4.5

0123456789

1011121314

2008 2009 2010 2011 2012**

Grafik Laju Inflasi Kab. Probolinggo - Prov. Jawa Timur

Laju Inflasi kab. Probolinggo

Laju Inflasi Jawa Timur

Gambar 2. 4 Grafik Laju Inflasi Kab.Probolinggo-Prov Jawa Timur

Tahun 2008 - 2012

Grafik diatas menggambarkan laju inflasi Kabupaten Probolinggo di

bandingkan dengan laju inflasi provensi Jawa Timur. Dari grafik tersebut

dapat diamati bahwa pada tahun 2009 laju inflasi Kabupaten Probolinggo

jauh lebih besar dari Provinsi Jawa Timur. Sedangkan pada tahun 2010-

2011 laju inflasi Kabupaten Probolinggo memiliki nilai yang hampir sama

dengan nilai inflasi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan dengan

bertambahnya tahun Kabupaten Probolinggo banyak pembenahan

terutama dari struktur ekonomi sehingga dapat menekan nilai inflasi yang

ada. Pada tahun 2012 laju inflasi Kabupaten Probolinggo kembali berada

di atas Provinsi Jawa Timur berdasar angka sementara dari BPS.

Berdasarkan beberapa data yang telah di sajikan pada fokus

kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diatas, permasalahan yang ada

antara lain :

Kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo stagnan atau tetap

yang artinya dapat memberikan pertumbuhan positif akan tetapi

kenaikannya tidak terlalu mencolok

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Probolinggo

masih banyak berasal dari sektor dasar yaitu pertanian, sedangkan

sektor yang lain masih memiliki kontribusi yang kecil.

Dari beberapa masalah yang tersebut diatas maka pemerintah

Kabupaten Probolinggo perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut ini :

Meningkatkan pembangunan bidang perekonomian terutama sektor

UKM yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Probolinggo.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-20

Meningkatkan kontribusi sektor yang lainnya terutama yang potensial

dengan melakukan mengimplementasikan beberapa kajian yang

pernah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo terutama

bidang ekonomi.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Kondisi sumber daya manusia dan sosial kemasyarakatan di Kabupaten

Probolinggo dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran

Rumah Tangga Miskin (RTM). Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari 3

komponen yaitu Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya

Beli Masyarakat. Adapun kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi

ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,

tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan

oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses

terhadap pendidikan dan pekerjaan. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 11

Besarnya Nilai IPM dan Komponennya

No Indeks 2008 2009 2010 2011 2012**

1. IPM 61.44 62.13 62.99 63.84 64,06

2. Indeks Harapan Hidup 59,27 59,74 60,22 60.70 60,87

3. Indeks Pendidikan 62.91 63.19 64.98 66.52 66,84

4. Indeks Daya Beli 62.15 63.45 63.78 64.29 64,48

Sumber : BPS Provinsi Jatim 2012 Ket : ** Angka Sementara

Dari tabel 2.11 dapat dilihat bahwa nilai IPM Kabupaten Probolinggo

pada tahun 2008-2012 mengalami peningkatan, tetapi setiap tahunnya

mengalami besar peningkatan yang berbeda-beda. Tahun 2008-2009

meningkat sebesar 0,69 lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009-

2010 juga mengalami peningkatan sebesar 0,86 , pada tahun 2010-2011

mengalami peningkatan sebesar 0,85 dan tahun 2011-2012 mengalami

peningkatan sebesar 0,22.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-21

61.4462.13

62.9963.84 64.06

70.38 71.06 71.62 72.18 72.54

60

62

64

66

68

70

72

74

2008 2009 2010 2011 2012**

IPM Kab. Probolinggo - Prov. Jawa Timur

IPM Kab. Probolinggo IPM Jawa Timur

Gambar 2. 5 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Dari grafik diatas dapat dilihat nilai IPM dari Kabupaten Probolinggo dari

tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Tetapi jika dibandingkan dengan IPM

Jawa Timur, nilai IPM Kabupaten Probolinggo masih jauh dibawah angka IPM

Jawa Timur. Hal ini mengindikasikan bahwa harus lebih banyak pembenahan

dan peningkatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten

Probolinggo.

Fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator angka melek

huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan

yang ditamatkan, angka partisipasi murni.

a. Angka melek huruf

Angka melek huruf Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012 dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 12

Angka Melek Huruf

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Angka melek huruf (%) 78.24 77.97 82.06 81.73 82,94

Sumber: Dinas Pendidikan/BPS

Dari tabel 2.12 tersebut bahwa Proporsi penduduk Kabupaten

Probolinggo yang melek huruf sempat mengalami penurunan mulai tahun

2008 dan 2009. Pada tahun 2010 angka melek huruf Kabupaten

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-22

Probolinggo mengalami peningkatan signifikan menjadi 82,06%. Tetapi

pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan menjadi 81,73%. Dan pada

tahun 2012 kembali naik menjadi 82,94%. Namun secara regional posisi

Kabupaten Probolinggo selisih tipis di bawah Kabupaten Situbondo, dan

masih sedikit di atas Kabupaten Bondowoso. Angka melek huruf Provinsi

Jawa Timur adalah 87,80 persen pada tahun 2009 dan 88,34 persen pada

tahun 2010.

b. Angka Angka rata-rata lama sekolah

Sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia,

kondisi tingkat buta huruf di Kabupaten Probolinggo masih perlu perhatian

khusus sebagai prioritas pembangunan dalam lima tahun mendatang.

Tabel 2. 13

Angka Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2009 - 2012

Tahun 2009 2010 2011 2012

Angka rata-rata lama sekolah (SD s/d SMA) 12,97 12,78 12,17 12,09

Sumber: Dinas Pendidikan/BPS

Dari tabel 2.13 dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata lama

sekolah di Kabupaten Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami

Penurunan. Pada tahun 2009, angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten

Probolinggo yaitu 12,97 tahun, tahun 2010 yaitu 12,78 tahun, tahun 2011

yakni 12,17 tahun, dan tahun 2012 meningkat menjadi 12,09 tahun.

Walaupun begitu, data ini menunjukkan bahwa dari segi rata-rata lama

sekolah Indeks Kualitas pembangunan Manusia di Kabupaten Probolinggo

masih di bawah rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Timur dan jauh

tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota lainnya di Jatim. Oleh

karena itu untuk meningkatkan IPM maka peningkatan rata-rata lama

sekolah anak-anak usia sekolah di Kabupaten Probolinggo layak

diprioritaskan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-23

Tabel 2. 14

Perkembangan Pendidikan Dasar,

Menengah Pertama dan Atas

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

1. Murid

- T K Orang 17.687 20.542

- TKLB Orang 13 14

- RA Orang 10.337 10.903

Jumlah Murid Setingkat TK

Orang 28.037 31.459

- SD Orang 103.190 103.203

- SDLB Orang 81 84

- Kejar Paket A Orang 568 571

- MI Orang 34.852 35.494

- Ula Orang 3.455 3.455

Jumlah Murid Setingkat SD

Orang 142.146 142.807

- SMP Orang 26.072 26.825

- SMPLB Orang 28 20

- SMPT Orang 289 272

- SD - SMTP Satu Atap Orang 1.172 1.185

- Kejar Paket B Orang 1.197 1.195

- MTs Orang 18.542 19.149

- Wustho Orang 3.725 3.725

Jumlah Murid Setingkat SMP

Orang 51.025 52.371

- SMTA Orang 9.697 10.126

- SMTALB Orang 12 11

- SMP - SMTA Satu Atap

Orang 1.538 1.540

- SMK Orang 10.719 11.542

- SMK Kecil Orang 0 0

- Kejar Paket C Orang 669 673

- MA Orang 8.891 8.720

Jumlah Murid Setingkat SMA

Orang 31.526 32.612

2. Sekolah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-24

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

- T K Unit 402 461

- TKLB Unit 1 1

- RA Unit 340 295

Jumlah Sekolah Setingkat TK

Unit 743 757

- SD Unit 643 643

- SDLB Unit 3 3

- Kejar Paket A Unit 10 10

- MI Unit 376 391

- Ula Unit 38 39

Jumlah Sekolah Setingkat SD

Unit 1.070 1.086

- SMP Unit 155 174

- SMPLB Unit 1 1

- SMPT Unit 16 13

- SD - SMTP Satu Atap Unit 23 23

- Kejar Paket B Unit 26 26

- MTs Unit 135 147

- Wustho Unit 49 50

Jumlah Sekolah Setingkat SMP

Unit 405 434

- SMTA Unit 39 45

- SMTALB Unit 1 1

- SMP - SMTA Satu Atap

Unit 6 6

- SMK Unit 29 37

- SMK Kecil Unit 0 0

- Kejar Paket C Unit 10 10

- MA Unit 58 58

Jumlah Sekolah Setingkat SMA

Unit 143 157

3. Guru

- T K Orang 1.156 1.170

- TKLB Orang 2 3

- RA Orang 843 1.194

Jumlah Guru Orang 2.001 2.367

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-25

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

Setingkat TK

- SD Orang 9.295 9.490

- SDLB Orang 18 22

- Kejar Paket A Orang 20 21

- MI Orang 4.620 5.224

- Ula Orang 0 119

Jumlah Guru Setingkat SD

Orang 13.953 14.876

- SMP Orang 2.508 2.511

- SMPLB Orang 4 6

- SMPT Orang 221 114

- SD - SMTP Satu Atap Orang 253 259

- Kejar Paket B Orang 182 184

- MTs Orang 2.397 2.431

- Wustho Orang 0 148

Jumlah Guru Setingkat SMP

Orang 3.037 5.653

- SMTA Orang 968 972

- SMTALB Orang 3 3

- SMP - SMTA Satu Atap

Orang 82 86

- SMK Orang 850 861

- SMK Kecil Orang 0 0

- Kejar Paket C Orang 70 74

- MA Orang 1.318 1.325

Jumlah Guru Setingkat SMA

Orang 3.291 3.321

4 Kelas

- T K Unit 873 916

- TKLB Unit 2 3

- RA Unit 649 654

Jumlah Kelas Setingkat TK

Unit 1.524 1.573

- SD Unit 5.461 5.465

- SDLB Unit 10 10

- Kejar Paket A Unit 10 10

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-26

No. U R A I A N Satuan 2011 2012

- MI Unit 2.501 2.501

- Ula Unit 37 38

Jumlah Kelas Setingkat SD

Unit 8.019 8.024

- SMP Unit 906 945

- SMPLB Unit 2 3

- SMPT Unit 3 3

- SD - SMTP Satu Atap Unit 3 3

- Kejar Paket B Unit 26 26

- MTs Unit 621 725

- Wustho Unit 49 50

Jumlah Kelas Setingkat SMP

Unit 1.610 1.755

- SMTA Unit 331 335

- SMTALB Unit 2 2

- SMP - SMTA Satu Atap

Unit 18 18

- SMK Unit 107 139

- SMK Kecil Unit 0 0

- Kejar Paket C Unit 10 10

- MA Unit 472 477

Jumlah Kelas Setingkat SMA

Unit 940 981

5 Angka Partisipasi

- SD / MI sederajad

* APK Prosen 119,74 120,28

* APM Prosen 99,06 99,67

- SMP / MTs sederajad

* APK Prosen 93,23 93,66

* APM Prosen 72,17 72,54

- SMA / MA sederajad

* APK Prosen 60,21 60,90

* APM Prosen 39,12 39,57

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-27

Berdasarkan beberapa data yang ada dalam fokus kesejahteraan

sosial yang telah di paparkan diatas maka permasalahan di Kabupaten

Probolinggo meliputi :

- Angka Partisipasi Kasar SMP masih rendah.

- Masih banyaknya anak yang tidak pernah sekolah, siswa yang tidak lulus

SD, tidak melanjutkan ke SMP dan tidak lulus SMP.

- Belum semua lembaga memiliki perpustakaan sekolah.

- Belum ada sekolah yang berstandart internasional.

- Sangat terbatasnya anggaran yang tersedia melalui APBD, sehingga

tidak menjangkau kesemua lembaga sekolah.

- Sarana belajar yang sudah rusak/tidak berfungsi dan belum ada

penggantinya.

- Minimnya tenaga kependidikan/guru yang mampu membuat alat peraga

sendiri.

- Terbatasnya dana, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pada

semua lembaga sekolah.

- Kurangnya sarana transportasi untuk pemantauan dan pembinaan bagi

pelaksana teknis ke lapangan.

- Belum keseluruhan guru yang berada di daerah terpencil/sulit

memperoleh bantuan transport.

- Terbatasnya sarana dan prasarana lembaga TK.

- Banyaknya ruang kelas dan mebeler khususnya untuk lembaga SD yang

rusak berat.

- Terbatasnya pengadaan buku-buku paket penunjang khususnya untuk

lembaga SD, belum memenuhi rasio kebutuhan jumlah murid 1 : 1.

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Analisis kinerja atas seni budaya dan olahraga dilakukan terhadap

indikator-indikator: jumlah grup kesenian, jumlah klub olahraga dan jumlah

gedung olahraga.

Peningkatan kuantitas pemuda merupakan hal positif bila dikelola

dengan baik agar aktif, kreatif, dan produktif. Namun dapat menjadi hal negatif

bila tidak dikembangkan dan dilatih dengan tepat. Maka dari itu Pemerintah

Kabupaten Probolinggo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo serta

Kantor Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Probolinggo melaksanakan program

pengembangan kreatifitas, kewirausahaan dan kemandirian serta peningkatan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-28

peran serta Pemuda dalam pembangunan, dan diarahkan untuk pengembangan

kebijakan manajemen, pemasyarakatan, pembinaan, pemassalan dan

peningkatan prestasi olah raga. Peningkatan prestasi olah raga diawali dengan

mendirikan pusat pendidikan olah raga dan membangun infrastruktur olah raga.

Adapun rinciannya sebagai berikut :

Tabel 2. 15

Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

No Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah grup kesenian 60 62 73 83 90

2 Jumlah gedung kesenian 10 12 14 14 14

3 Jumlah klub olahraga (SSB) 1 5 8 8 12

4 Jumlah gedung olahraga 0 0 1 1 1

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kantor Pemuda dan Olah Raga

Berdasarkan data tabel di atas, perkembangan jumlah group kesenian

mengalami peningkatan tiap tahunnya dengan jumlah gedung kesenian yang

relatif tetap jumlahnya dari Tahun 2010-2012. Sedangkan jumlah klub olahraga

mengalami peingkatan di Tahun 2012 menjadi 12 klub SSB dengan jumlah

gedung 1 buah.

Kondisi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi di

tahun 2008 dan 2009. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 16

Jumlah Sarana dan Prasarana Olahraga

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Stadion Buah 1 1 1 1 1

2 Lapangan Sepak Bola Buah 48 48 48 48 48

3 Hall Serba Guna Buah 3 3 3 3 3

4 Hall Cabang Olahraga Buah 3 3 3 3 3

5 Gedung Olahraga Buah 0 0 1 1 1

6 Gelanggang / Balai Remaja Buah 0 0 0 0 0

7 Kolam Renang Buah 3 3 4 4 4

8 Padepokan Buah 2 2 2 2 2

9 Telaga / Waduk Buah 1 1 1 1 1

10 Arung Jeram

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-29

No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

- Nasional Buah 1 1 1 1 1

- Internasional Buah 2 2 2 2 2

11 Sarana Olahraga

- Standar Internasional Buah 0 0 0 0 0

- Standar Nasional Buah 0 0 0 0 0

12 Jumlah Sarana OR yang dibutuhkan

Buah 65 87 391 391 391

13 Jumlah Sarana OR yang diadakan

Buah 20 28 391 391 391

Sumber : Kantor Pemuda dan Olah Raga

Dari tabel 2.16 menunjukkan bahwa ditinjau dari jumlah sarana dan

prasarana olahraga, dari tahun 2010 hingga 2012, terlihat bahwa perbandingan

jumlah sarana olahraga yang dibutuhkan dan diadakan adalah sama, yakni

391:391.

Dari data yang telah disajikan diatas dapat dianalisis permasalahan fokus

seni budaya dan olahraga yang ada di Kabupaten Probolinggo antara lain :

A. Seni Budaya

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

- Terbatasnya atraksi seni budaya daerah, yang bisa diakses dan

dinikmati sebagai atraksi budaya oleh wisatawan.

- Terbatasnya sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian seni

budaya daerah.

- Terbatasnya kendaraan dinas operasional yang bisa digunakan sebagai

sarana mobilitas dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

- Pemerintah Daerah dan dunia usaha memfasilitasi pergelaran seni

budaya baik untuk sarana hiburan, pendidikan maupun daya tarik

pariwisata.

- Pengadaan sarana dan prasarana penunjang pengembangan dan

pelestarian seni budaya daerah.

- Penambahan sarana kendaraan dinas/operasional untuk kelancaran

pelaksanaan kegiatan.

B. Olahraga

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

- Terbatasnya pengetahuan manajemen organisasi bagi pengurus

organisasi. Masih rendahnya semangat kepeloporan pemuda di bidang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-30

pendidikan, teknologi pedesaan, seni dan budaya, kewirausahaan serta

kebaharian.

- Keterbatasan pemberian pelayanan kepada organisasi kepemudaan,

khususnya kuantitas (jumlah) pengurus organisasi kepemudaan yang

mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Pada Tahun 2012 program pembinaan.

- Organisasi Kepemudaan hanya mampu memberikan out put sebanyak

48 pengurus organisasi kepemudaan. Jumlah ini sangatlah kecil jika

dibandingkan dengan jumlah pengurus organisasi kepemudaan

se – Kabupaten probolinggo, baik tingkat Kabupaten, Kecamatan

maupun Desa.

- Terbatasnya data dan informasi tentang organisasi kepemudaan dan

pemuda pada umumnya.

- Program Kewirausahaan Pemuda pada Tahun 2012, dengan kegiatan

pendidikan dan Pelatihan rias manten dan jumlah peserta hanya

20 orang, yang terdiri dari remaja putri se kabupaten Probolinggo.

Sedangkan angka pengangguran yang ada relatif tinggi. Keterbatasan

dana menjadi permasalahan dalam upaya pembinaan, fasilitasi dan

penumbuhkembangan kewirausahaan pemuda.

- Masih rendahnya semangat kepeloporan pemuda di bidang

kewirausahaan, kependidikan, kelautan dan kebaharian, kebudayaan,

kesenian dan pariwisata serta bidang teknologi tepat guna.

- Terbatasnya sumber daya manusia bidang keolahragaan dalam rangka

menunjang pemassalan Cabang Olahraga dan pembibitan atlet

berbakat serta intensifikasi program pembinaan olahraga prestasi.

- Terbatasnya dukungan dana, dan kurang fokusnya upaya peningkatan

prestasi olahraga di Kabupaten Probolinggo.

- Belum adanya kewenangan pada Kantor Pemuda dan Olahraga dalam

pengelolaan sarana dan prasarana keolahragaan.

- Kurangnya sarana dan prasarana keolahragaan yang memadai dalam

rangka peningkatan pembinaan olahraga prestasi.misalnya keberadaan

Stadion Gelora Merdeka Kraksaan yang masih belum memiliki fasilitas

Cabang Olahraga Atletik.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-31

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi

tanggungjawab Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

a. Angka Partisipasi Sekolah

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat

berdasarkan perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka

Partisipasi Kasar (APK). Indikator APM ini mencerminkan perbandingan

jumlah siswa yang bersekolah di jenjang tertentu dengan usia tertentu

dibanding dengan jumlah penduduk usia sekolah tertentu. Berikut

perkembangan Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten Probolinggo.

Tabel 2. 17

Perkembangan APM dan APK

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Angka Partisipasi

- SD / MI sederajad

* APK (%) 119,26 119,96 119,50 119,74 120,28

* APM (%) 98,87 99,13 98,86 99,06 99,67

- SMP / MTs sederajad

* APK (%) 92,86 93,11 93,05 93,23 93,66

* APM (%) 71,87 70,38 72,03 72,17 72,54

- SMA / MA sederajad

* APK (%) 59,53 59,87 60,21 60,56 60,9

* APM (%) 38,68 33,37 38,90 39,12 39,57

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Keterangan : APK = Angka Partisipasi Kasar; APM = Angka Partisipasi Murni

Berdasarkan tabel 2.17 di atas, indikator APM dari tahun 2008 hingga

2010 meningkat untuk jenjang SD/MI sederajat dari 98,87% pada tahun

2008, 99,13% pada tahun 2009, turun menjadi 98,86% pada tahun 2010

meningkat menjadi 99,06% pada tahun 2011 dan 99,67% pada tahun 2012.

Tren perkembangan APM untuk tingkat SMP/MTs dari 71,87% pada tahun

2008, turun menjadi 70,38% pada tahun 2009, naik menjadi 72,03% pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-32

tahun 2010, 72,17% pada tahun 2011 dan 72,54% pada tahun 2012. APM

untuk tingkat SMA/MA sederajat memiliki tren yakni 38,68% pada tahun

2008, turun menjadi 33,37% pada tahun 2009, naik menjadi 38,90% pada

tahun 2010, 39,12% pada tahun 2011 dan 39,57% pada tahun 2012.

Sedangkan perkembangan APK fluktuatif. Pada tahun 2009 mengalami

penurunan dan tahun berikutnya mengalami peningkatan. Angka ini

dibandingkan dengan IPK Provinsi Jawa Timur yaitu IPK SD lebih tinggi dari

108,86; IPK SMP sederajat lebih rendah dari 84,42 dan IPK SMA sederajat

lebih rendah dari 66,47. Kondisi ini menunjukkan masih rendahnya

partisipasi masyarakat Kabupaten Probolinggo dalam pendidikan

dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya di Jawa Timur seperti

Trenggalek, Banyuwangi, Situbondo, dan lainnya.

b. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

Kondisi perkembangan jumlah murid dan jumlah sekolah rata-rata

semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan upaya pemenuhan

perataan distribusi pendidikan wajib belajar 9 tahun. Rincian lebih lanjut

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 18

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1. Murid

- T K Orang 15.027 15.479 16.572 17.687 20.542

- TKLB Orang 21 12 13 13 14

- RA Orang 13.706 14.117 13.154 13.337 10.903

Jumlah Murid Setingkat TK

Orang 28.754 29.608 29.739 31.037 31.459

- SD Orang 91.953 94.715 97.211 103.190 103.203

- SDLB Orang 67 123 78 81 84

- Kejar Paket A Orang 277 303 374 568 571

- MI Orang 44.608 45.948 45.598 45.852 35.494

- Ula Orang 3.337 3.437 3.452 3.455 3.455

Jumlah Murid Setingkat SD

Orang 140.243 144.526 146.713 153.146 142.807

- SMP Orang 19.958 20.557 23.625 26.072 26.825

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-33

No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

- SMPLB Orang 32 28 27 28 20

- SMPT Orang 240 246 246 289 272

- SD - SMTP Satu Atap Orang 422 1.149 1.197 1.172 1.185

- Kejar Paket B Orang 1.494 1.588 1.197 1.197 1.195

- MTs Orang 13.039 13.364 16.673 19.542 19.149

- Wustho Orang 3.692 3.724 3.747 3.725 3.725

Jumlah Murid Setingkat SMP

Orang 38.876 40.656 46.676 52.025 52.371

- SMTA Orang 7.802 9.061 10.060 10.697 10.126

- SMTALB Orang 17 11 11 12 11

- SMP - SMTA Satu Atap Orang

176 657 1.404 1.538 1.540

- SMK Orang 1.926 2.213 7.595 10.719 11.542

- SMK Kecil Orang 173 179 0 0 0

- Kejar Paket C Orang 64 434 514 669 673

- MA Orang 7.713 7.984 8.1.62 8.891 8.720

Jumlah Murid Setingkat SMA

Orang 17.870 20.539 27.746 32.526 32.612

2. Sekolah

- T K Unit 389 391 402 461

- TKLB Unit 1 1 1 1 1

- RA Unit 298 303 324 340 295

Jumlah Sekolah

Setingkat TK Unit 693 716 743 757

- SD Unit 632 632 631 643 643

- SDLB Unit 4 3 3 3 3

- Kejar Paket A Unit 15 15 10 10 10

- MI Unit 389 391 429 476 391

- Ula Unit 39 38 38 38 39

Jumlah Sekolah

Setingkat SD Unit 1.079 1.079 1.111 1.170 1.086

- SMP Unit 134 134 142 155 174

- SMPLB Unit 1 1 1 1 1

- SMPT Unit 21 26 16 16 13

- SD - SMTP Satu Atap Unit 10 17 17 23 23

- Kejar Paket B Unit 46 64 26 26 26

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-34

No. U R A I A N Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

- MTs Unit 120 128 132 135 147

- Wustho Unit 49 49 49 49 50

Jumlah Sekolah Setingkat SMP

Unit 381 419 383 405 434

- SMTA Unit 29 29 39 39 45

- SMTALB Unit 1 1 1 1 1

- SMP - SMTA Satu Atap Unit

4 5 5 6 6

- SMK Unit 14 22 29 29 37

- SMK Kecil Unit 4 7 0 0 0

- Kejar Paket C Unit 6 12 9 10 10

- MA Unit 53 57 57 60 58

Jumlah Sekolah Setingkat SMA

Unit 111 133 140 145 157

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel 2.18 dapat dilihat data jumlah murid setingkat TK,

jumlah murid setingkat SD, jumlah murid setingkat SMP dan jumlah murid

setingkat SMA di Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2008-2012. Jumlah

murid dari tingkat SD-SMA di Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012

cenderung melangalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kesadaran akan

pentingnya pendidikan di kabupaten Probolinggo semakin menunjukkan

perkembangan yang cukup baik. Selain itu dengan semakin banyaknya

jumlah murid di Kabupaten Probolinggo tentunya akan meningkatkan pula

jumlah ketersediaan jumlah sekolah mulai TK-SMA.

Dari tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketersediaan

jumlah sekolah yang ada di Kabupaten probolinggo. Hal ini mengindikasikan

adanya perkembanagan pembangunan sarana dan prasarana bidang

pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo.

c. Rasio guru/murid

Rasio jumlah murid dan guru pada jenjang pendidikan SD/MI dan

SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-35

Tabel 2. 19

Tabel Rasio Guru dan Murid

No Kecamatan`

SD/MI SMP/MTs

Jumlah Guru

Jumlah Murid

Rasio Jumlah Guru

Jumlah Murid

Rasio

1 Paiton 495 4.959 1:10 205 2.963 1:14

2 Kraksaan 443 6.233 1:14 180 2.117 1:11

3 Pajarakan 246 2.209 1:97 55 729 1:13

4 Gending 256 2.999 1:11 130 1.409 1:10

5 Dringu 317 4.411 1:13 66 1.069 1:16

6 Leces 369 5.077 1:13 128 1.316 1:10

7 Bantaran 252 3.064 1:12 47 437 1:9

8 Tegalsiwalan 211 2.045 1:9 152 1.702 1:11

9 Sumberasih 384 5.740 1:15 152 1.702 1:11

10 Banyuanyar 272 2.698 1:10 168 1.165 1:6

11 Kuripan 232 2.975 1:12 46 429 1:9

12 Lumbang 87 1.060 1:12 70 891 1:12

13 Wonomerto 84 1.337 1:15 89 1.095 1:12

14 Sumber 174 2.373 1:13 78 818 1:10

15 Sukapura 209 2.753 1:13 141 1.477 1:10

16 Gading 344 3.384 1:9 126 1.206 1:9

17 Maron 316 4.079 1:12 199 2.187 1:10

18 Besuk 326 3.037 1:9 101 1.178 1:11

19 Pakuniran 377 3.735 1:9 159 1.659 1:10

20 Kotaanyar 240 2.323 1:9 59 619 1:10

21 Krejengan 244 2.641 1:10 99 1.545 1:15

22 Tongas 232 3.275 1:14 106 1.120 1:10

23 Tiris 325 4.100 1:12 224 1.889 1:8

24 Krucil 180 1.720 1:9 66 987 1:14

Jumlah 6.615 78.227 1:12 2.780 30.823 1:12

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel diatas, besarnya rasio jumlah guru terhadap

jumlah murid tahun 2012 untuk SD/MI sebesar 1 : 12 sedangkan untuk

SMP/MTs adalah sebesar 1 : 12.

Fokus layanan urusan wajib merupakan salah satu aspek dari

pelayanan umum yang perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-36

daerah karena fokus ini merupakan cermin keberhasilan pembangunan

yang telah dan akan dilaksanakan nantinya. Dari beberapa data yang telah

disajikan di atas, dapat dianalisis bahwa permasalahan yang dihadapi pada

fokus layanan urusan wajib di Kabupaten Probolinggo antara lain :

Masih rendahnya partisipasi masyarakat Kabupaten Probolinggo

dalam pendidikan dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya.

Belum maksimalnya fungsi sarana dan prasarana pendidikan yang

telah berkembang cukup baik di Kabupaten Probolinggo

Dibutuhkannnya banyak tenaga pengajar yang berkualitas untuk

menunjang semakin meningkatnya jumlah murid dari tahun ke tahun.

Kurangnya sarana laboratorium IPA untuk SLTP/SMU/SMK.

Belum optimalnya peran serta masyarakat, dunia usaha, dewan

pendidikan dan Komite sekolah.

Masih terdapatnya sejumlah guru yang belum memiliki kelayakan

mengajar secara akademis dan yang belum bersetifikat profesi.

Terbatasnya sarana dan prasarana perpustakaan (ruang baca,

mebelair dan koleksi buku, komputer, mobil perpustakaan keliling).

Masih belum meratanya penepatan guru di daerah sulit.

Kompentensi guru dan pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan.

Kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam proses belajar

mengajar masih perlu ditingkatkan.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal ini ICT

sekolah belum maksimal.

Dari beberapa masalah yang telah dipaparkan diatas dapat dianalisis

beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain :

Peningkatan sarana dan prasarana TK secara bertahap.

Rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak secara bertahap,

utamanya diprioritaskan pada sekolah yang rusak berat.

Pengadaan buku mata pelajaran serta sarana dan prasarana

laboratorium secara bertahap.

Pengadaan sarana transportasi kendaraan dinas roda dua untuk

cabang dinas dan pengawas sekolah.

Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam

pendidikan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-37

Peningkatan peran dewan pendidikan dan komite sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan.

Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan melalui program

beasiswa penyetaraan PGSD dan S1 serta meningkatkan

kompetensi guru dan pengawas sekolah.

Mengikutkan program sertifikasi guru.

Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan Mobil Perpustakaan

Keliling.

Pemerataan penempatan guru di daerah sulit.

Meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah serta

kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam proses belajar

mengajar.

d. Angka kelangsungan hidup bayi

Angka kelangsungan hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup

sampai dengan usia 1 tahun, dalam kurun waktu setahun per 1.000

kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi di

Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008 sebesar 993,1 per 1.000 kelahiran

hidup, pada tahun 2009 sebesar 993,53 tahun 2010 sebesar 987,31 tahun

2011 sebesar 988,29 dan pada tahun 2012 sebesar 987,57.

e. Angka harapan hidup

Angka harapan hidup adalah merupakan peluang lama hidup umur

seseorang pada waktu dilahirkan. Angka harapan hidup di Kabupaten

Probolinggo pada tahun 2008 sebesar 60,56 tahun, tahun 2009 sebesar

60,85 tahun, tahun 2010 sebesar 61,13 tahun, tahun 2011 sebesar 61,42

sedangkan tahun 2012 sebesar 61,52 (angka sementara).

f. Persentase balita gizi buruk

Persentase balita gizi buruk di Kabupaten Probolinggo tahun 2008

sebesar 1,65%, tahun 2009 sebesar 2,23 % tahun 2010 sebesar 3,3 %

tahun 2011 sebesar 2,3 % dan tahun 2012 sebesar 2,8 %.

Gambaran lebih lanjut mengenai capaian indikator kinerja Urusan

Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-38

Tabel 2.20

Capaian Indikator Kinerja Urusan Kesehatan

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Urusan Kesehatan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Rasio posyandu per 1.000 balita 13,55 13,55 14,43 14,43 14,43

2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per 100.000 penduduk

12,36 12,14 12,01 12,10 11,81

3 Rasio Rumah Sakit per 100.000 penduduk 0,48 0,46 0,45 0,55 0,55

4 Rasio dokter per 100.000 penduduk - 4,78 5,09 6,37 6,31

5 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 73,86% 86,66% 60,59% 80,61% 97,53%

6 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child

Immunization (UCI)

91,82% 91,52% 95,45% 92,73% 98.79%

7 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

8 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit TBC BTA

12,21% 81,62% 73,38% 85,29% 80,12%

9 Cakupan penemuan dan penanganan penderita

penyakit DBD

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

10 Cakupan kunjungan bayi 101,15% 89,66% 93,81% 97,19% 96,77%

11 Cakupan puskesmas 137,5% 137,5% 137,5% 137,5% 137,5%

12 Cakupan puskesmas pembantu 26,36% 26,36% 26,36% 26,36% 26,36%

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo

g. Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun

Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun di Kabupaten

Probolinggo tahun 2008 sebesar 1,4 %, tahun 2009 sebesar 0 % tahun

2010 sebesar 2,07 % tahun 2011 sebesar 48,76 dan tahun 2012 sebesar

3,96 %.

h. Keselamatan dan perlindungan

Keselamatan dan perlindungan di Kabupaten Probolinggo tahun 2010

sebesar 24,79 %, tahun 2011 sebesar 32,24 % dan tahun 2012 sebesar

33,66 %

i. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

Pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 tidak ada perselisihan

buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-39

j. Rasio penduduk yang bekerja

Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Probolinggo pada tahun

2008 adalah sebesar 0,9654 ; tahun 2009 sebesar 0,9740 ; tahun 2010

sebesar 0,9798 ; tahun 2011 sebesar 0,9680 dan pada tahun 2012 belum

diperoleh data.

2.3.2 Fokus Pelayanan Pilihan

a. Produktivitas padi dan bahan pangan utama

Data mengenai produktivitas padi dan bahan pangan utama di

Kabupaten Probolinggo tahun 2008 sampai dengan 2012 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 2.21

Produktivitas Padi dan Bahan Pangan Utama

di Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1.1. Padi 5,7 ton/ha 5,7 ton/ha 5,7 ton/ha 5,1 ton/ha 5,5 ton/ha

1.2. Jagung 4,0 ton/ha 3,9 ton/ha 3,3 ton/ha 3,5 ton/ha 4,5 ton/ha

1.3. Bawang Merah 12,8 ton/ha 10,5 ton/ha 9,0 ton/ha 9,6 ton/ha 10,9 ton/ha

1.4 Kentang 12,4 ton/ha 11,3 ton/ha 9,2 ton/ha 6,4 ton/ha 12,1 ton/ha

1.5 Kubis 14,6 ton/ha 13,8 ton/ha 9,7 ton/ha 6,6 ton/ha 19,6 ton/ha

1.6 Ubi Kayu 11,4 ton/ha 15,6 ton/ha 14,8 ton/ha 15,2 ton/ha 14,6 ton/ha

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo

b. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB

Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis bagi Kabupaten

Probolinggo. Sektor pertanian memegang peranan penting yaitu sebagai

sumber penyediaan bahan pangan, penyediaan lapangan kerja, dan juga

pemberi input bagi sektor industri. Sektor pertanian merupakan sektor yang

memberikan kontribusi besar dalam perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari

kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Probolinggo

sebagaimana tabel dibawah ini :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-40

Tabel 2.22

Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun 2008 – 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**

1 Tanaman Bahan Makanan 18,10 % 18,33 % 17,64 % 17,19 % 16,80 %

2 Tanaman Perkebunan 4,18 % 4,15 % 4,08 % 4,06 % 4,07 %

3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,76% 3,77% 3,83% 3,81% 3,81%

4 Kehutanan 1,17 % 1,16 % 1,12 % 1,11 % 1,11 %

5 Perikanan 3,95% 3,84% 3,75% 3,76% 3,79%

Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo

Ket : ** Angka Sementara

c. Kontribusi sektor industri dan perdagangan terhadap PDRB

Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Kabupaten

Probolinggo yaitu sebagai penyumbang terbesar kedua dalam pembentukan

PDRB setelah sektor pertanian. Sebagai sektor strategis, sektor

perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan

ekonomi karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor

pertanian, pariwisata dan lainnya. Adapun kontribusi sektor industri dan

perdagangan terhadap PDRB Kabupaten Probolinggo sebagaimana tabel

dibawah ini :

Tabel 2.23

Kontribusi Sektor Industri dan Perdagangan Terhadap PDRB

Tahun 2008 - 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**

1 Makanan, minuman & tembakau 12,32 % 12,21 % 12,46 % 12,56 % 12,76 %

2 Tekstil, brg kulit & alas kaki 0,27 % 0,27 % 0,26 % 0,26 % 0,27 %

3 Brg kayu & hasil hutan lainnya 0,26 % 0,27 % 0,26 % 0,27 % 0,27 %

4 Kertas dan barang cetakan 5,94 % 5,93 % 5,78 % 5,82 % 5,82 %

5 Pupuk kimia & barang dari karet 0,0044 % 0,0044 % 0,0041 % 0,0041 % 0,0041 %

6 Semen & Barang Galian bukan

Logam 0,05% 0,05% 0,05% 0,05% 0,05%

7 Barang Lainnya 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%

8 Perdagangan besar dan eceran 25,89 % 25,71 % 26,51 % 26,81 % 26,97 %

Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo

Ket : ** Angka Sementara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-41

d. Cakupan bina kelompok

Tabel 2.24

Cakupan Bina Kelompok Pengrajin dan Pedagang/Usaha Informal

Di Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Cakupan Bina Kelompok

Pengrajin 0,8 % 0,8 % 1,0 % 1,2 % 1,3 %

2 Cakupan Bina Kelompok

Pedagang/Usaha Informal 0,6 % 0,8 % 0,9 % 0,9 % 1,0 %

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo

e. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB

Komoditi yang dicakup dalam sektor ini adalah minyak mentah dan

gas bumi, yodium, biji mangan, belerang, serta segala jenis hasil

penggalian. Sektor pertambangan bukan merupakan penyumbang

kontribusi besar di Kabupaten Probolinggo yaitu hanya sebesar rata-rata

dibawah 1 % selama tahun 2008 sampai dengan 2012. Data mengenai

kontribusi sektor pertambangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.25

Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB dan

Pertambangan Tanpa Ijin

Di Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Kontribusi sektor pertambangan

terhadap PDRB-ADHB 0,93 % 0,91 % 0,88 % 0,84 % 0,81%**

2 Pertambangan tanpa ijin - 15 % 45 % 38 % 55 %

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo

f. Jumlah investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

Penyelenggaraan Urusan Pilihan Perindustrian, dilaksanakan untuk

meningkatkan unit usaha, dan jumlah produksi rata-rata 2% per-tahun.

Meningkatkan persebaran Industri Kecil dan Menengah, meningkatkan

kemampuan industri dalam mengembangan kompetensi inti Kabupaten

Probolinggo, mencitrakan kawasan potensial industri melalui

pengembangan klaster industri, pengembangan dan penerapan teknologi

proses produk dan desain, dan meningkatkan promosi dan pameran produk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-42

unggulan di dalam dan luar negeri dilaksanakan untuk meningkatkan

ketrampilan masyarakat hingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat dan

kesejahteraan masyarakat serta konsumen terlindungi sesuai dasar

peraturan perundang-undangan. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

melaksanakan Urusan Pilihan Perindustrian adalah Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Probolinggo.

Adapun program-program pengembangan industri adalah Program

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; Program Peningkatan

Kemampuan Teknologi Industri; Program Pengembangan Sentra-sentra

Industri Potensial; Program Peningkatan Kemampuan SDM Industri;

Program Pengembangan Kemitraan; dan Program Peningkatan

Standarisasi Produk Industri.

Perkembangan PMDN/PMA tahun 2008-2012 di Kabupaten

Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 26

Perkembangan PMA/PMDN Tahun 2008 - 2012

Tahun PMA PMDN JUMLAH INVESTASI

2008 $ 5,504,000,000 Rp. 317,150,000,000 Rp. 52,605,150,000,000

2009 $ 5,506,000,000 Rp. 533,109,000,000 Rp. 52,840,109,000,000

2010 $ 5,509,800,000 Rp. 578,677,000,000 Rp. 52,921,777,000,000

2011 $ 5,511,300,000 Rp. 578,677,000,000 Rp. 52,936,027,000,000

2012 $ 5,512,800,000 Rp. 624,245,000,000 Rp. 54,256,027,000,000

Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel 2.26 menunjukkan jumlah investasi berskala

Nasional (PMDN/PMA) meningkat dari tahun 2008 hingga 2012. Melalui

program-program investasi seperti program perijinan satu atap; program

peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi; program pameran

investasi, dan program lainnya, Pendapatan Asli Daerah juga berhasil

meningkat.

Selain adanya para investor baik PMA maupun PMDN, setiap daerah

tentunya memiliki rasio daya serap tenaga kerja. Berikut ini data rasio daya

serap tenaga kerja di Kabupaten Probolinggo tahun 2010-2011:

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-43

Tabel 2. 27

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2010-2011

Uraian 2010 2011

Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan 8.795 8.708

Jumlah seluruh PMA/PMD 58 55

Rasio daya serap tenaga kerja 1:151 1:158

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo

Berdasarkan tabel 2.27 diatas menunjukkan bahwa rasio daya serap

tenaga kerja untuk PMA 1:151 dan untuk PMD 1:158. Data tersebut

menunjukkan bahwa banyak daya serap PMD lebih kecil dari pada PMA.

Hal ini disebabkan karena masyarakat Kabupaten Probolinggo lebih banyak

memilih untuk bekerja di perusahaan asing dari pada perusahaan lokal.

Salah satunya adalah karena gaji yang lebih besar dari perusahaan lokal

atau kesejahteraan lebih terjamin di perusahaan asing.

Dari beberapa data yang telah dijabarkan dalam fokus pelayanan

pilihan berikut ini adalah beberapa masalah yang di hadapi oleh pemerintah

Kabupaten Probolinggo :

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

- Masih rendahnya tingkat kesadaran pengusaha dan pelaku ekonomi

lainnya dalam mengurus perijinan.

- Minimnya sarana pelayanan publik dan informasi tentang proses

perijinan.

- Terbatasnya SDM yang memiliki kemampuan dan wawasan

mengenai prosedur pelayanan publik dan penanaman modal.

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain :

- Diadakan sosialisasi mengenai tatacara dan pelayanan perijinan di

Kabupaten Probolinggo.

- Peningkatan kualitas pelayanan publik serta memperbaiki dan

merehabilitasi fasilitas dan sarana yang telah ada.

- Meningkatkan kemampuan personil melalui pelatihan-pelatihan dan

workshop tentang perijinan dan penanaman modal.

2.4 ASPEK DAYA SAING

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Perekonomian Kabupaten Probolinggo masih didominasi oleh 3 sektor

besar, antara lain Sektor Pertanian sebesar 29,59%; Sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran sebesar 29,45% dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 19,18%.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-44

Selanjutnya untuk Sektor Jasa-Jasa sebesar 7,67%; Sektor Pengangkutan dan

Komunikasi 5,97%; Sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,26%;

Sektor Bangunan 3,92%; Sektor Pertambangan dan penggalian 0,81% dan

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,61%.

Dari perspektif kesejahteraan masyarakat, kenaikan pendapatan regional

perkapita tersebut memiliki makna sebagai kenaikan status ekonomi

masyarakat pula. Dengan lain kata, kondisi empiris tersebut mengindikasikan

bahwa perekonomian daerah Kabupaten Probolinggo memang mengalami

pergerakan positif hingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan

penduduknya.

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT per

kapita)

Selama periode 2008-2012 tingkat kesejahteraan konsumsi penduduk

Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan

oleh semakin meningkatnya tingkat rata-rata pengeluaran penduduk. Rata-

rata pengeluaran penduduk meningkat dari Rp 269.533 pada tahun 2008

menjadi Rp 367.731 pada tahun 2010 atau meningkat sebesar 36,43 persen

dan pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 419.274 atau sebesar 55,56 %

dibandingkan dengan tahun 2008.

Tabel 2. 28

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita Penduduk

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**

Rata-rata Pengeluaran

269.533 353.703 367.731 367,572 419.274

Pengeluaran Makanan(%)

55,61 54,22 58,58 57,56 55,59

Sumber : BPS Provinsi Jatim

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-45

0

100000

200000

300000

400000

500000

2008 2009 2010 2011 2012**

269,533

353,703 367,731 367,572419,274

Rata-rata Pengeluaran Penduduk

Rata-rata Pengeluaran

Gambar 2. 6 Rata-rata Pengeluaran Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun

2008-2012

b. Nilai tukar petani

Data nilai tukar petani di Jawa Timur tahun 2008-2011 dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 29

Nilai Tukar Petani di Jawa Timur 2008-2011

Tahun Tanaman Pangan

Tanaman Holtikultura

Tanaman Perkebunan

Rakyat Peternakan Perikanan

Gabungan Jawa Timur

2007 (rata-rata)

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

2008 (rata-rata)

98.98 96.68 110.42 101.22 101.96 100.47

2009 (rata-rata)

92.56 106.46 100.31 106.90 101.07 98.19

2010 (rata-rata)

94.60 110.60 92.51 103.43 101.78 98.74

2011 (rata-rata)

101.13 111.03 97.59 97.61 101.54 101.65

Sumber: BPS Jawa Timur

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai tukar petani di Jawa

Timur untuk tanaman pangan mengalami peningkatan dari tahun 2008

hingga 2011. Peningkatan nilai tukar petani dari tahun 2008-2011 di Jawa

Timur pun terjadi untuk jenis tanaman holtikultura. Sedangkan nilai tukar

petani di Jawa Timur untuk tanaman perkebunan rakyat dan peternakan

cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Sedangkan nilai tukar

petani untuk sektor perikanan, perubahannya tidak begitu besar. Untuk

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-46

konteks keseluruhan Jawa Timur, nilai tukar petani dari tahun 2008 hingga

2011 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Gambar 2. 7 Nilai Tukar Petani di Jawa Timur 2008-2011

c. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (Persentase konsumsi RT

untuk non pangan).

Data pengeluaran Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita

(persentase konsumsi RT untuk non pangan) Kabupaten Probolinggo dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 30 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita

Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012**

Rata-rata Pengeluaran

269.533 353.703 367.731 367.572 419.274

Pengeluaran Non-Makanan(%)

44,39 45,78 41,42 42,44 44,41

Sumber : BPS Provinsi Jatim

Dari tabel 2.30 dapat dilihat bahwa proporsi pengeluaran non makanan

pada tahun 2010 sebesar 41,42 persen, lebih rendah 4,36 persen dibanding

tahun 2009 yang sebesar 45,78. Kondisi ini juga terjadi tahun 2009, yaitu

54,22 persen untuk konsumsi makanan dan 45,78 persen untuk konsumsi

non makanan. Meskipun demikian, bukan berarti masyarakat Kabupaten

Probolinggo tidak sejahtera dengan persentase ini, tetapi menunjukkan

kemampuan pembelanjaannya lebih didominasi oleh makanan. Sedangkan

pada tahun 2008, pembelanjaan konsumsi rumah tangganya lebih

didominasi pengeluaran untuk makanan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-47

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Fasilitas wilayah/Infrastruktur merupakan penunjang daya saing daerah

dalam ketersediaan (availability) fasilitas untuk mendukung aktivitas ekonomi di

berbagai sektor pada suatu daerah atau antar-daerah (wilayah). Semakin

lengkap ketersediaan fasilitas wilayah/infrastruktur, maka semakin kuat daya

saing daerah.

a. Fasilitas Wilayah

Kawasan hutan lindung di Kabupaten Probolinggo seluas 22.650,80

Ha. Untuk kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya adalah 2.507,794 Ha. Terkait dengan kawasan perlindungan

setempat (sempadan pantai sempadan sungai, dan lain-lain) seluas

1.419.251 Ha. Di samping itu, terdapat hutan konservasi seluas 11.052,37

Ha, cagar alam seluas 18,8 Ha. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.31 Kawasan Lindung Di Kabupaten Probolinggo

No Keterangan Luas (Ha)

1. Kawasan Hutan Lindung 22.650,80

2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya:

a. Kawasan bergambut -

b. Kawasan resapan air 2.507,794

3. Kawasan perlindungan setempat:

a. Sempadan Pantai 1.087,622

b. Sempadan Sungai 2.507,794

c. Kawasan sekitar danau atau waduk 237,906

d. Kawasan sekitar mata air 899,208

e. Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal -

f. Kawasan perlindungan setempat lainnya

1) Sempadan Rel Kereta Api 72,827

2) Sempadan SUTET 0,003

3) Hutan mangrove

209,310

4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya:

a. Kawasan Suaka Alam -

b. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya -

c. Hutan Konservasi 11.052,37

1) Suaka Margasatwa 7.452,00

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-48

No Keterangan Luas (Ha)

2) Taman nasional BTS (Bromo, Tengger, Semeru) 3.600,37

d. Cagar alam 18,8

e. Kawasan pantai berhutan bakau 258,459

f. Taman hutan raya -

g. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut -

h. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan -

5. Kawasan rawan bencana alam

a. Kawasan rawan tanah longsor 32.423,5

b. Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir 1.461,072

c. Kawasan rawan bencana alam lainnya

Abrasi Pantai 596,742

6. Kawasan lindung geologi:

a. Kawasan cagar alam geologi -

b. Kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah:

- Letusan Gunung Tipe A

Tipe B

Tipe C

3.165,45

2.356,89

2.364,95

Terkait dengan kawasan yang dijadikan hutan produksi seluas

23.971,50 Ha. Kawasan peruntukan pertanian seluas 297.072.07 Ha, dan

kawasan peruntukan perkebunan seluas 28.137,581 Ha. Selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. 32

Kawasan Produksi Di Kabupaten Probolinggo

No Keterangan Luas (Ha)

1

Kawasan Hutan Produksi

a. Peruntukan Hutan Produksi Terbatas b. Peruntukan Hutan Produksi Tetap c. Peruntukan Hutan Produksi yang dapat dikonversi

23.971,50

-

-

-

2 Kawasan Hutan Rakyat -

3

Kawasan Peruntukan Pertanian

a. Peruntukan Pertanian Lahan Basah

b. Peruntukan Pertanian lahan Kering

-

29.009,563

697,644

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-49

No Keterangan Luas (Ha)

c. Peruntukan Peruntukan Hortikultura -

4 Kawasan Peruntukan Perkebunan 28.137,581

5

Kawasan Peruntukan Perikanan

a. Peruntukan Perikanan Tangkap b. Peruntukan Budi daya Perikanan c. Peruntukan Kawasan Pengolahan Ikan

-

51.908,79

1.996,76

-

6

Kawasan Peruntukan Pertambangan

a. Peruntukan Mineral dan Batu Bara b. Peruntukan Minyak dan Gas Bumi c. Peruntukan Panas Bumi d. Peruntukan Air Tanah di kawasan Pertambangan

-

-

-

-

-

7

Kawasan Peruntukan Industri

a. Peruntukan Industri Besar b. Peruntukan Industri Sedang c. Peruntukan Indutri Rumah Tangga

-

77,801

1,204,53

-

8

Kawasan Peruntukan Pariwisata

a. Peruntukan Pariwisata Budaya b. Peruntukan Pariwisata Alam c. Peruntukan Pariwisata Buatan

-

-

-

-

9 Kawasan Peruntukan Permukiman

a. Peruntukan Permukiman Perkotaan b. Peruntukan Permukiman Perdesaan

-

4.715,23

12.052,56

10

Kawasan Peruntukan lainnya

a. Kawasan Peternakan b. Kawasan Khusus c. Rencana Pemanfaatan Lahan Kawasan Pesisir dan Pulau Gili

Ketapang d. Kawasan Terbuka Hijau e. Lahan Cadangan

-

-

-

-

-

13.368,75

2.714,24

Sumber : RTRW Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2025

b. Perhubungan

Kebutuhan akan sarana transportasi dan perhubungan untuk angkutan

penumpang di Kabupaten Probolinggo dilayani oleh armada bus baik antar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-50

kota maupun antar provinsi, minibus/angkutan pedesaan dan angkutan

kota. Sedangkan untuk sarana transportasi angkutan barang dipenuhi oleh

truk dan mobil pick up/box. Adapun capaian kinerja urusan perhubungan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. 33

Capaian Kinerja Urusan Perhubungan

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja

Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Rasio 1 : 143 1 : 192 1 : 196 1 : 198 1 : 213

Jumlah uji kir angkutan umum Buah 1.128 1.195 1.287 1.392 1.502

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Buah 3 3 3 3 3

Angkutan darat Buah 5.050 5.368 5.547 5.756 5.980

Kepemilikan KIR angkutan umum Buah 1.128 1.195 1.287 1.392 1.502

Pemasangan Rambu-rambu % 100% 100% 100% 100% 100%

c. Infrastruktur

1) Pekerjaan Umum

Panjang jalan kabupaten di Kabupaten Probolinggo adalah

sepanjang 785,819 km yang pada tahun 2012 panjang jalan dalam

keadaan baik mencapai 73,1%. Sedangkan panjang jalan desa tahun

2012 adalah 86,635 km. Adapun kinerja pekerjaan umum dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2. 34

Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja

Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi

baik

% 80.11 82.44 68.26 74,62 73,10

Persentase rumah tinggal bersanitasi % 44% 45% 45% 46% 46%

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS)

per satuan penduduk

- 0,788 m3/th 0,86 m3/th 0,86 m3/th 0,86 m3/th

Rasio permukiman layak huni % 38% 38% 38% 38% 39%

Panjang jalan dilalui Roda 4 Km 785,819 785,819 785,819 785,819 785,819

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-51

Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke

kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui

roda 4)

km 15,211 17,835 86,972 12,836 91,230

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan

drainase/saluran pembuangan air ( minimal

1,5 m)

km 120,562 150,231 175,821 200,690 235,746

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan

aliran air tidak tersumbat

11,220 12,124 15,233 18,671 23,575

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik % 90,00 92,00 92,00 92,00 92,00

2) Perumahan

Data capaian kinerja urusan perumahan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 2. 35

Capaian Kinerja Urusan Perumahan

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja

Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Rumah tangga pengguna air bersih (PDAM) % 59,67 66,95 83,01 87,44 88,68

Rumah tangga pengguna listrik % 84,80 84,38 83,97 83,55 83,76

Rumah tangga ber-Sanitasi % 45% 45% 46% 46% 46%

Rumah layak huni % 65% 65% 65% 66% 66%

d. Lingkungan Hidup

Data capaian kinerja urusan lingkungan hidup dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2. 36

Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup

Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja

Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Persentase penanganan sampah - 0,788 1.38 1,58 1,58

Persentase Penduduk berakses air minum 10,680 11,222 11,819 12,245 12,456

Pencemaran status mutu air - 40 59,10 82,60 83,3

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan

amdal.

% 100 100 100 100 100

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-52

Tempat pembuangan sampah (TPS) per

satuan penduduk

0.6 0.60 0,77 0.8 0,78

Penegakan hukum lingkungan % 100 100 100 85 66,6

2.4.3 Fokus Fasilitas Berinvestasi

Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indikator angka

kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan

retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung iklim usaha.

a. Angka kriminalitas

Salah satu penyumbang iklim berinvestasi adalah faktor keamanan

dan ketertiban. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat

harus difokuskan pada terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga

keamanan masyarakat lingkungan masing-masing serta peran aktif

masyarakat dalam memberantas kejahatan yang terjadi. Angka kriminalitas

yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum

(kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun

2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.37

Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008 – 2012

NO Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

1 Perjudian Kasus 118 93 121 80 55

2 Pembunuhan Kasus 3 4 9 5 7

3 Penipuan Kasus 42 45 44 75 48

4 Narkoba Kasus 11 31 39 36 -

5 Pencurian biasa

Kasus 47 44 32 53 33

6 Penadahan Kasus 4 9 13 15 13

7 Penculikan Kasus 1 - 0 0 -

8 Ganda Uang Kasus - - 0 1 -

9 Aniaya Biasa Kasus - 5 79 70 125

10 Pemerasan Kasus 12 6 42 42 4

11 KDRT Kasus - 15 13 30 27

12 C a b u l Kasus 13 1 7 6 6

13 Perkosaan Kasus 8 8 10 5 15

14 Perampasan Kasus 5 5 4 6 2

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-53

NO Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

Jumlah Kasus 264 266 413 424 335

Sumber: Kepolisian, data diolah, 2012

Dari tabel di atas, jumlah angka kriminalitas pada tahun 2008 sebesar

264 kasus, dengan jumlah kriminalitas tertinggi adalah perjudian. Pada

tahun 2009 mengalami kenaikan hingga mencapai angka 266 dengan kasus

perjudian masih mendominasi angka kriminalitas. Pada tahun 2010 dan

2011, kasus kriminalitas merebak hingga terjadi 413 kasus di tahun 2010

dan 424 di tahun 2011 serta 335 kasus pada tahun 2012. Tingginya angka

kriminalitas ini sebagian besar terjadi karena perjudian, aniaya biasa,

penipuan, narkoba, pencurian biasa, pemerasan, dan sebagainya.

b. Jumlah Demonstrasi

Data jumlah demo di Kabupaten Probolinggo dari tahun 2008-2012

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.38

Jumlah Demo di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Politik 9 3 3 0 2

2 Ekonomi 0 0 0 0 1

3 Kasus Pemogokan Kerja

4 0 2 1 0

4 Jumlah Unjuk Rasa 10 11 15 5 3

Sumber: Satpol PP, Kabupaten Probolinggo

Dari tabel diatas, teridentifikasi jumlah demo pada tahun 2008 di

bidang politik sebanyak 9 kali, kasus pemogokan kerja 4 kali, dan unjuk rasa

sebanyak 10 kali. Pada tahun 2009, kasus demo menurun menjadi 14 kali,

pada tahun 2010 meningkat menjadi 20 kali, dan pada tahun 2011 turun

menjadi 6 kali. Pada tahun 2012 demonstrasi turun menjadi 3 kali.

Di samping ke dua hal di atas, iklim investasi daerah juga dipengaruhi

banyaknya pungutan (pajak dan retribusi) bagi investor, kemudahan

perijinan, ketersediaan infrastruktur, serta aspek kepastian hukum. Dalam

hal kemudahan perijinan Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah

menerapkan kebijakan perijinan satu pintu yang ditangani Kantor

Penanaman Modal dan Perijinan.

Berdasarkan beberapa data dan penjelasan diatas, dapat diketahui

beberapa masalah yang ada antara lain :

Masih tingginya angka kriminalitas di Kabupaten Probolinggo

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-54

Masih adanya demonstrasi yang terjadi setiap tahun di Kabupaten

Probolinggo.

Solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo

untuk mengatasi masalah diatas antara lain :

Meningkatkan sistem keamanan dengan menggalakkan sistem

keamanan lingkungan (Siskampling) sehingga keamanan warga lebih

terjamin dan menyeluruh.

Meningkatkan kemudahan perijinan, ketersediaan infrastruktur, serta

aspek kepastian hukum sehingga dapat menekan adanya demostrasi

yang terjadi

2.4.4 Fokus Sumber Daya manusia

Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator

rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3.

a. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)

Data kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3) di Kabupaten

Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 39

Kualitas Tenaga Kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)

Kabupaten Probolinggo

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Belum tamat SD - - -

2 Tamat SD 58 1.408 1.466

3 Tamat SLTP 118 230 348

4 Tamat SLTA

5 a. Umum

278 531 809

b. Kejuruan

138 223 361

6 Tamat Akademi 12 13 25

7 Tamat Sarjana 9 7 16

Jumlah 613 2.412 3.025

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ditinjau dari aspek kualitas

tenaga kerja, dari total 3.025 orang tenaga kerja, sebanyak 1.466 tenaga

kerja hanya berpendidikan tamatan SD. Sedangkan untuk tamatan SLTA

Umum, jumlah tenaga kerja mencapai 809 orang, dan hanya 16 orang yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-55

teridentifikasi tamatan sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas

pendidikan para tenaga kerja masih sangat rendah karena sebagian besar

hanya tamatan SD.

b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)

Data rasio ketergantungan Kabupaten Probolinggo tahun 2008-2012

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 40

Rasio Ketergantungan Kabupaten Probolinggo

Tahun 2008-2012

No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk usia < 15 tahun

269.998 279.960 274.453 295.887 274.948

2 Jumlah penduduk usia > 64 tahun

69.300 73.619 69.546 69.563 130.523

3 Jumlah penduduk usia tidak produktif

339.298 353.579 343.999 365.450 405.471

4 Jumlah penduduk usia 15-64 tahun

704.373 690.658 752.935 736.962 824.848

5 Rasio Ketergantungan

48,17 51,19 45,69 49,59 49,16

Sumber: Susenas

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis bahwa pada tahun 2008, rasio

ketergantungan sebesar 48,17%. Pada tahun 2009 rasio ketergantungan

meningkat menjadi 51,19%, pada tahun 2010 turun menjadi 45,69%, pada

tahun 2011 meningkat menjadi 49,59% dan pada tahun 2012 turun menjadi

49,16%.

Dari beberapa data dan penjelasan diatas maka pada fokus sumber

daya manusia yang dihadapi pemerintah Kabupaten Probolinggo antara lain :

Kualitas pendidikan para tenaga kerja masih sangat rendah karena

sebagian besar hanya tamatan SD.

Rasio ketergantungan masih pada kisaran angka hampir 50%

Hasil analisis gambaran umum kondisi daerah terkait dengan capaian

kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah provinsi dapat

dirangkum dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-56

Tabel 2. 41

Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Kabupaten Probolinggo

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Pertumbuhan PDRB

ADHB 11.834.260,94 13.196.219,85 14.896.373,69 16.761.960,78 18,849,107.52

ADHK'2000 6.014.551,55 6.358.557,90 6.752.163,38 7.172.491,08 7,636,625.43

Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,78 5,72 6,19 6,23 6,47*

Laju inflasi (%) 9,20 5,48 6,30 5,93 5,62*

PDRB per kapita

ADHB 9.966.152,90 11.022.140,09 12.350.009,86 13.818.944,20 15,453,119.42

ADHK '2000 5.065.119,04 5.310.984,27 5.597.958,67 5.913.165,85 6,260,757.13

Kesejahteraan Sosial

IPM (%) 61,44 62,13 62,99 63,84 64.06*

Angka melek huruf 78.24 77.97 82.06 81.73 82,94

Angka rata-rata lama sekolah (SD-SMA) -

12,97 12,78 12,17 12,09

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Jumlah grup kesenian 60 62 73 83 90

Jumlah gedung kesenian 10 12 14 14 14

Jumlah klub olahraga (SSB) 1 5 8 8 12

Jumlah gedung olahraga 0 0 1 1 1

PELAYANAN UMUM

Pelayanan Urusan Wajib

Angka partisipasi sekolah (%)

APM SD / MI sederajad 98,87 99,13 98,86 99,06 99,67

APM SMP / MTs sederajad 71,87 70,38 72,03 72,17 72,54

APM SMA / MA sederajad 38,68 33,37 38,90 39,12 39,57

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

Jumlah murid setingkat TK 28.754 29.608 29.739 31.037 31.459

Jumlah sekolah setingkat TK 693 716 743 757

Jumlah murid setingkat SD 140.243 144.526 146.713 153.146 142.807

Jumlah sekolah setingkat SD 1.079 1.079 1.111 1.17 1.086

Jumlah murid setingkat SMP 38.876 40.656 46.676 52.025 52.371

Jumlah sekolah setingkat SMP 381 419 383 405 434

Jumlah murid setingkat SMA 17.87 20.539 27.746 32.526 32.612

Jumlah sekolah setingkat SMA 111 133 140 145 157

DAYA SAING DAERAH

Kemampuan Ekonomi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (%)

55,61 54,22 58,58 57,56 55,59

Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (%)

44,39 45,78 41,42 42,44 44,41

Fokus Fasilitas Berinvestasi

Angka Kriminalitas 264 266 413 424 335

Demontrasi

Politik 9 3 3 0 2

Ekonomi 0 0 0 0 1

Kasus Pemogokan Kerja 4 0 2 1 0

Jumlah Unjuk Rasa 10 11 15 5 3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-57

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian Kinerja

2008 2009 2010 2011 2012

Fokus Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk usia < 15 tahun 269.998 279.96 274.453 295.887 274,948

Jumlah penduduk usia > 64 tahun 69.3 73.619 69.546 69.563 130,523

Jumlah penduduk usia tidak produktif 339.298 353.579 343.999 365.45 405,471

Jumlah penduduk usia 15-64 tahun 704.373 690.658 752.935 736.962 824,848

Rasio Ketergantungan 48,17 51,19 45,69 49,59 49.16

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa aspek kesejahteraan

masyarakat ada beberapa indikator yang digunakan antara lain:

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Secara umum berdasarkan tabel diatas beberapa indikator kesejaheraan

dan pemerataan ekonomi seperti Pertumbuhan PDRB dan PDRB per

kapita mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007-

2012. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dari Tahun 2011

sebesar 6,23% menjadi 6,47% pada Tahun 2012

Kesejahteraan Sosial

Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut diatas, indikator

kesejahteraan sosial yaitu IPM mengalami peningkatan yang signifikan

dari tahun ketahun. Sedangkan untuk fokus olahraga dan kesenian juga

sama mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan.

Sedangkan untuk aspek pelayanan umum, indikator yang digunakan

adalah pelayanan urusan wajib. Dimana Indikator ini diukur dari angka

partisipasi sekolah dan rasio ketersediaan sekolah yang ada di Kabupaten

Probolinggo. Angka partisipasi sekolah pada tahun 2007-2008 mengalami

peningkatan sebesar 0,26 %. Selanjutnya menurun pada tahun 2009-2010

sebesar 0,27 % dan tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Sedangkan untuk rasio ketersediaan sekolah sebagian besar

mengalami peningkatan yang signifikan.

Sedangkan berdasarkan tabel diatas, aspek daya saing diukur dinilai

dari beberapa indikator antara lain :

Kemampuan Ekonomi

Untuk indikator kemampuan ekonomi di ukur dari pengeluaran rumah

tangga dan pengeluaran kosumsi non rumah tangga. Berdasarkan tabel

diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga di

Kabupaten Probolinggo pada tahun 2008-2012 lebih besar dari pada

kosumsi non rumah tangga.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018

BAB II

II-58

Fokus Fasilitas Berinvestasi

Pada fokus ini, berdasarkan tabel diatas yang perlu untuk diamati adalah

angka kriminalitas dan angka demonstrasi. Dimana secara umum

meningkat secara signifikan. Hal ini dapat mengganggu jumlah investor

yang akan masuk ke Kabupaten Probolinggo.

Fokus Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data tabel diatas yang perlu di perhatikan adalah masih

meningkatnya jumlah penduduk usia tidak produktif.