bab ii gambaran umum bps subulussalam2

Upload: fadliatsyie9216

Post on 10-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab II Gambaran Umum Bps Subulussalam2

TRANSCRIPT

BAB IIGAMBARAN UMUM WILAYAHKOTA SUBULUSSALAM

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

2.1.1 Kondisi GeografisKota Subulussalam merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang masih relatif muda juga mempunyai letak cukup strategis karena dilewati oleh jalan nasional yang menghubungkan kota-kota di pantai Barat-Selatan Provinsi Aceh dan merupakan pintu masuk ke Aceh dari sebelah selatan karena berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.Secara Gegrafis Kota Subulussalam terletak pada posisi 02 27 30 - 03 00 00 LU/ North Latitude dan 0 97 45 00 - 98 10 00 BT/ East Latitude. Kota Subulussalam dalam konstelasi regional berada di bagian perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara; Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat, Provinsi Sumatera Utara; Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil; dan Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon dan Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.

2.1.2 AdministratifKota Subulussalam memiliki 5 Kecamatan dengan 74 Desa yaitu Kecamatan Simpang Kiri yang terdiri dari 14 Desa, yaitu Kecamatan Penanggalan yang terdiri dari 10 Desa, Kecamatan Rundeng yang terdiri dari 23 Desa, Kecamatan Sultan Daulat yang terdiri dari 17 Desa serta Kecamatan Longkib dengan 10 Desa.Kota Subulussalam memiliki luas wilayah 1.391 km2 dengan luas kecamatan yang terbesar adalah Kecamatan Sultan Daulat (43,3%), sedangkan kecamatan dengan luasan terkecil adalah Kecamatan Penanggalan (6,7%). Untuk lebih jelasnya, peta kondisi adminstratif Kota Subulussalam dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 2.1.Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Tahun 2011

NoKecamatanJumlah Kelurahan/Desa Luas Wilayah

(Km)% thd total

1Simpang Kiri1421315,3

2Penanggalan10936,7

3Rundeng2332023,0

4Sultan Daulat1760243,3

5Longkib1016311,7

Kota Subulussalam741.391100,0

Sumber : BPS Subulussalam Dalam Angka Tahun 2012

Buku Putih SanitasiKota Subulussalam2013

17

Peta 2.1. Peta Administrasi Kota Subulussalam dan Cakupan Kajian Wilayah

Sumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2012

2.1.3 2.1.4 Kondisi Topografi dan MorfologiBerdasarkan karakteristik topografisnya, Kota Subulussalam dikalsifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: Dataran Rendah yang menjadi dominasi karakteristik bentang alam Kota Subulussalam, dengan kemiringan 00 20 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 45%; Daerah/dataran Landai dengan kemiringan 20 50 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 10,80%; dan Dataran tinggi dengan kemiringan 50 150 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 26,45%. Dataran perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan 150 1000, yaitu:a. Daerah perbukitan dengan kemiringan 150 400 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 17%; danb. Daerah pegunungan terjal dengan kemiringan melebihi 400 dengan prosentase luas terhadap luas kota adalah 1,12%.

Morfologi Kota Subulussalam secara umum bervariasi, baik morfologi berupa perbukitan maupun morfologi bergelombang dan lahan datar. Morfologi Kota Subulussalam berbukit di bagian timur dan kemudian semakin ke arah barat semakin bergelombang dan mendatar. Bagian tertinggi Kota Subulussalam mencapai ketinggian 1.000 mdpl, sedangkan bagian terendah berada pada ketinggian 50 mdpl, sehingga dengan adanya margin yang cukup tinggi antara ketinggian terendah dengan ketinggian tertinggi ini, dapat dikatakan bahwa Kota Subulussalam memiliki kondisi morfologi yang unik dimana baik dataran maupun pegunungan terdapat pada kota ini.Berdasarkan hal tersebut, maka morfologi di wilayah Kota Subulussalam dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan terjal, satuan morfologi perbukitan bergelombang, dan satuan morfologi pedataran.1) Satuan Morfologi Perbukitan Terjal, dicirikan oleh rangkaian pegunungan yang tingginya antara 800 1.000 mdpl dan keterjalan lebih dari 40. Aliran sungai mempunyai pola dendritik sub dendritik, sebagian trellis karena mengikuti pola patahan, dengan lembah sungai yang sempit, biasanya berbentuk V dan sebagian kecil cenderung U, menunjukkan tingkat erosi muda menuju dewasa.2) Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Land ai, dicirikan oleh perbukitan dengan ketinggian antara 100 800 m dpl dan kemiringan lereng antara 15 - 40. Pola aliran sungai dendritik, dengan lembah berbentuk U dan sebagian berbentuk V, menunjukkan tingkat erosi dewasa. Satuan ini umumnya ditempati oleh batuan vulkanik dan sedimen.3) Satuan Morfologi Pedataran merupakan daerah datar atau dengan kemiringan lereng antara 0 hingga 15 dan pola aliran anyaman braided stream yang umum terjadi di daerah muara sungai.

2.1.5 Geologi dan Jenis TanahBeberapa jenis tanah yang membentuk struktur tanah di Kota Subulussalam terdiri atas jenis tanah komplek PMK dan litosol, podsolik merah kuning (PMK), organosol dan glei humus, komplek PMK, litosol dan latosol. Jenis tanah PMK mendominasi pada wilayah utara dan timur Kota Subulussalam, sementara jenis tanah Organosol dan Glei Humus mendominasi jenis tanah di wilayah selatan dan barat Kota Subulussalam. Hanya sedikit saja sebaran jenis tanah PMK, Listosol dan Latosol.Adapun karakteristik khas jenis tanah di Kota Subulussalam adalah sebagai berikut : Podsolik Merah Kuning (PMK) memiliki karakteristik keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut. Kandungan bahan organic pada jenis tanah ini hanya sekitar 10 %, serta memiliki kandungan unsur hara yang rendah. Permeabilitas tanah sedang hingga agak lambat, serta memiliki daya menahan air yang kurang baik serta peka terhadap erosi. Organosol, tersusun dari bahan organik atau campuran bahan mineral dengan bahan organik. Ketebalan minimum 40 cm dan paling sedikit mengandung 30 % bahan organik atau lebih 20 % bila berpasir. Warna tanah gelap, pH rendah, drainase terhambat sampai sangat terhambat. Bila hendak digunakan untuk pertanian memerlukan drainase/irigasi. Latosol, merupakan tanah yang miskin akan zat hara terutama zat Pospat, Kalium dan Nitrogen dan rendah kadar humusnya, bersifat butir, teduh dan mantap, tidak ploistis (lembut) serta tahan terhadap erosi. Jenis tanah ini dapat diolah untuk pertanian sepanjang tahun.Sifat tanah yang mudah longsor menjadi salah satu kendala dalam pengembangan Kota Subulussalam, begitu pula dengan sifatnya yang menghambat drainase.Ditinjau dari struktur geologis, Kota Subulussalam memiliki struktur geologi yang terdiri atas arrenite sandstone, boulder-sandstone, conglomerate, sandstone, tuff, volcanic rock. Dari beragamnya struktur geologis tersebut, Kota Subulussalam didominasi oleh struktur geologi conglomerate. Sedangkan struktur geologi yang memiliki komposisi terkecil adalah tuff.Struktur arrenite sandstone mendominasi di wilayah perbukitan di bagian timur Kota Subulussalam beserta dengan struktur sandstone, yaitu di Kecamatan Penanggalan. Struktur conglomerate yang mendominasi struktur geologi Kota Subulussalam tersebar di seluruh kecamatan, dengan dominasi pada Kecamatan Simpang Kiri. Komposisi tuff dan volcanic rock mendominasi di bagian utara pada areal hutan yakni di Kecamatan Sultan Daulat. Sementara komposisi boulder-sandstone mendominasi areal di samping sungai-sungai yang melintasi Kota Subulussalam, terutama sungai Lae Kombih, Lae Soraya, Lae Belegen, dan Lae Batu-batu.

2.1.6 HidrologiPotensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi, maupun untuk kepentingan lainnya. Kota Subulussalam memiliki potensi terkait dengan hal ini. Sumberdaya air di Kota Subulussalam meliputi air permukaan yaitu air sungai dan rawa, serta air tanah yang bersumber dari mata air. Salah satu potensi sumberdaya air adalah Sungai Besar Lae Soraya yang memiliki hulu di Lawe Alas Aceh Tenggara. Selain Lae Soraya, terdapat beberapa sungai lainnya dengan kapasitas yang lebih kecil serta anak-anak sungai yang tersebar di Kota Subulussalam. Secara umum, karakteristik sungai-sungai di Kota Subulussalam berkelok pendek sehingga sering menimbulkan bencana genangan/luapan sungai, namun dengan lebar sungai yang sangat memadai seperti Lae Soraya, beroptensi untuk dijadikan sebagai media transportasi sungai. Sungai-sungai di Kota Subulussalam belum bertanggul, juga sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya bencana genangan akibat luapan sungai.Dalam hal pengelolaan Wilayah Sungai (WS), Kota Subulussalam termasuk ke dalam WS Alas-Singkil sebagai WS lintas provinsi karena menjadi sumber air bagi Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Oleh karenanya, pengelolaan WS yang melintasi Kota Subulussalam ini menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, yang didasarkan pada Permen PU No.11A/PRT/M/2006.Terdapat 4 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terkait dengan Kota Subulussalam, yaitu DAS Lawe Alas, DAS Trumor, DAS Simpang Kanan, dan DAS Simpang Kiri. Aliran sungai yang melintasi wilayah Kota Subulussalam adalah:1. Sungai Lae Soraya yang merupakan sungai besar yang melintasi Kota Subulussalam di batas barat kota, mengalir dari utara ke selatan melalui Kecamatan Sultan Daulat, Kecamatan Rundeng dan Kecamatan Longkip hingga Kabupaten Aceh Singkil.2. Sungai Lae Kombih yang membentang dari timur ke barat kota, mengalir dari Provinsi Sumatera Utara melintasi Kecamatan Penanggalan, Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Rundeng, bermuara pada Sungai Lae Soraya di Kecamatan Rundeng.3. Sungai Lae Batu-Batu mengalir melintasi Kecamatan Sultan Daulat dan Kecamatan Rundeng, memiliki hulu di Kecamatan Sultan Daulat dan bermuara di Lae Belegen, Menuju Lae Soraya.4. Sungai Lae Biski yang merupakan hulu dari sungai Lae Batu-batu di Kecamatan Sultan Daulat.5. Sungai Lae Belegen yang mengalir dari Kecamatan Simpang Kiri menuju Kecamatan Rundeng dan bermuara di Sungai Lae Soraya.6. Sungai Lae Sarkea yang merupakan daerah hulu, mengalir dari Kecamatan Penanggalan menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae Belegen.7. Sungai Lae Penuntungan di Kecamatan Penanggalan, bermuara di Sungai Lae Sireprep.8. Sungai Lae Sireprep yang merupakan daerah hulu di Kecamatan Penanggalan, mengalir menuju Kecamatan Simpang Kiri dan bermuara di Sungai Lae Belegen.

Tabel 2.2.Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Subulussalam

NoNama DASLuas (Ha)

1Sungai Lae Souraya22,07

2Sungai Lae Kombih9,64

3Sungai Lae Batu-Batu8,40

4Sungai Lae Biski1,24

5Sungai Lae Belegen1,68

6Sungai Lae Sarkea2,20

7Sungai Lae Penuntungan0,97

8Sungai Lae Sireprep0,35

Kota Subulussalam46,54

Sumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2012

Peta 2.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota SubulussalamSumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 20122.2 2.3 DemografiJumlah penduduk Kota Subulussalam dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk juga bertambah, perkembangan ini dapat dilihat Pada Tabel 2.3.Sebagai landasan perencanaan pembangunan sanitasi di Kota Subulussalam, perlu dibuat angka proyeksi untuk 5 tahun kedepan, dengan digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

Pt = Po (1+r )t

Di mana;Pt = Jumlah penduduk tahun ke tPo = Jumlah Penduduk awalr = rata rata pertumbuhan pendudukt = Waktu (5)

Perhitungan didasarkan pada data hasil sensus tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011, diperoleh nilai rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahun sebesar 4,18 % , dengan hasil proyeksi jumlah penduduk mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.3Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhir

NoKecamatanJumlah PendudukJumlah KKTingkat PertumbuhanKepadatan Penduduk

2007200820092010201120072008200920102011200920102011200920102011

1Simpang Kiri25.68726.31626.94427.57328.1085.3885.5205.6525.7845.9162,12,061,94127129131

2Penanggalan10.69410.95611.21711.47911.8792.2022.2562.3102.3642.4187,584,733,48131123127

3Rundeng10.24210.49310.74310.99411.3812.1972.2502.3042.3582.4122,8517,383,52333436

4Sultan Daulat12.07412.36912.66512.96013.1322.6592.7242.7892.8542.9194,07171,33232222

5Longkib4.1364.2384.3394.4404.4901.0181.0431.0681.0931.1185,5917,351,13322727

Kota Subulussalam62.83364.37265.90867.44668.99013.46413.79314.12314.45314.7834,447,562,28494850

Sumber : BPS, Subulussalam Dalam Angka Tahun 2010, 2011, 2012Tabel 2.4Jumlah Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun

NoKecamatanJumlah PendudukJumlah KKTingkat PertumbuhanKepadatan Penduduk

20122013201420152016201220132014201520162012201320142015201620122013201420152016

1Simpang Kiri28.83029.45930.08830.71631.3456.0486.1806.3126.4436.5752,572,182,142,092,05135138141144147

2Penanggalan12.00212.26412.52612.78813.0492.4722.5262.5802.6332.6871,042,182,142,092,045658596061

3Rundeng11.49511.74611.99712.24712.4982.4662.5192.5732.6272.6811,002,182,142,082,055455565759

4Sultan Daulat13.55113.84614.14214.43714.7332.9843.0493.1143.1793.2443,192,182,142,092,056465666869

5Longkib4.6424.7444.8454.9465.0471.1431.1681.1931.2181.2433,392,202,132,082,042222232324

Kota Subulussalam70.52072.05973.59875.13476.67215.11315.44215.77216.10016.4302,242,182,142,092,055152535455

Sumber : BPS, Subulussalam Dalam Angka Tahun 2010, 2011, 20122.4 2.5 Keuangan Dan Perekonomian DaerahDari sudut biaya pembangunan yang dilaksanakan di Kota Subulussalam, perlu dilihat kemampuan Kota Subulussalam dalam membiayai belanja pembangunan. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBK) Kota Subulussalam dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 2.5Ringkasan Realisasi APBK Kota Subulussalam Tahun 2008 - 2012

NoUraian20082009201020112012

A.PENDAPATAN

1Pendapatan Asli Daerah 1.514.408.211,00 3.054.708.673,00 3.361.400.822,81 6.830.438.999,60 6.099.446.461,29

2Dana Perimbangan 130.875.173.732,00 230.106.065.261,00 220.961.849.060,00 240.664.207.050,00 284.034.414.099,00

3Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 441.825.800,00 1.777.350.000,00 38.858.463.338,00 58.858.997.040,00 10.737.772.000,00

4Transfer Pemerintah Propinsi 4.072.921.274,00 10.350.532.209,00 4.419.882.846,00 17.108.469.933,00 7.881.673.161,00

5Lain-lain Pendapatan yang Sah 15.209.573.000,00 4.582.931.349,00 5.000.000.000,00 - 6.424.572.635,00

Jumlah Pendapatan 152.113.902.017,00 249.871.587.492,00 272.601.596.066,81 323.462.113.022,60 315.177.878.356,29

B.BELANJA

1Belanja Operasi 119.245.409.453,00 159.566.186.764,00 178.241.210.550,00 205.075.659.718,33 230.877.911.414,39

2Belanja Modal 31.582.911.265,00 75.370.839.320,00 86.473.311.900,00 99.192.262.694,00 61.788.343.756,00

3Belanja Tidak Terduga 330.565.000,00 770.989.500,00 406.787.400,00 384.000.000,00 236.340.000,00

4Transfer 1.480.000.000,00 7.600.000.000,00 11.960.032.500,00 11.682.986.000,00 13.381.513.800,00

Jumlah Belanja 152.638.885.718,00 243.308.015.584,00 277.081.342.350,00 316.334.908.412,33 306.284.108.970,39

Surplus / Defisit Anggaran (524.983.701,00) 6.563.571.908,00 (4.479.746.283,19) 7.127.204.610,27 8.893.769.385,90

C.PEMBIAYAAN

1Penerimaan Pembiayaan 1.276.045.279,00 751.061.578,00 6.814.633.486,00 11.334.887.202,81 5.015.103.998,08

2Pengeluaran Pembiayaan - 500.000.000,00 1.000.000.000,00 13.480.987.815,00 11.906.842.200,00

Pembiayaan Netto 1.276.045.279,00 251.061.578,00 5.814.633.486,00 (2.146.100.612,19) (6.891.738.201,92)

Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran 751.061.578,00 6.814.633.486,00 1.334.887.202,81 4.981.103.998,08 2.002.031.183,98

Sumber : Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota Subulussalam TA. 2008-2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kota Subulussalam dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, Pendapatan terbesar berasal dari dana perimbangan. Ini menunjukkan bahwa Kota Subulussalam masih membutuhkan dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan dari sisi pembelanjaan, belanja Operasi memiliki peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan belanja Modal.Khusus untuk pembangunan dibidang sanitasi, alokasi anggaran pada APBK mengalami penurunan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan dibidang sanitasi kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari Pemerintah Kota Subulussalam. Adapun realisasi anggaran belanja modal sanitasi Kota Subulussalam, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.6Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per PendudukNoSKPKTahunRata-rata Pertumbuhan

20082009201020112012

1Dinas Pekerjaan Umum3.925.500.0001.401.025.0002.738.755.0001.918.083

1.aInvestasi3.925.500.0001.401.025.0002.738.755.0001.918.083

1.bOperasional/Pemeliharaan (OM)

2Badan Lingkungan Hidup, KPPK1.351.909.000974.124.000876.852.000433.038.000

2.aInvestasi1.185.953.000809.877.000696.220.000241.660.000

2.bOperasional/Pemeliharaan (OM)165.956.000164.247.000180.632.000191.378.000

3Dinas Kesehatan20.920.000

3.aInvestasi20.920.000

3.bOperasional/Pemeliharaan (OM)

4Belanja Sanitasi5.277.409.0002.375.149.0003.615.607.000455.876.083

5Pendanaan Investasi Sanitasi5.111.453.0002.210.902.0003.434.975.000264.498.083

6Pendanaan OM165.956.000164.247.000180.632.000191.378.000

7Belanja Langsung 31.582.911.26575.370.839.32086.473.311.90099.192.262.69461.788.343.756

8Proporsi Belanja Sanitasi / Belanja Langsung0,070,030,040,01

9Proporsi Investasi Sanitasi / Total Belanja Sanitasi0,970,930,950,58

10Proporsi OM Sanitasi / Total Belanja Sanitasi0,030,070,050,42

Sumber : Qanun Kota Subulussalam Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBK Kota Subulussalam TA. 2008-2012

Tabel 2.7Belanja Sanitasi Perkapita Kota Subulussalam Tahun 2008-2012NoDeskripsiTahunRata-rata

20082009201020112012

1Total Belanja Sanitasi Kota Subulussalam 5.277.409.000 2.375.149.000 3.615.607.000 455.876.083 2.344.808.217

2Jumlah Penduduk69.77668.72967.44668.99070.520 69.092

Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)0,00 76.786 35.216 52.408 6.464 34.175

Sumber : APBK dan BPS TA. 2008-2012, diolah.

Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, dapat dilihat dari pertumbuhan angka produk domestik regional bruto (PDRB). Dari tahun ke tahun, PDRB Kota Subulussalam mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan PDRB tersebut diikuti oleh peningkatan pendapatan perkapita (PDRB per kapita) Kota Subulussalam. Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh ekonomi makro Indonesia. Data perekonomian di Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.8Tabel Peta Perekonomian Kota Subulussalam Tahun 2007-2011

NoDeskripsiTahun

20072008200920102011

1PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)226.182,02237.180,80247.857,72260.919,81276.339,58

2Pendapatan Perkapita Kota (Rp.)3.610.594,-3.690.841,-3.760.548,-3.868.575,-4.005.502,-

3Pertumbuhan Ekonomi (%)-1,652,221,892,873,54

Sumber : BPS Kota Subulussalam 2012

2.6 Tata Ruang Wilayah2.6.1 Tujuan Penataan RuangTujuan penataan ruang Kota Subulussalam mengarah kepada terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang dicapai melalui peningkatan aktivitas ekonomi. Dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada saat ini dan kemungkinan yang ada di masa yang akan datang serta dengan memperhatikan rencana yang dicanangkan oleh Wilayah Provinsi Aceh secara lebih luas maka tujuan penataan ruang Kota Subulussalam dalam kurun waktu 2012-2032 adalah:

MEWUJUDKAN KOTA SUBULUSSALAM SEBAGAI KOTA PUSAT AGROINDUSTRI MANDIRI YANG SEJAHTERA, ISLAMI DAN RAMAH LINGKUNGAN

Pusat agroindustri adalah pusat kegiatan industri yang memfokuskan pada pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil perkebunan dan pertanian yang dominan ada di Kota Subulussalam, Contohnya adalah perkebunan kelapa sawit, diharapkan industri yang tersedia di Kota Subulussalam nantinya bukan hanya industri CPO tetapi juga industri hilir yang merupakan turunan dari industri CPO.Mandiri dimaksudkan bahwa kegiatan perekonomian terutama dalam kaitannya dengan agroindustri mengandalkan kemampuan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berasal dari Kota Subulussalam sendiri. Sejahtera dimaksudkan bahwa semua kegiatan ekonomi adalah untuk kepentingan kesejahteraan penduduk Kota Subulussalam.Islami dimaksudkan bahwa penataan ruang dan pembangunan di Kota Subulussalam berdasarkan pada pandangan hidup masyarakat yang berlandaskan syariat Islam.Ramah Lingkungan dimaksudkan penataan ruang yang dibuat bertujuan untuk pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan agar tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan di masa yang akan datang.

2.6.2 Kebijakan Penataan RuangKebijakan penataan ruang Kota Subulussalam diantaranya meliputi: 1. Pembentukan struktur ruang yang mantap melalui penetapan pusat pelayanan yang mendukung kegiatan agroindustri mandiri dan kegiatan perkotaan lainnya secara optimal;2. Peningkatan aksesibilitas dan transportasi untuk menunjang optimalnya fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sebagai penunjang kelancaran kegiatan agroindustri mandiri;3. Peningkatan pelayanan prasarana lainnya untuk mendorong kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat dan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup;4. Pelestarian kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan Kota Subulussalam dengan berbasiskan mitigasi bencana;5. Pengembangan kawasan budidaya dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan penegakkan syariat Islam untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat;6. Peningkatan investasi dan perekonomian di kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis;7. Peningkatan pengembangan kawasan lindung sebagai kawasan strategis lingkungan;8. Peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara.

2.6.3 Strategi Penataan RuangSetiap kebijakan penataan ruang kota selanjutnya dijabarkan ke dalam strategi-strategi penataan ruang kota. Strategi penataan ruang Kota Subulussalam adalah sebagai berikut.1. Strategi untuk kebijakan Pembentukan struktur ruang yang mantap melalui penetapan pusat pelayanan yang mendukung kegiatan agroindustri mandiri dan kegiatan perkotaan lainnya secara optimal meliputi:a. Menetapkan pusat-pusat pelayanan dengan mempertimbangkan kemudahan akses pelayanan pada penduduk.2. Strategi untuk kebijakan Peningkatan aksesibilitas dan transportasi untuk menunjang optimalnya fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sebagai penunjang kelancaran kegiatan agroindustri mandiri meliputi:a. Meningkatkan sistem pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan;b. Meningkatkan sistem pelayanan perkeretaapian;c. Meningkatkan sistem pelayanan angkutan sungai danau dan penyeberangan.3. Strategi untuk kebijakan Peningkatan pelayanan prasarana lainnya untuk mendorong kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat dan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup meliputi:a. Meningkatkan pelayanan energi di Kota Subulussalam;b. Mendorong pengembangan jaringan telekomunikasi di seluruh Kota Subulussalam;c. Meningkatkan pelayanan jaringan sumber daya air di Kota Subulussalam;d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air minum di Kota Subulussalam;e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air limbah di Kota Subulussalam;f. Meningkatkan pengelolaan persampahan di wilayah kota dengan melibatkan masyarakat;g. Menata jaringan drainase yang terpadu dan terkoneksi;h. Mengatur penempatan jalur pejalan kaki yang fungsional dan tetap memperhatikan keindahan;i. Mengembangkan jalur evakuasi bencana.4. Strategi untuk kebijakan Pelestarian kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan Kota Subulussalam dengan berbasiskan mitigasi bencana meliputi:a. Menetapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya dan ketentuan peraturan yang berlaku;b. Mempertahankan kawasan berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya.5. Strategi untuk kebijakan Pengembangan kawasan budidaya dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan penegakkan syariat Islam untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat meliputi: a. Menetapkan kegiatan-kegiatan utama pada pusat-pusat pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat;b. Mengembangkan kegiatan-kegiatan untuk perwujudan pola ruang berlandaskan mitigasi bencana dan syariat Islam.6. Strategi untuk kebijakan Peningkatan investasi dan perekonomian di kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis meliputi:a. Mengembangkan kawasan strategis ekonomi.7. Strategi untuk kebijakan Peningkatan pengembangan kawasan lindung sebagai kawasan strategis lingkungan meliputi:a. Mengembangkan kawasan strategis lingkungan.8. Strategi untuk Peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan Negara meliputi:a. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;b. Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset Pertahanan/TNI.

Tabel 2.9KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KOTA SUBULUSSALAM

NoKebijakanStrategi

1Pembentukan struktur ruang yang mantap melalui penetapan pusat pelayanan yang mendukung kegiatan agroindustri mandiri dan kegiatan perkotaan lainnya secara optimalMenetapkan pusat-pusat pelayanan dengan mempertimbangkan kemudahan akses pelayanan pada penduduk

2Peningkatan aksesibilitas dan transportasi untuk menunjang optimalnya fungsi dan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sebagai penunjang kelancaran kegiatan agroindustri mandiriMeningkatkan sistem pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan

Meningkatkan sistem pelayanan perkeretaapian

Meningkatkan sistem pelayanan angkutan sungai danau dan penyeberangan

3Peningkatan pelayanan prasarana lainnya untuk mendorong kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat dan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup

Meningkatkan pelayanan energi di Kota Subulussalam

Mendorong pengembangan jaringan telekomunikasi di seluruh Kota Subulussalam

Meningkatkan pelayanan jaringan sumber daya air di Kota Subulussalam

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air minum di Kota Subulussalam

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air limbah di Kota Subulussalam

Meningkatkan pengelolaan persampahan di wilayah kota dengan melibatkan mayarakat

Menata jaringan drainase yang terpadu dan terkoneksi

Mengatur penempatan jalur pejalan kaki yang fungsional dan tetap memperhatikan keindahan

Mengembangkan jalur evakuasi bencana

4Pelestarian kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan Kota Subulussalam dengan berbasiskan mitigasi bencana Menetapkan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya dan ketentuan peraturan yang berlaku.

Mempertahankan kawasan berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya;

5Pengembangan kawasan budidaya dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan penegakkan syariat islam untuk kepentingan kesejahteraan masyarakatMenetapkan kegiatan-kegiatan utama pada pusat-pusat pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat

Mengembangkan kegiatan-kegiatan untuk perwujudan pola ruang berlandaskan mitigasi bencana dan syariat Islam

6Peningkatan investasi dan perekonomian di kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategisMengembangkan kawasan strategis ekonomi

7Peningkatan pengembangan kawasan lindung sebagai kawasan strategis lingkunganMengembangkan kawasan strategis lingkungan

8Peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan NegaraMengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan disekitar kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan

Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset Pertahanan/TNI

Sumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2012

Peta 2.3 Rencana Pusat Layanan Kota SubulussalamSumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2012Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kota SubulussalamSumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2012

2.6.4 2.6.5 KebencanaanKebencanaan di Kota Subulussalam tidak dapat terlepas dari sistem kebencanaan Indonesia bahkan dunia. Hal ini karena sistem kegiatan di dalam bumi memiliki keterkaitan satu sama lain, dimana kegiatan di dalam bumi pada suatu belahan bumi dapat berpengaruh terhadap belahan bumi lainnya. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng/kulit bumi aktif yaitu lempeng IndoAustralia di bagian selatan, Lempeng EuroAsia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempengan tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga lempeng IndoAustralia menunjam ke bawah lempeng EuroAsia dan menimbulkan gempa bumi, jalur gunung api, dan sesar atau patahan.Penunjaman di Indonesia juga banyak terdapat patahan aktif seperti Patahan Semangko di Sumatera, Cimandiri di Jawa dan banyak patahan dan sub patahan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karenanya kejadian gempa beserta dampak yang ditimbulkannya yang dapat terjadi secara tiba-tiba harus dapat diantisipasi secara dini kejadiannya, misalkan melalui hazard warning system dan optimalisasi upaya mitigasi bencana.Kondisi geografis Indonesia sebagaimana diuraikan di atas sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).Berdasarkan peta kerentanan bencana di atas, Kota Subulussalam termasuk ke dalam wilayah dengan kerentanan bencana sedang-tinggi. Jenis kerentanan bencana di Kota Subulussalam diantaranya gempa bumi, gerakan tanah, dan banjir. Sedangkan dengan bencana gunung api mengingat tidak ada gunung api aktif yang dekat dengan Kota Subulussalam.Kota Subulussalam memiliki beberapa potensi bencana seperti banjir, gerakan tanah dan gempa. Diperlukan upaya adaptasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana, seperti penyediaan ruang-ruang yang dapat difungsikan sebagai ruang evakuasi bagi penduduk yang terkena bencana. Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi meeting point ketika bencana terjadi. Ruang evakusi bencana adalah sebuah ruang yang disediakan untuk masyarakat yang terkena bencana dalam kondisi darurat, sesuai dengan kebutuhan antisipasi bencana karena memiliki kelenturan dan kemudahan modifikasi sesuai dengan kondisi bentuk lahan disetiap lokasi. Ruang yang dipersiapkan sebagai tempat sementara evakuasi para korban bencana,harus memiliki tingkat keamanan yang lebih terjamin,serta mempunyai akses yang cukup tinggi/terjangkau oleh bantuan dari luar daerah.Adapun beberapa kriteria yang dapat dipergunakan dalam penentuan ruang-ruang evakuasi bencana tersebut adalah sebagai berikut: Ruangan-ruangan yang bersifat publik seperti lapangan-lapangan terbuka, kawasan parkir, tegalan ataupun area pertanian kering; Terletak pada lokasi yang aksesibel dari konsentrasi penduduk yang harus diselamatkan; Terletak pada daerah dengan kepadatan kawasan dan bangunan rendah hingga sedang; Terletak pada jaringan jalan yang aksesibel/mudah dicapai dari semua arah dengan berlari/berjalan kaki; dan Tidak terletak pada daerah yang diperkirakan memiliki kerentanan terhadap bahaya lebih lanjut; Diperkirakan setiap orang akan membutuhkan ruang minimum 2 m, sehingga daya tampung ruang penyelamatan harus diperhitungkan dengan cermat; Lokasi untuk evakuasi bencana dapat dikembangkan sebagai ruang serba guna, dimana pada waktu terjadi bencana alam dapat berfungsi sebagai ruang evakuasi dan pada waktu tidak terjadi bencana berfungsi sebagai ruang terbuka publik (baik berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau).Arahan rencana kawasan ruang evakuasi bencana jika terjadi bencana adalah ruang terbuka publik pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas/kegiatan tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun kelompok. Selain mempunyai fungsi sebagai tempat interaksi,estetika kota ruang terbuka juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap bencana. Ruang terbuka publik yang berfungsi sebagai konektor atau lingkage antar ruang akan memudahkan dalam evakuasi saat terjadi bencana sehingga dapat meminimalkan jatuhnya korban. Dalam hal ini ruang terbuka berfungsi sebagai ruang evakuasi bencana dengan kata lain ruang terbuka juga dapat menjadi akses bagi masyarakat untuk mencapai lokasi evakuasi yang aman. Selain itu Ruang Terbuka Non Hijau secara fungsionl dapat diarahkan sebagai lokasi penyelamatan berupa ruang terbuka perkerasan yang merupakan tempat berkumpulnya massa (assembly point) pada saat bencana datang seperti lapangan olah raga, parkiran, plasa dan alun-alun kotaPada Kota Subulussalam terdapat beberapa ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang evakuasi bencana tersebut. Adapun arahan lokasi ruang evakuasi bencana di Kota Subulussalamadalah pada kawasan-kawasan pusat pelayanan yang didalamnya terdapat ruang-ruang terbuka hijau dan non hijau perkotaan, yaitu sebagai berikut:1. Kawasan Pusat Pelayanan Kota Simpang Kiri;2. Kawasan Sub Pusat Pelayanan Jambi Baru-Kutagara;3. Kawasan Sub Pusat Pelayanan Pasar Rundeng-Teladan Baru;4. Kawasan Sub Pusat Pelayanan KTM Longkip.

2.7 Sosial dan BudayaPada bidang sosial dan budaya, didapatkan data bahwa di Kota Subulussalam terdapat 74SD/setara, terdiri dari; 668 SD Negeri, 20 SD swasta, 197 MI; 204 SLTP/setara, terdiri dari; 49 SLTP Negeri, 25 SLTP swasta, 130 MTs; 70 SMA/setara, terdiri dari; 8 SMA Negeri, 19 SMA swasta, 43MA.

Tabel 2.10Fasilitas Pendidikan di Kota Subulussalam Tahun 2011

NoKecamatanJumlah Sarana Pendidikan

UmumAgama

SDSMPSMASMKMIMTsMA

Negeri SwastaNegeri SwastaNegeri SwastaNegeri SwastaNegeri SwastaNegeri SwastaNegeri Swasta

1Simpang Kiri180432310121210

2Penanggalan110310010010413

3Sultan Daulat190301000100101

4Rundeng150211001000200

5Longkib110201000000000

Jumlah7401455321231924

Sumber : Profil Pendidikan Kota Subulussalam 2012, Disdikbudparpora Kota Subulussalam.

Tingkat kesejahteraan masyarakat juga menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Dari data yang ada dari Pusat Data Terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Kota Subulussalam Tahun 2012 disimpulkan bahwa Jumlah keluarga miskin per Kepala Rumah Tangga Tahun 2011 Akumulasi dari 3 (tiga) Desil yaitu Desil 1 (satu), Desil 2 (dua) dan Desil 3 (tiga). Untuk dapat melihat tingkat kesejahteraan masyarakat di Kota Subulussalam, dapat digunakan data jumlah penduduk miskin sebagaimana tersaji dalam tabel 2.11 berikut ini.

Tabel 2.11 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Tahun 2011

NoKecamatanJumlah Keluarga Miskin (KK)

1Simpang Kiri1.323

2Penanggalan522

3Rundeng1.252

4Sultan Daulat1.567

5Longkib324

Jumlah4.988

Sumber : Pusat Data Terpadu TNP2K Tahun 2012, diolah.

Dalam hal jumlah rumah masyarakat di Kota Subulussalam, Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam mengkelompokkan dalam 4 jenis yaitu Rumah Milik Sendiri, Sewa, Kontrak dan Lainnya Adapun Jumlah Rumah yang ada di Kota Subulussalam adalah sebagai berikut :

Tabel 2.12Jumlah Rumah Per Kecamatan Tahun 2011

NoKecamatanJumlah Rumah

1Simpang Kiri5.784

2Penanggalan2.364

3Rundeng2.358

4Sultan Daulat2.854

5Longkib1.091

Jumlah14.451

Sumber : BPS Kota Subulussalam Tahun 2012, diolah

2.8 Kelembagaan Pemerintah Kota Subulussalam2.8.1 Organisasi Pemerintah Kota SubulussalamKelembagaan Pemerintah Kota Subulussalam disusun berdasarkan Qanun Kota Subulussalam Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah Dan Kecamatan Di Lingkungan Pemerintah Kota Subulussalam, Qanun Kota Subulussalam Nomor 02 Tahun 2009 tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Subulussalam, Qanun Kota Subulussalam Nomor 03 Tahun 2009 tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Subulussalam.Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Subulussalam terdiri dari 14 Dinas Daerah, 9 LembagaTeknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan 5 Kecamatan yang bertanggung jawab kepada Walikota Subulussalam melalui Sekretaris Daerah Kota Subulussalam. Secara lengkap, Struktur Organisasi Pemerintah Kota Subulussalam ditunjukkan dalam Gambar 2.1.Dalam bidang sanitasi, terutama dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan Sanitasi Permukiman, telah dibentuk Kelompok Kerja Sanitasi Kota Subulussalam dengan Keputusan Walikota Subulussalam Nomor 188.45/49/2013, Tanggal 13 Maret 2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Sanitasi Kota Subulussalam Tahun 2013, dimana anggota-anggotanya terdiri dari lintas SKPK, dan stakeholder sektor sanitasi di Kota Subulussalam.SKPK Kota Subulussalam yang terlibat dalam Pokja Sanitasi terdiri dari Sekretariat Daerah Kota Subulussalam, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Secara lengkap Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Kota Subulussalam ditunjukkan dalam Gambar 2.2

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Subulusssalam

Gambar 2.1 Struktur Kelompok Kerja Sanitasi Kota Subulusssalam Tahun 2013

2.8.2 Peraturan Terkait SanitasiDalam melaksanakan perencanaan dan pembangunan dibidang sanitasi, tentunya tidak terlepas dari peraturan hukum yang mengaturnya. Peraturan hukum tersebut dibuat agar adanya kejelasan mengenai tatacara dan standard pelaksanaan kegiatan serta menjamin tidak terjadinya tumpang tindih peraturan yang ada. Dalam penyusunan buku putih di Kota Subulussalam, Pokja Sanitasi mendasarkan pada peraturan peraturan sbb :

Tabel 2.13Peraturan Terkait SanitasiNoPeraturanPerihal

APHBS dan Promkes

1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966Higiene

2Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009Kesehatan

3Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/Menkes/Per/IV/2010Persyaratan Kualitas Air Minum

4Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1018/Menkes/Per/V/2011Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan Terhadap Dampak Perubahan Iklim

5Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999Persyaratan Kesehatan Rumah

6Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

7Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1429/Menkes/SK/2006Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dilingkungan Sekolah

8Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 585/Menkes/SK/V/2007Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

9Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 852/Menkes/SK/IX/2008Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

BPersampahan

1Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008Pengelolaan Sampah

CAir Limbah

1Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990Pengendalian Pencemaran Air

2Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

3Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995Program Kali Bersih

4Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air.

5Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003Baku Mutu air Limbah Domestik.

DDrainase

1Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982Pengaturan Air

2Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991Sungai

EPeraturan lainnya terkait sanitasi

1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997Pengelolaan Lingkungan Hidup

2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004Sumber Daya Air

3Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007Penataan Ruang

4Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011Perumahan dan Kawasan Pemukiman

5Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

6Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

7Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

Sumber : Pokja Sanitasi Kota Subulussalam Tahun 2013

2.8.3 Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan SanitasiDalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kota Subulussalam, beberapa satuan kerja perangkat daerah terlibat di dalamnya dan melaksanakan pembangunan sanitasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Secara ringkas, hubungan kerja SKPK yang terlibat dalam pembangunan sanitasi di Kota Subulussalam digambarkan dalam Bagan 2.1 berikut.

Bagan 2.1Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Sanitasi