bab ii - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/3097/5/bab 2.pdfsebelumnya.63 bahan ajar tidak...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bahan Ajar
1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara otomatis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub
kompetensi dengan segala kompleksitasnya.61 Pengertian ini menggambarkan
bahwa suatu bahan ajar hendaknya dirancang dan ditulis dengan kaidah
instruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan
menunjang proses pembelajaran.62
Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih
banyak waktu membimbing siswa dalam proses pembelajaran, membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi
yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan menjadi berkurang.
Dalam hal ini kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun
bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar, bahan ajar dapat
61. Ika lestari, Pengembangan Bahan Ajar…, 1.62. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan
proses belajar mengajar sangat ditentukanoleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materipelajaran kepadasiswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.Keberhasilanguru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara gurudengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang
memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang
berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajrkan
materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan
sebelumnya.63 Bahan ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuan tetapi
berisi juga tentang keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan pemerintah.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru
atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencangkup antara lain :
a. Petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru).
b. Kompetensi yang akan dicapai.
c. Informasi pendukung.
d. Latihan-latihan.
e. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)64.
f. Evaluasi.65
2. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar terdiri dari beberapa kelompok, di antaranya :
a. Kelompok Satu
1). Bahan ajar berbasis media grafis
63. Ibid., 1.64. Lembar kerja yang berisi informasi, perintah/ instruksi dari guru kepada siswa untuk
mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek atau dalam bentuk penerapan hasilbelajar untuk mencapai suatu tujuan. Bulu, Batjo, Menulis dan Menerapkan LKS (Ujung Pandang: Depdikbud Sulsel, 1993).
65. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset,2009), 173.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau
gagasan, penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan symbol atau
gambar. Yang termasuk media grafis antara lain grafik, diagram,
bagan, sketsa, poster, papan flannel, bulletin board.66
Kelebihan media grafis
a) Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa
terhadap pesan yang disajikan.
b) Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik
perhatian siswa
c) Pembuatannya mudah dan harganya murah
Kelemahan media grafis
a) Membutuhkan ketrampilan khusus dalam pembuatannya,
terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
b) Penyajian pesan hanya berupa unsur visual
2). Bahan ajar berbasis bahan cetak (printed)
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Yang
termasuk dalam bahan ajar ini67, yaitu:
a) Handout, adalah bahan tertulis yang dipersiapkan oleh seorang
guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Contoh:
dengan cara mendownload dari internet, atau menyadur dari
sebuah buku.
66. Rudi susilana dan Cepi riyana, Media Pembelajaran, hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan,dan Penilaian, (Bandung:CV. Wacana Prima, 2008), 13.67.Arief Sukadi Sadiman dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa, 1988), 186
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
b) Buku68, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan.
c) Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang
segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebukan
sebelumnya.
d) Lembar kegiatan siswa69, adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanyaberupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas.
e) Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah
yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri
atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran
cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang
perusahaan atau organisasi.
68. Buku diartikan sebagai “beberapa helai kertas yang terjilid berisi tulisan untuk dibaca atauhalaman-halaman kosong untuk ditulisi”. A Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional ItuMudah : Proses Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Bogor :Ghalia Indonesia, 2008), 93. Lihat juga KBBI, 1984 : 161. Pengertian buku yang dimaksudkanbukan buku cetakan, melainkan buku bacaan yang diterbitkan oleh penerbit. Buku yang diterbitkanitu terdaftar secara resmi di Perpustakaan Nasional dengan memiliki nomor seri yang disebutInternational Series Book Number (ISBN). Buku yang ditulis tidak cukup sekeda terbit, kemudiandiedarkan, lalu dijual. Yang terpenting dari kehadiran buku di tengah pembacanya adalah buku ituharus bergizi, tidak kering. Buku yang bergizi harus mampu menggerakkan pikiran pembacanya.Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung : Kaifa, 2001), 88 “Buku adalah jendela dunia”: R MasriSareb Putra dan Yennie Hardiwidjaya, How to Write and Market a Novel : Panduan Bagi Novelis,Pendidik, dan Industri Penerbitan, (Bandung : Kolbu, 2007), 82.
69. Menurut buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang disusun Diknas tahun 2004,Lembar Kegiatan Siswa atau student work sheet adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harusdikerjakan oleh peserta didik. Diknas, Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta :Ditjen Dikdasmenum, 2004).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
f) Leaflet, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan atau dijahit.
g) Wallchart, adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus
atau proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi
tertentu. Contoh: tentang siklus makhluk hidup binatang antara
ular, tikus dan lingkungannya.
h) Foto atau gambar, sebagai bahan ajar tentu diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihatsebuah atau
serangkaian foto atau gambar siswa dapat melakukan sesuatu
yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
i) Model atau maket70, adalah bentuk yang dapat dikenal
menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran skala
yang diperbesar atau dikecilkan.
3). Bahan ajar berbentuk gambar diam
Bahan ajar berbentuk gambar diam adalah bahan ajar visual yang
berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis bahan
ajar ini adalah foto.
Kelebihan bahan ajar gambar diam
a) Dibanding dengan grafis, foto lebih nyata
b) Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari obyek yang
sebenarnya.
70. Menurut Sudjana dan Rivai seperti yang di kutip Andi mengungkapkan bahwa model adalahtiruan tiga dimensi dari beberapa benda nyata yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh, terlalumahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk di bawa ke dalam kelas dan dipelajari peserta didikdalam wujud aslinya. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Yogjakarta, Diva Press, 2012), 228
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
c) Pembuatannya mudah dan harganya murah
d) Kelemahan media gambar diam
e) Biasanya ukurannya terbatas, sehingga kurang efektif untuk
pembelajaran kelompok besar.
f) Perbandingan yang kurang tepat dari suatu obyek, akan
menimbulkan kesalahan persepsi.
b. Kelompok kedua : Bahan Ajar Proyeksi Diam
Bahan ajar proyeksi diam adalah bahan ajar visual yang
diproyeksikan atau yang memproyeksikan pesan, di mana hasil
proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis
bahan ajar ini di antaranya :
1) OHP dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah alat visual yang
diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead
Projector). OHT terbuat dari bahan transparan yang biasanya
berukuran 8.5 x 11 inci.
Ada tiga jenis bahan yang dapat digunakan sebagai bahan OHT,
yaitu :
a) Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi
yang dapat ditulis atau digambari secara langsung dengan
menggunakan spidol.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
b) PPC Transparency Film (PPC = Plan Paper Copier), yaitu
jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan
menggunakan mesin Photocopy.
c) Infrared Transparency Film, yaitu jenis transparansi yang
dapat diberi tulisan ata gambar dengan menggunakan mesin
thermofax.
OHP (Overhead projector) adalah alat yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar.
Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
Ada 2 jenis model OHP :
a) OHP classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara
permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan.
Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan
dengan OHP jenis portable.
b) OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa
kemana-mana sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih
ringkas.
2) Opaque Projector
Opaque Projector atau projector yang tidak tembus
pandang adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan
bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buku,
foto dan model-model baik yang dua dimensi ataupun yang tiga
dimensi. Berbeda dengan OHP, Opaque Projector ini tak
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
memerlukan transparansi, tetapi memerlukan penggelapan ruangan.
Opaque Projector ini biasanya dapat pula digunakan untuk
memproyeksikan film bingkai atau slide akan tetapi tidak
dilengkapi dengan tape recorder.
Kelebihan dan kelemahan Opaque Projector ini hampir
mirip dengan kelemahan dan kelebihan OHP dan media slide.
Dikarenakan Opaque Projector dengan segala karakteristiknya
dapat berfungsi sebagai OHP dan slide projector.
3) Slide
Slide atau film bingkai media visual yang diproyeksikan
melalui alat yang disebut dengan projector slide. Slide atau film
bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang
terbuat dari karton atau plastik. Film positif yang bisa digunakan
untuk film slide adalah film positif yang ukurannya 35 mm dengan
ukuran bingkai 2x2 inchi. Sebuah program slide biasanya terdiri
atas beberapa bingkai yang banyaknya tergantung pada
bahan/materi yang akan disampaikan.
Kelebihan Slide :
a) Membantu menimbukan pengertian dan ingatan yang kuat
pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan
unsur suara.
b) Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan
gambar yang kongkrit.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
c) Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan,
karnanya film terpisah-pisah.
d) Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.
Kelemahan Slide :
a) Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya
b) Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika
program yang dibuatnya cukup panjang.
c) Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
d) Hanya dapat menyajikan gambar yang diam (geraknya terbatan
walaupun dengan menggunakan lebih dari sebuah projector).
4) Filmstrip
Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah bentuk
visual proyeksi diam, y ang pada dasarnya hampir sama dengan
slide. Hanya saja filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang
merupakan satu kesatuan (merupakan gelang, di mana antara ujung
yang satu dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah frame atau
gambar dari suatu filmstrip yang berjumlah 50 buah dan ada pula
yang berjumlah 75 buah dengan panjang 100 sampai dengan 130
cm.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
Menurut Cuban yang di kutip oleh Lee dan Artur dalam
bukunya “The Use Intructional Technologi In School, lesson to be
learn”, dari hasil observasi Thomas Edison di katakan71:
“I believe that the motion picture is destined to revolutionize oureducation system and that in a few years it will supplant largely, ifnot entirely, the use of textbooks.… The education of the future, as I see it, will be conductedthrough the medium of the motion picture … where it should bepossible to obtain onehundred percent efficiency.”
Kedepannya proses pembelajaran, akan sangat
ketergantungan dan dipengaruhi oleh kehadiran gambar bergerak
ini.
c. Kelompok tiga : Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio
yang di rekam dalam suatu media rekam.72 Penyampaian pesan dari
bahan ajar audio hanya dapat diterima oleh indra pendengaran, pesan
atau informasi yang akan disampaikan, dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif yang berupa kata-kata, musik dan sound effect.73
1) Radio
Radio adalah media audio yang penyampaian pesannya
dilakukan melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu
pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat
mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat
71 Mal Lee dan Arthur Winzenried, The Use Intructional Technologi In School, lesson to belearn ( Victoria, Australia: Acer Press, 2009), 42
72 Andi Prastowo, Panduan Kratif Membuat Bahan Ajar Inovatif , (Jogjakarta: DIVA press, CetV, 2013) , 41
73 Ibid., 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
(microfon) yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap
penjuru melalui gelombang elektromagnetik dan penerima pesan
(pendengar) dapat menerima pesan atau inforamasi tersebut dari
pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa mendengarkannya
di kelas-kelas.74
William Levenson menulis di tahun 1945, seperti yang di
lansir Lee dan Arhur75:
“The time may come when a portable radio receiver will be as
common in the classroom as the blackboard. Radio instruction will
be integrated into school life as an accepted educational medium.”
Kelebihan radio
a) Memiliki variasi program yang banyak
b) Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan
gelombangnya.
c) Baik untuk menggambarkan imajinasi siswa.
d) Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata,
kalimat atau musik, sehingga sangat cocok digunakan untuk
pelajaran bahasa.
e) Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa
yang banyak.
f) Harganya relatif murah.
Kelemahan media radio
74 Ibid, 18.75 Mal Lee dan Arthur Winzenried…, 49
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
a) Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way comunication)
b) Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa
untuk mendengarkannya.
c) Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang
dan disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa secara
individual.76
2) Alat perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetik atau kaset tape rekorder
adalah bahan ajar yang menyajikan pesannya melalui proses
perekaman kaset audio. Tidak seperti radio yang menggunakan
gelombang elektromagnetik sebagai alat pemancarnya.
Kelebihan Alat Perekam Pita Magnetik
a) Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
b) Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali.
c) Mengembangkan daya imajinasi siswa.
d) Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa.
e) Penggandaan programnya sangat mudah.
Kelemahan Alat Perekam Pita Magnetik
a) Daya jangkauannya terbatas.
b) Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio.
d. Kelompok Empat : Bahan Ajar Audio Visual Diam
76 Ibid., 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
Bahan ajar audio visual diam adalah bahan ajar yang
penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra pendengaran dan indra
penglihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar
diam atau sedikit memiliki unsur gerak.
Jenis bahan ajar ini anatara lain sound slide (slide suara), film
strip bersuara dan halaman bersuara.
Kelebihan dan kelemahan bahan ajar ini tidak jauh berbeda
dengan proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara pada
audio visual diam.
e. Kelompok Lima : Film / Motion Picture
Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu
serangkaian gambar diam (still Pictures) yang meluncur secara cepat
dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.
Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak,
oleh karenanya, film memberikan kesan yang impressif bagi
pemirsanya.
Ada beberapa jenis film, di antaranya film bisu, film bersuara,
dan film gelang yang ujungnya saling bersambung dan proyeksinya tak
memerlukan penggelapan ruangan.
Kelebihan Film
1) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh
siswa
2) Sangat bagus untuk menerangkan sebuah proses.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
4) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan
kebutuhan.
5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi
sikap siswa.
Kelemahan Film
1) Harga produksinya cukup mahal.
2) Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
3) Memerlukan operator khusus untuk mengoprasikannya
4) Memerlukan penggelapan ruangan.
f. Kelompok Enam : Televisi
Televisi adalah bahan ajar yang dapat menampilkan pesan
secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi di
antaranya : televisi tebuka (open broadcast television), televisi siaran
terbatas/TVST (cole circuit television/CCTV) dan video-cassette
recorder (VCR).
1) Televisi Terbuka
Televisi terbuka adalah audio visual gerak yang
penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang
eletromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh
pemirsa melalui pesawat televisi.
Kelebihan Televisi Terbuka
a) Informasi/pesan disajikan lebih aktual.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
b) Jangkauan penyebarannya sangat luas.
c) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata
oleh siswa.
d) Sangat bagus untuk menerangkan sebuah proses.
e) Mengatasi perbatasan ruang dan waktu.
f) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi
sikap siswa.
Kelemahan Pada Media Televisi Terbuka
a. Programmnya tidak dapat diulang-ulang.
b. Sifat komunikasinya hanya satu arah.
c. Gambarnya relatif kecil.
d. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat
kerusakan atau gangguan magnetik.
2) Televisi Siaran Terbatas
TVST atau CCTV adalah audio visual gerak penyampaian
pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan
perkataan lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio,
misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan
tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang
ada di ruangan-ruangan kelas.
Adapun kelebihannya dibandingkan dengan televisi
terbuka adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua arah
(hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui interkom),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
kebutuhan siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol, sedangkan
kelemahannya adalah jangkauannya relatif terbatas.
a) Media Video Cassette Recorder (VCR)
Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya
dilakukan dengan menggunakan kasat video, dan
penayangannya melalui pesawat televisi. Sedangkan media
film, perekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang
positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke
layar.
Secara umum kelebihan media VCR sama dengan
kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu,
media VCR ini memiliki kelebihan lainnya, yaitu
programmnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelemahannya
adalah jangkauan terbatas.
g. Kelompok Tujuh : Bahan Ajar Multi Media
Pengertian bahan ajar multi media sering dikacaukan dengan
pengertian multi image. Multi media merupakan suatu sistem
penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan ajar yang
membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang
terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual.
Sedangkan multi image merupakan gabungan dari beberapa jenis
proyeksi visual yang digabungkan lagi dengan komponen audio yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
kuat, sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan besar yang cocok
untuk penyajian di suatu auditorium yang luas.
Kelebihan bahan ajar multi media
1) Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media.
2) Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang
digunakan lebih bervariasi.
3) Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.
Kelemahan Multi Media
1) Biayanya cukup mahal.
2) Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang
profesional.
3. Pemilihan dan penggunaan bahan ajar
Perbedaan karakteristik dari peserta didik dan juga faktor geografis
yang juga pada akhirnya bepengaruh pada sektor sosiologi peserta didik.
Pemilihan bahan ajar diharapkan mampu memnuhi kebutuhan peserta didik
sehingga dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua keompetensi secara utuh
dan terpadu. 77
Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi
pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.
77 Ika lestari…,3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau
silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk
materi pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut
sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara
memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan
cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-
jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu
komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam
membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan tersebut,
diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan suatu materi
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lebih optimal dan
bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas peserta didik
diharapkan juga meningkat.
Sebuah bahan ajar yang baik harus mencakup :
a. Petunjuk belajar (petunjuk untuk guru dan siswa)
b. Kompetensi yang akan di capai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
c. Informasi pendukung
d. Latihan-latihan
e. Petunjuk kerja, bisa berupa lembar kerja (LK), dan
f. Evaluasi 78
Selain itu penggunaan bahan ajar dapat berfungsi dari bahan ajar
sendiri bagi pendidik79 adalah:
a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar;
b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator;
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif;
d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik;
e) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil belajar
4. Langkah-langkah pokok penyusunan bahan ajar
Langkah-langkah utama dalam penyusunan bahan ajar ini terdiri atas
tiga tahap penting yang meliputi analisis kebutuhan bahan ajar, menyusun peta
bahan ajar, dan membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing
bentuk bahan ajar. 80
a. Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang dilakukan
untuk menyusun bahan ajar. Diantaranya terdiri atas tiga tahapan, yaitu
78 Ika lestari,...379 http://cindyfitri.blogspot.com/2012/02/fungsi-bahan-ajar.html, diakses, 24 mei 201480 Andi Prastowo, Panduan kreatif.., 49.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
menganalisis kurikulum, menganalisis sumber belajar dan penentuan jenis
bahan ajar.81 Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu
proses pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Adapun
tahapan-tahapan tersebut adalah :
1) Analisis Kurikulum
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengalisis
kurikulum. Langkah ini ditujukan untuk menentukan kompetensi–
kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dengan harapan akan mampu
membuat peserta didik mampu menguasai kompetensi yang telah
ditentukan tersebut. Sedangkan untuk menganalisis kurikulum ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah:
a) Standar Kompetensi (SK)82, yaitu kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarka penguasaan sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diharapkan yang dicapai pada setiap tingkat dan
semester.
b) Kompetensi Dasar (KD),83 yaitu sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indicator kompetensi.
81 Ibid, 49.82 . PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasional pendidikan perubahanan dari PP. Nomor
19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, pasal 77B ayat 2 di jelaskan bahwa StandartKompetensi (liat PP. Nomor 19 tahun 2005) berubah menjadi Kompetensi Inti (KI) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar KompetensiLulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yangmenjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar.83 Pada ayat 3 pasal 77B PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasional pendidikan
perubahanan PP. Nomor 19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, yang berbunyi :Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan dalamkonteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
c) Indikator pencapaian hasil belajar, yakni rumusan kompetensi yang
spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam
menentukan kompeten tidaknya seseorang.84
d) Materi pokok, adalah sejumlah informasi utama, pengetahuan,
keterampilan atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik
atau guru agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam
menyusun isi bahan ajar.
e) Pengalaman Belajar, maksudnya adalah suatu aktifitas yang didesain
oleh pendidik supaya dilakukan oleh peserta didik agar mereka
menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan
pembelajaran yang diselenggrakan.
Setelah memperhatikan lima hal tersebut diatas, maka selanjutnya
tahap menganalisis kurikulum bisa dilakukan mulai dari menganalisis
pengalaman belajar peserta didik, yang ditujukan untuk mengidentifikasi
bentuk serta bahan ajar yang tepat dan sesuai dalam aktifitas pembelajaran
yang dilakukan.
Kompetensi inti. Pasal ini menunjukkan bahwa TIK berubah menjadi Kompetensi Dasar.Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harusdiperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar setiap mata pelajarandikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang sesuai.Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual, KI 2 memilikiKD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki KD yang berkaitan dengan pengetahuandan KI 4 memiliki KD yang berkaitan dengan keterampilan. KI-1, KI-2, dan KI-4 dikembangkanmelalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3. KI-1 dan KI-2 tidakdiajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
84. Nasar, Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan SISKO 2006, (Jakarta:Grasindo, 2006), 4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
Setelah proses analisis pengalaman belajar selesai selanjutnya
adalah dengan menyusun matriksnya. Matriks analisis kebutuhan bahan
ajar berisi sejumlah kolom yang terdiri atas Kompetensi Dasar (KD),
Indikator, Materi Pokok, Pengalaman Belajar dan Jenis Bahan Ajar.85.
Masing – masing kolom diisi sesuai dengan hasil analisis kurikulum yang
telah dilakukan. Dari hasil analisis tersebut maka dapat ditentukan jenis
bahan ajar yang cocok.
2) Analisis Sumber Belajar
Pada langkah ini, yang terpenting adalah harus memahami terlebih
dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk
menyusun bahan ajar perlu dilakukan analisis. Adapun kriteria analisis
terhadap sumber belajar dilakukan berdasarkan86:
a) Ketersediaan. Kriteria ini berkenaan dengan ada atau tidaknya sumber
belajar disekitar. Usahakan agar sumber belajar yang akan digunakan
praktis dan ekonomis. Jika sumber belajar tidak ada atau ada tapi
berada di suatu tempat yang jauh, maka sebaiknya jangan digunakan.
b) Kesesuaian. Maksudnya adalah apakah sumber belajar itu sesuai atau
tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika sumber
belajar ternyata dinilai mampu membantu peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang harus mereka kuasai, maka sumber
belajar itu layak untuk digunakan.
85 Andi prastowo...,52-55.86 Bruri Triyono, dkk, materi Diklat Training of Trainer Calon Tenaga Pengajar: Pengembangan
Bahan Ajar, kerjasama Badiklat Perhubungan dengan Magister Sistem dan Teknik TransportasiUGM dan AKMIL Magelang, 2009.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
c) Kemudahan. Yaitu mudah atau tidaknya sumber belajar itu disediakan
maupun digunakan. Sebaiknya memilih sumber belajar yang mudah
pengadaan maupun pengoperasiannya. Jika tidak mudah maka jangan
digunakan.
3) Memilih dan menentukan Bahan Ajar
Langkah yang ketiga ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang
dijadikan pedoman, antara lain87:
a) Prinsip relevansi, maksudnya adalah bahan ajar yang akan dipilih
hendaknya ada relasi dengan pencapaian Standar Kompetensi maupun
dengan Kompetensi Dasar.
b) Prinsip konsistensi, yakni bahan ajar yang dipilih harus memiliki nilai
keajegan (berkesinambungan).
c) Prinsip kecukupan, berarti bahwa ketika memilih bahan ajar sebaiknya
dicari yang memadai untuk membantu siswa dalam menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan
B. Modul
1. Pengertian Modul
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar
yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau
87 Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional). 88 Modul
merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara
mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar
mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran
pengajar secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya yang
terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa
pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada
murid-muridnya. Maka dari itulah, media ini sering disebut bahan
instruksional mandiri.
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara
sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang
dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.89 Menurut Goldschmid seperti yang di ungkapkan Wijaya,
meneyatakan bahwa Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan
belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan
tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk
keperluan belajar.90 Vembriarto menyatakan bahwa “suatu modul
pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep
daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha
penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa
88 . Winkel. Psikologi Pengajaran.( Yogyakarta : Media Abadi. 2009), 47289 Anwar, Ilham.. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung,
201090 Wijaya, Cece,.dkk.. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. (Bandung:
Remadja Karya,1988), 128
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit
berikutnya”.91 Modul adalah suatu unit program kegiatan belajar mengajar
terkecil yang secara terperinci menggariskan hal-hal sebagai berikut :
a. Tujuan-tujuan intruksional umum yang akan di tunjang pencapaiannya;
b. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar;
c. Tujuan-tujuan intruksional khusus yang akan di capai oleh siswa;
d. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan;
e. Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang
lebih luas;
f. Peranan guru dalam proses belajar mengajar;
g. Alat-alat dan sumber yang akan dipakai;
h. Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid
secara berurutan;
i. Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi murid; dan
j. Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses
belajar ini.92
Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat
disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar
yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk
dipelajari dan dilaksanakan secara mandiri (self-instructional), tetapi tidak
mengurangi guru sebagai pendidik dan fasilitator yang membatu untuk
91 Vembriarto, St., Pengantar Pengajaran Modul. (Yogyakarta, Yayasan Pendidikan Paramita,1985), 20
92 . Andi Prastowo…,105.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
mengarahkan dengan tepat arah pembelajaran dan juga memberikan
evaluasi terhadap proses pembejaran.
Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam modul Cece
Wijaya adalah sebagai berikut:93
a. Petunjuk untuk guru
1) Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
2) Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar
yang efisien.
3) Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi
belajarnya.
4) Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul.
5) Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus
digunakan, dan
6) Prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian yang
digunakan.
b. Kegiatan siswa
1) Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya
dan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Di samping
itu, memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh
siswa.
2) Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan
langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul.
93 . Cece Wijaya…, 99
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
3) Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan
masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi
pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian
materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus
dipecahkan maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas
ini, diberikan agar siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri.
4) Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa
dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah
tugas-tugas yang dikerjakannya benar.
c. Tes akhir modul
Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes siswa,
guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan
telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain dapat
mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
d. Kunci tes akhir modul
Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa
dijaga kerahasiaannya.
2. Pentingnya Modul
Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran
mandiri (self-instruction). Karena fungsinya yang seperti tersebut di atas,
maka konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah adanya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah
secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para
pembaca merasa cukup memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar
melalui modul ini. Kecuali apabila pembaca menginginkan pengembangan
wawasan tentang bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya
lebih lanjut melalui daftar pustaka (bibliografi) yang sering juga
dilampirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul hendaknya
lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya.
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar
mandiri. Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri.
Karena konsep belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu
sendiri juga tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang
berdiam di tempat yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti
pola belejar seperti ini
Penyususnan modul mempunyai arti penting bagi kegiatan
pembelajaran, hal tersebut dikarnakan modul mempunyai fungsi:94
a. Bahan ajar mandiri : peserta didik dapat melakukan PBM sendiri tanpa
tergantung kepada kehadiran pendidik
b. Pengganti fungsi pendidik : modul sebagai bahan ajar harus mampu
menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh
peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka,
sehingga mampu mengganti fungsi dan peran fasilitator/pendidik.
94 . Andi Prastowo, Panduan Kreatif...., 107
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
c. Sebagai alat evaluasi : dengan modul peserta didik dituntut mampu
mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaan materi yang telah
dipelajari.
d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik : materi yang harus dipelajari.
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar
menurut B. Suryosubroto , ialah agar:95
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan
dan kemampuannya sendiri.
c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan
belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara
berkelanjutan.
e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi
melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning”
suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal
menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini,
mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan
mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit
75% dari bahan tersebut.
95 B. Suryosubroto. Sistem Pengajaran dengan Modul, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), 18
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa
dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran
dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin
efektif dan efisien.
Tjipto mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika
belajar menggunakan modul, antara lain :96
a) Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas
pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
b) Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
c) Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
d) Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
e) Pendidikan lebih berdaya guna.
Selain itu disebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari
pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang
mana mereka belum berhasil.
c. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
96 Utomo, Tjipto. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. (Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 1991), 72
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
d. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun
menurut jenjang akademik
3. Karakteristik Modul
Setiap ragam bentuk bahan ajar, pada umumnya memiliki sejumlah
karakteristik tertentu yang membedakan dengan membentuk bahan ajar
yang lain. Begitu pula dengan modul, bahan ajar ini memiliki beberapa
karakteristik, antara lain:
a. Dirancang untuk pembelajaran mandiri;
b. Merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis;
c. Mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, dan evaluasi;
d. Diupayakan agar mengganti beberapa peran pengajar;
e. Cakupan bahan terfokus dan terukur;
f. Mementingkan aktifitas belajar pemakai.97
Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat
karakteristik sebagai berikut:98
a. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta
belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak
lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul
harus;
1) berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;
2) berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/
spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas;
97 . Andi Prastowo, Panduan Kreatif....,109-11098 . Belawati,dkk., Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,
2003)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
3) menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema
paran materi pembelajaran;
4) menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memung- kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur
tingkat penguasa- annya;
5) kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan
suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya;
6) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
7) terdapat rangkuman materi pembelajaran;
8) terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan
peng- gunaan diklat melakukan ‘self assessment’;
9) terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur
atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;
10) terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge-
tahui tingkat penguasaan materi; dan
11) tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang
mendu- kung materi pembelajaran dimaksud
2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu
modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,
karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan
kompetensi yang harus dikuasai.
3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul,
pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain
untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut.
Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul
yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai
media yang berdiri sendiri.
4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan
ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap
“up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran
dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.
Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu
dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah
yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
4. Jenis-jenis modul
a. Menurut Penggunanya
Dilihat dari penggunanya, modul terbagi menjadi dua macam,
yaitu modul untuk perserta didik dan modul untuk pendidik. Modul untuk
peserta berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik,
sedangkan modul untuk pendidik berisi petuntuk pendidik, tes akhir
modul, dan kunci jawaban tes akhir modul.99
b. Menurut Tujuan Penyusunannya.
Jenis modul lainnya dikemukakan oleh Vembriato dalam
bukunya Andi Prastowo, dikatakan bahwa menurut tujuan
penyusunannya, modul dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu modul
inti (modul dasar) dan modul pengayaan.100
1). Modul Inti
Modul inti adalah modul yang disusun dari kurikulum dasar,
yang merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang
diperlukan oleh seluruh warga negara Indonesia. Modul pengajaran
ini merupakan hasil penyusunan dari unit-unit program yang disusun
menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran).
2). Modul Pengayaan
Modul Pengayaan adalah modul hasil penyusunan unit-unit
program pengayaan yang berasal dari program pengayaan yang
bersifat memperluas (dimensi horizontal) dan/atau memperdalam
99 . Andi Prastowo,.. 110-111100 . Ibid, 111-112
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
(dimensi vertikal) program pendidikan yang bersifat umum tersebut.
Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk mengakomodasi
peserta didik yang telah menyelesaikan dengan baik program
pendidikan dasarnya mendahului teman-temanya.
Dilihat dari bentuknya modul dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Modul Sederhana : bahan pembelajaran tertulis yang memuat 3-5
halaman, bahan pelajaran ini dibuat untuk kepentingan pembelajaran 1-2
jam;
b. Modul Kompleks : bahan pembelajaran yang terdiri dari 30-40 halaman,
untuk 20-30 jam pelajaran. Modul kompleks ini dilengkapai dengan
audio, video/film, kegiatan percobaan dan praktikum.101
4. Langkah-Langkah Penyususnan Modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan
melalui langkah-langkah seperti berikut:
a. Menyusun kerangka modul
1) Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU)102
yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
101.Asep Heri Hernawan, dkk. Pengembangan Bahan Ajar, (pdf)//http.Asep.hernawa..blogspot/pengembangan bahan ajar, diakses 21 Oktober 2013.
102 . Berdasarkan PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasional pendidikan perubahananPP. Nomor 19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, pasal 77B ayat 2 di jelaskanbahwa TIU (pada kurikulum 1994)/Standart Kompetensi (liat PP. Nomor 19 tahun 2005) berubahmenjadi Kompetensi Inti (KI) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkatkemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang PesertaDidik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensidasar, Lihat juga . Liat Salinan Lampiran iii; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan,Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/MadrasahTsanawiyah. Pada Pedoman Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, 3.Kompetensi Inti terdiri atas empat dimensi yang satu sama lain saling terkait. Keempat dimensitersebut adalah: sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
2) Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK)103 yang merupakan
perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi.
3) Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan
intruksional khusus bisa dicapai.
4) Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap
tujuan intruksional khusus.
5) Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan
yang logis dan fungsional.
6) Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid.
7) Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah
diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan.
(KI 4), yang tercantum dalam pengembangan Kompetensi Dasar, Silabus, dan RPP. Dalam prosespembelajaran, KI 1 dan KI 2 dikembangkan di setiap kegiatan sekolah dengan pendekatanpembelajaran tidak langsung (indirect teaching). Sedangkan KI 3 dan KI 4 dikembangkan olehmasing-masing mata pelajaran dengan pendekatan pembelajaran langsung (direct teaching).Kompetensi Inti 3 (KI 3) menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan (faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif) dalam jenjang kemampuan kognitif dari mengingat sampaimencipta. Sedangkan KI 4 merupakan penerapan dari apa yang dipelajari pada KI 3 dalam prosespembelajaran yang terintegrasi ataupun terpisah. Pembelajaran terintegrasi mengandung maknabahwa proses pembelajaran KI 3 dan KI 4 dilakukan pada waktu bersamaan baik di kelas,laboratorium maupun di luar sekolah. Pembelajaran terpisah mengandung makna bahwapembelajaran mengenai KI 3 terpisah dalam waktu dan/atau tempat dengan KI 4.
103. Lihat juga pada ayat 3 pasal 77B PP nomor. 32 tahun 2013 tentang standart nasionalpendidikan perubahanan PP. Nomor 19 tahun 2005, pada bagian kedua struktur kurikulum, yangberbunyi : Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuandalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu padaKompetensi inti. Pasal ini menunjukkan bahwa TIK berubah menjadi Kompetensi Dasar.Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harusdiperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar setiap mata pelajarandikembangkan dengan merujuk kepada Kompetensi Inti dan setiap KI memiliki KD yang sesuai.Dengan perkataan lain, KI 1 memiliki KD yang berkaitan dengan sikap spiritual, KI 2 memilikiKD yang berkaitan dengan sikap sosial, KI 3 memiliki KD yang berkaitan dengan pengetahuandan KI 4 memiliki KD yang berkaitan dengan keterampilan. KI-1, KI-2, dan KI-4 dikembangkanmelalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3. KI-1 dan KI-2 tidakdiajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. Lihat juga . LiatSalinan Lampiran Iii; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Nomor 58 Tahun 2014Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pada Pedoman MataPelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, 3-4.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
8) Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
belajar dengan modul itu
b. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan
semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar
kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban
tes.
Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan
modul menurut S. Nasution dapat mengikuti langkah-langkah berikut:104
a. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk
kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.
b. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam
modul itu.
c. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan
kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh
modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
d. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia
harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin
akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan
sepenuh tenaga.
e. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan
membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti
dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan
104 . S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, ( Jakarta: BinaAksara, 1987), h. 217-218
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium,
mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan
beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai
dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek
yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar
itu sendiri.
f. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga
manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun
beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat
dengan tujuan-tujuan modul.
g. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi
siswa setiap waktu ia memerlukannya.
Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan
tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik
dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih
kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua,
dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu
dikuasai itu. Dalam penyusunan modul Pendidikan Agama Islam105, lebih
105 . Pendidikan Agama Islam pada kurikulum 2013 telah berubah menjadi Pendidikan AgamaIslam (PAI) dan Budi Pekerti. Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikanyang memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian pesertadidik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekertidilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapatdikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yangberisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia danalam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan manifestasi dari aqidah, yangsekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Dengandemikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
baiknya memperhatikan karakteristik dari mata pelajaran ini. Sehingga
mampu menyajikan modul yang baik dan dapat di manfaatkan dengan tepat
dan benar.
dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan yangdiwujudkan dalam: (1). Hubungan manusia dengan Allah Swt. Membentuk manusia Indonesiayang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. (2).Hubungan manusia dengan diri sendiri. Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensidiri yang berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. (3). Hubungan manusia dengansesama. Menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama sertamenumbuhkembangkan akhlak mulia dan budi pekerti luhur. (4) Hubungan manusia denganlingkungan alam. Penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial. Liat SalinanLampiran Iii; Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Nomor 58 Tahun 2014 TentangKurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pada Pedoman MataPelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Lihat Juga Tingkat Kompetensi danruang lingkup materi diterapkan untuk setiap muatan sebagaimana diatur dalam Pasal 77I ayat (1),Pasal 77C ayat (1), danPasal 77K ayat (2), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 TentangStandar Nasional Pendidikan