bab i.docx
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangKonsep karir adalah konsep yang netral, oleh sebab itu
terdapat karir yang baik dan terdapat pula karir yang buruk.
Ada perjalanan karir yang lambat, ada pula yang cepat.
Tetapi, tentu saja semua orang mendambakan memiliki karir
yang baik dan bila mungkin bergulir dengan cepat. Karir dapat
diletakkan dalam konteks organisasi secara formal, tetapi karir
dapat pula diletakkan dalam konteks yang lebih longgar dan
tidak formal. Dalam kaitan arti yang terakhir ini, kita biasa
mengatakan, misalnya, “karir si A sebagai pelukis cukup baik”
dan si B mengakhiri karirnya di bidang politik secara baik”,
dan sebagainya.
Sementara, Manajemen karir dapat diartikan sebagai
proses pengelolaan karir pegawai yang meliputi tahapan
kegiatan perencanaan karir, pengembangan dan konseling
karir, serta pengambilan keputusan karir. Manajemen karir
melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang
bersangkutan dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan
organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen
karir mencakup area kegiatan yang sangat luas. Sedangkan
Perencanaan karir adalah perencanaan yang dilakukan baik
oleh individu pegawai maupun oleh organisasi berkenaan
dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan yang
harus dipenuhi seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir
tertentu. Yang perlu digarisbawahi, perencanaan karir
pegawai harus dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu
pegawai yang bersangkutan dan organisasi. Jika tidak, maka
perencanaan karir pegawai tidak akan menghasilkan rencana
yang baik dan realistis.
Pengembangan karir adalah proses mengidentifikasi
potensi karir pegawai, dan materi serta menerapkan cara-cara
yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara
umum, proses pengembangan karir dimulai dengan
mengevaluasi kinerja pegawai. Proses ini lazim disebut
sebagai penilaian kinerja (performance appraisal). Dari hasil
penelitian kinerja ini kita mendapatkan masukan yang
menggambarkan profil kemampuan pegawai (baik potensinya
maupun kinerja aktualnya). Dari masukan inilah kita
mengidentifikasi berbagai metode untuk mengembangkan
potensi yang bersangkutan.
1.2. Ruang LingkupAdapun materi yang akan dibahas dalam penulisan ini
adalah mengenai studi kasus tentang manajemen karir pada
Perusahaan Larchmont Consulting kemudian menyelesaikan
pertanyaan yang terdapat pada kasus tersebut.
1.3. Tujuan dan ManfaatTujuan dari penulisan ini adalah:
a. Mendalami pengetahuan tentang manajemen karir
melalui studi kasus yang menjadi pokok materi
b. Mendalami kebutuhan dari perencanaan dan
pengembangan karir menurut studi kasus yang menjadi
pembahasan.
Manfaat dari penulisan ini adalah:
a. Mendapatkan gambaran tentang manajemen karir
secara praktis sesuai dengan studi kasus yang diberikan.
b. Mandapatkan pemahaman tentang pentingnya
perencanaan dan pengembangan karir menurut studi
kasus yang diberikan.
1.4. Metodologi PenulisanMetode yang digunakan untuk memenuhi penyusunan
penulisan ini adalah :
a. Studi kepustakaan
b. penelusuran website
BAB IIPERMASALAHAN
2.1. Pokok PembahasanYang menjadi pokok bahasan dalam penulisan ini
adalah tentang studi kasus mengenai manajemen karir yang
adan dideskripsikan di bawah ini :
“Saya berharap dapat membicarakan masalah ini dengan
Walter” pikir Carol Lee. Walter Lemaire telah menjadi
pembimbingnya selama beberapa tahun di Larchmont
Consulting, namun sekarang dia lah masalahnya.
Carol berpikir kembali kepada awal keterkaitannya
dengan larchmont dan dengan walter.ia telah bergabung
dengan perusahaan itu sebagai seorang penulis dan
editor.,pekerjaan selama tahun-tahun awal adalah merevisi
dan memperhalus laporan bisnis konsultan itu.pekerjaan itu
telah membawanya kepada kontak yang sering dengan
Walter, yang pada saat merupakan wakil direktur senior. Carol
menyukai berdiskusi tentang pekerjaan konsultan itu dengan
Walter, dan saat ia memutuskan untuk berusaha bergabung
dengan kelompok konsultan itu,ia meminta bantuan walter.
Walter menjadi pembimbingnya dan juga atasannya dan
membantunya melalui transisi yang berhasil menjadi
konsultan dan pada ahirnya menjadi rekanan.
Pada setiap promosi hingga menjadi rekanan, Carol
menguatkan hubungannya dengan para bawahan barunya
dan juga dengan rekan kerjannya dengan mengakui
kejanggalan awal yang tidak dapat dihindari dan dengan
bertemu dengan setiap orang secara pribadi untuk menempa
sebuah hubungan kerja yang baru. Karirnya maju terus, dan
saat Walter pindah untuk menjalankan sebuah usaha
penerbitan software pemula untuk larchmont, Carol
dipromosikan untuk menggatikan Walter. Namun, usaha baru
walter itu terhuyung,dan para rekanan memutuskan bahwa
orang lain harus menggantikannya.Diluar fakta bahwa Carol
jauh lebih muda daripada Walter dan pernah bekerja
untuknnya,ia diberikan tugas untuk menyelamatkan operasi
pemula itu.
Ketidaknyamanan Carol atas tugas itu hanya tumbuh saat ia
mulai meninjausejarah usaha yang baru. Misi
penyelamatannya akan merupakan memperbaiki sebagian
besar dari apa yang telah dikerjakan Walter,membalikkan
keputusannya tentang segala hal dari rancangan produk
hingga pemasaran dan pembuatan harga. Carol begitu segan
untuk mengecam mantan pembimbing dan atasannya
sehungga ia menemukan diriinya tidak mampu mendiskusikan
solusi yang diusulkannyasecara langsung kapada Walter. Ia
meragukan bahwa pengalamannya dimasa lalu telah
menyiapkannya untuk mengambil peran atasan Walter, dan
dalam keadan sulit ini kebutuhannnya untuk membalikkkan
operasional dirasanya seperti “ menuangkan garam ke luka-
lukannya.”
2.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah mengenai
soal-soal yang mengikuti kasus di atas. Selanjutnya di bawah
ini akan diuraikan kembali mengenai soal-soal yang mengikuti
studi kasus tersebut, antara lain :
1) Bagaimana peran Carol dalam pengembangan karir
Walter sekarang? Haruskan larchmont memiliki peran
demikian ?
2) Saran apa yang akan ditawarkan kepada Carol untuk
mendekat Walter ?
3) Bila Carol harus memberhentikan Walter, bagaimana
saran secara khusus tentang apa yang haris dikerjakan Carol
?
4) Asumsikan bahwa carol telah mendengar desas –desus
bahwa Walter telah mempertimbangkan untuk mengundurkan
diri. Apa yang harus dilakukan atas hal itu ?
BAB IIILANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan Karir
Melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi
kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan
kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan
merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.
Fokus utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara
tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara
realistis tersedia.(Mondy, 1993 dalam jurnalsdm.blogspot).
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen
utama yaitu perencanaan karir individual (individual career
planning) dan perencanaan karir organisasional
(organizational career planning). Perencanaan karir individual
dan organisasional tidaklah dapat dipisahkan dan
disendirikan. Seorang individu yang rencana karir
individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi, cepat
atau lambat individu tersebut akan meninggalkan perusahaan.
Oleh karena itu, organisasi perlu membantu karyawan dalam
perencanaan karir sehingga keduanya dapat saling memenuhi
kebutuhan. (Mondy, 1993 dalam jurnalsdm.blogspot).
Perencanaan karir individual terfokus pada individu yang
meliputi latihan diagnostik, dan prosedur untuk membantu
individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi
dan kemampuannya. Prosedur ini meliputi suatu pengecekan
realitas untuk membantu individu menuju suatu identifikasi
yang bermakna dari kekuatan dan kelemahannya dan
dorongan memimpin kekuatan dan mengoreksi kelemahan.
Dengan demikian perencanaan karir individual meliputi :
a. penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan,
tujuan, aspirasi, preferensi, kebutuhan, ataupun jangkar
karirnya (career anchor),
b. penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe
kesempatan yang tersedia baik di dalam maupun di luar
organisasi,
c. penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri,
d. pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan
serta pengembangan strategi karir,
e. perencanaan transisi karir.
Menurut Simamora (2001) dalam jurnalsdm.blogspot,
“individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan
kompensasi, memastikan keselamatan pekerjaan, dan
mempertahankan kemampupasaran dalam pasar tenaga kerja
yang berubah. Disisi lain, organisasi mendorong manajemen
karir individu karena ingin mengembangkan dan
mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan,
mengurangi kekurangan tenaga berbakat yang dapat
dipromosikan, menyatakan minat pada karyawan,
meningkatkan produktivitas, mengurangi turnover karyawan,
memungkinkan manajer untuk menyatakan minat pribadi
terhadap bawahannya, menciptakan cita rekrutmen yang
positif.”
3.2. Pengembangan Karir
Pengembangan karir (career development) menurut Mondy
dalam situs jurnalsdm.blogspot meliputi “Aktivitas-aktivitas
untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur
karir yang direncanakan.”
Selanjutnya ia berpendapat pula bahwa ada beberapa prinsip
pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap pengembangan karir. Bila setiap hari
pekerjaanmenyajikan suatu tantangan yang berbeda, apa
yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada
aktivitas rencana pengembangan formal.
b. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan
oleh permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill yang
dibutuhkan untuk menjadi supervisor akan berbeda dengan
skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle manager.
c. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu
belum memperoleh skill yang sesuai dengan tuntutan
pekerjaan. Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh
seorang individu maka individu yang telah memiliki skill yang
dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang baru.
d. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat
direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian
penempatan pekerjaan individu yang rasional. (Mondy,1993
dalam situs jurnalsdm.blogspot)
Pengembangan karir (career development) meliputi
perencanaan karir (career planning) dan manajemen karir
(career management). Memahami pengembangan karir dalam
sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua
proses, yaitu bagaimana masing-masing individu
merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya
(perencanaan karir) dan bagaimana organisasi merancang
dan menerapkan programprogram pengembangan
karir/manajemen karir. Manajemen karir (career management)
adalah proses dimana organisasi memilih, menilai,
menugaskan, dan mengembangkan para pegawainya guna
menyediakan suatu kumpulan orangorang yang berbobot
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan
datang. (Simamora, 2001dalam jurnalsdm.blogspot)
3.3. Manajemen Karir
Manajemen karir merupakan proses berkelanjutan dalam
penyiapan, penerapan, dan pemantauan rencana-rencana
karir yang dilakukan oleh individu seiring dengan sistem karir
organisasi. Menurut Dessler (2010) kegiatan personalia
seperti penyaringan, pelatihan, dan penilaian berfungsi untuk
dua peran dasar dalam organisasi, yaitu :
a) Peran pertama, peran tradisional adalah menstafkan
organisasi mengisi posisi-posisinya dengan karyawan yang
mempunyai minat, kemampuan dan keterampilan yang
memenuhi syarat;
b) Peran kedua adalah memastikan bahwa minat jangka
panjang dari karyawan dilindungi oleh organisasi dan bahwa
karyawan didorong untuk bertumbuh dan merealisasikan
potensinya secara penuh. Anggapan dasar yang melandasi
peran ini adalah bahwa majikan memiliki suatu kewajiban
untuk memanfaatkan kemampuankemampuan karyawan
secara penuh dan memberikan kepada semua karyawan
suatu kesempatan untuk bertumbuh dan merealisasikan
potensinya secara penuh serta berhasil dalam
mengembangkan karirnya. Kegiatan-kegiatan personalia,
penyaringan, dan pelatihan memainkan peranan penting
dalam proses pengembangan karir. Perencanaan personalia
dapat digunakan tidak hanya untuk meramal jabatan yang
kosong melainkan juga untuk mengidentifikasi calon-calon
internal yang potensial dan pelatihan yang diperlukan untuk
mengisi jabatan - jabatan tersebut.
Suatu organisasi dapat menggunakan penilaian-penilaian
karyawan berkalanya tidak hanya untuk keputusan
gajimelainkan juga mengidentifikasi kebutuhan
pengembangan darikaryawan individual dan memastikan
bahwa kebutuhankebutuhan tersebut dapat tercapai. Semua
kegiatan penstafan, dengan kata lain, dapat digunakan untuk
memuaskan kebutuhan baik organisasi maupun individu
sedemikian rupa sehingga organisasi mendapatkan kinerja
yang diperbaiki dari angkatan kerja yang lebih
bertanggungjawab serta karyawan mendapatkan suatu karir
yang lebih meyakinkan dan lebih menantang.
Menurut Soetjipto, dkk (2002) dalam situs jurnalsdm.blogspot
program manajemen karir meliputi konseling karyawan,
melacak pekerjaan, keahlian, dan pengalaman relevan lainnya
dari karyawan, menawarkan workshop dalam perencanaan
karir dan kehidupan, menekankan penilaian kinerja yang
bersifat pengembangan dan mengadakan pusat penilaian.
Aktivitas perencanaan karir terfokus pada membantu
perencanaan karir individu, menyediakan nasehat untuk
membantu individu secara efektif berpindah di dalam
organisasi, dan membentuk aneka urutan pekerjaan atau jalur
karir bagi karyawan.
BAB IVPEMBAHASAN
4.1. Penyelesaian Soal Kasus
Adapun penyelesaian yang diberikan untuk jawaban studi
kasus yang telah diuraikan dimuka akan diterangkan di bawah
ini sesuai dengan uraian kajian teori yang telah diberikan.
1) Penyelesaian soal kasus 1
Carol harus mampu menciptakan hubungan peran yang
optimal dalam pengembangan karier walter yang baru saja
posisinya tergantikan akibat tidak berhasilnya dalam
pemasaran software baru. Kariernya harus tetap diperhatikan
karena bagaimanapun juga ia adalah bagian dari organisasi
yang sudah lama berpartisipasi dengan perusahaan dan telah
sempat menduduki posisi fungsional. Oleh sebab itu karir dari
walter tetap harus diperhatikan agar ia lebih bekerja lagi
secara optimal. Karena kegagalan yang ia dapat adalah suatu
kemestian akibat dari pekerjaannya yang kurang optimal.
Larchmont harus melakukan peran seperti ini yang tentu saja
akan berimbas untuk mengurangi turnover dari karyawannya.
2) Penyelesaian soal kasus 2
carol dan walter adalah rekan yang dekat, mereka sudah lama
saling berinteraksi baik dalam pekerjaan maupun diluar
pekerjaan. terlebih kebiasaan dari carol yang selalu
mengupayakan pendekatan pribadi dengan karyawannya
dalam pekerjaan baru dapat ia praktekkan untuk mendekati
walter. Melalui pendekatan pribadi hubungan emosional akan
lebih terjalin dan akan dapat tersalurkan tujuan dari carol
untuk dapat membicarakan permasalahan yang terjadi pada
Walter.
3) Penyelesaian soal kasus 3
Saran kita kepada Carol apabila Walter harus diberhentikan
adalah pemecatan memang tidak menyenangkan tetapi ada
beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memastikan
bahwa pemecatan itu dipandang adil antara lain :
a) Carol harus menghindari penampilan berkuasa dan
dominasi
b) Hindari prilaku menang kalah
c) Tetap bersifat bisnis dan professional
d) Sedapat mungkin pertahankanlah sebuah perasaan yang
baik tentang perusahaan yang diperoleh.
4) Penyelesaian soal kasus 4
Karir sesungguh diadakan untuk mengurangi turn over dari
karyawan maka sedapat mungkin Carol harus mengupayakan
untuk mempertahankan Walter karena peransertanya dalam
perusahaan yang tidak sebentar. Namun apabila ternyata
desas desus pemunduran diri itu benar terjadi, maka Carol
harus mempersiapkan peganti yang tepat dan juga tetap
membina hubungan baik dengan walter.
BAB VPENUTUP
C
DAFTAR PUSTAKA
1. Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Indeks.
2. Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Indeks.