bab i zebrafish research

Upload: romel-ciptoadi-wijaya

Post on 05-Oct-2015

229 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Bab 1 penelitian

TRANSCRIPT

BAB I

5

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Penelitian Pada umumnya tanaman herbal dimanfaatkan sebagai obat dan senyawa aromatik yang terkandung didalamnya dipakai sebagai parfum (minyak wangi). Atau yang biasa disebut dengan minyak atsiri.1 Negara-negara Asia dikenal sebagai the land of aromatic plants karena wilayah dan iklimnya yang memungkinkan untuk tanaman tersebut bisa tumbuh dan berkembang. Asia juga dikenal luas sebagai penghasil minyak atsiri dan menjadi the land of traditional perfumes. 2 Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri. Dan Indonesia adalah penyedia lebih dari 90% minyak atsiri daun nilam di dunia. Pemakaian minyak atsiri daun nilam pada industri sebagian besar digunakan sebagai bahan penambah rasa/aroma, minyak wangi, kosmetik dan industri farmasetikal. Pada penggunaan terapi, minyak ini berkhasiat antiseptik, stimulan, diuretik, antihelmintik, analgesik, karminatif, anti rematik dan counter irritant.3 Minyak atsiri daun nilam terkenal beraroma khas. Wanginya menyengat, campuran seperti aroma tanah, manis, aroma balsam, kayu dan aroma pedas. Aroma khas berasal dari kandungan senyawa alkohol Patchouli yang terdapat pada minyak atsiri daun nilam. Sehingga nilam dikenal dengan nama Patchouli. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmah (2013) menunjukkan bahwa pemberian per oral minyak atsiri daun nilam menyebabkan toksisitas pada hewan coba tikus wistar. Pada penelitian tersebut, sebagian hewan coba mati pada pemberian dosis 12%. Kami menduga penyebabnya adalah senyawa patchouli yang terkandung dalam minyak atsiri daun nilam.4 Penelitian oleh Zaky (2013) membuktikan bahwa pemberian per oral minyak atsiri nilam menyebabkan penyerapan oleh sistem gastrointestinal dan terdistribusi ke dalam aliran darah hingga ke berbagai organ sistemik pada hewan coba tikus wistar.5 Berdasarkan uji toksisitas akut yang dilakukan oleh Yu-Cui Li et al (2011), Patchouli Alcohol yang diisolasi dari tanaman nilam memiliki nilai LD50 sebesar 4693 mg/kgBB dan mampu menyebabkan penurunan mobilitas, gangguan pernapasan (gasping) yang berakhir pada kematian hewan coba.6 Dengan demikian perlu dilakukan penelitian uji toksisitas minyak atsiri herba ini mengingat banyaknya konsumsi masyarakat akan senyawa yang terkandung di dalamnya. Sedangkan penelitian tentang efek toksisitasnya belum dilakukan. Menurut Hodgson dan Levi (2000) untuk menilai efek bahaya suatu zat/senyawa/bahan maka satu hal yang perlu diperhatikan adalah dosis, karena bahan uji tersebut pada dosis tertentu tidak berbahaya tetapi pada dosis yang tinggi mungkin berbahaya. Pada umumnya pengujian toksisitas dibagi menjadi dua kelompok yaitu uji toksikologi umum dan uji toksikologi khusus, uji toksikologi umum meliputi pengujian toksisitas akut, sub kronis dan kronis.7 Dengan demikian salah satu permasalahan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis toksis minyak atsiri herbal nilam (MAHN). Pada pembuktiaan efek toksik suatu senyawa diperlukan uji in vivo pada hewan coba. Salah satu hewan coba yang bisa digunakan sebagai uji toksisitas adalah ikan zebra (Danio rerio). Ikan zebra memiliki banyak keunggulan yaitu memiliki sensitifitas yang lebih baik karena spesies tersebut mempunyai 70-85% kemiripan DNA dengan manusia, memiliki ukuran tubuh kecil, mempunyai kemampuan reproduksinya tinggi, dan mampu menyerap bahan-bahan larut air7. Dan sebagai hewan bertulang belakang ikan zebra memiliki kesamaan genetik dan psikologi dengan mamalia8. Ikan zebra memiliki denyut jantung yang yang berirama dari kanal ion yang berfungsi untuk metabolisme dan transparansi dari embrio memudahkan evaluasi denyut jantung dan efek fungsi jantung larva ikan zebra dapat bertahan tanpa sirkulasi selama empat sampai lima hari9. Pengamatan ikan zebra pun bisa dilakukan sejak tahap embrio (early-life stage), larva dan ikan dewasa. Berkaitan dengan pajanan suatu substansi (senyawa), pengamatan yang dilakukan meliputi Lethal concentration 50% (LC50), denyut jantung embrio ikan zebra, perkembangan vertebra pada larva, perilaku berenang larva dan ikan dewasa, serta kemampuan reproduksi ikan zebra dewasa.12 Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek toksik (MAHN) terhadap variabel pengamatan tersebut pada ketiga tahap sikluis hidup hewan coba ikan zebra disamping meneliti dosis toksik sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya. Namun ada hal yang menjadi masalah dalam perjalanan penelitian eksplorasi. Yakni rendahnya tingkat kelarutan (MAHN) pada air; media hidup hewan coba. Sehingga tahap awal penelitian kami melakukan uji perbandingan pengemulsi MAHN dengan air untuk mengetahui tingkat kelarutannya sekaligus pengamatan efeknya terhadap LC50 embrio ikan zebra.1.2. Rumusan Masalah Penelitian1.2.1.Rumusan Masalah Penelitian secara Umum1. Apakah bahan yang paling baik untuk mengemulsi minyak atsiri herbal nilam pada media air dalam penelitian menggunakan ikan zebra?2. Berapakah dosis minyak atsiri herbal nilam dengan variasi pengemulsi paparan 24 jam yang menimbulkan efek toksis terhadap larva ikan zebra dan ikan zebra dewasa?3. Berapakah dosis minyak atsiri herbal nilam pajanan 48 jam yang menimbulkan efek toksik terhadap larva ikan zebra dan ikan zebra dewasa?4. Apa saja efek toksik yang ditimbulkan minyak atsiri herbal nilam terhadap larva ikan zebra dan ikan zebra dewasa?1.2.2. Rumusan Masalah Penelitian secara Khusus Dengan demikian, rumusan masalah secara khusus pada penelitian ini, ingin mengetahui apakah substansi berikut ini dapat menjadi pengemulsi yang lebih baik pada penelitian menggunakan ikan zebra :1. Dimethyl Sulfoxide (DMSO)2. Carboxymethyl Celulose (CMC)3. Etanol 100%4. Tween 80 Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui toksisitas minyak atsiri herbal nilam melalui penilaianPajanan 24 dan 48 jam minyak atsiri herbal nilam;1. Lethal concentration (LC50) embrio ikan zebra.2. Lethal concentration (LC50) larva ikan zebra.3. Lethal concentration (LC50) ikan zebra dewasa.4. Morfologi tulang belakang larva ikan zebra.5. Heart rate embrio ikan zebra.6. Swim test pada larva ikan zebra.7. Tingkah laku ikan zebra dewasa.8. Daya tetas embrio ikan zebra1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan Umum Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa parameter pemeriksaan yakni:1. Substansi yang paling baik untuk meng-emulgasi (melarutkan) minyak atsiri herbal nilam dalam penelitian menggunakan ikan zebra2. Dosis minyak atsiri herbal nilam dengan variasi pengemulsi paparan 24 jam yang menimbulkan efek terhadap larva ikan zebra dan ikan zebra dewasa3. Dosis minyak atsiri herbal nilam paparan 48 jam yang menimbulkan efek toksis terhadap larva ikan zebra dan ikan zebra dewasa4. Efek toksik yang ditimbulkan minyak atsiri herbal nilam terhadap larva ikan zebra dan ikan zebra dewasa1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian Dengan demikian, tujuan secara khusus pada penelitian ini, ingin mengetahui apakah bahan dibawah ini dapat menjadi pengemulsi yang baik pada penelitian menggunakan ikan zebra :1. Dimethyl Sulfoxide (DMSO)2. Carboxymethyl Celulose (CMC)3. Etanol4. Tween 80 Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui toksisitas minyak atsiri herbal nilam melalui penilaianPajanan 24 dan 48 jam minyak atsiri herbal nilam;1 Lethal concentration (LC50) embrio ikan zebra.2 Lethal concentration (LC50) larva ikan zebra.3 Lethal concentration (LC50) ikan zebra dewasa.4 Morfologi tulang belakang larva ikan zebra.5 Heart rate embrio ikan zebra.6 Swim test pada larva ikan zebra.7 Tingkah laku ikan zebra dewasa.8 Daya tetas embrio ikan zebra1.4 Manfaat Penelitian1.4.1.Manfaat Penelitian secara Teoretik Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai besarnya dosis dan efek toksisitas akut dan subkronis akibat pemakaian, baik secara per oral maupun akibat perubahan fisik air akibat minyak atsiri herbal nilam.1.4.2.Manfaat Penelitian secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada bidang toksikologi klinik, yakni memberikan data dasar mengenai gejala dan tanda klinis pada pasien dengan intoksikasi minyak atsiri herbal nilam. Serta acuan rentang dosis yang aman pada pemakaian minyak atsiri herbal nilam.1