bab i pendahuluan · teks sumbernya. ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan...

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan yang berupa pengetahuan ataupun informasi dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa), dengan memperhatikan kesepadanan dan kewajaran dari BSu ke dalam BSa, sehingga pembaca atau pendengar bisa menangkap pesan yang dimaksudkan oleh penulis atau penutur. Kemampuan penerjemah juga selayaknya didukung wawasan sosial dan budaya. Dengan wasawan tersebut, hasil dari menerjemahan akan terasa mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1993: 128) bahwa “terjemahan harus memperlihatkan bahwa penerjemah mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran, pengetahuan yang cukup tentang materi yang diterjemahkannya, tentang konteks sosio-kultural BSu dan BSa, dan menguasai metode dan teknik penerjemahan”. Pada dasarnya seorang penerjemah harus memiliki kemampuan yang diperlukan dalam menerjemahkan yaitu kemampuan memecahkan masalah. Masalah praktis yang dihadapi, yakni ketika seorang penerjemah tidak paham makna kata, kalimat, atau paragraf sehingga tidak memahami pesannya dan ketika penerjemah mengalami kesulitan menerjemahkannya meskipun sudah memahami teks sumbernya. Ini berarti bahwa untuk dapat menerjemahkan, seseorang harus mengetahui seluk beluk penerjemahan, di antaranya prosedur, ideologi, metode, dan

Upload: dinhduong

Post on 23-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menerjemahkan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan

yang berupa pengetahuan ataupun informasi dari bahasa sumber (BSu) ke dalam

bahasa sasaran (BSa), dengan memperhatikan kesepadanan dan kewajaran dari

BSu ke dalam BSa, sehingga pembaca atau pendengar bisa menangkap pesan

yang dimaksudkan oleh penulis atau penutur.

Kemampuan penerjemah juga selayaknya didukung wawasan sosial dan

budaya. Dengan wasawan tersebut, hasil dari menerjemahan akan terasa mudah

dipahami oleh pembaca atau pendengar. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

oleh Kridalaksana (1993: 128) bahwa “terjemahan harus memperlihatkan bahwa

penerjemah mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bahasa sumber dan bahasa

sasaran, pengetahuan yang cukup tentang materi yang diterjemahkannya, tentang

konteks sosio-kultural BSu dan BSa, dan menguasai metode dan teknik

penerjemahan”. Pada dasarnya seorang penerjemah harus memiliki kemampuan

yang diperlukan dalam menerjemahkan yaitu kemampuan memecahkan masalah.

Masalah praktis yang dihadapi, yakni ketika seorang penerjemah tidak paham

makna kata, kalimat, atau paragraf sehingga tidak memahami pesannya dan ketika

penerjemah mengalami kesulitan menerjemahkannya meskipun sudah memahami

teks sumbernya.

Ini berarti bahwa untuk dapat menerjemahkan, seseorang harus mengetahui

seluk beluk penerjemahan, di antaranya prosedur, ideologi, metode, dan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

2

teknik penerjemahan (Amalia, 2007: 20). Maka hal ini perlu perhatian khusus

karena dari ideologi yang dipakai penerjemah dalam menerjemahkan objek

terjemahan akan menghasilkan terjemahan yang condong ke bahasa sumber atau

bahasa sasaran.

Dewasa ini, penelitian yang mengkaji teknik, metode dan ideologi

penerjemahan sudah banyak dikaji, salah satu contohnya penelitian yang pernah

dikaji oleh Anshori (2010) mengkaji Buku Economic Concepts of Ibn Taimiyah.

Dari penelitian buku tersebut, bahasa sumber adalah bahasa Inggris sedangkan

bahasa sasaran adalah bahasa Indonesia. Adapun dalam penelitian ini, objek

berupa buku berjudul Risa@@lah Ila@ Syaba@bil-Ummah dalam BSu (bahasa Arab) dan

buku terjemahannya berjudul “Menjadi Pemuda Peka Zaman”. Buku Risa@@lah Ila@

Syaba@bil-Ummah merupakan buku motivasi yang dipadukan dengan ayat-ayat

suci Al-Qur‟a@n, Hadi @ts dan kisah para sahabat Nabi. Sehingga banyak ditemukan

istilah-istilah Islam, di antaranya seperti mukallaf, baligh, ma‟rakah.

Penerjemahan istilah-istilah tersebut dibutuhkan ketelitian karena perbedaan

berkenaan dengan segi sosial dan budaya antara BSu ke dalam BSa, yaitu antara

budaya Arab dengan budaya Indonesia sangat berbeda. Hal lain yang

melatarbelakangi peneliti dalam penerjemahan adalah dua model penekanan yang

bersifat teknis dari dua sisi, yakni penekanan BSu dan penekanan BSa.

Kemudian, dalam penelitian ini, telah ditemukan salah satu contoh kasus

teknik penerjemahan dalam satuan bahasa yang berupa kalimat.

BSu:

/ fa@ja'ani@ wa huwa yaqu@lu biinfi’a@lin syadi@din ‘alal-‘aksi min

dzalika tama@man ya@ duktu@r . (Al-Sirjani, 1995: 2)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

3

BSa: Saya sangat terkejut, tatkala ia berkata dengan penuh emosi, “wahai

Doktor, justru sebaliknya! (Hasibuan, 2016: 7)

Pada contoh di atas ditemukan bahwa teknik yang digunakan penerjemah

adalah modulasi. Teknik modulasi terjadi pada kata /fa@ja'ani @ diterjemahkan

“saya sangat terkejut”, sedangkan jika tidak diterjemahkan dengan menggunakan

teknik modulasi, terjemahannya adalah “dia membuatku terkejut”. Peneliti

menganalisis, penggunaan teknik ini dipilih oleh penerjemah supaya lebih mudah

dipahami dan diterima pembaca dengan menyesuaikan gaya BSa. Dalam

penyesuaian gaya BSa, penerjemah menggunakan pola diterangkan-menerangkan

sedangkan terjemahan aslinya mengandung pola menerangkan-diterangkan.

Setelah teridentifikasi salah satu contoh kasus teknik yang dipakai

penerjemah maka selanjutnya dapat dianalisis seperti apa kecondongan metode

dan ideologi penerjemahan.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini diorientasikan pada produk atau karya terjemahan. Yaitu buku

terjemahan berjudul “Menjadi Pemuda Peka Zaman”, merupakan hasil terjemahan

dari buku Risa @lah Ila@ Syaba@bil-Ummah berbahasa Arab. Objek kajian diarahkan

pada pemilihan teknik dalam menerjemahkan satuan lingual yang berbentuk

kata, frasa, klausa atau kalimat pada hasil terjemahan buku Risa @lah Ila@ Syaba@bil-

Ummah. Teknik ini dianggap sangat penting dalam penerjemahan bahasa Arab

ke bahasa Indonesia, mengingat struktur bahasa dan budaya yang berbeda antara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

4

bahasa sumber dan bahasa sasaran, sementara makna yang disampaikan ke bahasa

sasaran tidak boleh menyimpang dari bahasa sumber.

Karena penelitian ini diorientasikan pada produk atau karya terjemahan

maka pernyataan tentang teknik penerjemahan, metode penerjemahan dan

ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa

mengkaitkannya dengan penerjemah secara langsung dan dengan proses

penerjemahan yang telah dilakukan oleh penerjemah.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian, uraian dalam latar belakang masalah dan

pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah teknik penerjemahan yang diterapkan pada buku Risa @lah Ila@

Syaba@bil-Ummah ke dalam bahasa Indonesia?

2. Bagaimanakah metode dan ideologi yang diterapkan berdasarkan teknik

penerjemahan dalam buku Risa@lah Ila@ Syaba@bil-Ummah ke dalam bahasa

Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan penerjemah dalam

menerjemahkan satuan bahasa pada buku Risa@lah Ila@@ Syaba@bil-Ummah ke

dalam bahasa Indonesia,

2. Mengidentifikasi metode dan ideologi yang digunakan penerjemah dalam

menerjemahkan buku Risa @lah Ila@ Syaba@bil-Ummah ke dalam bahasa

Indonesia.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

5

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademisi

penerjemahan bagi praktisi penerjemahan. Adapun manfaat tersebut antara lain:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada dunia

akademis dan para penerjemah khususnya, mengenai teknik, metode

dan ideologi pada penerjemahan teks bahasa Arab ke dalam bahasa

Indonesia.

b. Manfaat Praktis

1. Dimanfaatkan para pembaca buku terjemahan agar lebih cermat dan kritis

menilai terjemahan sehingga tidak sekadar menerima hasil terjemahan

semata.

2. Memberikan pandangan bagi penerjemah, khususnya penerjemah buku

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia agar lebih teliti dalam hal teknik

penerjemahan, metode penerjemahan dan ideologi penerjemahan.

F. Landasan Teori

1. Teori Penerjemahan

a. Pengertian Penerjemahan

Penerjemahan adalah suatu upaya untuk menyampaikan pesan dari teks BSu

ke dalam teks BSa. Oleh karena itu, kita tidak dapat melihat penerjemahan

sebagai sekedar upaya untuk menggantikan teks dalam BSu ke dalam teks

BSa. “Seorang penerjemah tidak mungkin dapat menggantikan teks bahasa

sumber (BSu) dengan teks bahasa sasaran (BSa) karena struktur kedua bahasa itu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

6

pada umumnya berbeda satu sama lainnya. Materi teks BSu juga tidak pernah

digantikan dengan materi teks BSa” (Nababan, 2003: 19).

Penerjemahan merupakan representasi teks BSu ke dalam teks BSa dengan

memperhatikan kesepadanan makna yang dihasilkan pada terjemahannya. Namun

demikian, pada pendapat tersebut unsur budaya kurang menjadi perhatian, padahal

penerjemahan merupakan jembatan penghubung antara penulis dan pembaca yang

berlatar belakang budaya berbeda. Maka tidaklah berlebihan bila Baker (1992: 5-

6) menyatakan kesepadanan makna pada teks BSu dan teks BSa dapat diperoleh

pada tingkat tertentu, namun dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor linguistik

dan budaya sehingga selalu bersifat relatif.

Merangkum dari dua definisi di atas, peneliti sepakat dengan Kridalaksana

(2008: 181) yang mendefinisikan penerjemahan sebagai pengalihan amanat

antarbudaya dan/atau antarbahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan

maksud, efek, atau ujud yang sedapat mungkin tetap dipertahankan. Karena

menerjemahkan tidak bisa lepas dari minimal dua unsur budaya yang berbeda, di

samping itu, sistem gramatikal yang berbeda sehingga penerjemahan sangat

ketelitian dan keahlian khusus.

b. Strategi, Teknik dan Metode Penerjemahan

Untuk mencegah terjadinya kerancuan pemahaman terhadap istilah strategi,

teknik dan metode penerjemahan, di sini perlu dijelaskan tentang tiga konsep

tersebut. Berikut akan dijelaskan juga bagaimana posisi ketiganya dalam

penerjemahan.

Metode penerjemahan adalah tujuan yang hendak dicapai oleh penerjemah

dalam terjemahannya. Dengan kata lain, metode penerjemahan adalah cara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

7

tertentu yang dipilih atau dipercayai oleh penerjemah terhadap sebuah penugasan

(Molina & Albir, 2002: 507).

Adapaun Strategi adalah cara yang dipilih untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan yang timbul selama proses penerjemahan (Nababan, 2007: 55).

Sedangkan teknik merupakan aplikasi dari strategi yang langsung berdampak pada

tataran mikro teks (kata, frase atau kalimat) (Anshori, 2010: 20). Dengan

demikian, kategori teknik penerjemahan diperlukan untuk melihat langkah-

langkah nyata yang diambil oleh penerjemah pada tiap satuan mikro teks dan

akhirnya akan mendapatkan data mengenai opsi metode umum yang dipilihnya

pula (Nababan, 2007: 55).

Dari uraian di atas, dapat ditarik simpulan bagaimana posisi ketiganya

dalam penerjemahan. Untuk lebih jelasnya mengenai ketiganya konsep itu akan

dipaparkan sebagai berikut.

2. Strategi Penerjemahan

Strategi penerjemahan mencakup kegiatan menyiasati, pemanfaatan akal

dan penggunaan keterampilan untuk memecahkan persoalan yang mungkin timbul

dalam proses penerjemahan. Metode apapun yang dipilih oleh penerjemah, besar

kemungkinan penerjemah tersebut tetap menemui masalah dalam proses

penerjemahan. Menurut Molina & Albir (2002: 508), strategi penerjemahan

merupakan prosedur (yang disengaja maupun tidak, lisan maupun tertulis) yang

digunakan oleh penerjemah untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul

selama proses penerjemahan dengan tujuan tertentu dalam pikirannya.

Menurut Suryawinata & Hariyanto (2003: 67), strategi penerjemahan adalah

taktik penerjemah untuk menerjemahkan kata atau kelompok kata, atau mungkin

Page 8: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

8

kalimat penuh apabila kalimat tersebut tidak bisa dipecah lagi menjadi unit yang

lebih kecil untuk diterjemahkan. Konsep strategi yang dimaksud mengacu pada

teknik yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, karena contoh yang digambarkan

Suryawinata terjadi pada tataran mikro, sebagaimana penjelasan berikut.

Secara garis besar strategi penerjemahan dibagi dua yaitu, strategi struktural

dan strategi semantis. Strategi struktural berkenaan dengan struktur kata atau

kalimat yang meliputi (Suryawinata & Hariyanto, 2003: 67-76):

1) Penambahan (addition)

Penambahan di sini adalah penambahan kata-kata di dalam BSa karena

struktur BSa memang menghendaki demikian. Penambahan jenis ini bukanlah

masalah pilihan tapi suatu keharusan.

Contoh: BSu : Saya Penari.

BSa : I am a dancer.

Pada contoh tersebut, kata “am” dan “a” harus ditambahkan demi

keberterimaan struktur bahasa sasaran.

2) Pengurangan (Subraction/deletion)

Pengurangan artinya adanya pengurangan elemen struktural di dalam BSa.

Contoh: BSu : His wife is a doctor.

BSa : Istrinya dokter.

Pada contoh di atas, kata “is” dan “a” dihilangkan dari BSa.

3) Transposisi (Transposition)

Strategi penerjemahan ini digunakan untuk menerjemahkan klausa atau

kalimat. Transposisi umumnya dilakukan karena alasan gaya bahasa.

Transposisi mencakup pengubahan bentuk jamak ke bentuk tunggal, posisi kata

Page 9: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

9

sifat sampai pengubahan struktur kalimat secara keseluruhan (Newmark, 1988:

85). Pemisahan satu kalimat BSu menjadi dua kalimat BSa atau lebih,

penggabungan dua kalimat BSu atau lebih menjadi satu kalimat BSa juga

termasuk dalam strategi ini. Pengubahan letak kata sifat di dalam frase nomina

dan pengubahan dari bentuk kata jamak menjadi tunggal atau sebaliknya

merupakan suatu keharusan bagi penerjemah.

Contoh: BSu : Musical instruments can be divided into two basic groups.

BSa : Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok besar.

Pada contoh di atas, letak kata sifat di dalam dua frase nomina “musical

instruments” dan “basic groups” diubah letaknya. Hal ini merupakan suatu

keharusan mengingat hukum yang berlaku pada BSu (dalam hal ini bahasa

Inggris) adalah kata sifat yang berfungsi sebagai unsur menerangkan harus

berada di depan unsur yang diterangkan (M-D). Untuk banyak hal, bahasa

Indonesia memiliki hukum D-M (diterangkan-menerangkan) sehingga letak

kata sifatnya harus diubah. Dalam contoh di atas terdapat juga pengubahan

bentuk jamak ke dalam bentuk tunggal, yaitu kata “instruments” (jamak)

diterjemahkan menjadi “alat” (tunggal) dan “groups” menjadi “kelompok”

saja. Transposisi juga bisa terjadi dalam tataran kalimat.

Contoh: BSu : It is a great mistake to keep silent about the matter.

BSa : Berdiam diri tentang masalah itu merupakan kesalahan besar.

Sedangkan strategi semantis (strategi yang dilakukan karena pertimbangan

makna) meliputi:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

10

1) Pungutan (Borrowing)

Pungutan merupakan strategi penerjemahan yang membawa kata BSu ke

dalam Teks BSa. Penerjemah sekadar memungut kata BSu yang ada,

karenanya strategi ini dinamakan pungutan. Salah satu alasan mengapa strategi

ini digunakan adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-kata

tersebut. Alasan lain, karena belum ditemuinya padanan di dalam BSa.

Pungutan mencakup transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi adalah strategi

penerjemahan yang mempertahankan kata-kata BSu tersebut secara utuh, baik

bunyi maupun tulisannya ke dalam BSa. Sedangkan naturalisasi sudah terjadi

adaptasi atau penyesuaian kata dari

BSu ke BSa, sebagaimana contoh berikut.

BSu: Shari‟ah

BSa: Syariat

Strategi pungutan ini biasa digunakan untuk kata atau frase yang berhubungan

dengan nama orang, nama tempat, nama majalah, nama jurnal, nama lembaga,

gelar dan istilah-istilah pengetahuan yang belum ada pada kosakata BSa.

2) Padanan Budaya (Cultural Equivalent)

Strategi ini mengganti kata-kata khas dalm BSu ke dalam kata-kata khas

BSa. Karena budaya antara BSu dan BSa mungkin berbeda, maka

kemungkinan strategi ini tidak bisa menjaga ketepatan makna. Walaupun

demikian strategi ini bisa membuat kalimat dalam BSa menjadi mulus dan

enak dibaca. Newmark (dalam Suryawinata & Hariyanto, 2003: 72)

menjelaskan bahwa untuk teks yang bersifat umum, misalnya pengumuman

Page 11: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

11

atau propaganda, strategi ini bisa digunakan karena pada umumnya pembaca

BSa tidak begitu peduli dengan budaya BSu.

Contohnya, istilah “Jaksa Agung” dalam BSa diterjemahkan menjadi “Attorney

General” dan bukan “Great Attorney”. Hal tersebut karena dalam budaya BSa,

istilah “jaksa agung” memang dikenal dengan “Attorney General”.

3) Padanan Deskriptif (Descriptive Equivalent) dan Analisis Komponensial

(Komponential Analysis)

Strategi ini berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu

(Newmark, 1988: 83-84). Strategi ini dilakukan karena kata BSu sangat terkait

dengan budaya khas BSu dan penggunaan padanan budaya dirasa tak bisa

memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki. Sebagai contoh, kata

“samurai” dalam bahasa Jepang tidak bisa diterjemahkan dengan kaum

bangsawan saja bila teks yang bersangkutan adalah teks yang menerangkan

budaya Jepang.

Strategi padanan deskriptif harus digunakan untuk menerjemahkan istilah

“kaum samurai” menjadi “aristokrat Jepang pada abad XI sampai XIX yang

menjadi pegawai pemerintahan”. Strategi yang mirip dengan padanan

deskriptif adalah analisis kompenensial. Dengan strategi ini, sebuah kata BSu

diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara memerinci komponen-komponen

makna kata BSu tersebut. Hal ini dilakukan karena tidak adanya padanan satu-

satu pada BSa sementara penerjemah menganggap penting bahwa pembaca

teks BSa perlu mengerti arti yang sebenarnya. Perbedaan antara padanan

deskriptif dengan analisis komponensial adalah padanan deskriptif digunakan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

12

untuk menerjemahkan kata-kata yang terkait dengan budaya sedangkan analisis

komponensial digunakan untuk menerjemahkan kata-kata umum.

Contoh: BSu: Gadis itu menari dengan luwesnya.

BSa: The girl is dancing with great fluidity and grace.

Melalui strategi ini, kata “luwes” dalam BSu bisa diterjemahkan menjadi

“bergerak dengan halus dan anggun” atau “move with great fluidity and grace”

di dalam BSa (bahasa Inggris).

4) Sinonim (Synonymy)

Dalam menerjemahkan, penerjemah bisa menggunakan kata BSa yang

kurang lebih sama maknanya untuk kata BSu yang bersifat umum apabila

penerjemah enggan menggunakan analisis komponensial dirasa mengganggu

alur kalimat BSa (Newmark, 1998: 83-84).

Contoh: BSu : What a cute baby you‟ve got!

BSa : Alangkah lucunya bayi Anda!

Pada contoh di atas, “cute” diterjemahkan menjadi “lucu”, padahal kedua kata

tersebut hanyalah bersinonim. “cute” sendiri mengindikasikan ukuran kecil,

ketampanan atau kecantikan dan daya tarik untuk diajak bermain. Sementara,

“lucu” hanya menunjukkan bahwa anak tersebut menarik hati diajak untuk

bermain saja.

5) Terjemahan Resmi

Strategi ini merupakan terjemahan resmi yang telah dibakukan.

Penerjemah yang mengerjakan naskah dari bahasa asing ke dalam bahasa

Indonesia perlu memiliki “Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing”

yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

13

Depdikbud RI. Dengan mengunakan strategi ini, penerjemah bisa menghemat

waktu dalam menerjemah. Sebagai contoh, “read-only memory” diterjemahkan

menjadi “memori simpan tetap”.

6) Penyusutan dan perluasan

Penyusutan yang dimaksud di sini, adalah penyusutan komponen kata

BSu. Sebagai contoh, kata “automobile” hanya diterjemahkan menjadi

“mobil”, sedangkan kata “auto” dihilangkan. Jadi, kata “automobile”

mengalami penyusutan. Perluasan merupakan lawan dari penyusutan. Strategi

ini memperluas unsur kata dalam BSa. Contoh, “whale” diterjemahkan menjadi

“ikan paus”. Elemen “ikan” ditambahkan karena jika diterjemahkan menjadi

“paus” saja bisa mengaburkan makna dalam BSa. Hal ini dikarenakan dalam

bahasa Indonesia “paus” juga berarti pemimpin umat Katolik sedunia.

7) Penambahan (addition)

Lain halnya dengan penambahan pada strategi struktural, penambahan di

sini dilakukan demi kepentingan kejelasan makna. Penerjemah memasukkan

informasi tambahan di dalam teks terjemahannya karena menurutnya pembaca

memang memerlukan informasi tersebut. Informasi tambahan ini bisa

diletakkan di dalam teks, di bagian bawah halaman (catatan kaki) atau di

bagian akhir dari teks (Newmark, 1988: 91-92).

Perhatikan contoh berikut.

BSu: The skin, which is hard and scaly, is greyish in color, thus helping to

camouflage it from predators when underwater.

BSa: Kulitnya, yang keras dan bersisik, berwarna abu-abu.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

14

Dengan demikian, kulit ini membantunya berkamuflase, menyesuaikan diri

dengan keadaan lingkungan untuk menyelamatkan diri dari predator,

hewan pemangsa, jika berada di dalam air.

8) Penghapusan (Omission/Deletion)

Penghapusan di sini berarti penghapusan kata atau bagian teks BSu di

dalam teks BSa. Dengan kata lain, kata atau bagian dari teks tersebut tidak

diterjemahkan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kata atau bagian

tersebut tidak terlalu penting bagi keseluruhan teks dan biasanya sulit untuk

diterjemahkan. Daripada menerjemahkannya dan membuat pembaca bingung,

lebih baik kata atau bagian tersebut tidak diterjemahkan atau dihilangkan

karena perbedaan maknanya tidak akan signifikan.

Contoh: BSu : “Sama dengan raden ayu ibunya”, katanya lirih.

BSa : “Just like her mother”, she whispered.

9) Modulasi (Modulation)

Strategi ini digunakan untuk menerjemahkan frase, klausa atau kalimat.

Penerjemah memandang pesan dalam kalimat BSu dari sudut yang berbeda

atau cara pikir yang berbeda (Newmark, 1988: 88). Strategi ini digunakan jika

penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan

yang wajar atau luwes.

Contoh: BSu : I broke my leg.

BSa : kakiku patah

Dari berbagai contoh strategi di atas, jelas yang dimaksud strategi oleh

suryawinata & Hariyanto merupakan teknik penerjemahan sebagaimana yang

dijelaskan Molina dan Albir (2002).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

15

3. Teknik Penerjemahan

Ada beberapa istilah teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh para ahli

penerjemh, Suryawinata dan Hariyanto (2003: 67-76) menyatakan bahwa strategi

penerjemahan adalah taktik penerjemahan untuk menerjemahkan kata, atau

mungkin kalimat penuh bila kalimat tersebut tidak dapat dipecah lagi menjadi unit

yang lebih kecil untuk diterjemahkan. Hoed (2006) menyebutnya 'teknik',

sedangkan Newmark (1988) menyebutnya 'prosedur'. Sehingga dari berbagai

istilah tersebu Molina dan Albir (2002: 209), memberikan gambaran tentang

teknik “..hasil yang didapat dan bisa digunakan untuk mengklasifikasikan

bermacam-macam tipe solusi penerjemahan”. Dari bergai istilah yang ada,

peneliti lebih condong memilih isitilah teknik, karena dua hal tersebut memiliki

bagian tersendiri yang saling mendukung.

Menurut Molina dan Hurtado Albir (2002: 509) teknik penerjemahan

memiliki lima karakteristik dasar yaitu:

1. Berdampak pada hasil terjemahan

2. Diklasifikasikan oleh perbandingan dengan teks aslinya

3. Berdampak pada unit mikro dari teks

4. Bersifat discursive dan kontekstual

5. Bersifat fungsional

Klasifikasi Molina dan Albir (2002: 504) berkenaan dengan teknik

penerjemahan adalah sebagai berikut:

1. Memisahkan konsep teknik penerjemahan dari arti lain yang

berkaitan (strategi, metode dan kesalahan penerjemahan).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

16

2. Hanya memasukkan prosedur yang merupakan karakteristik

penerjemahan dan bukan yang berkaitan dengan perbandingan bahasa.

3. Untuk mempertahankan arti bahwa teknik penerjemahan bersifat

fungsional. Definisi mereka tidak menilai apakah sebuah teknik tepat

atau benar, karena selalu tergantung pada situasi di dalam teks dan

konteksnya dan metode penerjemahan yang dipilih.

4. Dalam hubungannya dengan terminologi, untuk mempertahankan

istilah-istilah yang biasa digunakan.

5. Untuk memformulasikan teknik baru dalam rangka menjelaskan

mekanisme yang belum digambarkan.

Di bawah ini dikemukakan teknik penerjemahan versi Molina dan Albir

(2002: 509-511).

1. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah teknik penerjemahan dimana penerjemah

menggantikan unsur budaya bahasa sumber dengan unsur budaya yang

mempunyai sifat yang sama dalam bahasa sasaran, dan unsur budaya

tersebut akrab bagi pembaca sasaran. Ungkapan as white as snow,

misalnya, digantikan dengan ungkapan “seputih kapas”, bukan seputih

salju karena salju tidak dikenal dalam bahasa sasaran.

2. Amplifikasi (amplification)

Amplifikasi adalah teknik penerjemahan yang mengeksplisitkan

atau memparafrase suatu informasi yang implisit dalam bahasa sumber.

Contohnya kata “Ramadan”, misalnya, diparafrase menjadi “Bulan puasa

kaum muslim”.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

17

3. Peminjaman (borrowing)

Peminjaman adalah teknik penerjemahan dimana penerjemah

meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber. Peminjaman itu bisa

bersifat murni (pure borrowing) atau peminjaman yang sudah

dinaturalisasi (naturalized borrowing). Peminjaman itu bisa bersifat murni

(pure borrowing) atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi (naturalized

borrowing). Contoh: dari pure borrowing adalah harddisk yang

diterjemahkan menjadi harddisk, sedangkan contoh dari naturalized

borrowing adalah computer yang diterjemahkan menjadi komputer.

4. Kalke (calque)

Kalke adalah teknik penerjemahan dengan mentransfer kata atau

frase dari BSu secara harfiah ke BSa baik secara leksikal maupun

struktural. Contoh: secretariat general diterjemahkan menjadi sekretaris

jendral. Interferensi struktur bahasa sumber pada bahasa sasaran adalah

ciri khas dari teknik calque.

5. Kompensasi (compensation)

Kompensasi adalah teknik penerjemahan dimana penerjemah

memperkenalkan unsur-unsur informasi atau pengaruh stilistik teks

bahasa sumber di tempat lain dalam teks bahasa sasaran. Contoh: Never

did she visit her aunt diterjemahkan menjadi Wanita itu benar-benar tega

tidak menemui bibinya.

6. Deskripsi (description)

Deskripsi merupakan teknik penerjemahan yang diterapkan dengan

menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

18

fungsinya. Contoh: Kata dalam bahasa Italia panettone diterjemahkan

menjadi kue tradisional Italia yang dimakan pada saat Tahun Baru.

7. Kreasi diskursif (discursive creation)

Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara

yang tidak terduga atau keluar dari konteks. Teknik ini lazim diterapkan

dalam menerjemahkan judul buku atau judul film. Contoh : Judul buku Si

Malinkundang diterjemahkan sebagai A betrayed son si Malinkundang.

8. Kesepadanan Lazim (Established Equivalent)

Kesepadanan lazim adalah teknik untuk menggunakan istilah atau

ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-

hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah. Contoh: kata efisien

dan efektif lebih lazim digunakan daripada kata sangkil dan mangkus.

9. Generalisasi (generalization)

Realisasi dari teknik ini adalah dengan menggunakan istilah yang

lebih umum atau lebih netral. Kata penthouse, misalnya, diterjemahkan

menjadi tempat tinggal, dan becak diterjemahkan menjadi vehicle

(subordinat ke superordinat).

10. Amplifikasi linguistik (linguistic amplification)

Perwujudan dari teknik ini adalah dengan menambah unsur-unsur

linguistik dalam teks bahasa sasaran. Teknik ini lazim diterapkan dalam

pengalihbahasaan secara konsekutif atau dalam sulih suara (dubbing).

11. Kompresi linguistik (linguistic compression)

Kompresi linguistik merupakan teknik penerjemahan yang dapat

diterapkan penerjemah dalam pengalihbahasaan simultan atau dalam

Page 19: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

19

penerjemahan teks film, dengan cara mensintesa unsur-unsur linguistik

dalam teks bahasa sasaran.

12. Penerjemahan harfiah (literal translation)

Penerjemahan harfiah merupakan teknik penerjemahan di mana

penerjemah menerjemahkan ungkapan kata demi kata. Contoh: kalimat I

will ring you diterjemahkan menjadi Saya akan menelpon Anda.

13. Modulasi (modulation)

Modulasi merupakan teknik penerjemahan dimana penerjemah

mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya

dengan teks sumber. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat

leksikal atau struktural. Contoh: you are going to have a child,

diterjemahkan menjadi anda akan menjadi seorang bapak. Contoh lainnya

adalah I cut my finger yang diterjemahkan menjadi jariku tersayat, bukan

saya memotong jariku.

14. Partikularisasi (particularization)

Realisasi dari teknik ini adalah dengan menggunakan istilah yang

lebih konkrit atau presisi. Contoh: air transportation diterjemahkan

menjadi helikopter (superordinat ke subordinat). Teknik ini merupakan

kebalikan dari teknik generalisasi.

15. Reduksi (reduction)

Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi. Informasi

teks bahasa sumber dipadatkan dalam bahasa sasaran. Contoh: the month

of fasting diterjemahkan menjadi Ramadan. Teknik ini mirip dengan

teknik penghilangan (ommission atau deletion atau subtraction) atau

Page 20: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

20

implisitasi. Dengan kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks bahasa

sumber dijadikan implisit dalam teks bahasa sasaran.

16. Substitusi (substitution)

Substitusi merujuk pada pengubahan unsur-unsur linguistik dan

paralinguistik (intonasi atau isyarat). Bahasa isyarat dalam bahasa Arab,

yaitu dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi Terima

kasih.

17. Variasi (variation)

Realisasi dari teknik ini adalah dengan mengubah unsur-unsur

linguistik atau paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik:

perubahan tona tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dialek geografis.

Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan naskah drama.

18. Transposisi (transposition)

Transposisi merupakan teknik penerjemahkan dengan mengubah

kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori,

struktur dan unit. Kata kerja dalam teks bahasa sumber, misal, diubah

menjadi kata benda dalam teks bahasa sasaran. Teknik pergeseran struktur

lazim diterapkan jika struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda

satu sama lain. Oleh sebab itu, pergeseran struktur bersifat wajib. Sifat

wajib dari pergeseran struktur tersebut berlaku pada penerjemahan dari

bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia untuk menghindari interferensi

gramatikal yang dapat menimbulkan terjemahan tidak berterima dan sulit

dipahami.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

21

Tabel 1

Klasifikasi Teknik Penerjemahan (Molina & Albir, 2002:511)

Nama teknik Contoh/Keterangan

Adaptation Baseball (E) → Fotbol (Sp)

Dear sir (E) → Dengan Hormat (Indo)

Amplification شهر رمضان (syahru Ramadhan) (A) → Ramadan,

the Muslim month of fasting (E)

Borrowing Pure: Lobby (E) → Lobby (Sp) Naturalized: Meeting (E) → Mitin (Sp)

Calque Ecole normale (F) → Normal School (E) (terjemahan satu-satu)

Compensation I was seeking thee, Flathead (E) → En vérité,

c‟est bien toi que je cherche, O Tête-Plate (F)

Description Panettone (I) → The traditional Italian cake eaten

on New Year‟s Eve (E)

Discursive creation Rumble fish (E) → La ley de la calle (Sp) Padanan sementara yang kadang-kadang tidak

terprediksi

Established

equivalent

They are as like as two peas (E) → Se parecen

como dos gotas de agua (Sp)

Generalization Guichet, fenêtre, devanture (F) fi Window (E)

Linguistic

amplification No way (E) ⇒ De ninguna de las maneras (Sp)

Linguistic

compression

Yes, so what? (E) → ؟Y? (Sp)

Literal translation She is reading (E) → Ella estل leyendo (Sp)

Modulation ستصير أبا (satashiru aban) (A) → You are going to

have a child (Sp)

Particularization Window (E) → Guichet, fenêtre, devanture (F)

Reduction Ramadan, the Muslim month of fasting (Sp) → ن

(A) شهر رمضان

Substitution (linguistic,

paralinguistic)

Put your hand on your heart (A) → Thank you (E)

Transposition He will soon be back (E) → No tardaraen venir

(Sp)

Variation Introduction or change of dialectal indicators,

changes of tone, etc.

4. Metode Penerjemahan

Istilah metode berasal dari kata method, dalam Macquarie Dictionary

didefinisikan sebagai “a way of doing something, especially in accordance with a

Page 22: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

22

definite plan” (Machali, 2000: 48), yaitu cara melakukan sesuatu terutama yang

berkenaan dengan rencana tertentu. Dari definisi tersebut, ada dua hal yang

menjadi kata kunci, yaitu: pertama, metode adalah cara melakukan sesuatu,

dalam hal ini adalah cara melakukan penerjemahan dan kedua adalah metode

berkenaan dengan rencana tertentu, yaitu rencana dalam pelaksanaan

penerjemahan.

Rencana pelaksanaan penerjemahan sendiri diwujudkan melalui tiga

tahapan yaitu: analisis teks bahasa sumber, pengalihan pesan, dan restrukturisasi.

Ketiga tahapan tersebut lazim dikenal dengan istilah proses penerjemahan. Dalam

praktiknya, ketiga tahapan tersebut dijalankan dengan menggunakan cara tertentu.

Cara inilah yang disebut sebagai metode penerjemahan. Bisa dikatakan bahwa

pelaksanaan kegiatan dalam setiap tahap proses penerjemahan berada dalam

kerangka cara atau metode tertentu.

Nababan (2007: 55) mendefenisikan metode penerjemahan adalah opsi

global yang dipilih oleh seorang penerjemah untuk menyelesaikan proyek

terjemahan. Dengan demikian, metode penerjemahan adalah orientasi yang

hendak dicapai oleh penerjemah dalam terjemahannya.

Molina & Albir (2002) mendefinisikan metode penerjemahan sebagai

cara sebuah proses penerjemahan dilakukan sesuai dengan tujuan

penerjemah, yakni opsi global yang berdampak pada teks bahasa sasaran

secara keseluruhan. Mereka mengungkapkan ada beberapa metode penerjemahan

yang bisa dipilih yakni: metode interpretatif-komunikatif (penerjemahan gagasan

atau amanat), harfiah (transkodifikasi linguistik), bebas (modifikasi kategori-

Page 23: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

23

kategori semiotika dan komunikatif) dan filologis (penerjemahan akademis atau

kritik).

Sementara, menurut Newmark (1988: 45) metode penerjemahan terbagi atas

dua kelompok besar, yaitu (1) metode yang memberikan penekanan pada bahasa

sumber (BSu) dan (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa

sasaran (BSa), seperti yang digambarkan pada diagram V berikut ini:

Bagan 1

Diagram V Metode Penerjemahan (Newmark)

SL Emphasis TL Emphasis

Word-for-word translation Adaptation

Literal translation Free translation

Faithful translation Idiomatic translation

Semantic translation Communicative translation

1. Penerjemahan Kata demi kata (Word-for-word Translation)

Dalam penerapannya, Nababan (2003: 30) menjelaskan bahwa metode

penerjemahan ini pada dasarnya masih sangat terikat pada tataran kata. Dalam

melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata bahasa sumber

dalam bahasa sasaran tanpa mengubah susunan kata dalam terjemahannya.

Dengan kata lain, susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis dengan

susunan kata dalam kalimat aslinya.

2. Penerjemahan Harfiah (literal Translation)

Penerjemahan harfiah mula-mula dilakukan seperti penerjemahan kata demi

kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata dalam kalimat

Page 24: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

24

terjemahannya yang sesuai dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran.

Metode ini biasanya diterapkan apabila struktur kalimat bahasa sumber

berbeda dengan struktur kalimat bahasa sasaran.

3. Penerjemahan Setia (Faithful Translation)

Penerjemahan setia mencoba memproduksi makna kontekstual teks

bahasa sumber dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Kata-kata

yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata

bahasa dan pilihan kata masih tetap dibiarkan. Penerjemahan ini berpegang

teguh pada maksud dan tujuan teks bahasa sumber, sehingga hasil

terjemahannya kadang-kadang terasa kaku dan seringkali asing.

4. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation)

Berbeda dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantik lebih luwes

dan mempertimbangkan unsur estetika teks BSu dengan mengkompromikan

makna selama masih dalam batas kewajaran. Penerjemahan semantik juga

lebih fleksibel bila dibandingkan dengan penerjemahan setia yang lebih terikat

oleh BSu.

Keempat metode di atas adalah metode yang lebih berorientasi atau lebih

memberikan penekanan pada BSu. Sedangkan keempat metode berikut, adalah

metode yang berorientasi pada BSa.

1. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi merupakan metode penerjemahan yang paling bebas dan paling

dekat dengan BSa. Istilah “saduran” dapat dimasukkan di sini asalkan

penyadurannya tidak mengorbankan hal-hal penting dalam teks bahasa

Page 25: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

25

sumber, misalnya; tema, karakter ataupun alur. Biasanya, metode ini

diterapkan dalam melakukan penerjemahan drama atau puisi.

2. Penerjemahan Bebas (Free Translation)

Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan

mengorbankan bentuk teks BSu. Biasanya, metode ini berbentuk parafrase yang

dapat lebih panjang atau lebih pendek daripada teks aslinya. Beberapa ahli,

termasuk Newmark keberatan menyebut hasil terjemahan yang menggunakan

metode ini sebagai sebuah “karya terjemahan”. Hal ini dikarenakan adanya

perubahan yang cukup drastis pada teks bahasa sasaran.

3. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation)

Metode ini bertujuan mereproduksi pesan dalam teks BSu, tetapi sering

dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatik yang tidak

didapati pada versi aslinya. Oleh karena itu, banyak terjadi distorsi nuansa makna.

4. Penerjemahan Komunikatif (Communicative Translation)

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang sedemikian

rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi langsung dapat

dimengerti oleh pembacanya. Sesuai dengan namanya, metode ini memperhatikan

prinsip komunikasi, yakni khalayak pembacanya dan tujuan penerjemahan.

Melalui metode ini, sebuah versi teks BSu dapat diterjemahkan menjadi beberapa

versi teks bahasa sasaran sesuai dengan prinsip di atas.

Sedangkan, Machali (2006: 77) berpendapat “perbedaan dasar kedua

metode (penekanan ke BSu dan penekanan ke BSa) di atas terletak pada

penekanannya saja, dan di luar perbedaan ini keduanya saling berbagi

permasalahan. Keberbagian ini menyangkut (1) maksud atau tujuan dalam sebuah

Page 26: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

26

teks BSu sebagaimana tercermin pada fungsi teks, yakni apakah fungsi teks itu

untuk memaparkan, menceritakan, menghimbau, atau mengajukan argumentasi.

Yang tercakup di sini misalnya maksud penulis, dan peranti bahasa yang

digunakan menyampaikan maksud tersebut; (2) tujuan penerjemah, misalnya,

apakah ia ingin memproduksi beban emosional dan persausif dari teks aslinya atau

ia ingin menambahkan atau mengurangi “nuansa” tertentu, dan sebagainya; (3)

pembaca dan latar atau setting teks, yakni misalnya yang menyangkut tentang

siapa pemacanya-jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, serta apakah pemcaba

tersebut khalayak umum atau para ahli.

Dari berbagai pandangan yang dikemukan oleh pakar penerjemah, dapat

disimpulkan bahwa metode penerjemahan merupakan sebuah opsi penerjemahan

yang lebih menekankan pada bahasa sumber atau bahasa sasaran yang mana itu

adalah wewenang penerjemah dalam proses menerjemahkan.

Dalam hal ini, peneliti mengacu pada metode yang dipaparkan oleh

Newmark kemudian didukung dengan metode Machali dalam menentukan jenis

metode penerjemahan, apakah simantis atau komunikatif, karena lebih

komprehensif dan bisa menunjukkan secara jelas pada ideologi yang digunakan

penerjemah.

5. Ideologi Penerjemahan

Penerjemahan merupakan reproduksi pesan yang terkandung dalam TSu.

Hoed (2006: 83) mengutip pernyataan Basnett dan Lefevere bahwa apapun

tujuannya, setiap reproduksi selalu dibayangi oleh ideologi tertentu. Ideologi

dalam penerjemahan adalah prinsip atau keyakinan tentang betul-salah dan baik-

buruk dalam penerjemahan, yakni terjemahan seperti apa yang terbaik bagi

Page 27: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

27

masyarakat pembaca BSa atau terjemahan seperti apa yang cocok dan disukai

masyarakat tersebut (Amalia, 2007: 3).

Nida dan Taber (1982) secara tegas menyatakan bahwa sebaiknya seorang

penerjemah lebih mengutamakan keterbacaan teks oleh pembaca sasaran.

Sebenarnya, dengan definisi yang mereka buat bahwa penerjemahan berusaha

mencari „the closest natural equivalent‟, sudah tampak bahwa Nida dan Taber

memiliki kecenderungan anggapan penerjemahan yang baik ialah penerjemahan

yang mengutamakan kebutuhan pembaca sasaran.

Kecenderungan bahasa sasaran yang dipilih oleh penerjemah berlatar

belakang keyakinan bahwa terjemahan yang „betul‟, „berterima‟, dan „baik‟ adalah

yang sesuai dengan selera dan harapan pembaca sasaran yang menginginkan teks

terjemahan harus sesuai dengan kebudayaan masyarakat sasaran (Hoed, 2006).

Jika ini yang dipilih, penerjemah akan mengusahakan terjemahannya tidak terasa

sebagai terjemahan dan menjadi bagian dari tradisi tulis dalam bahasa sasaran.

Apabila dikaitkan dengan diagram V Newmark, akan tampak pada hasil

terjemahan, penerjemah cenderung berpihak atau berorientasi pada pembaca

sasaran. Jadi metode yang digunakan adalah penerjemahan komunikatif,

idiomatik, bebas, atau adaptasi.

Secara umum terdapat dua ideologi penerjemahan. Venuti (1995: 20-21)

menyimpulkan bahwa dalam konteks makro ada dua kecenderungan yang muncul

bagaimana bentuk dan cara penerjemahan yang diinginkan masyarakat. Namun,

kedua kecenderungan ini menunjukkan perbedaan yang kuat, satu sisi meyakini

bahwa terjemahan yang baik adalah yang dekat dengan budaya dan bahasa

sumber (foreignizing atau foreignisasi) sehingga produknya terasa sebagai karya

Page 28: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

28

terjemahan, sementara yang lain meyakini bahwa terjemahan yang baik harus

dekat dengan budaya dan bahasa sasaran (domestication atau domestikasi)

sehingga karya tersebut terasa sebagai teks asli dalam BSa.

Pada tindakan ini, penerjemah memiliki kecenderungan untuk

menentukan salah satu pilihan dari dua kutub yang berlawanan tersebut, yaitu

foreignisasi atau domestikasi.

a. Ideologi Foreignisasi

Ideologi foreignisasi adalah ideologi penerjemahan yang

berorientasi pada Bahasa Sumber, yaitu bahwa terjemahan “benar”,

“berterima” dan “baik” adalah sesuai selera dan harapan pembaca,

penerbit, yang menginginkan kehadiran budaya atau istilah Bahasa

Sumber atau yang menganggap kehadiran kebudayaan asing bermanfaat

bagi masyarakat. Dalam hal ini penerjemah sepenuhnya dalam kendali

penulis teks sumber. Karya terjemahan yang dihasilkan akan

menonjolkan aspek kebudayaan atau istilah asing yang diungkapkan

dalam bahasa pembaca.

Untuk mengetahui kecendrungan metode dalam ideologi

foreignisasi, menurut Newmark sesuai diagram V yaitu berpihak pada

bahasa sumber seperti metode penerjemahan harfiah dan penerjemahan

semantik.

b. Ideologi Domestikasi

Ideologi domestikasi adalah ideologi penerjemahan yang

berorientasi pada Bahasa Sasaran. Ideologi ini meyakini bahwa

penerjemahan yang “benar” dan “berterima” adalah yang sesuai dengan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

29

selera pembaca yang menginginkan teks terjemahan sesuai dengan

kebudayaan masyarakat Bahasa Sasaran. Dengan kata lain, suatu karya

terjemahan diharapkan tidak terasa seperti terjemahan.

Untuk mengetahui kecendrungan metode yang digunakan dalam

ideologi domestikasi sesuai diagram V dari Newmark yaitu berorientasi

pada bahasa sasaran seperti adaptasi, penerjemahan idiomatik, dan

penerjemahan komunikatif.

Dari beberapa teori di atas, peneliti memilih menggunakan teori

dari Venuti dalam menentukan ideologi penerjemahan dengan mengacu

pada diagram V dari Newmark untuk menentukan metode yang dipakai

penerjemah.

G. Sekilas Tentang Buku Risa @lah Ila@ Syaba@bil-Ummah

Buku yang berjudul Risa @lah ila@ Syaba@bil-Ummah merupakan karya dari Dr.

Raghib Al-Sirjani lahir pada tahun 1964 di Provinsi Gharbiyyah, Mesir. Al-Sirjani

menyelesaikan perkuliahan S1 (strata satu) di Fakultas Kedokteran Universitas

Kairo dengan predikat Summa Cumlaude tahun 1988, kemudian meraih Master di

Universitas yang sama pada tahun 1992. Disertasi doctoral beliau terkait Operasi

Urologi dan Ginjal, beliau menyelesaikan desertasi dibawah bimbingan gabungan

antara kedokteran Mesir dan Amerika, dan menyelesaikannya dengan istimewa

pada tahun 1998.

Dalam buku ini beliau menulis bagaimana membangun generasi emas. Ini

termasuk buku motivasi dengan penjelasan yang lugas dan runtut. Buku ini

terbitan Mua‟ssasah Iqra' Kairo Mesir, tahun 1995 berisi 156 halaman tersusun

Page 30: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

30

dari enam bab, yaitu; 1) / Muqadimatul-kita@b / mukadimah, 2)

/ Musykila@tusy-syaba@b / Problem generasi muda kita, 3)

/ A’sy-syaba@bu fi@-Isla@m / Bercermin kepada generasi pertama Islam, 4)

/ Lima@dza@ hadza@t-taba@yun / Pemandangan kontradiktif, kenapa bisa

terjadi, 5) / Nasha@ichu ‘amaliyyati li’sy-syaba@b / 10 Motivasi

bagi pemuda Islam, 6) / Kalimah akhi@rah / Penutup.

Motivasi dari buku ini penting bagi generasi pemuda saat ini untuk menjadi

generasi emas dan bermanfaat bagi orang lain.

H. Tinjauan Pustaka

Penelitian penerjemahan yang mengkaji teknik dan kualitas penerjemahan

pernah dilakukan oleh Nevia Risky (2015) dengan judul “An Analysis on

Techniques and Quality of Basketball Terms Translation in The Movie Entitled

Thunderstruck”. Penelitian tersebut fokus pada bentuk teknik yang dipakai dan

bagaimana kualitas terjemahan. Penelitan yang mengkaji tentang teknik, metode

dan ideologi penerjemahan pernah dilakukan oleh Sakut Anshori (2010) dengan

judul “Teknik, Metode dan Ideologi Penerjemahan Buku Economic Concepts Of

Ibn Taimiyah ke dalam Bahasa Indonesia dan Dampaknya Pada Kualitas

Terjemahan”. Penelitian tersebut fokus pada terjemahan istilah-istilah ekonomi

Islam dengan menganalis teknik, metode dan ideologi serta kualitas terjemahan.

Sedangkan dalam penelitian buku Risa @lah Ila@ Syaba@bil-Ummah hanya fokus pada

klasifikasi teknik terjemahan sehingga dapat diindentifikasi metode dan ideologi

penerjemahan yang dipakai penerjemah.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

31

I. Data dan Sumber Data

1. Data

Data objektif yang bersifat primer dalam penelitian ini adalah satuan

bahasa berupa kata, frasa, klausa, hingga kalimat. Sumber satuan bahasa

terjemahan ini diambil dari sumber data berupa dokumen buku

/ Risa @lah Ila@ Syaba@bil-Ummah dan buku terjemahannya Menjadi Pemuda

Peka Zaman.

2. Sumber Data

Sutopo (2006: 56-61) menyatakan bahwa sumber data dalam penelitian

kualitatif dapat berupa narasumber (informan), dokumen, peristiwa atau aktivitas,

tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman. Sumber data

dalam penelitian ini dari dokumen yaitu:

Dokumen yang dijadikan sumber data utama dalam penelitian ini adalah

buku asli dan terjemahannya sebagai berikut: Judul buku: /

Risa @lah Ila@ Syaba@bil-Ummah, dikarang oleh Dr. Raghib As-Sirjani, diterbitkan

pada tahun 1995, nama penerbit Mua‟ssasah IQRA‟, di kota Kairo dan jumlah

halaman buku 156 halaman. Sedangkan buku terjemahannya berjudul “Menjadi

Pemuda Peka Zaman: Langkah-langkah menjadi generasi idaman” diterjemahkan

oleh Sarwedi M. Amin Hasibuan, Lc., diterbitkan pada tahun 2006, nama penerbit

AQWAM, di kota Surakarta dan jumlah halaman buku 128 halaman.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

32

J. Metode dan Teknik

1. Metode

Penelitian dasar ini dikategorikan sebagai penelitian terpancang karena

peneliti telah menentukan pokok permasalahan dan fokus penelitian sebelumnya

seperti yang tercantum dalam rumusan masalah dan pembatasan masalah.

Kemudian, karena peneliti hanya ingin memahami suatu masalah secara

individual untuk kepentingan akademis dan untuk mendeskripsikan secara rinci

mengenai pokok permasalahan (Sutopo, 2006: 135-136) maka penelitian ini

dikategorikan sebagai jenis penelitian dasar.

Penelitian bidang penerjemahan seperti ini disebut Neubert (2004: 10)

sebagai “limited case study atau case studies focusing on particular aspects of ST

and TT”. Ditinjau dari sisi orientasinya maka penelitian ini menurut Shuttleworth

and Crowie (1998: 131-132) termasuk penelitian di bidang penerjemahan yang

berorientasi pada produk.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik ini dilakukan melalui teknik baca dan catat. Yin dalam Sutopo

(2006: 81) menyebutkan bahwa teknik mencatat dokumen (content analysis)

yang merupakan cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan penelitiannya.

Dalam pelaksanaannya, teknik ini dilakukan dengan cara membaca buku

RSU dan MPPZ secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran umum dan

mengklasifikasi teknik penerjemahan yang ada.

Dalam pelaksanaannya, teknik ini dilakukan melalui beberapa tahapan

sebagai berikut:

Page 33: BAB I PENDAHULUAN · teks sumbernya. Ini berarti bahwa ... ideologi penerjemahan disimpulkan berdasarkan kajian terhadap produk tanpa ... Alat musik bisa dibagi menjadi dua kelompok

33

1. Pembacaan buku teks asli (RSU) dan karya terjemahannya (MPPZ).

2. Pemilihan dan penandaan teks yang mengandung teknik

penerjemahan.

3. Pengumpulan, pencatatan dan klasifikasi data.

4. Mengklasifikasi penggunaan teknik untuk menganalisis metode dan

ideologi yang dipakai oleh penerjemah.

5. Menarik simpulan.

3. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara tiga tahap yaitu sebagai berikut:

a. Tahap pertama, mengklasifikasi teknik penerjemahan pada satuan bahasa

dari teks RSU ke MPPZ.

b. Tahap kedua, setelah teknik penerjemahan diklasifikasikan, langkah

selanjutnya adalah melihat penerapan teknik penerjemahan tersebut dalam

rangka menetapkan metode penerjemahan yang digunakan.

c. Tahap ketiga, analisis ideologi penerjemahan berdasarkan metode yang

dipakai penerjemah.