bab i. pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program P2BN menargetkan peningkatan produksi padi sebesar 5% per tahun
pada tahun 2008-2009 (Purwanto, 2008), sedangkan pada tahun 2014 ditergetkan
surplus beras 10 juta ton. Untuk mencapai target tersebut perlu diimplementasikan
beberapa strategi, ada tiga strategi utama, yaitu: (1) perluasan areal tanam dengan
mencetak sawah baru, (2) peningkatan produktivitas dengan menerapkan budidaya
padi sawah sesuai konsep PTT padi sawah, antara lain penggunaan; varietas unggul
baru (VUB), benih bermutu, bibit umur muda, pengaturan sistem tanam, pengelolaan
lahan dan air yang tepat, pemupukan lengkap yang rasional, pengendalian organisme
pengganggu tanamam (OPT) sesuai konsep pengendalian hama/penyakit terpadu
(PHT), dan (3) perluasan areal panen melalui peningkatan indeks pertanaman (IP).
Dalam upaya mencapai sasaran P2BN beberapa strategi yang perlu dilakukan
adalah: (1) peningkatan produktivitas, antara lain melalui pendekatan pengelolaan
tanaman terpadu (PTT) padi sawah yang merupakan suatu pendekatan inovatif dan
dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan
komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Badan Litbang, 2009).
Komponen teknologi tersebut, seperti perbaikan mutu benih dan penggunaan varietas
unggul baru (VUB), pemupukan berimbang dan rasional, pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) dan pengelolaan air serta penggunaan pupuk organik, (2)
Perluasan areal tanam, antara lain dicapai melalui peningkatan indeks pertanaman
(IP), pemanfaatan lahan-lahan suboptimal, pencetakan sawah baru, penyediaan air
melalui rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan jaringan irigasi tingkat
usahatani, maupun jaringan irigasi desa (Purwanto, 2008).
Salah satu strategi yang diterapkan dalam upaya mendukung peningkatan
produksi padi sawah, kacang tanah dan jagung melalui penerapan inovasi teknologi.
Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah menghasilkan berbagai
inovasi teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas, diantaranya varietas
unggul yang telah banyak dimanfaatkan oleh petani. Sejalan dengan perkembangan
IPTEK, Badan Litbang juga telah megembangkan suatu pendekatan Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu meningkatkan produktivitas dan
efisien dalam pemanfaatan input produksi.
2
Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) yang merupakan
pendekatan dalam budidaya tanaman padi sawah adalah salah satu bentuk
implementasi dari revolusi hijau lestari. Berbeda dengan revolusi hijau generasi
pertama yang lebih mengutamakan peningkatan produksi pada lahan sawah irigasi,
revolusi hijau lestari mencakup semua agroekosistem padi, yaitu lahan sawah irigasi,
lahan sawah tadah hujan, lahan kering, lahan pasang surut dan lahan rawa lebak. PTT
padi sawah merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hasil padi dan efisiensi
masukan (input) produksi dengan memperhatikan penggunaan sumber daya alam
yang bijak dengan melalui keterpaduan (integrasi) berbagai komponen teknologi yang
saling menunjang (sinergis) dengan sumberdaya setempat (spesifik lokasi), dan
partisipasi petani sejak awal pelaksanaan kegiatan (partisipatif). Melalui PTT
diharapkan kebutuhan beras nasional dapat dipenuhi, pendapatan petani padi dapat
ditingkatkan, dan usaha pertanian padi sawah dapat menjadi usahatani berkelanjutan.
1.2. Dasar Pertimbangan
Dalam upaya peningkatan produksi padi sawah program PTT telah menjadi
program nasional sejak tahun 2003, dan dijadikan sebagai landmark pangan nasional
oleh Kementrian Riset dan Teknologi dan Program Peningkatan Produksi Beras
Nasional (P2BN). Untuk mendukung pengembangan Program PTT secara nasional,
Departemen Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT. SL-PTT adalah
sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan. Tujuan
utama SL-PTT adalah mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti atau
narasumber lainnya. Melalui SL-PTT diharapkan terjadi percepatan penyebaran
teknologi PTT dari peneliti ke petani peserta dan kemudian berlangsung difusi secara
alamiah dari alumni SL-PTT kepada petani di sekitarnya. Seiring dengan perjalanan
waktu dan tahapan SL-PTT, petani diharapkan merasa memiliki PTT padi sawah yang
dikembangkan (Deptan, 2008a). Kegiatan SL-PTT padi sawah telah dimulai sejak
tahun 2008 di seluruh Indonesia, untuk mempercepat pelaksanaan dan
pengembangan SL-PTT padi sawah tersebut, perlu dilakukan percepatan diseminasi
inovasi teknologi dalam mendukung program SL-PTT padi sawah tersebut.
PTT diterapkan dengan prinsip utama antara lain: 1) Partisipatif, petani
berperan aktif dalam pemilihan dan pengujian teknologi; 2) Spesifik lokasi,
memperhatikan keseuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya, dan
3
ekeonomi stempat; 3) Terpadu, sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan
baik secara terpadu; 4) Sinergis atau Serasi, pemenfaatan teknologi terbaik,
memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung; dan 5)
Dinamis, penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan
IPTEK serta kondisi sosial ekonomi setempat (Badan Litbang, 2009).
Anjuran teknologi produksi padi yang dilaksanakan dalam program PTT adalah:
1) Penggunaan varietas padi unggul (VUB) atau berdaya hasil tinggi dan atau bernilai
ekonomi tinggi; 2) Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit tinggi; 3)
Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi; 4) Penggunaan kompos bahan organik
dan atau pupuk kandang sebagai pupuk dan pembenah tanah (soil amandement); 5)
Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat melalui: a) Pengaturan tanam, sistem
legowo, tegel maupun sistem tebar benih langsung, dengan tetap mempertahankan
populasi minimum, b) Penggunaan bibit dengan daya tumbuh tinggi, cepat dan
serempak yang diperoleh melalui pemisahan benih padi bernas (berisi penuh); c)
Penanaman bibit umur muda (<21 hari setelah semai) dengan jumlah bibit terbatas
antara 1-3 bibit per lubang; d) Pengaturan pengairan dan pengeringan berselang, dan
e) Pengendalian gulma; 6) Pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan PHT,
dan 7) Penggunaan alat perontok gabah mekanis atau mesin perontok (Abdullah dkk,
2008).
Hasil pengujian demplot adaptasi beberapa VUB padi sawah pada Tahun 2011
di beberapa kelompok tani pada beberapa kecamatan di Kabupaten Agam
menunjukkan hasil dicapai cukup tinggi untuk VUB Inpari 12 dengan rataan hasil 7,54
t/ha, Silugonggo dengan rataan 6,52 t/ha. Hasil analisis tanah pada beberapa
hamparan kelompok tani pada lima kecamatan menunjukkan bahwa untuk unsur hara
P dan K dengan kandungan hara Rendah sd Tinggi.
1.3. Tujuan Kegiatan
Pengkajian bertujuan untuk: Mempercepat diseminasi inovasi teknologi padi
sawah melalui identifikasi biofisk dan sosial ekonomi lokasi kajian melalui PRA,
demplot uji adaptasi varietas unggul baru (VUB) padi sawah, kegiatan pelatihan untuk
PPL dan POPT serta narasumber untuk PL2 dan PL3 serta SL untuk anggota kelompok
tani, pendistribusian media cetak dan temu lapang dalam mendukung program SL-PTT
padi sawah sehingga dapat meningkatkan produksi.
4
1.4. Keluaran (OUTPUT) Yang Diharapkan
Terlaksananya percepatan diseminasi inovasi teknologi padi sawah melalui
identifikasi biofisik dan sosial ekonomi lokasi kajian melalui PRA/KKP, demplot uji
adaptasi varietas unggul baru (VUB) padi sawah, melaksanakan kegiatan pelatihan
untuk PPL dan POPT serta narasumber untuk PL2 dan PL3 serta SL untuk anggota
kelompok tani, pendistribusian media cetak dan temu lapang dalam mendukung
program SL-PTT padi sawah sehingga dapat meningkatkan produksi padi sawah
minimal 15%.
1.5. Hasil (OUTCOMES) Yang Diharapkan
Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah diharapkan memberikan hasil
terhadap VUB padi sawah yang diuji adaptasinya sehingga dengan penanaman VUB
padi sawah tersebut dapat meningkatkan produktivitas, disamping itu diharapkan
dapat menambah ilmu pengetahuan PPL/POPT dalam penerapan inovasi teknologi PTT
padi sawah, baik melalui pelatihan ataupun dari distribusi media cetak.
1.6. Manfaat (BENEFIT) Yang Diharapkan
Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah dapat memberikan manfaat bagi
petani dalam menambah pilihan akan VUB padi sawah yang akan ditanam dalam
upaya peningkatan produksi padi sawah.
1.7. Dampak (IMPACT) Yang Diharapkan
Kegiatan pendampingan SLPTT akan memberikan dampak dalam peningkatan
produksi padi sawah.
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
PTT Padi Sawah
Pengembangkan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) ternyata
mampu meningkatkan produktivitas padi dan efisiensi input produksi (Deptan, 2008)
melalui keterpaduan (integrasi) berbagai komponen teknologi yang saling menunjang
(sinergis) dengan sumberdaya setempat (spesifik lokasi), dan partisipasi petani sejak
awal pelaksanaan kegiatan (partisipatif).
Penerapan PTT padi sawah di Sumatera Barat yang dimulai pada tahun 2001 di
Kabupaten Padang Pariaman, Agam dan Tanah Datar, dapat meningkatkan
produktivitas padi sebesar 12,3-21,0%. Kemudian pada tahun 2004-2006, PTT
diterapkan dengan menggunakan varietas Batang Piaman di Kabupaten Padang
Pariaman, Tanah Datar, Agam, Sijunjung, Kota Padang, Solok. Pada penerapan PTT
tersebut terjadi peningkatan produksi 15,5-56,6% serta keuntungan bagi petani
sebesar 16,4-85,6% (Abdullah dkk, 2008).
Adapun teknologi produksi yang dianjurkan pada Model PTT padi sawah
adalah: (1) Varietas unggul baru yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan
dan keinginan petani setempat; (2) Benih bermutu (kemurnian dan daya kecambah
tinggi); (3) Bibit muda (umur <21 hari setelah semai); (4) Jumlah bibit 1-3 batang per
lubang dan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau legowo 4:1; (5) Pemupukan N
berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD); (6) Pemupukan P dan K berdasarkan status
hara tanah, yang ditentukan dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau petak
omisi, serta pemecahan masalah kesuburan tanah apabila terjadi di lokasi; (7) Bahan
organik (kompos jerami 5 t/ha, atau pupuk kandang 2 t/ha); (8) Pengairan berselang
(intermittent irrigation); (9) Pengendalian gulma secara terpadu; (10) Pengendalian
hama dan penyakit secara terpadu (PHT); dan (11) Panen beregu dan pasca panen
menggunakan alat perontok (Abdullah dkk, 2008).
Penerapan PTT diawali dengan pemahaman terhadap masalah dan peluang
(PMP) pengembangan sumberdaya dan kondisi lingkungan dengan tujuan: (1)
Mengumpulkan informasi dan menganalisis masalah, kendala, dan peluang usahatani;
(2) Mengembangkan peluang dalam upaya peningkatan produksi; dan (3)
6
Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani di wilayah setempat
(Hasan dkk, 2009).
Varietas Unggul Baru (VUB)
Saat ini telah banyak varietas unggul baru (VUB) padi sawah yang dihasikan
oleh Badan Litbang Deptan, khusus untuk masyarakat Sumbar yang suka dengan rasa
nasi pera (kandungan amilosa >25%) dan memberikan produksi cukup tinggi adalah:
Logawa, Inpari 12, IR-66, dan Tukad Unda yang perlu didiseminasikan kepada petani
Sumatera Barat. Selain memberikan hasil yang cukup tinggi, VUB juga mempunyai
umur yang lebih pendek. Logawa baik untuk lahan sawah dataran rendah sampai 500
m dpl dengan umur 110-120 hari (15-25 hari lebih genjah dari IR-42), potensi hasil
7,5 t/ha dan tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 2, serta tahan terhadap
penyakit hawar daun strain III. IR-66 termasuk varietas yang berumur cukup genjah,
yaitu 110-120 hari tetapi mempunyai potensi hasil yang lebih rendah dibanding
Logawa, yaitu 5,5, t/ha, tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1,2,dan 3, tahan
wereng hijau, dan agak tahan wereng punggung putih, serta tahan hawar daun,
tungro dan agak tahan blas. Tukad Unda mempunyai umur yang lebih pendek yaitu
105-115 hari, potensi hasil 7,0 t/ha, agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 3,
tahan terhadap penyakit blas, serta agak tahan hawar daun bakteri strain VIII. Tukad
Unda dan IR-66 merupakan varetas pilihan bagi daerah endemik tungro karena kedua
varietas tersebut tahan terhadap penyakit tungro yang akhir-akhir ini banyak
menyerang pertanaman padi sawah di Sumatera Barat. Inpari 12 merupakan VUB
yang paling baru dilepas yaitu pada tahun 2009, sesuai selera masyarakat Sumbar
dengan kadar amilosa 26,4 %, umur 103 hari, potensi hasil lebih tinggi yaitu 8,0 t/ha,
agak tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, tahan penyakit blas
ras 033, agak tahan terhadap ras 133 dan 073. Deskripsi varietas-varietas yang telah
dilepas Kementerian Pertanian dapat dilihat pada Tabel 1.
7
Tabel 1. Deskripsi beberapa varietas unggul baru dan varietas unggul lokal padi sawah
Varietas Potensi
hasil (t/ha)
Umur tanaman
(hari)
Bobot 1000 butir
(g)
Tekstur nasi (Kadar amilosa)
Silugonggo Batang Piaman Batang Lembang Logawa Tukad Unda IR-66 Sarinah Maro Rokan Hipa 4 Inpari 12 Inpari 21-Batipuah Dodokan Ciherang Cisokan IR-42 Anak Daro Kuriak Kusuik Junjuang Sagamgam Panuah
5,5 7,6 7,8 7,5 7,0 5,5 8,0 9,5 9,0 10,0 8,0 8,20 7,0 8,5 6,0 7,0 6,4 6,5 6,0 7,8
85-90 105-117 93-115 110-120 105-115 110-120 107-116 114-120 108-115 114-116 103-112
±120 100-105 116-125 90-100 135-145 135-145
±155 ±125 ±141
25,0 27,0 29,0 27,0 24,0 25,0 25,5 27,0 26,0 24,5 25,1 25,3 23,3 28,0 22,0 23,0 22,4 24,9 24,8 24,9
Pera (26,9%) Pera (28,0%) Pera (27,0%) Pera (26,0%) Pera (25,0%) Pera (25%) Pulen (23,3%) Pulen (23,1%) Sedang (23,5%) Pera (24,7%) Pera (26,4%) Pera (26,0%) Pulen (20,7%) Agak Pulen (23,0%) Pera (26,0%) Pera (27%) Pera (27,0%) Pera (27,0%) Pera (24,8%) Pera (26,5%)
Sumber: Suprihatno, dkk. 2010
8
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah dilaksanakan di Kabupaten Agam
dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2012.
3.2. Prosedur Penelitian
Kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah dilaksanakan dengan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
a. Koordinasi dan sosialiasi inovasi teknologi PTT dan SL-PTT padi sawah
Kegiatan koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi
sawah dilaksanakan dengan Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan
Kabupaten Agam. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi meliputi penyampaian rencana
kegiatan pendampingan SL-PTT pada Dinas terkait yang meliputui aspek: kegiatan
pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Sumbar, Kalender tanam padi sawah, serta
inovasi teknologi lainnya yang mendukung kegiatan SL-PTT padi sawah di Kabupaten
Agam.
b. Identifikasi Biofisik Lokasi Pendampingan SL-PTT Padi Sawah
Lokasi kegiatan pendampingan SL-PTT model melalui peningkatan
produktivitas dan peningkatan Indek Pertanaman (IP) dan kegiatan pendampingan
SLPTT padi sawah melalui displai VUB padi sawah dilakukan terlebih dahulu identifikasi
biofisik lokasi dengan metode PRA/KKP. Data yang dikumpulkan meliputi biofisik,
sosial ekonomi, inovasi teknologi padi sawah yang dilakukan seperti: varietas yang
dipakai, pemupukan, jenis OPT dan pengendaliannya, sistem tanam dan inovasi
teknologi PTT padi sawah lainnya serta dilakukan identifikasi untuk jenis traktor yang
digunakan untuk lokasi pelaksana SLPTT model.
c. Demplot Uji Adaptasi VUB Padi Sawah
Demplot Uji Adaptasi VUB padi sawah dilakukan dengan menguji 1-3 varietas
unggul padi sawah dan satu varietas unggul lokal padi sawah sebagai pembanding
yang telah digunakan petani secara luas di lokasi pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten
Agam. VUB yang digunakan seperti: Inpari-12, Inpari 21, dan Inpara-3, Caredek
9
Merah dan Sagamgam Panuah. Sedangkan varietas unggul lokal yang banyak
berkembang di Kabupaten Agam seperti: PB 42, Cisokan dan Kuriek Kusuik. Demplot
displai/uji adaptasi VUB dilaksanakan berdampingan dengan lokasi SL-PTT di luar
Labor Lapang (LL) dengan ukuran plot 0,50-1,00 ha dengan menggabungkan
beberapa lokasi SLPTT dari beberapa kelompok tani. Inovasi teknologi yang
digunakan adalah PTT padi sawah dengan pilihan teknologi dasar seperti: benih
bermutu, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah,
pengaturan populasi tanam secara optimum (sistem tanam legowo 4:1 atau 6:1),
pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara dengan penggunaan
PUTS dan BWD, pengendalian OPT dengan pendekatan PHT. Teknologi pilihan
disesuaikan dengan kondisi setempat seperti: pengolahan tanah sesuai musim,
penggunaan bibit muda (<21 hari), tanam benih 1-3 batang per rumpun, pengairan
secara efektif dan efisien, dan panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.
Pelaksanaan di lapangan demplot VUB dilaksanakan oleh peneliti, penyuluh bekerja
sama dengan PPL/THL/POPT dan petugas pertanian lainnya. Secara umum pupuk
yang digunakan dengan takaran 300 kg NPK Phonska + 100 kg Urea/ha dan bahan
organik 1 ton/ha. Mendukung pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah di
Kabupaten Agam dan Kota Padang juga dilaksanakan kajian tentang Pengelolaan Hara
Spesifik Lokasi (PHSL) padi sawah untuk menentukan penggunaan hara spesifik lokasi.
Data yang dikumpulkan meliputi komponen hasil setiap VUB yang digunakan,
serangan H/P, produksi, serta umur VUB yang di displaikan.
d. Pelatihan
Kegiatan diseminasi lainnya adalah peneliti dan penyuluh BPTP Sumbar sebagai
narasumber inovasi teknologi PTT padi sawah untuk PPL/THL dan POPT, dengan
menyampaikan inovasi teknologi PTT padi sawah sepeerti: peggunaan hara spesifik
lokasi (PHSL), penangkaran benih padi sawah, jenis OPT utama padi sawah dan cara
pengendaliannya. Disamping itu juga dilalukan pelatihan untuk PL-2, PL-3 dan SL yang
dilaksanakan oleh kelompok tani pelaksana SLPTT padi sawah di Kabupaten Agam
dan Kota Padang. Kegiatan pelatihan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian/Bapeluh
dan BPP/BPK setempat.
10
e. Kegiatan Perbanyakan dan Distribusi Media Cetak
Dalam pelaksanaan pendampingan program SL-PTT di Kabupaten Agam dan
Kota Padang juga dilakukan pendistribusian media cetak dan media terekam berupa
inovasi teknologi PTT, brosur dan leaflet yang berhubungan dengan inovasi teknologi
PTT padi sawah seperti: PHSL, pengendalian OPT dan inovasi teknologi lainnya
kepada PPL dan anggota kelompok tani.
f. Temu Lapang Inovasi Teknologi Padi Sawah
Dalam mendukung pelaksanaan pendampingan program SL-PTT padi sawah di
Kabupaten Agam dan Kota Padang juga dilakukan temu lapang baik pada saat tanam
ataupun panen padi sawah untuk kegiatan GT VUB/demplot displai introduksi/uji
adaptasi VUB bekerjasama dengan Dinas/Bapeluh/Kelompok Tani. Kegiatan temu
lapang jika memungkinkan akan dilakukan oleh Bapak Kepala Badan Litbang
Kementan atau Bapak Menteri Pertanian. Kegiatan temu lapang dihadiri oleh peneliti,
penyuluh, penyuluh lapang dan anggota kelompok tani sekitarnya.
11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Koordinasi dan Sosialisasi dengan Pemda Kabupaten Agam dan Kota Padang
Kegiatan koordinasi dan sosialisasi di tingkat Pemda dan BPTP dilakukan
dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan serta Badan
Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam serta
dengan Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang telah
dilaksanakan dengan menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan
SLPTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang.
Tabel 2. Perkembangan Koordinasi dan sosialisasi Pendampingan Program SLPTT di Kabupaten Agam Dan Kota Padang, Desember 2012.
No. Bentuk Kegiatan (Koordinasi dan Sosialisasi)
Pihak Yang Terlibat
Waktu Pelaksanaan
Rencana Tindak Lanjut
1. Pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, Dinas Pertanian Hortikultura dan Peternakan Kab. Agam dan BP3KP Kecamatan, PPL, PHP dan Ketua Kelompok tani.
Maret 2012 Pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kab. Agam
2. Pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi pendampingan SL-PTT padi sawah di Kota Padang
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumbar, Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kota Padang dan BPP dan UPT Kecamatan, PPL, PHP dan Ketua Kelompok tani.
September 2012
Pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kab. Agam
12
Gambar 1. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang
2. Identifikasi Biofisik Lokasi Pendampingan SL-PTT Padi Sawah
Dalam mendukung kegiatan SLPTT model padi sawah telah dilakukan PRA/KKP
di Kabupaten Agam dan Kota Padang pelaksana SLPTT model, hasil laporan PRA/KKP
lokasi pendampingan SLPTT padi sawah model dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Hasil PRA/KKP lokasi pendampingan dan pelaksanaan SLPTT model di Kabupaten Agam dan Kota Padang, Desember 2012.
No. Kabupaten/Kota/ Kecamatan
Eksisting Inovasi Teknologi Padi Sawah
Rekomendasi Inovasi Teknologi Padi Sawah
1. Kabupaten Agam Kecamatan Tanjung
Mutiara Varietas ditanam Sokan Gadang dan Bendang Pulau tidak berlabel, umur benih 25 hss dengan jumlah benih 7 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 50-100 kg/ha, jerami dibakar, hasil 2,70
Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 15 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3
13
t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat, walang sangit, kepinding tanah, dan penggerek batang, serta penyakit blas dan tungro.
bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 6:1 dan tegel, PHT.
Kecamatan Lubuk Basung
Varietas ditanam Cisokan, Batang Piaman, PB 42, IR 64, dan Bendang Pulau tidak berlabel, umur benih 15-30 hss dengan jumlah benih 2-7 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 50-100 kg/ha, jerami dibakar, hasil 2,20-4,20 t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat, tikus, walang sangit, dan penggerek batang, serta penyakit blas.
Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 10-15 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1, dan tegel, PHT. Beberapa kelompok ingin jadi penangkar VUB Inpari 21-Batipuah
Kecamatan Ampek Nagari
Varietas ditanam Batang Piaman, dan PB 42 sebagian berlabel, Pulau Intan, Benang Serumpun dan Bendang Pulau tidak berlabel, umur benih 13-25 hss dengan jumlah benih 3-7 btg/rumpun, pemupukan Urea 100-150 kg/ha, SP-36 50-100, KCl 50 dan Phonska 50 kg/ ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian dikomposkan, hasil 4,80 t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat, walang sangit, kepinding tanah dan penggerek batang, serta penyakit blas.
Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 13-15 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1 dan tegel, PHT.
Kecamatan Palembayan
Varietas ditanam Cisokan dan PB 42 tidak berlabel, umur benih 15 hss dengan jumlah benih 1-3 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 50 kg/ ha dan SP-36 50-100 kg/ha, sebagian jerami dikompos, hasil 4,00-5,00 t/ha, hama penyakit menyerang al: wereng coklat dan penyakit tungro.
Varietas ditanam Batang Piaman berlabel, umur benih 15 hss, pemupukan 50 kg Urea+175 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1 dan tegel, PHT.
Kecamatan Baso Varietas ditanam Cisokan tidak berlabel, umur benih 15-20 hss dengan jumlah benih 3-5 btg/rumpun, pemupukan Urea 100-200 kg/ha, Phonska 25-30 kg/ha, sebagain jerami dibakar dan sebagian dikompos, hasil 6,00-7,00 t/ha, hama penyakit menyerang al: keong mas dan penyakit blas, sebagian besar
Varietas ditanam Cisokan berlabel, umur benih 10-20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1 atau 6:1, PHT, butuh hand traktor
14
kelompok belum mempunyai hand traktor.
Yanmar 6,5 PK dan threser.
Kecamatan Tilatang Kamang
Varietas ditanam Kuriek Kusuik tidak berlabel, umur benih 20-25 hss dengan jumlah benih 1-5 btg/rumpun, pemupukan Urea 50-100 kg/ha, Phonska 200 kg/ha, jerami sebagian dikompos, hasil 4,30-6,10 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, serta penyakit blas.
Varietas ditanam Kuriek Kusuik berlabel, umur benih 15-20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 6:1, PHT.
Kecamatan Kamang Magek
Varietas ditanam Kuriek Kusuik tidak berlabel, umur benih 15-30 hss dengan jumlah benih 3-8 btg/rumpun, pemupukan Urea 200 kg/ha, Phonska 75-100 kg/ha, dan SP-36 50 kg/ha, jerami sebagian dikompos dan dibakar, hasil 3,70-4,50 t/ha, hama penyakit menyerang al: tikus, walang sangit, kepinding tanah dan penyakit blas.
Varietas ditanam Kuriek Kusuik berlabel, umur benih 15-20 hss, pemupukan 50 kg Urea+250 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 6:1, PHT.
2. Kota Padang Kecamatan Kuranji Varietas ditanam PB-42 tidak
berlabel, umur benih 12-20 hss, pemupukan Urea 100-150 kg/ha, Phonska 100-150 kg/ha, pupuk kandang 500-1000 kg/ha, jerami dibakar, hasil 3,50-4,20 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, walang sangit, tikus, kepinding tanah dan penyakit blas.
Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
Kecamatan Bungus Teluk Kabung
Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 20 hss, pemupukan Urea 35-100 kg/ha, Phonska 100-150 kg/ha, jerami sebagian besar ditebar disawah, hasil 3,30-3,90 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang dan penyakit tungro.
Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+175 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
Kecamatan Pauh Varietas ditanam Cisokan dan PB-42 tidak berlabel, umur benih 15-25 hss, pemupukan Urea 100-150 kg/ha, SP-36 50-100 kg, Phonska 100-150 kg/ha, pupuk organic 100 kg/ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,90-5,10 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, kepinding tanah, walang sangit, keong mas dan penyakit blas.
Varietas ditanam Cisokan berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska+ 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
15
Kecamatan Nanggalo Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 12-20 hss, sebagian sistem tanam jajar legowo, pemupukan Urea 100 kg/ha,ZA 50 kg, Phonska 100-200 kg/ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,00-3,90 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, walang sangit, dan keong mas.
Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
Kecamatan Lubuk Kilangan
Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 11-25 hss, pemupukan Urea 50-200 kg/ha, Phonska 100-150 kg/ha, jerami sebagian dikompos, sebaian dibakar dan sebagian diletakkan dipematang sawah, hasil 2,40-3,90 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, tikus, walang sangit, keong mas, penyakit blas dan tungro, sebagian sawah kena limbah semen Padang.
Varietas ditanam PB-42 dan Cisokan berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
Kecamatan Lubuk Begalung
Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 14-25 hss, sebagian sistem tanam jajar legowo, pemupukan Urea 75-200 kg/ha, Phonska 150-200 kg/ha, pupuk organik 100 kg per ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,90-4,50 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, penakit blas dan tungro.
Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska dan 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
Kecamatan Koto Tangah
Varietas ditanam PB-42 tidak berlabel, umur benih 12-18 hss, sebagian tanam sistem legowo dan sebagian benih 1 batang/rumpun, pemupukan Urea 75-200 kg/ha, Phonska 150-200 kg/ha, pupuk organik 100 kg per ha, jerami sebagian dibakar dan sebagian ditebar disawah, hasil 3,90-4,50 t/ha, hama penyakit menyerang al: penggerek batang, tikus, keong mas, dan penyakit blas.
Varietas ditanam PB-42 berlabel, umur benih <20 hss, pemupukan 50 kg Urea+200 kg NPK Phonska dan 25 kg KCl per ha, pemberian Urea berikutnya dengan BWD, jumlah bibit ditanam 1-3 bibit/rumpun, sebagian melaksanakan sisitem tanam legowo 4:1, PHT.
16
Gambar 2. Kegiatan pelaksanaan PRA/KKP lokasi pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang
3. Kegiatan Displai Adaptasi VUB Padi Sawah
Perkembangan displai uji adatasi VUB padi sawah dalam kegiatan
pendampingan program SL-PTT pada di Kabupaten Agam dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tabel perkembangan pelaksanaan Displai VUB padi sawah di Kabupaten Agam, Desember 2012.
Lokasi (Kab/Kota/Kec)
Displai VUB Produktivitas Varietas Pembanding (t/ha)
Varietas Prod (t/ha)
LL SL-PTT Non SL-PTT
Kamang Hilir, Kecamatan Kamang Magek
Kuriek Kusuik Caredek Merah
7,14 5,80
7,12 (Kuriek Kusuik)
7,02 (Kuriek Kusuik)
6,50 (Kuriek Kusuik)
Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya
Inpari 21-Batipuah Inpari 12 Cisokan
7,38 6,92 7,04
6,88 (PB-42)
6,78 (PB-42)
5,92 (PB-42)
17
Lubuk Basung, Kecamatan Lubuk Basung
Inpari 21-Batipuah*) Inpari 12 *) Cisokan *)
5,60 (Btg
Piaman)
5,50 (Btg
Piaman)
5,10 (Btg
Piaman)
Keltan Sawah Sago, Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung
Inpari 21-Batipuah**) Inpari 12 Cisokan
Keltan Binuang Sakti, Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek
Kuriek Kusuik **) Caredek Merah
Keltan Lakota, Pananmpuan, Kecamatan IV Angkek
Kuriek Kusuik **) Caredek Merah
*) Gagal panen akbat banjir dan serangan tikus **) Tanam Desember 20012
Gambar 3. Keragaan tanaman display VUB padi sawah pada lokasi pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam
18
4. Pelatihan/Narasumber
Pelatihan teknis inovasi teknologi yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat
baik untuk PL2 di tingkat provinsi dan PL3 pada 14 Kabupaten/Kota pelaksana SL-PTT
dapat dlihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Pelatihan Teknis Inovasi Teknologi kegiatan pendampingan SLPTT di Kabupaten Agam, Desember 2012
Tingkat Penyelenggaraan
Pelatihan
Topik/Materi Pelatihan
Sasaran Peserta Pelatihan Waktu
Pelaksa naan
Rencana Tindak Lanjut Asal
Institusi
Jml Peserta
(org) BP4K2P Kecamatan Tilatang Kamang dan Kamang Magek
1. Inovasi teknologi PTT padi sawah dalam upaya peningkatan produksi
2. Kalender Tanam
UPTD, PPL dan PHP BP4K2P Kec. Tilatang Kamang dan Kamang Magek
25 orang
27 Juni 2012
Dilaksanakan pada kegiatan SLPTT pad sawah
Kecamatan Lubuk Basung dan Tanjung Mutiara
1. Inovasi teknologi PTT padi sawah dalam upaya peningkatan produksi
2. Kalender Tanam
UPTD, PPL dan PHP BP4K2P Kec. Lubuk Basung, danTanjung Mutiara
25 orang
4 Juli 2012
Dilaksanakan pada kegiatan SLPTT pad sawah
Gambar 4. Kegiatan pelaksanaan pelatihan bagi PP, THL dan POPT dalam kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam.
19
5. Distribusi Media Cetak
Perkembangan penyebarluasan inovasi media cetak seperti leaflet pada BPTP
Sumbar dalam kegiatan pendampingan SLPTT padi sawah di Kabupaten Agam dan
Kota Padang pada tahun anggaran 2012 ini dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Perkembangan Penyebarluasan Inovasi (Leaflet) untuk Distan, Bapeluh, PPL dan POPT di Kabupaten Agam dan Kota Padang, Desember 2012
No. Judul Materi Leaflet Jml
EkspJumlah Inovasi Yang Dimuat
Target Penerima Media Informasi
Realisasi
1. Deskripsi VUB Spesifik Sumatera Barat
100 4 VUB padi sawah
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
Telah didistri-busikan
2. Teknologi Perbanyakan Benih
100 Teknologi perbanyakan benih
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
Telah didistri-busikan
3. Pemupukan Spesifik Lokasi
100 2 inovasi teknologi padi sawah penggunaan PUTS dan BWD
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan
Telah didistri-busikan
20
Marapalam Kota Padang
4. Hama utama dan pengendaliannya
100 4 jenis hama utama padi sawah
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
Telah didistri-busikan
5. Penyakit utama dan pengendaliannya
100 3 jenis penyakit utama padi sawah
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
Telah didistri-busikan
6. Pengelollaan Hara Spesifik Lokasi
100 PHSL untuk padi sawah dan PUJS untuk jagung
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
Telah didistri-busikan
7. Buku Lapangan Hama, Penyakit dan Defisiensi Hara Tanaman Padi Sawah
100 Hama, Penyakit dan Masalah Hara Padi Sawah
PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka
Telah didistri-busikan
21
Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
8. Bagan Warna Daun (BWD)
50 Pemupukan N PPL dan PHP Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, IV Nagari, IV Koto, Sei Puar, Banuhampu, Tilatang Kamang dan Kamang Magek, Ka Distan dan Ka Bapeluh Kab. Agam dan BPP Nanggalo dan Marapalam Kota Padang
Telah didistri-busikan
6. Temu Lapang
Dalam mendukung pelaksanaan pendampingan SL-PTT juga dilakukan temu
lapang baik dilaksanakan pada saat panen kegiatan demplot displai VUB padi sawah.
Beberapa kegiatan temu lapang yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel 7. Perkembangan kegiatan temu lapang pelaksanaan pendampingan SL-PTT di Kabupaten Agam, Desember 2012.
Materi/Tema Target Peserta (Jumlah dan Asal)
Realisasi Jml Peserta
Asal Peserta Ket
Panen display VUB padi sawah di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam
50 orang dari Camat Tanjung Raya, UPT/ BP3K Kecamatan Tanjung Raya, BPTP Sumbar, Wali Nagari, PPL dan anggota kelompok tani
50 orang Kecamatan Tanjung Raya, Camat, UPT/ BP3K Kecamatan Tanjung Raya, BPTP Sumbar, Wali Nagari, PPL dan anggota kelompok tani
22
Gambar 5. Kegiatan pelaksanaan temu lapang panen displai VUB dalam kegiatan
pendampingan SL-PTT padi sawah di Kabupaten Agam.
23
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Telah dilakukan kegiatan koordinasi dan sosialisasi dengan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan serta Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam dan Kota Padang dengan
menyampaikan rencana pelaksanaan kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah
di Kabupaten Agam.
2. Telah dilakukan pelaksanaan identifikasi biofisik lokasi pendampingan SL-PTT
dengan metode PRA/KKP pada beberapa kecamatan pelaksana SL-PTT padi
sawah di Kabupaten Agam dan Kota Padang.
3. Hasil panen display VUB padi sasah menunjukkan VUB Inpari 21-Batipuah dan
Inpari 12 hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding untuk
Kecamatan Tanjung Raya dan Varietas lokal Kuriek Kusuik hasilnya lebih tinggi
dibandingkan pada yang sama pada loasi LL, SL-PTT dan Non SL-PTT di
Kecamatan Kamang Magek.
4. Pelatihan inovasi teknologi untuk peningkatan produksi padi sawah serta kalender
tanam untuk PPL dan POPT telah dilakukan.
5. Media cetak inovasi teknologi PTT padi sawah dan buku saku Hama Penyakit padi
sawah dan pengendaliannya serta BWD telah didistribusikan kepada Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan dan Badan Penyuluhan
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, PPL/THL dan POPT
Kabupaten Agam dan Kota Padang.
5.2. Saran
Dalam upaya peningkatan produksi padi sawah disarankan supaya petani
dapat mengadopsi dan melaksanakan inovasi teknologi padi sawah spesifik lokasi yang
telah diterapkan dalam kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah seperti
penggunaan VUB, sistem tanam jajar legowo serta pemupukan spesifik lokasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S., R. Roswita, N. Hasan, Ismon L., dan Z. Irfan. 2008. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Lahan Irigasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. 51 hal.
Badan Litbang. 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. 20 hal
Bappeda dan BPS Propinsi Sumatera Barat. 2011. Sumatera Barat Dalam Angka (Sumatera Barat in Figures) 2010/2011. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat. 633 hal.
Dirjen Tanaman Pangan. 2007. Rencana operasional peningkatan tambahan produksi beras 2 juta ton tahun 2007. Makalah disampaikan pada Lokakarya P2BN, Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Maret 2007.
Deptan, 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi. Departemen Pertanian. 38 hal.
Las,I. H. Syahbuddin, E. Surmaini, dan Achmad M. Fagi. 2008. Iklim dan Tanaman Padi: Tantangan dan peluang. Dalam: Suyamto et al (Eds).Buku Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian. p.151-189.
Purwanto.S. 2008. Implementasi kebijakan untuk pencapaian P2BN. Dalam. B. Suprihatno et al. (Eds). Hasil-Penelitian Padi Menunjang P2BN. Prosid. Seminar Apresiasi (Buku I), Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Litbang Pertanian. p.9-37.
Puslitbangtan dan BBP2TP. 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Puslitbangtan dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pertanian. 20 hal.
Suprihatno, B., AA. Daradjat, Satoto, Suwarno, E. Lubis, Baehaki SE., Sudir, SD. Indrasari, P. Wardana, dan MJ. Mejaya. 2011. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 118 hal.