bab i pendahuluan - repository.iainpekalongan.ac.idrepository.iainpekalongan.ac.id/392/6/12. bab...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak kelebihan dana
(investor) dengan pihak yang memerlukan dana (emiten). Dalam berinvestasi
pastilah investor mengharapkan keuntungan (return) walaupun di dalamnya tetap
ada risiko (risk). Karena pada dasarnya semakin tinggi return yang diharapkan
oleh investor maka semakin tinggi pula risiko yang ada didalamnya. Biasanya
investor yang memilih berinvestasi dalam bentuk saham, itu mengharapkan
keuntungan berupa deviden, capital gain, dan kemudahan dalam perpajakan.
Dengan pengharapan dari investor untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya dengan risiko yang rendah, maka sering kali investor memilih untuk
menghindari risiko (risk averse). Sehingga mereka akan cenderung memilih
pembagian deviden cash daripada mengambil risiko untuk capital gain.
Deviden cash yang besar akan membuat investor ataupun calon investor
semakin tertarik dengan perusahan yang menerbitkan efek tersebut. Oleh karena
itu, perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai alasan perusahaan membagikan dividen
atau tidak serta faktor-faktor apa saja yang mendasarinya1
1 Regina Ariesta Aljannah, “Analisis Pengaruh Hutang, Profitabilitas, Likuiditas dan
Pertumbuhan terhadap Dividen (Studi Empiris diBursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008,Skripsi:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010)
2
Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering
dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk
memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk
diinvestasikan kembali guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan.2Masalah
dalam kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat
penting bagi banyak pihak yang terlibat dalam masyarakat baik bagi para investor,
kreditor maupun bagi pihak manajemen yang akan membayarkan dividennya.
Bagi para pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat
pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan
perusahaan lain. Bagi pihak manajemen, dividen kas merupakan arus kas keluar
yang mengurangi kas perusahaan.3 Oleh karenanya kesempatan untuk melakukan
investasi dengan kas yang dibagikan sebagai dividen tersebut menjadi berkurang.
Bagi kreditor, dividen kas dapat menjadi signal mengenai kecukupan kas
perusahaan untuk membayar atau bahkan melunasi pokok pinjaman.
Kebijakan dividen kas yang cenderung membayarkan dividen dalam
jumlah relatif besar akan mampu memotivasi pemerhati untuk membeli saham
perusahaan. Perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen
diasumsikan masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan. Umumnya
pihak manajemen menahan kas untuk melunasi hutang atau meningkatkan
investasi. Maksudnya pengurangan hutang akan mengurangi cash outflow berupa
2 Made Ayu Lisnawati, “Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per
Share Terhadap Cash Dividen pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
Efefk Indonesia 2005 – 2010)”, (bali: Skripsi Faklultas Ekonomi Universitas Udayana, 2012)
3 Michaell Suharli, “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan
Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Maksi, Volume 6 nomer 2 Agustus 2006, hlm 244
3
interest exspense atau investasi dapat memberikan pengembalian berupa cash
inflow bagi perusahaan. Disisi lain, pemegang saham mengharapkan dividen kas
dalam jumlah relatif besar karena ingin menikmati hasil investasi pada saham
perusahaan. Kondisi inilah yang dipandang teori agensi sebagai konflik antara
prinsipal dan agen.
Likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan mendanai
operasional dan melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka kemungkinan pembayaran
deviden lebih baik pula. Maka likuiditas perusahaan diasumsikan mampu menjadi
prediksi tingkat pengembalian investasi berupa deviden bagi para investor.
Apabila perusahaan memerlukan dana dalam jumlah yang sangat besar
dan dalam hal ini hanya dapat dipenuhi dengan pendanaan dari luar atau biasa
disebut hutang. Hutang disini menggunakan rasio leverage dengan menggunakan
ukuran Dept To Equity Ratio (DER). Semakin besar rasio ini menunjukan bahwa
semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan kepada pihak eksternal dan
semakin besar pula beban biaya hutang yang harus dibayarkan.
Profitabilitas sering pula dijadikan sebagai indikator dalam pembayaran
deviden. Hal ini dikarenakan profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dan laba inilah yang akan menjadi dasar
pembagiandeviden perusahaan dimana peningkatan laba perusahaan akan
4
meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi
investor.4
Berbagai pertimbangan mengenai penetapan jumlah yang tepat untuk
dibayarkan sebagai dividen adalah sebuah keputusan finansial yang sulit bagi
pihak manajemen keputusan suatu perusahaan mengenai dividen terkadang
diintegrasikan dengan keputusan pendanaan dan keputusan investasi. Semakin
rumit kegiatan perusahaan maka konflik kepentingan antara pemegang saham dan
pihak manajemen semakin banyak. Perusahaan memiliki pemisahaan yang jelas
antara kepemilikan (ownership), pengoperasian (operation), dan pengendalian
(control Pemisahan antara fungsi kepemilikan (ownership), pengoperasian
(operation), dan pengendalian (control) memungkinkan manajemen lebih
mementingkan kepentingan mereka daripada kepentingan perusahaan atau para
pemilik. Faktor penentu kebijakan dividen kas menjadi sedemikian rumit dan
menempatkan pihak manajemen (juga pemegang saham) pada posisi yang
dilematis. Berdasarkan pertimbangan dan tujuan investasi dari investor, maka
perlu dilakukan pengkajian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dividen
berdasarkan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
Peneliti mengambil tingkat likuiditas, leverage, profitabilitas,dan sebagai
variabel dalam pengaruhnya dengan deviden tunai adalah bermanfaat untuk :
pertama bagi para investor, calon investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil
4Herlin Puspita Sari, “Pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, earnings, harga
saham dan SBI terhadap jumlah dividen tunai (seluruh perusahaan yang terdaftar dibursa efek
jakarta periode 2002-2005)”.(Semarang : Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Soegiapranata, 2008).
5
penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi terkait
dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen perusahaan. Kedua : bagi pihak
manajemen perusahaan, penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan
pengambilan keputusan investasi.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil studi kasus di Daftar Efek
Syariah (DES), dimana Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek yang
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal, yang ada di
bawah naungan Bapepam-LK yang sekarang berubah menjadi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Kementerian Keuangan.5 Didalam Daftar Efek Syariah
perusahaan yang dapat masuk atau listing tidak hanya melihat bisnis
perusahaannya saja tetapi juga kondisi keuangannya. Perusahaan yang masuk di
bursa saham syariah tidak sepenuhnya bisa masuk kedalam DES tersebut. Dalam
hal ini penulis mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang
barang konsumsi. Hal ini dikarenakan pada dasarnya penduduk dunia semakin
bertambah sehingga akan menambah pula daya beli masyarakat. Dengan begitu
perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang tersebut dimungkinkan untuk
terus bersaing demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik
untuk mengambil judul penelitian mengenai : “ Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Studi Kasus Pada
5http://www.bapepam.go.id
6
Perusahaan Industri Barang Dan Konsumsi yang Terdaftar Di Daftar Efek
Syariah (DES) Periode 2009-2013) ”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Likuiditas perusahaan berpengaruh terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di
Daftar Efek Syariah periode 2009-2013?
2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah periode 2009-2013?
3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek
Syariah periode 2009-2013?
4. Apakah likuiditas, leverage, profitabilitas, berpengaruh terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang
terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) periode 2009-2013 secara
simultan?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dalam Penelitian ini periode yang digunakan adalah tahun 2009
sampai 2013.
7
2. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
industri barang dan konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah.
3. Rasio Keuangan yang dipakai adalah Likuiditas yang di ukur
menggunakan Current Ratio (CR), Leverage yang di ukur
menggunakan Debt To Equity Ratio (DER), Profitabilitas yang di
ukur menggunakan Return On Equity (ROE).
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar
di Daftar Efek Syariah.
2. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di
Daftar Efek Syariah.
3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) pada peusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Daftar
Efek Syariah.
4. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage, profitbilitas terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Daftar Efek Syariah.
8
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
peneliti tentang Dividend Payout Ratio (DPR) dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi
pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa/i pada khususnya
mengenai Dividend Payout Ratio (DPR).
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah
dalam merumuskan kebijakan-kebijakan dalam pembagian dividen.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan
informasi dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
F. KERANGKA TEORI
1. Definisi Dividen
Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaanmemutuskan
untuk membagi keuntungan dalam dividen, semua pemegang saham biasa
mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat
dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen.
Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para
pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Deviden
akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan menghasilkan
cukup uang untuk membagi deviden tersebut dan apabila dewan direksi
9
menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden. Dividen
merupakan pembayaran yang diberikan kepada pemilik perusahaan atau
pemegang saham atas modal yang mereka tanamkan di dalam perusahaan. Dalam
hubunganya dengan jumlah pajak yang dibayarkan, maka pembayaran dividen
berbeda dengan pembayaran bunga karena dividen tidak dapat mengurangi jumlah
pajak yang dibayar oleh perusahaan.6
Sehingga dalam pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Dividen
merupakan salah satu kebijakan yang penting dalam perusahaan, karena
menyangkut pemegang saham yang notabene merupakan sumber modal dari
perusahaan tersebut. Investor dalam menginvestasikan dananya kedalam
instrumen saham tentunya menginginkan return yang tinggi. Return dari saham
dapat diperoleh dari capital gain maupun dari dividen.
2. Jenis-Jenis Dividen
Ada beberapa jenis dividen, diantaranya sebagai berikut :7
a. Cash Dividend ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat
pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari
laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash dividen. Perusahaan hanya
berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut
mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada
6Michaell Suharli, “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan
Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
EfekJakarta Periode 2002-2003”, Jurnal Maksi, Volume 6 no 2 Agustus 2006, Hlm 245. 7Fakhrudin, “pengaruh ukuran perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan utang,
Free cash flow tehadap Kkebijakan Dividen (studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di bursa
efek indonesia periode2007-2009, skripsi : fakultas Ekonomi universitas brawijaya, 2010)
10
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.
Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri atau melalui
pihak lain seumpama bank. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan
perusahaan sebelum membuat pengumuman ada dividen kas adalah
apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
b. Script Dividend adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah
uang tertentu yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham
sebagai dividen. Surat ini berbunga sampai dengan dibayarkan uang
tersebut kepada yang berhak. Script dividen seperti ini biasa dibuat apabila
pada waktu para pemegang saham mengambil keputusan tentang
pembagian laba dimana perusahaan belum (tidak) mempunyai persediaan
uang cash yang cukup untuk membayar dividen cash.
c. Property Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun
(modal) saham perusahaan). Contoh dividen barang adalah dividen berupa
persediaan atau saham yang merupakan investasi perusahaan pada
perusahaan lain. Pembagian dividen berupa barang sudah barang tentu
lebih sulit dibanding pembagian dividen uang. Perusahaan melakukannya
karena uang tunai perusahaan tertanam dalam investasi saham perusahaan
lain atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila
jumlah cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi ataupun
persediaan turun sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham
sendiri.
11
d. Liquidating Dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada para
pemegang saham dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan
sebagai pembayaran bagian laba (Cash Dividen) sedangkan sebagian lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan
(diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut.
e. Stock Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu
sendiri. Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut
disebut saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai
jumlah lembar saham yang lebih banyak setelah menerima Stock Dividen.
Dividen saham dapat berupa saham yang jenis sama maupun yang jenis
berbeda.
f. Stock Repurchasing adalah pembelian kembali saham yang beredar oleh
perusahaan. Tujuan stock repurchasing adalah untuk meningkatkan nilai
sahaamnya sekaligus menyingkirkan pemegang saham yang tidak disukai.
Laba per lembar saham akan meningkat karena dengan jumlah laba yang
sama dibagi kepada jumlah lebar saham yang berkurang. Laba per lembar
saham yang meningkat akan meningkatkan harga saham.8
3. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya yang harus segera dipenuhi (dalam jangka
pendek atau satu tahun terhitung sejak tanggal neraca dibuat). Pengertian
8 Dewi astuti, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004),
Hlm 148
12
lainnya mengatakan likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan
suatu perusahaan untuk memnuhi kewajiban financialnya yang haru segera
dipenuhi.9Likuidas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam
banyak kebijakan dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas
keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuidasi perusahaan secara
keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen. Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan profitable
akan memerlukan dana yang cukup besar guna membayar investasinya.
Secara umum tujuan umum rasio keuangan digunakan adalah
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiabnnya.
namun, disamping itu, dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal yang
lebih spesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya. Terhadap dua hasil penelitian terhadap
pengukuran rasio likuiditas yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid,
sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut
dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid.10
9 Michaell Suharli, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap
Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
volume 9 nomer 1 Mei 2007, Hlm 12 10
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, (Jakarta : Rajawali Press, 2002), Hlm 134.
13
4. Leverage
Rasio leverage digunakan untuk menjelaskan penggunakan utang
untuk membiayai sebagian daripada aktiva korporasi.11
Penggunaan utang
yang terlalu tinggi akan membayakan perusahaan karena perusahaan akan
masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan
terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban
utang tersebut. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan harus
menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan darimana sumber-
sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang.12
Hutang didefinisikan sebagai semua kewajiban keuangan
perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, hutang ini merupakan
sumber dana /modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Sumber
pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (internalfinancing) dan
dari luar perusahaan (eksternal financing). Modal internal berasal dari laba
ditahan, sedangkan modal eksternal dapat bersumber dari modal sendiri
dan atau melalui hutang.
5. Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.13
Keuntungan
11
Manahan P. Tampubolon, “Manajemen Keuangan (Finance, Management
)Konseptual, Problem, dan Studi Kasus” (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), Hlm 37.
12 Irham Fahmi, “Analisis Laporan Keuangan”, (Bandung : IKAPI, 2012), Hlm 127.
13 Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan” (Jakarta : Kencana, 2010), Hlm 115.
14
yang layak dibagikan para pemegang saham adalah keuntungan setelah
perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban dan pajak.
Oleh karena itu, dividen diambil dari keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi
besarnya dividen payout ratio yang dibagikan perusahaan.
Profitablitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Kondisi profitabilitas yang baik akan mendorong para investor untuk
melakukan investasi kedalam perusahaan tersebut. Dengan demikian bagi
investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis
profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan
yang benar-benar akan diterima dalam bentuk dividen. Oleh karena itu
dividen diambil dari laba bersih yang diperoleh perusahaan maka laba
tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen Payout Ratio yang akan
diberikan oleh perusahaan. Perusahaan yang mempunyai laba lebih akan
membayar dengan porsi laba yang lebih besar sebagai dividen, semakin
besar laba yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan
membayar dividen.
Profitabilitas diindikasikan dengan return on equity (ROE), dimana
ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia
bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar
15
kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka
rasio ini juga akan semakin besar.14
G. TELAAH PUSTAKA
Dalam penelusuran berbagai literatur yang ada, ada beberapa
penelitian-penilitian terdahulu yang membahas faktor makro yang
mrmprngaruhi jumlah dividen tunai. Sehingga penelitian yang sedang
dilakukan tidak memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu, adapun
ada kesamaan dengan penelitian terdahulu itu tidak bersifat mutlak.
Penelitian-penelitian terdahulu dan juga digunakan sebagai bahan referensi
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Meylita Fitri. Yang berjudul
“Pengaruh Profitabilitas terhadap Jumlah Dividen Tunai dengan
Harga Saham Sebagai variabel intervening” hasil penelitian ini
menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
dividen tunai dan harga saham juga berpengaruh signifikan terhadap
dividen tunai15
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hj. Neni Mulyana yang berjudul
“Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Cash Dividen
(Studi Kasus pada pt. Indofood sukses makmur, tbk). Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa analisis secara parsial likuiditas yang
14
Suharli Michaell. “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga
Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta periode 2002-2003, 2007), Hlm 15 15
Ratih Meylita Fitri, “Pengaruh Profitabilitas terhadap Jumlah Dividen Tunai dengan Harga
Saham Sebagai variabel intervening”, (Surabaya: Skripsi sarjana ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas, 2011).
16
berpengaruh signifikan terhadap cash dividend, sedangkan profitabilitas
berpengaruh tapi tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis secara
simultan menunjukkan bahwa likuiditas dan Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap cash dividend.16
3. Penelitian yang dilakukan oleh Candra Vionela Merdiana yang berjudul
“Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga Saham
terhadap Cash Dividend (studi kasus pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2005-2007). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
ROE dengan cash dividend (DPR). Kemudian DER tidak ada
pengaruhsignifikan dengan cash dividend (DPR). Dan CP (harga
saham) berpengaruh signifikan dengan cash dividend (DPR). Hasil
pengujian secara simultan menunjukkan bahwa ROE, DER dan
Ln_harga saham berpengaruh terhadap cash dividend(DPR).17
4. Jurnal dari Attina Jannati yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen (study kassus
pada Perusahaan Manufaktur Consumer Goods Industry yang listing
di Bursa Efek Indonesia). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara
parsial, Profitabilitas dengan indikator Return On Asset (ROA)
mempunyai pengaruh langsung yan positif terhadap kebijakan dividen
16
Neni Mulyana, “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Cash Dividen ( Studi
Kasus pada pt. Indofood sukses makmur, tbk)”, (Semarang: Skripsi sarjana ekonomi Universitas
Katolik Soegijapranata, 2008).
17 Candra Vionela Merdiana, “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Harga Saham
terhadap Cash Dividend (studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta Periode 2005-2007), (Surakarta: Skripsi Sarjana ekonomi Universitas Sebelas Maret2009)
17
yang diukur oleh Dividend Payout Ratio (DPR). Sedangkan Leverage
dengan indikator Debt to Equity Ratio (DER) dan Growth dengan
indikator Asset Growth (AG) memiliki pengaruh negatif terhadap
kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR)
pada perusahaan manufaktur Consumer Goods Industry di Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan secara simultan, Return On Asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), dan Asset Growth (AG) mempunyai pengaruh atau
mampu menjelaskan perubahan pada variabel Dividend Payout Ratio
(DPR) pada perusahaan manufaktur Consumer Goods Industry di Bursa
Efek Indonesia.18
5. Jurnal dari Lisa Marlina dan Clara Danica yang berjudul “Analisis
Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset
Terhadap Dividend Payout Ratio”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa variabel Cash Position (CP) dan Return On Assets (ROA)
mempunyai pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)
sedangkan Debt To Equity Ratio (DER) tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).19
6. Jurnal dari Michell Suharli yang berjudul “Pengaruh Profitability dan
Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai
18
Attina Jannati, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan
Dividen (study kassus pada Perusahaan Manufaktur Consumer Goods Industry yang listing di
Bursa Efek Indonesia),(Siliwangi: Skripsi Sarjana Akuntansi Universitas Siliwangi, 2007).
19 Lisa Merdiana dan Clara Danica, “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity
Ratio, dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout Ratio”, Jurnal Manajemen Bisnis, Volume
2 Nomer 1, Januari 2009.
18
dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003). Hasil
penelitian menunjukan bahwa Profitabilitas dan kesempatan investasi,
dari kedua variabel independen tersebut hanya profitabilitas yang dapat
mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan.20
7. Skripsi dari Herlin Puspita Sari yang berjudul, “Pengaruh Likuiditas,
Leverage, Profitabilitas, Earning, Harga saham dan SBI terhadap
Jumlah Dividen Tunai (Studi Kasus Pada seluruh Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efelk Jakarta Periode 2002 – 2005). Hasil
penelitian menunjukan secara parsial variabel Likuiditas, Leverage,
Profitabilitas, earning dan SBI tidak mempengaruhi besarnya jumlah
dividen tunai, sedangkan harga saham berpengaruh terhadap jumlah
dividen tunai.21
8. Skripsi dari Mde Ayu Lisna Dewanti yang berjudul, “Pengaruh Cash
Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per Share Terhadap Cash
Dividen pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2005 – 2010). Hasil penelitian menjukan secara
20
Michell Suharli, Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap
Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003,), Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Volume 9 Nomer 1 Mei 2007.
21 Herlin Puspita Sari, “Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Earning, Harga
saham dan SBI terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi Kasus Pada seluruh Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efelk Jakarta Periode 2002 – 2005). (Semarang: Skripsi Jurusan Manajemen,
2008)
19
parsial CR berpengaruh signifikan terhadap Cash dividen, sedangkan
DER dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap Cash dividen.22
22
Made Ayu Lisnawati, “Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio dan Earning Per
Share Terhadap Cash Dividen pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa
Efefk Indonesia 2005 – 2010)”, (bali: Skripsi Faklultas Ekonomi Universitas Udayana, 2012)
20
Tabel ringkasan penelitian terdahulu :
Tabel 1.1
Judul Peneliti Peneliti Alat Analisis Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Pengaruh
profitabilitas
terhadap
jumlah dividen
tunai dengan
harga saham
Sebagai
variabel
intervening”
Ratih
Meylita
Fitri
(2011)
Regresi linier
berganda
Dependen:
profitabilitas
Independen :
jumlah dividen
tunai dengan
harga saham
Sebagai
variabel
intervening
Hasil pengujian
menunjukkan
bahwa
profitabilitas
berpengaruh
signifikan
terhadap dividen
tunai dan harga
saham juga
berpengaruh
signifikan
terhadap dividen
tunai
Pengaruh
likuiditas dan
profitabilitas
Terhadap cash
dividen
( Studi Kasus
pada pt.
Indofood
sukses
makmur, tbk)
Hj. Neni
Mulyana
Analisis
deskriptif
kualitatif
Dependen :
Likuiditas dan
Profitabilitas
Independen :
Cash Deviden
Berdasarkan hasil
analisis secara
parsial likuiditas
yang berpengaruh
signifikan
terhadap cash
dividend,
sedangkan
profitabilitas
berpengaruh tapi
tidak signifikan.
Berdasarkan hasil
analisis secara
21
simultan
menunjukkan
bahwa likuiditas
dan Profitabilitas
berpengaruh
signifikan
terhadap cash
dividend.
Analisis
pengaruh
profitabilitas,
leverage dan
harga
Saham
terhadap cash
dividend
(studi kasus
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di bursa efek
Jakarta periode
2005-2007 )
Candra
Vionela
Merdian
a
(2009)
Regresi linier
berganda
Dependen :
Profitabilitas,
Leverage dan
Harga Saham.
Independen :
cash deviden
Hasil pengujian
secara parsial
menunjukkan
bahwa tidak ada
pengaruh
signifikan antara
ROE dengan cash
dividend
(DPR)kemudian
DER tidak ada
pengaruh
signifikan dengan
cash dividend
DPR. dan
CP (harga saham)
berpengaruh
signifikan dengan
cash dividend
DPR. Hasil
pengujian secara
simultan
menunjukkan
bahwa ROE,
22
DER dan harga
saham
berpengaruh
terhadap cash
dividendDPR
pengaruh
profitabilitas,
leverage, dan
growth
terhadap
kebijakan
dividen
(Sensus pada
Perusahaan
Manufaktur
Consumer
Goods
Industry yang
listing di
Bursa Efek
Indonesia)
Attina
Jannati
Regresi linier
berganda
Dependen :
profitabilitas,
leverage, dan
growth
Independen :
kebijakan
dividen
Hasil penelitian
secara parsial,
Profitabilitas
mempunyai
pengaruh langsung
yan positif
terhadap kebijakan
dividen Sedangkan
Leverage dengan
indikator Debt to
Equity Ratio
(DER) dan Growth
dengan indikator
Asset Growth
(AG) memiliki
pengaruh negatif
terhadap kebijakan
dividen.
Hasil penelitian
secara simultan,
(ROA), (DER),
dan(AG)
mempunyai
pengaruh pada
variabel Dividend
Payout Ratio
23
(DPR).
Pengaruh
Profitability
dan Investment
Opportunity
Set Terhadap
Kebijakan
Dividen Tunai
dengan
Likuiditas
Sebagai
Variabel
Penguat
(Studi pada
Perusahaan
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Jakarta
Periode 2002-
2003)
Michell
Suharli
(2007)
Regresi linier
berganda
Dependen :
Profitability
dan Investment
Opportunity
Set
Independen :
Kebijakan
Dividen Tunai
dengan
Likuiditas
Sebagai
Variabel
Penguat
Profitabilitas dan
kesempatan
investasi,
dari kedua variabel
independen
tersebut hanya
profitabilitas yang
dapat
mempengaruhi
kebijakan
jumlah pembagian
dividen
perusahaan.
Analisis
Pengaruh
Cash Position,
Debt To
Equity Ratio,
dan Return On
Asset
Terhadap
Dividend
Payout Ratio
Lisa
Marlina
dan
Clara
Danica
Regresi
Linier
Berganda
Dependen :
CP, DER,
ROA
Independen :
Dividend
Payout Ratio
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa variabel
Cash Position (CP)
dan Return On
Assets (ROA)
mempunyai
pengaruh positif
terhadap Dividen
Payout Ratio
24
(DPR) sedangkan
Debt To Equity
Ratio (DER) tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap Dividen
Payout Ratio
(DPR).
Pengaruh
Likuiditas,
Leverage,
Profitabilitas,
Earning,
Harga saham
dan SBI
terhadap
Jumlah
Dividen Tunai
(Studi Kasus
Pada seluruh
Perusahaan
yang Terdaftar
di Bursa Efelk
Jakarta
Periode 2002 –
2005).
Herlin
Puspita
Sari
Regresi
Linier
Berganda
Dependen :
Likuiditas,
Leverage,
Profitabilitas,
Earning,
Harga saham
dan SBI.
Independen :
Julmah
Dividen Tunai.
Hasil penelitian
menunjukan secara
parsial variabel
Likuiditas,
Leverage,
Profitabilitas,
earning dan SBI
tidak
mempengaruhi
besarnya jumlah
dividen tunai,
sedangkan harga
saham berpengaruh
terhadap jumlah
dividen tunai.
“Pengaruh
Cash Ratio,
Debt To Equity
Made
Ayu
Lisna
Regresi
linier
berganda
Dependen :
CR, DER dan
EPS
Hasil penelitian
menjukan secara
parsial CR
25
Ratio dan
Earning Per
Share
Terhadap
Cash Dividen
pada
perusahaan
Food and
Beverages
yang terdaftar
di Bursa Efefk
Indonesia
2005 – 2010).
Independent :
cash Dividen
berpengaruh
signifikan terhadap
Cah dividen,
sedangkan DER
dan EPS tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Cash dividen
26
H. KERANGKA BERFIKIR
H
Kerangka berpikir merupakan suatu model konseptual tentang bagimana
teori yang berhubungan dengan faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
riset. Pengembangan alur berpikir selanjutnya adalah Pengaruh Likuiditas,
Leverage, Profitabilitas, terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Kerangka
berfikir diatas menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu
Likuiditas (X1), Leverage (X2), Likuiditas (X3) terhadap variabel dependen (Y)
yaitu Dividend Payout Ratio (DPR).
H4
Dividend
Payout
Ratio (DPR)
Varibel
Dependen (y)
Variabel
Independen (x)
ikj
Likuiditas (x1)
Leverage (x2)
Profitabilitas (x3)
H3
H2
H1
27
Adapun hubungan antara variabel dependen terhadap pengaruh independen :
1. Pengaruh Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Likuiditas di ukur dengan Current Ratio (CR) dimana rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki likuiditas baik
maka memungkinkan melakukan pembayaran dividen lebih baik pula.
Semakin baik likuiditas perusahaan akan mengakibatkan semakin besar
pula tingkat pengembailan investasi berupa dividen. Likuiditas perusahaan
diasumsikan mampu menjadi alat prediksi tingkat pengembalian investasi
berupa dividen bagi investor.
Pengaruh positif antara likuiditas dengan Dividend Payout Ratio (DPR) ini
didukung oleh penelitian Hj Neni Mulyana.
2. Pengaruh Leverage terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
Leverage di ukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dimana Perusahaan
yang mempunyai leverage yang tinggi akan memberikan dividen yang
rendah. Hal tersebut sesuai dengan pandangan bahwa perusahaan akan
membayar dividennya lebih rendah. Dengan maksud mengurangi
ketergantungan akan pendanaan secara eksternal. Begitu pula apabila
perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan dari
laba di tahan. Maka perusahaan harus menahan sebagian besar
pendapatannya untuk keperluan.
28
Pengaruh negatif antara leverage dengan Dividend Payout Ratio (DPR) ini
di dukung oleh penelitian Lisa Merdiana dan Clara Danica (2009).
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Profitabilitas di ukur dengan Return on Equity (ROE) dimana semakin
tinggi profitabilitas, maka semakin besar jumlah dividen yang dibayarkan.
ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik. Artinya, posisi pemilik
perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya.
Pengaruh positif antara profitabilitas dengan Dividend Payout Ratio (DPR)
ini didukung oleh penelitian Michael Suharli (2007)
I. HIPOTESIS
Hipotesis 1 :
H01 : Tidak ada pengaruh antara likuiditas terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR).
Ha1 : Ada pengaruh antara likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR).
Hipotesis 2 :
H02 : Tidak ada pengaruh antara leverage terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR).
Ha2 : Ada pengaruh antara leverage terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR).
29
Hipotesis 3 :
H03 : Tidak ada pengaruh antara profitabilitas terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR).
Ha3 : Ada pengaruh antara profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR).
Hipotesis 4 :
H05 : Tidak ada pengaruh antara likuiditas, levererage, profitabilitas,
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
H05 : Ada pengaruh antara likuiditas, leverage, profitabilitas, terhadap
Dividend Payout Ratio (DPR).
J. METODE PENELITIAN
1. Variabel dan Definisi Operasioal Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh
likuiditas, leverage, profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Adapun variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagi berikut :
1. Variabel dependen
Dalam penelitian ini (variabel Y) yaitu tingkat pengembalian
investasi berupa cash dividend kepada investor yang diproksikan oleh
Dividen pay-out ratio (DPR).
Kebijakan dividen akan menentukan besar bagian laba yang
dibagikan kepada para pemegang saham dan besar bagian laba yang
akan ditahan. Perusahaan yang enggan membagikan dividen, maka
30
dianggap sebagai sinyal yang buruk karena perusahaan dianggap
membutuhkan dana. Hal ini mengindikasikan laba per lembar saham
perusahaan rendah mungkin saja mengalami kerugian sehingga
mengurangi minat investor terhadap saham. Dividen payout ratio
merupakan proporsi laba yang dibagikan sebagai dividen kas. Rasio ini
menunjukan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen.
Rasio ini dirumuskan dengan :
DPR = 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
2. Variabel Independen
a. Likuiditas
Likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan operasional
perusahaan dan pelunasan kewajiban jangka pendek. Likuiditas
diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat prediksi
tingkat pengembalian investasi berupa deviden.
Likuidtas dalam penelitian ini diukur dengan CR (Current Ratio)
dimana CR mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar.
Rasio ini dirumuskan dengan :
Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
31
b. Leverage
Leverage menunujukan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang
leverage operasi atau keuangannya tinggi akan memberikan
dividen yang rendah. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa
perusahaan yang beresiko akan membayar dividennya rendah,
dengan maksud untuk mengurangi ketergantungan akan pendanaan
eksternal. Leverage dalam penelitian ini diukur dengan DER (Debt
Equity Ratio) dimana DER mengukur tingkat penggunaan hutang
terhadap modal yang dimilki perusahaan.
Rasio ini dirumuskan dengan :
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
c. Profitabilitas
Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang
diperolehperusahaan dalam menjalankan operasinya. Keuntungan
yanglayak dibagikan para pemegang saham adalah keuntungan
setelahperusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu
bebandan pajak. Oleh karena itu, dividen diambil dari
keuntunganbersih yang berhasil diperoleh perusahaan, maka
32
keuntungantersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout
ratio yangdibagikan perusahaan.
Atribut profitabilitas diwakili oleh laba setelah pajak dibagi
total ekuitas yang disebut Return On Equity (ROE). Return On
Equity (ROE) Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
Rasio ini dirumuskan dengan :
ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Tabel 1.2
Ringkasan Difinisi Opersional Variabel.
Variabel Definisi variabel Pengukuran Skala
Dividend
Payout
Ratio (DPR)
(Y)
Dividen tunai
merupakan
deviden yang
dibayarkan oleh
emiten kepada para
pemegang saham
sevara tunai setiap
lembarnya
DPR= 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑒𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Rasio
Likuiditas
(X1)
Likuiditas
perusahaan
menunjukan
CR=𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio
33
kemampuan
operasional
perusahaan, dan
pelunasan
kewajiban jangka
pendek.
Leverage
(X2)
Leverage
menunjukan
kemampuan
perusahaan untuk
memenuhi
kewajiban jangka
panjangnya.
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Rasio
Profitabilitas
(X3)
Profitabilitas
perusahaan
menunjukan
kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba,
dimana laba
tersebut dijadikan
ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Rasio
34
ukuran kinerja
perusahaan.
2. Populasi dan sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang
dan konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) periode
2009-2013 dimana data diperoleh dari sumber data sekunder. Sumber
data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data.23
Sedangkan pemilihan periode 2009-2013 sebagai sampel karena
dapat menggambarkan kondisi yang relatif baru. Dengan menggunakan
sampel yang baru ini diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan
untuk memahami kondisi yang aktual. Jumlah perusahaan industri
barang dan konsumsi yang terdaftar didaftar efek syariah (DES) sampai
tahun 2013 adalah sebanyak 7 perusahaan yang merupakan jumlah
populasi dalam penelitian ini.
23
Masyhuri dan Zainuddin M,“Metode Penelitian- Pebdekatan Praktis dan Aplikatif”.
(Bandung : PT Refika Aditama, 2011), Hlm 157
35
Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan purposive sampling. Teknik ini ditentukan untuk
memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian
dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.24
Kriteria-kriteria dipilihnya anggota populasi menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Dafar Efek Syariah
yang mencantumkan laporan keuangannya berturut-turut dari tahun
2009-2013. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel
perusahaan sebanyak 7 perusahaan.
Adapun kriteria sampel yang akan digunakan sebagai berikut:
a. Perusahaan yang selalu terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) selama
tahun 2009-2013.
b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama kurun
waktu penelitian tahun 2009-2013.
c. Perusahaan tersebut mempunyai data yang sesuai dengan kriteria dan
lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Daftar Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Daftar Efek
Syariah (DES) yang memenuhi kriteria penelitian
24
Sugiono,“Statistik Untuk Penelitian”. (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Hlm 62
36
Tabel 1.3
No. Kode Saham Nama Penerbit Efek
1 DVLA PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
2 INDF PT Indofarma (Persero) Tbk.
3 KAEF PT Kimia Farma Tbk.
4 KLBF PT Kalbe Farma Tbk.
5 TCID PT Mandom Indonesia Tbk.
6 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk.
7 UNVR PT Univeler Indonesia Tbk.
Sumber : Pengolahan penulis
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa data rasio. Sumber data yang digunakan berasal dari
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES)
tahun 2009-2013 yang diperoleh dari pihak kedua atau tangan kedua. Data
yang diambil yaitu data untuk variabel Dividend Payout Ratio (DPR),
variabel likuiditas yang diproksi dengan current ratio (CR), variabel
leverage yang diproksi dengan Dept Ratio Equity (DER), dan variabel
profitabilitas yang diproksi dengan Return On Equity (ROE).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh yang
diperoleh dari Daftar Efek Syariah melalui situs resminya, yaitu
www.idx.co.id dan ringkasan laporan keuangan perusahaan serta laporan
hasil penelitian ilmiah dan jurnal penelitian ilmiah.
37
4. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode observasi. Obervasi adalah proses pencatatan pola perilaku
subjek (orang), objek (benda), atau kegiatan yang sistematis tanpa adanya
pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.25
5. Teknik Analisis Data
a. Pengujian Asumsi Klasik
i. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak.26
Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal. Pengujiannya dapat dilakukan
dengan analisis grafik dan analisis statistik. Test statistik yang digunakan
antara lain analisis grafik histogram, normal probability plots dan
Kolmogorov-Smirnov test. Uji Kolmogorov-Smirnov dua arah
menggunakan kepercayaan 5 persen.
a. Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0,05 maka
data terdistribusi normal.
b. Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka
data tersebut tidak terdistribusi secara normal.
25
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, “Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam
Penelitian”, (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2010), hlm. 152
26 Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Mmultivatiate Dengan Program IBM SPSS 19”,
(Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011) hlm. 95
38
ii. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas diartikan sebagai adanya hubungan erat
dari variabel-variabel penjelas.27
Uji Multikolinieritas dapat
dideteksi dengan menghitungkan koefisien korelasi ganda dan
membandingkannya dengan koefisien korelasi antar variabel
bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel
independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat
dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dengan asumsi
mempunyai nilai VIF dibawah (<) 10 maka dapat dinyatakan
tidak terdapat multikoliearitas.
iii. Uji Heteroskedastisitas
Uji hereoskedastisidas bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual ke
pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisidas, dan jika
varian berbeda disebut heteroskedasidas. Model regresi yang
baik tidak terjadi heteroskedastisitas.28
27
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan: Pengujian-pengujian
Empiris. (Jakarta: Pt. Graha Pustaka Utama. 2005), hlm. 204.
28 Nur Asnawi, Masyhuri, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran, (Malang: UIN
MALIKI PRES 2012) hlm. 178
39
iv. Uji Glejser29
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Hasil tampilan
output SPSS dengan jelas menunjukan bahwa tidak ada satupun
variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (AbsUt). Hal
ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas.
v. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t - 1
(sebelumnya). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi
menggunakan uji Durbin-Watson (DW).
b. Pengujian Hipotesis30
1) Analisis Regresi Berganda
Rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
29
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,hlm 142
30 Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Mmultivatiate Dengan Program IBM SPSS 19”,
(Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011) hlm. 95
40
Di mana :
Y = Kelancaran Dividen Tunai (Variabel Dependen)
a = Konstanta
b1-b3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1 = Likuiditas
X2 = Leverage
X3 = Profitabilitas
e = Error
2) Uji Signifikansi
a. Uji Statistik t
Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap
dividen tunai secara parsial (untuk menguji signifikan atau
tidaknya masing-masing variabel bebas terhadap
kelancaran Dividen Tunai) dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05 (5%).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian
adalah:
i. Jika t hitung> t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang berarti masing- masing variabel bebas tersebut
mampu mempengaruhi variabel terikat secara
signifikan.
41
ii. Jika t hitung< t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
yang berarti masing- masing variabel bebas tersebut
tidak mempengaruhi variabel terikat.
a. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1)
1. H0 : β1= β2= β3= 0, diduga variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, diduga variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Menetapkan kriteria pengujian yaitu:
1) Tolak H0 jika angka signifikansi lebih besar dari α =
5%
2) Terima H0 jika angka signifikansi lebih kecil dari α
= 5%
b. Uji statistik F31
Pengujian secara simultan menggunakan uji F
(pengujian signifikansi secara simultan). Langkah-langkah
yang ditempuh dalam pengujian adalah:
i. Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima (tidak
signifikan) artinya hitung tabel secara statistik dapat
dibuktikan bahwa variabel independen (Likuiditas,
31
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Mmultivatiate Dengan Program IBM SPSS 19”,
(Semarang: Badan Penerbit Undip, 2011) hlm. 95
42
Leverage, Profitabilitas) tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (Kelancaran Deviden Tunai).
ii. Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak (signifikan) dan Ha
hitung tabel diterima, artinya secara simultan dapat
dibuktikan semua variabel independen (Likuiditas,
Leverage, Profitabilitas) berpengaruh terhadap variabel
dependen (Kelancaran Deviden Tunai).
c. Analisis Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
sampai seberapa besar presentasi variasi variabel bebas
pada model dapat diterangkan oleh variable terikat.
Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase
yang nilainya berkisar antara 0<R2<1. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
43
K. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I merupakan pendahuluan yang diharapkan dapat
mengantarkan pembaca pada isi yang dimaksud. Bab ini terbagi menjadi
beberapa sub-bab yaitu tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, hipotesis,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II memuat uraian teoritis tentang permasalahan yang akan
dibahas sehingga diharapkan pembaca dapat memahami maksud dari judul
“Pengaruh Likuiditas, Laverage, Profitabilitas, terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) (Studi Kasus pada Perusahaan Industri Barang dan Konsumsi
yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) periode 2009-2013)”.
Bab III akan membahas mengenai keadaan atau gambaran mengenai
wilayah penelitian serta deskripsi lingkungan wilayahnya.
Bab IV berupa analisis hasil penelitian yang terdiri dari bagaimana
pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas terhadap Dividend Payout
Ratio (DPR) secara parsial maupun simultan.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.