bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk
menyiapkan subjek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus
mengalami perubahan. Sehingga dari pendidikan tersebut diharapkan subjek didik
mampu merespon masyarakat. Dengan demikian kondisi pendidikan pada
dasarnya mengisyaratkan dua kecenderungan. Di satu sisi ia menuntut
profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik yang lebih kreatif, sedangkan di sisi
lain siswa sebagai subjek didik diharapkan mampu mengerti, paham dan
melakukan sesuatu sebagai suatu bentuk aktualisasi diri dari proses pendidikan
tersebut. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran pada dasarnya perlu
memperhatikan beberapa hal penting, baik itu berupa metode pembelajaran yang
lebih berpusat pada siswa, termuatnya berbagai nilai (etika, estetika, logika dan
kinestetika), serta menciptakan kondisi yang lebih hidup dan mampu
menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Ali,1983: 9).
Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta memiliki rasa tanggungjawab dan kebangsaaan.
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang
menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai pendidikan
2
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dasar. Pemerintah telah memutuskan bahwa pendidikan TK merupakan wadah
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik
sesuai dengan sifat alami anak. Sebagaimana telah diketahui dalam menuju
kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Sedangkan kesempatan untuk mengembangan diri itu memerlukan fasilitas dan
sarana pendukung dalam berbagai bentuk seperti sarana pendidikan yang
menunjang, serta tentunya diperlukan pula keprofesionalan guru dalam mendidik
anak sehingga dapat menghasilkan bibit-bibit unggul yang kelak akan menjadi
tunas-tunas harapan bangsa yang bermutu yang dapat dibanggakan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru TK
adalah mengelola kegiatan pembelajaran yang termasuk didalamnya
mempersiapkan, merancang, melaksanakan, mengevaluasi, memperbaiki dan
mengembangkan kegiatan pembelajaran di TK berdasarkan prinsip-prinsip
keilmuaan pendidikan keguruan yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara akademis dan ilmiah.
Pada masa usia TK, perkembangan gerak yang terjadi berupa peningkatan
kualitas pola gerak yang dikuasai pada masa bayi. Perkembangan kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan
permainan yang dapat mereka lakukan. Peningkatan kemampuan gerak terjadi
seiring dengan meningkatnya kemampuan konsentrasi, koordinasi mata, tangan
dan kaki. Perkembangan gerak akan optimal apabila anak memiliki kesempatan
cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang
3
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melibatkan keseluruhan bagian anggota- anggota tubuh itu. Kecenderungan itu
biasanya terlihat pada awal pembelajaran semester pertama.
Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, terungkap beberapa masalah
yang terjadi dalam pembelajaran. Pertama, anak kurang konsentrasi dan tidak
fokus dalam mengikuti pembelajaran. Perhatian anak cenderung mengarah pada
hal-hal lain yang dianggap oleh dirinya menarik. Hal ini terkadang membuat
proses pembelajaran berjalan lambat. Apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru dalam SKH (Satuan Kegiatan Harian) menjadi tidak
terlaksana dengan baik. Kedua, anak tidak bisa memusatkan perhatian terhadap
suatu tugas yang disampaikan oleh guru. Rata-rata mereka susah untuk
menjalankan langsung setiap perintah dari gurunya. Hal ini bukan dikarenakan
tugasnya sulit atau mereka tidak bisa mengerjakan tugas tersebut. Tapi kondisi ini
lebih dikarenakan konsentrasi anak yang kurang fokus terhadap tugas yang sedang
dijalani. Anak lebih senang mengobrol dengan teman-teman di samping kiri dan
kanan mereka, daripada mengerjakan tugas dari ibu gurunya. Biasanya untuk
memerintahkan suatu tugas kepada anak, guru harus ekstra sabar dan perlahan
membimbing mereka. Ketiga, karena anak kurang konsentrasi terhadap tugasnya
saat di kelas, ini menjadikan anak kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Kurang aktif dalam mengerjakan setiap tugas-tugas yang telah diperintahkan oleh
gurunya. Aktivitas mereka lebih banyak jalan-jalan bolak-balik di dalam kelas,
mengobrol dengan teman terdekat yang dekat dengan bangkunya serta ada pula
yang berlari keluar kelas kemudian asyik bermain di halaman sekitar sekolah.
Keempat, karena ketiga hal di atas dampaknya adalah berpengaruh kepada
4
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan kognitif anak yang terhambat. Rata – rata anak sulit diarahkan untuk
bisa membaca, menulis dan menghitung. Walaupun pada dasarnya ketiga kegiatan
tersebut akan diajarkan ditingkat sekolah dasar.Salah satu yang paling menjadi
perhatian peneliti adalah hampir 50% anak kesulitan untuk belajar menghitung.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan penerapan permainanleg
puzzle, dimana dalam penggunaannnya memerlukan daya pengamatan dan
konsentrasi dalam membentuk serta melatih kemampuan berhitunganak terhadap
kepingan-kepingan puzzle yang ada.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menganggap perlu
mengadakan perbaikan melalui penelitian penerapan permainan leg puzzle
dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak TK ( Penelitian Tindakan
Kelas di Kelompok B TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan
permasalahan yang berhubungan dengan penerapan permainan leg puzzle dalam
meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita
kecamatan Darmaraja, ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kondisi awal karakteristik kemampuan berhitung anak
kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja?
2. Bagaimanakah kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita
Kecamatan Darmaraja sebelum diterapkan permainan leg puzzle dalam
pembelajaran?
5
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Bagaimanakah kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita
Kecamatan Darmaraja setelah penerapan permainan leg puzzle dalam
pembelajaran?
Rencana pemecahan masalah akan dilaksanakan dengan 3 siklus. Pada
siklus pertama, RPP ditekankan pada pemahaman anak dalam menggunakan leg
puzzle. Siklus kedua, ditekankan pada pengamatan kepada anak sebelum leg
puzzle digunakan. Siklus ketiga, ditekankan dalam memotivasi anak untuk
mengembangkan daya konsentrasinya dalam bermain leg puzzle.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang peneliti harapkan dari Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai perencanaan,
pelaksanaan dan hasil dari penerapan permainan leg puzzle dalam
meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B di TK Daya Wanita
kecamatan Darmaraja.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengenali anak dan kondisi awal karakteristik perkembangan kognitif
anak kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.
b. Meningkatkan perkembangan kognitif anak berupa kemampuan berhitung
anak kelompok B di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.
6
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran di TK Daya
Wanita Kecamatan Darmaraja pada bidang pengembangan kemampuan
berhitung anak, sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan penerapan permainan leg puzzle.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
diantaranya:
1. Bagi peneliti sebagai guru TK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif dalam mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar di
kelas. Dalam proses kegiatan belajar mengajar ini, guru tidak hanya
menggunakan satu metode pembelajaran saja, namun dibutuhkan variasi
metode-metode pembelajaran lainnya yang sesuai dengan situasi dan
kondisi saat proses pembelajaran berlangsung. Penerapan permainan leg
puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak dalam bidang
pengembangan kognitif ini dapat dijadikan salah satu variasi yang
dimaksud. Selain itu metode ini dapat dijadikan sebagai salah satu jalan
keluar untuk memaksimalkan aktivitas siswa saat belajar yang pada
akhirnya turut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain itu,
diharapkan peneliti dapat menambah wawasan serta rasa percaya diri
dalam menjalankan tugas sebagai guru. Diantaranya adalah upaya untuk
mencapai ragam pembelajaran.
7
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Bagi anak TK
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan anak dapat merasakan proses
kegiatan belajar yang menyenangkan, menumbuhkan rasa percaya diri,
mengembangkan kemampuan berfikir kritis, memperoleh kesempatan
yang luas dalam berpartisipasi aktif di kelas, melatih keberanian siswa
untuk bersaing secara sehat dan mampu menggali potensi yang
dimilikinya untuk menghadapi berbagai tantangan sosial yang dihadapinya
ke depannya. Selain itu,diharapkan dalam pelaksanaan penerapan
permainan leg puzzle, anak dapat lebih meningkatkan dan melatih
kemampuan berhitung dirinya.
3. Bagi TK Daya Wanita
Diharapkan sekolah dapat meningkatkan mutu layanan pembelajaran di
taman kanak-kanak serta dapat dijadikan alternatif pendekatan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan daya konsentrasi anak di kelas
lainnya.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dalam proses
pembelajaran yang dapat mengaktifkan anak untuk berpartisipasi aktif di
dalam kelas. Selain itu hasil penelitian ini juga bermanfaat untuk
menambah wawasan serta masukan bagi peneliti selanjutnya sebagai calon
pendidik dalam meningkatkan peranan anak di dalam kelas serta dapat
memantapkan usaha diri peneliti sebagai calon guru PAUD yang
profesional.
8
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Definisi Istilah
Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka di bawah ini
terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-
variable yang digunakan dalam penelitian yaitu antara lain:
1. Permainan Leg Puzzle
Kata permainan merupakan kata jadian dari kata dasar main, kata main
mendapat imbuhan per-an sehingga menjadi permainan. Secara leksikal kata main
berarti perbuatan untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk
menyenangkan hati. Setelah mendapat imbuhan per-an bisa berfungsi sebagai kata
benda yang berarti pertunjukan atau tontonan, bisa juga berfungsi sebagai kata
kerja yang berarti perbuatan yang dilakukan, baik dengan menggunakan alat
ataupun tidak.
Istilah permainan yang dimaksudkan dalam penelitian ini, mengacu pada
pendapat Soeparno sebagaimana dikemukakannya ”Permainan adalah suatu
aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara yang
menggembirakan. (Soeparno, 1988 : 60)
Menurut Soeparno apabila keterampilan yang diperoleh dalam permainan
itu berupa keterampilan bahasa tertentu, maka permainan tersebut dinamakan
permainan bahasa. Permainan bahasa yaitu permainan yang mempunyai tujuan
ganda, yakni pertama untuk memperoleh kegembiraan, dan kedua untuk melatih
keterampilan berbahasa yang dimainkan dalam permainan bahasa tersebut.
”Bermain pada dasarnya adalah proses experiental learning, dimana
pelakunya mengalami dan merasa secara langsung” (Supendi 2007 : 11)
9
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pengertian di atas permainan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman
dimana seseorang dapat merasakan dari permainan tersebut, baik berupa
permainan yang menyenangkan atau permainan yang membosankan.
Berdasarkan pengertian permainan yang dikemukakan di atas maka tujuan
yang diinginkan dari penggunaan permainan ini adalah agar dalam pembelajaran
memungkinkan siswa belajar sambil bermain, mempelajari sesuatu secara santai
dan tidak membuat mereka stress atau tertekan. Mereka akan melakukannya
dengan senang hati, karena mereka mengira sedang bermain-main. Memang tidak
semua jenis permainan bermanfaat dan mendidik. Banyak juga jenis permainan
yang kurang mempunyai manfaat, bahkan membahayakan perkembangan jiwa
anak. Hal ini terpulang kepada jenis permainannya. Bermanfaat atau tidaknnya
suatu permainan tergantung kepada desain permainan itu sendiri. Jika desainnya
bagus, banyak sekali aspek pelajaran yang bisa diambil dari kegiatan bermain.
Beberapa aspek tersebut diantaranya adalah belajar berinteraksi sosial,
menghargai pendapat orang lain, belajar empati, dan belajar bekerja sama dalam
kelompok.
Sedangkan Leg puzzle atau teka-teki adalah bentuk permainan yang bisa
dimainkan oleh anak yang berusia 5 tahun. Permainan ini terbuat dari triplek yang
terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang sama dan satu bagiannya dibuat
lukisan sederhana.Triplek yang dilukis, dipotong menjadi 10-12 keping. Tujuan
permainan ini adalah agar anak mengenal bentuk, melatih daya pengamatan dan
daya konsentrasi anak, serta melatih kemampuan berhitung anak. Dengan
10
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penerapan permainan leg puzzle diharapkan anak akan lebih konsentrasi dan anak
dapat terlatih dengan baik.
2. Kemampuan Berhitung
Pengertian kemampuan berhitung atau yang dimaksud kemampuan untuk
menghitung adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjumlah,
mengalikan, maupun melakukan segala hal yang berkaitan dengan perhitungan
atau ilmu matematika. Pendapat lain mengatakan, bahwa kemampuan berhitung
adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi
serta memanipulasi bilangan – bilangan dan lambang – lambang matematika.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kemampuan berhitung anak
adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk menyebutkan angka dari satu hingga
20. Lalu anak dapat menjumlahkan dan mengurangkan bilangan dari angka-angka
antara satu hingga 20. Pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan
kepingan-kepingan leg puzzle.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Pemilihan metode
penelitian ini didasarkan pada pandangan peneliti bahwa: pertama, secara umum
Penelitian Tindakan Kelas telah menjadi bagian penting dari pekerjaan guru yang
telah terbiasa menghadapi masalah-masalah dalam pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas. Kedua, secara umum hasil dari Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak sebagai alat/media untuk
11
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengembangkan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian
mengajar atau meningkatkan profesionalisme guru, dan lain-lain.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan, khususnya di TK
Daya Wanita Kecamatan Darmaraja, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan
Kelas sebagai metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Dalam
pemilihan metode Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti merujuk kepada
beberapa pendapat ahli. Menurut Sukidin, dkk. (2002: 13) Penelitian Tindakan
Kelas ini dapat dipilih sebagai metode penelitian karena mampu menawarkan
berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat untuk
memperbaiki serta meningkatkan profesionalisme guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Wardani, dkk
(2000: 14) bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.
1. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK Daya Wanita yang terletak di Desa
Darmaraja Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang. Sekolah tersebut
merupakan tempat peneliti mencari dan menemukan permasalahan awal yaitu
permasalahan dalam Penerapan permainan leg puzzle dalam meningkatkan
kemampuan berhitung anak di TK Daya Wanita Kecamatan Darmaraja.
Peneliti mengambil subjek penelitian yaitu anak didik yang berjumlah 26
orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.Lamanya
12
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian diperkirakan kurang lebih 6 bulan yaitu dari Januari 2012 sampai
dengan Juni 2012. Lamanya waktu tersebut digunakan untuk pembuatan dan
seminar proposal, perbaikan dan bimbingan, perencanaan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus atau 2 daur pembelajaran.
Setiap siklus pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prosedur sebagai
berikut :
a. Perencanaan (planning). Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (SKH),
menyusun lembar observasi dan menyusun alat evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan (acting). Melaksanakan skenario pembelajaran yang
telah direncanakan
c. Pengamatan (observing). Dilakukan oleh teman sejawat sebagai pengamat
dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disusun oleh peneliti.
d. Refleksi (reflecting). Hasil yang diperoleh dari observasi yang telah
dilaksanakan dalam rencana perbaikan pembelajaran, dianalisis untuk
melihat kemampuan anak dan untuk melakukan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus berikutnya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral dari
Kemmis dan Taggart ( Wiriaatmadja, 2005 : 66 ) yaitu model penelitian tindakan
kelas berbentuk siklus yang dalam setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan
( plan ), tindakan ( act ), pengamatan ( observe ), dan refleksi ( reflect ).
13
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Instrumen kualitatif berupa lembar observasi,
pedoman wawancara dan catatan lapangan, sedangkan instrumen kuantitatif
berupa tes.
a. Lembar Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati segala kejadian yang
berlangsung. Observasi menurut handayani 1994 : 28 ( dalam Ruswandi 2007).
Sesuatu cara mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan untuk mengukur
tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun situasi buatan.
Pada lembar observasi ini digunakan pada saat pembelajaran berlangsung,
yang berfungsi sebagai pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas anak
dengan indikator-indikator tertentu yang telah dibuat sebelumnya. Adapun
instrumen penelitian adalah lembar observasi.
b. Pedoman Wawancara
Menurut Goetz Lecompete (1984) dalam Ruswandi (2007) wawancara
merupakan pernyataan-pernyataan yang diajukan secara verbal kepada orang-
orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dianggap perlu.
Isi dari pedoman wawancara terdiri atas beberapa pertanyaan yang akan
diajukan peneliti kepada guru dan anak untuk mengetahui penyebab awal dan
sejauh mana keberhasilan penerapan permainan leg puzzle. Wawancara dilakukan
14
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terhadap guru dan anak TK mengenai penerapan permainan leg puzzle dalam
meningkatkan kemampuan berhitung anak. Untuk memperoleh data dari
wawancara maka alat yang digunakan adalah pedoman wawancara.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengamati aspek-aspek yang akan
diamati dan deskripsi hasil pengamatan dituangkan ke dalam format catatan
lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan pengamatan yang dilakukan ketika
pembelajaran berlangsung.
d. Format Penilaian
Format penilaian digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan anak dalam
penerapan permainan leg puzzle.
e. Tes
Lembar tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lembar tugas.
Pengertian tes menurut Hidayani 1994: 5 ( dalam Ruswandi 2007) adalah :
Suatu bentuk pengukuran hasil belajar anak dengan cara mengajukan
pertanyaan, permasalahan, tugas untuk mendapatkan penyelesaian dari anak
sesuai dengan kasus yang dijadikan sebagai pencerminan hasil belajar yang
telah dicapai.
Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan anak setelah dilakukannya
tindakan, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar anak
antara sebelum dan sesudah pemberian tindakan tersebut dengan cara
membandingkan rata-rata yang diperoleh.
15
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
Bab satu merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan mengenai
latar belakang masalah yang berisi pemaparan peneliti dalam rangka
menghampiri permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai penerapan
permainan leg puzzle dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok
B di TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja. Agar dalam pembahasannya lebih
terfokus dan tidak melebar maka dirumuskanlah beberapa masalah penelitian
beserta tujuan diadakannya penelitian. Selain itu dalam bab ini pun dijelaskan
mengenai manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian serta sistematika
penulisan.
Bab dua, merupakan landasan teoritis yang meliputi pembahasan dari judul
penelitian berdasarkan rujukan dari teori-teori yang relevan dengan permasalahan
dalam penelitian.
Bab tiga, merupakan prosedur penelitian yang meliputi langkah- langkah
yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam bab ini
dipaparkan mengenai pendekatan penelitian, metode dan desain penelitian yang
berisi perencanaan pelaksanaan tindakan kelas dan pelaksanaan penelitian, lokasi
penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, tahapan- tahapan
penelitian serta teknik-teknik yang digunakan dalam pengolahan data.
16
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bab empat, merupakan pembahasan masalah dan analisis data berdasarkan
hasil penelitian dari keseluruhan instrumen penelitian serta keseluruhan tindakan
yang telah dilakukan oleh peneliti.
Bab lima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil yang
telah dilakukan serta saran bagi pihak- pihak yang terkait dan bagi pengembangan
penelitian selanjutnya. Kesimpulan merupakan sintesis dan interpretasi dari hasil
penelitian dan pembahasan. Sedangkan untuk saran merupakan titik lemah atau
kekurangan yang diperoleh dari penelitian.