bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini industri perumahsakitan di Indonesia sudah berkembang pesat.
Data dari Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa pada sektor swasta, antara
tahun 1995 sampai dengan 2000, tercatat pendirian rumah sakit swasta baru sebanyak
73 (tujuh puluh tiga) buah, yang menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 15%
(Trisnantoro, 2005). Melihat data tersebut, sudah pasti setiap industri rumah sakit
akan berlomba-lomba memenangkan strategi dalam peningkatan mutu pelayanan,
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, dengan berbagai strategi,
misalnya berkonsentrasi khusus di bidang kanker pada wanita, kesehatan reproduksi
wanita, wanita dan anak-anak, gigi dan mulut, kulit dan kecantikan, penyakit ginjal
dan hemodialisis, dan lain sebagainya.
Dalam era globalisasi ekonomi saat ini, persaingan di setiap bidang industri
menjadi sangat tajam. Sebagai akibatnya, lingkungan bisnis global menjadi sangat
turbulen, sehingga posisi kompetitif setiap bidang industri tersebut hanya dapat
dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang
digunakan oleh setiap bidang industri untuk menghasilkan nilai bagi customer
(Mulyadi, 2007). Salah satu upaya perubahan yang dilakukan oleh industri
perumahsakitan antara lain peningkatan mutu pelayanan, dengan meningkatkan mutu
sumber daya rumahsakit, baik struktur fisik bangunan dan teknologi, maupun sumber
daya manusia. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit, baik pasien
maupun tenaga medis, penunjang medis, dan non medis merupakan aset yang paling
penting dan harus dijaga keberadaannya dalam mendukung jalannya sistem dan
proses penyampaian pelayanan prima di rumah sakit.
Penelitian Parasuraman, et al. (1990) menyebutkan bahwa kepemimpinan
memegang peran utama dalam penyampaian pelayanan prima, dimana kekuatan
2
komitmen manajemen terhadap kualitas pelayanan memberikan energi dan memicu
suatu organisasi memperbaiki kinerja pelayanan. Mereka yang bekerja untuk
pelayanan memerlukan suatu pandangan yang dapat dipercaya, suasana kerja yang
kondusif dan menantang mereka menjadi yang terbaik, kepekaan tim kerja yang
peduli dan mendukung mereka, serta sosok pemimpin yang dapat mereka jadikan
contoh dalam menjalankan pelayanan yang berkualitas (Parasuraman, et al., 1990).
Dengan konsep tersebut memungkinkan pelayanan prima akan terselenggara dengan
baik.
Di wilayah Yogyakarta, lahan bagi industri kesehatan juga sudah mulai
dipadati dengan berbagai diagnostic center, yang disinyalir mulai menggeser peran
rumah sakit umum dan khusus. Pada diagnostic center ini disediakan pelayanan
penunjang medik, seperti pemeriksaan patologi klinik, patologi anatomi, radiologi,
rekam jantung dan semacamnya, yang juga didukung konsultasi dokter umum bagi
pelanggan yang ingin mendapatkan penjelasan lebih jauh tentang hasil pemeriksaan
yang telah mereka lakukan. Institusi tersebut memberikan kepedulian yang tinggi
terhadap customer, baik internal customer maupun external customer, meliputi
income dan kesejahteraan karyawan yang tinggi, serta kemudahan dan kesempurnaan
penyampaian pelayanan bagi pelanggan eksternal. (Pramita Utama Diagnostic Center,
2007). Konsep ini relevan dengan banyaknya pendapat dari masyarakat pengguna
diagnostic centre bahwa pelayanan yang mereka berikan sangat prima. Pelayanan
prima yang diberikan oleh institusi ini kepada para pelanggannya, menunjukkan
bahwa pelanggan merupakan aset yang penting bagi institusi tersebut.
Di kawasan utara Yogyakarta, terdapat 2 rumah sakit yang terbilang baru di
daerah Condong Catur, yakni RS JIH, dan RS Condong Catur. RS JIH, yang berdiri
sekitar tahun 2007, merupakan rumah sakit yang berlabel internasional dengan
bangunan yang representatif, berada di pinggir ringroad utara. Salah satu inovasi
terbarunya adalah terbukanya kemudahan pembiayaan kesehatan bagi pelanggannya,
dengan adanya layanan ASKES. Ditunjang disain fisiknya yang memberikan
kenyamanan bagi pengunjung dan penunggu pasiennya, tersedianya sarana kafetaria
3
dan cabang bakery terkenal di Yogyakarta, serta terpenuhinya sarana informasi
terkini berupa internet yang dapat digunakan sepuasnya oleh para karyawan,
menjadikan JIH menarik bagi pelanggan internal dan pelanggan eksternalnya.
Berjarak sekitar 500 meter arah utara dari JIH, terdapat RS Condong Catur
(RSCC), salah satu rumah sakit yang berdiri pada pertengahan tahun 2006 di kawasan
utara Yogyakarta. Rumah sakit ini terbilang baru di kawasan Condong Catur, Sleman,
Yogyakarta, yang berada di kawasan pemukiman padat penduduk, yang didukung
oleh hampir 100 karyawan. RS Condong Catur (RSCC) merupakan rumah sakit tipe
D, dengan 50 tempat tidur, mempunyai layanan rawat jalan dan rawat inap, juga
layanan persalinan dan bedah umum. Dalam mendukung pelayanan medik, RSCC
memiliki sarana pelayanan penunjang medik yang terdiri dari Unit Farmasi, Unit
Laboratorium, Unit Radiologi yang memberikan pelayanan 24 jam; serta Unit Rekam
Medik, Unit Rehabilitasi Medik, Unit Gizi, dan Unit Laundry, yang baru melayani 12
jam. Data Rekam Medik antara tahun 2006-2008 menunjukkan bahwa walaupun
tampak adanya gambaran peningkatan kinerja RSCC, namun hal ini belum dapat
dibuktikan karena adanya kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di RSCC.
Tabel 1. Angka Kunjungan, Bed Occupation Rate (BOR) danAverage Length Of Stay (AvLOS)
Tahun Angka Kunjungan BOR AvLOSTotal Rajal Ranap JangMed + Homecare (% / thn) (hr / thn)
2006 11.988 9.740 533 1.715 25,19 4,32007 19.436 14.614 892 3.930 49,5 2,52008 28.519 27.107 1.412 5.737 25,42 2,9
Sumber : Unit Rekam Medik RSCC, 2006-2008
Pada era persaingan ketat dalam dunia perumahsakitan ini, RS Condong Catur
juga berusaha menjadi rumah sakit yang customer-oriented. Parasuraman, et al.
(1990) menyebutkan bahwa salah satu kunci sukses meraih pelanggan adalah kualitas
yang baik yang diberikan suatu institusi kepada para pelanggannya, baik pelanggan
eksternal maupun internal. Sebagai salah satu cara dapat dilakukan eksplorasi
4
kebutuhan dan harapan pelanggan, dengan mengukur kepuasan pelanggan dan
menghilangkan kesenjangan yang terjadi pada penyampaian pelayanan. Data dari
pengukuran tersebut selanjutnya dianalisis dan akhirnya dapat dijadikan dasar
langkah tindak lanjut untuk membuat perencanaan perbaikan pelayanan.
Sejak RSCC berdiri, survei kepuasan dari pelanggan eksternal telah dilakukan
dua kali, yakni sebelum Grand Opening RSCC (tanggal 25 Juni 2006) dan setelahnya
(2 Juli 2006). Dari hasil survei tersebut terlihat bahwa alasan pemilihan RSCC
sebagai sarana pelayanan kesehatan didominasi oleh fakta lokasi yang dekat dengan
rumah pelanggan dan terdorong oleh saran dari keluarga. Hasil penilaian terhadap 2
(dua) poin tersebut mengalami peningkatan pada survei setelah Grand Opening.
Sementara itu, penilaian pelanggan terhadap alur pelayanan rawat jalan, kecepatan
pendaftaran, dan kemudahan dalam pengisian berkas pendaftaran, cukup cepat dan
mudah, namun mengalami penurunan nilai pada survei setelah Grand Opening.
Sedangkan untuk penilaian terhadap keramahan perawat, letak ruangan, kenyamanan
ruang tunggu, kebersihan ruang periksa, pemberian informasi oleh dokter, keramahan
serta perhatian dokter saat periksa, juga pelayanan obat, berada pada level cukup
baik, namun juga mengalami penurunan nilai pada survei setelah Grand Opening.
Begitu pula dengan kepuasan pelanggan dan minat kembali pelanggan.
5
Tabel 2. Hasil Survei Kepuasan Pasien RSCC Tahun 2006
NODATA SURVEY AWAL( Penilaian dengan skala
prosentase )
SEBELUM Grand Opening (%)(tgl 25 Juni 2006)
n = 26
SETELAH Grand Opening (%)(tgl 2 Juli 2006)
n = 42%/Skor Keterangan %/Skor Keterangan
1 Alasan memilih RSCC sebagai tempat berobat
- Lokasi dekat rumah 47,5 58,0- Lokasi mudah dijangkau 12,5 9,0- Palayanan petugas baik 17,5 20,0- Biaya terjangkau 10,0 8,0- Pilihan keluarga 5,0 1,0- Dokter sudah dikenal 5,0 1,0- Saran orang lain - 1,0- Lain-lain 2,5 1,0
2 Alasan utama memilih RSCC adalah karena saran- Keluarga 61,5 66,0- Teman 19,0 7,0- Pengantar 8,0 10,0- Lain-lain (sendiri) 11,5 17,0
3 Anda adalah pengguna fasilitas pelayanan- UGD 44,0 67,0- Poliklinik 33,0 18,0- Rujukan 15,0 5,0- Lain-lain 7,0 10,0
4 Penghasilan Bapak/Ibu/Saudara rata-rata per bulan- Rp 100.000,- s/d Rp 500.000,- 37,5 34,0- Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000,- 46,0 34,0- Rp 1.000.000,- s/d Rp 1.500.000,- - 6,0- Rp 1.500.000,- s/d Rp 2.000.000,- 8,0 12,0- > Rp 2.000.000,- 8,0 14,0GUEST RELATION PROGRAMME (skala Likert 1-5)
5 Tanggapan tentang alur pelayanan rawat jalan 4,3 Mudah 3,5 Cukup6 Kecepatan pendaftaran 4,1 Cepat 3,9 Cepat7 Pendapat tentang berkas pendaftaran untuk
periksa4 Mudah 3,9 Mudah
8PELAYANAN PERAWATRamah 4,4 Ramah 4,1 RamahPHYSICAL FACILITIES SARANA FISIK DAN KEBERSIHAN
9 Letak ruangan 4 Nyaman 4,1 Nyaman10 Kenyamanan ruang tunggu periksa 4 Nyaman 3,6 Cukup11 Kebersihan ruang periksa pasien 4 Bersih 4 Bersih
12CLINICAL QUALITY ASSURANCEPemberian informasi dari dokter 4,2 Cukup 3,9 Cukup
13 Keramahan dokter saat periksa 4,4 Ramah 3,8 Ramah14 Tanggapan dokter terhadap keluhan pasien 4,4 Perhatian 4 Perhatian
15PELAYANAN FARMASIPelayanan obat 4 Baik 3,5 Cukup baik
16KEPUASAN (skala 1-10)Kepuasan pelayanan rawat jalan 7,5 Puas utk sebagian
layanan5 Agak puas utk
sebagian layanan
17MINAT KEMBALI (skala 1-10)Kemungkinan pasien kembali, atau kemungkinanpasien menganjurkan keluarga untuk ke RSCC
6,7 Hampir pastikembali danmenyarankan
4,4 Mungkin kembalidengan
mempertimbangkan alternatif lain
Sumber : Marketing, RSCC, 2006
6
Mengacu kepada perubahan mutu pelayanan menurut Parasuraman, et al.
(1990), survei awal tersebut masih belum memenuhi 5 (lima) dimensi utama kualitas
jasa, dimana kelemahannya survei tersebut baru menilai 2 (dua) dimensi (dimensi
Reliability dan dimensi Tangibles), dan hanya mencakup survei untuk pelanggan
external. Dengan demikian survei tersebut belum dapat mencerminkan kualitas jasa
secara keseluruhan.
Sebagai salah satu sarana untuk mengeksplorasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, RSCC juga telah menyediakan kotak saran. Dari isi kotak saran sepanjang
tahun 2008, didapatkan gambaran ketidakpuasan pelanggan eksternal terhadap
pelayanan yang telah diberikan RSCC, antara lain mengenai kurang cepatnya
penanganan pasien di UGD, pelayanan administrasi terlalu lama, serta ketidakpuasan
terhadap pelayanan medis lain dan pelayanan penunjang medis.
Tabel 3. Rangkuman Isi Kotak Saran Tahun 2008
KELUHAN DAN SARAN PELANGGAN JUMLAHPenanganan pasien UGD kurang cepat 12Pelayanan administrasi terlalu lama 9Pelayanan perawat kurang ramah 9Makanan pasien tidak enak dan sajiannya kurang menarik 9Sopan santun perawat kurang 8Letak loket pembayaran kurang tinggi 7Pelayanan laboratorium kurang ramah 7Permintaan dispenser air minum di selasar 7Pelayanan obat lama 6Pelayanan RSCC sudah cukup baik 4Pelayanan RSCC buruk semua 4RSCC adalah rumah sakit yang bagus di tengah kawasan padat penduduk 3
TOTAL 85Sumber : Humas, RSCC, 2008
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, peneliti terdorong untuk mengeksplorasi
kebutuhan dan harapan pelanggan secara lebih komprehensif demi perbaikan
pelayanan di RS Condong Catur. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat
mengevaluasi mutu layanan (service quality) yang telah diberikan di RS ini dan dapat
menjadi dasar perencanaan perbaikan pelayanan, demi menjaga loyalitas pelanggan
7
internal dan eksternal, sehingga meningkatkan kunjungan dan keuntungan RS
Condong Catur.
Langkah tindak lanjut tersebut, diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pihak RSCC dalam menentukan strategi pertumbuhan perusahaan secara bertahap.
Melalui strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, akan
menjadikan RSCC lebih customer-oriented dan menjadi rumah sakit pilihan
masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
B. Perumusan Masalah
RS Condong Catur belum mempunyai survei kepuasan pelanggan yang
menyeluruh untuk mengukur kepuasan pelanggan dari 5 dimensi utama kualitas jasa
dengan metode Servqual. Bagaimana kepuasan pelanggan di RSCC, melalui analisa
kesenjangan (gap) dengan metode Servqual?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kepuasan pelanggan di RSCC dengan
menganalisis kelima kesenjangan (gap) yang terjadi dengan metode Servqual.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain :
1. Bagi RSCC
Hasil penelitian ini akan bermanfaat secara aplikatif bagi Rumah Sakit Condong
Catur Yogyakarta untuk mengeksplorasi kesenjangan antara harapan dan
kenyataan akan kebutuhan pelanggan, baik pelanggan eksternal dan internal,
sehingga dapat dilakukan penyusunan langkah untuk meningkatkan perbaikan
pelayanan yang dirancang secara bertahap, berdasarkan harapan dan kebutuhan
pelanggan tersebut.
2. Bagi pelanggan
8
Dengan penelitian ini, diharapkan pelanggan akan merasa lebih nyaman berobat
ke RSCC, dengan adanya perbaikan pelayanan yang berdasarkan harapan dan
kebutuhan pasien.
3. Bagi karyawan
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para pelanggan internal dapat lebih
tepat dalam menyampaikan pelayanan kepada pelanggan eksternal, dengan
mengetahui harapan dan kebutuhannya dalam proses tersebut.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti untuk dapat mengasah
pengetahuan di bidang penelitian, yang kelak dapat menjadikannya bekal untuk
mengembangkan penelitian di bidang lain yang lebih bermanfaat.
9
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang kepuasan pasien ini telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti,
seperti :
PENULIS,TAHUN
TUJUAN SETTING ;SAMPEL
RANCANGAN& METODE
HASIL UTAMA PERBEDAAN
Ngasu,2001
Menganalisis tingkatkepuasan pasien utkmerumuskan formulasistrategi pemasaran yangsesuai dengan lingkunganinternal dan eksternaldengan menentukanstrategi pemasaranberdasarkan analisisSWOT.
RS Panti RapihYogyakarta ; 263responden.
Studi kasus ;AnalisisServqual (Gap5), AnalisisSWOT
Hasil menunjukkan 84,71%pasien puas dgn kualitaspelayanan; Rumusanformulasi strategi pemasaranyang sesuai dgn hasilpenelitian tentang kepuasanpasien ; dan hasil analisisSWOT adalah strategipertumbuhan cepat.
Subyek,sampel, setting,rancangan &metode
Rahayu,2003
Mengidentifikasikesenjangan kualitaspelayanan menggunakananalisis Servqual ;Menganalisis alternatifstrategi untuk memperbaikikualitas pelayanan.
RSUD Kebumen Studi Kualitatifdan StudiKuantitatif ;AnalisisServqual (Gap 1-5)
Dimensi resposivenessmerupakan dimensi yangmemiliki gap score terbesardalam kualitas pelayanan diRSUD Kebumen untuk lebihmeningkatkan pelayananyang rerponsif kepadakonsumen.
Rancangan,setting
Wylianty,2005
Mengetahui karakteristikdan kepuasan pasien rawatinap bagian umum, sertamenghitung kekuatanhubungan karakteristik dankepuasan pasien
RS Sentra MedikaCisalak ; 101responden
Cross SectionalStudy; Ujistatistikkoefisienkorelasi &korelasi parsial
Umumnya pasien puas dgnlayanan rawat inap bagianumum ; Ada hub. antarakarakteristik pasien dgnkepuasan pasien ; Adahubungan antara persepsipenderita ttg mutu pelayanandgn kepuasan pasien.
Tujuan,Subyek,sampel,rancangan&metode,setting
Hamid,2007
Mengetahui tingkatkepuasan pelanggan ;mengidentifikasi dimensimutu & karakteristikpelanggan palingberpengaruh terhadapkepuasan.
PoliklinikKebidanan &Kandungan RSDr.M.DjamilPadang ; 110responden.
Cross SectionalSurvey; AnalisisServqual (Gap5), Analisiskepentingankinerja Supranto,Uji multivariat
Tingkat kepuasan pelangganhanya 71,6% terpenuhiharapannya. Kesenjanganterbesar pada dimensiassurance.
Subyek,sampel, setting,rancangan &metode, tujuan
Aziz, 2007 Mendapatkan karakteristikps rawat jalan ;Mengetahui persepsi danharapan ps mengenaipelayanan pasien di inst.rawat jalan ; Mendapatkangambaran kepuasan pasieninst. rajal.
RS Bhakti Asih ;300 responden.
Cross SectionalSurvey: AnalisisServqual (Gap 5)
Menunjukkan bahwaseparuh responden (182)responden ( 60,7% ) merasatidak puas terhadappelayanan yang diterima.
Tujuan, sampel,metode