bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/26949/1/jiptummpp-gdl-iibrobiatu-33451...a....

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media komunikasi massa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat pada umumnya. Setiap orang percaya bahwa media memang memiliki kekuatan, meskipun secara mengejutkan adalah sulit untuk menetapkan secara akurat kekuatan jenis apakah yang dimiliki oleh sebuah media. Kekuatan utama media terletak pada fakta bahwa media dapat di bentuk apa yang kita ketahui tentang dunia dan dapat menjadi sumber utama berbagai ide dan opini 1 . Media elektronik, yakni televisi adalah salah satu media yang saat ini sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Tidak di pungkiri setiap individu bisa terbentuk dengan program yang ada dalam televisi, karena kini televisi menjadi candu yang sangat mudah masuk dalam lingkup kehidupan masyarakat, sehingga tiada hari tanpa menghidupkan televisi. Di abad yang demikian pesatnya dalam perkembangan dunia informasi ini tidak ada yang tidak melihat televisi, semua kalangan masyarakat dari kaum elite sampai kaum ploletar, dari yang hanya menikmatinya sebagai hiburan atau yang menjadikannya suatu kebutuhan dalam mengikuti perkembangan isu-isu politik juga program yang sedang tren di masyarakat sampai pada kebutuhan spiritual seperti acara-acara ceramah agama. Televisi sendiri mempunyai peran utama dalam memperkenalkan norma- norma baru dalam masyarakat. Karena telah menyita sedemikian banyak waktu dan perhatian masyarakat, televisi telah dijuluki sebagai Tuhan Pertama, Tuhan 1 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media : Pengantar Kepada kajian Media, (Yogyakarta&Bandung : 2008), hal. 02.

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Media komunikasi massa mempunyai peranan yang sangat penting bagi

    kehidupan bermasyarakat pada umumnya. Setiap orang percaya bahwa media

    memang memiliki kekuatan, meskipun secara mengejutkan adalah sulit untuk

    menetapkan secara akurat kekuatan jenis apakah yang dimiliki oleh sebuah media.

    Kekuatan utama media terletak pada fakta bahwa media dapat di bentuk apa yang

    kita ketahui tentang dunia dan dapat menjadi sumber utama berbagai ide dan

    opini1.

    Media elektronik, yakni televisi adalah salah satu media yang saat ini sangat

    dekat dengan masyarakat Indonesia. Tidak di pungkiri setiap individu bisa

    terbentuk dengan program yang ada dalam televisi, karena kini televisi menjadi

    candu yang sangat mudah masuk dalam lingkup kehidupan masyarakat, sehingga

    tiada hari tanpa menghidupkan televisi. Di abad yang demikian pesatnya dalam

    perkembangan dunia informasi ini tidak ada yang tidak melihat televisi, semua

    kalangan masyarakat dari kaum elite sampai kaum ploletar, dari yang hanya

    menikmatinya sebagai hiburan atau yang menjadikannya suatu kebutuhan dalam

    mengikuti perkembangan isu-isu politik juga program yang sedang tren di

    masyarakat sampai pada kebutuhan spiritual seperti acara-acara ceramah agama.

    Televisi sendiri mempunyai peran utama dalam memperkenalkan norma-

    norma baru dalam masyarakat. Karena telah menyita sedemikian banyak waktu

    dan perhatian masyarakat, televisi telah dijuluki sebagai Tuhan Pertama, Tuhan

    1 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media : Pengantar Kepada kajian Media, (Yogyakarta&Bandung : 2008), hal. 02.

  • 2

    kedua, Orang Tua Ketiga, Narkotik Elektronik, Kotak Ajaib, Jendela Dunia dan

    sebagainya. Pengenalan norma-norma baru yang demikian cepat itu

    dimungkinkan karena media bergerak dengan prinsip kebebasan berekspresi,

    meskipun prinsip tersebut sering digunakan sebagai dalih untuk mengejar

    kepentingan ekonomi2.

    Akhir-akhir ini kita disuguhkan acara-acara benuansa islami dengan metode

    kajian Islam dengan berbagai model dan ciri khas seorang penceramah, baik

    ustadz atau ustadzah. Mulai dari konsep yang model serius dengan tafsir

    kontemporer sampai yang banyak guyonan di dalamnya. Entah hal ini merupakan

    suatu bentuk tuntuan masyarakat Indonesia yang mengalami degradasi iman

    ataukah bentuk program tayangan yang mengekor dari stasiun televisi lainnya

    yang sudah dulu menayangkan acara serupa.

    Menurut sebagian orang televisi menjadi alat yang tepat untuk menyebarkan

    dakwah, karena seperti yang kita ketahui penyebaran dakwah sendiri saat ini

    mendapat porsi yang cukup bagus dalam media. Setiap hari atau pada waktu-

    waktu tertentu banyak program yang menayangkan kegiatan dakwah bil lisan

    (ceramah dari sejumlah muballig atu da’i). Tentunya hal ini menjadi sebuah

    terobosan yang menarik dalam strategi berdakwah saat ini.

    Yang menarik disini adalah program acara tersebut tidak hanya ditayangkan

    pada bulan Ramadhan saja, karena pada hakikatnya dakwah dalam perspektif

    Islam adalah salah satu bentuk komitmen muslim terhadap agamanya. Jika dahulu

    para penyebar agama berdakwah melalui pendekatan dengan cara berdagang atau

    sebagaimana Wali Songo dalam berdakwah yang menggunakan kesenian daerah

    2 Deddy Mulyana M.A, Nuansa-Nuansa Komunikasi, Meneropong Politik dan Budaya komunikasi Masyarakat kontemporer (Bandung 2001), hal. 128.

  • 3

    setempat, namun di era informasi ini dakwah juga dapat kita temui dalam media

    televisi dengan berbagai kemasan dan jenis program yang menyajikan acara-acara

    bernuansakan religi.

    Salah satu program yang bertajuk religi adalah acara Chatting dengan YM

    yang disiarkan oleh stasiun televisi ANTV setiap kamis dan jumat pada pukul

    21.30 sampai 22.30 WIB. Program ini pada mulanya merupakan program acara

    yang ditayangkan setiap hari pada bulan ramadhan, namun karena antusiasme

    yang sangat besar dari para penonton juga para penggemarnya akhirnya program

    acara tersebut di lanjutkan sampai sekarang meskipun dengan pengurangan jam

    tayang, akan tetapi formatnya kurang lebih hampir sama dengan waktu bulan

    Ramadhan. Disiarkan secara live pada hari Jumat, sedangkan pada hari kamis

    merupakan siaran ulang dari episode-episode pilihan dari yang pernah disiarkan

    pada bulan Ramadhan. YM sendiri adalah singkatan dari nama Ustadz Yusuf

    Mansyur, Kiai atau Da’i yang menjadi pembicara dalam acara tersebut.

    Chatting Dengan YM merupakan sebuah sajian program talkshow

    entertainment religi dengan tema yang berbeda di setiap episodenya. Kajian yang

    dibahas meliputi Indahnya Islam (Fiqih, Aqidah, dan lain-lain), Amalan di bulan

    Ramadan, Amalan Harian, Kisah Sukses / Inspiring People, dan lain-lain.

    Disamping itu, yang menarik dan membedakan program acara ini dengan

    program acara yang sejenis adalah tentang baimanana cara cepat menghafal Al-

    Qur’an, kemudian ajakan untuk bersedekah dengan cara memaparkan rumus

    matematika sedekah, serta amalan-amalan ataupun doa-doa untuk memperlancar

    usaha, jodoh, rezeki, juga problematika umat lainnya. Sehingga dengan

    menghadirkan orang-orang yang sudah pernah mengamalkan cara-cara tersebut

  • 4

    dan ternyata berhasil menjadikan banyak orang yang menonton acara tersebut

    menjadi tertarik untuk ikut melakukan hal yang serupa.

    Program acara ini di pandu oleh Denny Cagur sebagai co-host yang juga

    didampingi Ustadz Yusuf Mansyur sebagai host yang juga sebagai narasumber.

    Program acara ini diformat sangat ringan namun penuh makna, mengangkat isi

    pesan dakwah dari para narasumber yang menginspirasi baik itu dari kehidupan

    pribadi dari Ustadz Yusuf Mansyur sendiri maupun bintang tamu yang

    didatangkan dengan latar belakang yang sesuai dengan tema pada setiap

    episodenya.

    Chatting dengan YM sendiri menghadirkan obrolan dua arah baik dengan

    bintang tamu maupun pemirsa di studio. Di awal pembukaan acara Ustadz Yusuf

    Mansyur selalu memberikan tausyiah (wejangan) ataupun dengan membaca

    beberapa ayat Al-Qur’an pilihan yang bibaca bersama-sama dengan para pemirsa

    di studio.

    Media merupakan salah satu piranti dakwah yang sangat prospektif. Melalui

    media, dakwah dapat tersebar dan diterima banyak kalangan secara tepat dan

    efektif sehingga peluang umat untuk kembali ke jalan yang benar kian luas. Dan

    yang perlu dikembangkan adalah penguasaan strategi dakwah dalam ranah media

    untuk mendukung konsolidasi dakwah yang tepat.

    Program acara Chatting dengan YM yang ditayangkan ANTV layak untuk

    diteliti karena dari program acara tersebut banyak wawasan juga pengetahuan

    Islam yang disuguhkan. Tidak hanya tentang Islam yang monoton, akan tetapi

    lebih kepada implementasi dalam kehidupan sehari-hari untuk beragama yang

    lebih baik. Selain itu, banyaknya para pemirsa atau penonton yang tergerak

  • 5

    hatinya ketika melihat acara tersebut juga menjadi faktor yang melatarbelakangi

    peneliti untuk melakukan penelitian terhadap program acara ini, untuk mengetahui

    strategi dan pesan dakwah yang disampaikan dari program acara tersebut.

    Merujuk pada teori Dennis McQuail (1987) memberikan beberapa teori

    komunikasi massa dan salah satunya yakni teori normatif, teori ini berbunyi

    bagaimana seharusnya media berperan ketika serangkaian nilai sosial ingin

    diterapkan dan dicapai sesuai dengan sifat dasar nilai-nilai sosial tersebut3.

    Berlandaskan teori tersebut, maka peran media menjadi sangat penting

    kaitannya dalam hal ini untuk dapat menjadi alat dalam menyampaikan nilai-

    nilai yang terkandung dalam pesan dakwah sehingga sifat dasar dari nilai

    keagamaan tersebut dapat ditangkap dan di pahami oleh masyarakat sesuai Al

    Qur’an dan Hadist.

    Dalam konteks kehidupan beragama, ajaran-ajaran agama seringkali

    disampaikan melalui kegiatan yang disebut dengan dakwah, dimana di

    dalamnya mengandung berbagai macam unsur pesan baik yang bersifat

    moral, ketauhidan, sosial dan lain sebagainya. Pesan-pesan dakwah harus

    mampu memberikan rangsangan yang kuat kepada komunikannya

    sehingga dapat memalingkan rangsangan buruk yang datang dari luar dan

    dapat mempengaruhi perilakunya. Pesan-pesan dakwah tidak hanya sekedar

    agar pesan tersebut dapat disampaikan dan diterima oleh khalayak ramai, tetapi

    juga dapat mampu dimengerti dan dihayati serta pada titik tertinggi mampu di

    laksanakan dengan baik oleh penerimanya.

    Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus-menerus untuk

    3 Nurudin, Komunikasi massa, (Malang : 2004), hal. 153

  • 6

    melakukan perubahan pada diri manusia yang meyangkut pikiran (fikrah),

    perasaan (syu’ur), dan tingkah laku (suluk), sehingga terbentuk sebuah

    masyarakat Islami (al-mujtama’ al-Islami)4.

    Adapun judul yang dirumuskan peneliti adalah “Analisis Isi Pesan

    Dakwah Pada Program Acara Chatting dengan YM (Ustadz Yusuf

    Mansyur) di ANTV”. Jadi penelitian ini mempunyai fokus penelitian

    mengenai isi pesan dakwah yang terdapat pada program acara Chatting dengan

    YM (Ustadz Yusuf Mansyur) yang disiarkan oleh ANTV.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan penjelasan masalah diatas, maksud dari penelitian ini

    adalah untuk mengkaji juga mengurai lebih dalam lagi mengenai isi

    dari pesan dakwah yang disampaikan dan berapa frekuensi kemunculan

    pesan tersebut dalam tayangan program acara Chatting dengan YM (Ustadz

    Yusuf Mansyur) di ANTV.

    Untuk mempermudah dan lebih memfokuskan penelitian ini, penulis

    menyusun rumusan masalah sebagai berikut :

    1. Jenis pesan dakwah apa saja yang ada dalam tayangan program

    acara Chatting dengan YM di ANTV?

    2. Seberapa sering frekuensi pesan-pesan itu disampaikan dalam

    acara tersebut?”.

    4 Asep Syamsul M. Romli, SIP, Jurnalistik Dakwah : Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung : 2003), hal. 06.

  • 7

    C. Tujuan penelitian

    Dari pemaparan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

    ini adalah peneliti ingin mengetahui sebagai berikut:

    1. Isi pesan dakwah apa saja yang muncul dalam program acara Chatting

    dengan YM di ANTV.

    2. Berapa besar frekuensi kemunculan isi pesan-pesan tersebut dalam

    program acara Chatting dengan YM di ANTV.

    D. Manfaat Penelitian

    D.1. Manfaat Akademik

    Penelitian ini merupakan analisis isi program acara Chatting dengan

    YM, didalamnya banyak pesan-pesan dakwah yang kemudian sedikit banyak

    mempengaruhi orang yang melihatnya. Lebih dari itu, penelitian ini

    diharapkan bisa memberikan wawasan keilmuan yang lebih dalam terutama

    yang berhubungan dengan komunikasi dan strategi dakhwah melalui media

    massa, khususnya media televisi. Secara metodologi, hasil dari penelitian ini

    diharapkan dapat dijadikan referensi kajian keilmuan yang berkaitan dengan

    penelitian selanjutnya dengan kajian keilmuan juga metode yang berbeda

    dalam menganalisa program acara di televisi.

    D.2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

    masyarakat luas yang terjun dalam dunia dakwah, baik dalam lingkup kecil

    maupun besar terutama dalam perkembangan strategi dakwah melalui media

    televisi.

  • 8

    E. Kajian Pustaka

    E.1. Penelitian Sebelumnya

    Penelitian sebelumnya yang menjadi referensi bagi peneliti adalah

    penelitian tentang analisis isi pesan dakwah pada program acara ensiklopedi

    Islam di Metro TV pada bulan Ramadhan 1427 H oleh Achmad S. Indratmo

    mahasiwa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyang Malang. Isi dari pesan

    dakwah dari program acara Ensiklopedia Islam yang menjadi subjek

    penelitiannya.

    Dari kesimpulan yang di dapat penelitian tersebut menunjukkan bahwa

    program acara Ensiklopedia Islam di Metro TV pada bulan Ramadhan ini

    terdapat pesan dakwah Islam yang disampaikan kurang mendapat porsi yang

    cukup, apabila diandingkan dengan pesan lain yang ada di dalam acara tersebut.

    E.2. Komunikasi Dakwah

    Komunikasi merupakan sesuatu yang urgen dalam kehidupan umat

    manusia. Fungsi komunikasi akan terus berkembang selama ilmu komunikasi itu

    masih ada. Setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam bentuk

    apapun akan membuat perubahan sikap juga tingkah laku dari komunikan.

    Antara komunikasi dan dakwah sebenarnya terdapat beberapa persamaan

    dalam proses pelaksanaannya, karena pada dasarnya dakwah itu merupakan suatu

    bentuk komunikasi yang khas yang membedakan dirinya dari bentuk komunikasi

    yang lain pada umumnya.

    Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi

    ialah menjawab pertanyaan dengan cara yang baik, untuk menjelaskan

  • 9

    komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut “Who says what in which

    channel to whom with what effect”.

    Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

    penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

    menimbulkan efek tertentu.

    Jika pertanyaan tersebut dijawab, maka dakwah dapat memenuhi kriteria

    komunikasi, yaitu :

    1. Who : Setiap pribadi muslim.

    2. Says What : Pesan-pesan (risalah) Al-qur’an dan As-Sunnah

    serta penjabaran dari Al-Qur’an dan As-sunnah.

    3. To Whom : Kepada manusia pada umumnya.

    4. In Which Channel : Memakai media atau saluran dakwah apa saja

    yang sah secara hukum.

    5. With What Effect : Terjadinya perubahan tingkah laku, sikap, dan

    perbuatan sesuai dengan pesan-pesan yang

    disampaikan sesuai dengan pesan-pesan yang

    disampaikan oleh komunikator (perubahan disebut

    dengan istilah)5.

    Komunikasi dakwah bukan hanya sekedar proses penyampaian suatu pesan

    mengenai dakwah oleh seseorang kepada orang lain. Hal yang perlu di lihat

    adalah dengan melihat komponen antara yang satu dan komponen yang lain

    secara fungsional, dimana terdapat tujuan yang jelas yang ingin dicapai.

    5 Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009), hlm. 153.

  • 10

    Sebelum suatu pesan dakwah dapat dikonstruksikan untuk disampaikan

    kepada komunikan dengan tujuan mempengaruhi dan mengajak, disitu harus

    terdapat materi atau pesan dakwah yang dirumuskan sesuai dengan ajaran Islam.

    Pengertian komunikasi dakwah tidak ditekankan pada aspek tujuannya saja,

    tetapi juga menekankan efek yang muncul kepada komunikan sebagai akibat dari

    penyampaian suatu pesan.

    Ditinjau dari prosesnya, dakwah adalah komunikasi dalam arti kata bahwa

    dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri dari dua manusia, yakni

    dai sebagai komunikator, dan mad’u sebagai komunikan. Proses tersebut

    berlangsung dalam kegiatan dakwah. Yaitu proses penyampaian pesan dakwah

    kepada mad’u.

    Selain itu, komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk

    memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan sosial

    yang baik. Tetapi, tujuan yang terpenting dalam komunikasi dakwah adalah

    mendorong mad’u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan

    terlebih dahulu memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina

    hubungan baik.

    Dalam penelitian terdahulu oleh Achmad S. Indratmo, komponen

    komunikasi dakwah menurut Toto Tasmara yaitu sebagai berikut6:

    1. Sumber (source) : Al Qur’an dan sunnah.

    2. Komunikator : Khusus : Ulama

    Umum : Seluruh Umat Islam yang dewasa.

    3. Pesan (message) : Al Qur’an dan sunnah.

    6 Achmad S. Indratmo, Analisi Isi Pesan Dakwah Pada Program Acara Ensiklopedia Islam di Metro TV pada Bulan Ramadhan 1427 H, 2007, hal. 5-6.

  • 11

    Penjabaran Al Qur’an dan As-sunnah dalam

    kehidupan.

    4. Pendekatan (approach) :Hikmah, kasih sayang, dan persuasif.

    5. Tujuan (destination) : Perubahan sikap, dan tingkah laku sesuai

    dengan isi dan harapan dari pesan yang

    disampaikan.

    Perbedaan kegiatan-kegiatan lahiriah, antara komunikasi dan dakwah nyaris

    tidak kelihatan, karena memang begitu tajam. Bahkan lebih terasa persamaannya

    dengan beberapa bentuk aktivitas komunikasi yang dikenal selama ini. Hal itu,

    ada benarnya karena memang komunikasi dakwah pada dasarnya memiliki

    prsamaan dengan bentuk kegiatan komunikasi lain yang sama-sama berlandaskan

    prinsip-prinsip yang diajarkan oleh teori komunikasi.

    E.3. Pesan Dakwah

    E.3.1. Pengertian Dakwah

    Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh

    komunikator7. Namun ada juga yang mengartikan pesan adalah apa yang

    dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima8.

    Pesan disampaikan dalam bentuk simbol, baik verbal (lisan) atau

    nonverbal (non-lisan). Simbol lisan adalah kata-kata, sedangkan simbol

    nonverbal adalah apa yang anda sampaikan dengan nada suara atau gerak

    fisik (gestures) seperti gerak mata, ekspresi wajah, menggapaikan tangan,

    memainkan jari-jemari atau sikap badan (postures) dan penampilan

    7 A.W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), (Jakarta: Bumi Akasara, 1993), hal. 14. 8 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 97.

  • 12

    (appearance), atau isyarat, seperti membunyikan alat atau menunjukkan

    warna9.

    Sedangkan dakwah secara bahasa adalah ajakan atau seruan. Secara

    istilah dakwah merupakan proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang

    berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan

    tersebut10. Namun ada juga yang mengartikan bahwa dakwah adalah ajakan

    atau seruan untuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk

    mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam11.

    Dari berbagai macam pengertian dakwah tersebut, pada dasarnya

    mencerminkan hal-hal berikut:

    1) Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan

    sadar dan terencana.

    2) Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah,

    memperbaiki situasi yang lebih baik.

    3) Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni

    hidup bahagia sejahtera di dunia ataupun di akhirat.

    Pesan Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i

    kepada mad’u12. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah

    dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Lain halnya dengan Toto Tasmara

    dalam bukunya Komunikasi Dakwah, dia berpendapat bahwa pesan dakwah

    ialah semua pernyataan yang bersumberkan al-Qur’an dan Sunnah baik

    tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut.

    9 M.S. Hidajat, Public Speaking dan Teknik Presentasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 43-44. 10 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hal. 31. 11 Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 2002), hal. 24. 12 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 24.

  • 13

    Sedangkan Moh. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, menyatakan

    bahwa pesan dakwah merupakan isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan

    dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan

    perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.

    Dari sini dapat disimpulkan bahwa pesan dakwah adalah segala bentuk

    simbol-simbol yang berupa kata, gambar, dan sebagainya yang berlandaskan

    pada al-Qur’an dan Sunnah dan diharapkan dapat memberikan pemahaman

    bahkan perubahan dari sikap atau perilaku yang negatif ke sikap atau

    perilaku yang positif pada diri mitra dakwah.

    E.3.2 Macam-macam Pesan Dakwah

    a. Masalah Keimanan (Akidah)

    Akidah berasal bahasa Arab “aqidah” yang bentuk jamaknya adalah

    “aqaid” berarti kepercayaan atau keyakinan. Oleh karena itu akidah

    merupakan pondasi utama bagi setiap muslim. Akidah inilah yang menjadi

    dasar untuk memberikan arah bagi hidup dan kehidupan seorang muslim.

    Akidah dalam Islam bersifat i tiqad batiniyah yang mencakup

    masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman, yakni iman

    atau percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

    rasul-rasul-Nya, hari akhir serta qadha’ dan qadar.

    b. Masalah Keislaman (Syariah)

    Syariah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata)

    dalam rangka mentaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur

    hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup

    antara sesama manusia. Ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:

  • 14

    “…Islam ialah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak

    ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan sesungguhnya

    Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau mendirikan shalat,

    memberikan zakat, engkau berpuasa pada bulan Ramadhan, dan engkau

    menjalankan haji ke Baitullah bila engkau mampu menjalankannya…”

    (HR. Muslim)13.

    Hadits tersebut mencerminkan hubungan antara manusia dengan

    Allah SWT. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah

    syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-

    masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia

    diperlukan juga. Seperti hukum jual-beli, berumah-tangga, bertetangga,

    warisan, kepemimpinan dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga

    larangan-larangan Allah seperti minum minuman keras, berzina, mencuri

    dan sebagainya termasuk pula dalam materi dakwah (nahi anil munkar).

    c. Masalah Budi Pekerti (Akhlak)

    Ditinjau dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab

    akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari khuluq, yang berarti budi pekerti,

    perangai, tingkah laku. Dari segi istilah, akhlak merupakan suatu keadaan

    yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-

    perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan

    atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik

    dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang

    13 Imam Namawi, Hadits Arba in dan Terjemahan, (Solo: Kuala Pustaka, 2004), hal. 5.

  • 15

    baik. Jika perbuatan yang timbul itu tidak baik, maka dinamakan akhlak

    yang buruk.

    Adapun akhlak terdiri dari akhlak terhadap khaliq dan akhlak

    terhadap makhluk (manusia maupun bukan manusia). Masalah akhlak dalam

    aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni

    untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini

    berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting

    dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak

    sebagai penyempurna keimanan dan keislaman.

    E.3.3 Pertimbangan Memilih Pesan Dakwah

    Materi dakwah (Iman, Islam dan Ihsan) adalah materi dasar yang dapat

    diperluas dengan materi lain yang mengandung dan memperdalam materi

    dasar tersebut, seperti kisah para Nabi dan Rasul, para syuhada dan sholihin,

    serta hasil ijtihad para ulama, dan hasil penelitian pakar yang berhubungan

    dengan materi dasar tersebut termasuk juga doa-doa dan sebagainya.

    Dalam operasionalnya pemilihan materi dakwah harus sesuai dengan

    keadaan. Materi dakwah itu dapat disampaikan secara verbal seperti pada

    majelis ta’lim, pengajian rutin, pementasan qasidah, musabaqah tilawatil

    qur’an, doa bersama dan lain-lainnya atau bisa juga disampaikan melalui

    non verbal seperti zakat, infaq, shadaqah, pementasan, pantomim, khitanan

    masal dan lainnya14.

    Namun adakalanya masih terdapat komunikator yang tidak menyadari

    bahwa pesan yang disampaikannya itu tidak berkaitan dengan komunikan,

    14 M. Hasyim Syamhudi, Manajemen Dakwah, (Surabaya: eLKAF, 2007), hal. 50.

  • 16

    dan komunikan tidak merasa berkepentingan sehingga komunikasi tidak

    berjalan responsif. Oleh karena itu, dalam merencanakan sebuah pesan

    harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut15:

    a. Pesan harus dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

    dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

    b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman

    yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama

    dapat mengerti.

    c. Pesan harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan,

    dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

    d. Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan

    tersebut yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada

    pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

    E.4. Media Dakwah

    Media merupakan alat atau wahana yang digunakan untuk

    memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Secara lebih spesifik,

    yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi

    pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan

    sebagainya.

    Menurut Wahyu Ilaihi16 komunikasi yang bermedia (mediated

    communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana

    untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya,

    dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan

    15 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 99. 16 Ibid, hal.104.

  • 17

    komunikasi tak langsung (indirect communication) dan sebagai

    konsikuensinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dakwah

    ini dilancarkan.

    Namun yang perlu digaris bawahi saat ini banyak media lain yang

    mendukung, contohnya twitter. Dalam acara Chatting dengan YM ini

    pemirsa di rumah bisa memberikan masukan ataupun tanggapannya melalui

    twitter yang kemudian programmer acara menampilkan melalui running

    teks (tulisan berjalan) yang ada di layar televisi.

    Media dakwah sendiri memiliki alat untuk menyampaikannya kepada

    mad’u atau komunikan, hal ini tentu di selaraskan dengan keadaan

    masyarakat sekitar.

    Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima :

    Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan

    lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,

    bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.

    Tulisan, buku majalah. Surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms),

    spanduk.

    Lukisan, gambar, karikatur, dan lain-lain.

    Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra

    pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi,

    slide, ohp, internet dan sebagainya.

    Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran

    Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u.

  • 18

    E.5. Dakwah Islam

    Untuk menghadapi berbagai tantangan umat Islam dewasa ini, dakwah merupakan

    suatu yang sangat relevan untuk dikembangkan di era informasi ini, salah satu

    media dakwah yang efektif dan dapat dikembangkan pada era informasi ini adalah

    pers atau media islam.

    Dalam bukunya Drs. Samsul Munir Amin17 yang di sadur dari

    bukunya Dedy Djamaluddin Malik “Peranan Pers Islam di Era Informasi,

    hal.161, pers atau media menurut Wilkerson merupakan: “vital factor in all

    the great political and social struggle”. Lebih lanjut dia mengatakan:

    “Aside from its power as a crusading influence, the press has been a

    most important medium in the formation of public opinion, serving as an

    open forum in which serious questions have been discussed and decided”.

    Dakwah sendiri merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar

    berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan

    dan menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari

    perbuatan munkar arag mereka mendapat kebahagiaan d dunia dan akhirat.

    Seperti dalam Al Qur’an surat Al Imron ayat 104 telah dijelaskan dakwah

    itu sendiri yaitu:

    17 Drs. Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal. XiV

  • 19

    Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

    kebajikan, menyuruh kepada yang ma 'ruf dan mencegah dari yang munkar;

    merekalah orang-orang yang beruntung18.

    Di samping itu, dakwah Islam juga dapat dimaknai sebagai usaha dan

    aktivitas orang beriman dalam mewujudkan ajaran Islam dengan

    menggunakan system dan cara tertentu ke dalam kenyataan hidup

    perorangan, keluarga, kelompok masyarakat juga Negara merupakan

    kegiatan yang menyebabkan terbentuknya komunitas dan masyarakat muslim

    serta peradabannya.

    Oleh karena itu, dakwah merupakan aktivitas yang berfungsi

    mentransformasikan nilai-nilai Islam sebagai ajaran (doktrin) menjadi

    kenyataan tata masyarakat dan peradabannya yang mendasar kan pada

    pandangan dunia Islam yang bersumber pada Al-quran dan As-sunnah.

    Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT :

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran

    yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

    Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat

    dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

    mendapat petunjuk. [845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar

    18 Imad Zaki Al-Barudi, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002), QS. Ali Imron 05 : 104 .

  • 20

    yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil ”19.

    E.6. Strategi Dakwah

    Dalam bukunya Prof. Hamidi, salah satu dosen pengajar Ilmu

    Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang menyebutkan,

    Strategy is a way to achieved clearly specified goals with a combination of

    means and in a certain time period. By anticipating we try to predict what

    the appointment(s), one self and/ or nature can do20

    Jika seorang da’i mampu menjalankan strategi dakwah dengan

    hikmah, ia akan mudah mencapai keinginannya dalam arti keberhasilan atau

    efektifitas dakwahnya.

    Hal ini bisa dilihat dalam metode yang digunakan oleh da’i dalam

    berdakwah, seperti yang kita tau banyak pendakwah yang melenceng dari

    tujuannya berdakwah. Nabi Muhammad SAW, sebagai imam para da’i,

    telah menerapkan strategi dakwah secara bijak, sehingga melalui beliau,

    Allah memberi manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan mereka

    dari syirik menuju tauhid. Siasat beliau tersebut bermanfaat besar dalam

    menyukseskan dakwahnya, membangun negaranya, menguatkan

    kekuasaannya, dan meninggikan kedudukannya.

    Berikut peneliti paparkan secara singkat cara atau strategi dakwah,

    yakni21:

    1. Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan audiens

    (penerima dakwah).

    19 Ibid, QS. An-Nahl 16 : 125. 20 Van den Ban, 1988:321, dalam buku Prof. Dr. Hamidi, M.Si, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (UMM Press, Malang : 2010), hal.126. 21Ibid, hal. 127.

  • 21

    2. Jangan memerintahkan sesuatu yang jika tidak dilakukan, menimbulkan

    fitnah.

    3. Menjinakkan hati dengan harta dan kedudukan.

    4. Menjinakkan hati dengan member maaf ketika dihina, berbuat baik

    ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari, dan bersabar ketika

    dizhalimi.

    5. Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada orangnya

    tetapi berbicara dengan sasaran umum seperti yang sering dilakukan

    Nabi Muhammad SAW.

    6. Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seseorang pada tujuannya.

    7. Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan.

    8. Memberikan perumpamaan-perumpamaan.

    Dalam era globalisasi dan era informasi seperti sekarang ini, diperlukan

    penerapan dakwah yang dapat menjangkau dan mengimbangi kemajuan-

    kemajuan tersebut. Dengan demikian dakwah harus dikembangkan melalui

    berbagai strategi pendekatan.

    E.7. Televisi

    Televisi merupakan media audio visual yang sangat efektif dalam

    menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Televisi sendiri

    merupakan hasil teknologi elektronik yang dapat menyiarkansuatu program dalam

    bentuk suara sekaligus gambar dari stasiun yang memancarkannya.

  • 22

    E.7.1. Fungsi Televisi

    Fungsi televisi sebagai media massa sendiri adalah22:

    1. Penerangan (The information function)

    Fungsi ini terdapat pada media massa audio visual yang mempunyai

    dua faktor, yaitu immediacy dan realism. Immediacy mengandung

    pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan oleh stasiun

    televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya.

    2. Pendidikan (The Educational Function)

    Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang

    ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang

    jumlahnya begitu banyak dan simultan.

    3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

    Sebagaian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara

    hiburan, hal ini dikarenakan pada layar televisi dapat ditampilkan gambar

    hidup serta suaranya bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati oleh

    semua khalayak.

    E.7.2. Televisi Sebagai Media Dakwah

    Tidak dapat di pungkiri bahwa media elektronik merupakan media efektif

    dalam menyampaikan pesan-pesan yang dalam hal ini pesan keagamaan

    kepdan khalayak penerima dakwah. Pada era saat ini, media elektronik

    dalam hal ini televisi, sangat efektif sebagai untuk menyampaikan pesan

    kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, dakwah juga bisa disampaikan

    melalui media elektronik ini, agar pesan-pesan dakwah bisa diterima secara

    efektif. 22 Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Mandar maju, Bandung: 1993, hal.24

  • 23

    E.8. Analisis Isi

    Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan

    mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media

    massa. Pelopor analisi isi adalah Harold D.Lasswell, yang melopori teknik

    simbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian

    diberi interpretasi.

    Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk

    komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, maupun semua bahan-

    bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu social dapat

    menggunakan analisis isi sebagai tenik/metode penelitian. Holsti menunjukkan

    tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir

    75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7%),

    komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%)23.

    Sedangkan definisi Kerlinger (1986) agak khas yaitu, analisis

    komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur

    variabel. Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya.

    Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis

    dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit seperti, cara

    penentuan sample. Kedua analisis isi bersifat obyektif. Ketiga analisis isi

    bersifat kuantitatif24.

    Bersifat sistematis artinya isi yang dianalisa sesuai dengan prosedur

    yang tepat, dan cukup menggunakan satu pedoman dalam keseluruhan

    analisanya, karena pedoman alternatif yang digunakan sering memunculkan

    23 http://andreyuris.wordpress.com, di akses pada tanggal 29 september 2012 24 Andi Bulaeng, Metode Penelitian kontemporer, Andi Yogyakarta, Yogyakarta:2004, hal. 71.

  • 24

    kesimpulan yang membingungkan.

    Bersifat obyektif artinya peneliti tidak dapat mengikuti sertakan

    pendapat pribadi dalam hasil analisisnya, karena hal tersebut akan

    meghasilkan kesimpulan yang tidak sama. Oleh karena itu, sebelumnya

    peneliti harus menetapkan definisi operasional, dan tata cara pengklasifikasian

    yang jelas, lengkap, dan fokus, bila tidak maka peneliti tidak akan menemukan

    obyektifitas dan reliabilitas kesimpulan yang diharapkan.

    Bersifat kuantitatif artinya analisis isi bertujuan mempresentasikan

    kerangka pesan secara akurat dengan pengukuran secara numerik. Dengan

    demikian peneliti dapat membuat kesimpulan dan laporan secara ringkas,

    namun menuntut peneliti menggunakan perangkat statistik sebagai alat

    interpretasi. Adapun kegunaan analisis isi yaitu:

    1. Menggambarkan isi komunikasi.

    2. Menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan.

    3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata.

    4. Melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat.

    5. Menciptakan titik awal terhadap studi efek media.

    Tahap-tahap dalam analisis isi25:

    1. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis.

    2. Mendefenisikan populasi yang diteliti.

    3. Memilih sampel yang sesuai dari populasi.

    4. Memilih dan menentukan unit analisis.

    5. Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis.

    25Ibid, hal. 172

  • 25

    6. Membuat sistem hitungan.

    7. Melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan.

    8. Mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan.

    9. Menganalisis data yang sudah dikumpulkan.

    10. Mencari kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi

    F. Definisi Konseptual

    Penelitian ini menggunakan konsep kategorisasi pesan dakwah yang terdiri

    dari tiga kategori besar, masing-masing kategori diperinci sesuai dengan tema

    kelompok besarnya. Adapun yang dipakai dalam penelitian ini adalah kategorisasi

    pesan dakwah menurut Moh. Ali Azis, yang mengelompokkan secara garis besar

    pesan dakwah menjadi pesan dakwah jenis aqidah, ibadah, muamalah dan akhlak

    mulia26.

    Pesan dakwah jenis aqidah meliputi keenam rukun iman, yaitu:

    a. Iman kepada Allah; yaitu mempercayai bahwa Allah merupakan Tuhan

    yang Maha Esa dan wajib kita yakini keberadaannya.

    b. Iman kepada Malaikat; mengimani bahwa Malaikat adalah utusan Allah

    yang selalu taat dan tidak pernah ingkar.

    c. Iman kepada Kitab Allah; mempercayai adanya Kitab-Kitab (Taurat,

    Injil, Zabur dan Al-Qur’an) yang di wahyukan oleh Allah kepada Nabi

    dan Rasul pilihannya.

    d. Iman kepada Rasul; percaya bahwasanya Allah mempunyai utusan di

    muka bumi ini yang disebut dengan Rasul.

    26 Moh. Ali Azis. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004. hal. 94-95

  • 26

    e. Iman kepada hari Kiamat; percaya bahwasanya hari kiamat itu memang

    benar adanya.

    f. Iman kepada Qadha dan Qadar; mengimani bahwasanya segala takdir

    yang menimpa terhadap kita baik maupun buruk semua merupakan

    kehendak Allah.

    Pesan dakwah kategori ibadah rinciannya meliputi; Shalat, Doa, Tilawah,

    Puasa, Zakat dan Haji. Sedangkan kategori muamalah meliputi hukum perdata

    atau dalam Islam disebut Al-Qanunul Khas, seperti hukum niaga, hukum waris,

    hukum nikah dan lain sebagainya. Kemudian ada juga hukum publik (Al-Qanunul

    ‘am), antara lain; hukum pidana (hinayah), hukum Negara (khilafah), hukum

    perang dan damai (jihad).

    Sedangkan pesan dakwah kategori akhlak mulia meliputi akhlak kepada

    Khaliq (Sang Pencipta) dan akhlak dengan makhluk yang terbagi menjadi dua

    yaitu yang berhubungan dengan sesama manusia dan yang berhubungan dengan

    mahluk Allah selain manusia misalnya hewan dan lingkungan sekitar kita.

    G. Metode Penelitian

    G.1. Metode dan Pendekatan Penelitian

    Metode penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah analisis isi, menurut

    Barelson (1952) analisis isi yaitu sebuah metode penelitian yang obyektif,

    sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu

    komunikasi27.

    Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan

    statistik sebagai analisisnya. Hal ini mempermudah peneliti membuat

    27 Ibid, 164.

  • 27

    kesimpulan secara ringkas dan obyektif. Dalam analisis isi, kuantifikasi

    menjadi penting untuk mempermudah peneliti dalam mempersentasikan

    konsep tema dan isi pesan komunikasi.

    G.2. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini adalah program acara Chatting dengan YM

    yang ditayangkan di ANTV setiap hari Kamis, dan hari Jumat secara live

    pada bulan Oktober 2012 yang terdiri` dari 8 episode.

    G.3. Unit Analisis

    In written content, the unit of analysis might be a single word or symbol, a

    theme (a single assertion about one subject), or an entire article or story

    Pada kutipan diatas dalam buku “Mass Media Research” unit analisis

    diartikan sebagai satuan terkecil dalam analisis isi yang diperhitungkan

    sebagai obyek penelitian. Unit analisis dapat berupa simbol tunggal,

    pernyataan atau artikel lengkap dalam sebuah cerita28.

    Unit analisis dalam penelitian ini adalah kalimat perkataan dari

    dialog tentang pesan dakwah dalam program acara Chatting dengan YM

    yang didalam mengandung materi-materi dakwah Islam pada 8 episode.

    Sedangkan satuan ukur dalam penelitian ini adalah frekuensi kemunculan dari

    dialog dalam tema dalam setiap acaranya selama 8 episode.

    G.4. Kategorisasi

    Mengingat dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi,

    maka validitas dan hasil-hasilnya sangat tergantung pada kategori-

    kategorinya. Seperti dikatakan Bernard Barelson, bahwa analisis isi tidak bisa

    28 Wimmer and Domminick, Mass Media Reseacrh An Introduction, (USA :Thomson Learning Academic, 2003), hal. 148-149

  • 28

    lebih baik dari kategori-kategorinya.

    Sejalan dengan tujuan komunikasi dakwah bahwasanya pesan yang

    disampaikan mempunyai tujuan dapat merubah perilaku obyeknya agar

    sesuai dengan risalah-risalah yang terdapat didalam Al Qur’an, maka pesan

    yang dimaksud dalam penelitian ini adalah isi dakwah dalam acara Chatting

    dengan YM yang berupa informasi, ajakan, peringatan, pemberitahuan,

    himbauan, dan larangan yang harus dijalankan dalam kehidupan

    bermasyarakat berdasarkan aturan-aturan yang telah digariskan oleh agama

    melalui Al-Qur’an dan As-Snnah.

    Sebagaimana telah dijabarkan dalam definisi konseptual diatas, maka

    dalam kaitannya dengan penelitian ini kategori pesan dakwah yang

    dimaksud adalah sebagai berikut:

    1. Kategori Aqidah (keimanan), adalah tindakan menyakini dan

    mempercayai mengenai keberadaan Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari

    Kiamat serta Qadha dan Qadar. adapun indikator mengenai kategori ini

    yaitu;

    a. Iman kepada Allah, yaitu mempercayai bahwa Allah merupakan

    Tuhan yang Maha Esa dan wajib kita yakini keberadaannya.

    b. Iman kepada Malaikat, mengimani bahwa Malaikat adalah utusan

    Allah yang selalu taat dan tidak pernah ingkar.

    c. Iman kepada Kitab Allah, mempercayai adanya Kitab-Kitab (Taurat,

    Injil, Zabur dan Al-Qur’an) yang di wahyukan oleh Allah kepada

    Nabi dan Rasul pilihannya.

  • 29

    d. Iman kepada Rasul, percaya bahwasanya Allah mempunyai utusan di

    muka bumi ini yang disebut dengan Rasul.

    e. Iman kepada hari Kiamat, percaya bahwasanya hari kiamat itu

    memang benar adanya.

    f. Iman kepada Qadha dan Qadar, mengimani bahwasanya segala takdir

    yang menimpa terhadap kita baik maupun buruk semua merupakan

    kehendak Allah.

    2. Kategori Ibadah, yaitu semua hal dan perbuatan yang disukai dan

    diridhoi oleh Allah SWT, baik yang bathiniyah maupun yang

    lahiriyah29. Dengan kata lain, kategori ibadah dapat dipahami sebagai

    sebuah aturan atau hukum mengenai segala hal menyangkut perbuatan

    yang disukai dan diridhoi oleh Allah dan bersifat wajib dilasanakan

    oleh manusia. Adapun indikator kategori ibadah adalah sebagai berikut:

    a. Shalat, yaitu suatu amalan yang terdiri dari perkataan dan

    perbuatan, yang diawali takbiratul ihram dan diakhiri dengan ucapan

    salam.

    b. Doa, yaitu suatu amalan perkataan yang dipanjatkan kepada Allah

    SWT.

    Contoh: “syarat agar doa seseorang cepat dikabulkan oleh Allah

    SWT adalah harus selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat dan

    memaksimalkan waktu-waktu yang telah ditentukan sebagai waktu

    cepat terkabulnya doa, seperti: saat bepergian, sepertiga malam

    terakhir, doa diantara waktu maghrib dan isya’ dan lain sebagainya”

    29 Shihab, M. Quraish. 2001. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Cetakan 22, Mizan: Bandung

  • 30

    c. Puasa, adalah suatu ibadah untuk menahan diri tidak makan dan tidak

    minum mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

    Contoh: “setiap umat Islam yang berakal dan akil baligh diwajibkan

    berpuasa pada bulan Ramadhan”.

    d. Zakat, merupakan isim masdhar dari kata zakā yang berarti berkah,

    tumbuh, bersih dan baik. Sedangkan menurut istilah, zakat adalah

    menyerahkan harta tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan

    syara’ dengan niat karena Allah.30

    e. Haji, Secara etimologis, haji berarti pergi menuju tempat yang

    diagungkan. Secara terminologis berarti beribadah kepada Allah dengan

    melaksanakan manasik haji, yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan

    pada waktu dan tempat tertentu dengan cara yang tertentu pula.31

    3. Kategori Muamalah, yakni segala urusan yang mencakup tentang

    hubungan kehidupan manusia. Dengan demikian, kategori muamalah

    dimaknai sebagai segala macam bentuk hukum yang mengatur tentang

    hubungan kehidupan umat manusia di dunia. Indikator katergori bidang

    muamalah adalah sebagai berikut:

    a. Munakahat (Pernikahan), menurut istilah syariat Islam adalah akad

    yang menghalalkan pergaulan antara laki – laki dan perempuan yang

    tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi

    hak dan kewjiban antara kedua insan.32

    30 http://menjadihebat.blogspot.com (diakses 04 Februari 2013, jam 14.06) 31 http://altaftour.com/index.php/definisi-haji (diaksesl 04 Februari 2013, jam 14.06) 32 http://miftachr.blog.uns.ac.id (diakses 04 Februari 2013, jam 14.06)

  • 31

    b. Tijarah (Perdagangan), suatu perjanjian tukar menukar benda atau

    barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah

    pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya

    sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh

    syara’ dan disepakati.33

    4. Akhlak Mulia, yaitu perangai yang tercermin pada tutur kata tingkah

    laku dan sikap yang sesuai dengan sunnah Rasul34. Adapun

    indikatornya sebagai berikut:

    a. Tilawah/Membaca Al-Qur’an, Dengan menggabungkan antara arti

    bacaan dan himpunan atau kumpulan, dalam menelusuri makna

    kalimat Al-Qur'an, bisa dapatakan titik temu, bahwa ketika seorang

    membaca Al-Qur'an, ia telah mengumpulkan huruf-huruf kalimat

    dalam suatu rangkaian yang utuh, lalu melafalkannya dengan lisannya,

    dalam bentuk kalimat atau kata yang sempurna, sehingga enak

    didengarnya, nampak menjadi sebuah bangunan yang kuat saling

    mendukung, tak tergoyahkan. Dari membaca akan lahir pemahaman.

    Dari pemahaman akan lahir amal. Dengan demikian peranan nampak

    bahwa membaca merupakan urutan pertama dalam membangun ilmu

    pengetahuan, dan selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban.35

    b. Menutup Aurat, merupakan istilah Arab yang bermaksud bagian

    anggota badan yang wajib ditutup (haram jika dipamerkan) kepada

    orang asing (ajnabi) yang bukan muhrim. Diperjelaskan lagi, batas

    33 http://www.referensimakalah.com (diakses 04 Februari 2013, jam 14.17) 34 Ibid. 35 http://www.pesantrenvirtual.com (diakses 04 Februari 2013, jam 14.06)

  • 32

    aurat juga merangkumi jenis pakaian yang tidak menonjolkan bentuk

    tubuh badan.

    c. Jujur, adalah sifat dalam perktaan, penempilan, dan bertindak apa

    adanya, tanpa di buat-buat. Jujur merupakan salah satu sifat manusia

    yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya dapat mendapat

    kepercayaan dari orang lain.

    d. Sedekah, adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yg

    berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai

    dengan kemampuan pemberi.

    e. Sabar, yakni menahan, dimaknai usaha menahan diri dari hal-hal

    yang tidak disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan.

    Merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa kepada

    Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran

    merupakan setengahnya keimanan

    f. Tawakal yaitu suatu akhlak pribadi dengan berserah diri atas

    segenap kehendak Allah SWT.

    Contoh: “Setelah berdoa dan berusaha dengan segala

    kemampuan yang dimiliki kita harus memasrahkan semua

    urusan kita kepada kehendak Allah SWT“.

    G.5. Teknik Pengambilan Data

    Teknik pengambilan data yang dipakai adalah dokumentasi, yaitu

    mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa rekaman

    video. Pada penelitian ini peneliti melakukan dokumentasi dengan cara

    merekam acara Chatting dengan YM yang ditayangkan di ANTV mulai pukul

  • 33

    21.30 wib hingga pukul 22.30 wib setiap hari kamis dan jumat, agar

    mempermudah untuk penentuan tema dan isi pesan yang disampaikan pada

    acara tersebut.

    Setelah data terkumpul kemudian dimasukkan kedalam lembar koding

    sheet yang telah disiapkan oleh peneliti yang sesuai dengan kategori isi pesan

    yang ditentukan.

    G.6. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan alat analisis tabel frekuensi untuk

    menghitung rata-rata (mean). Data berupa setiap tema dan isi pesan dalam

    program acara Chatting dengan YM di ANTV dimasukkan kedalam kategori

    yang telah ditentukan. Data tersebut kemudian di analisis menggunakan

    table frekuensi kemunculan setiap kategori penelitian.

    Selanjutnya data di analisis dengan tabulasi silang dengan tujuan untuk

    mengetahui prosentase yang muncul dalam setiap kategori penelitian. Adapun

    koding sheet koder, koding sheet kategori pesan dakwah dan tabel frekuensi

    sebagai berikut:

    Tabel 1

    Kategori Pesan Dakwah

    No Indikator Frekuensi Prosentase

    1

    2

    3

  • 34

    Pemunculan kategori dalam bentuk prosentase tersebut kemudian

    dianalisis deskriptif, dimana peneliti melakukan interpretasi atau penafsiran

    untuk memberikan penjelasan deskriptif mengenai kategori Pesan dakwah

    yang terdapat dalam program acara Chatting dengan YM di ANTV.

    G.7. Uji Reliabilitas Kategori

    Dalam rangka untuk menghasilkan data yang akurat dan dapat

    dipertanggung jawabkan, sebelum kategori digunakan dalam penelitian,

    kategori perlu diuji dahulu. Pengujian kategori dimaksudkan untuk mengetahui

    apakah kategori yang digunakan sudah reliabel atau belum. Bila hasil uji

    kategori menunjukkan reliabel, maka kategori tersebut layak digunakan

    dalam penelitian.

    Untuk uji reliabilitas kategori diperlukan minimal dua orang koder.

    Koder yaitu orang yang diminta memberi penilaian pada kategori penelitian

    yang telah dibuat peneliti. Koder digunakan untuk mendapatkan kesepakatan

    penilaian atas kategori penelitian yang telah dibuat oleh peneliti. Reliabilitas

    antar koder dapat dihitung menggunakan rumus statistik milik Holsti (1969)

    sebagai berikut:

    Coefisien Reliability = 2M

    N1+N2

    M = Jumlah koding yang disepakati oleh peneliti dan koder

    N1, N2 = Total jumlah koding dari pengkode

    Kemudian kesepakatan dari hasil penilaian para koder diuji lagi menggunakan

    rumus Scoot pi sebagai berikut:

  • 35

    Pi = %ob served agreement- %expected agreement

    1 -% expected agreement

    Pi = nilai kesepakatan

    Observed agreement = jumlah yang disetujui antara- pengkode yaitu

    nilai Coefisien -Reliability (CR)

    Expected agreement = persetujuan yang diharapkan dalam suatu kategori

    yang sama nilai matematisnya dinyatakan dengan

    jumlah hasil pengukuran dari proporsi seluruhnya.

    Menurut Domminick dan Wimmer36 kesepakatan 75% sudah cukup

    reliabel. Jadi, pada tingkat kesepakatan 75% atau lebih kategori sudah

    dinyatakan reliabel. Namun, sebaliknya jika tingkat kesepakatan tidak

    mencapai 75% maka kategori perlu dibuat lebih spesifik lagi.

    36 Dalam buku Jamaluddin Ritonga, Riset Kehumasan, Jakarta : Gramedia Widiasaran Indonesia, 2004, hal 87.