bab i pendahuluan

19
Bagian Psikiatri Refarat dan Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Oktober 2012 Universitas Hasanuddin Refarat : Electroconvulsive Therapy (ECT) pada Pasien Depresi Laporan Kasus : Disusun Oleh : Santi Rahim C11109411 Pembimbing : dr. Nur Eddy Supervisor : dr. Saidah Syamsuddin, SpKJ Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Psikiatri

Upload: santirahim

Post on 03-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan

Bagian Psikiatri Refarat dan Laporan

Kasus

Fakultas Kedokteran Oktober 2012

Universitas Hasanuddin

Refarat : Electroconvulsive Therapy (ECT) pada Pasien Depresi

Laporan Kasus :

Disusun Oleh :

Santi Rahim

C11109411

Pembimbing :

dr. Nur Eddy

Supervisor :

dr. Saidah Syamsuddin, SpKJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Psikiatri

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar

Page 2: Bab i Pendahuluan

2012

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Santi Rahim

NIM : C111 09 411

Judul Refarat : ECT ( Electroconvulsive Therapy ) pada pasien Depresi

Laporan Kasus :

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian psikiatri Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar , Oktober 2012

Supervisor Pembimbing

dr. Saidah Syamsuddin, SpKJ dr. Nur Eddy

Page 3: Bab i Pendahuluan

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ................................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................................. ............

ii

Bab 1 pendahuluan ........................................................................................3

Bab 2 pembahasan ......................................................................................... 6

ECT (electroconvulsive therapy) ....................................................... 6

ECT (electroconvulsive therapy) pada pasien depresi......................... 17

Bab 3 penutup ................................................................................................ 5

Daftar pustaka ............................................................................................................ 6

Page 4: Bab i Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

Electroconvulsive therapy (ECT) merupaka alat yang dikenal sebagai terapi yang efektif dan

aman untuk mengobati berbagai jenis gangguan psikiatri. Namun penggunaan alat ini masih

kontoversi dalam hal penggunaannya. Electroconvulsive therapy masih dianggap sebagai alat

yang berbahaya untuk masyarakat, pasien psikiatri , profesi kesehatan mental. (1)

Electroconvulsive therapy pertama kali digunakan pada 1930-an. Pada awalnya, peneliti

menyuntikkan bahan kimia dalam orang dengan gangguan mental untuk menginduksi kejang,

tetapi bahan kimia yang segera digantikan oleh arus listrik. Karena efektivitas

electroconvulsive therapy yang jelas dan kurangnya perawatan alternatif, maka alat ini

digunakan secara luas dalam beberapa dekade sebelum pengenalan obat antidepressant pada

tahun 1950. Pada tahun awal penggunaannya, Electroconvulsive therapy diberikan

menggunakan anestesi atau relaksan otot, dan arus listrik yang diberikan lebih tinggi dari

yang digunakan saat ini dan hal yang membuat pasien merasa sakit ketika diterapi dengan

ECT. Namun ECT yang sekarang ini sangat berbeda dengan sebelumnya, meskipun hal ini

masih menimbulkan risiko efek samping, seperti kebingungan dan kehilangan

memori. Terapi ini jauh lebih halus, dengan jumlah arus listrik diberikan terkontol sehingga

didapatkan manfaat yang maksimal dengan risiko minimal.( 22)

Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi.

Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50% kasus terjadi

pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. Namun untuk anak-anak dan remaja,tingkat kejadian

depresi 0.9 % untuk anak-anak ,1.9% anak usia sekolah,dan 4.7 % pada usia remaja. World

Health Organization menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan keempat

penyakit di dunia. Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada

suatu waktu dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan

depresif semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia. (pc depresi

) (medscape depression)

Gejala-gejala yang terlihat pada pasien depresi yaitu :

- Gejala utama

Gejala utama yang terlihat pada pasien depresi derajat ringan, sedang danberat yaitu :

Afek depresif

Page 5: Bab i Pendahuluan

Kehilangan minat dan kegembiraan dan,

Berkurangya energi yang menuju meningkatkannya keadaan mjudah lelah

(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

(ppdgj 3)

a. Gejala lainnya :

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidk berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu amkan berkurang (ppdgj 3)

Untuk episode depresi dari ketiga tingkat keparahan tesebut diperlukan masa

sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode

lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung

cepat. (ppdgj 3)

Hingga 62% dari pasien depresi menderita dari yang lain gangguan mental, yang paling

sering beberapa jenis gangguan kecemasan. Sebaliknya, sampai dengan 70% dari pasien

dengan gangguan kecemasan menderita gangguan depresi. Co-morbid kondisi yang

berhubungan dengan depresi juga meliputi: gangguan penggunaan zat, gangguan

somatoform, gangguan kepribadian, skizofrenia, dan demensia, serta kondisi medis seperti

penyakit tiroid, penyakit jantung (Terutama setelah operasi bypass), gangguan gizi, kanker

dengan dan tanpa paraneoplastic sindrom, infeksi HIV, penyakit jaringan ikat, penyakit dari

sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal, dan neurologis penyakit. Depresi juga dapat dipercepat

atau diperburuk oleh obat-obat tertentu, termasuk namun tidak terbatas pada steroid,

narkotika, benzodiazepin, interferon, dan reserpin.(33)

Sekitar 80-90% dari pasien dengan gangguan depresi mayor dapat mengalami remisi penuh

dengan pengobatan atau perawatan electroconvulsive. Namaun ,meskipun alat ini sangat

efektif, hanya ada 20 % dari semua penderita depresi berat yang menerima terapi

electroconvulsive. ( 33)

Page 6: Bab i Pendahuluan

BAB II PEMBAHASAN

A. Electroconvulsive Therapy (ECT)

1. Sejarah

Electroconvulsive therapy (ECT) merupakan alat yang telah banyak digunakan

sejak tahun 1930-an untuk mengobati berbagai kondisi kejiwaan,gangguan mood

yang sudah resisten dengan obat. Terapi electroconvulsive (ECT) adalah pengobatan

yang sangat efektif untuk depresi. (3)

Pada tahun 1500-an, para dokter Paracelsus Swiss (Auroleus Phillipus Theostratus

Bombastus von Hohenheim) melakukan induksi

kejang dengan pemberian kapur barus melalui

Page 7: Bab i Pendahuluan

mulut untuk mengobati penyakit jiwa. Laporan pertama yang diterbitkan pada tahun

1785 yaitu penggunaan induksi kejang untuk mengobati mania dengan menggunakan

kamper .(4)

Pada tahun 1934, neuropathologist Hungaria Ladislas Joseph von Meduna mulai era

modern terapi kejang dengan menggunakan injeksi intramuskular kamper (segera

diganti dengan pentylenetetrazol) untuk mengobati skizofrenia katatonik. Pada tahun

1938, Italia psikiater Lucio Bini dan ahli saraf Ugo Cerletti melakukan induksi listrik

pertama dari serangkaian serangan pada pasien katatonik dan menghasilkan respon

pengobatan yang berhasil. Satu tahun kemudian, ECT diperkenalkan ke Amerika

Serikat. (4)

Kurangnya anestesi yang memadai atau relaksasi otot selama ECT menyebabkan

patah tulang dan dislokasi, dan kurangnya pengetahuan tentang parameter dosis

stimulasi listrik menyebabkan lebih parah efek samping kognitif. Pada tahun 1940,

curare dikembangkan untuk digunakan sebagai relaksan otot selama ECT . Sampai

obat antipsikotik yang efektif yang dikembangkan pada tahun 1950, satu-satunya

alternatif yang efektif untuk ECT adalah insulin shock therapy dan Lobotomi.(4)

Pada tahun 1950, Max Fink adalah orang pertama yang menerapkan metode ketat

penelitian ilmiah untuk ECT . Succinylcholine, relaksan otot depolarizing,

diperkenalkan pada tahun 1951, dan studi terkontrol pertama ECT unilateral

dilakukan pada tahun 1958. Dalam tahun 1960-an, uji klinis acak kemanjuran obat

ECT dibandingkan dalam pengobatan depresi menunjukkan tingkat respons yang

signifikan lebih tinggi dengan ECT. (4)

Pada tahun 1978, American Psychiatric Association menerbitkan Angkatan Laporan

Tugas pertama pada ECT, dengan tujuan membangun standar untuk persetujuan dan

aspek teknis dan klinis dari penyelenggaraan ECT . Pada tahun 1985, National

Institutes of Health dan National Institute Konsensus Konferensi Kesehatan Mental

pada ECT mendukung peran untuk penggunaan ECT dan menganjurkan penelitian

dan standar nasional praktek. (4)

Pada tahun 1988, uji klinis acak terkontrol ECT dibandingkan lithium menunjukkan

bahwa keduanaya sama-sama efektif dalam mengobati mania. Pada tahun 2000,

Page 8: Bab i Pendahuluan

Sarah Lisanby dan rekan dari Columbia pengobatan diinduksi Universitas kejang

dengan stimulasi magnetik. (4)

2. Indikasi ECT

Terapi electroconvulsive (ECT) telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif dan

aman untuk gangguan kejiwaan . Penggunaan ECT masih menghasilkan kontroversi

yang signifikan, namun. Satu review menyimpulkan bahwa ECT lebih efektif

daripada plasebo.(4)

Meskipun perdebatan tersebut, ECT digunakan di Amerika Serikat dan didukung oleh

American Psychiatric Association . Sekitar 100.000 pasien setiap tahunnya menerima

ECT di Amerika Serikat. Profesional asosiasi di Austria, Kanada, Australia, Denmark,

Belanda, Jerman , dan India telah menawarkan pedoman profesional untuk

penggunaannya. (4)

Orang yang mendapatkan terapi ECT dipilih berdasarkan tingkat keparahan penyakit,

respon terhadap obat-obatan, dan tanggapan sebelum anestesi umum. Tingkat remisi

yang tinggi dan tindakan terapeutik yang cepat telah membuat ECT menjadi pilihan

pengobatan untuk kondisi kejiwaan yang mengancam hidup seperti katatonia dan

psikosis karena gangguan mood. Pedoman Praktek American Psychiatric Association

untuk depresi berat juga merekomendasikan mempertimbangkan ECT sebagai

pengobatan lini pertama untuk parah episode depresi utama pada pasien dengan risiko

bunuh diri, mereka yang menolak makanan yang mengarah ke kompromi gizi, dan

pasien rawat inap sakit parah. Sedangkan Unutk Kontraindikasi pemberian ECT

sampai saat ini belum terlalu jelas. (4)

Indikasi ECT untuk terapi kejiwaan yaitu :

1. indikasi primer

a. depresi berat ( depresi unipolar,depresi bipolar,maniak berulang

Ect sangat dipertimbangkan pemberiannya jika pada pasien depresi ditemukan

salah satu gambaran sbb:

suicidal akut yang banyak bergerak dan berbicara

gambaran psikotik

Keadaan fisik yang menburuk secara cepat akibat komplikasi depresi.

contohnya, rendahnya intake oral

Page 9: Bab i Pendahuluan

Adanya riwayat kurangnya respon terhadap pemberian obat

Adanya riwayat respon yang baik dengan pemberian ECT.

Pilihan pasien

Risiko dari pengobatan standar lebih berat dari pada penggunaan

ECT ,terutama pengobatan pada pasien yang sudah tua.

Katatonia(mha)

b. Mania

Ect diberikan pada pasien mania jika :

Ditemukan gambaran seperti di atas.

Adanya perbedaan dan agitasi yang mendukung

Adanya maniac delirium(mha)

c. Skizofrenia

Adanya gejala positif yang tiba-tiba atau serangan yang baru

Katatonia

Riwayat respon yang baik dengan ECT(mha)

Dalam suatu studi demonstrasi dilaporkan bahwa terdapat perubahan yang

baik pada penggunaan ECT yang dikombinasikan dengan obat anti-psokitik

yang standar. Dalam suatu penilitian didapatkan bahwa terdapat perubahan

terhadap gejala skizofrenia atau skizoafektif . (mha)

Pada gangguan skizofrenia,ECT bukan menjadi terapi pertama,hal itu karena

masih kurangnnya bukti-bukti tapi ECT mungkin akan menjadi pilihan linea

pertama jika mengancam jiwa.(mha)

2. Indikasi sekunder

a. Katatonia (tidak berhubungan dengan kondisi katatonia primer)

Harus dilakukan penelitian medis dan tugas dari neuruologis untuk melihat

kondisi fisik berulang saat evaluasi lainnya untuk melihat risiko dari ECT

dan .untuk menugusulkan sebagai terapi medis.

b. Penyakit Parkinson

Gejala motorik dapat berkembang khususnya yang berhunbungan dengan

fenomena “on-off.. pada terapi dengan Ect,sebaiknya juga menngunakan pbat

anti- parkinson untuk mengobati diskinesia atau agrnt spikotik

Page 10: Bab i Pendahuluan

3. Mekanisme kerja ECT

Meskipun ECT telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala-gejala pada

individu yang mengalami depresi berat, mekanisme yang tepat tindakan ini masih

belum jelas. Penelitian telah menunjukkan bahwa ECT menginduksi perubahan

dalam tingkat aktivitas di daerah otak tertentu, hormon dilepaskan, dan sinyal

antara sel-sel otak yang dimodifikasi. Baru-baru ini, Penelitian telah menunjukkan

bahwa ECT sebenarnya dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru

sehingga pemulihan gangguan sirkuit otak yang terlibat dalam depresi. Kedua

Temuan menunjukkan bahwa ECT membalikkan perubahan di otak yang terjadi

ketika seseorang tertekan. Perhatikan yang tepat tindakan adalah sama diketahui

bagi banyak perawatan dalam kedokteran yang jelas telah terbukti efektif,

termasuk obat banyak perawatan dan anastesi umum.( 14)

4. Efek samping dari ECT

ECT umumnya pengobatan yang sangat aman. Sebelum memulai kursus pasien

ECT akan menjalani evaluasi kejiwaan menyeluruh dan proses pemeriksaan

kesehatan secara umum. Ini mungkin meliputi tes darah memiliki, dada sinar X

dan elektrokardiogram (EKG). Keseluruhan komplikasi medis dengan tingkat

ECT sangat rendah dan sebanding dengan medis kecil lainnya prosedur yang

melibatkan anestesi (1:200, 000 angka kematian). .( 14)

Sebuah periode singkat ECT kebingungan berikut relatif umum. Beberapa orang

mungkin mengalami sakit kepala atau mual dan efek samping yang mudah

diperbaiki dengan obat-obatan. Otot pegal atau sakit juga dapat terjadi setelah

ECT sebagai akibat dari obat yang diberikan untuk bersantai otot selama

ECT. Efek ini bersifat sementara, biasanya berlangsung hanya beberapa jam

setelah ECT. ECT dapat menyebabkan gangguan memori sementara. Secara

khusus, beberapa pasien mengalami kesulitan meletakkan kenangan baru selama

ECT dan mungkin tidak dapat ingat peristiwa yang terjadi selama periode

ini. Bukti dari penelitian menunjukkan bahwa jika memori dan berpikir

dipengaruhi oleh ECT, periode masalah memori relatif singkat dan skor tes

biasanya kembali ke pra-ECT tingkat satu bulan setelah perawatan. Kenangan

Terkadang sesekali dari masa lalu mungkin dilupakan. Hal ini juga penting untuk

Page 11: Bab i Pendahuluan

dicatat bahwa banyak pasien yang menderita depresi sudah memiliki masalah

dengan perhatian, konsentrasi, berpikir dan memori sebelum memulai ECT. Hal

ini tidak biasa bagi pasien melaporkan bahwa memori mereka lebih baik ECT

berikut. Keamanan ECT juga telah diperiksa dengan scan otak rinci dilakukan

sebelum dan sesudah ECT. Tidak ada bukti bahwa ECT menyebabkan kerusakan

otak. (14)

BAB III KESIMPULAN

Terapi electroconvulsive (ECT) merupakan terapi yang masih kontraversial. Meskipun

digunakan selama lebih dari 70 tahun, mekanisme kerjanya (MOA) masih belum dipahami

dengan jelas.berbagai teori tentang MOA ECT telah diusulkan selama bertahun-tahun. Ini

termasuk melihat psikologis, neurokimia neurofisiologis,, neuroendo-crine, dan neuropeptida

upaya mechanisms.(38)

ECT digunakan terutama dalam pengobatan episode depresi berat. Hal ini digunakan ketika

obat tidak efektif, tingkat keparahan gejala berarti tidak mungkin untuk menunggu efek obat

antidepresan untuk menjadi jelas, atau efek samping atau risiko yang terkait dengan obat-

obatan membuat ECT pilihan pengobatan yang paling tepat. Sebuah analisis meta oleh

Inggris ECT Ulasan Group (2003) menegaskannya keberhasilan dalam pengobatan depresi

berat.

Depresi adalah suatu masalah berat , dan obat yang tersedia saat ini melakukan tidak datang

di mana saja dekat dengan ECT dalam hal efektivitas. Dokter yang melakukan ECT dasarnya

memperlakukan orang yang resisten obat atau yang memiliki suboptimal tanggapan terhadap

obat-obatan, dan sekitar 85% dari sulit-untuk-mengobati pasien membaik dengan ECT. Ini

adalah tingkat respons yang sangat tinggi dalam parah depersi sekelompok oarang .( 22)

ECT umumnya direkomendasikan untuk orang-orang dengan depresi berat (accom-

didampingi oleh psikosis, niat bunuh diri, atau penolakan untuk makan), terutama jika itu

adalah tahan

Page 12: Bab i Pendahuluan

obat-obatan. Hal ini juga digunakan untuk mania yang belum membaik dengan medications

dan untuk skizofrenia (bila gejala yang parah atau obat yang tidak memadai). Memfokuskan

secara eksklusif pada depresi, situasi pertama di mana ECT sangat menguntungkan adalah

ketika seseorang akut bunuh diri, karena cepat menanggapi ECT sangat penting. Orang bisa

mulai merespon bahkan setelah yang pertama pengobatan atau dua. Orang yang memiliki

ECT sebelum dan merespon dengan baik adalah kandidat yang baik untuk ECT. Lain lini

pertama indikasi untuk prosedur termasuk orang yang katatonik atau menderita bentuk

depresi dikenal sebagai depresi psikotik (Depresi terkait dengan delusi dan halusinasi).

Namun kelompok utama dari orang yang menjalani ECT adalah mereka yang menderita

depresi berat yang tidak menanggapi obat. Salah satu isu yang selalu dikaitkan dengan obat-

tahan pasien adalah apakah

mereka memiliki obat yang memadai percobaan-"cukup" berarti obat yang diambil pada Saat

ini, ECT terutama digunakan untuk pengobatan dan profilaksis episode depresi. Bahkan saat

ini sejumlah besar pasien tidak merespon dengan baik terhadapobat antidepresan dan

psikoterapi (Gaynes et al. 2009). Pengobatan utama Tujuan harus terus menjadi remisi

lengkap dari depresi dan pemeliharaan remisi (DGPPN et al. 2012). ECT dilakukan jika:

Keadaan klinis sangat parah, misalnya mengancam jiwa (ECT ditunjukkan dalam

tertentu dalam depresi dengan gejala psikotik bunuh diri dan karena itu bertindak

cepat dan memiliki tingkat respon yang baik)

ECT membawa risiko kurang dari terapi obat (kadang-kadang terjadi pada usia tua,

kehamilan atau obat intolerability)

ECT telah membantu dengan baik di masa lalu atau pasien memilih ECT, dengan

asumsi diagnosis yang cocok

Pasien resisten pengobatan (setidaknya dua uji coba yang memadai antidepresan dari

kelas yang yangberbeda tidak menhasilkan perbaikan. (24)

Page 13: Bab i Pendahuluan

DAFTAR PUSTAKA

1. Dabbs,Chris. Electro-convulsive Therapy, its Use and Effects. Salford Community

Health Council. April 1998.

2. Scott ,Allan I. F. The use of ECT in depressive illness. In The ECT Handbook. The

Royal College of Psychiatrists 2005.

3. Halverson,Jerry L. Depression treatment & management. Medscape Reference. 23

mei 2012

4. Slusher,Corinne. Electroconvulsive Therapy Machine. Medscape Reference. 6 januari

2012

Page 14: Bab i Pendahuluan