bab i pendahuluan - scholar.unand.ac.idscholar.unand.ac.id/37353/2/bab 1(1).pdf ·...

15
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani yaitudeiktikos, yang berarti “hal penunjuk secara langsung”. Menurut Wijana (1996:6) deiksis adalah kata-kata yang memiliki referen berubah-ubah atau berpindah-pindah.Sebuah kata bersifat deiktis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu (Kaswanti Purwo:1984:10-11).Cahyono (1995:217) mengemukakan bahwa deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, deiksis berarti kata yangmenunjuk sesuatu tergantung dengan referennya dalamsebuah peristiwa tutur.Penggunaan deiksis yang tepat juga akan membantu dalam pemahaman dalam sebuah tuturan.Levinson (1983:62)menyebutkan bahwa deiksis secara sederhana dalam bahasa Inggris diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu deiksis persona ‘person deixis’, deiksis ruang ‘spatial deixis’ serta ‘distal’ dan deiksis waktu ‘time deixis’. Levinson menambahkan dua jenis deiksis lain berdasarkan pendapat dari Lyons (1968) dan Fillmore (1971) yaitu deiksis wacana ‘discourse deixis’ dan deiksis sosial‘social deixis’. Deiksis dalam bahasa Jepang menurut Koizumi (2001), disebut dengan 直示 (ちょくじ)’chokuji’. Deiksis persona disebut dengan 人称直示(にんしょうちょく

Upload: ngotruc

Post on 27-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani yaitudeiktikos, yang berarti “hal

penunjuk secara langsung”. Menurut Wijana (1996:6) deiksis adalah kata-kata yang

memiliki referen berubah-ubah atau berpindah-pindah.Sebuah kata bersifat deiktis

apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat dan

tempat dituturkannya kata itu (Kaswanti Purwo:1984:10-11).Cahyono (1995:217)

mengemukakan bahwa deiksis adalah suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu

dengan menggunakan bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang

diacu oleh penutur dan dipengaruhi situasi pembicaraan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, deiksis berarti kata yangmenunjuk

sesuatu tergantung dengan referennya dalamsebuah peristiwa tutur.Penggunaan

deiksis yang tepat juga akan membantu dalam pemahaman dalam sebuah

tuturan.Levinson (1983:62)menyebutkan bahwa deiksis secara sederhana dalam

bahasa Inggris diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu deiksis persona ‘person

deixis’, deiksis ruang ‘spatial deixis’ serta ‘distal’ dan deiksis waktu ‘time deixis’.

Levinson menambahkan dua jenis deiksis lain berdasarkan pendapat dari Lyons

(1968) dan Fillmore (1971) yaitu deiksis wacana ‘discourse deixis’ dan deiksis

sosial‘social deixis’.

Deiksis dalam bahasa Jepang menurut Koizumi (2001), disebut dengan 直示

(ちょくじ)’chokuji’. Deiksis persona disebut dengan 人称直示(にんしょうちょく

2

じ ) ‘ninshouchokuji’, deiksis ruang disebut dengan 空 間 の 直 示 ( く う か

ん)‘kuukanchokuji’, deiksis waktu disebut dengan 時間の直示(じかんのちょくじ)

‘jikannochokuji’, deiksis wacana disebut dengan 談話の直示 (だんわのちょく

じ)‘danwanochokuji’ dan deiksis sosial disebut dengan 社会的直示 (しゃかいてき

ちょくじ) ‘shakaitekichokuji’. Deiksis selain memiliki arti menunjukkan sesuatu

yang tergantung pada konteks, juga tergantung pada referennya.Pembahasan ini

peneliti mengambil deiksisbentuk コソア ko-so-a.

Kata tunjuk 指示詞 ( しじし /shijishi) コソア ko-so-adigunakan untuk

menunjukkan sesuatu yang didasarkan atas jarak pembicara dan pendengar. Kata

tunjuk shijishi bentuk コ系 (ko kei) digunakan untuk referen yang berjarakdekat

dengan penutur atau pembicara. Kata tunjukshijishi bentuk ソ系 (so kei) digunakan

untuk referen yang berjarakmenengah, yaitu tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh

dengan penutur dan lawan tutur atau pembicara dan pendengar.Kata tunjuk shijishi

bentuk ア系 (a kei) digunakan untuk referen yang berjarakjauh dengan penutur dan

lawan tutur atau pembicara danpendengar. Pemakaianshijishi コ系 (ko kei) dan

shijishi ソ系 (so kei) terbagi dua bagian berdasarkan teori Matsuoka (2000) yaitu

teori tairitsu (berlawanan) dan teori yuugou(gabungan).

Contoh percakapan1 antara tokoh Conny dengan Reinerdari anime Shingeki no

Kyojin di bawah ini menunjukkan bagaimana deiksis bentuk ko-so-a.

1. 巨人 : おー帰ーり。 .................................................................... コーニ : 今、、?

3

ライナー: おいコーニ急げ! ゲルガーたち遅れちまうぞ コーニ : ライナー、聞いたか? 今、あいつが、 ライナー: 俺にはなにも聞こえてない

とにかく喋しゃべ

ってないで

(進撃しんげき

の巨人きょじん

II,episode3、01:44) Kyojin :“o-kae-ri” ..................................................................... Conny :“ima..?” Reiner : “oi Conny, isoge!” “Gergertachi okurecchimauzo” Conny :“Reiner, kiitaka?” “Ima, aitsu ga..” Reiner : “ore niwa nanimo kikoetenai” “tonikaku shabettenai de” Titan : ‘selamat-da-tang’ ...................................................................... Conny : ‘barusan..?’ Reiner : ‘oi Conny, ayo bergegas!’ ‘kita ketinggalan gerger dan yang lain’ Conny : ‘reiner, kau tadi dengar tidak?’ ‘barusan, dia..’ Reiner : ‘aku tidak mendengar apapun’ ‘jangan bicara lagi’

Percakapan (1) terdapat deiksis bentuka yaituaitsu yang digunakan Conny

dalam tuturannya kepada Reiner yaitu 今、あいつが “ima, aitsu ga” ‘tadi itu,

dia’.Deiksis bentukko-so-ayang digunakan Conny dalam tuturannya adalah bentuk ア

系 (a kei). Deiksispercakapan(1) adalah deiksis persona atau dalam bahasa Jepang

disebut 人称直示 (にんしょうちょくじ ) ‘ninshochokuji’, yaitu pada kata

aitsu.Aitsu adalah deiksis personako-so-abentuk ア系 (a kei). Deiksisbentuk ア系 (a

kei)digunakan untuk menunjukkan referen yang berjarak jauh dari penutur dan lawan

4

tutur. Percakapan (1)diatas menceritakan bahwa Conny dan Reiner sebagai anggota

dari kelompok yang dipimpin oleh Gerger melakukan penyelidikan ke kampung

halaman Conny.Conny sangat senang karena ia bisa kembali ke kampung

halamannya sambil berteriak kalau ia sudah pulang, namun suasana di sana sangat

sunyi. Mereka menemukan titan atau raksasa yang terbaring di atas rumah warga.

Percakapan Conny dan Reiner dimulai ketika mereka mulai meninggalkan tempat

tersebut. Conny mulai menaiki kudanya, tiba-tiba titan yang sedang terbaring

tersebutmengatakan ‘selamat datang kembali’ kepada Conny. Hal tersebut membuat

Conny terkejut kemudian berkata kepada Reiner bahwa Conny mendengar suara dari

dia.Kata dia yang digunakan dalam percakapan tersebut menggantikan titan yang

terbaring di atas rumah warga.Posisi dari titan itu sendiri jauh dari Conny dan Reiner,

maka digunakan bentuk ア系 (a kei).

Berdasarkan contohpercakapan (1) menunjukkandeiksis persona berbentuk kata

tunjukko-so-a.Deiksis bentuk ko-so-apada contoh percakapan (1)berfungsi sebagai

kata tunjukbentuk ア系 (a kei) pada kata aitsu, kemudian kata aitsu yang ditunjuk

merupakan kata ganti orang yaitu deiksis persona.Deiksis persona yang ditunjukkan

kata aitsu adalah kyojinatau titan.

Penelitian menganai deiksis sendiri belum begitu banyak. Hal ini mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian mengenai deiksis. Deiksis yang diteliti adalah

deiksis persona dan ruang bentuk ko-so-a.Penelitian ini membahasa bagaimana

penggunaan kata tunjuk dalam sudut pandang sosiopragmatik yaitu deiksis.

5

Penelitianini mengambil sumber data dari anime 進撃の巨人 (しんげきのき

ょじん) Shingeki no Kyojin season 1. Anime Shingeki no Kyojin sendiri merupakan

adaptasi dari manga karya Hajime Isayama. Anime ini disutradarai oleh Tetsurou

Araki bersama Yasuko Kobayashi sebagai penulis skenario. Studio yang

memproduksi anime ini adalah IG Wit Studio Production. Menurut Seawright dalam

Mahakam (2007:1), Anime merupakan kumpulan gambar bergerak yang dapat

dinikmati secara visual dan audio. Kata anime berasal dari kata serapan dari bahasa

Inggris, yaitu animation. Animation diucapkan oleh orang Jepang menjadi animesyon

yang dalam katakana ditulis sebagai アニメション. Orang Jepang menyingkat kata

tersebut menjadi anime untuk mempermudah pengucapan.

Anime 進撃の巨人 (しんげきのきょじん)Shingeki no Kyojinmenceritakan

bagaimana perjuangan umat manusia melawan raksasayang disebut dengan kyojin

atau titan.Anime ini menceritakan ceritakan bahwa umat manusia berlindung di

dalam 3 lapis dinding yang telah dibangun oleh para leluhur mereka.Titan merupakan

makhluk yang mirip seperti manusia tetapi memilki ukuran tubuh raksasa.Titan tidak

memiliki akal. Hal yang dapat dilakukan oleh titan hanya memakan manusia.

Peneliti mengambil data dari anime Shingeki no Kyojin, karenaselain meneliti

konteks sosiopragmatik dalam sebuah peristiwa tutur yang mempengaruhi

deiksisnya,juga meneliti penggunaanshijishiko-so-a. Konteks yang memiliki

pengaruh dalam sebuah peristiwa tutur seperti jarak, situasi, kondisi, keadaan serta

pengetahuan yang dimiliki oleh penutur dan petutur. Peristwa tutur dalam anime

Shingeki no Kyojin ini melibatkan satu tokoh dengan tokoh yang lainnyadan

6

lingkungan sekitar.Penjabaran peristiwa tutur pada penelitian ini menggunakan teori

SPEAKING yang dikemukakan oleh Dell Hymes.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumya, maka dirumuskan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Deiksis apa yang terdapatdalam anime Shingeki no Kyojin season 1 episode 1-

9?

2) Bagaimana pengelompokan jarakdeiksis bentuk ko-so-a dalam anime Shingeki

no Kyojin season 1 episode 1-9?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini membahas mengenai deiksis bentukko-so-a. Deiksis yang diteliti

dibatasi atas dua deiksis dengan hanya memfokuskan penelitian pada deiksis persona

dan deiksis ruang. Deiksis waktu, deiksis wacana maupun sosial tidak termasuk

dalam penelitian ini.Peneliti menggunakan deiksis dalam bahasa Jepang yang

dikemukakan oleh Koizumi (2001), yaitu deiksis persona disebut dengan 人称直示

(にんしょうちょくじ)‘ninshouchokuji’, deiksis ruang disebut dengan 空間の直示

(くうかんちょくじ) ‘kuukan no chkuji’ dan dua buah deiksis tambahan. Deiksis

tambahan yaitu deiksis yang peggunaannya sama seperti deiksis ruang. Deiksis

tersebut adalah deiksis arah disebut dengan 方向の直示(ほうこうのちょくじ)

‘houkou no chokuji’ dan deiksis keadaan disebut dengan 様態の直示(ようたいのち

ょくじ)‘youtai no chokuji’.Data yang dianalisis adalah deiksis dari kata tunggal atau

yang berdiri sendiri pada deiksis persona, ruang dan arah. Deiksis keadaan berbeda

7

dengan deiksis persona, ruang dan arah. Karena deiksis keadaan tidak bisa berdiri

sendiri dalam menjelaskan keadaan.

Penggunaan shijishi ko-so-a yang akan ditinjau dari segi sosiopragmatik dengan

mengaitkannya berdasarkan pengelompokan jarak dari deiksis. Peneliti menjabarkan

apa saja deiksis yang terdapat di dalam anime Shingeki no Kyojin season 1episode 1-9,

dan bagaimana pengelompokan jarak bentuk ko-so-a dalam teori Matsuoka (2000)dan

teori wilayah informasi Akio (1990) serta penjabaran konteks menggunakan

SPEAKING yang dikemukakan oleh Dell Hymes.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah

sebagai berikut:

1) Untuk mengetahuideiksis yang terdapat di dalam anime Shingeki no Kyojin

season 1 episode 1-9.

2) Untuk mengetahui bagaimana pengelompokan jarak deiksis bentuk ko-so-a

dalamanime Shingeki no Kyojin season 1 episode 1-9

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan bagaimanadeiksis persona dan ruang

bentuk ko-so-adalam bahasa Jepang. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah

satu referensi untuk penelitian selanjutnya.

8

1.5.2 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

mempelajari linguistik bahasa Jepang, terutama dalamdeiksis.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian memiliki pengaruh terhadap apa yang akan diteliti. Suatu

penelitian yang dikatakan baik dengan hasil yang maksimal dapat dipengaruhi dengan

penggunaan metode penelitian yang baik dan tepat.Sugiyono (2012:2) menyatakan

bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan Sudaryanto (2015:9)

mengatakan metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan; teknik

adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode.

Peneltian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sering

disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2012:8). Pendekatan kualitatif

sesuaidengan medan yang paneliti lakukan. Ketepatan pendekatan inilah yang

nantinya akan menghasilkan penelitian yang maksimal dan berkualitas. Pendekatan

kualitatif diikuti dengan penjabaran yang dilakukan secara deskriptif.

Penelitiankualitatif deskriptif dapat dikatakan sebagai sebuah proses pemecahan

masalah yang akan diselidiki dengan menggambarkan bagaimana kondisi serta

keadaan dari subjek dan objek penelitian pada saat keadaan sebenarnya. Maksud dari

keadaan sebenarnya adalah keadaan sekarang berdasarkan bukti-bukti konkret yang

tampak atau berdasarkan keadaan yang sebenarnya.Penelitian kualitatif deskriptif

9

tidak hanya dilakukan dalam proses pengumpulan data saja tetapi juga meliputi

bagaimana data itu dianalisis serta diteliti dan bagaimana pula hasil dari data tersebut

disajikan.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data juga dapat disebut dengan tahap penjaringan data.

Pengumpulan data ini dilakukan untuk menemukan hal-hal mengenai permasalahan

atau fenomena kebahasaan. Pengumpulan data yang dilakukan haruslah

menggunakan metode yang tepat dan sesuai. Meurut Sudaryanto (2015:202-203)

metode penyediaan data pada prinsipnya ada dua saja, yaitu ‘metode simak’ dan

‘metode cakap’, dan tekniknya pun sebagai penjabaran dari padanya dibedakan atas

dua pula berdasarkan tahap pemakaiannya, yaitu ‘teknik dasar’ dan ‘teknik lanjutan’.

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

metode simak. Menurut Mahsun (2005: 90) metode simak merupakan metode yang

digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan

bahasa, sedangkan menurut sudaryanto (2015:202) disebut ‘metode simak’ atau

‘penyimakan’ karena memang berupa penyimakan; dilakukan dengan menyimak

penggunaan bahasa.Pengumpulan data dengan metode simak yaitu dengan melakukan

penyimakan terhadap sumber data yang berupa anime. Penyimakan dilakukan untuk

menemukan informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian sepertiperistiwa

tutur yang dilakukan antar tokoh dalam anime yang diteliti. Metode simak ini

memiliki teknik dasar dan teknik lanjutan.

10

Penelitian ini menggunakan teknik dasar yaitu teknik sadap. Pada praktiknya,

penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan. Untuk

mendapatkan data, peneliti menggunakan kemauan untuk menyadap pembicaraan

seseorang atau beberapa orang.Penyadapan ini dilakukan untuk mendapatkan

informasi dari percakapan antar tokoh pada anime yang diteliti.

Teknik dasar sadap dilanjutkan dengan menggunakan teknik simak bebas libat

cakap dan teknik catat. Kegiatan menyadap juga dapat dilakukan dengan tidak

berpartisipasi ketika menyimak yang dikenal dengan teknik simak bebas libat cakap

atau SBLC. Alat yang digunakan dalam teknik SBLC adalah diri peneliti sendiri dan

peneliti tidak dilibatkan langsung dalam pemunculan calon data kecuali hanya

pemerhati saja.Teknik SBLC cocok dalam penelitian ini karena data bersumber dari

anime yang dimana peneliti tidak memiliki keterlibatan dalam pemunculan data.

Teknik selanjutnya adalah teknik catat, yaitu mencatat data-data yang diperoleh dari

penggunaan teknik sadap dan simak bebas cakap. Teknik catat dilakukan setelah

peneliti melakukan penimakan terhadap anime yang menjadi sumber data, kemudian

peneliti akan melakukan penyadapan terhadap percakapan yang dilakukan antar tokoh,

selanjutnya tanpa melakukan keterlibatan dalam pemunculan data, peneliti mencatat

semua informasi yang ditemukan berdasarkan dari informasi dari metode sadap dan

penyimakan.

1.6.2 Tahap Analisis Data

Setelah data-data dikumpulkan peneliti selanjutnya data-data tersebut dianalisis.

Tahap analisi data sangat penting dilakukan dalam sebuah penelitian, karena dari

analisis ini permasalahan dalam penelitian tersebut dapat diselesaikan. Analisis data

11

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu berdasarkan fakta-

fakta yang terdapat dalam data.

Metode yang digunakan pada tahap analisis data ini adalah metode padan yang

dimana menurut Sudaryanto (2015:15) mengatakan metode padan, alat penentunya di

luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Alat

penentu yang digunanakan dalam metode padan ini adalahmetode referensial. Metode

referensial adalah metode dengan menggunakan alat penentu berupa kenyataan yang

ditunjuk atau diacu oleh bahasa atau referent bahasa. Penggunaan alat penentu

referen bahasa ini dapat menjadi pembedah pada penilitian yang akan dilakukan,

yaitu deiksis denganpenggunaan referensi dariko-so-a. Penelitian ini menggunakan

alat penentu bahasa yaitu kata tunjuk shijishi ko-so-a dalam bahasa Jepang sebagai

referennya. Kata tunjuk juga digunakan sebagai acuan untuk melakukan pembedahan

data.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Teknik Pilah Unsur

Penentu atau teknik PUP, adapun alatnya ialah daya pilah yang bersifat mental yang

dimiliki oleh penelitinya. Sesuai dengan jenis penentu yang akan dipilah-pilah atau

dipisah-pisahkan atau dibagi menjadi berbagai unsur, itu maka daya pilah dapat

disebut dengan ‘daya pilah referensial’.Perbedaan referen atau sosok-teracu yang

ditunjuk oleh kata harus diketahui terlebih dahulu, dan untuk mengetahui perbedaan

referen itu, daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh setiap peneliti haruslah

digunakan. Daya pilah itu lalu dapat dipandang sebagai alat, sedangkan penggunaan

alat yang bersangkutan dapat dipandang sebagai tekniknya. Daya pilah digunakan

12

peneliti dengan Teknik yang dipakai yaitu menjadikan kata tunjuk ko-so-a sebagai

alat daya pilah referensial.

1.6.3 Metode Penyajian Data

Penelitian ini menggunakan metode penyajian secara informal. Yang dimana

menurut Sudaryanto (2015:241), metode penyajian informal adalah perumusan

dengan kata-kata biasa, sedangkan penyajian secara formal adalah perumusan dengan

apa yang umum dikenal sebagai tanda dan lambang-lambang.

1.7 Tinjauan Pustaka

Winingsih(2012)melakukan penelitian mengenai Penggunaan Shijishi Ko–So–

A pada Wawancara Bahasa Jepang. Sumber data berasal dari data inventaris

Universitas Kyuushuu Jepang yang berupa data wawancara interaktif. Pengumpulan

data menggunakancara observasi kemudian melakukan inventarisasi dan

transkripsi.Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu tujuan pengunaan

shijishi ko-so-a ditinjau dari konsep sosial masyarakat Jepang Penelitian ini

merupakan penelitian studi pustaka dengan mengambil referensi dan data dari

internet, buku – buku dan kamus. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka

dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode analisis menggunakan metode

agih. Kesimpulan penelitian adalah shijishi so paling sering digunakan karena

wawancara adalah tuturan yang formal, maka hubungan penutur dengan lawan tutur

dianggap selalu sama, yakni sebagai orang yang baru kenal.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah penggunaan dari

sumber data yang berbeda. Penelitian yang dilakukan mengambil sumber data dari

anime, tidak dengan wawancara. Penelitian dilakukan menggunakan metode padan.

13

Selain itu, perbedaan terletak pada tujuan, dimana penelitian tedahulu lebih terfokus

kepada sosial masyarakat, sedangkan penelitian ini memfokuskan kepada deiksis

bentuk ko-so-a. Penelitian ini dijabarkan menggunaan teori SPEAKING untuk

menganalisis penggunaan deiksis bentuk ko-so-a.

Sera(2014)melakukan penelitian mengenai deiksis dengan judul “Deiksis

Waktu dalam DramaCleopatra na Onnatachi”.Sumber data yang diambil dalam

drama Cleopatra na Onnatachi karyaOoishi Shizuka.penelitian ini memiliki tujuan

untuk menemukan bentuk deiksis waktu dan jenisreferensi dalam drama Cleopatra na

Onnatachi. Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif kualitatif. Analisis dilakukan

dengan cara klasifikasi terhadap keterangan waktu, tabulasi dan analisis data.

Kesimpulan dari penelitian ini 64 kata deiksis waktu yang terdiri dari 47 kata deiksis

waktu bentuk perubahan ruang, seperti 今日(hari ini) dan 昔(dahulu). 17 kata deiksis

waktu bentuk perubahan waktu, seperti 日(hari), 今(sekarang). Kata deiksis waktu

yang telah terkumpultersebut mengandung 19 kata referensi eksofora dan 26 kata

referensi anaphora.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian ini terdapat pada sumber data

yang berbeda. Penelitian dilakukan menggunakan sumber data anime serta

menggunakan metode padan. Selain itu, perbedaan terletak pada data yang

dianalisisyaitu tidak deiksis waktu, tetapi deiksis persona dan ruang. Pada penelitian

ini menggunakan bentuk ko-so-a di dalam deiksis. Selanjutnya penelitian ini

dijabarkan menggunaan teori SPEAKING untuk menganalisis deiksis bentuk ko-so-a.

14

Sarah(2017)melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Referensi

Demonstratif Ko-So-A dalam Cerita Rakyat Ushiwakamaru dan Shoujouji No Tanuki

Bayashi”. Sumber data yang diambil yaitu referensi demonstratif pada cerita rakyat

Ushiwakamaru dan Shoujouji no Tanukibayashi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk

Mendeskripsikan penggunaan dan hal yang dirujuk oleh referensi demonstratif ko-so-

a pada cerita rakyat Ushiwakamaru dan Shoujouji no Tanukibayashi.Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif bersifat kualitatif.Metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah metode simak yang selanjutnya digunakan teknik catat,

Kesimpulan penelitian tersebut adalah Referensi pronomina demonstrarif ko-so-a

merujuk pada anafora dan katafora. 29 data merujuk pada anafora dan 3 data merujuk

pada katafora.

Perbedaan dengan penelitian kali ini terletak pada kajian yang diteliti.

Penelitian di atas menganalisa referensi pronominal demonstratif saja, sedangkan

penelitian kali ini membahas mengenai deiksis bentuk ko-so-a. Pengambilan sumber

data juga berbeda antara cerita rakyat dengan anime. Selanjutnya penelitian ini

dijabarkan menggunaan teori SPEAKING untuk menganalisis deiksis bentuk ko-so-a.

1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini dibagi kedalam 4 (empat) BAB dengan sistematika penulisan,

BABI yaitu,pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode serta teknik penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan. Selanjutnya, BAB II merupakan landasan teori dalam

melakukan penelitian, yaitu pengertian pragmatik,teori konteks, teori SPEAKING

Dell Hymes, pengertian deiksis, deiksis dalam bahasa jepang, shijishi ko-so-a. BAB

15

III merupakananalisis mengenai deiksis bentuk ko-so-adalam anime Shingeki no

Kyojin season 1 episode 1-9. Terakhir, BAB IV penutup yangberisikan kesimpulan

dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.