bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntuknya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
(Ayudya, 2012)
Kesadaran Masyarakat akan pencemaran udara akibat gas buang kendaraan
bermotor di kota-kota besar saat ini semakin tinggi. Dari berbagai sumber
bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta api, kapal terbang
dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun di kemudian hari akan terus
menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di perkotaan. Di DKI
Jakarta, kontribusi bahan pencemar dari kendaraan bermotor ke udara adalah
sekitar 70%. Resiko kesehatan yang dikaitkan dengan pencemaran udara di
perkotaan secara umum, banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade
belakangan ini. Di banyak kota besar, gas buang kendaraan bermotor
menyebabkan ketidaknyamanan pada orang yang berada di tepi jalan dan
menyebabkan masalah pencemaran udara pula. (Andwi, 2013)
Selain menimbulkan polusi udara, ternyata kendaraan bermotor juga dapat
menimbulkan polusi suara. Tingkat kebisingan yang disebabkan kendaraan
bermotor dapat merusak pendengaran manusia, karena manusia hanya dapat
mendengar suara dengan rentang 20Hz hingga 20 KHz. Jadi, apabila manusia
mendengar suara yang melebihi batas pendengarannya, indera pendengar manusia
akan mengalami kerusakan yang bisa jadi cukup serius. Oleh karena itu, untuk
mengurangi dampak – dampak tersebut maka harus terdapat alat yang dapat
mendeteksi seberapa tingkat emisi gas buang kendaraan bermotor dan kebisingan
yang ditimbulkan oleh knalpot kendaraan bermotor.
2
Untuk mendapatkan standardisasi tentang emisi gas buang dan tingkat
kebisingan, maka harus terdapat peralatan yang dapat mendeteksi. Dalam hal ini
sebuah mic condenser sangat berguna untuk mendeteksi seberapa kah tingkat
kebisingan knalpot kendaraan bermotor. Mic condenser ini biasanya sudah
terpasang pada suatu alat, sering dijumpai pada sound level meter. Tetapi
sayangnya harga sound level meter rata-rata yang mahal membuat pihak
kepolisian tidak memiliki alat ini, karena memang sound level meter bukan
dirancang untuk mendeteksi kebisingan macam pada kendaraan bermotor. Untuk
alat mendeteksi gas buang, dibutuhkan sensor gas, sensor gas yang dimaksud
bukan sensor gas pada tabung gas, tetapi sensor gas yang dapat mendeteksi gas –
gas keluaran dari knalpot kendaraan bermotor. Senyawa gas buang yang
dihasilkan kendaraan bermotor ada beberapa macam, diantaranya yang dijadikan
standardisasi yaitu gas CO, HC dan NOx. Gas – gas tersebut diyakini bahwa jika
terhirup terlalu banyak oleh manusia dalam jangka panjang akan mengakibatkan
penyakit yang cukup serius. Selain itu, gas – gas tersebut paling tinggi terdeteksi
pada kota – kota besar, seperti di Ibukota Jakarta.
Seperti yang kita ketahui selama ini, bahwa tentang standardisasi emisi gas
buang, pihak kepolisian seperti bersikap tidak tahu, memang karena mereka tidak
memiliki alat yang dapat menunjang tentang emisi gas buang, ini berbanding
terbalik pada saat pihak kepolisian menilang pengendara khususnya pengendara
motor, apabila pihak kepolisian mendengar dan mendapati knalpot yang bukan
standar, maka pihak kepolisian tidak akan mendengar alasan apapun, karena
berdasarkan penglihatan pihak kepolisian, bentuk knalpot bukan standar yang
dikeluarkan pabrik. Untuk itu, dibuat sebuah alat yang dapat mendeteksi dua
masalah tersebut.
1.2 Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka masalah yang akan
diambil ialah pengukuran gas hidrokarbon, karbon monoksida dan oksida nitrogen
yang dihasilkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor dan kebisingan knalpot
pada kendaraan bermotor.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Merancang sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat kebisingan
knalpot dan tingkat kadar emisi gas buang kendaraan bermotor, dapat digunakan
untuk kendaraan berbahan bakar bensin dan berbahan bakar solar.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat mengetahui nilai kadar gas karbon monoksida, gas hidro karbon dan
oksida nitrogen serta nilai tingkat kebisingan yang di hasilkan kendaraan
bermotor.
1.5 Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada proyek Tugas Akhir ini adalah :
1. Pengukuran kadar emisi langsung dihubungkan pada mulut knalpot
2. Pengukuran kebisingan knalpot di lakukan pada jarak 15 cm dari mulut
knalpot
3. Pengukuran kadar emisi dan kebisingan knalpot didapatkan setelah selang
waktu 5 detik.
4. Batas waktu untuk dapat melakukan pengukuran kembali ialah 20 detik
1.6 Tahapan penelitian
Dalam mengerjakan proyek Tugas Akhir ini, penulis melakukannya dalam
beberapa tahap. Tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Studi Pustaka dan Studi Lapangan
Pada tahap ini yang pertama dilakukan adalah mempelajari datasheet sensor
yang digunakan, mulai dari kegunaan, gas apa yang dapat diukur, rentang
pengukuran, nilai Rl, hingga nilai error yang terjadi di setiap pengukurannya.
Selain itu dilakukan pengumpulan materi tentang batas ambang kadar emisi
yang dihasilkan kendaraan bermotor dan batas ambang kebisingan knalpot
yang diperbolehkan, yang mana materi tersebut didapatkan dari beberapa buku
dan artikel baik secara on-line maupun tidak.
4
2. Tahap Perancangan, Simulasi dan Pembuatan Sistem
Pada penelitian ini dilakukan hal – hal sebagai berikut :
a. Merancang dan membuat penataan/perangkat keras alat ukur
kebisingan dan kadar emisi gas buang
b. Merancang dan membuat pengolah data
3. Tahap Implementasi Sistem
Pada tahap ini sistem yang sudah dibuat akan dicoba untuk melakukan
perbandingan/kalibrasi alat yang sudah dibuat dengan alat peraga yang sudah
dikembangkan dalam simulator dan modul :
a. Pengujian Laboratorium
Proses pengujian sistem di laboratorium meliputi uji fungsionalitas
sistem dan optimasi desain
Proses pengujian sub sistem, dilakukan untuk mengetahui tiap – tiap
modul/sub sistem berjalan dengan baik, selanjutnya adalah
pengujian secara keseluruhan
Uji optimasi desain dilakukan untuk menentukan uji konsumsi
energi pada sistem, peralatan penghubung termasuk jaringan
nirkabelnya
Uji fungsionalitas dilakukan untuk mengetahui cara kerja sistem
dalam menjalankan protokol yang digunakan
b. Tahap Pelaporan
Tahap terakhir dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini adalah
menyusun buku laporan Tugas Akhir. Sebenarnya tahap pelaporan ini
overlapping dengan 2 tahap sebelumnya. Karena laporan tersebut sudah
dimulai sejak tahap perancangan dan simulasi sistem.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, tujuan, identifikasi
masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.
5
2. Bab 2 Landasan Teori
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori pendukung, seperti standardisasi
tingkat kebisingan dan kadar emisi gas buang serta jenis sensor apa saja
yang digunakan.
3. Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi penjelasan tentang perancangan perangkat keras dan
perancangan perangkat lunak.
4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi pengujian dan pembahasan dari perangkat keras dan
perangkat lunak serta integrasi sistem secara keseluruhan.
5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini membahas tentang data yang diperoleh dari hasil percobaan.