bab i. mesin bubut
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
BAB I
PENGERJAAN MESIN BUBUT
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JAKARTA
2011
BAB 1
PENGERJAAN MESIN BUBUT
1.1 Tujuan Praktikum
Setiap mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut dengan baik dan
benar.
Mahasiswa dapat memahami dan mengerti gambar kerja sesuai standar.
Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai pembubutan.
Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk pahat dan fungsinya.
Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen mesin bubut serta
fungsinya.
1.2 Landasan Teori
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar.Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar
yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi
yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi
besarnya mulai dari 15 sampai 127 gigi. Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir
inchi
1.2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut
Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap
terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros
spindel. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama
akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan
dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor
listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.
Gb.1.1 Bagian-bagian mesin bubut
a. Kwpala tetap ( head stock )
b. Spindel (spindle )
c. Eretan ( carriage )
d. Kepala lepas ( tail stock )
e. Alas ( bed )
f. Ulir pembawa ( lead screw )
g. Poros pengumpan ( feed rod )
h. Rumah pahat ( tool post )
i. Alas putar (swivel base )
j. Lemari roda gigi ( Gear box )
1.2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini, dihasilkan sayatan
dan bentuk benda kerja yang umumnya simetris.
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung,
putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran
poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa
pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Pekerjaan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut, antara lain :
Membubut luar
Membubut dalam
Membubut tirus
Membubut permukaan
Memotong
Membuat ulir
Gb 1.2 posisi membubut.
1.2.3 Cara Membubut
Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :
Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas
pada waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan.
Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan
tangan, apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng,
simetris dan periksa apakah ada bagian yang tertabrak dan membahayakan
mesin.
Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat
pada titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat
menggunakan ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat
model perahu ( american tool post ), kemudian lanjutkan membubut benda
kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Gambar 1.3 Pemasangan Pahat Potong
Parameter pada proses bubut :
1) Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diamater awal.
Persamaan kecepatan potong :
v=π D n1000
D= diameter awal
.n = kecepatan putaran (rpm)
2) Gerakan makan diatur dengan tuas ppemilih gerak makan . Arah gerak
makan bisa aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial
(pada facing)
3) Kedalaman pemotongan tudak boleh terlalu dalam, karena akan membuat
pahat cepat rusak.
4) Waktu potong berhubungan dengan panjang benda kerja
5) Persamaan waktu potong dan panjang benda kerja :
T= Lf r
T = waktu potong (menit)
L = panjang benda kerja (mm)
fr = feed rate (mm/menit)
1.2.4 Membubut tirus
Pada bagian-bagian mesin, selain poros dengan bentuk rata memanjang atau
bertingkat, ada juga poros bentuk tirus.
Untuk membubut bentuk tirus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
pertama dengan menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Gambar.1.4 Membubut tirus.
X = D-d x L
2 l
Dimana : X = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle.
D = Diameter terbesar.
d = Diameter terkecil
L = Panjang benda kerja
l = Panjang yang ditiruskan.
Cara kedua yaitu dengan menggeser alas putar (swivel base) dengan
menentukan besarnya sudut
Gambar 1.5 Membubut tirus
D – d
tg X = 2
l
Dimana : tg X = tangen x
D = diameter terbesar.
d = diameter terkecil
l = jarak yang ditentukan
Setelah diketahui tg x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat
daftar di bawah ini :
1.2.5 Cara Membubut Ulir
Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :
Dua macam ulir segitiga :
a. Ulir metrik dengan sudut 60o
b. Ulir whit worth ( WW ) sudutnya 55o
1. Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar
sehingga membentuk sudut 90o dengan garis sumbu spindel.
2. Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng. Yaitu pada
saat akan memulai pembubutan , jarum dengan angka yang ditentukan
harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai
pada akhir ulir, handle otomatis dilepas. Hal ini dikerjakan terus
menerus.
-
1.2.5 Bentuk-bentuk Pahat
Bentuk pahat disesuaikan dengan jenis bahan, bentuk benda kerja, dan
jenis pengerjaan yaitu :
Pahat kasar kiri
Pahat kasar kanan
Pahat halus
Pahat permukaan kiri
Pahat permukaan kanan
Pahat potong atau pahat alur
Agar menghasilkan kemampuan pembubutan yang baik, maka pahat
bubut memiliki sudut sudut geometris, yaitu :
Sudut potong sisi ( 45o – 60o )
Sudut jalan bebas ( 8o – 15o )
Sudut baji ( 30o– 82o)
Sudut siduk ( 10o – 52o )
Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih keras akan
berlainandengan bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih lunak.
Di bawah ini adalah daftar sudut-sudut pahat bubut untuk beberapa logam :
Tabel : Sudut-sudut pahat bubut untuk beberapa logam :
Bahan V W S
Alumunium 8 30 - 50 32 – 52
Perunggu 10– 15 40 15 -40
Kuningan 12 – 15 50 25 – 28
Baja sampai 60 kg / mm2 8 62 20
Baja 60 kg / mm2ke atas 8 68 14
Besi tuang 6 74 10
Pahat uli 8 82 -
1.3 Alat-alat yang Digunakan
Mesin bubut
Pahat bubut
Mistar atu jangka sorong
Kunci L
Kunci pemegang pahat
Coolant / oli
1.4 Tugas dan Pertanyaan
1. Terangkan bagaimana cara mengkartel / menggerigi pada mesin bubut dan apa
saja yang harus diperhatikan ?
Jawab :
Langkah-langkah mengkartel
a. Apabila benda kerja yang akan di kartel panjang lebih dari 3cm, benda
kerja tersebut harus di center dengan kepala lepas.
b. Letakkan benda kerja yang akan dikartel pada kepala spindle chuck,
kencangakan sampai benar-benar kencang dan ujung satu lagi
menggunakan penyangga center dari kepala lepas
c. Benda kerja yang akan di kartel harus berdiameter akhir pada
pengerjaan bubut
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengkartelan adalah :
a. Pada saat mengkartel tidak diperbolehkan terlalu dalam umpan pahat
kartel terhadap benda kerja
b. Pada eretan atas mesin bubut harus ditahan agar tidak terjadi gaya tarik
mesin bubut terhadap pahat kartel akibat putaran mesin bubut
c. Benda kerja yang akan dikartel harus diberi jarak antara spindle dan
kepala lepas antara 40 mm sampai 50 mm
2. Sebutkan macam-macam bahan pahat ? (minimal 4) !
a. Pahat Baja Karbon Tinggi ( High Carbon Steel ) kandungan karbonnya C
= 0,8-1,2
b. Pahat Baja Kecepatan Tinggi ( High Speed Steel / HSS ) Fe=18%,
Wolfram & Chrom 5.5% dengan tambahan Vanadium, Molibdenum, dan
Kobalt
c. Pahat Paduan Cor Bukan Besi Chrom ( 158 s/d 35 ) % Cobalt ( 40 s/d 50 )
% Wolfram ( 12 s/d 15 ) % Karbida, Tantalium, Molibdenum &
kandungan karbon ( 1 s/d 4 ) %
d. Pahat Karbida / Wolfram Karbida, Pahat Intan, dan Pahat Keramik.
3. Suatu bahan dengan ukuran diameter 295 mm, panjang 400 mm akan dibubut
dengan kecepatan potong 25 m/menit, umpan 0,5 mm/putaran, kelonggaran
diambil masing-masing sebesar 5 mm. Waktu pemasangan benda kerja dan
waktu pelepasan benda masing-masing 6 menit dan waktu pemasangan pahat
dan pelepasan pahat masing-masing 4 menit. Tentukan waktu memesin, bila
dilakukan dengan dua kali pembubutan dan tiga kali pembubutan ?
Jawab :
Diketahui :
Ø Benda kerja = 295 mm
Panjang = 400 mm + kelonggaran 10mm = 410 mm
Cs = 25 m/menit
Umpan = 0.5 mm / putaran
Waktu tambahan = (2 x 6) + (2 x 4) = 20 menit
Ditanya :
t =...... untuk 2 kali pembubutan ?
t = ....... untuk 3 kali pembubutan ?
Cs=π D n1000
n=1000 Csπ D
= 1000 x253,14 x 295
=25.000926,3
=26,98 rpm≈ 27 rpm
Jumlah putaran satu kali pembubutan =
panjang totalumpan
= 410mm
0,5mm
putaran
=820 putaran
Waktu yang dibutuhkan satu kali pembubutan =
jumla h putaran1kali pembubutann
=820 putaram27
=30,5 menit
Jadi jika dilakukan 2 kali pembubutan waktunya menjadi =
Waktu putaran + waktu tambahan = (2 x 30,5 menit) + 20 menit = 81 menit
Jadi jika dilakukan 3 kali pembubutan waktunya menjadi =
Waktu putaran + waktu tambahan = (3 x 30,5 menit) + 20 menit = 111,5 menit
1.5 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
o Untuk mendapatkan hasil pembubutan dengan kualitas yang baik maka
diperlukan teknik mebubut yang baik dan benar. Dalam membubut
diperlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi agar benda kerja yang
dikerjakan berkualiatas baik.
o Meskipun mesin bubut disesuaikan untuk pekerjaan silindris, mesin ini
dapat juga dipakai untuk pekerjaan – pekerjaan lain seperti membuat ulir
dan membuat tirus, dll.
o Untuk menghindari kegagalan proses hendaknya proses pemakanan
pahat disesuaikan dengan material yang sedang dikerjakan.
Saran:
o Pada saat proses bubut yang paling utama adalah keselamatan,
pergunakan selalu alat keselamatan kerja.
o Untuk menghindari kerusakan pahat yang cepat, pemakanan pahat
hendaknya jangan terlalu dalam
o Agar mesin selalu dalam kondisi baik maka diperlukan perawatan rutin.
o Kediplinan kerja sangat diperlukan untuk menghindarin terjadinya hal
yang tidak dinginkan