bab i - juriyah | universitas trunojoyo madura · web viewsetelah membaca bab ini, mahasiswa...

23
TEORI KEBIJAKAN MONETER Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter 2. Memahami tentang konsep tenggang waktu (lag) efek dari kebijakan moneter terhadap perkembangan perekonomian 3. Menjelaskan tentang kerangka strategis kebijakan moneter 4. Menjelaskan tentang mekanisme transmisi kebijakan moneter 5. Menjelaskan tentang kerangka operasional kebijakan moneter 6. Memahami konsep penargetan inflasi atau Inflation Targeting Framework (ITF) Deskripsi Singkat: Paba bab 9: Kebijakan Moneter, menguraikan tentang konsep-konsep dasar dan pengertian kebijakn moneter, adanya tenggang waktu (lag) efek dari kebijakan moneter terhadap perkembangan perekonomian, kerangka strategis kebijakan moneter, beberapa mekanisme transmisi kebijakn moneter anatara lain melalui jalur suku bunga, jalur harga aset, jalur kredit, dan jalur ekspektasi, cara kerja kebijakan moneter yang dijelaskan melalui Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 91 BAB 9

Upload: lamhuong

Post on 13-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

TEORI KEBIJAKAN MONETER

Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter

2. Memahami tentang konsep tenggang waktu (lag) efek dari kebijakan

moneter terhadap perkembangan perekonomian

3. Menjelaskan tentang kerangka strategis kebijakan moneter

4. Menjelaskan tentang mekanisme transmisi kebijakan moneter

5. Menjelaskan tentang kerangka operasional kebijakan moneter

6. Memahami konsep penargetan inflasi atau Inflation Targeting Framework

(ITF)

Deskripsi Singkat:

Paba bab 9: Kebijakan Moneter, menguraikan tentang konsep-konsep

dasar dan pengertian kebijakn moneter, adanya tenggang waktu (lag) efek

dari kebijakan moneter terhadap perkembangan perekonomian, kerangka

strategis kebijakan moneter, beberapa mekanisme transmisi kebijakn

moneter anatara lain melalui jalur suku bunga, jalur harga aset, jalur kredit,

dan jalur ekspektasi, cara kerja kebijakan moneter yang dijelaskan melalui

kerangka kerja kebijakan moneter, dan konsep penargetan inflasi atai

Inflation Targeting Framework sebagai konsep baru dalam kebijakan

moneter.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 91

BAB 9

Page 2: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

9.1. Konsep dan Pengertian

Kebijakan Moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral

dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk mencapai

perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Pada dasarnya tujuan

kebijakan moneter adalah dicapainya keseimbangan interen (internal balance) dan

keseimbangan ekstern (external balance). Keseimbangan interen biasanya

diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi, dan laju inflasi yang

rendah. Sedangkan keseimbangan ekstern ditujukan agar neraca pembayaran

internasional seimbang.

Kebijakan moneter dibagi dalam dua jenis, yaitu kebijakan moneter

ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif adalah

kebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, yang antara

lain dilakukan melalui peningkatan jumlah uang beredar. Sedangkan kebijakan

moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk memperlambat

kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui penurunan jumlah uang

beredar.

9.2. Tenggang Waktu (Lag) Efek dari Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter untuk tujuan stabilisai ekonomi tergantung pada,

kuat/tidaknya hubungan antara perubahan kebijakan moneter dengan kegiatan

ekonomi dan jangka waktu antara perubahan kebijakan moneter dan efeknya

terhadap kegiatan ekonomi. Jangka waktu antara perubahan kebijakan dengan

perubahan kegiatan ekonomi sering disebut tenggang waktu (lag).

Ada dua macam lag dalam kebijakan moneter, yaitu inside lag dan outside

lag. Yang dimaksud dengan inside lag adalah jarak waktu dari timbulnya

permasalahan di dalam perekonomian sampai dengan dimulainya tindakan

kebijakan untuk mengatasinya. Inside lag terdiri dari tiga macam lag. Pertama,

adalah jarak waktu mulai dari timbulnya masalah sampai dengan saat para pembuat

kebijakan menyadari bahwa memang ada masalah. Ini disebut recognition lag.

Kedua, adalah jarak waktu antara saat diketahuinya ada masalah dan saat

diputuskannya suatu tindakan. Disebut dengan decision lag. Ketiga adalah jarak

waktu antara saat keputusan kebijakn diambil dan saat keputusan tersebut mulai

dilaksanakan. Ini disebut action lag. Sedangkan outside lag adalah jarak waktu

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 92

Page 3: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

antara saat mulai dilaksanakannya langkah kebijakan dan saat timbulnya akibat

pada perekonomian.

Masalah lag menjadi sangat penting terutama dalam kaitannya dengan

kebijakan stabilisasi. Lag ini menunjukkan efisiensi kebijakan moneter, karena

dengan adanya lag, seringkali kebijakan moneter yang ditujukan untuk stabilisasi

kegiatan ekonomi justru berakhir dengan ketidakstabilan.

Kebijakan moneter pada umumnya diterapkan sejalan dengan siklus

kegiatan ekonomi (business cycle). Kebijakan moneter yang diterapkan pada

kondisi ketika perekonomian sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat

(boom) tentu berbeda dengan kebijakan moneter yang diterapkan pada saat

perekonomian sedang melambat (resesi). Kebijakan moneter yang ekspansif

diyakini dapat mendorong kegiatan ekonomi yang sedang mengalami resesi.

Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif dapat memperlambat laju inflasi yang pada

umumnya terjadi pada saat kegiatan perekonomian sedang mengalami boom.

Gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik

dibawah ini

Gambar 9.1Siklus Kegiatan Ekonomi

Pada situasi dalam kurun waktu atau fase kegiatan perekonomian sedang

mengalami resesi (misalkan dari A ke B), bank sentral dapat memperpendek

periode resesi dengan melakukan kebijakan moneter yang ekspansif sehingga

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter

Output

Waktu

trend

A

B

C

F

ED

GFase Ekspansif

93

Page 4: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

perekonomian dapat lebih cepat mengalami pemulihan kembali (recovery) dan

sebaliknya. Namun, dengan adanya lag sering mengakibatkan mekanisme tersebut

tidak berjalan dengan baik.

Kebijakan moneter yang ekspansif diambil pada saat perekonomian lesu.

Karena efek kebijakan ini ada tenggang waktu, maka baru terasa justru pada waktu

perekonomian membaik dan bahkan kegiatan ekonomi dapat lebih melonjak

dibandingkan dengan apabila tidak diambil kebijakan moneter yang ekspansif.

Kegiatan ekonomi terus meningkat dan inflasi mungkin dapat timbul. Untuk

mencegahnya, maka diambil kebijakan moneter yang kontraktif. Karena adanya lag,

maka efeknya terasa pada waktu kegiatan ekonomi menurun, dan bahkan

menurunnya lebih tajam.

9.3. Kerangka Strategis Kebijakan Moneter

Kerangka strategis kebijakan moneter pada dasarnya terkait dengan

penetapan tujuan akhir kebijakan moneter dan strategi untuk mencapainya.

Permasalahan yang sering terjadi adalah bahwa sasaran akhir yang ingin dicapai

dari suatu kebijakan moneter sangat banyak dan belum tentu semua dapat dicapai

secara bersamaan dan bahkan bisa saling kontradiktif. Misalnya, upaya untuk

mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja pada

umumnya dapat mendorong peningkatan harga sehingga pencapaian stabilitas

ekonomi makro tidak optimal. Menyadari hal ini, beberapa negara secara bertahap

telah bergeser menerapkan kebijakan moneter yang lebih memfokuskan pada

sasaran tunggal.

Secara prinsip terdapat beberapa strategi dalam mencapai tujuan kebijakan

moneter. Masing-masing strategi memiliki karakteristik sesuai dengan indikator

tertentu yang digunakan sebagai nominal anchor ”jangkar nominal” atau ”sasaran

antara” dalam mencapai tujuan akhir. Beberapa strategi kebijakan moneter tersebut,

antara lain:

1. Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)

Strategi kebijakan moneter dengan penargetan nilai tukar mendasarkan pada

keyakinan bahwa nilai tukarlah yang paling dominan pengaruhnya terhadap

pencapaian sasaran akhir kebijakan moneter. Pada umumnya, strategi ini

ditempuh oleh negara-negara yang perekonomiannya relatif kecil tetapi sangat

terbuka seperti Singapura dan Belanda.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 94

Page 5: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga alternatif yang dapat ditempuh:

a. dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga komoditas

tertentu yang diakui secara internasional

b. dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara-

negara besar yang mempunyai laju inflasi yang rendah

c. dengan menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara

tertentu ketika perubahan nilai mata uang diperkenankan sejalan dengan

perbedaan laju inflasi diantara kedua negara.

Kelebihan dari strategi penargetan nilai tukar adalah:

a. dapat meredam laju inflasi yang berasal dari perubahan harga barang-

barang impor

b. dapat mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi

c. dapat memberikan kaidah baku (rules) dan dapat mendisiplinkan

pelaksanaan kebijakan moneter

d. penargetan nilai tukar bersifat cukup sederhana dan jelas sehingga mudah

dipahami oleh masyarakat

Sedangkan kelemahan dari strategi penargetan nilai tukar adalah:

a. Penargetan nilai tukar dalam kondisi perekonomian suatu negara sangat

terbuka dan mobilitas dana luar negeri sangat tinggi akan menghilangkan

independensi kebijakan moneter domestik dari pengaruh luar negeri

b. Dapat menyebabkan setiap gejolak struktural yang terjadi di negara lain

akan berdampak secara langsung pada stabilitas perekonomian domestik

c. Rentan terhadap tindakan spekulasi dalam pemegangan mata uang

domestik

2. Penargetan Besaran Moneter (Monetary Targeting)

Penargetan besaran moneter dilakukan dengan menetapkan pertumbuhan

jumlah uang beredar sebagai sasaran antara, serta kredit. Kelebihan utama dari

penargetan besaran moneter adalah dimungkinkannya kebijakan moneter yang

independen sehingga bank sentral dapat memfokuskan pencapaian tujuan yang

ditetapkan.

3. Penargetan Inflasi (Inflation Targeting)

Penargetan inflasi dilakukan dengan mengumumkan kepada public mengenai

target inflasi jangka menengah dan komitmen bank sentral untuk mencapai

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 95

Page 6: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

stabilitas harga sebagai tujuan jangka panjang dari kebijakan moneter. Dengan

menargetkan inflasi sebagai jangkar nominal, bank sentral dapat menjadi lebih

kredibel dan lebih fokus didalam mencapai kestabilan harga sebagai tujuan

akhir.

4. Strategi Kebijakan Moneter tanpa jangkar yang tegas (implicit but not explicit anchor)

Dalam rangka mencapai kinerja perekonomian yang memuaskan , beberapa

Negara lebih memilih strategi kebijakan moneter tanpa mengungkapkan

penargetan secara tegas. Akan tetapi, bank sentral tetap memberikan perhatian

dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir kebiajakn moneter.

9.4. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Kerangka strategis kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral banyak

dipengaruhi oleh keakinan bank sentral yangb bersangkutan terhadap suatu proses

tertentu mengenai bagaimana kebijakan moneter berpengaruh terhadap

perekonomian. Proses ini dikenal dengan mekanisme transmisi kebijakan moneter.

Ada beberapa jalur moneter yang mempengaruhi kegiatan ekonomi,

diantaranya:

1. Jalur suku bunga

Mekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan bahwa kebijakan

moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat melaui perubahan suku

bunga. Pengaruh perubahan suku bunga jangka pendek ditransmisikan pada

suku bunga jangka menengah-panjang melalui mekanisme penyeimbangan sisi

permintaan dan penawaran di pasar uang. Perkembangan suku bunga tersebut

akan mempengaruhi cost of capital (biaya modal) yang pada gilirannya akan

mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi yang merupakan

komponen dari permintaan agregat.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 96

Page 7: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

Gambar 9.2Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Suku Bunga

2. Jalur nilai tukar

Mekanisme transmisi melalui jalur nialai tukar menekankan bahwa pergerakan

nilai tukar dapat mempengaruhi perkembangan penawaran dan permintaan

agregat, dan selanjutnya output dan harga.

Gambar 9.3Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Nilai Tukar

3. Jalur harga aset

Mekanisme transmisi melalui jalur harga aset menekankan bahwa kebijakan

moneter berpengaruh pada perubahan harga aset dan kekayaan masyarakat

yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi. Apabila

bank sentral melakukan kebijakan moneter kontraktif, maka hal tersebut akan

mendorong peningkatan suku bunga, dan pada gilirannya akan menkan harga

pasar aset perusahaan. Penurunan harga aset dapat berakibat pada dua hal.

Pertama, mengurangi kemampuan perusahaan untuk melakukan ekspansi.

Kedua, menurunkan nilai kekayaan dan pendapatan, yang pada gilirannya

mengurangi pengeluaran konsumsi. Secara keseluruhan kedua hal tersebut

berdampak pada penurunan pengeluaran agregat.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter

Jumlah Uang Beredar

Biaya Modal

Suku Bunga

Investasi/konsumsi

Kebijakan Moneter

Jumlah Uang Beredar

Harga Realtif Impor

Nilai Tukar

Harga

Permintaan Agregat

97

Page 8: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

Gambar 9.4Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Harga Aset

4. Jalur kredit

Mekanisme transmisi melalui jalur kredit menekankan bahwa pengaruh

kebijakan moneter terhadap output dan harga terjadi melalui kredit perbankan.

Transmisinya dibedakan menjadi dua jalur. Pertama, bank lending channel (jalur

pinjaman bank) yang menekankan pengaruh kebijakan moneter pada kredit

karena kondisi keuangan bank , khususnya sisi aset. Kedua, firm balance sheet

channel (jalur neraca perusahaan) yang menekankan pengaruh kebijakan

moneter pada kondisi keuangan perusahaan seperti cash flow (arus kas) dan

leverage (rasio utang terhadap modal) dan selanjutnya mempengaruhi akses

perusahaan untuk mendapatkan kredit.

Menurut jalur pinjaman bank, selain sisi aset, sisi liabilitas bank juga

penting dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter. Apabila bank sentral

melaksanakan kebijakan moneter kontraktif, maka melalui rasio giro wajib

minimum di bank sentral, cadangan yang ada di bank akan mengalami

penurunan sehingga dana yang dapat dipinjamkan (loanable fund) oleh bank

akan mengalami penurunan. Apabila hal tersebut tidak diatasi dengan

melakukan penambahan dana/pengurangan surat-surat berharga, maka

kemampuan bank untuk memberikan pinjaman akan menurun. Kondisi ini

menyebabkan investasi dan selanjutnya mendorong penurunan output.

Sedangkan jalur neraca perusahaan menekankan bahwa kebijakan

moneter yang dilakukan oleh bank sentral akan mempengaruhi kondisi

keuangan perusahaan. Apabila bank sentral melakukan kebijakan moneter yang

ekspansif, maka suku bunga di pasar akan turun, dan mendorong harga saham

meningkat dengan demikian nilai pasar dari modal perusahaan akan meningkat

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter

Jumlah Uang Beredar

Harga Aset

Suku Bunga

Investasi/konsumsi

98

Page 9: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

dan rasio leverage perusahaan akan menurun sehingga dapat memperbaiki

tingkat kelayakan permohonan kredit yang diajukan perusahaan kepada bank.

Kondisi ini mendorong pemberian kredit oleh bank, selanjutnya meningkatkan

investasi dan pada akhirnya meningkatkan output.

Gambar 9.5Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Kredit

5. Jalur ekspektasi

Mekanisme transmisi melalui jalur ekspektasi menekankan bahwa kebijakan

moneter dapat diarahkan untuk mempengaruhi pembentukan ekspektasi

mengenai inflasi dan kegiatan ekonomi. Kondisi tersebut mempengaruhi

perilaku agen-agen ekonomi dalam melakukan keputusan konsumsi dan

investasi, yang pada gilirannya akan mendorong perubahan permintaan dan

inflasi.

Gambar 9.6Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Ekspektasi

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter

Jumlah Uang Beredar

Ketersediaan Kredit Bank

Liabilitas Bank

Investasi

Pemberian Kredit Bank

Nialai Bersih Perusahaan

Suku Bunga/Harga Saham

Kebijakan Moneter

Jumlah Uang Beredar

Ekspektasi Inflasi/Kegiatan Ekonomi

KeputusanInvestasi/konsumsi

99

Page 10: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

9.5. Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Untuk mengetahui bagaimana suatu kebijakan moneter dilaksanakan, maka

perlu dipahami tentang kerangka operasional kebijakan moneter yang pada

umumnya mencakup instrumen, sasaran operasional, dan sasaran antara yang

dipergunakan untuk mencapai sasaran akhir yang telah ditetapkan.

Gambar 9.7Kerangka Kerja Kebijakan Moneter

Implementasi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir dapat

dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatankuantitas

besaran moneter (quantity based approach) dan suku bunga sebagai harga besaran

moneter (price based approach). Pendekatan berdasarkan kuantitas dilakukan

dengan menetapkan sasaran operasional ug primer dan sasaran antara jumlah

uang beredar atau kredit pada tingkat tertentu. Sedangkan pendekatan berdasarkan

suku bunga dilakukan dengan mentapkan sasaran oparional suku bunga jangka

pendek pada tingkat tertentu, tetapi perkembangn suku bunga jangka menengah

tidak ditetapkan secara tegas sebagai sasaran antara. Pengaruh perubahan

sasaran operasional ditransmisikan pada perubahan sasaran akhir melalui

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter

Instrumen Sasaran Operasional

Sasaran Antara Sasaran Akhir

Kerangka Kerja Kebijakan Moneter

Kerangka Operasional Kerangka Strategis

“Jangkar” Nominal

- Nilai tukar Besaran moneter Inflasi (inflation targeting) Output nominal No explicit nominal anchor

Penargetan

100

- OPT - sk bunga jk. pd - sk. bunga jk. pj - Inflasi - Fas. Diskonto - uang primer - M1, M2, kredit - Pertumbuhan Ek. - Giro Wajib Min

Page 11: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

perkembangan beragam variabel informasi yang berfungsi sebgai indikator utama

dari perkembangan kegiatan ekonomi dan tekanan inflasi.

Sasaran antara diperlukan karena untuk mencapai sasaran akhir yang

ditetapkan, terdapat tenggang waktu antara pelaksanaan kebijakan moneter dan

hasil pencapaian sasaran akhir. Oleh karena itu, diperlukan adanya indikator-

indikator yang lebih segera dapat dilihat untuk mengetahui indikasi arah pergerakan

ekonomi dan inflasi ke depan dan respon kebijakan moneter yang diperlukan, yang

biasanya disebut sasaran antara. Selain itu, sasaran antara yang dipilih harus

memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran akhir. Beberapa sasaran antara yang

dapat digunakan antara lain adalah besaran moneter seperti M1, M2, kredit, dan

suku bunga.

Selanjutnya, untuk mencapai sasaran antara tersebut, bank sentral

memerlukan sasaran-sasaran yang bersifat operasional agar proses transmisi dapat

berjalan sesuai dengan rencana. Sasaran operasional yang dpilih harus memiliki

kestabilan hubungan dengan sasaran antara, dapat dikendalikan bank sentral, dan

informasi tersedia lebih awal daripada sasaran antara. Beberapa sasaran

operasional yang dapat digunakan antara lain adalah uang primer (M0) dan suku

bunga jangka pendek.

Sedangkan, instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh bank

sentral yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang telah ditetapkan. Instrumen

kebijakan moneter dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu instrumen kebijakan

moneter langsung (direct monetary policy instrument) dan instrumen kebijakan

moneter tidak langsung (indirect monetary policy instrument).

1. Instrumen Kebijakan Moneter Langsung

Instrumen kebijakan moneter langsung adalah instrumen pengendalian moneter

yang digunakan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar secara

langsung, atau dengan kata lain adalah instrumen pengendalian moneter yang

dapat secara langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan

oleh bank sentral. Instrumen kebijakan moneter langsung yang biasa digunakan

oleh bank sentral, anatara lain adalah:

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 101

Page 12: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

a. Pagu Kredit (credit ceilling)

Pagu kredit adalah penentuan jumlah batas maksimal kredit yang

diperbolehkan untuk disalurkan oleh masing-masing bank yang ditetapkan

oleh bank sentral. Penentuan jumlah pagu kredit dapat ditetapkan

berdasarkan jumlah modal yang dimiliki oleh bank atau dikaitkan dengan

jumlah dana pihak ketiga yang dikelola bank. Kebijakan pagu kredit ini

pernah dilakukan di Indonesia sampai pada era deregulasi atau kebijakan

moneter dan perbankan 1 Juni 1983.

b. Penetapan tingkat bunga (interest rate ceilling)

Penetapan tingkat bunga dilakukan dengan menentukan besarnya tingkat

bunga yang diberikan atau dikenakan oleh bank kepada nasabahnya, baik

nasabah deposan atau penabung maupun nasabah debitur. Pengunaan

instrumen ini pernah dilakukan Indonesia sampai dengan pertengahan 1983

bersamaan dengan ditinggalkannya kebiajakn pagu kredit 1 Juni 1983.

c. Penurunan nilai uang

Salah satu kebijakan pengendalian moneter yang berdampak langsung

terhadap pengurangan jumlah uang beredar adalah dengan menurunkan

nilai uang yang ada di tangan masyarakat atau perbankan. Penurunan nilai

uang biasanya dilakukan dengan prosentase tertentu dari nilai nominal uang,

tergantung pada kebijakan pemerintah atau bank sentral. Pengurangan uang

itu tidak mendapat penggantian dari pemerintah. Pada akhir tahun 1950-an

pemerintah Indonesia pernah melakukan penurunan nilai uang dengan cara

menggunting uang menjadi hanya bernilai 50% saja.

d. Kredit langsung (direct loan)

Kredit langsung dimaksudkan untuk membantu pembiayaan sektor-sektor

usaha tertentu yang merupakan sektor yang diprioritaskan untuk

dikembangkan dan telah diprogram oleh pemerintah. Kredit ini disalurkan

langsung oleh pemerintah melalui lembaga keuangan (perbankan) sebagai

agen pemerintah. Pemerintah Indonesia telah banyak menyalurkan kredit

langsung pada tahun 1980-an untuk memacu perkembangan sektor usaha

kecil menengah, yaitu kredit modal kerja permanen dan kredit investasi kecil.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 102

Page 13: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

2. Instrumen Kebijakan Moneter Tidak Langsung

Instrumen kebijakan moneter tidak langsung adalah instrumen pengendalian

moneter yang secara tidak langsung mempengaruhi sasaran operasional ke

arah yang ditargetkan oleh bank sentral sebagi otoritas moneter. Instrumen tidak

langsung yang digunakan bank sentral adalah sebagai berikut:

a. Likuiditas Wajib Minimum (Statutory Reserve Requirements)

Likuiditas wajib minimum adalah ketentuan yang mewajibkan setiap bank

memelihara sejumlah minimum alat likuid yang dinyatakan dalam prosentase

tertentu dari jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun atau kewajiban lancer

bank. Di Indonesia sampai dengan Pakto 27, 1988, alat likuid yang wajib

dipelihara terdiri dari kas dan giro pada Bank Indonesia sebesar 15% dari

kewajiban segera bank. Selanjutnya, ketentuan likuiditas wajib minimum

berdasarkan Pakto 27, 1988 mengalami perubahan. Komponen alat likuid

yang wajib dipelihara bank hanyalah saldo giro pada BI sebesar minimum

2% dari dana pihak ketiga. Sedangkan komponen kas yang sebelumnya

menjadi komponen alat likuid pengelolaannnya diserahkan ke masing-

masing bank. Oleh karena itu, ketentuan likuiditas wajib minimum juga

disebut sebagai Giro Wajib Minimum (GWM).

b. Fasilitas Diskonto (Discount Facility)

Fasilitas diskonto adalah fasilitas yang diberikan kepada perbankan dalam

bentuk pinjaman dengan menggunakan surat-surat berharga yang dimiliki

sebagai jaminan. Tingkat diskonto (discount rate) untuk fasilitas pinjaman ini

sangat dipengaruhi oelh arah kebijakan moneter.

c. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka (OPT) adalah kegiatan transaksi di pasar uang yang

dilakukan oleh bank sentral dengan bank dan pihak lain dalam rangka

pengendalian moneter. OPT dilakukan melalui kegiatan: penerbitan Sertifikat

Bank Indonesia (SBI), jual beli surat berharga dalam rupiah yang meliputi

SBI, Surat Utang Negara dan surat berharga lain yang berkualitas tinggi dan

mudah dicaikan, penyediaan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia dalam

rupiah (FASBI), dan jual beli valas.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 103

Page 14: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

d. Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Cara kerja instrument ini adalah bank sentral memberikan himbauan kepada

bank-bank, biasanya terutama kepada bank-bank utama saja (leading bank),

agar menjalankan himbauan atau perintaan bank sentral sesuai dengan

kebijakan moneter yang dijalankannya.

9.6. Inflation Targeting Framework (ITF)

Inflation Targeting Framework merupakan suatu kerangka kerja kebijakan

moneter yang mempunyai cirri-ciri utama, yaitu adanya pernyataan resmi dari bank

sentral dan dikuatkan dengan undang-undang bahwa tujuan akhir kebijakan

moneter adalah mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah, serta

pengumuman target inflasi kepada publik.

Prinsip dasar yang melandasi kerangka kerja ITF adalah bahwa sasaran

akhir dari kebijakan moneter diutamakan untuk mencapai dan memelihara laju

inflasi yang rendah dan stabil. Hal ini didasarkan pada dua pertimbangan pokok.

Pertama, laju inflasi yang tinggi menimbulkan biaya sosial yang harus ditanggung

oleh masyarakat karena menurunnya daya beli atas pendapatan yang diperolehnya

maupun meningkatnya ketidakpastian yang dapat mempersulit perencanaan usaha

dan memperburuk kegiatan perekonomian. Kedua, perkembangan teori ekonomi

dalam literatur dan temuan empiris di berbagai negara menunjukkan bahwa

kebijakan moneter dalam jangka menengah-panjang hanya berpengaruh pada

inflasi.

Konsep dasar kebijakan moneter dengan ITF dapat dijelaskan dengan

pokok-pokok kerangka kerja berikut:

1. Sasaran Inflasi

Kerangka ITF dimulai dengan penetapan dan pengumuman sasaran inflasi yang

ingin dicapai oleh bank sentral. Penetapan sasaran inflasi mempertimbangkan

berbagai faktor dan perkembangan ekonomi makro negara yang bersangkutan,

terutama besarnya kerugian sosial yang ditimbulkan oleh pengaruh tingginya

inflasi terhadap penurunan daya beli masyarkat. Selain itu, harus

dipertimbangkan pula efektivitas pencapaiannya melalui pelaksanaan kebijakan

moneter bank sentral, termasuk jenis inflasi yang dipergunakan dan jangka

waktu pencapaiannya.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 104

Page 15: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

2. Kebijakan moneter mengarah ke depan

Dengan inflasi sebagai sasaran akhir, perumusan kebijakan moneter diarahkan

untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan untuk jangka waktu beberapa

tahun ke depan. Mengingat adanya lag dari pengaruh kebijakan moneter

terhadap inflasi, maka kebijakan moneter yang dilakukan sekarang

merupakanlangkah yang bersifat antisipatif, bukan reaktif, atas akan terjadinya

tekanan inflasi di masa yang akan datangdibandingkan dengan sasaran inflasi

yang telah ditetapkan.

3. Transparansi

Penerapan ITF menuntut transparansi (keterbukaan) yang tinggi dari bank

sentral. Transparansi bank sentral diperlukan untuk menjelaskan kebijakan

moneter yang ditempuhnya kepada masyarakat. Transparansi juga merupakan

sarana untuk menunjukkan komitmen bank sentral dalam mengatasi maslah

inflasi. Dengan demikian pelaku ekonomi akan semakin memahami dan

meyakini dasar pertimbangan dan arah kebijakan moneter yang ditempuh bank

sentral dalam mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Pemahaman ini akan

mengarahkan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi kearah sasaran inflasi

yang diinginkan oleh bank sentral.

4. Akuntabilitas dan Kredibilitas

Dengan mengumumkan sasaran inflasi secara eksplisit kepada masyarakat

berarti melekat akuntabilitas karena pada akhirnya bank sentral harus

mempertanggungjawabkan pencapaian sasaran tersebut kepada masyarakat.

Kredibilitas bank sentral dengan demikian akan sangat tergantung pada

komitmen dan kemampuannya dalam mencapai target inflasi yang ditetapkan.

Beberapa syarat keberhasilan penerapan ITF, yaitu:

1. Kemandirian bank sentral terutama dalam melaksanakan kebijakan moneter

harus di atur dalam undang-undang dan dapat diwujudkan oleh bank sentral

yang bersangkutan

2. penerapan ITF biasanya disertai dengan sistem nilai tukar yang

mengambang.

3. Adanya suatu indikator harga yang relevan dengan sasaran kebijakan

moneter

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 105

Page 16: BAB I - Juriyah | Universitas Trunojoyo Madura · Web viewSetelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep dasar dan pengertian Kebijakan Moneter Memahami

4. Bank sentral harus mampu membangun metodologi proyeksi inflasi yang

baik.

5. Tidak adanya dominasi sektor fiskal dalam arti bahwa bank sentral harus

dilindungi dengan undang-undang dan dibebaskan dari segala pengaruh

atau kewajiban untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Kelebihan kebijakan ITF, yaitu:

a. Kebijakan moneter lebih jelas dan terfokus

b. Membantu menurunkan atau mengarahkan ekspektasi inflasi dan lebih baik

dalam membatasi kejutan inflasi

c. Komunikasi, transparansi, dan akuntabilitas secara bersama diperkuat

d. Membantu dalam menurunkan volatilitas output dalam jangka menengah

e. Teruji dalam menghadapi kejutan ekonomi yang kurang menguntungkan

f. Relatif fleksibel dalam mengakomodasi kejutan inflasi temporer yang tidak

mengganggu pencapaian sasaran inflasi jangka menengah

g. Sejalan dengan independensi bank sentral dalam melaksanakan kebijakan

moneter diperkuat.

Soal-soal:1. Jelaskan pengertian kebijakan moneter dan apakah tujuan dari adanya

kebijakan moneter!

2. Untuk tujuan stabilisai ekonomi tergantung pada, kuat/tidaknya hubungan antara

perubahan kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi dan jangka waktu (lag)

antara perubahan kebijakan moneter dan efeknya terhadap kegiatan ekonomi.

Jelaskan tentang pembagian lag efek kebijakan moneter terhadap

perkembangan perekonomian!

3. Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, maka perlu ada kerangka

strategis dalam kebijakan moneter. Jelaskan berbagai pilihan kerangka strategis

yang dapat diambil agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai!

4. Jelaskan tentang berbagai mekanisme transmisi kebijakan moneter yang dapat

dipilih oleh otoritas moneter!

Daftar Pustaka1. Bank Indonesia (2004), Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia:

Sebuah Pengantar, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, BI. Jakarta.

2. Pohan, Aulia (2008), Kerangka Kebijakan Moneter, Rajawali Press, Jakarta.

Bab 9: Teori Kebijakan Moneter 106