bab i dok. anda
DESCRIPTION
bab 1 dok. andaTRANSCRIPT
![Page 1: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
Pendahuluan
1.1 Deskripsi Rencana Kegiatan
Pembukaan lahan yang dilakukan oleh PT Seven God adalah bentuk dari usaha melihat
peluang adanya lahan besar di kecamatan Pakem yang dapat dijadikan sumber membuka
peluang pekerjaan. Industri kelapa sawit yang memiliki prospek baik sebagai penunjang
devisa, yang mana akan memberikan dampak lain berupa peluang pekerjaan yang lebih
baik dibanding bidang pekerjaan sebelumnya yang mayoritas masyarakat kecamatan
Pakem bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani. Industri kelapa sawit yang di
prakarsai oleh PT Seven God menempati area 2000 ha. PT Seven God bukan hanya
sebagai perkebunan tetapi juga ada terdapat pabrik pengolahan dan instalasi pengolahan
limbah. Dengan luas lahan yang ditempati sebesar 2000 ha maka, PT Seven God
menempati sebagian lahan konservasi yang dimilki Pemerintah yang khususnya Menteri
Kehutanan. Lahan konservasi yang di tempati sebagian oleh PT Seven God memilki
keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk daerah resapan air.
1.1.1 Status Studi Amdal
Kajian amdal merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup sehingga ada
kemungkinan komponen rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki beberapa alternatif
dari rencana kegiatan yang sesuai dari segi teknis maupun ekonomis. Maka dari itu untuk
pelaksanaan studi dan penyusunan dokumen AMDAL industri kelapa sawit ini akan
dilaksanakan setelah adanya studi kelayakan dan Detail Engineering Desain (DED).
Berkaitan dengan hal tersebut, dikaji dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan
pembukaan lahan industri kelapa sawit sehingga akan terwujudnya pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan supaya fungsi, daya dukung
dan kualitas lingkungan dapat terjaga, terpelihara kelestarian dan keseimbangan
ekosistem lingkungannya. Industri kelapa sawit berada pada desa Harjobinangun,
kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman seperti pada peta berikut yang bertanda merah :
![Page 2: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/2.jpg)
Gambar 1.1 Peta kecamatan Pakem
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 05 Tahun 2012
Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/ Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka proyek pembukaan lahan kelapa sawit ini
termasuk dalam jenis kegiatan wajib amdal Bidang Pertanian.
Jenis studi amdal proyek pembangunan industri kelapa sawit adalah Amdal Tunggal
yaitu Pemrakarsa merencanakan untuk melakukan 1 (satu) jenis Usaha dan/atau Kegiatan
yang kewenangan pembinaan dan/atau pengawasannya berada di bawah 1 (satu)
kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, satuan kerja pemerintah provinsi,
atau satuan kerja pemerintah kabupaten/kota. Dalam hal ini proyek pembangunan
industri kelapa sawit berada pada satuan kerja kabupaten Sleman. Komisi Penilai Amdal
proyek pembukaan lahan kelapa sawit adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi
![Page 3: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/3.jpg)
DIY. Lokasi industri kelapa sawit digambarkan dengan bentuk persegi berwarna biru
berikut ini :
Gambar 1.2 Lokasi industri kelapa sawit
a. Tahap Pra Konstruksi
1. Sosialisasi
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembukaan lahan untuk industri kelapa sawit ini, akan
dilaksanakan sosisalisasi terlebih dahulu kepada masyarakat sekitar khususnya mereka
yang menempati lokasi yang akan digunakan sebagai lahan industri kelapa sawit.
Kegiatan sosialisasi dapat memperjelas rencana kegiatan dan dampaknya bagi
masyarakat, yang mana lokasi pembukaan lahan adalah tempat wisata. Sebagian besar
masyarakatnya bertempat tinggal dan berkerja di lokasi wisata tersebut.
Adapun pada tahap sosialisasi ini dapat memberikan dampak kepada persepsi dan
sikap masyarakat, keresahan, dan lebih lanjut dapat berakibat pada konflik sosial.
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini, akan berkoordinasi dengan pihak terkait
serta memperhatikan masukan-masukan mulai dari RT, aparat pemerintah kelurahan,
kecamatan, pemilik lahan atau pengelola lokasi wisata, dan tokoh-tokoh masyarakat
![Page 4: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/4.jpg)
setempat, sehingga diharapkan proses sosialisasi ini dapat terlaksana tanpa
menimbulkan konflik sosial.
2. Pembebasan Lahan
Kegiatan ini adalah kegiatan pembelian atau alih hak milik dari pemilik lahan ke
pembeli yang mana pada kegiatan ini pembeli adalah PT Seven God sendiri. Tahapan
pembebasan lahan bisa terlaksana dengan baik tanpa adanya menimbulkan dampak
yang berujung kepada konflik sosial. Konflik sosial bisa terjadi apabila pada proses
musyawarah dan penetapan bentuk dan nilai ganti rugi bermasalah. Maka pada
kegiatan ini harus tercapai kesepakan antar kedua belah pihak yang mana pihak
pertama sebagai pemilik lahan memiliki perwakilan dari Taman Nasional Gunung
Merapi dan beberapa warga dari desa yang lahannya akan digunakan sebagai industri
kelapa sawit. Pada tahapan ini dicari mayoritas suara terbanyak untuk kesepakatannya
agak tidak terjadi masalah-masalah lainnya. Pembebasan lahan tidak dapat dilakukan
tanpa adanya kesepakatan antar kedua belah pihak. Permasalahan utama dalam
pembebasan lahan biasanya adalah pada nilai ganti rugi dan kultur budaya yang ada di
lokasi kegiatan. Untuk pembebasan lahan kegiatan indutri kelapa sawit milik PT
Seven God diperkirakan akan mendapat masalah pada lokasi yang mana lokasi
industri termasuk dalam wilayah tempat wisata milik Taman Nasional Gunung
Merapi.
b. Tahap Konstruksi
1. Recrutment Tenaga Kerja
Rencana keperluan tenaga kerja untuk kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa
sawit akan menangani bidang manajemen, administrasi, tenaga teknis kebun, dan
perencanaan teknik meliputi operasional pembukaan lahan, pembuatan jalan,
pembangunan fasilitas dan sarana prasarana lainya. Pada tahap konstruksi sebagian
besar komponen kegiatan dikerjakan secara swakelola dengan melibatkan tenaga
kerja dari masyarakat lokal. Sedangkan pada tahap operasi diperlukan tenaga kerja
dalam jumlah yang banyak, baik keperluan kebun maupun pabrik kelapa sawit.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan kebun dan PKS diperkirakan
sebanyak 411 orang meliputi staff administrasi (tenaga kerja tetap) hingga buruh lepas
![Page 5: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/5.jpg)
yang menangani kegiatan pembukaan lahan, persemaian, pemeliharaan, pemanenan
dan pengangkutan serta pengolahan.
2. Mobilisasi Material dan Alat Berat
Mobilisasi diperlukan untuk mensuplai peralatan dan material dalam konstruksi
industri kelapa sawit PT. Seven God.
Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan pemindahan peralatan dari dan ke dalam
lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan konstruksi. Mobilisasi
peralatan ini meliputi kegiatan pengerahan dan pengangkutan peralatan-peralatan
berat yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan baik untuk pembukaan lahan,
pembuatan jalan, dan pembangunan sarana dan prasarana, dan operasional kebun.
3. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan di lokasi rencana kegiatan industri seperti penggusuran dan
meratakan lahan lokasi kegiatan menggunakan alat berat akan menimbulkan
kerusakan geofisik-kimia, kecelakaan kerja, gangguan kesehatan dan habitat flora dan
4. Penanaman Bibit Kelapa Sawit
Pada lokasi perkebunan akan ditanam terlebih dahulu bibit kelapa sawit yang akan
mengurangi resapan air.
Setelah pembersihan lahan selesai, maka untuk menentukan titik tanam dilakukan
pemancangan. Jarak antar pancang merupakan jarak tanam yang menentukan jumlah
populasi jumlah tanaman per hektar. Rencana jarak tanam yang digunakan 9,2 m
segitiga sama sisi (pancang mata lima), sehingga jumlah populasi tanaman 134 - 136
pokok / hektar.
Sebelum penanaman, terlebih dahulu dibuat lubang tanam. Pembuatan lubang tanam
dilakukan minimal 2 minggu sebelum tanam. Pada titik pancang dibuat lubang tanam
60 cm x 60 cm dan dalam 60 cm. Pancang diletakkan di samping lubang. Setelah itu
diberi pupuk TSP sebanyak 0,5 kg/lubang. Pada waktu penanaman, kantong plastik
dibuang kemudian bibit ditimbun sehingga tinggi leher tanaman sama dengan tinggi
permukaan lobang. Selanjutnya tanah dipadatkan agar tanaman tidak miring.
Setelah bibit berumur 10 - 12 bulan dilakukan seleksi, kemudian bibit dipindah tanam.
Sehari sesudah tanam, dilakukan pemeriksaan mengenai kedalaman tanam dan
![Page 6: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/6.jpg)
kondisi tanaman apakah miring, tergenang air, atau bibit abnormal. Terhadap bibit
yang abnormal diadakan perbaikan atau diganti.
Direncanakan, penanaman pada tahun pertama (2015) langsung melakukan
penanaman dengarn luas area 1500 ha.
Penyamaian
Tahapan pekerjaan penyamaian ini dilakukan setelah benih yang dibeli perusahaan
sudah berkecambah. Kemudian buah disemai dalam polybag kecil ukuran 12 cm x 23
cm. Bibi yang sudah berkecambah di tanam sedalam ± 2 cm. Setelah 3-4 bulan dan
berdaun 4-5 helai, bibit sudah dapat dipindahkan ke persemaian bibit.
Pemeliharaan Pembibitan
Bibit yang telah ditanam di polibag dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya
sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur
dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan,
pengawasan dan seleksi, serta pemupukan.
Penyiangan
Gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan,
dikored atau disemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali
dalam sebulan, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma
Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7-8
mm pada hari yang bersangkutan. Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara
menyiramnya harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan
tanah tempat tumbuhnya tidak padat. Kebutuhan air siraman ± 2 lt/polybag/hari,
disesuaikan denganumur bibit.
Pengawasan dan Seleksi
Pengawasan bibit dilakukan untuk mengamati pertumbuhan bibit dan perkembangan
gangguan hama dan penyakit. Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Pembuangan bibit (thinning out)
dilakukan pada saat pemindahan ke main nursery, yaitu pada saat bibit berumur 4
bulan dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan bibit ke lapangan.
![Page 7: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/7.jpg)
Pemindahan Bibit ke Lapangan
Bibit yang telah berumur 8 bulan dapat dipindahkan ke areal pertanaman, tetapi
umumnya bibit dipindah ke lapang. pada umur 10-14 bulan. Pemindahan bibit ke
lapangan harus diusahakan agar bibit tidak rusak dan polybagnya tidak pecah.
Pengajiran
Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit
sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila
dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur. Sistem jarak penanaman
yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9x9x9 m. Dengan sistem segi
tiga sama sisi ini, pada arah Utara – Selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk
setiap tanaman adalah 9 m, jumlah tanaman 143 pohon/ha.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukurannya adalah 50x40x40
cm. Pada waktu menggali lubang, tanah bagian atas dan bawah dipisahkan,
masingmasing di sebelah Utara dan Selatan lubang. Pembuatan lubang disesuaikan
dengan lauasan area. Luasan area untuk perkebunan kelapa sawit sebesar 1500 ha.
Dengan lahan sebesar 1500 ha maka, pembuatan lubang tanam sebanyak 174200
buah.
Penanaman
Setelah pembukaan lahan selesai, maka untuk menentukan titik tanam dilakukan
pemancangan. Jarak antar pancang merupakan jarak tanam yang menentukan jumlah
populasi jumlah tanaman per hektar. Rencana jarak tanam yang digunakan 9,2 m
segitiga sama sisi (pancang mata lima), sehingga jumlah populasi tanaman 134 - 136
pokok / hektar.
Pemupukan
Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat
dan subur. Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan dan pupuk
majemuk.
![Page 8: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Pembangunan Industri Kelapa Sawit
Pada tahap pembangunan industri seperti kantor, pabrik, IPAL, infrastruktur jalan dan
fasilitas lainnya meliputi kegiatan pekerjaan tanah, pondasi, konstruksi bangunan.
Adapun konstruksi sarana dan prasarana industri yang akan dibangun yaitu :
Pabrik Administrasi Penerimaan TBS
Kantor Pabrik
Stasiun Penerimaan TBS
Stasiun Klarifikasi
Stasiun Kernel
Laboratorium
Power House
Water Treatment
Jaringan Listirk
Boiler
Kantor Pusat Perkantoran
Perumahan Staff
Infrastruktur Infrastruktur jalan kawasan
industry
Penerangan Jalan
IPAL Unit IPAL LCPKS
Ruang Panel
Rumah Pompa
Untuk konstruksi pabrik kelapa sawit dibangun berdasarkan kapasitas olah 60 ton
TBS/jam, sedangkan untuk konstruksi IPAL dibangun berdasarkan 60 % limbah cair
yang dihasilkan dan limbah padat yang dihasilkan. Kegiatan tersebut akan
menimbulkan kurangnya resapan air, sampah, kecelakaan kerja, dan lainnya.
c. Tahap Operasi
1. Aktivitas Pabrik
Aktivitas yang dilakukan di pabrik kelapa sawit adalah memproduksi Crude Palm Oil
(CPO) dan Kernel. Kapasitas olahan pada pabrik ini yaitu 60 Ton TBS/jam.
![Page 9: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/9.jpg)
Selain aktivitas produksi dari pabrik adapula aktivitas seperti penyediaan air bersih
melalui water treatment, aktivitas laboratorium untuk menganalisa kualitas produksi
dan kualitas Limbah cair, aktivitas boiler untuk menghasilkan tenaga pembangkit.
yang akan menimbulkan dampak pencemaran udara, kualitas air, kebisingan, getaran,
kecelakaan kerja dan kesehatan pekerja.
2. Kegiatan IPAL pabrik Kelapa Sawit
Limbah yang dihasilkan dari produksi pabrik akan menghasilkan limbah berupa
limbah padat dan limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan dari produksi pabrik
kelapa sawit memiliki jumlah ±60% dari kapasitas olah pabrik, lalu limbah tersebut
ditransfer menuju stasiun IPAL yang selanjutnya akan diolah pada unit IPAL supaya
tidak mencemari lingkungan setelah dibuang atau dimanfaatkan.
Setelah kegiatan pengelolaan limbah cair kelapa sawit dilakukan, limbah cair yang
telah diolah jika dibuang di sungai memungkinakan berdampak pencemaran air dan
menimbulkan penyakit jika limbah cair yang diolah tidak sesuai dengan baku mutu.
Sedangkan untuk limbah padat akan ditampung di stasiun IPAL ataupun
dimanfaatkan.
3. Perkebunan
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman,penanaman tanaman penutup tanah,
membentuk piringan (bokoran), pemupukan, dan pemangkasan daun.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik.
Penyulaman yang baik dilakukan pada musim hujan. Bibit yang digunakan harus
seumur dengan tanaman yang disulam yaitu berkisar 10-14 bulan. Banyaknya
sulaman sekitar 3-5% setiap hektarnya.Cara penyulaman sama dengan cara menanam
bibit.
Pemanenan
Setelah Tandan Buah segar kelapa sawit telah matang, akan dilakukan pemanenan
yang biasanya dilakukan 2 bulan sekali. Proses pemanenan dilakukan oleh pekerja
kebun dengan menggunakan alat egrek untuk mengambil TBS dari pohon dan
diangkut kedalam truk menggunakan tojok dan gancu.
![Page 10: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/10.jpg)
Pengangkutan
Tandan buah segar yang telah dipanen dari kebun milik perusahaan, kebun plasma,
ataupun TBS dari luar daerah diangkut menuju pabrik dengan menggunakan truk
untuk diolah.
Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman kacang-kacangan penutup tanah (LCC) pada areal tanaman
kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan
biologi tanah,mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah, menekan
pertumbuhan gulma. Penanaman tanaman kacangkacangan sebaiknya dilaksanakan
segera setelah persiapanlahan selesai. Jenis-jenis tanaman kacang-kacangan yang
umum di perkebunan kelapa sawit adalah Centrosema pubescens, Colopogonium
mucunoides dan Pueraria javanica.Biasanya penanaman tanaman kacangan ini
dilakukan tercampur (tidak hanya satu jenis).
Membentuk Piringan (Bokoran)
Piringan di sekitar tanaman kelapa sawit harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah di
sekitar pokok dengan jari-jari 1-2 m dari tanaman harus selalu bersih dan gulma yang
tumbuh harus dibabat, atau disemprot dengan herbisida.
Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl, Kiserit
dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat
penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan
tanaman kelapa sawit. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur
tanaman atau sesuai dengan anjuran Balai Penelitian Kelapa Sawit.
Pemangkasan Daun
Pemangkasan daun bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah
daun yang optimal dalam satu pohon serta memudahkan pamanenan. Memangkas
daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman
![Page 11: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/11.jpg)
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma bertujuan untuk menghindari terjadinya persaingan antara
tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya.
Selain itu pengendalian gulma juga bertujuan untuk mempermudah
kegiatan panen. Contoh gulma yang dominan di areal pertanaman kelapa sawit adalah
Imperata cylindrica, Mikaniamicrantha, Cyperus rotundus, Otochloa nodosa,
Melostoma malabatricum, Lantana camara, Gleichenia linearis dan sebagainya.
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyiangan di piringan (circle weeding),
penyiangan gulma yang tumbuh di antara tanaman LCC, membabat atau membongkar
gulma berkayu dan kegiatan buru lalang (wiping).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman kelapa sawit tergolong tanaman kuat. Walaupun begitu tanaman ini juga
tidak luput dari serangan hama dan penyakit, baik yang kurang membahayakan
maupun yang membahayakan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan
insekta atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawit umumnya
disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.
Panen
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%
buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan)
dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Disamping itu ada kriteria lain tandan
buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman berumur lebih dari 10 tahun,
jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir.
Besarnya produksi kelapa sawit sangat tergantung pada berbagai faktor, di antaranya
jenis tanah, jenis bibit,iklim dan teknologi yang diterapkan. Dalam keadaan
yangoptimal, produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau
sekitar 4-5 ton minyak sawit. Sebagai gambaran produksi TBS, minyak sawit dan inti
sawit berbagai umur tanaman per hektar
![Page 12: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/12.jpg)
Ringkasan dampak potensial
KOMPONEN LINGKUNGANRENCANA KEGIATAN
P/K K O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
G-F-K
1 tanah
2 kualitas air
3 kualitas udara V V V
4 kebisingan V V V
5 getaran V V V
6 sampah X V X V
7 run off V V
8 trasnportasi V
BIOTIS
1 flora V V
2 fauna V V
![Page 13: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/13.jpg)
SOSEKBUD
1 Kepadatan Pendudukan X
2 Pendapatan Masyarakat V
3 Kesempatan Kerja dan Berusaha
5 Bangkitan ekonomi
6 Timbulnya keresahan masyarakat V V X
7 Persepsi & sikap masyarakat V V X
8 Konflik Sosial V V X
KESMAS
1 Vektor Penyakit V V V
2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja V V V V V V
Keterangan:
P/K : Pra Konstruksi............................................................................... V = Dampak potensial hipotetik (DPH) ............................................
K : Konstruksi X = Bukan dampak potensial hipotetik O : OperasiP/O : Pasca Operasi
1 : Sosialisasi2 : (pembebasana lahan)
![Page 14: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/14.jpg)
3 : rekrutmen tenaga kerja
4 : mobilisasi material dan alat berat
5 : pembersihan lahan 6 : penanaman bibit
kelapa sawit 7 : pembangunan
pabrik kelapa sawit 8 : aktivitas pabrik 9 : aktivitas kebun 10 : Ipal
a) Lingkup Batas Waktu
Kajian
Kegiatan Jenis Dampak Batas Watu kajian Keterangan
A.Pra Kontruksi
1. SosialisasiPerubahan sikap dan persepsi masyarakat
1 Bulan
Dengan pertimbangan bahwa dampak sosialisasi selama berlangsung
Keresahan Masyarakat 1 Bulan
2. Pembebasan Lahan
Pendapatan Masyarakat
4 Bulan
Selama Kegiatan Pembebasan Lahan Berlangsung
Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Selama Kegiatan Pembebasan Lahan Berlangsung
Keresahan MasyarakatSelama Kegiatan Pembebasan Lahan Berlangsung
Konflik Sosial
Selama Kegiatan Pembebasan Lahan Berlangsung
B.Konstruksi
3. Rekruitmen Tenaga Kerja Kepadatan Penduduk
Selama Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Berlangsung
Pendapatan Masyarakat
Selama Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Berlangsung
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Selama Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Berlangsung
![Page 15: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/15.jpg)
9.aktivitas kebun
penyulaman
1 bulan
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
pemanenan
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
![Page 16: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/16.jpg)
pengangkutan
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
penanaman tanaman penutup tanah
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
membentuk piringan
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
pemupukan
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
pemangkasan daun
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
pengendalian gulma
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih
![Page 17: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/17.jpg)
Berproduksi
pengendalian hama dan penyakit
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan
Kelapa sawit masih Berproduksi
10. Kegiatan Ipal
Kualitas Udara
Kurang lebih 25 tahun
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan pabrikKelapa sawit masih Berproduksi dan Beroperasi
Kualitas airAsumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan pabrikKelapa sawit masih Berproduksi dan Beroperasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Asumsinya adalah untuk jangka 25 tahun kedepan pabrikKelapa sawit masih Berproduksi dan Beroperasi
![Page 18: BAB I dok. anda](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022062304/55cf932e550346f57b9c6f5f/html5/thumbnails/18.jpg)