bab i-bab 5

Upload: nando

Post on 07-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    1/58

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Sampai saat ini penyakit TBC di Indonesia merupakan masalah umum

     penyakit pada sistem pernafasan yang sudah terjadi di masyarakat. Penyakit TBC

    merupakan penyakit menahun atau kronis (berlangsung lama) dan menular yang

    di mana menyerang paremkim paru disebabkan oleh Myobaterium

    Tuberulosis. Menurut sur!ei "esehatan #umah Tangga (S"#T) tahun $%%&'

    menyebutkan baha penyakit TBC di Indonesia adalah penyebab kematian

    terbesar ke* sesudah penyakit kardio!askuler dan penyakit saluran pernapasan' bahkan kasus TBC di indonesia adalah menduduki peringkat ke* terbesar 

    didunia sesudah Cina dan India (+ye' $%%%).

    ,- memperkirakan baha di Indonesia setiap tahunnya terjadi $/&.000

    kematian akibat TBC dan terdapat 11&.000 kasus tuberkulosis setiap tahunnya.

    Tingginya angka penderita TBC di Indonesia salah satunya disebabkan karena

     penderita TBC tidak menyelesaikan program pengobatan dengan baik serta lalai

    dalam mengikuti pengobatan yang telah ditentukan sehingga menyebabkan

    terjadinya resistensi kuman tuberkulosis terhadap obat yang diberikan (23har'

    $%%4). +i "alimantan Tengah selama tahun 5004 diketahui penderita

    Tuberulois paru dengan BT26 berjumlah $.45* dan pasien yang sembuh

     berjumlah $.511 jia (profil +inkes "ab7"ota' 5004). Sedangkan pada tahun

    500% penderita Tuberulois paru dengan BT2 6 berjumlah $.$54 jia dengan

     jumlah pasien sembuh $.01/ jia (profil +inkes kab7kota' 500%). Pada tahun

    50$$' penderita dengan BT2 6 berjumlah $.1/% jia dengan jumlah pasien

    sembuh $.58/ jia (profil +inkes "ab7"ota' 50$$). Sehingga bila dihitung pada

    tahun 5004' jumlah penderita Tuberulois paru yang belum sembuh berjumlah

    */% jia' pada tahun 500% jumlah penderita Tuberulois paru yang belum

    sembuh mengalami penurunan yaitu berjumlah /% jia. 9amun pada tahun 50$$

    1

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    2/58

    kembali menjadi peningkatan kasus pasien Tuberulois paru yang belum sembuh

    yaitu berjumlah $%5 jia.

    Tuberkulosis disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosis.

    Tuberulosis juga bisa ditularkan dari orang ke orang oleh trasmisi melalui udara.

    Indi!idu yang terinfeksi' melalui biara' batuk' bersin' tertaa atau bernyanyi'

    melepaskan droplet besar (lebih besar dari $00 u) dan keil ($ sampai &u). droplet

    yang besar menetap' sementara droplet keil tertahan di udara dan terhirup oleh

    indi!idu yang rentan' selain itu juga karena kurang patuhnya dalam pengobatan

    (Somantri' 5008). Semakin bertambahnya orang yang menderita Tuberulois

     paru maka semakin banyak pula penderita Tuberulois yang di haruskan

    mengkomsumsi obat anti tuberulois (2T) apabila obat tidak dikomsumsisesuai program yang disarankan maka penderita akan bertambah parah

     penyakitnya' resistensi terhadap basil' dan harus memulai dari aal lagi program

    tersebut. "etidakpatuhan penderita dalam mengkomsumsi obat anti tuberulois

    (2T) yang disebabkan oleh berbagai hal misalnya lupa' malas' tidak rutin dan

    efek samping bagi penderita seperti mual' anoreksia' letih' malaise' lemah'

    gangguan saluran penernaan' demam' ikterus' kejang' sakit kepala' mengantuk'

     pusing' mulut kering' gangguan buang air keil. +ari efek samping yang ada

    tentunya akan mempengaruhi akti!itas dan pola hidup dari penderita (Staf 

    Pengajar +epartemen :armakologi' 5008). Berbagai upaya telah dilakukan oleh

     pemerintah untuk mengurangi !irulensi dan menekan jumlah penderita

    tuberkulosis' diantaranya dengan dianangkannya ;erakan Terpadu 9asional

    (;ardunas TB) oleh Menkes #I pada tanggal 51 Maret $%%%' penanggulangan

    TBC diangkat menjadi suatu gerakan yang bukan saja menjadi tanggung jaab

     pemerintah' sasta tetapi juga masyarakat pada umumnya. Salah satu kegiatan

    dalam ;ardunas TB adalah pelaksanaan Strategi +TS ( Directly Observed 

    Treatmant Shortcourse) dengan tujuan untuk menjamin dan menegah resistensi'

    keteraturan pengobatan dan menegah drop out penderita TBC dengan ara

    melakukan pengaasan dan pengendalian pengobatan penderita tuberkulosis.

    2

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    3/58

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    4/58

    $.*.5 Tujuan "usus$.*.5.$ Melakukan pengkajian keperaatan pada Tn.; dengan tuberkulosis paru di

    #uang ;ardenia #S dr. +oris Syl!anus Palangka #aya.

    $.*.5.5 Menganalisa data yang telah diperoleh dari masalah kesehatan klien Tn. ;

    dengan tuberkulosis paru di #uang ;ardenia #S dr. +oris Syl!anus Palangka

    #aya.

    $.*.5.* Merumuskan diagnosa keperaatan pada klien Tn. ; dengan tuberkulosis

     paru di #uang ;ardenia #S dr. +oris Syl!anus Palangka #aya.

    $.*.5.1 Memprioritaskan diagnosa keperaatan Tn. ; dengan tuberkulosis paru di

    #uang ;aerdenia #S dr. +oris Syl!anus Palangka #aya.

    $.*.5.& Merenanakan tindakan keperaatan sesuai dengan masalah keperaatan

     pada klien Tn. ; dengan tuberkulosis paru di #uang ;ardenia #S dr. +oris

    Syl!anus Palangka #aya.

    $.*.5.4 Mengimplementasikan renana tindakan keperaatan pada klien Tn. ;

    dengan tuberkulosis paru di #uang ;ardenia #S dr. +oris Syl!anus Palangka

    #aya.

    1.$ Man%aat Penul"san

    $.1.$ Manfaat TeoritisStudi kasus ini diharapkan memberikan sumbangan ilmu bagi keperaatan

    untuk menambah pengetahuan untuk menambah pengetahuan mengenai asuhan

    keperaatan pada klien Tn. ; dengan tuberkulosis paru di #uang ;ardenia #S dr.

    +oris Syl!anus serta memperkuat teori yang sudah ada.

    $.1.5 Manfaat Praktis

    $.1.5.$ Bagi Penulis$ Sebagai suatu syarat kelulusan praktik klinik 

    5 Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperaatan

     pada klien dengan tuberulosis paru' serta aplikasinya.

    4

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    5/58

    * Memperoleh pengalaman dalam membuat =aporan Studi "asus dibidang

    keperaatan dan memberikan informasi sebagai bahan masukan =aporan Studi

    "asus yang akan datang.

    $.1.5.5 Bagi Pelayanan "esehatan

    Manfaat =aporan Studi "asus bagi #S dr. +oris Syl!anus Palangka #aya

    khusunya peraat di ;ardenia adalah sebagai bahan masukan dalam pelayanan

    kesehatan dan meningkatkan mutu pelaksanaan serta bahan e!aluasi dan perbaikan

    asuhan keperaatan.

    $.1.5.* Bagi Institusi

    +iharapkan menjadi sumber informasi' baaan' dan bahan masukan untuk 

    menambah aasan bagi mahasisa khususnya yang terkait dalam pelaksanaan

    asuhan keperaatan pada klien dengan Tuberkulosis paru.

    $.1.5.1 Bagi Mahasisa

    +iharapkan menjadi sumber informasi' baaan' dan bahan masukan untuk 

    menambah aasan bagi mahasisa STI"es >ka -arap Palangka #aya khususnya

    yang terkait dalam pelaksanaan asuhan keperaatan pada klien dengan Tuberkulosis

     paru.

    $.1.5.& Bagi Masyarakat

    +iharapkan menjadi sumber informasi' baaan' dan bahan masukan untuk 

    menambah aasan bagi masyarakat Palangka #aya khususnya yang terkait dengan

    Tuberkulosis paru.

    5

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    6/58

    BAB II

    TIN&AUAN PUTA#A

    '.1 #(nse) Dasar #MB

    '.1.1 Anat(m" *"s"(l(g" Paru+Paru

    :ungsi utama paruparu adalah untuk pertukaran gas antara udara atmosfer dan

    darah.+alam menjalankan fungsinya' paruparu ibarat sebuah pompa mekanik yang

     berfungsi ganda' yakni menghisap udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan

    mengeluarkan udara al!eolus dari dalam tubuh (ekspirasi).

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    7/58

    1. "apasitas total paruparu.

    5.$.5 +efinisi Tuberkulosis Paru

    Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang

     parenkim paru dapat juga ditularkan kebagian tubuh lain termasuk meningen' ginjal'

    tulang dan nodus limfe' agen infeksius terutama adalah batang aerobi tahan asam

    yang tumbuh dengan lambat dan sensiti!e terhadap panas dan sinar ultra!iolet

    (Smelt3er' 5005).

    Tuberulosis (TB) adalah penyakit akibat kuman myobaterium tuberulosis

    sitemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak diparu

     paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (2rif Mansjoer' 5000)

    Tuberulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim parudisebabkan oleh  Mycobacterium Tuberkulosis,  penyakit ini dapat juga menyebar 

    kebagian tubuh lain seperti meningen' ginjal' tulang' dan nodus limfe.

    Tuberkulosis pada manusia ditemukan dalam dua bentuk yaitu@

    Tuberkulosis primer' jika terjadi pada infeksi yang pertama kali.

    5.$.5.$ Tubekulosis sekunder' kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan

    aktif setelah bertahuntahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi

    tuberkulosis deasa.

    5.$.5.5 Mayoritas terjadi karena adanya penurunan imunitas' misalnya karena

    malnutrisi' penggunaan alkohol' penyakit maligna' diabetes' 2I+S dan gagal

    ginjal (somantri' 500%).5.$.* >tiologi

    Tuberkulosis disebabkan oleh kuman yaitu mycobacterium tuberculosis."uman

    ini berbentuk batang dan tahan asam' serta banyak mengandung lemak yang tinggi

     pada membran selnya sehingga menyebabkan kuman ini tahan asam dan

     pertumbuhannya sangat lambat' kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultra!iolet

    karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari.

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    8/58

    ;ejala

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    9/58

    Partikel dapat masuk ke dalam al!eolar' bila ukuran !artikel kurang dari &

    mikrometer. "uman akan dihadapi terlebih dulu oleh neutropil' kemudian baru oleh

    makrofag. "ebanyakan partikel ini akan dibersihkan oleh makrofag keluar dari

    abang trakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan sekretnya. Bila kuman

    menetap di jaringan paru maka ia akan tumbuh dan berkembang biak dalam

    sitoplasma makrofag. +i sini ia dapat terbaa masuk ke organ tubuh lainnya.

    "uman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis

     pneumonia keil dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang ghon (fokus).

    Sarang primer ini dapat terjadi pada semua jaringan paru' bila menjalar sampai ke

     pleura maka terjadi efusi pleura. "uman dapat juga masuk ke dalam saluran

    gastrointestinal' jaringan limfe' orofaring' dan kulit."emudian bakteri masuk kedalam !ena dan menjalar keseluruh organ' seperti paru' otak' ginjal' tulang.Bila

    masuk ke dalam arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran keseluruh bagian paru dan

    menjadi TB milier.

    Sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju hilus (limfangitis

    lokal)' dan diikuti pembesaran getah bening hilus (limfangitis regional). Sarang

     primer limfangitis lokal serta regional menghasilkan komplek primer (range). Proses

    sarang paru ini memakan aktu *8 minggu.

    5.$.4 Pathay

    9

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    10/58

    Bagan 5.$ Patofisiologi Tuberkulosis Paru.

    5.$./ "omplikasi

    10

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    11/58

    Menurut +epkes #I (5004)' merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada

     penderita tuberulosis paru stadium lanjut yaitu @

    '.1.,.1 -emoptisis berat (perdarahan dari saluran napas baah) yang dapat

    mengakibatkan kematian karena syok hipo!olemik atau karena tersumbatnya

     jalan napas.

    '.1.,.' 2telektasis (parumengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat

    retraksi bronhial.

    '.1.,.3 Bronkiektasis (pelebaran bronus setempat) dan fibrosis (pembentukan

     jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.

    '.1.,.$ Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak' tulang' persendian' dan ginjal.

    5.$.8 Pemeriksaan Penunjang

    5.$.8.$ "ultur sputum@ positif untuk myobakterium pada tahap akhir penyakit.5.$.8.5 Diehl 9eelsen@ (pemakaian asam epat pada gelas kaa untuk usapan airan

    darah) positif untuk basil asam epat.

    5.$.8.* Test kulit@ (PP+' Mantou' potongan !ollmer) ? reaksi positif (area durasi $0

    mm) terjadi 18 /5 jam setelah injeksi intra dermal. 2ntigen menunjukan

    infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak seara berarti menunjukan

     penyakit aktif. #eaksi bermakna pada pasien yang seara klinik sakit berarti

     baha TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh

    myobaterium yang berbeda.

    5.$.8.1 >lisa 7 ,estern Blot@ dapat menyatakan adanya -IA.5.$.8.& :oto thora@ dapat menunjukan infiltrsi lesi aal pada area paru atas'

    simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi airan' perubahan

    menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.

    5.$.8.4 -istologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster@ urien dan airan

    serebrospinal' biopsi kulit ) positif untuk myobakterium tubrerkulosis.5.$.8./ Biopsi jarum pada jarinagn paru@ positif untuk granula TB@ adanya sel raksasa

    menunjukan nekrosis.5.$.8.8 >lektrosit' dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi@ seperti@

    -yponaremia' karena retensi air tidak normal' didapat pada TB paru luas.

    ;+2 dapat tidak normal tergantung lokasi' berat dan kerusakan sisa pada

     paru.

    5.$.8.% Pemeriksaan fungsi pada paru@ penurunan kapasitas !ital' peningkatan ruang

    mati' peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan

    11

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    12/58

    saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim 7 fibrosis' kehilangan

     jaringan paru dan penyakit pleural (somantri' 500%).

    5.$.% Penatalaksanaan Medis

    Penatalaksanaan yang diberiakan bisa berupa metode pre!entif dan kuratif yang

    meliputi araara sebagai berikut@

    5.$.%.$ Penyuluhan

    5.$.%.5 Penegahan

    5.$.%.* Pemberian obatobat' seperti@ 2T (obat anti tuberulosis)' bronkodilator'

    B-'Aitamin.

    5.$.%.1 :isioterapi dan rehabilitasi

    5.$.%.& "onsultasi seara teratur.5.$.%.4 Panduan 2T dan peruntukannya @

    $) "ategori $(5 -#D> 7 1-*#*)+iberikan untuk pasien baru

    Pasien baru TB paru BT2 positif  Pasien TB paru BT2 negatif thorak positif 

    Pasien TB ekstra paru

    5). "ategori 5 (5-#D>S 7 -#D> 7 &-*#*>*)+iberikan untuk pasien BT2 positif yang telah diobati sebelumnyaE

    Pasien kambuh

    Pasien gagal Pasien dengan pengobatan * tahun terputus ( +efault)

    *). 2T sisipan (-#D>)

    Paket sisipan "+T adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori $

    yang diberikan selama sebulan ( 58 hari)

    Fenis dan dosis obat 2T

    1). Isoniasid (-)bat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metaboli aktif. +osis

    harian yang dianjurkan & mg 7 kg BB' sedangkan untuk pengobatan intermiten *

    G semingggu diberikan dengan dosis $0 mg 7 kg BB.

    &). #ifamisin (#)+apat membunuh kuman semi dormanf yang tidak dapat dibunuh isoniasid.

    +osis $0 mg 7 kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun

    intermiten * G seminggu.

    4). Pirasinamid (D)

    12

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    13/58

    +apat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. +osis

    harian dianjurkan 5& mg 7 kg BB' sedangkan untuk pengobatan intermiten * G

    seminggu

    /.) Streptomisin (S)+osis harian dianjurkan $& mg 7 kg BB' sedeangkan untuk pengobatan

    intermiten * G seminggu diberikan dengaEn dosis yang sama. Penderita

     berumur sampai 40 tahun dosisnya 0'/& gr7 hari. Sedangkan untuk berumur 40

    th atau lebih diberikan 0'&0 gr7 hari. (+epartemen "esehatan #epublik 

    Indonesia' 5004).

    '.' #(nse) Dasar Pemenuhan #ebutuhan Nutr"s"

    5.5.$ 2natomi :isiologi Sistem Penernaan  Saluran penernaan terdiri dari mulut' tenggorokan' kerongkongan' lambung'

    usus halus' usus besar' retum dan anus.

    5.5.$.$ Mulut

    ;igi berfungsi untuk menghanurkan makanan pada aal proses penernaan.

    Mengunyah dengan baik dapat menegah terjadinya luka parut pada permukaan

    saluran penernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam

    faring' dimana makanan bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke baah

    ke dalam lambung.

    5.5.$.5 >sofagus

    13

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    14/58

    >sofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah

    terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang liin. Permukaannya

    diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan seret mukoid yang berguna untuk 

     perlindungan.5.5.$.* =ambung

    ;umpalan makanan memasuki lambung' dengan bagian porsi terbesar dari

    saluran penernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan usus dimungkinkan

    dengan adanya peristalti' yaitu gerakan konstraksi dan relaksasi seara bergantian

    dari otot yang mendorong substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang.

    Pada saat makanan bergerak ke arah spingter pylorus pada ujung distal lambung'

    gelombang peristaltik meningkat. "ini gumpalan lembek makanan telah menjadi

    substansi yang disebut hyme. Chyme ini dipompa melalui spingter pylorus kedalam

    duodenum. #atarata aktu yang diperlukan untuk mengosongkan kembali lambung

    setelah makan adalah 5sampai 4 jam.

    5.5.$.1

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    15/58

    "olon orang deasa' panjangnya kurang lebih $5&$&0 m atau &040 inh'

    terdiri dari @Sekum' yang berhubungan langsung dengan usus halus. "olon terdiri dari

    kolon asenden' trans!ersum' desenden dan sigmoid. #ektum' $0$& m7 14 inh.

    :ungsi utama usus besar (kolon) adalah @$) 2bsorbsi air dan nutrient

    5) Proteksi7 perlindungan dengan mensekresikan muus yang akan melindungi

    dinding usus trauma oleh feses dan akti!itas bakteri.

    *) Menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan ara berkontraksi.

    1) 2nus7 anal7 orifisium eksternal

    Panjangnya kurang lebih 5'&& m atau $5 inh' mempunyai 5 spingter yaitu

    internal (in!olunter) dan eksternal (!olunter). Panjang retum ber!ariasi' sesuai

    dengan usia @Bayi @ 5'&*'8 m

    Toddler @ 1 mPra sekolah @ /'4 mSekolah @ $0 m

    +easa @ $0$& m

    5.5.5 +efinisi 9utrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan 3at makan oleh tubuh

    yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam akti!itas tubuh' (2. 23i3

    2limul -' 500%). 9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana indi!idu yang

    mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metaboli

    (,ilkinson Fudith M. 500/).9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi

    tidak menukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboli (9anda. 500&5004).

     9utrisi adalah sejenis 3at kimia organi atau anorganikyang terdapat dalam

    makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.>nam 3at nutrisi

    esensial yaitu' karbohidrat' lemak' protein' !itamin' air' dan mineral.

    5.5.5.$ "arbohidrat

    Merupakan sumber energi utama dan sumber serat pangan.

    5.5.5.5 Protein

    Merupakan konstituen pada semua sel' terdiri dari asam dan amino.

    5.5.5.* =emak

    Merupakan sumber energi yang didapatkan

    5.5.5.1 Aitamin

    15

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    16/58

    Merupakan bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi

    sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.

    5.5.5.& 2ir

    Merupakan komponen terbesar penyusun tubuh manusia.

    5.5.5.4 Mineral

    Merupakan bahan anorganik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.

    5.5.* >tiologi

    Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada kebutuhan

    nutrisi' antara lain@

    '.'.3.1 Intake nutrisi.

    '.'.3.' "emampuan mendapat dan mengolah makanan.

    '.'.3.3 ;angguan menelan dan sakit gigi.'.'.3.$ 2noreksia.

    '.'.3.- 9ause dan !omiter (mual dan muntah)

    '.'.3. bstruksi saluran erna

    '.'.3., +iabetes militus (+M)

    '.'.3./ Malabsorbsi nutrient

    '.'.3.0 Stres dan depresi

    5.5.*.$0 "anker 

    5.5.*.$$ Pertumbuhan

    5.5.*.$5 ;aya hidup

    5.5.*.$* "ebudayaan

    5.5.*.$1 Sumber ekonomi

    5.5.*.$& Tinggal sendiri

    '.'.$ Pat(%"s"(l(g"

    "ondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat akti!itas'

    keadaan sakit' kemampuan daya beli' dan menyiapkan makanan serta prosedur dan

     pengobatan yang dilakukan.

    Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunkan 3at makanan

    tertentu' dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan

     protein oleh protein diekskresikan diginjal .

    16

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    17/58

    ;angguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran penernaan yang

    menyebabkan menurunkan asupan nutrisi. ;angguan absorbs' gangguan transportasi'

    atau penggunaan yang tidak sepantasnya. =uka pada mulut dapat menyebabkan

    menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. +iare dapat menurunkan

    absorbsi nutrisi karena didorong lebih epat.

    5.5.& Pohon Masalah

    Pola makan tidak teratur' obatobatan' stress'nikotin' dan alohol

    Berkurangnya pemasukan makanan

    "ekosongan lambung

    >rosi pada lambung

    Produksi asam lambung meningkat

    #eflek muntah

    Intake makanan tidak adekuat

    "ekurangan nutrisi

    17

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    18/58

    Bagan 5.5 "ebutuhan +asar Manusia

    5.5.4 Manifestasi "linis

    2da beberapa tanda dan gejala pada ketidakseimbangan kebutuhan nutrisi

    seara umum' diantaranya@

    5.5.4.$ "etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    $) "ram dan nyeri abdomen

    5) 9afsu makan menurun

    *) Berat badan 50H atau lebih dibaah berat badan ideal.

    1) "erapuhan kapiler&) +iare

    4) "ehilangan rambut berlebih

    /) Bising usus hiperaktif8) Tonus otot menurun

    %) Cepat kenyang setelah makan$0) Mengeluh gangguan sensasi rasa$$) Sariaan rongga mulut

    $5) Sukar menelan

    5.5.4.5 "etidakseimbngan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh$) +isfungsi pola makan

    5) 9afsu makan berlebih

    *) 2kti!itas monoton

    1) =ipatan otot trisep 5& m pada anita' $& m pada pria&) Berat badan 50H atau lebih diatas tinggi dari kerangka tubuh ideal

    5.5./ Tes +iagnostik 

    Pada pemenuhan kebutuhan nutrisi' pemeriksaan penunjang yang dilakukan

    seperti@

    '.'.,.1 #ontgen

    '.'.,.'

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    19/58

    '.3 Manajemen #e)eraatan

    '.3.1 Pengkajian

    Berdasarkan klasifikasi +oenges (5000)' riayat keperaatan yang perlu dikaji

    adalah@5.*.$.$ 2kti!itas dan istirahat

    rang yang terkena tuberulosis paru memiliki gejala seperti' kelelahan

    umum dan kelemahan'nafas pendek karena bekerja'sulit tidur pada malam atau

    demam pada malam hari' menggigil dan atau berkeringat mimpi buruk' dengan Tanda

    Takhikardi' tahipnoe7dispnoe pada kerja' "elelahan otot' nyeri dan sesak (pada tahap

    lanjut).

    5.*.$.5 Integritas >go

    ;ejalanya adanya faktor stres lama'Masalah keuanagan' rumah' perasaan tak  berdaya 7 tak ada harapan' populasi budaya. +engan tanda Menyangkal' (khususnya

    selama tahap dini)'2nietas' ketakutan' mudah tersinggung.

    5.*.$.* Makanan 7 airan.

    ;ejalanya anoreia'tidak dapat menerna makanan'penurunan berat badan.

    +engan tanda turgor kulit buruk' kehilangan lemak subkutan pada otot.

    5.*.$.1 9yeri 7 kenyamanan.

    ;ejalanya akan timbul nyeri dada meningkat karena batuk berulang' dengan

    tanda nyeri berhatihati pada area yang sakit'perilaku distraksi' gelisah.

    5.*.$.& Pernafasan

    ;ejala pada sistem pernapasan batuk produktif atau tidak produktif'nafas

     pendek' riayat tuberkulosis7terpajan pada indi!idu terinjeksi dengan tanda

     peningkatan frekuensi nafas' pengembangan pernafasan tak simetris' perkusi dan

     penurunan fremitus !okal' bunyi nafas menurun tak seara bilateral atau unilateral

    (effusi pleura 7 pneomothora) bunyi nafas tubuler dan 7 atau bisikan pektoral diatas

    lesi luas' krekels teratat diatas apeks paru selam inspirasi epat setelah batuk pendek 

    (krekels posttusi). "arakteristik sputum@ hijau purulen' mukoid kuning atau

     berampur darah.+e!iasi trakeal (penyebaran bronkogenik). Tak perhatian' mudah

    terangsang yang nyata' perubahan mental (tahap lanjut).

    5.*.$.4 "eamanan

    19

    http://diitsehat.blogspot.com/http://diitsehat.blogspot.com/

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    20/58

    ;ejalanya adalah adanya kondisi penekana imun' ontoh ? 2I+S' kanker' tes

    -IA positif (6) dengan tanda demam rendah atau sakit panas akut.

    5.*.$./ Interaksi sosial

    ;ejala yang berhubungan dengan interaksi pada orang yang mengalami

    tuberulosis paru adalah perasaan isolasi 7 penolakan karena penyakit menular'

     perubahan pola biasa dalam tangguang jaaab 7 perubahan kapasitas fisik untuk 

    melaksankan peran.

    5.*.$.8 Penyuluhan 7 pembelajaran

    ;ejala riayat keluarga tuberulosis paru 'ketidakmampuan umum 7 status

    kesehatan buruk' gagal untuk membaik 7 kambuhnya tuberkulosis' tidak berpartisipasi

    dalam therapy.

    '.3.' +iagnosa "eperaatan

    +iagnosa keperaatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang'

    keluarga' atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses

    kehidupan yang aktual atau potensial. +iagnosa keperaatan ini dapat memberikan

    dasar pemilihan inter!ensi untuk menjadi tanggung gugat peraatan. (-idayat' 5008)

    5.*.5.$ "etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekret kental atau sekret

    darah? kelemahan? upaya batuk buruk? edema trakea atau faringeal.5.*.5.5 ;angguan keseimbangan nutrisi' kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

    kelelahan' batuk yang sering' adanya produksi sputum' dispnea' anoreksia' penurunan

    kemampuan finansial.5.*.5.* #isiko tinggi infeksi penyebaran 7 akti!itas ulang infeksi berhubungan

    dengan pertahanan primer tidak adekuat' fungsi silia menurun7 statis sekret'

    kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar' malnutrisi' terkontaminasi

    oleh lingkungan' kurang informasi tentang infeksi kuman.

    5.*.5.1 #esiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan

     permukaan efektif paru' atelektasis' kerusakan membran al!eolarkapiler'

    sekret kental' edema bronkhial.

    5.*.5.& "urang pengetahuan tentang kondisi' pengobatan' penegahan berhubungan

    dengan tidak ada yang menerangkan' interpretasi yang salah' informasi yang

    didapat tidak lengkap7tidak akurat' terbatasnya pengetahuan7kognitif .

    20

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    21/58

    21

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    22/58

    '.3.3 Inter2ens" #e)eraatan

    N(D"agn(sa

    #e)eraatan

    Tujuan

    #r"ter"a Has"l4Inter2ens" Ras"(nal

    22

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    23/58

    $. "etidakefektifan

     bersihan jalan nafas

     berhubungan dengan

    sekret kental atau sekret

    darah? kelemahan?

    upaya batuk buruk?

    edema trakea atau

    faringeal.

    Setelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama * 51 jam di

    harapakan jalan nafas

     bersih dan efektif 

    "riteria hasil@

    $. Mempertahankan

     jalan nafas klien.

    5. Mengeluarkan

    sekret tanpa

     bantuan.

    *. Menunjukkan

     prilaku untuk

    memperbaiki7memp

    ertahankan

    kebersihan jalan

    nafas.

    1. Berpartisipasi dalam

     program

     pengobatan' sesuai

    tingkat kemampuan

    $. "aji fungsi pernafasan' bunyi

    nafas' keepatan' irama dan

    kedalaman serta penggunaan

    otot aksesori.

    5. Catat kemampuan untuk

    mengeluarkan mukus7batuk

    efektif? atat karakter' jumlah

    sputum' adanya hemoptysis

    *. Berikan klien posisi semi

    foler. Bantu pasien untuk

     batuk dan latihan nafas

    dalam.

    $.Penurunan bunyi nafas dapat

    menunjukkan atelektasis. #onkhi dan

    mengi menunjukkan akumulasi

    sekret7ketidakmampuan untuk

    membersihkan jalan nafas yang dapat

    menimbulkan penggunaan otot aksesori

     pernafasan dan peningkatan kerja

     pernafasan.

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    24/58

    atau sanitasi.

    1. Bersihkan sekret dari mulut

    dan trakea? penghisapan

    sesuai keperluan.

    &. Pertahankan masukan airan

    sedikitnya 5&00 ml7hari

    keuali kontra indikasi.

    4. =embabkan udara7oksigen

    inspirasi.

    /.

    8. Berikan obatobat sesuai

    indikasi? agen mukolitik'

     bronkodilator'

    kortikosteroid.

     jalan nafas besar untuk dikeluarkan.

    1.Menegah obstruksi7 aspirasi.

    Penghisapan dapat diperlukan bila

     pasien tak mampu mengeluarkan sekret.

    &.Pemasukan tinggi airan membantu

    untuk mengenerkan sekret'

    membuatnya mudah dikeluarkan.

    4.Menegah pengeringan membran

    mukosa' membantu mengenerkan

    seret.

    /.2gen mukolitik menurunkan kekentalan

    dan perlengketan sekret' bronkodilator 

    Tabel 5.$ Inter!ensi "eperaatan "MB

    N( D"agn(sa Tujuan Inter2ens" Ras"(nal

    24

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    25/58

    #e)eraatan #r"ter"a Has"l4

    5 ;angguan

    keseimbangan

    nutrisi' kurang dari

    kebutuhan

     berhubungan dengan

    kelelahan' batuk 

    yang sering' adanya

     produksi sputum'

    dispnea' anoreksia'

     penurunan

    kemampuan

    finansial.

    Setelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama * 51 jam di

    harapakan kebutuhan

    nutrisi adekuat.

    "riteria hasil@

    $. Menunjukkan berat

     badan meningkat

    menapai tujuan

    dengan nilai

    laboratoriurn normal

    dan bebas tanda

    malnutrisi'

    5. melakukan

     perubahan pola hidup

    untuk meningkatkan

    dan mempertahankan berat badan yang

    tepat.

    $. Catat status nutrisi paasien@

    turgor kulit' timbang berat

     badan' integritas mukosa

    mulut' kemampuan menelan'

    adanya bising usus' riayat

    mual7rnuntah atau diare.

    5. "aji ulang pola diet pasienyang disukai7tidak disukai.

    *. Monitor intake dan output

    seara periodik.

    1. Catat adanya anoreksia' mual'

    muntah' dan tetapkan jika ada

    hubungannya dengan

    medikasi. 2asi frekuensi'

    !olume' konsistensi Buang

    2ir Besar (B2B).

    &. 2njurkan istirahat yang

    ukup.

    4. =akukan peraatan mulut

    sebelum dan sesudah tindakan

     pernapasan.

    $. Berguna dalam mendefinisikan derajat

    masalah dan inter!ensi yang tepat.

    5. Membantu inter!ensi kebutuhan yang

    spesifik' meningkatkan intake diet

     pasien.

    *. Mengukur keefektifan nutrisi dan

    airan.

    1. +apat menentukan jenis diet dan

    mengidentifikasi pemeahan masalah

    untuk meningkatkan intake nutrisi.

    &. Membantu menghemat energi khusus

    saat demam terjadi peningkatan

    metaboli.

    4. Mengurangi rasa tidak enak dari

    sputum atau obatobat yang digunakan

    25

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    26/58

    /. 2njurkan makan sedikit dan

    sering dengan makanan tinggi

     protein dan karbohidrat.

    8. #ujuk ke ahli gi3i untuk

    menentukan komposisi diet.

    %. 2asi pemeriksaan

    laboratorium. (B

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    27/58

     berhubungan dengan

     pertahanan primer tidak 

    adekuat' fungsi silia

    menurun7 statis sekret'

    kerusakan jaringan

    akibat infeksi yang

    menyebar' malnutrisi'

    terkontaminasi oleh

    lingkungan' kurang

    informasi tentang

    infeksi kuman.

    harapakan tidak terjadi

     penyebaran7 akti!itas

    ulang infeksi.

    "riteria hasil@

    $. Mengidentifikasi

    inter!ensi untuk

    menegah7menurunkan resiko

     penyebaran infeksi.5. Menunjukkan7

    melakukan

     perubahan pola

    hidup untuk

    meningkatkan

    lingkungan yang

    aman.

     bronkus pada jaringan

    sekitarnya atau aliran darah

    atau sistem limfe dan resiko

    infeksi melalui batuk' bersin'

    meludah' tertaa' iuman

    atau menyanyi.

    5. Identifikasi orangorang yang

     beresiko terkena infeksi

    seperti anggota keluarga'

    teman' orang dalam satu

     perkumpulan.

    *. 2njurkan pasien menutup

    mulut dan membuang dahak

    di tempat penampungan yang

    tertutup jika batuk.

    1. Monitor temperatur.

    &. 2njurkan untuk tidak

    menghentikan terapi yang

    dijalani.

    4. Pemberian terapi I9-'

    etambutol' #ifampisin.

    Pemberian terapi Pyra3inamid

    dari kuman tuberulosis.

    5. Mengurangi resiko anggota keluarga

    untuk tertular dengan penyakit yang

    sama dengan klien.

    *. Penyimpangan sputum pada adah

    yang terdesinfeksi akan mengurangi

     penyebaran' sedangkan penggunaan

    masker dapat meminimalilisasi

     penyebaran infeksi melalui droplet.1. Peningkatan suhu tubuh menandakan

    terjadinya infeksi sekunder.

    &. Penghentian terapi mengakibatkan

     pengobatan berulang dari aal dan

    mengakibatkan resistensi bakteri.

    4.

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    28/58

    (PD2)72ldinamide' para

    amino salisik (P2S)'

    sikloserin' streptomisin

    Tabel 5.* Inter!ensi "eperaatan "MB *

    N( D"agn(sa

    #e)eraatan

    Tujuan

    #r"ter"a Has"l4

    Inter2ens" Ras"(nal

    1 #esiko kerusakan

     pertukaran gas

     berhubungan dengan

     penurunan permukaan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperaatan

    selama * 51 jam di

    harapakan pertukaran

    $. "aji dispnea' takipnea' tak

    normal atau menurunnya

     bunyi nafas' meningkatkan

    upaya pernafasan' terbatasnya

    $. Memantau ada tidaknya penyakit yang

     berlanjut.

    28

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    29/58

    efektif paru' atelektasis'

    kerusakan membran

    al!eolarkapiler' sekret

    kental' edema

     bronkhial.

    gas tidak terjadi'

    adanya perbaikan

    !entilasi.

    "riteria hasil@

    $. #esiko terhadap

     pertukaran gas dapat

    dihindari.5. menunjukkan

     perbaikan !entilasi

    dan oksigenisasi

     jaringan adekuat

    dengan ;+2 dalam

    rentang normal

    *. bebas dari gejala

    distress pernafasan.

    ekspansi dinding dada dan

    kelemahan.

    5. >!aluasi perubahan pada

    tingkat kesadaran. Catat

    sianosis dan perubahan pada

    arna kulit' termasuk

    membran mukosa dan kuku.

    *. Tunjukkan atau dorong

     bernafas selama ekshalasi'

    khususnya untuk pasien

    dengan fibrosis atau

    kerusakan parenkim.

    1. Tingkatkan tirah baring7batasi

    aktifitas dan bantu akti!itas

     peraatan diri sesuai

    keperluan.

    &. Berikan oksigen tambahan

    yang sesuai.

    5. 2kumulasi sekret7pengaruh jalan nafas

    dapat mengganggu oksigenisasi organ

    !ital dan jaringan.

    *. Membuat tahanan melaan udara luar'

    untuk menegah kolaps7 penyempitan

     jalan nafas.

    1. Menurunkan konsumsi oksigen atau

    kebutuhan selama periode penurunan

     penafasan dapat menurunkan beratnya

    gejala

    &. 2lat dalam memperbaiki hipoksemia

    yang dapat terjadi sekunder terhadap

     penurunan !entilasi atau menurunnya

     permukaan al!eolar paru.

    Tabel 5.1 Inter!ensi "eperaatan "MB 1

    29

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    30/58

    N(D"agn(sa

    #e)eraatan

    Tujuan

    #r"ter"a Has"l4Inter2ens" Ras"(nal

    & "urang pengetahuan

    tentang kondisi'

     pengobatan'

     penegahan

    Setelah dilakukantindakan keperaatan

    selama * 51 jam di

    harapakan menyatakan

     pemahaman proses

    $. "aji kemampuan pasien untuk belajar' ontoh tingkat takut'

    masalah' kelemahan' tingkat

     partisipasi' lingkungan terbaik

    dimana pasien dapat belajar'

    $. belajar tegantung pada emosi dan

    kesiapan fisik dan ditingkatkan

     pada tahapan indi!idu.

    30

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    31/58

     berhubungan dengan

    tidak ada yang

    menerangkan'

    interpretasi yang salah'

    informasi yang didapat

    tidak lengkap7tidak

    akurat' terbatasnya

     pengetahuan7kognitif.

     penyakit7 prognosis dan

    kebutuhan pengobatan

    "riteria hasil@

    $. Melakukan

     perilaku7perubahan

     pola hidup untuk

    memperbaikikesehatan umum

    dan menurunkan

    risiko pengaktifan

    ulang tuberkulosis

    5. mengidentifikasi

    gejala yang

    memerlukan

    e!aluasi7inter!ensi

    *. menggambarkan

    renana untuk

    menerima

     peraatan kesehatan

    adekuat.

    seberapa banyak isi' media

    terbaik' siapa yang terlibat.

    5. Indentifikasi gejala yang harus

    dilaporkan ke peraat' ontoh

    hemoptisis' nyeri dada' demam'

    kesulitan bernafas' kehilangan

     pendengaran' !ertigo.

    *. Tekankan pentingnya

    mempertahankan protein tinggi

    dan diet karbohidratdan

     pemasukan airan adekuat

    1. Informasi tertulis khusus pada

     pasien untuk rujukan ontoh

     jadal obat.

    &. Felaskan dosis obat' frekuensi

     pemberian' kerja yang

    diharapkan' dan alasan pengobatan lama. "aji potensi

    interaksi dengan obat 7 subtansi

    lain.4. "aji potensial efek samping

    5. +apat menunjkkan kemajuan atau

     pengaktifan ulang penyakit atau

    efek obat yang memerlukan

    e!aluasi lanjut.

    *. Memenuhi kebutuhan metabolik

    membantu meminimalkan

    kelemahan dan meingkatkan

     penyembuhan.

    1. Informasi tertulis dapat

    menurunkan hambatan pasien

    untuk mengingat sejumlah besar

    informasi. Pengulangan

    menguatkan belajar.

    &. meningkatkan kerja sama dalam

     program pengobatan dan menegah

     penghentian obat sesuai perbaikan

    kondisi pasien.

    31

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    32/58

     pengobatan (ontoh mulut

    kering' konstipasi' gangguan

     penglihatan' sakit kepala'

    hipertensi ortostatik) dan

     pemeahan masalah.

    4. Menegah 7menurunkan

    ketidaknyamanan sehubungan

    dengan terapi dan meninggkatkan

    kerja sama dalam program.

    Tabel 5.& Inter!ensi "eperaatan "MB &

    32

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    33/58

    5.*.1 Implementasi "eperaatan

    Pelaksanaan atau implementasi adalah aktualisasi dari renana keperaatan

    melalui inter!ensi keperaatan (smelt3er dan bare'5005)

    Tindakan keperaatan atau implementasi merupakan pelaksanaan

     perenanaan oleh peraat dan klien.-alhal yang harus diperhatikan ketika

    melakukan implementasi adalah inter!ensi dilakukan sesuai dengan renana

    setelah dilakuakan !alidasi' penugasan keterampilan interpersonal' intelektual dan

    tehnikal.Inter!ensi harus dilakukan dengan ermat dan efisien pada situasi yang

    tepat' kemampuan fisik' fsikologis dilindungi dan didokumentasikan keperaatan

     berupa peatatan dan pelaporan.

    5.*.& >!aluasi

    >!aluasi adalah penentuan dari respon pasien terhadap inter!ensi

    keperaatan dan sejauh mana tujuan sudah diapai (smelt3er dan bare'5005).

    >!aluasi merupakan tahap akhir proses keperaatan yang merupakan

    akti!itas berkesinambungan dari tahap aal (pengkajian) sampai tahap akhir 

    (e!aluasi) dan melibatkan pasien dan keluarga. >!aluasi bertujuan untuk menilai

    efektifitas renana dan strategi asuhan keperaatan. >!aluasi terdiri dari e!aluasi

     proses' untuk menilai apakah prosedur dilakuakan sesuai dengan renan dan

    e!aluasi hasil berfokus pada perubahan perilaku dan kesehatan pasien sebagai

    hasil tindakan keperaatan. 2da tiga alternati!e dalam menafsirkan hasil e!aluasi

    yaitu@

    5.*.&.$ Masalah teratasi

    Masalah teratasi apabila pasien menunjukan perubahan tingkah laku dan

     perkembngan kesehatan sesuai dengan kriteria penapaian tujuan yang telahditetapakan.

    5.*.&.5 Masalah sebagian teratasi

    Masalah sebagian teratasi apabila pasien menunjukan perubahan dan

     perkembangan kesehatan hanya sebagian dari kriteria hasil penapaian tujuan

    yang telah ditetapkan.

    33

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    34/58

    5.*.&.* Masalah belum teratasi

    Masalah belum teratasi' jika pasien sama sekali tidak menunjukan

     perubahan perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul masalah

    yang baru (9ursalam' 5000)

    34

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    35/58

    BAB III

    AUHAN #EPERA5ATAN

    3.1 Anamnesa

    Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 55 Fanuari 50$4 Fam $0.00 ,IB di ruang

    ;ardenia #S

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    36/58

    "eterangan @ J =aki laki

      J perempuan

      J =aki laki 7 perempuan yang meninggal

      J =akilaki 7 perempuan yang sakit

      J -ubungan keluarga

      J Tinggal serumah

    3.' Pemer"ksaan *"s"k 

    "eadaan umum pasien lemah' pada tangan kiri pasien terpasang infus #= $4

    tpm. Status mental Tn. ; baik' tingkat kesadaran ompos menthis' pasien tampak 

    meringis' bentuk badan kurus ara berbaring terlentang' suasana hati gelisah'

     penampilan kurang rapi' berbiara lanar' fungsi kognitif orientasi aktu pasien

    tidak dapat membedakan antara pagi' siang' malam' orientasi orang pasien dapat

    mengenali keluarga maupun petugas kesehatan' orientasi tempat pasien mengetahui

     baha sedang berada di rumah sakit. -alusinasi tidak ada halusinasi yang dialami

    oleh pasien' proses berpikir tidak bloking dan irumstansial' insting pasien baik 

    tidak mengingkari atau menyalahkan orang lain' mekanisme pertahanan diri adaptif'

    keluhan lainnya tidak ada. Tandatanda !ital Suhu7T@ *&'80C' 9adi7-#@ %5

    7menit'Pernapasan7##@ 547menit'Tekanan +arah7BP@ $00780 mm-g.

    *.5.$ Pernapasan

    Bentuk +ada Simetris' kebiasaan merokok 18batang7hari' pasien merasa sesak 

    napas' pasien mengatakan masih batuk. Tipe pernapasan perut' irama pernapasan

    teratur' suara napas !esikuler' suara napas tambahan hee3ing.

    *.5.5 Cardio!asuler 

    36

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    37/58

    "lien tidak mengeluh nyeri dada' kram pada kaki dan tangan' tidak ada tanda

    tanda sianosis' tidak ada lubing finger' apillary time K5 detik' tidak ada asites' tidak 

    ada peningkatan !ena jugularis' suara jantung s$ s5 tunggal'.

    *.5.* Persyarafan

     9ilai ;CS > 1 ( Membuka Mata Spontan )' A & (rentasi dengan Baik)' M

    4 (Bergerak Sesuai Perintah)' Total 9ilai ;CS $& normal' kesadaran Tn. C Compos

    Menthis' Pupil anisokor' refle ahaya kanan dan kiri negatif.

    kstrimitas atas Fari ke jari positif' jari ke hidung positif' ekstrimitas baah

    tumit ke jempul kaki positif.#efleks kanan dan kiri positif tidak ada yang mengalami

    kekakuan' uji sensasi klien merespon saat disentuh.

    *.5.1 >liminasi

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    38/58

    *.5.& >liminasi 2l!i (Boel)

    Bibir terlihat lembab' klien dapat mengunyah dengan baik' gusi tidak ada

     peradangan' simetris merah muda' mukosa lembab' tidak ada pembesaran tonsil'

    retum tidak ada benjolan' hemorid tidak ada' B2B $ kali 7hari' bising usus terdengar 

    1 kali selama $ menit' tidak ada nyeri tekan pada abdomen' tidak ada benjolan pada

    abdomen

    *.5.4 Tulang tot Integumen (Bone)

    "emampuan pergerakan sendi bebas' tidak ada kelemahan otot' tidak ada

    kelumpuhan pada otot' tidak ada kekakuan otot pada separuh tubuh' tidak ada nyeri'

    tidak ada pembengkakkan' tidak ada kekakuan' tidak ada peradangan pada otot' tidak 

    ada kekakuan pada tonus otot' ukuran otot simetris' kekuatan otot ekstremitas atat &&dan ekstremitas baah &&' tidak ada pergeseran tulang' tidak ada peradangan' tidak 

    ada luka' tidak ada patah pulang' tulang belakang kifosis.

    *.5./ "ulit"ulit #ambut

    "lien mengatakan tidak ada riayat alergi' suhu kulit terasa dingin' arna kulit

    normal' turgor kulit baik' tekstur kulit halus' tidak terdapat lesi' tidak ada jaringan

     parut' tekstur rambut lurus' distribusi rambut merata' bentuk kuku simetris.

    *.5.8 Sistem Penginderaan

    :ungsi pendengaran baik tidak adanya ketulian*.5.8.$ Mata7Penglihatan

    :ungsi penglihatan buta7gelap' gerakan spontan7nistagmus' Sklera

    normal7putih' konjungti!a merah muda' kornea bening' tidak ada keluhan dan nyeri

    yang di rasakan klien' pasien juga tidak menggunakan alat bantu atau kaamata.

    *.5.8.5 -idung7Peniuman

    :ungsi peniuman pasien baik' hidung simetris tidak ada peradangan maupun

    kelainan yang di alami pasien.

    *.5.% =eher +an "elenjar =imfe

    Massa tidak ada' jaringan Parut tidak ada' kelenjar limfe tidak teraba' kelenjar 

    Tyroid tidak teraba' mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.

    *.5.$0 Sistem #eproduksi

    38

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    39/58

    "lien tidak bersedia dilakukan inspeksi pada area genitalia' tapi klien

    mengungkapkan baha ia tidak mempunyai keluhan yang berhubungan dengan

    sistem reproduksi. Tidak ada kemerahan' tidak ada gatalgatal' tidak ada kelainan dan

    hernia.

    3.3 P(la *ungs" #esehatan

    *.*.$ Persepsi Terhadap "esehatan dan Penyakit

    Pasien mengatakan ingin epat sembuh dari penyakit yang dideritanya dan

    kembali menjalankan aktifitas sehari hari seperti biasa.

    *.*.5 9utrisi dan Metabolisme

    TB $&8 m' BB sekarang *8 "g' BB Sebelum sakit &1 "g' diet biasa' T"TP

    (tinggi kalori' tinggi protein)' tidak ada kesukaran menelan.

    IMT@ BB7(TB@   1002

    )J1&7($&8@   1002

    )J*8@5'1%J$&'54 (kurus)

    P(la Makan ehar"+har" esu!ah ak"t ebelum ak"t

    :rekuensi7hari * $ hari * $ hari

    Porsi $75 porsi $ porsi

     9afsu makan "urang Baik 

    Fenis Makanan Bubur (nasi)' lauk pauk' sayur 9asi' lauk pauk'

    sayur 

    Fenis Minuman 2ir putih 2ir putih' the

    Fumlah minuman7751 jam &00 74 jam 800 74 jam

    "ebiasaan makan Pagi' siang' malam Pagi' siang' malam

    "eluhan7masalah 9afsu makan berkurang Tidak ada

    Tabel *.$ Pola makan seharihari Tn. ; di ruang 2ster B=

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    40/58

    Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pola istrahat dan tidur. Masalah

    keperaatan tidak ada masalah.

    *.*.1 "ognitif 

    Pasien menyadari keadaannya saat ini dan ingin epat sembuh

    Masalah "eperaatan*.*.& "onsep diri (;ambaran diri' identitas diri' harga diri' peran )

    ;ambaran +iri' Pasien menyukai tubuhnya seara utuh' Ideal +iri' Pasien

    ingin epat sembuh dari penyakit yang di deritanya Identitas +iri' -arga diri' Pasien

    sangat di perhatikan oleh keluarga dan merasa di hargai' Peran pasien adalah kepala

    rumah tangga dalam rumah tangganya' tidak ada masalah keperaatan.

    *.*.4 2kti!itas Seharihari

    Sebelum sakit pasien dapat melakukan akti!itas seharihari seara mandiri'

    namun setelah sakit pasien hanya bisa berbaring ditempat tidur.

    *.*./ "oping Toleransi terhadap Stress

    Pasien mengatakan jika ada masalah keluarga selalu dirundingkan seara

    keluarga untuk menari solusi yang lebih baik.*.*.8 9ilaiPola "eyakinan

    Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada tindakan medis yang bertentangan

    dengan keyakinan yang dianut.tidak ada masalah keperaatan.

    3.$ (s"al 8 )"r"tual

    3.$.1 "emampuan berkomunikasi

    "lien mampu berkomunikasi dengan baik kepada keluaraga dan tim medis.

    3.- Data Penunjang Ra!"(l(g"s9 Lab(ratur"um9 Penunjang La"nn:a4

    3.-.1 -asil laboratorium

    N(

    .

    Pemer"ksaan Has"l N(rmal #es"m)ulan

    $ ,BC $5' %1 $0L*7u= $$' /$&' & Menurun

    5 #BC 1'*0 $0L47u= 1' 501' 8/ Menurun

    40

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    41/58

    * -;B $0'/ g7dl 1' &$$' 0 Menurun

    1 P=T 508 $0L*7u= $&01&0 9ormal

    2 @ *6

    B @ *6

    C @ *6

    Tabel *.5 +ata penunjang Tn. ; pada tanggal 55 Fanuari 50$4 di #uang

    ;ardenia B=

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    42/58

     2#"I>4

      NIM. ';13.

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    43/58

    3., Anal"s"s Data

    DATA UB=E#TI*

    DAN DATA

    7B=E#TI*

    #EMUN6#INAN

    PEN=EBABMAALAH

    D > Pasien mengatakan

    sering batuk dan sesak

    nafas

    D7 > Pasien tampakgelisah

    Pasien tampak lemas

    tanda tanda !ital @

    T+ @ $00780 mm-g

    ## @ 54 7menit

     9 @ %5 7menit

    S @ *&'8 oC

    2llergen' perubahan uaa'

    akti!itas yang berat' stress

    Merangsang pengeluaran

    histemik'3at antifilaktik'eosinafik' bradiklinim

    "ontraksi obat polos

     brankospasme

    Penyempitan bronkus

    Pengeluaran seret

    Bersihan jalan nafas tidak 

    efektip

    "etidakefektipan bersihan

     jalan nafas

    43

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    44/58

    D > Pasien mengatakan

    nafsu makan berkurang

    D7 >  pasin tampak tidak 

     bisa menghabiskan $

     porsi makanan yang

    diberikan

    2noreksia

    =emas

    kelelahan

    "ebutuhan nutrisi kurang

    dari kebutuhan tubuh

    D > Pasien mengatakan

    tidak mampu mandi

    sendiri

    D7 > Badan pasin

    tampak kotor 

    "etidakmampuan dalam

    meraat diri

    Badan pasien tampak kotor 

    +efisit peraatan diri

    +efisit peraatan diri

    D > Pasien mengatakan

     jarang menutup mulut

    ketika batuk didepan

    orang lain

    D7 > + Pasien tidak

    "urang informasi tentang

    infeksi kuman

    Tidak mengetahui etika

    #esiko tinggi penyebaran

    infeksi pada orang lain

    44

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    45/58

    menggunakan masker 

    Pasien membuang

    sputum atau dahak

    didalam tempat yang

    tidak menggunakan tutup

    Pasien membuang tisu

    yang dugunakan setelah

     batuk disemberangan

    tempat

    Pasien belum mengenal

    etika batuk yang benar 

     batuk yang benar 

    Pemanjangan patogen

    melalui droplet udara

    #esiko tinggi pnyebaran

    infeksi pada orang lain

    *.1 Tabel 2nalisa +ata

    45

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    46/58

    3./ Pr"(r"tas Masalah

    1. Ketidakefektipan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

    alergen, perubahan uaa, akti!itas "ang berat, stress.

    2. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan an#reksia, le$as, kelelahan

    3. %e&sit pera'atan diri berhubungan dengan kele$ahan akibat da"a

    tahan tubuh $enurun.

    4. (esik# tinggi pen"ebaran infeksi pada #rang lain berhubungan

    dengan kurang inf#r$asi tentang infeksi ku$an

    46

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    47/58

    3.0 Inter2ens" #e)eraatan

     9ama Pasien@ Tn. ;

    #uang #aat @ ;ardenia

    D"agn(sa #e)eraatan Tujuan #r"ter"a has"l4 Inter2ens" Ras"(nal

    $. "etidakefektipan jalan nafas

     berhubungan dengan alergen'

     perubahan uaa' akti!itas 4yang

     berat' stress.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan $ 4 jam

    ketidakefektipan jalan nafas

    dapat teratasi' dengan kriteria

    hasil @

    $. Pasin tampak tidak gelisah

    5. Pasin tampak tidak sesak

    nafas

    *. Batuk pasien berkurang

    $. 2skultasi bunyi nafas' atat

     bunyi nafas tambahan

     

    5. "aji TTA

    *. 2njurkan pasien batuk

    efektif dan teknik nafas

    dalam

    1. 2njurkan pasien untuk

     posisi semifoler 

    &. "olaborasi dengan dokter

    dalam pemberian terapi

     bronkidilatot

    $. Beberapa derajat spa

     bronkus terjadi deng

    abstruksi jalan nafas

    5. Mengetahui prubaha

    kesehatan pasien

    *. Meningkatkan kema

     batuk pasien sehingg

     bersihan jalan nafas

    membesar 

    1. Posisi semifoler da

    mengurangi sesak 

    &. Bronkidilator sebaga

     pengener dahak 

    47

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    48/58

    5. "ebutuhan nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan

    anoreksia'lemas'kelelahan.

    Setelah dilakukan

    keperaatan $4 jam

    diharapkan kebutuhan nutrisi

    dapat terpenuhi dengan

    keriteria hasil @

    $.nutrisi terpenuhi

    5.pasien tidak lemas

    $. 2njurkan keluarga pasien

    memberikan makanan

    sedikit tapi sering

    5. 2njurkan keluarga dalam

    menyajikan makanan dalam

    keadaan hangat

    *. "olaborasi dengan ahli gi3i

    dalam pemberian nutrisi

    1. Monitor berat badan pasien

    $.

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    49/58

    #uang #aat @ ;ardenia

    D"agn(sa #e)eraatan Tujuan #r"ter"a has"l4 Inter2ens" Ras"(nal

    +efisit peraatan diri

     berhubungan dengan kelemahan

    akibat penurunan daya tahan

    tubuh

    1. #esiko tinggi penyebaran

    infeksi pada orang lain

    &. berhubungan dengan

    kurang informasi tentang

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan $4 jam diharapkan

     pasien dapat meraat diri dengan

    kriteria hasil @

    - Penampilan rapi

    - Bersih

    Setelah dilakukan tindakan

    keperaatan $4 jam diharapkan

     penyebaran infeksi tidak terjadi

    dengan kriteria hasil@

    $ "aji kemampuan klien

    dalam meraat diri

    5 Bantu pasien dalam

    memenuhi peraatan diri

    * Berikan informasi tentang

     peraatan diri

    1 2njurkan kepada keluarga

    untuk membantu pasien

    dalam memenuhi kebutuhan

     personal

    hygin.

    $. "aji patologi penyakit

     potensial penyebaran infeksi

    melalui droplet udara selama

     batuk 

    5. Identifikasi orang lain yang

     berisiko seperti

    keluarga'teman' dan orang

    $. mengetahui tingkat

    kemampuan pasien

    5. untuk memenuhi be

    meraat diri

    *. untuk menambah

     pengetahuan pasien

    mengenai kebersiha

    1. memudahkan pasien

    melakukan peraat

    seperti mandi' goso

    menui

    rambut(keramas)

    $. membantu klien unt

    menegah penulara

     pada orang lain

    5. mengurangi terjadin

    infeksi

    49

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    50/58

    infeksi kuman $. pasien mengatakan

    menutup mulut ketika

     batuk di depan orang lain

    5. pasien mengenakan

    masker 

    *. pasien membuang sputum

    di tempat yang tertutup

    dan berisi airan

    desinfektan

    terdekat lainnya

    *. 2njurkan pasien untuk

    menggunakan masker 

    1. 2njurkan pasien untuk batuk 

    dan bersin dengan menutup

    mulut menggunakan tissue.

    *. menegah pengelua

    dopret melalui udar 

    1. menegah penyebar 

    melalui sputum7dah

    1.1; Im)ementas" Dan E2aluas" #e)eraatan

    Har"?Tanggal9 &am Im)lementas" E2aluas" 7AP4

    Tan!a tan

    Nama P

    Fumat 7 55 Fanuari 50$4 $. Mengaskultasi bunyi nafas' atat bunyinafas tambahan

    5. Mengkaji TTA

    *. Menganjurkan pasien batuk efektif dan

    teknik nafas daalam

    1. Menganjurkan pasien untuk posisi

    semifoler 

    S @ pasien mangatakan terkadang masih batuk 

    N @ pasien tampak gelisah

    - Batuk positif 

    - TTAJT+ @$00780

    50

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    51/58

    Fumat 7 55 Fanuari 50$4

    &. Mengkolaborasi dengan dokter dalam

     pemberian terapi bronkidilatot

    $. Menganjurkan keluarga pasien

    memberikan

      makanan sedikit tapi sering

    5. 2njurkan keluarga dalam menyajikan

    makanan dalam keadaan hangat

    *. "olaborasi dengan ahli gi3i dalam

     9 @%5 7m

      ## @54 7m

      S @*&'8 C

    2 @ masalah batuk dan sesak nafas belum

    teratasi

    P @ =anjutkan inter!ensi @

    - 2uskultasi bunyi nafas' atat adanya

     bunyi nafas tambahan

    - "aji tandatanda !ital

    - 2jarkan pasien batuk efektif dan nafas

    dalam

    S @ keluarga pasien mengatakan Tn.;masih belum dapat makan banyak susu

    @ sulit untuk menelan

    2 @ masalah nutrisi kurang dari kebutuhan

    tubuh belum teratasi

    51

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    52/58

     pemberian nutrisi

    1. Monitor berat badan pasien

    P @ lanjutkan inter!ensi

    - 2jarkan keluarga klien memeberikan

    makanan sedikit tapi sering

    - 2njurkan keliarga klien menyajikan

    makanan dalam keadaan hangat

    "olaborasi dngan ahli gi3i dalam

     pemberian nutrisi

    IMPLEMENTAI DAN E@ALUAI #EPERA5ATAN

    Har"?Tanggal9 &am Im)lementas" E2aluas" 7AP4

    Tan!a ta

    Nama P

    Fumat 7 55 Fanuari 50$4 $. Mengkaji kemampuan klien dalam

    meraat diri

    5. Membantu pasien dalam memenuhi

     peraatan diri

    *. Memberikan informasi tentang

     peraatan diri

    1. Menganjurkan kepada keluarga untuk

    S @ Pasien mengatakan badannya sudah

     bersih

    @ Badan pasien tampak bersih

    2 @ defisit keperaatan diri

    P @ hentikan inter!ensi

    52

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    53/58

    Fumat 7 55 Fanuari 50$4

    membantu pasien dalam memenuhi

    kebutuhan personal hygine

    $. "aji patologi penyakit potensial

     penyebaran infeksi melalui droplet udara

    selama batuk 

    5. Identifikasi orang lain yang berisiko

    seperti keluarga'teman' dan orang

    terdekat lainnya

    *. 2njurkan pasien untuk menggunakan

    masker 

    1. 2njurkan pasien untuk batuk dan bersin

    dengan menutup mulut menggunakan

    tissue

    S @ pasien mengatakan menutup mulut

    ketika batuk d depan orang lain

    @ pasien menggunakan masker

    - Pasien membuang sputum ayau

    dahak didalam tempat yang tertutup

    dan berisi airan desinfektan

    - Pasien membuang tisu yang

    digunakan setelah batuk ditempat

    sampah dan sudah terikan plasti

    - Pasien sudah mengenal etika batuk

    yang benar

    53

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    54/58

    2 @ masalah teratasi

    P @ hentikan inter!ensi

    Tabel *.8 Impementasi dan >!aluasi "eperaatan 5

    54

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    55/58

    BAB I@

    PEMBAHAAN

    $.1 Te(r"

    Pada bagian ini penulis akan membahas tentang kesesuaian maupun

    kesenjangan antara kasus nyata yang ditemukan dilapangan dengan teori yang

    ada.

     9utrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan 3at makan oleh tubuh

    yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam akti!itas tubuh' (2.

    23i3 2limul -' 500%).

     9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana indi!idu yang

    mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metaboli

    (,ilkinson Fudith M. 500/).9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake

    nutrisi tidak menukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboli (9anda. 500&

    5004).

    $.' *akta

    Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 55 Fanuari 50$4 (jam $0.00 ,IB)

    diruang ;ardenia #S

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    56/58

    BAB @

    PENUTUP

    1.1 #es"m)ulan

    Berdasarkan hasil dari pembahasan' yaitu dengan membandingkan antara

    kasus nyata Tn. ; dengan teori yang ada maka dapat ditarik kesimpulan@

     9utrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan 3at makan oleh tubuh

    yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam akti!itas tubuh' (2.

    23i3 2limul -' 500%).

     9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana indi!idu yang

    mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

    metaboli(,ilkinson Fudith M. 500/). 9utrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah

    intake nutrisi tidak menukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboli (9anda.

    500&5004).Sedangkan masalah yang ditemukan pada Tn. ; merupakan suatu

    masalah nutrisi yang disebabkan tidak nafsu makan.

    1.' aran

    $.5.$ Bagi Institusi Pendidikan

    +iharapkan kepada institusi Stikes >ka -arap untuk dapat memberikan

    materi yang lebih mendalam mengenai tuberkolosis paru.

    $.5.5 Bagi #umah Sakit

    +iharapkan bagi tenaga kesehatan yang ada dirumah sakit dapat menerapkan

    dan melaksanan asuhan keperaatan dengan baik dengan menggunakan fasilitas

    yang telah disediakan yang berguna dalam menunjang tindakan keperaatan' agar 

     pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar keperaatan.

    $.5.* Bagi Mahasisa

    +iharapkan dari hasil =aporan Studi "asus ini dapat memberikan manfaat

     bagi mahasisa mahasisi yang akan datang yaitu sebagai bahasan masukan

    menegenai asuhan keperaatan pada klien dengan tuberkolosis paru serta

    diharapkan dalam menerapkan proses keperaatan serta aktu praktik 

    dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya untuk berlatih melakukan pengkajian serta

    membuat asuhan keperaatan lebih baik lagi. Terutama tindakan asuhan

    keperaatan pada klien dengan Tuberulosis paru.

    $.5.1 Bagi Masyarakat

    56

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    57/58

    2gar dapat mengerti tentang apa itu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan

    tuberkulosis paru' pengertian' tujuan' indikasi keperaatan' efek samping' dan

    faktorfaktor yang mempengaruhi

    DA*TAR PUTA#A

    57

  • 8/18/2019 BAB I-BAB 5

    58/58

    Brunner Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. 500$ Aolume $ dan 5. 500$.

    >;C

    Brunner dan Sudarth' 5005. Buku  !ar Keperawatan Medikal Bedah. Fakarta@>;C.

    +epertemen "esehatan #epublik Indonesia' 5004. Pedoman  "asional 

     #enanggulangan Tuberculosis @ Fakarta.

    +oengoes' >. M. (500$).  $encana suhan Keperawatan. #edoman untuk 

     #erencanaan dan #endokumentasian #erawatan #asien . Fakarta@ >;C.

    -idayat' 2limul. 5008. $eset Keperawatan dan Teknik #enulisan %lmiah. Fakarta @

    Salemba Medika.

    MuttaEin' 2rif. 5008. Buku !ar suhan Keperawatan Klien dengan &angguan

    Sistem #erna'asan. Fakarta @Salemba Medika.

    Prine ' Syl!ia 2nderson. 500&.  #ato'isisologi( Konsep Klinis #roses)#roses

     #enyakit . Fakarta@ >;C

    Smelt3er dan Bare' (5005).  Buku !ar Keperawatan Medikal Bedah. Aolume *.

    >disi 8. >;C@

    Somantri' Irman. 500%. 2suhan  Keperawatan #ada Klien dengan &angguan

    Sistem #ernapasan. Fakarta @ Salemba Medika.