bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi Pondasi Dalam Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke
tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya
panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan
utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari
bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan
dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik
penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.
1.2. Tujuan dan Fungsi Pondasi
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang
strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu
memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu
(timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang
digali dan diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang
mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah
digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri
membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin
uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah
dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang
mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan
peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang
bermunculan.
Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:
1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah
menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila besarnya hasil
estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan
pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi
tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan
dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah
dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di atas pondasi
tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan
beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas
air, seperti jetty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang
berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity)
yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya (Sardjono HS,
1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul
berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam
dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari
pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari
konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat
dalam.
1.3. Tipe-tipe Pondasi dan Penggunaannya
Beberapa jenis pondasi yang dapat digunakan dalam setiap pembangunan dari
mulai yang tradisional sampai yang modern. Berikut merupakan beberapa jenis Pondasi
yang beredar di dunia pembangunan :
1. Pondasi telapak (untuk Rumah Panggung)
2. Pondasi Rollag Bata (untuk Bangunan Sederhana)
3. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)
4. Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)
5. Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
6. Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat 3-4 Lantai)
7. Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)
8. Pondasi Tiang Pancang atau Paku Bumi (untuk bangunan bertingkat)
1.3.1. Pondasi Telapak (untuk Rumah Panggung)
Pondasi telapak merupakan jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh
masyarakat indonesia sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari beton tanpa tulang
yang dicetak membentuk limas segi empat seperti pada gambar disamping.
Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini
menahan kolom yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah.
Seperti halnya ketika kita menggunakan sebuah ganjalan yang pipih atau ganjalan
yang lebih lebar untuk standar motor ketika di tempatkan pada tanah yang lembek.
1.3.2. Pondasi Rollag Bata (untuk Bangunan Sederhana)
Rollag bata merupakan pondasi sederhana yang fungsinya bukan menyalurkan
beban bangunan, melainkan untuk menyeimbangkan posisi lantai agar tidak terjadi
amblas pada ujung lantai. Pondasi ini biasanya digunakan untuk membuat teras
rumah, fungsinya hampir sama dengan sloof gantung namun rollag bata tidak sekuat
sloof gantung dan tidak semahal sloof gantung.
1.3.3. Pondasi Batu Kali (untuk Bangunan Sederhana 1-2 lantai)
Pondasi batu kali merupakan pondasi penahan dinding yang digunakan pada
bangunan sederhana. Pondasi ini terdiri dari batu kali dan perekat yang berupa
campuran pasir dan semen. Biasanya campuran agregat untuk merekatkan batu kali ini
menggunakan perbangingan 1 : 3 karena batu kali akan selalu menerima rembesan air
yang berasal dari tanah. Sehingga sehingga membutuhkan campuran yang lebih kuat
menahan rembesan.
1.3.4. Pondasi Batu Bata (untuk Bangunan Sederhana)
Seperti halnya pondasi Batu Kali, pondasi batu bata memiliki fungsi sama.
Namun yang membedakan keduanya hanyalah bahan yang digunakan serta kondisi
alam di daerah sekitarnya. Dikarenakan batu-bata merupakan bahan yang rentan
terhadap air, maka pemasangan harus lebih maksimal artinya bata yang dipasang
harus dapat terselimuti dengan baik. Perhatikan contoh pondasi Batu Bata di bawah
ini.
1.3.5. Pondasi Tapak atau Ceker Ayam (untuk Bangunan bertingkat 2-3 Lantai)
Pondasi tapak merupakan pondasi yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia ketika mendirikan sebuah bangunan. Terutama bangunan bertingkat serta
bangunan yang berdiri di atas tanah lembek. Pondasi tapak di temukan oleh Alm Prof
Ir Sediyatmo tsb, dan dikembangkan oleh Prof Ir Bambang Suhendro, Dr harry
Christady dan Ir Maryadi Darmokumoro, yang dikenal dengan Sistim Cakar Ayam
Modifikasi (CAM).
Modifikasi yang dilakukan adalah : penggantian pipa beton menjadi pipa baja
tipis tebal 1.4 mm, perhitungan dalam 3 Dimensi dan penambahan "koperan" pada
tepi slab.
Sistim CAM tsb telah di uji skala penuh oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di
ruas jalan Pantura Indramyu-Pemanukan (2007) dan digunakan di Jalan Tol seksi 4
Makasar (2008).
1.3.6. Pondasi Sumuran (untuk Bangunan Bertingkat 3-4 Lantai)
Pondasi sumuran memiliki fungsi sama dengan pondasi footplat. Pondasi
sumuran merupakan pondasi yang berupa campuran agregat kasar yang dimasukan
kedalam lubang yang berbentuk seperti sumur dengan besi-besi di dalamnya. Pondasi
ini biasanya digunakan pada tanah yang labil dan memiliki sigma 1,50 kg/cm2.
Pondasi sumuran juga dapat digunakan untuk bangunan beralantai banyak seperti
medium rise yang terdiri dari 3-4 lantai dengan syarat keadaan tanah relatif keras.
Berikut contoh podasi sumuran.
1.3.7. Pondasi Bored Pile atau Strauss pile (untuk Bangunan Bertingkat)
Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah
susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk seperti paku yang
kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat seperti kren.
Berikut merupakan contoh pondasi bored pile.
1.3.8. Pondasi Tiang Pancang atau Pondasi Dalam (untuk bangunan bertingkat)
Pondasi berikut ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk
pembangunan gedung berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent
Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun
pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan
pondasi bored pile.