bab i

13
BAB I GEOLOGI REGIONAL 1. 1 Geologi Regional Pembahasan geologi regional terdiri dari penjelasan mengenai geomorfologi, stratigrafi, dan struktur regional. Pembahasan tersebut berdasarkan (Sukamto dkk, dan Supriatna, S. 1982) yang melakukan pemetaan geologi Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat, Sulawesi Selatan. Geomorfologi Regional Didaerah Lembah Pangkajene Watampone bagian barat terdapat 2 baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada dua arah utara-barat laut dan terpisahkan oleh lembah sungai Walanae. Pegunungan bagian barat,hampir setengah luas daerah,melebar di bagian selatan (50 km) dan menyempit dibagian utara (22 km). Puncak tertinggi 1694 m,sedangkan ketinggian rata- rata 1500 m. Pembentukannya sebagian besar btuan gunung api.Dilereng lembah barat dan beberapa tempat dilereng timur terdapat topografi keras dilereng barat terdapat 1

Upload: aprila-fitriani-parma

Post on 24-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IGEOLOGI REGIONAL1. 1 Geologi RegionalPembahasan geologi regional terdiri dari penjelasan mengenai geomorfologi, stratigrafi, dan struktur regional. Pembahasan tersebut berdasarkan (Sukamto dkk, dan Supriatna, S. 1982) yang melakukan pemetaan geologi Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat, Sulawesi Selatan.Geomorfologi RegionalDidaerah Lembah Pangkajene Watampone bagian barat terdapat 2 baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada dua arah utara-barat laut dan terpisahkan oleh lembah sungai Walanae. Pegunungan bagian barat,hampir setengah luas daerah,melebar di bagian selatan (50 km) dan menyempit dibagian utara (22 km). Puncak tertinggi 1694 m,sedangkan ketinggian rata-rata 1500 m. Pembentukannya sebagian besar btuan gunung api.Dilereng lembah barat dan beberapa tempat dilereng timur terdapat topografi keras dilereng barat terdapat daerah pebukitan yang dibentuk oleh batuan pra-tersier. Pegunungan ini di barat daya dibatasi oleh daratan Pangkajene Maros yang luas sebagai lanjutan dari daratan di selatannya.Pegunungan bagian timur,relatif lebih sempit dan lebih rendah,dengan puncaknya rata-rata setinggi 700 m dari yang tertinggi 787 m.Pegunungan ini juga sebagian besar berbatuan gunung api.Bagian selatannya melebar 20 km dan lebih tinggi,tetapi ke utara menyempit dan merendah serta akhirnya menuju kebawah batas antara lembah walanae dan dataran bone yang sangat luas yang menempati hampir sepertiga bagian timur.Lembah Walanae yang memisahkan kedua pegunungan tersebut dibagian utara selebar 35 km,tetapi dibagian selatan hanya 10 km.Ditengah terdapat sungai Walanae yang mengalir ke utara.Bagian Selatan berupa perbukitan rendah dan bagian utara terdapat dataran aluvisme yang sangat luas mengelilingi danau tempe.Stratigrafi RegionalKelompok batuan tua yang umurnya belum diketahui terdapat batuan ultrabasa,batuan malihan dan batuan lainnya. Batuan terbreksikan, tergerus dan mendaun,dan sentuhannya dengan formasi sekitarnya berupa sesar atau ketidakselarasan.Penarikan radiometri pada sekis yang menghasilkan 111 juta zaman kapur.Batuan ini tertindih tak selaras oleh endapan Flysch fomasi balangbaru dan formasi merada yang tebalnya lebih dari 2000 m dan berumur kapur akhir.Kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu dengan bukti adanya sisipan lava dalam Flysch.Batuan gunung api berumur Paleosen (58,5-63 juta) dan diendapkan dalam lingkingan laut,menindih tak selaras batu Flysch yang berumur kapur akhir.Batuan sedimen formasi Mallawa yang sebagian besar dicirikan oleh endapan darat dengan sisipan Batubara menindih tak selaras batuan gunung api Paleosen dan batuan Flysch kapur akhir.Keatas formasi Mallawa ini secara berangsur-angsur beralih keendapan karbonat formasi tonasa yang terbentuk secara terus-menerus dari eosen awal sampai bagian awal miosen tengah.Tebal formasi tonasa lebih kurang 3000 m dan menghampar cukup jauh mengalasi batuan gunung miosen tengah di barat.Sedimen klastik formasi salo kalupung yang eosen sampai oligosen bersisipan batugamping dan m,engalasi batuan gunung api kalamiseng miosen awal di timur..Sebagian besar pegunungan baik yang di barat maupun yang di timur,berbatasan dengan gunung api. Di pegunungan timur batuan ini diduga berumur miosen awal,bagian atas yang membentuk batuan gunung api kalamiseng. Dilereng timur bagian utara pegunungan yang bagian barat,terdapat batuan gunung soppeng yang diduga berumur miosen awal.Batuan sedimen yang berumur miosen tengah sampai pilosen berselingan dengan batuan gunung api yang berumur antara 8,93-9,29 juta tahun,secara bersamaan batuan itu menyusun formasi camba yang tebalnya sekitar 5000 m.Sebagian besar pegunungan barat tebentuk dari formasi camba ini menindih tak selaras formasi tonasa.Selama miosen akhir sampai pliosen, di daerah yang sekarang menjadi lembah Walanae diendapkan sedimen klastik formasi Walanae.Batuan itu tebalnya sekitar 4500 m dengan beohern batugamping koral tumbuh di beberapa tempat formasi Walanae berhubungan penjemari dengan bagian atas formasi camba.Kegiatan gunung api selama miosen akhir sampai pliosen awal merupakan sumber bahan bagian formasi walane.Kegiatan gunung api masih terjadi di beberapa tempat selama pliosen dan menghasilkan batuan gunung api pare-pare,baturape-cindako,juga merupakan sumber bagi formasi itu.Terobosan batuan beku yang menrobos yang terjadi di daerah ini semuanya berkaitan erat dengan kegiatan gunung api tersebut,dimana bentuknya berepa stock dan retas.Setelah pliosen akhir rupanya terjadi pengendapan yang berarti daerah ini juga tidak ada kegiatan gunung api.Struktur Geologi RegionalBatuan tua yang masih dapat diketahui kedudukannya stratigrafinya dan tektoniknya adalah sedimen Flysch formasi balang baru dan formasi malada.Bagian bawah tidak selaras menindih batuan yang lebih tua dan bagian utaranya ditindih tidak selaras oleh batuan yang lebih muda.Batuan yang lebih tua merupakan masa yang terimbrikasi melalui sejumlah sesar sungkup,terbreksikan,tergerus,terdaunkan dan sebagian tercampurkan menjadi melange.Oleh karena itu kelompok batuan ini dinamakan komplek tektonik bantimala.Berdasarkan himpunan batuannya diduga formasi balang baru dan marada merupakan endapan lereng dalam sistem busur palung pada zaman kapur akhir.Gejala ini menunjukka bahwa malange didaerah bantimala tejadi sebelum kapur akhir.Kegiatan gunung api bawah laut,dimulai pada kala paleosen yang hasil erupsing=ya terlihat di timur bantimala dan di daerah barru pada kala iosen awal,rupanya daerah barat merupakan tepi daratan yang dicirikan oleh endapan darat serta batu bara didalam formasi mallawa,sedangkan didaerah timur berupa cekungan laut dangkal tempat pengendapan batu-batu klastik.Bersisipan karbonat salo kulapang pengendapan formasi mallawa kemungkinan hanya berlangsung selama awal eosen akhir sampai milosen awal.Gejala ini menandakan bahwa selama itu terjadi paparan laut dangkal yang luas,yang berangsur-angsur menurun sejalan dengan adanya pengendapan proses tektonik di bagian barat ini berlangsung sampai meosen awal,sedangkan di bagian timur kegiatan gunung api sudah mulai lagi selama miosen awal yang diwakili oleh batuan gunung api kalamiseng dan soppeng.Akhir kegiatan miosen awal itu diikuti oleh tektonik yang menyababkan terjadinya permulaan terbentuk walanae.Peristiwa ini kemungkinan besar berlangsung sejak awal miosen tengah dan menurunya terban walanae yang seluruhnya nampak tersngkap tidak menerus disebelah barat.Selama terbentuknya terban Walanae,di timur kegiatan gunung api terjadi hanya dibagian selatan sedangkan di bagian barat terjadi kegiatan gunung api yang hampir merata dari selatan ke utara,berlangsung dari miosen tengah sampai plioesen.Bentuk kerucut gunung api masih dapat diamati di daerah sebelah barat ini,diantaranya puncak maros dan G.Tendongkarambu.Suatu tebing melingkar mengelilingi G.Benrong diutara,G.Tendongkarambu mungkin merupakan sisa sustu kaldera.Sesar utama yang utama barat laut yang terjadi sejak miosen tengah sampai pilosen.Perlipatan besar yang berarah hampir sejajar dengan adanya tekanan mendatar berarah kira-kira timur-barat pada waktu sebelum akhir pliosen.Tekanan ini mengakibatkan pula adanya sesar sungkup lokal yang menyesarkan batuan pra-kapur akhir didaerah bantimala keatas batuan tersier.Perlipatan dan penyesaran yang relatif lebih kecil dibagian timur lembah walanae dan dibagian barat pegunungan barat,yang berarah laut tenggara dan melancong,kemudian adanya kemungkinan besar terjadi oleh gesekan mendatar kekanan sepanjang sesar besar.

T E L U K G O R O N T A L OTELUK TOLOKEP. SULABANGGAISULAWESILAUT FLORES118120122124024680100 kmSELAT MAKASSARTELUK BONE

Gambar 1.1Peta Struktur Geologi Regional Pulau Sulawesi (Sukamto, 1975 dalam Darman dan Sidi, 2000)

1.2 Geologi Daerah PenelitianBerdasarkan kenampakan dilapangan daerah pulau Batukalasi di desa Mallusetasi kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru disusun oleh batuan vulkanik berupa tufa sedimenter. Hal ini di buktikan dengan komposisi kimia dari tufa adalah karbonat. Daerah batukalasi merupakan suatu kepulauan dengan kondisi geomorfologi pedataran dengan tingkat vegetasi yang sedang dan tingkat pelapukan yang sedang.

Geomorfologi Daerah PenelitianPembahasan geomorfologi daerah penelitian terdiri atas pembagian satuan geomorfologi, sungai, dan stadia daerah. Uraian tentang sungai pada daerah penelitian termasuk jenis sungai, pola aliran sungai, klasifikasi sungai, tipe genetik dan stadia sungai. Pembahasan tersebut didasarkan atas gejala-gejala geomorfologi yang dijumpai di lapangan, hasil interpretasi peta topografi serta hasil studi literatur dari berbagai sumber yang digunakan sebagai parameter parameter untuk menentukan stadia daerah penelitian.Satuan Morfologi Pedataran Dasar penamaan satuan morfologi ini menggunakan pendekatan geometris berupa analisa morfometri berdasarkan klasifikasi relief Van Zuidam (1985), pendekatan bentuk yaitu karakteristik topografi daerah penelitian, dan Pendekatan genetik proses geomorfologi yang mengontrol daerah ini.Berdasarkan pendekatan geometris, secara umum satuan morfologi ini memiliki kemiringan lereng antara 0o 16o dengan persentase sudut lereng sekitar (02) %, dan beda tinggi sekitar ( 0 - 5 ) meter di atas permukaan laut, sehingga berdasarkan ketinggian relatifnya maka bentuk topografi atau relief satuan dapat digolongkan sebagai pedataran. Kenampakan morfologi secara langsung di lapangan memperlihatkan bentuk topografi berupa relief yang datar atau hampir datar. Satuan morfologi ini dikontrol oleh adanya proses proses geomorfologi yang terjadi pada daerah pantai barat daerah penelitian. Satuan morfologi ini dikontrol oleh aksi alamiah, berupa arus dan gelombang yang bekerja secara terus-menerus. Pada dasarnya aksi alamiah dapat dikelompokkan dua macam, yaitu yang bersifat menghancurkan (destruktif), dan bersifat membangun, dengan cara pengendapan (konstruktif/depositional).Stratigrafi Daerah PenelitianStatigrafi daerah penelitian berdasarkan litologi yang dijumpai pada daerah penelitian terdiri dari :Satuan Tufa Pembahasan tentang satuan tufa meliputi uraian-uraian mengenai dasar penamaan, penyebaran dan ketebalan serta ciri litologi yang meliputi karakteristik baik karakteristik megaskopis maupun mikroskopis, lingkungan pengendapan, umur dan hubungan stratigrafi dengan satuan batuan pada daerah penelitianSatuan tufa menempati seluruh luas daerah penelitian yaitu yang dicirikan dengan cirri fisik warna segar abu abu, warna lapuk coklat kehitaman, tekstur piroklastik halus, ukuran butir pasir halus, sortasi sedang, struktur berlapis, komposisi kimia silika. Berdasarkan kesamaan karakteristik dan ciri fisik tersebut, maka satuan breksi gunungapi pada daerah penelitian dapat disebandingkan dengan breksi gunungapi Formasi Camba (Tmcv) yang berumur Miosen Tengah sampai Miosen Atas (Sukamto, 1982).

8