bab i

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos” berarti manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi adalah kajian yang mendalam tentang kebudayaan- kebudayaan tertentu. Dengan mempelajari antropologi, kita bisa menyadari keragaman budaya umat manusia dan pengaruhnya dalam pendidikan. Manusia menciptakan kebudayaan karena kebudayaannya manusia hidup berbudaya. Kebudayaan mempengaruhi atau membangun kepribadian seseorang atau suatu bangsa melalui cara-cara pendidikan. Sebab itu, pendidikan pada dasarnya merupakan upaya kebudayaan dengan maksud mempertinggi kualitas hidup berbudaya. Dengan mempelajari metode pendidikan kebudayaan maka antropologi bermanfaat bagi pendidikan. Dimana para pendidik harus melakukan secara hati-hati. Hal ini disebabkan karena kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat 1

Upload: defriiin

Post on 22-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.Latar BelakangAntropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata antrophos berarti manusia, dan logos berarti ilmu. Antropologimerupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentangbudaya masyarakat suatuetnistertentu. Antropologi adalah kajian yang mendalam tentang kebudayaan-kebudayaan tertentu. Dengan mempelajari antropologi, kita bisa menyadari keragaman budaya umat manusia dan pengaruhnya dalam pendidikan.Manusia menciptakan kebudayaan karena kebudayaannya manusia hidup berbudaya. Kebudayaan mempengaruhi atau membangun kepribadian seseorang atau suatu bangsa melalui cara-cara pendidikan. Sebab itu, pendidikan pada dasarnya merupakan upaya kebudayaan dengan maksud mempertinggi kualitas hidup berbudaya. Dengan mempelajari metode pendidikan kebudayaan maka antropologi bermanfaat bagi pendidikan. Dimana para pendidik harus melakukan secara hati-hati. Hal ini disebabkan karena kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat bersifat unik, sukar untuk dibandingkan sehingga harus ada perbandingan baru yang bersifat tentatif.Masyarakat dan bangsa Indonesia bersifat majemuk. Kemajukan social-budaya pada suku-suku bangsa di Indonesia di satu pihak merupakan kebanggaan, tetapi dipihak lain juga dapat menimbulkan kesulitan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang merata dan menyeluruh, khususnya dibidang pendidikan. Sehubungan dengan itu, para pendidik perlu mempelajari antropologi pendidikan.

2.Rumusan masalah1.Apa arti dari antropologi pendidikan? 2.Bagaimana hubungan antara kebudayaan, kepribadian, dan pendidikan ? 3.Bagaimana Karakteristik dan Kemajemukan Sosial Budaya Indonesia ? 4.Bagaimana Implikasi Karakteristik Manusia Indonesia terhadap Pendidikan ?

3.Tujuan 1.Mahasiswa dapat memahami arti dari Antropologi Pendidikan 2.Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara kebudayaan, kepribadian, dan pendidikan 3.Mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik dan Kemajemukan Sosial Budaya Indonesia 4.Mahasiswa dapat mengetahui Implikasi Karakteristik Manusia Indonesia terhadap Pendidikan

BAB IIPEMBAHASAN

Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata antrophos berarti manusia, dan logos berarti ilmu. Antropologimerupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentangbudaya masyarakat suatuetnistertentu.Antropologi adalah kajian tentang manusia dan cara-cara hidup manusia. Antropologi mempunyai dua cabang utama :a. Antropologi yang mengkaji evolusi fisik manusia dan adaptasinya terhadap lingkungan yang berbeda-beda , dan,b. Antropologi budaya yang mengkaji baik kebudayaan-kebudayaan yang masih ada maupun kebudayaan yang sudah punah.

2.1. Kebudayaan, Kepribadian, dan Pendidikan2.1.1 Konsep Kebudayaan

1. Definisi kebudayaanDalam arti sempit kebudayaan adalah kesenian, yaitu pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan. Adapun dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar (koentjaraningrat, 1984). Dengan kata lain kebudayaan itu adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakatyang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

2. Unsur-unsur universal kebudayaan :Kebudayaan mengandung pengertian yang amat luas meliputi hampir seluruh aktivitas kehidupan manusia karenanya demi keperluan analisis konsep tentang kebudayaan maka kebudayaan tersebut kedalam perlu dipecah lagi kedalam unsur-unsurnya. Menurut koentjaraningrat(1984) terdapat 7 unsur universal kebudayaan, yaitu sebagai berikut :1. System religi dan upacara keagamaan2. System organisasi kemasyarakatan3. System pengetahuan4. Bahasa5. Kesenian6. System mata pencaharian hidup7. Sistem teknologi dan peralatan

3. Wujud kebudayaan dan Hubungan antara Wujud-wujud KebudayaanKebudayaan memiliki 3 wujud, yaitu :1. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan.2. Wujud system social, yaitu wujud kebudayaan sebagai sutu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat3. Wujud fisik, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.Ketiga wujud kebudayaan tersebut dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentunya tidak terpisahkan antarwujud yang satu dengan wujud yang lainnya. Kebudayaan ideal memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide maupun perbuatan dan karya manusia menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya.4. Penggolongan KebudayaanDalam konteks kehidupan suatu masyarakat yang majemuk keadaan sosial-budayanya, supardi suparlan membedakan kebudayaan menjadi 3 golongan, yaitu: kebudayaan suku bangsa(kebudayaan daerah), kebudayaan umum lokal, dan kebudayaan nasional.

5. Sifat atau karakteristik kebudayaaan

a. Organic dan super organicKebudayaan bersifat organic sebab kebudayaan berakar pada organ manusia, tanpa manusia berbuat, berpikir, merasa, dan membuat benda-benda maka tidak akan ada kebudayaan.b. Overt (terlihat) dan covert (tersembunyi)Kebudayaan terlihat (overt) dalam bentuk tindakan-tindakan dan benda-benda, seperti : rumah, pakaian, dan lain lain. Sedangkan tersembunyi (covert), yakni dalam aspek sikap dasar terhadap alam fisik dan alam gaib yang masih diinterpretasikan pengertiannya dari apa yang dikatakan dan dilakukan anggota-anggotanya.c. Ideal dan actualKebudayaan ideal terdiri atas cara berbuat yang mereka yakini harus dilakukan atau bagaimana seharusnya mereka berbuat/berkelakuan sesuai dengan kepercayaannya (normative), sedangkan bersifat actual (manifest) maksudnya kebudayaan itu merupakan tindakan-tindakan yang nyata.d. Stabil dan berubahTerdapat hal-hal yang dipertahankan oleh masyarakat agar tetap tidak berubah (stabil), tetapi terjadi pula perubahan-perubahan kebudayaan di dalam masyarakat.

6. Fungsi kebudayaanKebudayaan meliputi ide-ide, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, norma-norma, benda-benda atau alat-alat hasil karya manusia, dan peraturan mengenai hidup berkelompok. Kebudayaan merupakan dasar dan alat untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu kelangsungan hidup organis, penyesuaian terhadap lingkungan dan kelestarian arti biologis. Berkaitan dengan hal tersebut kerber dan smith (imran manan, 1989) mengemukakan fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut :a. Pelanjut keturunan dan pengasuhan anakb. Pengembang kehidupan ekonomic. Transmisi budayad. Religi (keagamaan)e. Pengendalian socialf. Rekreasi

2.1.2 Kebudayaan Dan Kepribadian

1. Kepribadian dan Kepribadian BangsaKepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia. Adapun menurut john J. kepribadian itu menunjukkan adanya tingkah laku Adapun menurut john J. kepribadian itu menunjukkan adanya tingkah laku, cara berpikir dan perasaan-perasaan yang merupakan karakteristik dari seseorang. Kepribadian tersebut ada 2 jenis, yaitu kepribadian yang menunjuk pada seseorang individu dan kepribadian bangsa, contohnya : kepribadian bangsa Indonesia.2. Pendidikan/EnkulturasiKebudayaan mempengaruhi manusia apa yang disebut dengan enkulturasi atau internalisasi budaya, yaitu suatu proses di mana seseorang individu menyerap cara berpikir, bertindak, dan merasa yang mencerminkan kebudayaannya.

Enkulturasi berlangsung di dalam kehidupan dan sepanjang hayat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan mempengaruhi kepribadian seseorang melalui proses enkulturasi atau pendidikan.

2.1.3 Kebudayaan dan PendidikanPendidikan tidak pernah berlangsung di dalam suatu ruang hampa, melainkan selalu berlangsung di dalam suatu masyarakat tertentu, dan untuk suatu tujuan kehidupan suatu masyarakat tertentu pula. Perlu diketahui bahwa antar masyarakat dan kebudayaannya merupakan dwi tunggal,secara nyata tak dapat dipisahkan. Sebab itu, akan terdapat hubungan antara kebudayaan dengan pendidikan.

1. Pendidikan sebagai pranata kebudayaan

Pendidikan meruapakan salah satu pranata kebudayaan . pranata adalah suatu kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaannya, yang mengacu kepada system ide, nilai-nilai, gagasan, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Contoh pranata pendidikan antara lain pengasuhan kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemberantasan buta huruf, pendidikan keagamaan.

2. Kaitan Antara Kebudayaan dengan PendidikanAntara kebudayaan dengan pendidikan terdapat hubungan komplementer. Pertama, kebudayaan berperan sebagai masukan bagi pendidikan. Kedua, pendidikan berfungsi untuk melestarikan kebudayaan masyarakat (fungsi konservsi) dan juga berfungsi dalam rangka melakukan pengembangan dan atau perubahan kebudayaan masyarakat ke arah yang lebih baik (fungsi kreasi atau inovasi).Fungsi konservasi atau pelestarian kebudayaan meruapakan fungsi pendidikan dalam rangka pewarisan kebudayaan. Hal yang harus diwariskan kepada generasi muda tentunya adalah kebudayaan ideal (misalnya : nilai kejujuran, keadilan, pola perilaku yang baik dan sebagainya)3. Pendidikan Stabilitas dan Perubahan KebudayaanPendidikan/enkulturasi yang diterima anak selama masa kanak-kanak dan masa mudanya bersifat menstabilkan kebudayaan, sebab enkulturasi mengembangkan kebiasaan-kebiasaan sosial yang diterima menjadi kepribadian yang makin meningkat/matang. Sedangkan dikala dewasa enkulturasi sering mendorong terjadinya perubahan baik bagi dirinya maupun kebudayaan.Para antropolog mengemukakan 3 proses utama dalam perubahan kebudayaan. Ketiga jenis proses perubahan kebudayaan yang dimaksud meliputi :a. Originasi, adalah penemuan elemen-elemen baru dalam suatu kebudayaanb. Difusi, adalah peminjaman elemen-elemen kebudayaan baru dari kebudayaan lainc. Reinterpretasi, adalah modifikasi elemen-elemen budaya yang ada untuk memenuhi tuntutan zaman.

4. Cultural lagPerubahan-perubahan yang terjadi dalam kebudayaan masyarakat terkadang menimbulkan apa yang disebut cultural lag atau kesenjangan budaya. Misalnya didalam masyarakat seperti kita dapat melihat cepatnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara nilai-nilai tahayul tertentu sebagaimana sering ditayangkan ditelevisi atau kepercayaan terhadap perdukunan masih dianut sebagian masyarakat.

2.2. Karakteristik dan Kemajemukan Sosial Budaya IndonesiaA. karakteristik fisik suku-suku bangsa di indonesiaPara sarjana antropologi menggolongkan manusia ke dalam tiga ras pokok,yaitu ras kaukasoid(putih),ras mongoloid (kuning) , dan ras negroid (hitam).penggolongan ke dalam kelompok ras tersebut didasarkan atas perbedaan karakteristik wujud fisik yang tampak nyata, seperti bentuk kepala, bentuk muka, bentuk hidung, bentuk mata, bibir, telinga, warna mata, rambut, dan kulit , bentuk rambut, serta bentuk tingg i badan.Sebagaimana dikemukakan oleh agraha suhandi (1985) berdasarkan hasil penelitian bahwa berbagai suku bangsa di indonesia dapat di golongkan kedalam tiga ras yaitu :a.Ras Negroid (Negrito) dengan ciri-ciri :berkulit hitam, rambut keriting , tinggi badan kurang lebih 1,5 m, kepala pendek (brachicephali) .unsur ras ini masih tampak antara lain pada suku bangsa di irian jaya.b.Ras Vedoid (Wedda) dengan ciri-ciri : kulit sawo matang, rambut ikal , tinggi badan kurang dari 1,5 m , bentuk kepala panjang (dolicho cephali).unsur ras ini masih tampak pada suku bangsa enggano, kubu, dayak barito, toala di sulawesi ,mentawai, nias, dan tampak sedikit pada sebagian kecil suku bangsa btak.c.Ras Mongoloid dengan ciri-ciri : Ras Mongoloid di indonesia kadang-kadang disebut juga dengan ras melayu dengan karakteristik : kulit agak kuning, rambut lurus , tinggi badan kurang dari 1,5 m , bentuk kepala pendek (brachicephali).suku bangsa yang memperlihatkan karakteristik ras ini merupakan sebagian besar yang sampai sekarang terdapat di indonesia.B.KARAKTERISTIK LINGKUNGAN FISIK MANUSIA (MASYARAKAT) DI INDONESIALingkungan fisik kepulauan nusantara di mana masyarakat (bangsa) indonesia tinggal juga bersifat majemuk.kemajemukan tersebut baik di tinjau secara topografi , hidrologi . lingkungan fisik tersebut ada yang berupa gunung-gunung, perbukitan , dataran lembah, lautan , pantai, dan tepian sungai.di antaranya banyak juga yang masih merupkan daerah pedalaman yang jauh terpecil.lingkungan fisik masyarakat indonesia memiliki keragaman kekayaan, dan keindahan tersendiri.semua itu tentu saja merupakan anugerah TUHAN yang patut di syukuri.

C.KEMAJEMUKAN SOSIAL-BUDAYA BANGSA INDONESIAAntropologi indonesia, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa Bangsa Indonesia yang mendiami kepulauan Nusantara ini merupakan sebuah masyarakat majemuk , baik dalam hal suku bangsa , agama yang dianutnya, adat istiadat atau lebih umum lagi dalam hal kebudayaanya.Menurut Parsudi Suparlan (A.W.Widjaja , 1986) dalam masyarakat indonesia yang majemuk terdapat tiga golongan kebudayaan yang masing-masing mempunyai corak sendiri-sendiri.ketiga golongan kebudayaan ini satu sama lain memang berbeda , tetapi saling berkaitan merupakan suatu kesatuan sebagai kebudayaan indonesia. Ketiga golongan kebudayaan tersebut adalah :a.kebudayaan suku bangsa atau kebudayaan daerah b.kebudayaan umum lokal c. kebudayaan nasional.Untuk lebih mendapatkan gambaran kemajemukan masyarakat dan kebudayaan indonesia berikut ini akan di jelaskan enam unsur kebudayaan universal beberapa suku bangsa yang terdapat di beberapa daerah indonesia , di antaranya pola perkampungan / desa , sistem kemasyarakat , sistem kekerabatan , mata pencaharian hidup, bahasa, kesenian, dan agama / religi.1.pola perkampungan / desaSuatu kesatuan tempat tinggal yang disebut kampung demikian pula perluasannya seperti desa bagi suku-suku bangsa di indonesia memilki pola yang berbeda-beda. Agraha Suhandi (1985) secara umum menggolongkan pula kampung atau desa ini kedalam 3 pola , yaitu a.pola kampung atau desa tinierb.pola kampung atau desa radialc.pola kampung atau desa di tengah-tengah ada lapangan/ alun-alun

2.Sistem KemasyarakatanSistem kemasyarakatan di indonesia dalam arti kepemimpinan formal dalam pemerintahan dari tingkat provinsi sampai dengan kecamatan adalah sama.namun kepemimpinan dalam tingkat desa dalam konteks kebudayaan suku bangsa atau daerah cukup beragam. Keragaman tersebut antara lain seperti masyrakat suku batak huta (desa) merupakan masyarakat hukum yang di pimpin oleh seorang kepala huta di sebut penghulu.penghulu dipilih dari marga namora-mora diambil dari keturunan orang yang pertama mendirikan huta.dalam melaksanakan tugasnya penghulu di bantu oleh dua orang pembantu yaitu semua di ambil dari marga namora-mora dan anak baru yang di ambil dari marga bayo-bayo .disamping itu masih ada semacam dewan yang terdiri dari orang tua-tua yang di sebut pertua atau natoras-toras.

3.Sistem KekerabatanKekerabatan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan identitas para kerabat berkenaan dengan penggolongan kedudukan mereka dalam hubungan kekerabatan masing-masing dengan ego.terdapat keragaman cara menarik garis keturunan dalam masyarakat indonesia antara lain :a.matrilinealb.patrilinealc.dobel unilateral d.parental

4.Sistem Mata Pencaharian HidupMasyarakat (bangsa) indonesia mempunyai keragaman juga dalam sistem mata pencaharian hidupnya. Memang negara kita terkenal sebagai negara agraris , tetapi dalam bercocok tanam terdapat berbagai cara yang di lakukan kelompok-kelompok masyarakat sesuai dengan kondisi lingkungan fisik dan budayanya , seperti berladang , bertegalan , dan bersawah.

5.Bahasa dan KesenianHampir setiap suku bangsa di indonesia memiliki bahasa derahnya masing-masing.contohnya kita mengenal bahasa sunda, bahasa batak, bahasa melayu, bahasa padang, dll.tidak hanya bahasa saja yang beragam tetapi kesenian juga beragam misalnya saja seni pahat atau seni ukir jepara , bali, irian jaya, wayang kulit dari jawa .

6. Sistem Agama / KepercayaanKemajemukan dalam masyarakat indonesia juga berkenaan dengan agama atau kepercayaan yang di anut. Di antara warga masyarakat indonesia ada yang menganut agama isla, kristen, hindu, buddha,kong hucu.namun demikian dalam praktik kehidupan sehari-hari tampak unsur-unsur kepercayaan yang berada di luar agama agama tersebut . Agraha Suhandi mengemukakan bahwa hampir semua pada tiap suku bangsa di kenali dengan adanya mite atau mitologi yaitu kepercayaan tentang kejadian dari sesuatu misalnya tentang alam semesta , manusia ,dll.

2.3. Implikasi Karakteristik Manusia Indonesia terhadap Pendidikan

Dalam permasalahan mengenai implikasi karakteristik manusia Indonesia terhadap kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan.Kajian ini meliputi implikasi terhadap dasar dan akar pendidikan,pengelolaan pendidikan,kurikulum pendidikkan ,wajib belajar, gerakan orang tau asuh,dan implikasi karakteristik terhadap praktik pendidikan.A. Implikasi terhadap Dasar dan Akar PendidikanPancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,kepribadian bangsa Indonesia,pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai dasar negara Indonesia.Implikasinya maka pancasila dan UUD 1945 berkedudukan sebagai dasar pendidikan nasional.Profil karakteristik masyarakat Indonesia antara lain adalah beragama,karena itu pendidikan harus di kembangkan dengan berakar pada nilai nilai agama dan kebudayaan bangsa tersebut.Jika tidak demikian maka pendidikan tidak akan meningkatkan kualitas bangsa Indonesia secara utuh. Demikian pula jika pendidikan berakar pada kebudayaan bangsa lain tentu akan menimbulkan kesenjangan sosial budaya.B. Implikasi terhadap Pengelolaan PendidikanBangsa Indonesia memilki wilayah yang amat luas serta aneka ragamnya keadaan lingkungan dan juga majemukny akeadaan sosial budaya maka perlu diambil suatu kebijakan dalam pengelolaan pendidikan agar efisian dan efektif.Implikasinya maka sistem pendidikan di Indonesia bersifat Dekonsentrasi seperti yang tercermin dalam pasal 50 UU RINo.20 Tahun 2003.dalam hal ini menteri (pendidikan Nasional )bertanggung jawab dalam pengelolaannya.Pengelolaan pendidikan anak usia dinni,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan pada standart pelayanan minimaldengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.Maksudnya adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan,yang dalam hal ini kepala sekolah /madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah /madrasah. Sedangkan pengelolaan pada satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsipp otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu dan evaluasi.C. Kurikulum PendidikanPendidian merupaan usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajran agar peserta didik seara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilii kekuatan spiritual,kepribadian ,kecerdasan akhlak mulia dan ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat bangsa dan negara.Implikasinya maa kurikulum pendidikan hendaknya merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi.maksutnya kurikulum itu hendakna melambangan seluruh kemampuan atau kecakapan hidup berbudaya.kurikulum Nasional dan kurikulummuatan lokal,ragamnya lingkungan fisik yang terdapat di Indonesia serta ragamnya sosial budaya menghadapkan suatu tantangan bagi masyarakat Indonesia.Implikasi dari semua itu maa perlu di ambil kebijakan untuk tersedianya :1. Kurikulum nasional yang memungkinkan tetap lestarinya BHINEKA TUNGGAL IKA,terbinanya kepribadian bangsa,terjaminya mutu standart nasional.2. Kurikulum muatan lokal yang memungkinkan terjaminnya relevansi pendidikan secara lokal ,baik dalam kaitannya dalam lingkungan fisik maupun sosial budaya.

D. Wajib BelajarWajib belajar pendidikan dasar adalah suatu gerakan pendidikan nasional yang diselenggarakan di seluruh Indonesia bagi warga negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun untuk mengikuti pendidikan dasar atau pendidikan yang setara sampai tamat. Jadi wajib belajar ini lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di SD atau satuan pendidikan yang sederajat dan tiap tahun di SLTP atau satuan pendidikan yang sederajat.Ditinjau dari sudut antropologi, yaitu berkenaan dengan karakteristik sosial budaya Indonesia terdapat beberapa hal yang turut berimplikasi terhadap kebijakan dan penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar ini, diantaranya pertama, salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kedua, nilai dan norma yang mengakui kesamaan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana termaktub pada Pasal 31 UUD 1945. Ketiga, keragaman lingkungan fisik masyarakat Indonesia yang sebagian besar berada di pedesaan terpencil dan terisolasi. Keempat, pelapisan sosial-ekonomi (yaitu tinggi, menengah, dan rendah atau miskin), di mana dalam masyarakat Indonesia masih cukup jumlah masyarakat miskin. Kelima, asumsi mengenai fungsi pendidikan demi pembudayaan dan pemberdayaan masyarakat. Keenam, asumsi mengenai fungsi kebudayaan sebagai dasar dan alat bagi manusia untuk dapat menangani permasalahan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.Keadaan tersebut diatas memberikan implikasi terhadap kebijakan dan penyelenggaraan wajib belajar, antara lain berkenaan dengan berikut ini.1. Adanya kebjakan mengenai peningkatan akses dan perluasan kesempatan belajar bagi semua anak usia pendidikan dasar dengan target utama daerah dan masyarakat miskin dan terisolasi.2. Adanya kebijakan tentang keragaman satuan pendidikan penyelenggara wajib belajar pendidikan dasar berupa: SD Biasa, SD Kecil, SD Pamong, SD Luar Biasa, Swkolah Luar Biasa, SD Terpadu, Program Kejar Paket A, Ujian Persamaan SD Madrasah Ibtidaiyah, dan Pondok Pesantren; SLTP Biasa, SLTP Kecil, SLTP Terbuka, SLTPLB, SLB, SLTP Terpadu, Program Kerja Paket B, Ujian Persamaan SUP, MTs, MTs Terbuka, dan Pondok Pesantren.

E. GERAKAN NASIONAL ORANG TUA ASUHImplikasi dari gerakan nasional orang tua asuh perlu ada kebijakan untuk melaksanakan peranan sebagai orang tua asuh oleh lapisan masyarakat yang berstatus sosial-ekonomi tinggi (kaya) dan mungkin juga lapisan menengah sangatlah mulia sehingga dengan demikian diharapkan kesulitan untuk menanggung beban biaya pendidikan bagi masyarakat miskin dapat teratasi.Menteri Sosial RI No. 52/HUK/1996 telah mengambil keputusan tentang Pembentukan Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA); dan dikeluarkan puka instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1997 tentang Pembentukan Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh.

F. IMPLIKASI KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN TERHADAP PRAKTEK PENDIDIKANKarakteristik kebudayaan ini mengandung potensi untuk memunculkan masalah dalam praktik pendidikan. Tentu saja dengan syarat apabila tidak ada kesejalanan antara kebudayaan aktual dengan kebudayaan idealnya. Demikian pula mungkin terjadi konflik antara kebudayaan baru dengan kebudayaan yang dianggap sudah stabil atau mapan.Kebudayaan Ideal versus Kebudayaan Aktual. Kita memiliki nilai budaya yang ideal, contoh: korupsi adalah perbuatan jahat. Tetapi secara aktual korupsi terjadi di banyak tempat. Dalam praktik pendidikan kadang terjadi pula ketidaksejalanan antara nilai ideal dengan nilai aktual, misal para guru yakin bahwa adil itu baik. Akan tetapi, dalam praktek pendidikannya terkadang ada guru berbuat tidak adil, kalau siswa datang ke kelas terlambat, siswa yang bersangkutan diberi hukuman. Sebaliknya, giliran guru datang terlambat, siswa harus sabar menunggu. Keadaan ini tentu menimbulkan konflik pada diri siswa. Sebab itu, sesungguhnya guru harus menjadi teladan. Artinya, mesti terdapat kesejalanan antara kebudayaan ideal dengan kebudayaan aktual.Pancasila dan UUD 1945 adalah dasar pendidikan kita, implikasinya kita memang perlu melestarikan kebudayaan lama yang dianggap mapan, sebaliknya juga tidak menolak perubahan. Akan tetapi, dalam melakukan perubahan atau dalam mengikuti perkembangan zaman tersebut pendidik harus melakukan evaluasi. Oleh karena pancasila dan UUD 1945 berstatus sebagai dasar pendidikan nasional maka pancasila dan UUD 1945 hendaknya dijadikan acuan dan arah dalam rangka melakukan fungsi perubahan (kreasi atau inovasi) dalam pendidikan. Prinsip perubahan dalam pendidikan bukanlah mengikuti perkembangan zaman atau kebudayaan yang sedang berubah, melainkan perubahan dengan mengacu kepada nilai-nilai dasar tertentu dan mengendalikannya ke arah tujuan tertentu pula.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KESIMPULANAntropologi meruapakan kajian yang mendalam tentang kebudayaan-kebudayaan tertentu. Kebudayaan mempengaruhi atau membangun kepribadian seseorang. Kebudayaan mempengaruhi atau membangun kepribadian melalui enkulturasi atau pendidikan. Perbedaan kebudayaan pada suatu masyarakat akan menghasilskan kepribadian yang berbeda pula. Kebudayaan berfungsi sebagai dasar atau alat bagi manusia dalam menghadapi realita kehidupan dan menangani permasalahan dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.Pendidikan merupakan salah satu pranata kebudayaan, pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Terdapat hubungan komplementer antara kebudayaan dengan pendidikan.

3.2. SARAN

Sebaiknya pembelajaran mengenai antropologi pendidikan lebih dilkaji lebih luas agar dapat di aplikasikan secara maksimal dalam dunia pendidikan di Indonesia sebagai Negara yang majemuk terutama kebudayaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat.1985.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta : Aksara Baru sisno.2007. http://www.ebookbrowser.com/pengantarilmupendidikan/07.html . diakses pada tanggal 28 november 2012wahyudin, din dkk.2008.Pengantar Pendidikan.Jakarta : Universitas Terbuka

7