bab i

38
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi mendorong kita sebagai calon farmasis untuk selalu mengembangkan teknologi farmasi dengan berbagai cara, seperti pembuatan formulasi dan sediaan obat. Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampai kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan mudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya. Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan

Upload: ocamanda

Post on 08-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tekno solida

TRANSCRIPT

10

BAB IPENDAHULUANI.1Latar BelakangBerkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi mendorong kita sebagai calon farmasis untuk selalu mengembangkan teknologi farmasi dengan berbagai cara, seperti pembuatan formulasi dan sediaan obat. Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain.Hal ini disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampai kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan mudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai (Ansel, 1994 ; Depkes RI 1995).Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986). Tablet hanya memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik. Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembuatannya.Secara garis besar bahan obat yang digunakan per oral atau lewat mulut untuk sediaan tablet terdiri dari bahan obat yang tidak larutan bekerja lokal pada saluran pencernaan dan bahan yang larut, terdisolusi dalam usus dan bekerja lokal pada saluran pencernaan dan bahan yang larut terdisalusi dalam usus dan bekerja secara sistematik.Berbagai tablet bervariasi dalam hal bentuk, ukuran dan bobotnya tergantung pada jumlah bahan pbat dan cara pemberian yang diinginkan. Tablet dapat dibuat dengan berbagai metode, antara lain: metode cetak langsung, granulasi basah, granulasi kering atau kombinasinya.Pada praktikum kali ini akan dibuat formulasi obat ketokonazol karena ketokonazol merupakan salah satu agen antifungi yang sering digunakan dalam pengobatan kandidas. Ketokonazol harus dilindungi dari kelembaban sehingga dibuat dengan metode kempa langsung. Dimana metode tersebut akan disesuaikan dengan syarat-syarat pembuatan tablet yang baik. I.2Maksud dan Tujuan PercobaanI.2.1Maksud PercobaanDapat mengetahui tata cara pelaksanaan praktikum teknologi sediaan solida dalam bentuk tablet menggunakan metode kempa langsung.I.2.2Tujuan Percobaan1. Mampu membaca dan membuat resep tablet dengan metode pembuatan tablet yang sesuai dengan zat aktif.2. Mampu menghitung dosis dan bahan dari tablet yang dibuat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1Teori UmumII.1Pengertian TabletTablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kompak cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Farmakope Indonesia Ed. III; 6).Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan dengan atau tanpa bahan pengisi (Farmakope Indonesia Ed. IV; 4).Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed. IV; 244).Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih / gepeng, bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari/ mencegah/ menyulitkan pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan warna dengan maksud agar tablet lebih menarik, mencegah pemalsuan, membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.II.1.2Jenis-jenis TabletJenis-jenis tablet yaitu (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed. IV; 246) :1. Tablet KompresiTablet kompresi dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya, diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain :a. Pengencer atau pengisi, yang ditambahkan jika perlu kedalam formulasi supaya membentuk ukuran tablet yang diinginkan.b. Pengikat atau perekat, yang membantu pelekatan partikel dalam formulasi, memungkinkan dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya.c. Pengahancur atau bahan yang dapat membantu penghancuran, akan membantu memecah atau menghancurkan tablet setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, sehinggalebih mudah diabsorpsi.d. Antilekat pelincir atau zat pelincir yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah melekatnya bahan ini pada punch dan die serta membuat tablet-tablet menjadi bagus dan berkilat.e. Bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat pemberi rasa. Setelah pencetakan beberapa jenis tablet mungkin harus diberi lapisan dengan berbagai macam bahan.Hampir kebanyakan tablet digunakan melalui mulut/oral, tetapi beberapa macam dapat digunakan secara sublingual (bawah lidah), dan vagina.2. Tablet Kompresi GandaTablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet didalam tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit.Tablet berlapis dibuat dengan cara memasukkan satu campuran obat kedalam cetakan dan ditekan, demikian pula campuran obat sebagai lapisan berikutnya dimasukkan kedalam cetakan yang sama dan ditakan lagi, untuk membentuk dua atau tiga lapisan tergantung pada jumlah onat yang ditambahkan secara terpisah dalam satu tablet berlapis. Biasanya tiap bahan campuran mengandung unsur obat yang berbeda dan dipisahkan satu dengan lainnya karena tidak tersatukan, untuk menyediakan obat yang penglepasannya dalam dua tingkatan atau lebih atau untuk penampilan tablet berlapis yang unik.Pada umumnya tiap lapis diberi warna yang berbeda sehingga berlapis-lapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan tablet berlapis yang mempunyai inti dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang dimasukkkan kedalam cetakan yang sama supaya melingkupinya.3. Tablet Salut GulaTablet kompresi ini mungkin diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan. Gunanya bermacam-macam, melindungi obat dari udara dan kelembaban serta member rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bahan obat. Faedah lainnya lagi, lapisan gula ini memberikan penampilan yang manis. Kerugian dari lapisan gula ini adalah pengolahannya membutuhkan waktu dan keahlian serta menambah berat dan ukuran tablet. Tablet salut mungkin dua kali lebih besar dan lebih berat dari pada tablet tanpa salut.4. Tablet Berwarna CoklatLapisan coklat merupakan hal yang penting dalam sejarah karena diwaktu itu hanya coklat yang dipakai untuk menyalut dan mewarnai tablet. Sekarang ini coklat telah digantikan oleh bahan-bahan pewarna lain seperti oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.5. Tablet Salut SelaputTablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis daari polimer yang larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet. Biasanya lapisan ini berwarna, kelebihannya dari penyalutan dengan gula ialah lebih tahan lama, lebih sedikit bahan, waktu yang lebih sedikit untuk penggunaannya. Selaput ini pecah dalam saluran lambung-usus.6. Tablet Salut EnterikTablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi di usus. Dengan demikian membiarkan supaya tablet pindah melewati lambung dan hancur serta diabsorpsi di usus. Teknik ini digunakan dalam hal bahan obat dirusak oleh asam lambung, mengiritasi mukosa lambung atau bila melintasi lambung menambah absorpsi obat di usus halus sampai jumlah yang berarti.7. Tablet Sublingual atau BukalTablet sublingual yaitu tablet yang disisipkan dipipi dan dibawah lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukasa oral. Cara ini berguna untuk penyerapan obat yang dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit sekali diabsorsi oleh saluran pencernaan. Walaupun hanya sedikit obat yang diabsorbsi melalui mukosa mulut, beberapa catatan penting supaya diperhatikan, nitrogliserin dan banyak senyawa hormone steroid. Tablet dirancang untuk pemberian disisipkan dipipi (seperti tablet progesteron) dibuat supaya hancur dan melarut perlahan-lahan, sedang yang digunakan melalui dibawah lidah (seperti tablet nitrogliserin) akan melarut segera untuk memberikan efek obat dengan cepat.8. Tablet KunyahTablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melarut dalam mulut, menghasilkan dasar seperti krim dari manitol yang berasa dan berwarna khusus. Tablet-tablet ini khususnya diperlukan dalam formula tablet untuk anak-anak dan biasanya digunakan dalam sediaan dari tablet multivitamin. Penggunaan lain dari tablet-tablet ini untuk pemberian antasida dan antibiotika. Tablet-tablet ini dibuat secara kompresi (tekanan).9. Tablet EffervescentTablet effervescent yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Dalam perdagangan tablet analgesik yang dibuat alkalis sering dibuat berbuih untuk mendorong lebih cepat hancur dan melarutnya tablet ketika ditambahkan kedalam air atau minuman yang berair.10. Tablet KunyahTablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan cetakan (MTT) atau dibuat dengan kompresi (CTT), dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. Kebanyakan tablet ini dalam industri dibuat secara kompresi tetapi dalam skala kecil dapat juga dibuat dengan cara mencetak, karena cara mencetak ini lebih mudah dan dianggap lebih murah dari pada tablet yang dibuat dengan kompresi. Tablet triturat harus dapat cepat dan mudah larut seluruhnya dalam air. Sehingga bila tablet ini dibuat dengan cara kompresi, maka tekanan/kompresi yang diperlukan kecil. Kombinasi dari sukrosa dan laktosa biasanya dipakai sebagai bahan pengencer dan dalam formulanya selalu dihindari adanya bahan yang tidak larut dalam air. Beberapa tablet triturate biasanya digunakan untuk pemberian obat secara oral dan beberapa untuk penggunaan dibawah lidah (seperti tablet nitrogliserin). Para ahli farmasi menggunakan tablet ini dalam mengolah campuran obat untuk membuat bentuk sediaan cair atau padat lainnya. Misalnya, tablet bias dengan mudah dimasukkan kedalam kapsul untuk menyediakan obat keras dalam jumlah yang tepat. Tablet ini oleh para ahli farmasi juga dipakai untuk melindungi sediaan cair, seperti yang tertulis dalam resep, dengan cara melarutkan sejumlah tertentu dari tablet dalam sedikit air, kemudiaan dibuat sesuai yang diperlukan dengan menggunakan obat cair yang telah diperkuat.11. Tablet HipodermikTablet hipodermik yaitu tablet untuk dimasukkan dibawah kulit, merupakan tablet triturat, asalnya dimaksudkan untuk digunakan oleh dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak. Dokter melarutkan sejumlah tablet yang diperlukan dalam pelarut yang sesuai, dijaga sediaan ini dalam keadaan steril semampu dia lakukan, dan membentuk larutan injeksi. Tablet ini pada mulanya dimaksudkan untuk menolong pada para dokter, supaya dia dapat membawa dalam tas obatnya, macam-macam tablet hipodermik dan pelarut yang sesuai serta menyiapkan obat injeksi yang berhubungan dengan volume dan kekuatan obat yang diinginkan disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara perorangan. Tetapi kesukarannya adalah mengusahakan sterilitas dan tersedianya obat dalam jumlah besar, dalam bentuk yang dapat disuntikan, adanya beberapaobat dalam disposable syringe telah mengurangi kebutuhan akan tablet hipodermik.12. Tablet PembagiTablet pembagi yaitu tablet untuk membuat resep lebih tepat bila disebut tablet campuran, karena para ahli farmasi memakai tablet untuk pencampuran dan tidak pernah diberikan kepada pasien sebagai tablet itu sendiri.tablet ini relatif mengandung sejumlah besar bahan obat keras dan diolah untuk membantu ahli farmasi dan memungkinkan mereka mendapatkan dengan cepat ketepatan dalam mengukur obat keras yang berpotensi dalam menyiapkan bentuk sediaan padat atau cair lainnya. Pengencer atau dasar dari tablet biasanya larut dalam air untuk memungkinkan membuat larutan berair dengan jernih. Tablet-tablet ini dibuat dengan cara mencetak atau kompresi. Bahan penghancur, pelincir yang tidak larut dalam air, zat warna, zat penambah rasa dan penyalut tidak diperlukan dalam pembuatan tablet ini. Terutama karena bahaya sekali jika kurang hati-hati sehingga obat ini sampai kepada pasien, sekarang ini tablet pembagi tidak digunakan lagi. Saat ini para ahli farmasi lebih umum memakai tablet kompresi atau tablet triturat yang dibuat untuk perdagangan dalam mencampur resep dan obat-obat yang tidak tersedia sebagai bahan baku, tetapi tersedia dalam bentuk sediaan obat.II.1.3Metode Pembuatan TabletTablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol atau mesin slug) dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa (FI IV, 5).1. Granulasi basah (Pengantar bentuk sediaan farmasi, 261)Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan orang dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut :a. Menimbang dan mencampur bahan-bahanb. Pembuatan granulasi basahc. Pengayakan adonan menjadi pellet atau granuld. Pengeringane. Pengayakan keringf. Pencampuran bahan pelincirg. Pembuatan tablet dengan kompresi.2. Granulasi kering (Pengantar bentuk sediaan farmasi, 269)Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembapan atau penambahan bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya beasr dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam granul yang lebih kecil. Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringknnya diperlukan temperature yang dinaikkan.Setelah penimbangan dan pencampuran bahan dengan cara yang sama seperti pada granulasi basah serbuk di slugged atau dikompresi menjadi table yang lebar dan datar dengan garis tengah kira-kira 1 inci. Hal ini dapat dilakukan karena aliran serbuk ke dalam mesin slugging dibawah oleh adanya rongga besar dan tablet tidak memerlukan ukuran dan berat yang tepat. Kempaan harus cukup keras agar ketika dipecahkan, tidak menimbulkan serbuk berceceran.Tablet kempaan ini dipecahkan dengan tangan atau alat dan diayak dengan lubang ayakan sesuai yang diinginkan, pelincir ditambahkan sebagaimana biasanya dan tablet dibuat dengan dikempa. Aspirin yang terhidrolisis dengan adanya uap air, biasanya dibuat menjadi tablet setelah slugging. Dan pada metode slugging penggilingan yang memadatkan dapat digunakan untuk menaikan kepadatan dari serbuk dengan mengempanya diantara penggilingan dengan tekanan tinggi. Bahan yang sudah dipadatkan kemudian dipecahkan, ditentukan ukurannya dan diberi pelincir dan tablet dibuat dengan pengempaan dengan cara yang biasa.Kekurangan granulasi kering adalah (Kloe, 2010) :a. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slugb. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragamc. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

3. Kompresi langsung (Pengantar bentuk sediaan farmasi, 271)Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodide, amonium klorida dan metenamin, memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering. Dahulu jumlah bahan obat yang dapat dijadikan tablet tanpa melalui granulasi lebih dahulu sangat sedikit. Pada waktu sekarang ini penggunaan pengencer yang dikeringkan dengan penyemprotan, meluas kepada formula-formula tablet tertentu daripada dengan serbuk pengisi biasa, kualitas yang diinginkan untuk tablet dengan kompresi langsung dan sejumlah produk-produk lainnya sekarang banyak diproduksi dengan cara ini.Tambahan lagi pengisi yang didorong atau dipaksa yang telah dikembangkan memungkinkan pembuatan tablet-tablet tambahan tertentu dengan kompresi lansung, sebab kerja mengeluarkan udara dari pengisi pada serbuk curah ringan membuatnya menjadi lebih rapat, dan memungkinkan mengalir dengan tetap dan sempurna ke dalam rongga cetakan ketika tablet dikompresi sehingga mengurangi penyebab terjadinya capping Tu kerekatan dari tablet segera setelah dikompresi.II.1.4Komposisi TabletTidak perduli bagaimana tablet-tablet dibuat, tablet oral konvensional di samping zat aktif biasanya terdiri dari salah satu atau lebih zat-zat berikut yang berfungsi sebagai: pengisi, pengikat, penghancur dan pelincir. Tablet tertentu mungkin memerlukan suatu pemacu aliran, yang lain mungkin perlu zat pewarna, zat perasa dan pemanis pada tablet kunyah (Teori dan Praktek Farmasi Industri; 697)1. Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh farmakope.

2. Excipient atau bahan tambahana. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium fosfat dibase, dan selulosa mikrokristal.b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi, misalnya gom akasia, gelatin, sukrosa, povidom, metilselulosa, CMC, pasta, pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal.c. Bahan penghancur / pengembang (disintegrant) berfungsi membantu menghancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang dimodifikasi secara kimia, asam alginate, selulosa mikrokristal dan povidon sambung-silang.d. Bahan pelican (lubrikan / lubricant) berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi, dan talk. Umumnya lubrikan bersifat hidrofob, sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar lubricant yang berlebih harus dihindari. PEG dan gram lauril sulfat dapat digunakan, tetapi kurang memberikan daya lubrikasi yang optimal dan diperlukan dalam kadar yang lebih tinggi.e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Misalnya silica pirogenik koloida.

3. Adjuvana. Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari tumbuhan.b. Bahan pengaroma (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak (misalnya tablet isap penilisin), biasanya digunakan untuk tablet yang penggunaannya lama dimulut. Misalnya macam-macam minyak atsiri.II.1.5 Masalah-masalah pada Tablet 1. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.2. Sticking / picking : perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelican kurang atau massa basah.3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi perlelahan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.4. Splitting/ cappingSplitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Capping : membelahnya tablet dibagian atas. Penyebabnya adalah :a. Daya pengikat dalam massa tablet kurang.b. Massa tablet terlalu banyak fines, terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar.c. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada diatas massa yang kan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak.d. Formulanya tidak sesuai.e. Die dan punch tidak rata.5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak meata pada permukaan tablet.6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan zat pengikatnya kurang.II.1.6Keuntungan dan Kerugian Tablet1. Keuntungan (Lachman,645)Dibandingkan kapsul, tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah satu diantaranya:a. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang lebih rendah.b. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya yang paling rendahc. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompakd. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah murah untuk dikemas serta dikirime. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbulf. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil tertinggal ditenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadig. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambath. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besarani. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik2. Kerugian (Lachman, 645)a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompakb. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimum tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifatc. Obat yang rasanya pahit, obat yang bau tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengkapsulan atau penyelubunganII.2Rancangan FormulaTiap 500 mg Ketokonazol mengandung: Ketokenazol200 mgPVP3%Amilum Sagu pregelatinasi10%Avicel pH 1020,04% Tween 800,5%Magnesium Stearat1 %Talk2 %II.3Alasan PenambahanII.3.1Alasan Formulasi1. Dutinjau dari segi keuntungan tablet menurut Lachman halaman 294 bahwa tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air. Oleh karena kelarutan ketokonazol adalah praktis tidak larut dalam air, hal tersebutlah yang menjadi acuan rancangan tablet ketokenazol.2. Menurut ulian (2007) alasan ketokonazol dalam bentuk sediaan tablet oral kareana absorbsinya yang cukup baik. Ketokenazol dalam pengobatan kandididis digunakan dalam sediaan oral.II.3.2Alasan Penggunaan Bahan1. PVP (Polivinilpirolidon)a. PVP digunakan sebagai pengikat karena mempunyai keuntungan sebagai perekat yang baik dalam larutan air dan alkohol (Kuswayono P.N., 2009) b. Polivinil adalah pengikat yang serba guna dan salah satu yang paling banyak digunakan, mudah larut dalam air, alkohol dan pelarut organik lain. Polivinilpirolidon biasanya digunakan sebagai pengikat dalam tablet effervescent dan tablet kunyah karena pembuatan dengan pengikat mempunyai daya simpan yang lebih lama (Hayati, 2007).c. Konsentrasi PVP yang digunakan dalam formulasi adalah sebesar 3%. Hal ini disesuaikan dengan ketentuan yang menyatakan bahwa konsentrasi PVP sebagai pengikat adalah 0,5-5% (American Pharmaceutical Assosiation, 2009)d. Konsentrasi PVP K30 pada tablet yakni 2-5%. Tablet yang menggunakan PVP dengan konsentrasi 3% atau 5% memiliki waktu hancur 1 atau 2 menit (Volker Buhkr)2. Polisorbat 80a. Untuk obat-obat yang tidak larut (sukar larut) dalam air, penambahan suatu surfaktan (zat pembasah) yang bila dilarutkan dalam air, dapat mengurangi tegangan permukaan, menurunkan sudut kontak yang baru dan membantu memindahkan fase udara pada permukaan dan menggantikannya dengan fase cair. Kerja ang paling penting dai suatu zat pembasah adalah untuk menurunkan sudut kontak antara permukaan cairan pembasah (Martin, 1993)b. Salah satu sifat yang paling penting dari surfaktan adalah kemampuan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam medium dispersi. Surfaktan pada konsentrasi rendah menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju kelarutan obat (Martin et, al,. 1993). Pada kadar yang lebih tinggi surfaktan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel (Shargel et al, 1999).c. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,5 % karena sesuai penjelasan Kurniawati (2009), bahwa semakin tinggi konsentrasi polisorbat 80 yang ditambahkan maka semakin cepat waktu hancur dan semakin besar disolusi yang diperoleh. Namun pada penambahan polisorbat 80 dengan konsentrasi menghasilkan tablet yang paling baik yaitu mempunyai waktu hancur yang paling baik. dan disolusi paling baik 3. Avicel pH 102a. Avicel pH 102 berbentuk granul dengan sifat alir yang baik dan sifat pencetakan langsung bagus sekali sehingga menghasilkan tablet dengan kekerasan yang memenuhi syarat (Geosvoin, 2008). b. Tablet yang dipersiapkan dengan mikroskristalin sellulosa dengan rata-rata ukuran partikel yang terbesar (100 m Avicel pH 102) menghasilkan kekerasan yang lebih tinggi, kerapuhan yang lebih rendah dan jumlah pelepasan obat lebih tinggi dibandingkan dengan Avicel pH 101 (rata-rata ukuran 10 m) (Michel dkk, 2008).4. Amilum sagu tergliserinasi a. Amilum merupakan salah satu bahan tambahan yang sering dan sudah sejak lama dikenal seta digunakan sebagai bahan penolong dalam pembuatan tablet. Amilum dapat berfungsi baik sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur maupun sebagai bahan pelicin, tergantung pada mekanisme penambahannya, jumlah yang digunakan serta kondisinya. Amilum sagu telah dimodifikasi sehingga mrnghasilkan suatu bentuk yang mempunyai banyak keuntungan bila digunakan, khususnya dalam proses formulasi tablet, suatu bentuk modifikasi amilum yang paling sederhana adalah dengan cara pregelatinasi amilum, yang dapat merubah tampilan fisik suatu amilum (Syaifullah, 2003)b. Kecepatan hancurnya tablet semakin cepat dengan bertambahna jumlah bahan penghancur yang ditambahkan. Pada kadar penghancur 10% waktu hancurnya paling cepat (lebih cepat dibandingkan tablet dengan bahan penghancur 15%). Hal ini mengalir disebabkan karena amilum sagu pregelatinasi setelah kontak dengan air kemudian mengembang membentuk suatu gel/ masa yang kental. Semakin banyak bahan penghancur amilum sagu pregelatinasi yang ditambahkan, maka gel yang terbentuk semakin banyak, sehingga waktu hancur tablet (bahan penghancur 10%) lebih cepat dibandingkan bahan penghancur 15% (Saifullah, 2003)c. Hal ini disebabkan karena amilum sagu pregelatinasi bersifat hidrofil, sehingga akan dapat mengurangi tegangan permukaan antara bahan pengisi yang bersifat hidrofob dengan air. Akibatnya air akan menembus masuk ke dalam tablet karena terbentuk jembatan hidrofil kontinyu. Sehingga penyerapan air lebih tinggi dan dapat segera menghancurkan tablet (Saifullah, 2003)5. Magneum stearata. Magnesium stearat secara luas digunaka dalam kosmetik, makanan dan formulasi farmasi. Hal ini terutama digunakan sebagai pelumas dalam kapsul dan tablet, pembuatan pada konsentrasi anatara 0,20%-5,0% (Rowe, 2009).b. Dalam formulasi digunakan Mg stearat 1% karena menurut nelson (2009), suatu formula yang mengandung 1% Mg stearat dalam waktu 30 menit lebih dari 90% dari zat obat yang dilepaskan karena dilakukan uji disolusi. Jika dibandingkan dengan formula yang mengandung Mg stearat > 1%.6. Talk a. Talkum digunakan sebagai bahan pelicin, karena pertama sebagai konsentrasi utama bubuk, talk memiliki daya mengalir takar yang baik. Penambahan talk mampu memperbaiki daya mengalir basis lainnya. Daya pelicin dan pelincirnya yang istimewa berdasarkan atas adanya sturktur hasil yang berlapis dari talk (Voight, 1995).b. Konsentrasi talk yang digunakan sebagai glidan tablet yaitu 1,0-10% (Hope, 728). Konsentrasi talk yang digunakan dalam formula ini adalah 2%. Talk terdiri dari kristal dasar berbentuk papan, yang dapat mudah bergeser pada gesekan, pada umumnya granulasi selesai ditambahkan 2% talk. II.4Uraian Bahan1. Ketokonazol (Martindale, 539 ; Dirjen POM, 486) Nama Resmi :KetokonazolumNama lain:Ketokonazole, ketokonaksoli, ketokonazolasRM/BM:C26H28Cl2N202 / 531,44Rumus Struktur:

Pemerian :Berupa serbuk putih berupa abu-abuKelarutan :Praktis tidak larut dalam air, ketoconazole mempunyao pka 2,0 hingga 5,6 : larut dalam DM50 atau kloroform. Sedikit llarut dalam alcohol, mudah larut dalam diclorometana, larut dalam metil alcohol.Stabilitas:Ketokonazole harus dilindingi dari kelembabanInkompatibilitas:Ketokonazole tidak kompatibel dengan obat-obat yang dapat menguragi keasaman lambung, seperti antimuskarinitas, antasida, histamn H2 antagonis, dan inhibitor pompa proton karena dapat mengurangi penyerapan ketokonazole. Penyerapan ketokonazole juga mungkin dikuranggi dengan sukralfat, obat-oat enzim yang menghambat rimpafisi, ketokonazole menghambat enzim oksidasi tertentu terutama itrakonazole.Kegunaan:Sebagai zat aktifPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baikKonsentrasi:200 mg2. PVP ( FI III, 510 ; Excipient, 582)Nama Resmi :Povidonum Nama Lain :Povidonum, Polivinil PinolidonRM / BM : (C6H9NO)n / 10.000 hingga 700.000Rumus Struktur:

Pemerian :Serbuk hablur putih atau putih kekuningan; berbau lemah atau tidak berbau, higroskopisKelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dan dalam kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata- rata; prkatis tidak larut dalam eter PStabilitas :Senyawa ini stabil dalam siklus pendek pemanasan pada suhu 110-130 0C. Sterilisasi uap dari larutan tidak dapat mengubah sifat senyawa iniInkompatibilitas :Povidum kompatibiliti dalam larutan dengan berbagai garam anorganik, resin alami dan sintesis bahan kimia lainnya. Senyawa ini membentuk molekul dalam larutan dengan sulfatigzole, kalium salisilat, asam salisilat, fenobarbital, tanin dan senyawa lainnya.Penyimpanan : Povidum dapat disimpan dalam kondisi biasa tanpa mengalami dekomposisi / degradasiKegunaan : Sebagai bahan pengikatKonsentrasi : 0,5-5% digunakan 3%3. Avicel pH 102 (FI III, ; Excipient, 155)Nama resmi : Cellulose MicrocrystallineNama lain : Avicel pHRM / BM : (C6H10O5) / 36.000Rumus Struktur:

Pemerian :Tidak berbau, bubuk kristal terdiri dari partikel berporiKelarutan:Sedikit larut dalam 5 % b/v larutan natrium hidroksida praktis tidak larut, asam encer dan sebagian besar pelarut organik.Stabilitas :Mikrokristal selulosa stabil dengan bahan higroskopisInkompatibilitas :Mikrokristalin selulosa tidak cocok/ kompatibel dengan oksidatir kuat.Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering.Kegunaan :Sebagai pengisiKosentrasi : 5-90 %, digunakan 0,04%4. Polisorbat 80 (FI IV : 607, Excipient : 544)Nama resmi:Polisorbatum 80Nama lain: Polisorbat 80, tween 80RM/BM:(C11H22)CO6 / 120Pemerian :Cairan kental, transparan, tidak berwarna atau hamper tidak mempunyai warnaKelarutan :Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%), dalam etil asetat, dalam metanol.Stabilitas:Stabil dalam atau bila dicampur denganc elektrolit, asam lemah dan basa lemahInkompatibilitas:Perubahan warna atau pengendapan dapat terjadi dalam berbagai bahan terutama fenol dan taninKegunaan:Sebagai surfaktanPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baik/rapatKonsentrasi:0,5%5. Amilum Pregelatinasi (Excipent, 685)Nama Resmi:Amilum pregelatinasiNama Lain:Amylum pregelificatum, Starch 1500RM/BM:(C6H10O5)6 / 300-1000Rumus Struktur:

Pemerian:Serbuk cukup kasar, bubuk berwarna putih, tidak berbau, memiliki rasa yang sedikit khasKelarutan :Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanolStabilitas :Bahan stabil tapi higroskopisInkompatibilitas :-Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering6. Magnesium Stearat (FI IV, 515)Nama resmi : Magnesii stearatNama lain : Magnesium stearatRM / BM : C36H30MgO4 / 591,25Pemerian : Serbuk halus, putih dan mudah melekat, bau lemahKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95 % dan dalam eterStabilitas: Mg stearat disimpan dalam wadah tertutup baik dan ditempat yang sejuk dan kering.Inkompatibilitas :Inkompatible dengan asam kuat, alkali dan garam besi, menghindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat. Mg stearat tidak dapat digunakan pada produk yang mengandung Aspirin, vitamin dan alkaloid.Kegunaan : Sebagai lubricanKosentrasi : 0,2-2,0 %, digunakan 1%7. Talk (FI IV, 771)Nama resmi : Talkum Nama lain : TalkPemerian :Srbuk hablur, sangat halus, mudah melekat pada kulit, bebs dari butiran warnaputih atau putih kelabu.Kelarutan : Tidak larut hampir semua pelarutStabilitas : Talk merupakan bahan yang stabil dan daapat disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160C selama 1 jam. Talk juga dapat disterilkan oleh paparan etilen oksida atau radiasi gammaInkompatibilita : Inkompatibel dengan senyawa surfaktanPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baikKegunaan : Sebagai glidanKosentrasi : 0,2-0,3 %, digunakan 2%