bab i
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat melaksanakan
pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai
seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai
tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai
dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita
mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan mempelajari
teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai
seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam suatu
system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya,
seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut.
Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori
– teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan bahkan manajemen skill.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan mempunyai peran penting
dalam menunjang kerja seorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada
kliennya. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul “MANAJEMEN KEBIDANAN “
selain juga dapat dijadikan referensi bagi pembaca.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep manajemen kebidanan yang berkualitas.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan.
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Bidan
Kebidanan adalah suatu profesi yang diakui secara internasional dan memiliki praktisi diseluruh
dunia. Definisi internasional berikut ini tentang bidan dan ruang lingkup praktiknya telah disetujui oleh
International Confederation of Midwifes, International Federation Gynaecology and Obstetriks, dan
World Health Organization.
Bidan adalah sseseorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan
yang diakui di Negara dimana program tersebut diselenggarakan, telah berhasil menyelesaikan
serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan, dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan
untuk bisa didaftarkan dan/ atau secara hokum memperoleh izin untuk melakukan praktik kebidanan.
Ia harus mampu melakukan pengawasan, perawatan, serta member saran yang diperlukn kepada
perempuan selama masa hamil, bersalin, dan setelah melahirkan. Ia juga harus mampu memimpin
persalinan sebagai bagian dari tanggung jawabnya dan merawat bayi baru lahir serta bayi berusia
beberapa bulan. Perawatan ini meliputi tindakan preventif, deteksi kondisi abnormal pada ibu dan anak,
usaha memperoleh bantuan medis, dan pelaksanaan tindakan darurat pada saat pertolongan medis tidak
ada. Bidan memiliki tugas penting member konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk
wanita, tetapi juga untuk keluarga dan komunitas. Pendidikan ini melibatkan pendidikan antenatal dan
persiapan menjadi orang tua dan meluas mencakup area tertentu bidang ginekologi, keluarga berencana,
dan perawatan anak. Ia dapat melakukan praktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, lingkungan tempat
tinggal, atau layanan kesehatan (varney 2006).
Definisi bidan menurut WHO adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program
pendidikan bidan, diakui secara yuridis, ditempatkan dan mendapatkan kualifikasi serta terdaftar di sector
dan memperoleh izin melaksanakan praktik kebidanan.
Definisi bidan menurut IBI adalah seorang perempuan yang telah mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan yang telah diakui pemerintah, dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan
diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktik. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan
kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang
diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor
900/menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
2
2.2 Falsafah Asuhan Kebidanan
Falasafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan (IBI, 2003).
Falsafah kebidanan tersebut adalah :
Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan pemerintahan
Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara
internasional diakui oleh ICM, FIGO, dan WHO.
Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa
peraturan maupun keputusan Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program
pemerintah bidang kesehatan, khususnya dalam bidang rangka menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan
Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan reproduksi
lainnya.
Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman
dan memuaskan esuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak
untuk menentukan nasib sendiri, mandapat informasi yang cukup, dan berperan di segala aspek
pemeliharaan kesehatannya.
Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah proses fisiologi,
dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medis.
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola secara
tepat, bisa berubah menjadi abnormal.
Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu setiap perempuan usia subur, ibu
hamil, melahirkan, dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluargan yang membutuhkan
persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan, dan pelayanan
kesehatan.
Intervensi kebidanan bersifat komprehensif, mencakup upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka
meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang professional dan interaksi social serta asas
penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
3
Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang
hidup manusia, perlu dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata mesyarakat.
2.3 Ruang Lingkup Praktik Kebidanan
Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan
praktiknya yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.
A. WEWENANG BIDAN
Memberikan pelayanan yang meliputi ;
1. Pelayanan KIA
Pelayanan kebidanan yang di berikan pada ibu (masa pranikah, hamil, persalinan, nifas,
menyusui, interval) dan anak (BBL, bayi, anak balita, pra sekolah).
a. Pelayanan kebidanan pada ibu
1. Penyuluhan dan konseling,
2. Pemeriksaan fisik,
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal,
4. Pertolongan persalinan normal,
5. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus
iminers, hyperemesis gravidarum TM I, PER (Pre Eklamsi Ringan), anemia ringan,
6. Pertolongan persalinan abnormal : lestu (letak sungsang), partus macet kepala didasar
panggul, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri
primer, post term dan preterm,
7. Pelayanan ibu nifas normal,
8. Pelayanan ibu nifas abnormal: retensio placenta, infeksi ringan,
9. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan teknologi yang meliputi keputihan,
perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
Wewenang Bidan ;
1. Memberikan imunisasi,
2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas,
3. Bimbingan senam hamil dan senam nifas,
4. Mengeluarkan plasenta secara manual,
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi,
4
6. Episiotomy,
7. Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat 2,
8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm,
9. Pemberian infus, suntkan IM uterotonika, antibiotic dan sedative,
10. Memberikan penyuluhan tentang ASI ekslusif dan cara menyusui yang benar.
b. Pelayanan kebidanan pada anak
1. Pelayanan neonatal esensial,
2. Pemeriksaan dan perawatan BBL,
3. Resusitasi BBL,
4. Penanganan hipotermi pada BBL,
5. Perawatan tali pusat,
6. Pemberian ASI (bayi < > 6 bulan ),
7. Pemantauan tumbuh kembang,
8. Pengobatan penyakit ringan,
9. Pemberian penyuluhan.
2. Pelayanan Keluarga Berencana
a. Memberikan pelayanan KB yakni : pemasangan IUD/AKDR ( Alat Kontrasepsi dalam
Rhim), AKBK ( Alat Kontrasepsi Bawah Kulit ), pemberian suntikan, tablet, kondom,
diafragma, jelly,
b. Memberikan konseling pemakaian kontrasepsi,
c. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi,
d. Melakukan pencabutan AKDR letak normal,
e. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit.
3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pembinaan Peran Serta Masyarakat di Bidang KIA,
b. Memantau tumbuh kembang anak,
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas,
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan memberikan
penyuluhan infeksi menular seksual ( IMS ),penyalahgunaan narkotika psikotropika dan
zat adiktif lainnya ( NAPZA ).
5
B. UPAYA PELAYANAN KEBIDANAN
1. Promotif
Upaya promosi ini dapat di berikan dalam bentuk konseling untuk klien, keluarga dan
masyarakat, memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan penolong
persalinan serta memberikan asuhan pada BBL.
2. Preventif
Dalam upaya hal ini tindakan pencegahan, deteksi dini abnormal ibu dan anak, usaha
mendapatkan bantuan medik dalam melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.
3. Kuratif
Upaya ini dapat berupa rujukan pada keadaan resiko tinggi termasuk kegawat daruratan pada
anak.
4. Rehabilitatif
Melaksanakan upaya ini bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan
terhadap wanita hamil, melahirkan, masa post partum, melaksanakan pertolongan persalinan
di bawah tanggungjawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada BBL, bayi dan anak balita.
C. JENIS PELAYANAN KEBIDANAN
a. Layanan Kebidanan Kolaborasi Ruang Lingkup Praktik Kebidanan Kepmenkes no
900/Menkes/SK/VII/2002.
Pelayanan Kebidanan : Asuhan bagi wanita mulai dari :
1. pranikah
2. prakehamilan
3. selama kehamilan
4. persalinan
5. nifas
6. menyusui
7. interval antara masa kehamilan
8. menopause
9. termasuk asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita
Pelayanan KB :
1. Konseling KB
2. Penyediaan berbagai jenis alat kontrasepsi
3. Nasehat dan tindakan bila terjadi efek samping.
6
Pelayanan kesehatan masyarakat :
1. Asuhan untuk keluarga yang mengasuh anak
2. Pembinaan kesehatan keluarga
3. Kebidanan komunitas
4. Persalinan di rumah
5. Kunjungan rumah
6. Deteksi dini kelainan pada ibu dan anak
b. Sasaran pelayanan kebidanan
Individu
Keluarga
Masyarakat
Meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
c. layanan Praktik Kebidanan
BPS/ di rumah
Puskesmas
Polindes/ PKD
RS/RB
Klinik dan unit kesehatan lainnya.
2.4 Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan
Dalam menjalankan prakteknya, seorang bidan telah diatur dalam Pancasila sebagai landasan Idiil
, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Permenkes No.1464/Menkes/X/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
Standar Pelayanan Kebidanan
Keberadaan bidan di Indonesia sangat di perlukan dalam upaya meningkatkan kesehjahtraan ibu
dan janinya, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mendekatkan pelayanan kebidanan
kepada setiap ibu yang membutuhkanya. Pada tahun 1996 Depkes telah menerbitan Permenkes
No.572/PER/Menkes/VI/96 yang memberikan wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam
melaksanakan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan bayi baru lahir.
7
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik kebidanan dalam sistem
pelayan kesehatan Yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat.
Kualitas pelayanan kebidanan diupayakan agar dapat memenuhi standar tertentu agar aman dan
efektif. Dengan adanya standar pelayanan masyarakat akan memeliki rasa kepercayaan yang lebih baik
terhadap pelaksana pelayanan. Adapun ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar:
a) Standar pelayanan umum
1. Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat
2. Pencatatan dan pelaporan
b) Standar pelayanan antenatal
1. Identifikasi ibu hamil
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
3. Palpasi abdominal
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
6. Persiapan persalinan
c) Standar pelayanan penolong persalinan
1. Asuahan persalinan kala I
2. Persalinan kala II yang aman
3. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
4. Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi
d). Standar pelayan nifas
1. Perawatan bayi baru lahir
2. Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
3. Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
e). Standar penangnanan kegawatdaruratan pada kehamilan obstetric - noenatal
1. Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III
2. Penanganan kegawat daruratan
8
3. Penanganan kegawatdaruratan pada partus lama/macet
4. Persalinan dengan penggunaaann vakum
5. Penangan kegawatdaruratan retensio plasenta
6. Penanganan perdarahan postpartum primer
7. Penanganan perdarahan postpartum sekunder
8. Penanganan sepsis puerperralis
9. Penangan asfiksia neonatorum
2.5 Kode Etik Bidan
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan
bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode Etik BidanIndonesia
1.. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a.Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam
mmelaksanakan tugas pengabdiannya.
b.Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
c.Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung
mmmjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
d.Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
mmmklien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga
mmmdan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
mmmdimilikinya.
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya
mmmdengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara
mmmoptimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
9
a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat
mmmsesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
mmmmasyarakat.
b. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil
mmmkeputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.
c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan
mmmkepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan
mmmklien. mmm
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja
mmmyang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya
mmmmaupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
a.Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan
mmmkepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b.Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai
mmmdengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
mmmmeningkatkan mutu dan citra profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan
mmmbaik.
b. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan
mmmperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan
mmmmpemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi,
mmmmKeluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.
10
b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah
mmmmuntuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan
mmmmkesehatan keluarga
2.6 Peran dan Fungsi Bidan
2.6.1 Peran Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bian memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik
dan peneliti.
Peran sebagai Pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugs mandiri, tugas kolaborasi, dan
tugas ketergantungan;
Tugas Mandiri;
1. menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai
klien.
3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
4. Memberi asuhan kebidanan kepada klilen dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.
5. Memberi asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir.
6. Memberika asuhan kebidan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.
8.Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita dalam
iiiimasa klimakterium serta menopause.
9. Memberi asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.
Tugas Kolaborasi;
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
11
2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
klien dan keluarga.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
6. Memberika asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
Tugas Ketergantungan;
1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan
klien dan keluarga.
2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi
serta kegawatdaruratan.
3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit
tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai
penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dam keluarga.
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.
6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.
Peran sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan
dan tugas partisipasi dalam tim.
12
Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan, Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar
keehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat
wilayah kerja dengan melibatkan masyaraka/klien.
Berpartisipasi dalam Tim, Bidan bertugas dalam tim untuk melakukan program kesehatan dan
sector lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan lain yang
berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
Peran sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi
klien serta pelatih dan pembimbing kader.
Memberikan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan pada Klien, Bidan memberi pendidikan dan
penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok serta masyarakat) tentang
penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana.
Melatih dan Membimbing Kader, Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan
dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.
Peran sebagai Peneliti /Investor
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun berkelompok, mecakup;
1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.
13
2.6.2 Fungsi Bidan
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikekmukakan diatas, maka fungsi badan adalah sebagai
berikut.
Fungsi Pelaksanan
Fungsi bidan sebagai pelaksana;
1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum
remaja) pada masa praperkawinan.
2. Melakukan asuhan kebiadan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis
tertentu, dan kehamilan dengan resiko tinggi.
3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan bayi resiko tinggi.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola;
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi
masyarakat.
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter-dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan
kebidanan.
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unti pelayanan kebidanan.
Fungsi Pendidik
14
Fungsi bidan sebagai pendidik;
1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan
kebidanan dalam lingkupn kesehatan serta keluarga berencana.
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidan tanggung jawab
bidan.
3. Memberi bimbingan kepada peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.
4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti;
1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok
dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
2.7 Model / Teori Kebidanan
2.5.1 Model Konseptual Asuahan Kebidanan
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan seuatu . Model kebidanan adalah suatu
bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
Model konseptual kebidanan adalah;
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
2. Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerja, system, dan skema, yaitu menunjukkan ide global
tentang individu, kelompok, situasi dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual
kebidanan biasanya berkembang dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam
kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett, 1992) sehingga model konseptual memberikan
gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu.
3. Model meemberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna membimbing
tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.
15
Konsep model ditunjukkan dalam banyak cara, yaitu mental model, fisik mental, dan simbolik
(Lancaster).
Kegunaan model konseptual adalah sebagai berikut;
1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).
2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmu social mengonsep
dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain
sebagai parameter garis besar praktik.
2.5.2 Teori Kebidanan
Reva Rubin
Reva Rubin merupakan perawat kebidanan yang hasil penelitiannya telah digunakan secara luas
di Amerika Serikat. Tujuan penelitian; Mengidentifikasi bagaimana seorang wanita melaksanakan
perannya sebagai ibu dan hal apa sajakah yang memengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun
negative.
Proses pelaksanaan peran seorang ibu, melalui tahap;
1) Mimicry (Peniruan). Wanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil) dengan melihat,
mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu.
2) Role Play (Mencoba bermain peran). Menciptakan kondisi dimasa yang akan datang.
3) Fantasy (Mengkhayal). Wanita mengkhayalkan dirinya dimasa yang akan datang.
4) Introjection-Projection-Rejection (Pengolahan pesan). Wanita mencoba mengolah pesan dan
membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya.
5) Grief-Work (Evaluasi). Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya dimasa lalu dan
menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi.
Ramona T.Mercer
Mercer meerupakan salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan banyak karya ilmiah.
16
Penelitian I, Tujuan penelitian; Mengetahui hubungan antar stress antepartum dengan
hubungan/fungsi dalam keluarga. Metode penelitian; Sampel penelitian adalah ibu hamil dengan resiko
tinggi yang masuk rumah sakit dibandingkan dengan ibu hamil dengan resiko rendah. Hasil penelitian;
Terdapat enam variabel yang terkait dengan fungsi keluarga, yaitu;
1) Stress antepartum yang disebabkan kombinasi dari peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan dan
resiko kehamilan.
2) Dukungan social.
3) Harga diri.
4) Kontrol diri.
5) Kegelisahan.
6) Depresi.
Penelitian II, Tujuan penelitian; Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses
pelaksanaan peran ibu. Hasil penelitian; Terdapat sebelas variabel yang mempengaruhi proses
pelaksanaan peran sebagai seorang ibu, yaitu;
1) Variabel Maternal;
a) Usia ibu pada persalinan,
b) Persepsi terhadap pengalaman persalinan,
c) Pemisahan dini ibu dan bayi,
d) Stress social,
e) Dukungan social,
f) Konsep diri,
g) Kepribadian,
h) perilaku,
i) Status kesehatan ibu.
2) Variabel bayi;
17
a) Temperamen,
b) Kesehatan bayi.
3) Variabel lainnya;
a) Latar belakang budaya,
b) Status pernikahan,
c) Status social ekonomi.
Ela-Joy Lehrman
Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Lehrman adalah ia melihat semakin luasnya
cakupan tugas yang dibebankan kepada bidan, sehingga ia memiliki keinginan agar bidan dapat melihat
semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada
persalinan.
Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diujicobakan oleh Morten (1991)
pada pasien postpartum. Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi kedalam 8
komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu;
1) Teknik terapeutik, proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan.
2) Pemberdayaan (Empowerment); suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan.
3) Hubungan Sesama (Lateral Relationship); Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap
terbuka, sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan klien terbina hubungan saling percaya yang
harmonis.
Ernestine Wiedenbach
Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitian, melainkan hasil pemikirannya
yang dituangkan dalam bukunya Family-Centered Maternity Nursing
Ernestine menguraikan 5 elemen yang memengaruhi proses keperawatan, yaitu;
18
1) Agent (perawat, bidan, dan sebagaianya). Ernestine mengutarakan empat konsep yang mempengaruhi
praktik keperawatan , yaitu filosofi, tujuan, praktik, dan seni.
2) Recipient (penerima) (wanita, keluarga, masyarakat). Individu penerima harus dipandang sebagai
seorang yang kompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri.
3) Goal (tujuan intervensi). Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan
pertolongan.
4) Means (metode untuk mencapai tujuan). metode yang digunkana untuk pencapai tujuan terdiri dari
empat fase, yaitu;
a) Identifikasi kebutuhan pasien/klien.
b) Pemberian pertolongan kepada pasien/klien.
c) Validasi, pengecekan apakah bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.
d) Koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien/klien.
Jean Ball
Tujuan penelitian; Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan emosi ibu dalam
layanan maternitas. Hasil penelitian; Terdapat tiga factor yang mempengaruhi keadaan emosional ibu saat
postpartum, yaitu;
1) Kepribadian ibu.
2) Dukungan dari keluarga/lingkungan sosial.
3) Layanan yang diberikan oleh petugas layanan maternitas.
Bila semua faktor di atas positif, maka derajat keadaan emosi baik. Akan tetapi, jika ketiga faktor
tersebut negative maka derajat keadaa emosi buruk. Meski demikian, setiap faktor saling berinteraksi satu
sama lain. Jika kekurangan satu faktor diimbangi dengan kelebihan faktor lainnya, keadaan emosi ibu
akan menjadi baik.
2.8 Manajemen Asuhan Kebidanan Varney
19
Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu
metode berpikir dan beertindak secara sistematis dan logis dalam member asuhan kebidanan, agar
menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan,
dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney
dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997; menggambarkan proses manajemen asuhan
kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berurut secara sistematis dan siklik.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan diakhiri evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang
lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa di pecah-
pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Setiap langkah dalam manajemen kebidanan akan dijabarkan, sebagai berikut :
Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)
Pada langakh pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara;
1. Anamnesis, dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien.
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi;
a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).
b. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya).
Interpretasi Data Dasar (Langkah II)
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data tersebut kemudian diinterpretasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun
masalah, keduanya harus ditangani.
20
Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya (Langkah III)
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah
potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan Tenaga Kesehatan Lain (Lamgkah IV)
Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera
bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam dampingan bidan.
Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh (Langkah V)
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh atau yang ditentukan berdasarkan
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau
diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman.
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Evaluasi (Langkah VII)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif
untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
diberikan. Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. ini
meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan: apakah benar-benar terpenuhi sebagaimana
diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya.
BAB III
21
PEMBAHASAN
3.1Penerapan Bidan di Lapangan Terhadap Peran dan Fungsi Bidan
Dalam melaksanakan profesinya Bidan yang saya kunjungi melakukan peran bidan sebagai
pelaksana, bidan melakukan tugas secara mandiri yaitu memberi asuhan kebidanan kepada klien selama
kehamilan normal, seperti mengkaji status kesehatan ibu dan janin dengan memeriksakan tanda vital ibu
dan DJJ janin, menentukan diagnosis, menyusun rencana tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun bersama klien, membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan seperti TP , pemberian obat-
obatan dan TT. Bidan melakukan peran sebagai pengelola dan sebagai pendidik dengan mengembangkan
pelayanan dasar kesehatan ibu dan anak dengan mengkaji kebutuhan utama pada ibu hamil, bidan juga
mengawasi dan mengoordinir mahasiswa yang magang dan bidan juga mendokumentasikan seluruh
kegiataniyangitelahidilaksanakan.
Berdasarkan peran yang di lakukan, bidan tersebut melaksanakan fungsi bidan sebagai fungsi
pelaksana, dimana bidan tersebut memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada klien tentang
kehamilan normal. Selain itu bidan juga melanjalankan fungsi bidan sebagai pendidik, bidan tersebut
memberikan bimbingan dan melatih mahasiswa kebidanan untuk belajar sesuai dengan bidang dan
tanggung jawab bidan. Bidan juga menjalankan fungsi sebagai pengelola dimana bidan menyusun
rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya dan bidan juga memimpin
koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
3.2 Penerapan Bidan di Lapangan Terhadap Model / Teori Kebidanan
Dalam penerapan bidan yeni terhadap model/ teori kebidanan di lapangan melaksanakan teori
Ernestine Wiedenbach yang konsep asuhannya terdiri dari :
a. The Agent ( midwife/ bidan )
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan ayah dalam persiapan menjadi orang tua.
b. The Recipient ( wanita, keluarga, masyarakat )
wanita/ masyarakat yang oleh sebab tertentu tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri
berpandangan bahwa recipient adalah individu yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya
sendiri.
22
c. The Goal (purpose/ tujuan dari intervensi )
Di dasari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu di ketahui sebelum menentukan goal. Bila
sudah di ketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau fisiological yang berbeda dari kebutuhan normal.
d. The Means ( metode untuk mencapai tujuan )
untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan ada beberapa tahap, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Memberikan dukungan dalam pelayanan yang di butuhkan
3. Validation/bantuan yang di berikan
4. koordinasi dengan tenaga yang di rencanakan untuk memberikan bantuan
5. The framework (organisasi sosial, lingkungan profesional)
BAB IV
PENUTUP
23
4.1 Kesimpulan
Pada dasarnya untuk melakukan manajemen kebidanan memang harus melewati beberapa tahap.
Seperti dikemukakan Hellen Varney ada 7 langkah sedangkan dari depkes menyatakan 5 langkah. Pada
prinsipnya masing-masing pendapat sama, hanya berbeda dalam cara pendokumentasiannya. Namun
dalam penerapannya nanti tidaklah harus kaku menggunakan 5 langkah atau 7 langkah yang perlu diingat
bahwa dalam manajemen kebidanan tersebut dilakukan secara sistematis dengan metode pendekatan
tertentu dalam membantu pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak.
Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi :
1. Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen.
2. Meliputi seluruh kegiatan.
3. Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk mengidentifikasi seluruh
konsumen.
4. Memberikan pelayanan secara berkesinambungan.
5. Memonitor kepuasan konsumen.
6. Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui pemantauan ulang.
7. Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dab pelayanan khusus
secara tetap melalui prosedur dan system informasi yang fleksibel.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
PADA Ny “JULIANA” TRIMESTER III DI RUMAH BERSALIN
TAHUN 2012
Nama Pengkaji : Nova Tri Damayanti Hari / Tanggal : Senin/ 24-12-2012
25
NIM : P07224212 1374 Pukul : 17.00 WIB
No. RM :
I. PENGKAJIAN DATA
DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Nama ibu : Ny. “Juliana” Nama Ayah : Tn. Ridwan
Umur : 24 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : PNS
Alamat : JL. Jawa Alamat : JL. Jawa
Gol. Darah : O Gol. Darah : O
B. ALASAN KUNJUNGAN : Kunjungan Ulang
Keluhan utma : Kontrol
C. RIWAYAT HAID
Menorche : 14 tahun Jumlah Ganti : 3 kali ganti duk
Siklus : 28 hari Warna : Merah tua
Lamanya : 5 hari Disminore : Tidak ada
HPHT : 02-05-2012 TP : 09-02-2013
Baunya : Amis
D. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
a. Trimester I
Keluhan : Pusing, mual
Periksa ke : Bidan
Frekuensi : 2 kali
TT1 :
26
Obat-obatan : B6,B12
b. Trimester II
Keluhan : Keram Tangan
Periksa ke : Bidan
Frekuensi : 1 kali
TT2 :
Obat-obatan : Etabion, Vit C, Kalk, B1B12
c. Trimester III
Keluhan : Sakit Pinggang
Periksa ke : Bidan
Frekuensi : 1 Kali
Obat-Obatan : Etabion, Kalk, inj Neurobion
Kapan pertama kali ibu merasakan gerakan janin : ± 20 minggu
Frekuensi : 13 kali
Anak
ke
Kehamilan Persalinan Nifas
ANC Periksa TT Tgl Tempat Penolong JenisJ
K
B
BAterm
Penyaki
tLochea ASI
E. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS YANG LALU
F. RIWAYAT PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN SAAT INI
Jantung : Tidak ada Preeklamsi : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada Eklamsi : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada PMS : Tidak ada
DM : Tidak ada Gangguan sel darah : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada
27
G. RIWAYAT OPERASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KANDUNGAN
Ovarektomi : Tidak ada Tahun : Tidak ada
Miomektomi : Tidak ada Tahun : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada Tahun : Tidak ada
H. RIWAYAT OPERASI YANG TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN KANDUNGAN :
Tidak ada
I. RIWAYAT ALERGI MAKANAN / OBAT
Makanan : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
J. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA / GENOGRAM
DM : Tidak ada Penyakit gangguan darah : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada Cacat bawaan : Tidak ada
Asma : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada
K. RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1 Umur waktu kawin : 24 tahun
Status perkawinan: Sah Berapa lama kawin baru hamil :3 bulan
L. RIWAYAT KONTRASEPSI
Rencana penggunaan alat KB : Belum ada
Jenis KB yang akan digunakan : Belum ada
Jenis KB yang pernah digunakan : Belum ada
Masalah dalam penggunaan alat KB : Tidak ada
Kapan berhenti menjadi akseptor : Tidak ada
Alasan berhenti menjadi akseptor : Tidak ada
M. RIWAYAT PSIKOLOGI
Keadaan emosi : Stabil
Pandangan ibu terhadap kehamilan : Menginginkan
Pandangan suami terhadap kehamilan : Menginginkan
Pandangan keluarga terhadap kehamilan : Menginginkan
28
Jenis kelamin anak yang diinginkan : Laki-Laki
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
N. PERENCANAAN PERSIAPAN PERSALINAN
Tempat akan bersalin : Bidan
Penolong persalinan : Bidan
Transportasi : Motor
Nama calon donor darah : Belum ada
Pendamping persalinan : Suami
Penjaga anak lainnya dirumah : Tidak ada
O. PEMENUHAN KEBUTUHAN RUTIN
a. Pola Nutrisi
1. Makanan yang sering dikonsumsi
Jenis makanan : Nasi, bayam, wortel, ikan
Porsi : Sedang
Frekuensi : 2-3 kali
2. Minuman yang sering dikonsumsi
Air putih : ± 8 gelas
Lain-lain : Susu
b. Pola Eliminasi
1. BAK 2. BAB
Frekuensi : ± 7 kali Frekuensi : 1-3 kali
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada
Warna : Agak kekuningan Warna : Coklat hitam,
Konsistensi : Agak keras
c. Pola Istirahat
Tidur siang : ± 2 jam Tidur malam : 8 jam
Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada
Olahraga : Jalan pagi
d. Penggunaan obat-obatan, rokok, alcohol
Obat yang digunakan : Tidak ada
29
Tujuan penggunaan : Tidak ada
Perokok : Tidak ada
Alkohol : Tidak ada
DATA OBJEKTIF
A. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos menthis
Tekanan darah : 120/70 mmHg Pernafasan : 23x /menit
Temperatur : 38o C Nadi : 78x / menit
Tinggi badan : 165 cm BB sebelum hamil : 73 kg
Sikap tubuh : Lordosid BB sekarang : 95 kg
LILA : 32 cm
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
rambut : Tidak rontok
Kebersihan : Bersih
b. Mata
Selera : Tidak ikterik
Oedema Palpira : Tidak ada
Konjungtiva : Tidak pucat
c. Muka
Oedema : Tidak ada
Pucat/tidak : Tidak pucat
Chlosmagravidarum: Tidak ada
d. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
30
e. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
f. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
Carries gigi : Tidak ada
g. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Pembesaran vena jugolaris : Tidak ada
h. Dada
Pembesaran mamae : Simetris
Kebersihan : Bersih
Areola mamae : Hitam
Pengeluaran : Belum ada
Putting susu : Menonjol
Hyperpigmentasi : Ada
i. Jantung
Bunyi : Teratur
Lain-lain : Tidak ada
j. Paru-paru
Bunyi nafas : Bersih
Lain-lain : Tidak ada
k. Abdomen
Luka bekas operasi : Tidak ada
Kontraksi : Belum ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Linea : Nigra
31
Strie gravidarum : Tidak ada
2. PALPASI
TFU : 37 cm
Leopold I : Pada bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak dan tidak melenting,
kemungkinan ini bagian bokong bayi.
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil, kemungkinan
ini ekstremitas janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras dan
memapah, kemungkinan ini bagian punggung janin.
Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting,
kemungkinan ini bagian kepala janin. Kepala masih dapat digoyangkan
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBJ : (37-13) X 155 = 24 X 155 = 3720 gram
3. AUSKULTASI
DJJ : Ada
Frekuensi : 144x/menit
Irama : Teratur dan kuat
Punctum maximum : Bagian kiri perut ibu dibawah umbilikus
4. GENETALIA
Perineum : Tidak ada Varises : Tidak ada
Haemoroid : Tidak ada Pengeluaran : Tidak ada
Warna : Tidak ada Keluhan : Tidak ada
5. EKSTREMITAS
Oedem : Tidak ada Varises : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada Kelainan : Tidak ada
6. PERKUSI
32
Reflek patella ka/ki : + /+
C. UKURAN PANGGUL LUAR
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Crustarum : Tidak dilakukan
Conjungtiva externa : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilakukan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Tidak dilakukan Glukausuria : Tidak dilakukan
Proteinuria : Tidak dilakukan Lain-lain : Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Ny. Linda G1 P0 A0, usia kehamilan 34-35 minggu, janin hidup, tunggal,
keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Kontrol
Kebutuhan : - Penkes gizi seimbang
- Penkes personal hygiene
III. DIAGNOSA POTENSIAL DAN ANTISIPASI MASALAH
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA, KOLABORASI DAN RUJUKAN
Tidak dilakukan
V. INTERVENSI / PERENCANAAN
1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Informasikan penkes gizi seimbang.
3. Informasikan penkes personal hygiene.
4. Informasikan tanda-tanda bahaya kehamilan tua
5. Informasikan tanda-tanda persalinan.
6. Informasikan senam untuk persiapan persalinan
7. Berikan tablet Sf, TT1, Kalk
33
8. Berikan jadwal kunjungan ulang
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu dan janin baik.
2. Menginformasikan kepada ibu, penkes makan-makanan gizi seimbang seperti ibu harus makan
yang mengandung asam folat seperti ikan karena baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak
janin. Selain itu ibu disarankan untuk makan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan agar
BAB lancar.
3. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu menjaga personal hygiene yaitu selalu mengganti
celana dalam jika lembab atau setelah BAK agar tidak tidak terjadi infeksi dan memakai bra yang
menyokong payudara serta merawat kebersihan payudara.
4. Menginformasikan tanda-tanda bahaya kehamilan tua seperti sakit kepala yang hebat, penglihatan
kabur, bengkak pada wajah maupun kaki dan tangan, janin kuran bergerak seperti bias. Bila ada
tanda-tanda seperti itu ibu segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat utnuk diminta pertolongan.
5. Menginformasikan penkes tanda-tanda persalinan kepada ibu yaitu, seperti sakit perut yang
menjalar ke ari-ari, keluar air yang banyak. Bila terjadi seperti itu ibu segera mendatangi tenaga
kesehatan terdekat untuk diminta pertolongan. melakukan senam hamil ataupun olahraga ringan
seperti jalan santai pagi agar ibu sehat dan kuat dan pergerakan janin juga baik.
6. Menginformasikan kepada ibu agar . melakukan senam hamil ataupun olahraga ringan seperti jalan
santai pagi agar ibu sehat dan kuat dan pergerakan janin juga baik.
7. Memberika ibu jadwal kunjungan ulang agar datang 2 minggu lagi
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan.
2. Ibu mengerti dan bersedia makan yang disarankan.
3. Ibu menherti dan bersedia datang ke tenaga kesehatan jika ada tanda-tanda bahaya kehamilan tua.
4. Ibu mengerti dan bersedia segera datang ke tenaga kesehatan jika ada tanda persalinan.
5. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6. Ibu mengerti dan bersedia melakukan dirumah.
7. Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi dengan teratur.
8. Ibu mengerti dan bersedia datang 2 minggu lagi
34
MENGETAHUI
BIDAN PEMBIMBING MAHASISWA
YENI HASFIANI, Amd.Keb NOVA TRI DAMAYANTI
P07224212 1374
PEMBIMBING AKADEMIK
SENIA IKAYANI , SST
NIP.
35