bab 9 stress dan konflik
DESCRIPTION
streessTRANSCRIPT
BAB 9BAB 9STRES DAN KONFLIKSTRES DAN KONFLIK
Pengertian stresPengertian stres Komponen stressKomponen stress Pengertian konflikPengertian konflik Pandangan terhadap Pandangan terhadap
konflikkonflik Segi positif dan negatif Segi positif dan negatif Ciri dan tingkatan konflikCiri dan tingkatan konflik Konflik dan prestasi kerjaKonflik dan prestasi kerja
STRESSTRES Luthans (2006:441) Adalah respon adaptif terhadap Luthans (2006:441) Adalah respon adaptif terhadap
situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.organisasi.
Robbins & Judge 2 (2008:368) stres adalah suatu Robbins & Judge 2 (2008:368) stres adalah suatu kondisi dinamis dimana indivuidu dihadapkan pada kondisi dinamis dimana indivuidu dihadapkan pada peluaang, tuntutan, atu sumber daya yang terkait dg peluaang, tuntutan, atu sumber daya yang terkait dg apa yang dihasratkan oleh individu tsb dan yang apa yang dihasratkan oleh individu tsb dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.• Stres Stres mengacu pada reaksi mengacu pada reaksi thd situasi atau kejadian, bukan thd situasi atau kejadian, bukan
situasi atau kejadian itu sendirisituasi atau kejadian itu sendiri• Stres dipengaruhi perbedaan individu.Stres dipengaruhi perbedaan individu.• Stres menekankan frasa “kebutuhan psikologis dan atau fisik Stres menekankan frasa “kebutuhan psikologis dan atau fisik
yang berlebihan”yang berlebihan”
Gambar 12.1. Sebuah Model StresGambar 12.1. Sebuah Model Stres
Faktor lingkungan•Ketidakpastian ekonomi•Ketidakpastian politik•Perubahan teknologi
Faktor Organisasional•Tuntutan tugas•Tuntutan peran•Tuntutan antarpersonal
Faktor Personal•Persoalan keluarga•Persoalan ekonomi•Kepribadian
Perbedaan individual •Persepsi•Pengalaman kerja•Dukungan sosial•Keyakinan pada lokus kontol•Keyakinan diri•Permusuhan
Stres yang dialami
Gejala Fisiologis•Sakit kepala•Tekanan darah tinggi•Sakit jantung
Gejala Psikologis•Kecemasan•Depresi•Menurunnya tingkat kepuasan
Gejala Perilaku•Produktivitas•Kemangkiran•Perputaran karyawan
Sumber-sumber potensial
Konsekuensi
Sumber: Robbin & Judge, 2008, h. 171Sumber: Robbin & Judge, 2008, h. 171
Gambar 9.2. Kategori Stresor yang Mempengaruhi Gambar 9.2. Kategori Stresor yang Mempengaruhi Stres KerjaStres Kerja
StresKerja
StresorIndividual
Stresor Kelompok
Stresor Organisasi
Stresor ekstraorganisasi
STRESOR STRESOR EKSTRAORGANISASIEKSTRAORGANISASI
Stresor di luar organisasi berhubungan dengan Stresor di luar organisasi berhubungan dengan efek dan perasaan negatif pada pekerjaan efek dan perasaan negatif pada pekerjaan mencakup:mencakup:
– Perubahan sosial /teknologi mempunyai efek yang besar pada Perubahan sosial /teknologi mempunyai efek yang besar pada gaya hidup yang terbawa pada pekerjaangaya hidup yang terbawa pada pekerjaan
– Kondisi Keluarga, seperti; hubungan yang buruk, sakitnya Kondisi Keluarga, seperti; hubungan yang buruk, sakitnya anggota keluarga, pertengkaran, krisis keluargaanggota keluarga, pertengkaran, krisis keluarga
– Pindah tempat (relokasi) sekeluarga karena promosi, dapat Pindah tempat (relokasi) sekeluarga karena promosi, dapat menyebabkan stres. menyebabkan stres.
– Perubahan hidup , seperti menjadi lebih tua, kehilangan Perubahan hidup , seperti menjadi lebih tua, kehilangan pasangan karena kematian atau perceraian. pasangan karena kematian atau perceraian.
– Variabel sosiologis spt; ras, jenis kelamin, kelas sosial Variabel sosiologis spt; ras, jenis kelamin, kelas sosial
Stresor organisasi yang potensial mencakup:Stresor organisasi yang potensial mencakup: Kebijakan dan Strategi OrganisasiKebijakan dan Strategi Organisasi
Contoh; penyusutan karyawan, rotasi shift kerja, Contoh; penyusutan karyawan, rotasi shift kerja, aturan birokrasi, teknologi canggihaturan birokrasi, teknologi canggih
Struktur dan Desain OrganisasiStruktur dan Desain OrganisasiContoh: sentralisasi dan formalisasi, konflik lini-Contoh: sentralisasi dan formalisasi, konflik lini-staf, ambiguitas peran, tidak ada kesempatan majustaf, ambiguitas peran, tidak ada kesempatan maju
Proses OrganisasiProses OrganisasiContoh: pengawasan yang ketat, komunikasi satu Contoh: pengawasan yang ketat, komunikasi satu arah, sedikit umpan balik , kurangnya partisipasi arah, sedikit umpan balik , kurangnya partisipasi
Kondisi KerjaKondisi KerjaContoh: area kerja bising, panas, dingin, bau , tidak Contoh: area kerja bising, panas, dingin, bau , tidak aman, tidak sehat, penerangan kurangaman, tidak sehat, penerangan kurang
STRESOR ORGANISASISTRESOR ORGANISASI
Stresor kelompok dikategorikan menjadi;Stresor kelompok dikategorikan menjadi; Kurangnya kohesivitas kelompokKurangnya kohesivitas kelompok
Kohesivitas atau kebersamaan merupakan hal Kohesivitas atau kebersamaan merupakan hal penting bagi karyawan. Jika karyawan tidak penting bagi karyawan. Jika karyawan tidak mengalami kesempatan ke-bersamaan karena mengalami kesempatan ke-bersamaan karena desain kerja, karena penyelia melarang atau desain kerja, karena penyelia melarang atau membatasinya, kurangnya kohesivitas akan menye-membatasinya, kurangnya kohesivitas akan menye-babkan stresbabkan stres
Kurangnya dukungan sosialKurangnya dukungan sosialJika dukungan sosial kurang pada individu, maka Jika dukungan sosial kurang pada individu, maka situasi ini akan membuat stres.situasi ini akan membuat stres.
STRESOR KELOMPOKSTRESOR KELOMPOK
Pada level individu, dimensi situasi dan Pada level individu, dimensi situasi dan disposisi individu dapat mempengaruhi stresdisposisi individu dapat mempengaruhi stres• Ciri kepribadian, seperti otoritarisme, regiditas, Ciri kepribadian, seperti otoritarisme, regiditas,
spontani-tas, toleransi pada ambiguitas.spontani-tas, toleransi pada ambiguitas.• Persepsi kontrol personal, seperti perasaan orang Persepsi kontrol personal, seperti perasaan orang
mengenai kemampuan mengontrol situasimengenai kemampuan mengontrol situasi• Ketidakberdayaan yang dipelajari, orang yang Ketidakberdayaan yang dipelajari, orang yang
menyerah pada situasi walaupun sebenarnya ia menyerah pada situasi walaupun sebenarnya ia dapat melawannya,dapat melawannya,
• Daya tahan psikologis, daya tahan terhadap Daya tahan psikologis, daya tahan terhadap provokasi, tekanan.provokasi, tekanan.
STRESOR INDIVIDUSTRESOR INDIVIDU
Konsekuensi dari stresKonsekuensi dari stres
Gibson et.al. 1(1996:363) mengidentifikasi lima kategori Gibson et.al. 1(1996:363) mengidentifikasi lima kategori efek dari stresefek dari stres1.1.Subyektif- kekhawatiran/ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, Subyektif- kekhawatiran/ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi, gugup, kesepiandepresi, keletihan, frustasi, kehilangan kendali emosi, gugup, kesepian
2.2.Perilaku-mudah celaka, kecanduan alkohol, penyalah gunaan obat, Perilaku-mudah celaka, kecanduan alkohol, penyalah gunaan obat, makan dan merokok secara berlebihan, perilaku impulsif.makan dan merokok secara berlebihan, perilaku impulsif.
3.3.Kognitif-ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk Kognitif-ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif thd kritik, akal, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sensitif thd kritik, hambatan mental.hambatan mental.
4.4.Fisiologis-kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan Fisiologis-kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, panas dan dingin.melebar, panas dan dingin.
5.5.Organisasi-angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing dari Organisasi-angka absensi, omset, produktivitas rendah, terasing dari mitra kerja, ketidakpuasan kerja, komuitmen dan loyalitas berkurangmitra kerja, ketidakpuasan kerja, komuitmen dan loyalitas berkurang
KONFLIKKONFLIK Robbins dan Judge (2008:173) konflik sebagai Robbins dan Judge (2008:173) konflik sebagai
suatu proses yang dimulai ketika satu pihak suatu proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain akan atau memiliki persepsi bahwa pihak lain akan atau telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yg menjadi kepedulian atau kepentingan yg menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertamapihak pertama
Konflik (organisasi) dapat terjadi karena Konflik (organisasi) dapat terjadi karena perbedaan pendapat, pandangan, interpretasi, perbedaan pendapat, pandangan, interpretasi, persepsi serta kepentingan antar individu atau persepsi serta kepentingan antar individu atau antar kelompok dalam organisasi, yang antar kelompok dalam organisasi, yang menimbulkan bertentangan atau perselisihanmenimbulkan bertentangan atau perselisihan
PANDANGAN TERHADAP PANDANGAN TERHADAP KONFLIKKONFLIK
Robbins dan Judge (2008:2/274)menyatakan bahwa Robbins dan Judge (2008:2/274)menyatakan bahwa telah berkembang tiga aliran pemikiran tentang telah berkembang tiga aliran pemikiran tentang konflik yaitu;konflik yaitu;1.1.Pandangan TradisionalPandangan Tradisional
Menganggap bahwa konflik itu buruk dan merugikan. Oleh Menganggap bahwa konflik itu buruk dan merugikan. Oleh karena itu konflik harus dihindari.karena itu konflik harus dihindari.
2.2.Pandangan PerilakuPandangan Perilaku Menganggap bahwa konflik itu wajar dalam setiap hubungan Menganggap bahwa konflik itu wajar dalam setiap hubungan manusia. Oleh karena itu konflik tidak dapat dihindarkan manusia. Oleh karena itu konflik tidak dapat dihindarkan bahkan diperlukan dalam mendorong kinerja kelompokbahkan diperlukan dalam mendorong kinerja kelompok
3.3.Pandangan InteraksionisPandangan Interaksionis Menganggap bahwa konflik memiliki kekuatan positif dalam Menganggap bahwa konflik memiliki kekuatan positif dalam suatu kelompok kerja dan mutlak diperlukan untuk mencapai suatu kelompok kerja dan mutlak diperlukan untuk mencapai kinerja yang efektif.Ketiadaan konflik cenderung tidak tanggap kinerja yang efektif.Ketiadaan konflik cenderung tidak tanggap terhadap perubahan dan inovasiterhadap perubahan dan inovasi
KONFLIK FUNGSIONAL KONFLIK FUNGSIONAL DAN DISFUNGSIONAL DAN DISFUNGSIONAL
Bila dikaitkan dengan kinerja, konflik dibedakan:Bila dikaitkan dengan kinerja, konflik dibedakan:
1.1. Konflik fungsional, konflik yg mendukung pencapaian Konflik fungsional, konflik yg mendukung pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya.tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya.
2.2. Konflik disfungsional, konflik yang menghamnbat kinerja Konflik disfungsional, konflik yang menghamnbat kinerja klmpok.klmpok.
Secara spesifik ada tiga jenis konflik yaitu:Secara spesifik ada tiga jenis konflik yaitu:1.1. Konflik tugas, berhubungan dengan muatan dan tujuan Konflik tugas, berhubungan dengan muatan dan tujuan
pekerjaanpekerjaan
2.2. Konflik hubungan, berfokus pada hubungan antar personalKonflik hubungan, berfokus pada hubungan antar personal
3.3. Konflik proses, berhubungan dengan bagaimana suatu Konflik proses, berhubungan dengan bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakanpekerjaan dilaksanakan
Konflik hubungan hampir selalu bersifat disfungsional, Konflik hubungan hampir selalu bersifat disfungsional, sedang untuk konflik tugas dan konflik proses pada tingkat sedang untuk konflik tugas dan konflik proses pada tingkat rendah sampai sedang bisa menjadi konflik fungsionalrendah sampai sedang bisa menjadi konflik fungsional
Ganbar 9.3 Tingkatan Konflik Ganbar 9.3 Tingkatan Konflik
Konflik
ORGANISASI (Antarkelompok)
KELOMPOK (Antarpribadi)
INDIVIDU (Intraindividu)
Makro
Mikro
PADA INDIVIDU konflik intra individu menunjuk adanya pertentangan, ketidak pastian atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik di dalam diri seseorang.
PADA KELOMPOK, konflik antar pribadi ditimbulkan dari perbedaan personal, defisiensi informasi (kegagalan komunikasi), ketidak sesuaian peran, tekanan lingkungan.
PADA ORGANISASI konflik antar kelompok bersumber pada kompetisi untuk sumber daya,kesaling tergantungan tugas, ambiguitas yurisdiksional (wilayah kekuasaan atau tanggung jawab), pengejaran status.
Gambar 9.4. Proses KonflikGambar 9.4. Proses Konflik
Tahap IPotensi pertentangan/ketidakcocokan
Tahap IIKognisi dan
Personalisasi
Tahap IIIMaksud
Tahap IVPerilaku
Tahap VAkibat
Kondisi Pendahulu-Komunikasi-Struktur-Variabel Pribadi
KonflikYg Dipersepsi
KonflikYg Dirasakan
Maksud Penanganan Konflik:-Bersaing-Kerjasama-Berkompromi-Menghindari-Menampung
Konflik Terbuka-Perilaku satu Pihak-Reaksi pihak lain
Kinerja KelompokMeningkat
KinerjaKelompokMenurun
• Komunikasi (Lancar/Tidak Lancar)• Struktur (Besar/Kecil)• Variabel Pribadi (Karakter kepribadian)
• Memperbaiki kualitas keputusan• Merangsang kreativitas dan inovatif• Mendorong perhatian dan pengetahuan dikalangan anggota kelompok
KOGNISI DAN KOGNISI DAN PERSONALISASIPERSONALISASI
Dalam tahap ini salah satu pihak mulai menyadari Dalam tahap ini salah satu pihak mulai menyadari adanya kondisi-kondisi yg berpotensi menimbulkan adanya kondisi-kondisi yg berpotensi menimbulkan perbedaan/ ketidaksesuaian tetapi tidak berpengaruh perbedaan/ ketidaksesuaian tetapi tidak berpengaruh apapun thd perasaan satu pihak thd pihak lain. apapun thd perasaan satu pihak thd pihak lain. Kondisi ini disebut konflik yang dipersepikan. Kondisi ini disebut konflik yang dipersepikan.
Menjadi tingkat konflik yang dirasakan, manakala Menjadi tingkat konflik yang dirasakan, manakala orang mulai ter-libat secara emosional, para pihak orang mulai ter-libat secara emosional, para pihak tersebut merasakan kecemasan, ketegangan, frustasi tersebut merasakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bermusuhan.atau rasa bermusuhan.
Tahap 2 ini isu-isu konflik didefinisikan, para pihak Tahap 2 ini isu-isu konflik didefinisikan, para pihak memutuskan konflik tentang apa. memutuskan konflik tentang apa.
Gambar 9.5. Dimensi–dimensi Maksud Gambar 9.5. Dimensi–dimensi Maksud Penanganan KonflikPenanganan Konflik
Bersaing
KooperatIf
Sikap Kooperatf
Kompromistik
Bekeja sama
Akomodatif Menghindar
Tidak KooperatIf
Sik
ap T
egas
Teg
as
Tid
ak T
egas
Sumber: Robbin & Judge, Perilaku Organisasi, Buku 2, Sumber: Robbin & Judge, Perilaku Organisasi, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2008, h. 181Salemba Empat, Jakarta, 2008, h. 181
Tahap Perilaku meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi para Tahap Perilaku meliputi pernyataan, aksi, dan reaksi para pihak yang berkonflik yang merupakan upaya kasat mata pihak yang berkonflik yang merupakan upaya kasat mata utk mengope-rasikan maksud dari masing-masing pihak. utk mengope-rasikan maksud dari masing-masing pihak. Tampilan 9.5. menam-pilkan sebuah cara memvisualisasikan Tampilan 9.5. menam-pilkan sebuah cara memvisualisasikan perilaku polituk.perilaku polituk.
Gambar 9.6. Kontinum intensitas konflik.Gambar 9.6. Kontinum intensitas konflik.
Upaya terang-terangan menghancurkan Upaya terang-terangan menghancurkan pihak lainpihak lain
Serangan fisik secara agresifSerangan fisik secara agresif
Ancaman dan ultimatumAncaman dan ultimatum
serangan verbal secara kasarserangan verbal secara kasar
Terang-terangan mempertanyakan Terang-terangan mempertanyakan /menentang orang lain/menentang orang lain
Ketidakisepakatan atau Ketidakisepakatan atau kesalahpahaman kecil.kesalahpahaman kecil.
Konflik Konflik destruktdestruktif.if.
Tidak Tidak ada ada Konflik.Konflik.
TINGKAT
KONFLIK
KONSEKUENSI KONFLIK
SIFAT
KONFLIK
Kinerja
Unit
Gambar 9.7. Akibat atau Gambar 9.7. Akibat atau Konsekuensi konflik.Konsekuensi konflik.