bab 7 mbnbjemen nerbcb -...

12
Bab7MBnBjemenNerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah satu bentuk unit produksi dalam perekonomian yang mengkhususkan qiri memasok kredit untuk masyarakat; menerima dana tabungan masyarakat d~ menghasilkanjflsa perbankan. Dengan terlaksananya kebijakan deregulasi yang khususnya di bidang perbankan "gelombang pasang" -nya terwujud dalam bentuk Paket Kebijaksanaan I Juni 1983{P A~UN-'83) dan Paket Kebijaksanaan 27 Okto ber 1988 (P AKTO.'88), telah . , - . menjadikan persaingan antar bank, atau secara lebih luas juga persaingan antar tembaga keuangan, merupakan unsur lingkungan dunia bisnis perbankan yang harus disadari dan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam segala pengambilan keputusan manajerial di bidang perbankan. Dalamlingkungan persaingan, me.m.aksimumkankeuntunganjangka panjangmerupakan misi yang diemban oleh semua unit produksi dalam perekonomian. Dalam hal ini, bank bukan merupakan pengecualian. untuk memaksimumkan keuntungan jangka panjang tersebut, khususnya dalam bidang perbankan, fihak pimpinan atau manajer bank min~mumdit\.lntut untuk beruPilya menjaga agar supaya bank yang dipimpinannya senantiasa memenuhi kriteria sebagai bank yang sehat. "Pakei" prinsip-prinsip manajemen bank yang sampai saat ini masih menampakkan kemampuannya untuk memandu para manajer memelihara terpenuhinya kriteria likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas bank yang sehat secara komprehensif ialah apa yang oleh' sementara pakar di bidang manajemen bank disebut Manajemen Neraca. Dalam bab inilah akan dicoba diperkenalkan dengan apa yang disebut Manajemen Neraca tersebut. Manajemen Neraca ini kiranya dapat dikatakan merupakan pusat dari manajemen bank untuk bidang-bidang khusus seperti misalnya Manajemen Pemasaran, Manajemen Akuntansi Bank, Sistem Informasi Bank, Manajemen Portfolio Bank, Analisis Kredit Bank, Organisasi Bank, Manajemen Personalia Bank, Hubungan Publik Bank dan lain-Iainnya lagi, dalam artian bahwa analisis yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan- keputusan manajerial disemua bidang tersebut harus pada akhimya menyangkut pula aspek likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas bank; 84

Upload: duongkhanh

Post on 12-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

Bab7MBnBjemenNerBcB

1. PENGANTAR

Bank merupakan salah satu bentuk unit produksi dalam perekonomian yangmengkhususkan qiri memasok kredit untuk masyarakat; menerima dana tabungan masyarakatd~ menghasilkanjflsa perbankan. Dengan terlaksananya kebijakan deregulasi yang khususnyadi bidang perbankan "gelombang pasang" -nya terwujud dalam bentuk Paket KebijaksanaanI Juni 1983{P A~UN-'83) dan Paket Kebijaksanaan 27 Okto ber 1988 (PAKTO.'88), telah. , - .

menjadikan persaingan antar bank, atau secara lebih luas juga persaingan antar tembagakeuangan, merupakan unsur lingkungan dunia bisnis perbankan yang harus disadari dandigunakan sebagai dasar pertimbangan dalam segala pengambilan keputusan manajerial dibidang perbankan.

Dalamlingkungan persaingan,me.m.aksimumkankeuntunganjangkapanjangmerupakanmisi yang diemban oleh semuaunit produksidalam perekonomian. Dalam hal ini, bank bukanmerupakan pengecualian. untuk memaksimumkan keuntungan jangka panjang tersebut,khususnya dalam bidang perbankan, fihak pimpinan atau manajer bank min~mumdit\.lntutuntuk beruPilya menjaga agar supaya bank yang dipimpinannya senantiasa memenuhikriteria sebagai bank yang sehat. "Pakei" prinsip-prinsip manajemen bank yang sampai saatini masih menampakkan kemampuannya untuk memandu para manajer memeliharaterpenuhinya kriteria likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas bank yang sehat secarakomprehensif ialah apa yang oleh' sementara pakar di bidang manajemen bank disebutManajemen Neraca.

Dalam bab inilah akan dicoba diperkenalkan dengan apa yang disebut ManajemenNeraca tersebut. Manajemen Neraca ini kiranya dapat dikatakan merupakan pusat darimanajemen bank untuk bidang-bidang khusus seperti misalnya Manajemen Pemasaran,Manajemen Akuntansi Bank, Sistem Informasi Bank, Manajemen Portfolio Bank, AnalisisKredit Bank, Organisasi Bank, Manajemen Personalia Bank, Hubungan Publik Bank danlain-Iainnyalagi,dalam artianbahwa analisisyangdibutuhkan untukpengambilan keputusan-keputusan manajerial disemua bidang tersebut harus pada akhimya menyangkut pula aspeklikuiditas, solvabilitas dan rentabilitas bank;

84

Page 2: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

2. MANAJEMEN NERACA

Manajemen neraca atau 'balance sheet management' dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu manajemen aktiva atau 'asset management' , manajemen pasiva atau 'liability manage-ment' dan manajemen posisi keuangan yang merupakan interaksi antara manajemen aktiva'dan manajemen pasiva

Dengan mengacu pada kerangka pemikiran tersebut di atas, tidaklah mengherankankalau ada sementara penulis menyarankan untuk digunakannya sebutan 'asset and liaoilirymanagement' .

3. MANAJEMEN AKTIV A

Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, neraca bisa dipandang sebagai suatubentuk laporan keuangan yang mengikhtisarkan sumber dan penggunaan dana. Pos-pos dibagian pasiva masing-masing merupakan sumber dana, sedangkan semua pos di hagianaktiva menunjukkan macam penggunaan dana. Oleh karena itulah kiranya dapar difahamipula untuk dikatakan, bahwa manajemen aktiva dapat pula di sebut sebagai manajem~npenggunaan dana.

4. SKALA PRIORITAS PENGGUNAAN DANA

Seperti halnya dalam bidang usaha-bidang usaha lain, dalam bidang usaha perbankanpunkonflik antara rentabilitas dengan likuiditas sering dijumpai. Yaitu untuk menaikkan 130ayang tinggi sering terpaksa tingkat likuiditas yang tinggi dikorbankan. Sebaliknya, umuktercapainya tingkat likuiditasyang tinggibank s€ringterpaksaharus puas dengan tingkar labayang lebih rendah.

Masalah tersebut sebetulnya juga ada hubungannya dengan konflik antara keamananl'safety' dengan tingkat labal 'profitability 'j rentabilitas. Tujuan untuk bisa dicapainyatingkat keamanan yang tinggi, atau dengan kata lain tujuan. untuk terhindarnya bank daririsiko yang tinggi, hanya bisa dicapai kalau bank mau mengorbankan tingkat laba yang tinggi.Sebaliknya, apabila bank menghendaki 'profitability' yang tinggi, tingkat keamanan, sekalipundengan jumlah yang kecil, perlu dikorbankan.

Untuk menghadapi masalah pilihan antara 'rentabilitas lawan likuiditas' atau antara'risiko rendah lawan tingkat laba tinggi' resep kuno yang kini masih belum dianggapketinggalan jaman, yaitu dalam arti masih tetap dapat digunakan, ialah resep skalaprioritas penggunaan dana2. Isi resep terse but kurang-Iebihnya adalah sebagaidi bawah ini.

I. Cadanganprimer atau 'primary reserve '. Prioritaspalingtinggiyangharusdipegangteguh oleh setiap bank ialah dipenuhinya kebutuhan akan cadangan primer. Cadanganprimer ini diperlukan sebagian unlUk m.:menuhi runtutan hukum ('legal reserve require-ment'), sedangkan sebagian lainnya umuk memenuhi kebumhan likuiditas sehari-hari.

'Crosse dan Hempel, 1973: haI.10£i. Luckett, 1976: ha1.187.

2Bandingkan Luckett 1976, ha1.173-174 dengan Robinson 1951, hI.12.18.

85

Page 3: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

Karakteristikdasaruntuk cadanganprimer ini ialahbahwa aktiva ini tidak mendatangkanpendapatan bagi bank.

2. Cadangan sekunder atau 'secondary reserve', biasa juga disebut 'protective invest-ment'. Kalau cadangan primer sepenuhnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhanlikuiditas, maka.cadangan sekunder mempunyai dua fungsi: fungsi utamanya ialahuntuk likuiditas dan fungsi keduanya ialah untuk rentabilitas. Dengan demikian sifat-sifat aktiva yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai cadangan sekunder,bentuknya harns tidak jauh dari bentuk-bentuk uang tunaiJkas, dalam arti mudahdiuangkan atau dijual tanpa banyak disartai dengan menurunnya harga. Adapun syaratkeduanya ialah bahwa aktiva tersebut juga harns mendatangkan pendap~tan bagipemiliknya. Sekalipun tingkat pendapatan yang diperoleh dari cadangan sekundertersebut pada umumnya rendah. .

3. Pemberian pinjaman kepada nasabah. Setelah tingkat likuiditas bank bisa dipenuhidengan cukup memadai, maka pusat perhatian bank diarahkan pada penggunaandananya untuk dipinjamankan kepada para nasabahnya dalam berbagai macam ataubentuk kredit. Dari kredit atau pmjaman yang diberikan kepada nasabah inilah bankmemperoleh pendapatan berupa bunga. Penanaman dana dalam bentuk kredit padaumumnya kurang likuiddan lebih tinggi risikonya biladibandingkan dengafipenanamandalam bentuk aktiva sekunder. Dari segi keuntungan adalah sebaliknya, yaitu lebihmenguntungkan daripada aktiva cadangan sekunder.Bagi bank umum penerimaan yang

. berasal dari pemberian kredit pada umumriya merupakan penerimaan terbesar.4. lnvestasi untuk laba. Apabila permintaan para nasabah untuk kredit semua'l1yatelah

dipenuhi (yang berarti kebutuhan akan cadangan primer dan cadangan sekunder telahterpenuhi juga), maka dana yang tersisa dapat ditanamkan dalam bentuk surat-suratberharga. Dana yang ditanam dalam penanaman modal semacam irii pada um~mnyatertanam dalamjangka waktu lebih lama. Pesertaan pada perusahaan lain, yaitu dengansyarat memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, memang dimungkinkan dan'cukupberalasan untuk dimasukkan ke dalam kategori penanaman dana dengan prioritasterendah.

6. MANAJEMENCADANGAN PRIMER

Seperti telah diuraikan di atas, aktiva bank yang tidak mendatangkan penerimaan tetapisepenuhnya berfungsi menjamin likuiditas bank merupakan apa yang disebut sebagaicadangan primer. Selanjutnya aktiva cadangan primer tersebut dapat dibagi menjadi dua,

yaitu cadangan wajib/'required reserves' dan cadangan (untuk) kerjal'workil,g reserves'.

A. CadanganWajibSeperti tersirat pada kata-katanya pengertian 'cadangan wajib' merupakan aktiva tunai

yang menurut peraturan hOkum harns ada dalam bank. Cadangan ini mempunyai duafungsi.Fungsi pertama ialah untuk memelihara likuiditas jangka p~ndek bank. Fungsi keduacadangan wajib adalah merupakan sarana kebijakan moneter.

86

Page 4: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

Dalam Bab 6 telah diuraikanmengenai kriteria untuk mengukur tingkat kesehatan bank.Salah satu unsur yang diUkur ialah tingkat likuiditas bank. Semakin tinggi tingkat likuiditasbank, ceteris paribus berarti, semakin tinggi juga tingkat kesehatan yang dimiliki oleh bankbersangkutan.

Selanjutnya. sebagai alat untuk menentukan apakah tingkat likuiditas sebuah bank sudahbisa dianggap cukup tinggi atau masih terlalu rendah, Pemerintah, cq. Bank Illdonesia,menentukan tingginya 'cash ratio' minimum yang harns dipenuhi oleh bank, yaitu yang disebutsebagai likuiditas wajib minimum, yang untuk waktu sekarang ditetapkan setinggi 2 persen.

Likuiditas wajib minimum ini biasa disebut juga 'legal reserve requirement', yangdalam bentuk rasiodisebut 'legal reserve ratio'.

Fungsi cadangan wajib sebagai sarana kebijakan moneter dapat diterangkan sebagaiberikut. Apabila Pemerintah menghendaki menurunnya jumlah uang yang beredar dalamperekonomian, maka Pemerintah bisa,mengambil langkah menaikkan tingginya 'legalreserve ratio' bank. Sebaliknya apabila Pemerintah mengambil kebijakan uang longgar/,easy money policy', maka Bank Indonesia menurunkan tingginya 'legal reserve ratio'.

Rumus untuk menghitung likuiditas wajib minimum adalah sebagai berikut:

ALLWM=-X 100%=2%

D3

dimana:LWM =AL =D3 =

Likuiditas Wajib MinimumPenjumlahan alat likuid dalam satu masa laporanPenjumlahan DanaPihak ke tiga dalam satu masa laporan pada dua masa laporansebelumnya

Dalam rumus terse but yang dimaksud dengan alat liku:!dadalah uang tunai dan saldo giropada Bank Indonesia; sedangkan komponen-komponen dana pihak ke tiga terdiri ataskewajiban bank kepada pihak ketiga bukan bank dan bukan LKBB tetapi berupa:

(a) giro,(b) deposito berjangka,(c) sertifikat deposito,(d) tabungan, dan(e) kewajibanjangka pendek lainnya.

B. Cadangan Kerja

Cadangan kerja atau 'working reserve' merupakan aktiva tunai yang dipegang olehbank tanpa adanya keharnsan hukum. Aktiva tunai yang pada umumnya masuk ke dalamkategori ini ialah aktiva tunai dalam proses penagihan dan saldo pada bank koresponden 3

3Luckett 1976, hal.176-177.

87

- ---

Page 5: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

---

Pengertian lainnya yang berkaitan dengan masalah eadangan primer ialah apa yangdisebut 'excess reserve'/ kelebihan cadangan, yaitu kelebihan bes'arnya eadangan primerdari eadangan wajibnya. Kelebihan eadangan ini pada umumnya terlihat dalam bentuk lebihbesarnya deposito milik bank umum diBank Indonesia yang besarnya melebihijumlah yangdiwajibk,an.Pengamatan di negara maju O1enunjukkanbahwa bank-bank keeillah yang padaumumnya memiliki 'excess reserve' yang besar. Sebaliknya untuk bank-bank besar padaumumnya memiliki kelebihan eadangan yang relatif keeil.

6. MANAJEMEN CADANGAN SEKUNDER

Kalau kebutuhan akan eadangan primer, baik yang berbentuk eadangan wajib maupunyangberbentuk eadangankerja, telah seluruhnyate(penuhi,makabank memikirkanmengenaipenggunaan dana dengan prioritas kedua, yaitu cadangan sekunder.

Kalau ditinjau dari keleluasaan dalam menentukan besarnya eadangan, berbeda denganpenentuan besarnya eadangan primer dimana jumlah minim,umnya sebagian ditetapkanberdasarkan peraturan hukum yang berlaku, maka penentuan besarnya cadangan sekundersepenuhnyamerupakanwewenangdaribank sendiriuntukmenentukannya.Denganperkataanlainmasalah eadangan sekunder merupakan masalah 'internal' bank.

Berbeda dengan eadangan primer di mana seluruh aktiva yang tereakup sebagai'eadangan primer berbentuk uang dan aktiva-aktiva tunailainnya, yang pada azasnya tidakmendatangkan pendapatan bagi bank bersangkutan, untuk eadangan sekunder disampingperlu memiliki sifat likuiditas yang tinggi, harns pula mendatangkan pendapatan.

Sesuai dengan fungsinya untukniemenuhi tuntutan likuiditas yang sekaligus diikutidengan fungsinya sebagai penghasil pendapatan bank, maka berbagai I)laeam instrumenkreditjangka pendek pasar uang yang tepat untuk dipergunakan sebagai eadangan sekunder.

Di antara berbagai maeam surat berharga yang memiliki tingkat likuiditas paling tinggiialahsurat-surat berharga yang dapatdigunakan oleh bank untuk memanfaatkan fasilitasDiskonto I, yaitu:

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI),2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diendors oleh bank lain,3. Obligasi atau Surat Berharga Pasar Modal (SBPM).

Selain surat-surat berharga tersebut, ada surat-surat berharga lainnya yang tingkatlikuiditasnya eukup tinggi juga. Diantaranya ialah:

1. Surat wesel dan surat ord~rdengan dua penanggung jawab atau lebih seeara solider dandengan masa berlaku yang tid<lklebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan.

2. Surat weseldan kertas dagang lain yang tidak masa berlakunya tidak lebih lama dari padakebiasaan dalam perdagangan baik yang ditarik dengan jaminan surat kredit, maupundengan jaminan dokumen pengangkutan.

3. Kertas perbendaharaan atas beban negara.4. Surat hutang dengan pelunasan dalam enam bulan dan lama diskontannya turut

bertanggung jawab seeara solider.

88

Page 6: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

5. Mandat dan/atau surat perintah membayar atas kas negara untuk rendemen lelang.

Mengenai aktiva-aktiva tersebut IKPI 4 menyebutkan bahwa dalarn hubungan tersebutperlu diperhatikan bahwa tugas usaha pokok bank ialah memberikan kredit danjasa di bidanglalu lintas pembayaran dan peredaran uang, sehingga penanarnan dalarn bentuk surat-suratberharga hanya dilakukan dalarn rangka aktivitas jual beli surat berharga dan dalarn rangkapenanaman dalarn 'secondary reserve'. Untuk iiu maka bank hanya diperkenankanmendiskonto untuk kemudian melakukan endosemen atas surat-surat berharga yang mudahdiuangkan, yaitu wesel yang ditarik terhadap dan/atau promes yang ditandatangani olehnasabah ,yang bonafid, berdasarkan transaksi yang nyata dalarn dunia usaha yang tertulisdalam weselJpromes yang bersangkutan dan wesel, promes yang telah di-aval, disanggupi(diaksep) dan/ atau di-endors oleh lembaga keuangan bukan bank.

Mengenai besarnya cadangan sekunder yang cukupan, dalam artian optimal, bagi bankyang satu dengan bank yang lain tidak sarna. Apa yang dianggap cukup besar bagi bank yangsatu, bisa terlalu kecil bagibank yang lain. Macarn bidang bisnis dari kebanyakan nasabahturut menentukan besarnya kebutuhan cadangan sekunder. Bankyang kebanyakan nasabahnyamemiliki sifat musiman baik di bidang penerimaan maupun di bidang pengeluaran, cenderungmemerlukan cadangan sekunder yang besar.

Faktor yang dalam praktek menuntut perhatian khusus ialah faktor fluktuasi, baikfluktuasi dalam bentuk kredit maupun fluktuasi dalam bentuk dana tabungan. Macamfluktuasi yang perlu diperhatikan dalam mengukur besarnya kebutuhan cadangan sekunderbank, berturut-turut ialah: fluktuasi musiman, fluktuasi s,iklikal dan fluktuasi acak/random.

Fluktuasi mUSlman membentuk pola naik-turunnya saldo bulanan dana tabungan dansaldo bulanan kredit nasabah dengan pola yang teratur yang berulang setiap tahunnya. Bankyang banyak memberikan kredit kepada.para petani mempunyai kecenderungan mempunyaipola sebagai berikut: Pada musim tanarn atau musim paceklik permintaan akan kreditmeningkat. Ini berarti saldo pinjarnan kepada para nasabah akan meningkat. Sebaliknya padamasa panen, para petani melunasi hutangnya, yang memDawa akibat menurunnya saldokredit, yang berarti bahwa aktiva cadangan sekunder bisa dinaikkan.

Contoh lain ialah beberapa minggu menjelang hari raya Idulfitri dan hari Natal, toko-toko serba ada, toko tekstil, supermarket perlu menarnbah persediaan barang dagangannya.Untuk itu mereka mengarnbil kredit jangka pendek dari bank, yang akan mereka lunasi padapasca lebaran dan pasca tahun barn.

Selanjutnya, bank-bank karnpus pada umumnya, mulai bulan-bulan Agustus dan Sep-tember dana simpanan para nasabahnya mengalami peningkatan. Saldo tersebut ternsmeningkat dari bulan kebulan, tetapi menurun pada bulan Juni pada saat mana libur panjangdimulai.

41KPI, 1985: Bab XII.S-1 ,

89

Page 7: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

Di samping dijumpai pasang surutnya kegiatan di bidang usaha-bidang usaha tertentuyang sifatnya musiman, kegiatan perekomomian mengalami pasang surut juga karena .adanya gejala yang disebut gelombang konjungtur, istilah hlin untuk 'business cycle' .Masapasang disebut masa kemakmuran/ 'prosperity', masa surut disebut resesi, atau kalau eukupberat disebut depr~i. U!ltuk satu siklus, yangmerupakan jarak antara berakhirnya resesi(atau mulainya masa kemakmuran) yang satu ke saat berakhirnya resesi berikutnya ,memakan waktu antara 4 sampai sekitar 16tahun. Dalam menghadapaifluktuasi siklikal inibank harus memperhitungkan kemungkinan meningkatnya kebutuhan dana gunameningkatkan kapasitas pemberian kredit pada masa pasang dan meningkatnya kelebihandana kredit pada masa sutut.

Kalau fluktuasi musiman polanya dapat diketahui melalui penelitian, pasang dan'surutnya perekonorhian bisa diantisipasi melalui prakiraan suasana iduniausahal'businescondition fOrecast',tetapi untuk perubahan-perubahan-Yang sifatnya aeak tidak dapatdiantisipasi.Contohnya ialah: beneana alam,kegagalan panen, danjuga perubahan tingginya'legal reserve r(ltio'. Sekalipun dem*ian, semuanya ini dalam menghitung kebutuhaneadangan sekunderperlu diperhatikan.

7. MANAJEMEN KREDIT UNTUK NASABAH

Sesudah bank menentukan-mengenai pemenuhan kebutuhan akan likdikitas melaluipenyedi3;an eadangan primer dan eadangan sekunder seeara memadai, maka 'prioritasberikutnyaialahmasalahpemasokankredituntuk paranasabah.Tidak adayangmenyangsikanbahwa pemasokan kredit bagi nasabah di samping merupakan tugas utama juga merupakansumber utama pendapatan bank umum. Tetapi selain itu, pemasokan kredit jug~ merupakankegiatan bank yang menutnbuhkan permintaan akanjasa-jasa bankjenis lain yang semuanyaikut mendatangkan pendapatan bagi bank. Tetapi hendaknya perlu pula diingat bahwa kreditatau pinjaman kepada nasabah merupakan aktivabank yang mengandung risiko palingtinggi. Risiko tersebut pada umumnya sebagian besar berupa risiko ciderajanjil 'default'.

Dengan melihat kenyataan bahwa pemasokan kredit merupakan salah satu fungsi utamabank, maka dapat dikatakan, bahwa penanaman dana bank dengan priotitas terendah ialahpenanaman dana dalam bentuk investasi surat-surat berharga. Dengan perkataan lain, ialahbahwa penan<nnaf,1dana dalam bentuk surat-suratberharga dengan tujuan rentabilitas barndi\akukan hanya apabila kebutuhan likuiditas dan kebutuhan akan dana untuk memenuhipermintaan kredit para nasabah telah bisa dipenuhi.

8. INVESTASI UNTUK PENDAPATAN

Yang dimaksud dengan investasi di sini ialah penanaman dat.labank dalam bentuk surat-surat berharga yang diperjual-belikan di bursa modal. Selain itu. pesertaan bank padaperusahaan lain yang pelaksanaannya harns mendapatkan ijin dari Bank Indonesia kiranyabisa dimasukkan juga ke dalam kategori penanaman dana bank ini.

Mengingat bahwa penanaman dana dalam investasi' ini tujuannya .hanya' untuk. memau,faatkan dana' yang meng;mggur, yaitu dalam arti tidak tei-pakai baik untuk eadangan

90

Page 8: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

primer, cadangan sekunder maupun untuk pinjarnan kepada para nasabah, maka hasilpengamatan menunjukkan bahwa pada masa-masa Pemerintah melaksanakan kebijakanuang ketat, dijumpai banyak bank-bank besar sarna sekali tidak memiliki pos invesiasi dalamneracanya5.

9. MANAJEMEN PAS/VA

Di depan telah diuraikan, bahwa manajemen neraca bank atau balance sheet manage-ment dapat dipecah menjadi tiga, yaitu:

1. manajemen aktival'asset management' atau manajemen penggunaan dana,2. manajemen pasival'liability management' atau manajemen sumber dana,3. manajemen antar aktiva-pasiva.

. Manajemen aktiva diuraikan dalam sub -bab 3 sampai dengan sub-bab 6. Dimulaidengan sub-bab 7 dan seterusnya dalam bab ini akan diuraikan mengenai manajemenpasiva yang terdiri dari manajemen modal sendiri dan manajemen hutang serta manajemenposisi kas.

10. MANAJEMEN MODAL BANK

Rekening modal, disebut juga modal sendiril'net worth'. Untuk sebuah perseroanterbatas, termasuk juga di dalamnya bank umum swasta nasional, sering disebut modalsahaml 'stockholders' equity'. Modal sendiri sebuah bank pada umumnya terdiri dari modalsaham (dinyatakan dalam nilai nominalnya), agio (selisih harga yang dibayarkan olehpemegang saharn di atas harga nominalnya), cadangan umum, laba yang tidak atau belumdibagikan.

Unsur modal sendiri dengan sebutan modal saham dengan sendirinya jarang sekalimengalami perubahan. Demikianjuga nilai agio. Untuk bidang usaha lain nilai agio bisanegatif (yaitu disebut disagio), tetapi untuk bank, dari ketentuan-ketentuan yang berlaku,tidak mungkin bertanda negatif. Dugaan atau kesimpulan ini lebih diperkuat lagi kalau kitaingat pengalaman atau praktek-praktek di bebarapa negara lain yang mengharuskanpenjualan saharn dengan premi setinggi 20% atau bahkan ada yang dengan premi setinggi100%. Sistem perbankan di mana besarnya agio ditetapkan minimum sebesar seratuspersen itulah yang terkenal dengan sebutan 'double liability banking'.

Fungsi modal bank

Wood Jr. menyebutkan empat fung,siutarna modal bank, yaitu:1. untuk menghapus kerugian tidak terduga,2. menyajikan dana yang diperlukan untuk kegiatan operasional,3. mengukur kepemilikan bank, dan4. sebagai sumber tekanan bagi pelaksana bank untuk bekerja efisien6.

"Wood Jr., 11J78: hal.1 1'1-112.

91

Page 9: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

Konsep 'capital adequacy' mengetengahkan bahwa modal bank harns dijaga selalucukup besaruntuk melindungiparapenyimpan dana!' depositor' padabank tersebut. Semakintinggi rasio modal sendiri terhadap dana simpananpihak ketiga, semakin tinggi pulajaminanyang diberikan kepada para penyimpan dana tersebut..Jadi kalau Bank A yang jumlah nilaidana simpanan pihak ketiga sebesar Rp.80 ~ilyar, memiliki modal sebesar Rp.20 milyar,penurnnan nilai aktiva (misalnyasebagai akibat likuidasi) dengan nilai sebesar Rp.18 milyar,para penyimpan,danamasih tidak dirugikan, oleh karena mereka masih memperolehjumlahsesuai dengan perjanjian. Akan tetapi misalnya, apabiladengan dana simpanan fihak ketigatersebut bank hanya memiliki modal (sendiri) seb~sarRp.l 0 milyar, maka kerugian sebesarRp.18 milyar tersebut akan menyebabkan kerugian bagi para penyimpan dana, denganjumlah seluruhnya dapat mencapai nilai Rp.8 milyar.

Untuk melindungi para pemilik dana, maka beberapa kebijakan pemerintah mengenaimodal bank dikaitkan dengan konsep , capital adequacy' tersebut. Beberapa di antaranyaialah:

Oi beberapa negara bagian di USA, pemah diterapkan kewajiban bagi para pemegangsaham pendiri n~embeli saham perdananya di atas pari,. dengan 'paid-in surplus'minimum sebesar nilai nominal modal pesertaan yang dibelinya. Inilah yang terkenaldengan sebutan 'double liability banking'.Juga di beberapa negara bagian dl USA, bank tidak boleh membagikan dividen yangmenyebahkan menurunnya nilai laba ditahan/'retained earnings' lebihrendah daripadabesarnya modal pesertaan. .

Oi Indonesia berlaku ketentuan, hahwa surat saham harus memiliki harga nominal/'facevalue' .

Di Indonesia, bagi bank-bank swasta, berlaku ketentuan- ketentuan:1. Darijumlah modal disetor pada saatbank didirikan sebagiandapat digunakan untuk

membiayai pendirian bank misalnya untuk pembelian gedung, inventaris danperlengkapan usaha lainnya $ampai jumlah setinggi-tingginya 50% dari jumlahmodal disetor.

2. Penanaman dalam harta tetap dan inventaris hanya dapat dilakukan oleh banksampai setinggi-tingginya.50% dari modal dibayar ditambah dengan cadanganbebas.

3. Berdasarkan ketentuan dalam perhitungan capital adequacy, penanaman dalamharta tetap dan inventaris ditetapkan risiko margin sebesar 100%.Ini berarti bahwapenanaman dalam harta tetap dan inventaris harus seluruhnya dibiayai denganmodal sendirF.

Beberapa rasio 'capital adequacy' lainnya

Rasio-rasio derajat kecukupan modal!' capital adequacy' merupakan rasio-rasio keuangan

bank yang lazim dipergunakan untuk m engukur derajat kecukupan modal sebuah bank. Oi

7IKPI, Bab XII.

92

Page 10: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

bawah ini diuraikan mengenai beberapa rasio keuangan untuk mengukur derajat kecukupanmodal bank selain 'capital to total assets ratio', seperti yang telah diuraikan di atas8.

a. rasio modal terhadap aktiva total. Dengan mengabaikankemungkinan bankmemilikihutang jangka panjang, seperti yang diasumsikan dalam buku-buku teks lainnya,tingginya rasio modal (sendiri) terhadap dana simpanan pihak ketiga tersebut dengansendirinya selalu berarti angka rasio modal terhadap aktiva (yaitu yang disebut 'capitalto total assets ratio') juga tinggi.Jadi dalam contoh tadi, Bank A memiliki dana simpanan pihak ketiga sebesar Rp.80milyar dengan modal sebesar Rp.20 milyar, aktiva totalnya dengan sendirinya sebesarRplOOmilyar. Ini berarti 'capital to total assets ratio' setinggi Rp.20 milyar/Rp. 100miyar =0,2. Bank B yang memiliki dana simpanan pihak ketiga yang jumlahnya sarna,tetapi modalnya lebih kedl, yaitu sebesar Rp. 10milyar misalnya, akan memiliki aktivatotal sebesar Rp.90 milyar. Ini menghasilkan rasio modal terhadap aktiva total setinggi0, 11.Dengandemikian, bisa ditarik kesimpulanjuga, bahwa rendahnya 'capital to totalassets ratio' mencerminkan tingkat perlindungan kepada pemilik dana simpanan yangrendah.

b. rasio modal terhadap aktiva berisiko. Inimerupakan rasioantara nilai modal terhadapnilai aktiva dengan risiko, yang sering juga disebut 'capital to risk-assets ratio' atau'capital/risk-assets ratio'. Bedanya dengan rasio modal terhadap aktiva total ialah,bahwa dalam rasio modal terhadap aktiva berisiko ini, sebagai penyebut dalam rumusbukannya aktiva total, akan tetapi aktiva dengan risiko. Oleh karena yang dimaksuddengan aktiva tanpa rislko/ 'riskless assets' tidak lain adalah uang tunai dan suratobligasi pemerintah!'government bond', maka rasio modal terhadap aktiva berisikorumusnya adalah sebagai berikut:

=modal/(aktiva total- uang tunai - obligasi pemerintah)

Rasio modal terhadap aktiva ber-isikoini dianggap sebagai rasio 'capital adequacy'yang lebih teliti dibandingkan dengan rasio modal terhadap aktiva total. Semakin tingginilai rasio ini semakin tinggi jaminan atas dana simpanan pihak ketiga.

c. rasio aktiva berisiko sekunder. Seperti telah diketahui, rasio modal kerja terhadapaktiva berisiko merupakan satu langkah perbaikan terhadap 'capital to total assetsratio'. Namun banyak bank berkeberatan dan menganggapnya ukuran tersebutterlalu konservatif, mengingat bahwa banyak aktiva selain uang tunai dan suratobligasi pemerintah yang dalam praktek sangat likuid dan 'riskless '/tidak berisikojuga, seperti misalnya surat-surat hutang-piutang yang dijamin oleh pemerintah,kredit dengan jaminan deposito ataupun dengan jaminan buku tabungan, dansebagainya lagi.

'Secondary risk-assets ratio' penggunaannya!pada umumnya diperlakukan sebagaisuplementerhadap penggunaan 'capital to risk-assets ratio' ,dalam artibahwa hanya apabiladijumpai bahwa bank yangdikaji 'capital adequacY'-nyamenunjukkan nilai 'capital to risk-assets ratio' terlalu rendah, maka barulah 'secondary risk-assets ratio' digunakan.

93

Page 11: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

-- - ----

11. RANGKUMAN. Ilmu Manajemen.Perusahaan pada setiap pembahasan senantiasa menggunakan sebagai

landasan analisisnya asumsi bahwa lembaga yang dibahas berusaha memaksimumkanrentabilitasjangka panjang. Untuk IlmuManajemen Bank, asumsi yang sarnajuga mendasarisetiap langkah pembahasan.

Berbedadenganbidangusaha-bidarigusaha lainnya,dimana masalah-masalahlikuiditas,solvabilitas, rentabilitas, personalia, pemasaran dan sebagainya sepenuhnya diperlakukansebagai masalah internal perusahaan, untuk dunia usaha perbankan tidak sedikit yangdiperlakukan sebagai masalah yang termasuk cakupan tugas, wewenang dan tanggungjawabPemerintah, cq. Bank Sentral.

Konflik antara tuntutan rentabilitas dengan tuntutan likuiditas dan solvabilitas, yangbanyak berlaku dalam berbagai bidang usaha, dalam bidang perbankan menuntut perhatianyang 1ebihcermat. Pelanggaran terhadap norma-norma kes~hatanbank pada tingkat tertentudapat mengakibatkan timbulnya campur tangan langsung oleh Bank Indonesia. Dalamkaitannya dengan masalah tersebut, kerangka analisis yang disebut Manajemen Neraca(Bank)merupakanwahana analisisyang memilikipendekatal1terpaduyangcukUpkomprehensif dan memadai sampai sekarang ini.

Dalam bab ini diuraikan bagian dari Manajemen Neraca" khusus yang membahasmengenai ManajemenAktiva (Bank), untukmana prinsip-prinsip skala prioritas penggunaandana bank masih sangat relevan untuk dihayati guna diamalkan. Adapun urutan prioritasyang dimaksud ialah: cadangan primer, cadangan sekunder, pemberian pinjaman dan yangterendah ialah investasi untuk perolehan laba.

SOAL LA TIIfAN

1) Manajemen aktiva sering juga disebut:

A. manajemen sumber modalB. manajemen posisi kas C. manajemen penggunaan dana.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

2) Dampak langsung bertambah banyaknya pemegang rekening giro berupa:

A. meningkatnya tingkat likuidit'!-sbank,B. menurunnya tingkat likuiditas bank,C. tidak berubahnya tingkat likuiditas bank.D. Jawaban A, B dan'C semuanya salah.

3) Yang tepat dipergunakan sebagai aktiva cadangan sekunder ialah:

A. instrumen kredit jangka pendek pasar uangB. instrumen kreditjangka panjang'C. isntrumen pemilikan atas perusahaan.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

94

Page 12: Bab 7 MBnBjemen NerBcB - elearning.gunadarma.ac.idelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_bank_umum/bab7... · Bab 7 MBnBjemen NerBcB 1. PENGANTAR Bank merupakan salah

-4) Yang tidak dapat didiskontokan dalam rangka memanfaatkan fasilitas Diskonto I ialah:

A. Surat saham. B. SBPUe. SBI. D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

5) Fluktuasi musiman pada sebagian besar nasab ah berkecenderungan:

A. mengakibatkan lebih besarnya cadangan primer,B. mengakibatkan lebih kecilnya cadangan primer,e. berfluktuasinya besarnya modal.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

6) Perusahaan A sebagianmodal sahamnyadimiliki oleh bank B. Dengan demikian, makaberdasarkanketentuanyangberlaku,bankBbolehmemberikankreditkepadaperusahaanA paling banyak sebesar:A. 20% dari modal sendiri bank B,B. 40% dari modal sendiri bank B,e. 50% dari modal sendiri bank B.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

7) Bagi sebuah bank, investasi untuk pendapatan:

A. harns diberi prioritas utamaB. harns diberi prioritas ketiga dalam menggunakan dana banke. harns diberi prioritas terendah.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

8) Dalammasa-masaditerapkannyakebijaksanaanuangketat,yangpalingbanyakteIjadiialah:

A. kurang terpenuhinya cadangan primerB. kurang terpenuhinya cadangan sekunder,e. kecilnya investasi dalam bentuk surat berharga untuk memperoleh laba.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

9) Kalau ada kelebihan cadanganl' excess reserve', maka kelebihan cadangan tersebutdijumpai dalam bentuk:

A. pada cadangan primer,B. pada cadangan sekundere. pada investasi surat-surat berhargaD. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

10) Apabila banK dalam melaksanakan kliring ditemukan bahwa cadangan primernyabesarnya kurang memadai, maka langkah yang diambil oleh bank pada umumnyaberupa:

A. menggunakan fasilitas cerukan,B. rnenggunakan fasilitas diskonto I,e. menerbitkan surat obligasi atau surat saham barn.D. Jawaban A, B dan C semuanya salah.

95