bab 5 tinjauan sistem drainase kota kendal - core.ac.uk · saluran tersier dikembangkan pada...
TRANSCRIPT
103
5. BAB 5
TINJAUAN SISTEM DRAINASE KOTA KENDAL
5.1. Konsep Rencana Pengelolaan Drainase
Konsep Rencana Pengelolaan Drainase Kota Kendal dikembangkan melalui dua
model, yaitu Sistem Konvensional dan Sistem Ekodrainase.
Sistem Konvensional
Jaringan drainase di Kecamatan Kota Kendal secara konvensional direncanakan
terdiri dari jaringan drainase primer, sekunder dan tersier. Jaringan drainase primer
direncanakan meliputi sungai-sungai di Kecamatan Kota Kendal. Pengembangan
jaringan drainase sekunder dilakukan pada saluran-saluran tepi jalan utama dan
beberapa saluran tepi jalan yang dialirkan menuju ke saluran primer, sedangkan untuk
saluran tersier dikembangkan pada saluran-saluran dari rumah tangga menuju ke
saluran tepi jalan.
Sistem Ekodrainase
Konsep pengembangan sistem ekodrainase dapat disebut sebagai konsep
pengembangan drainase ramah lingkungan yang didefinisikan sebagai upaya
mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah
secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai
sebelumnya. Konsep drainase ramah lingkungan dilakukan agar air kelebihan pada
musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai,
namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah
untuk cadangan pada musim kemarau. Tujuan dari penerapan sistem ekodrainase di
Kecamatan Kota Kendal dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi proses
pembuangan air genangan secara cepat dari saluran tersier ke saluran sekunder dan
menuju ke saluran primer pada sistem drainase konvensional. Pengaliran air secara
cepat menuju ke saluran-saluran primer akan menyebabkan penurunan kesempatan air
untuk meresap ke dalam tanah.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
104
Hal ini akan berdampak pada pengurangan cadangan air tanah, kekeringan pada
musim kemarau dan penumpukan beban air pada daerah- hilir (saluran primer) yang
meyebabkan terjadinya banjir terutama pada musim penghujan.
Rencana pengembangan drainase melalui konsep sistem ekodrainase di
Kecamatan Kota Kendal dilakukan melalui metode sumur resapan dan metode sistem
pemanen air hujan.
Metode Sumur Resapan
Pengembangan metode sumur resapan merupakan rencana praktis dengan
cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap
perumahan atau kawasan di Kecamatan Kota Kendal. Sumur resapan dapat
dikembangkan pada areal olahraga, kantor – kantor dinas, hotel dan atau bila
memungkinkan pada fasilitas - fasilitas kesehatan, sedangkan konstruksi dan
kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat.
Sumur resapan hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga tidak diizinkan
memasukkan air limbah rumah tangga ke dalam sumur resapan.
Metode Sistem Pemanen Air Hujan
Rencana penerapan metode pemanen air hujan di Kecamatan Kota Kendal dilakukan untuk
menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) di areal pemukiman
penduduk. Pembuatan sistem pemanen air hujan di Kecamatan Kota Kendal dilakukan
dengan membuat bak – bak penampungan di dekat rumah dengan air hujan dialirkan
melalui talang – talang air kemudian melewati pipa yang nantinya dikumpulkan pada bak
penampungan. Konstruksi bak penampung dapat berupa pasangan batu bata atau
konstruksi beton bertulang. Metode sistem pemanen air hujan ini biasanya dibuat pada
rumah – rumah permanen saja.
5.2. Sistem Drainase Kota Kendal
Pembagian wilayah sistem drainase berdasarkan konsep one watershed – one plan
– one management. Berdasarkan pengertian ini maka wilayah drainase Kecamatan Kota
Kendal diusulkan dibagi menjadi 4 Sistem Drainase berdasarkan 4 sungai utama yang
mengalir di Kecamatan Kota Kendal, dengan disertai sub – sub sistem pada masing –
masing Sistem Drainase.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
105
Dengan pembagiannya sebagai berikut :
1) Drainase Kali Blorong, terdiri dari 2 sub – sistem:
1. Sub Sistem Saluran Ketapang Utara
2. Sub Sistem Saluran Candiroto
2) Drainase Kali Glodog, terdiri dari 5 sub – sistem:
1. Sub Sistem Saluran Ketapang – Kebondalem
2. Sub Sistem Saluran Stadion – Kebondalem
3. Sub Sistem Saluran Karanggeneng
4. Sub Sistem Saluran Banyutowo
5. Sub Sistem Saluran Polres
3) Drainase Kali Kendal, terdiri dari 5 sub – sistem:
1. Sub Sistem Saluran Candiroto – Trompo
2. Sub Sistem Saluran Kali Buntu Wetan
3. Sub Sistem Saluran Jalan Laut
4. Sub Sistem Saluran Jalan Masjid
5. Sub Sistem Saluran Bandengan
4) Drainase Kali Buntu, terdiri dari 5 sub – sistem:
1. Sub Sistem Saluran Sijeruk – Koramil
2. Sub Sistem Saluran Sukodono – Jotang
3. Sub Sistem Saluran Sukup – Jetis
4. Sub Sistem Saluran Bugangin – Langenharjo
5. Sub Sistem Saluran Pekauman
Untuk lebih jelasnya mengenai usulan pembagian sub sistem drainase diatas dapat
dilihat pada gambar 5.1 mengenai Skema Usulan Saluran Drainase dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
106
Sumb er :
BAKOSURTANAL 2005
S
B
U
T
0 1 2 3 KM
ANALISIS 2008
JURUSAN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIVE RSIT AS DIPONEGORO
SE M ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
S KEMAUSULAN SALURAN DRAINASE
J AL AN ARTERI
SAL URAN DRAI NASE SKUNDER
RENCANA SUDETAN SUNGAI
SUNG AI / SAL URAN PRIMER
BENDUNG
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
SKALA ARAH MATA ANGIN
T ANGGAL HAL AM AN
Gambar 5.1 Skema Usulan Saluran Drainase
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
107
5.3. Sistem Drainase Sungai Blorong
Wilayah Sistem Drainase Sungai Blorong berada paling timur dari Kecamatan Kota
Kendal, mempunyai luas DAS sebesar 69 Km2, panjang sungai Blorong 42 Km. Wilayah
Sistem Drainase Kali Blorong sebagian besar merupakan daerah pertanian. Genangan
banjir di wilayah ini disebabkan oleh sedimentasi dan penampang sungai yang berbelok-
belok, sehingga pada musim penghujan sering terjadi limpasan air yang menggenangi
daerah sekitar sungai. Genangan banjir lokal yang terjadi disebabkan oleh penurunan
kapasitas saluran dan diperparah dengan adanya peningkatan debit aliran dalam kaitannya-
dengan perubahan fungsi lahan yang tidak terkontrol.
Banjir yang terjadi disebabkan oleh limpasan air karena berkurangnya kapasitas
saluran dan penampang sungai yang berkelok-kelok, terutama di daerah Kelurahan
Candiroto. Banjir lokal disebabkan oleh dimensi saluran yang kecil diperparah dengan
peningkatan debit akibat alih fungsi lahan.
Sistem Drainase Kali Blorong dibagi menjadi 2 sub sistem yaitu Sub Sistem
Saluran Ketapang Utara dan Sub Sistem Saluran Candiroto.
Untuk lebih jelasnya mengenai daerah layanan Sungai Blorong dapat dilihat pada
gambar 5.2 mengenai Peta Layanan Sungai Blorong dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
108
S.Bu
ntu
HAL AMANTANGG AL
Sumb er :
BAKOSURTANAL 2005
S
B
U
T
ARAH M ATA ANGIN
1 2 3 KM
SKALA
ANALISIS 2008
JURUSAN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIVERSIT AS DIPONEGORO
SEM ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
P ETA LAYANAN SUNGAI BLORONG
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
DAERAH L AYANAN
PEM UKIMAN
BATAS KAJIAN
SUNG AI / SAL URAN PRIMER
J AL AN L OKAL
J AL AN ARTERI
KEBUN / PERKEBUNAN
TEG AL AN / LADANG
Gambar 5.2 Peta Layanan Sungai Blorong
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
109
5.3.1. Sub Sistem Saluran Ketapang Utara
5.3.1.1. Permasalahan
Sering terjadinya genangan di daerah Kelurahan Ketapang bagian utara dan
Kelurahan Banyutowo ini yang diakibatkan limpasan dari sungai Blorong. Dan juga belum
adanya saluran pembuang untuk mengalirkan air hujan apabila terjadi hujan dengan
intensitas ringan – sedang. Genangan yang terjadi pada daerah ini berdampak tinggi,
dikarenakan pada daerah ini merupakan lahan persawahan.
Daerah sempadan sungai Blorong yang belum tertata dengan baik, masih banyak
ditumbuhi semak – semak belukar.
5.3.1.2. Penanganan
Untuk menangani genangan yang terjadi pada daerah ini dapat dibuat saluran, oleh
karena itu diusulkan agar dibuat Sub Sistem Saluran Ketapang Utara, yang berfungsi
sebagai saluran drainase sekunder. Saluran drainase ini akan melayani wilayah Kelurahan
Ketapang bagian utara dan dapat juga difungsikan sebagai saluran drainase lahan
persawahan pada Kelurahan Banyutowo. Sub Sistem Saluran Ketapang Utara mempunyai
luas daerah layanan sebesar 1,2 Km2 (dengan perhitungan AutoCAD 2008). Diperlukan
penataan daerah sempadan sungai Blorong.
5.3.2. Sub Sistem Saluran Candiroto
5.3.2.1. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di daerah ini adalah alur sungai yang berkelok – kelok
yang menyebabkan terjadinya erosi oleh aliran sungai sehinga menyebabkan penumpukan
sedimentasi. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas penampang sungai. Sehingga
pada musim penghujan air sungai Blorong melimpas ke wilayah pemukiman di Kelurahan
Candiroto. Perubahan tata guna lahan yang cukup tinggi pun ikut mempengaruhi, daerah
sempadan sungai yang dijadikan tempat berkebun atau bercocok tanam.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
110
5.3.2.2. Penanganan
Dengan dibuat Sub Sistem Saluran Candiroto diharapkan air yang berasal dari
saluran – saluran tersier ataupun air hujan dapat di salurkan menuju saluran primer, dalam
hal ini adalah sungai Blorong. Untuk mengatasi limpasan akibat sungai Blorong dapat
dibuat tanggul – tanggul. Daerah sempadan pun perlu penataan yang baik sesuai dengan
persyaratan/kriteria. Sub Sistem Saluran Candiroto mempunyai luas daerah layanan 0,8
Km2.
5.4. Sistem Drainase Sungai Glodok
Wilayah Sistem Drainase Sungai Glodok termasuk dalam dataran rendah. Sistem
Drainase Sungai Glodok mempunyai luas DAS sebesar 5 Km2, panjang sungai Glodok
adalah 5,4 Km. Konstruksi saluran pada sungai Glodok cukup baik bila dibandingkan
dengan ke-3 sungai yang lain. Namun dengan begitu bukan berarti Sistem Drainase Sungai
Glodok tanpa masalah. Misal pada bagian hulu sungai Glodok terdapat bottle neck, terjadi
penyempitan pada pertemuan Sub Sistem Saluran Ketapang – Kebondalem, Sub Sistem
Saluran Stadion – Kebondalem dan Sub Sistem Saluran Polres. Permasalahan yang terjadi
di daerah hilir sungai Glodok adalah banyak terdapat joho – joho penangkap ikan dan
kapal – kapal nelayan setempat yang bersauh di daerah muara sungai, hal ini dapat
menyebabkan tersendatnya aliran air menuju laut. Sistem Drainase Sungai Glodok terdiri
dari 5 sub sistem yaitu: Sub sistem Saluran Ketapang - Kebondalem, Sub sistem Saluran
Kebondalem, Sub sistem Saluran Karanggeneng, Sub sistem Saluran Banyutowo dan Sub
sistem Saluran Polres.
Untuk lebih jelasnya mengenai daerah layanan Sungai Glodok dapat dilihat pada
gambar 5.3 mengenai Peta Layanan Sungai Glodok dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
111
S.Ken
dal
S.Glodok
S.Bu
ntu
S.Posong
S.Sukup
HAL AMANTANGG AL
Sumb er :
BAKOSURTANAL 2005
S
B
U
T
ARAH MATA ANGIN
1 2 3 KM
SKALA
ANALISIS 2008
JURUS AN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIV ERSIT AS DIPONEGORO
SEM ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
P ETA LAYANAN SUNGAI GLODOK
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
DAERAH L AYANAN
PEM UKIMAN
BATAS KAJIAN
SUNG AI / SAL URAN PRIMER
J AL AN L OKAL
J AL AN ARTERI
KEBUN / PERKEBUNAN
TEG AL AN / LADANG
Gambar 5.3 Peta Layanan Sungai Glodok
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
112
5.4.1. Sub Sistem Saluran Ketapang – Kebondalem
5.4.1.1. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada daerah layan Sub Sistem Saluran Ketapang –
Kebondalem adalah penampang basah saluran yang mengecil, hal ini dapat dilihat di
daerah sekitar persimpangan jalan Soekarno – Hatta dengan jalan Tentara Pelajar.
Disebabkan karena adanya warga yang melakukan perluasan rumah dengan membuat
pondasi di atas penampang sungai. Kemudian pada daerah hilir saluran terjadi
penyempitan saluran (bottle neck).
5.4.1.2. Penanganan
Diperlukan adanya peningkatan kapasitas penampang saluran pada Sub Sistem
Saluran Ketapang – Kebondalem. Penertiban masalah luas penampang basah saluran pun
perlu di sosialisasikan pada masyarakat setempat agar dapat terjaga dengan baik. Di daerah
hilir saluran pada pertemuan dengan Sub Sistem Saluran Kebondalem perlu dilakukan
pembebasan lahan untuk keperluasan perluasan daerah pertemuan diantara saluran –
saluran tersebut. Daerah layanan saluran ini adalah sebesar 0,3 Km2, dengan melayani
sebagian Kelurahan Ketapang dan sebagian Kelurahan Kebondalem.
5.4.2. Sub Sistem Saluran Stadion – Kebondalem
5.4.2.1. Permasalahan
Sub Sistem ini berada di sisi jalan Stadion mengalir menuju sungai Glodok. Sub
Sistem ini sudah mewakili daerah – daerah yang dilayaninya, hanya saja fungsinya yang
belum optimal. Dengan adanya perubahan tata guna lahan yang cukup signifikan, lahan
yang dahulu adalah lahan pertanian berubah menjadi gedung stadion dan perumahan baru
di sekitarnya. Tentu ini menjadi salah satu penyebab debit air yang mengalir, karena
berkurangnya daerah serapan air hujan. Pada daerah hilir saluran, permasalahan yang sama
dengan Sub Sistem Saluran Ketapang – Kebondalem, yaitu terjadinya penyempitan saluran
(bottle neck).
5.4.2.2. Penanganan
Penanganan pada Sub Sistem Saluran Stadion – Kebondalem adalah peningkatan
kapasitas penampang saluran. Dengan mempertahankan metode kolam konservasi, seperti
yang berada di hulu daerah persawahan di jalan Stadion, seperti gambar 5.4. di bawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
113
Gambar 5.4 Metode Kolam Konservasi di Jalan Stadion
Fungsi kolam konservasi ini adalah untuk menampung sementara air hujan yang
kemudian dapat diresapkan dan perlahan – lahan dialirkan. Metode Kolam Konservasi ini
dapat juga di gunakan untuk Sub Sistem Saluran yang lainnya. Untuk permasalahan
penyempitan saluran pada daerah hilir, perlu dilakukan pembebasan lahan untuk keperluan
perluasan daerah pertemuan Sub Sistem Saluran Stadion – Kebondalem, Sub Sistem
Saluran Ketapang – Kebondalem dan sungai Glodok. Luas daerah layanan Sub Sistem
Saluran Stadion – Kebondalem ini adalah 0,2 Km2, dengan melayani Kelurahan
Kebondalem di sekitar jalan Stadion.
5.4.3. Sub Sistem Saluran Karanggeneng
5.4.3.1. Permasalahan
Saluran yang belum tersistem dengan baik, disertai dengan kondisi konstruksi yang
rusak. Kapasitas saluran yang ada pun belum mampu melayani debit air yang mengalir,
baik akibat air dari rumah tangga atau pun air hujan.
5.4.3.2. Penanganan
Tindakan penanganan yang diperlukan adalah dengan meningkatkan kapasitas
penampang saluran berdasarkan debit yang direncanakan. Saluran ini melayani Kelurahan
Karanggeneng dengan luas daerah layanan sebesar 0,09 Km2 yang nantinya akan di alirkan
menuju sungai Glodok.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
114
5.4.4. Sub Sistem Saluran Banyutowo
5.4.4.1. Permasalahan
Genangan – genangan yang terjadi lebih disebabkan karena belum adanya saluran
drainase yang melayani daerah ini. Genangan yang berasal dari hujan lokal tidak dapat
dialirkan ke sungai terdekat, yakni sungai Glodok. Bercampurnya fungsi saluran irigasi
dengan saluran drainase, dapat mengakibatkan genangan pada areal persawahan.
5.4.4.2. Penanganan
Dengan dibuat saluran sekunder yaitu Sub Sistem Saluran Banyutowo, yang
fungsinya untuk mengalirkan air agar tidak terjadi genangan yang merugikan. Sub Sistem
Saluran Banyutowo melayani daerah Kelurahan Karangsari, Kelurahan Ketapang dan
Kelurahan Banyutowo, dengan luas daerah layanan 1,8 Km2.
5.4.5. Sub Sistem Saluran Polres
5.4.5.1. Permasalahan
Apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang – tinggi, maka daerah sekitar Polres
akan terjadi genangan. Hal ini disebabkan karena penyempitan saluran (bottle neck) pada
hulu sungai Glodok dengan Sub Sistem Saluran Ketapang – Kebondalem dan Sub Sistem
Saluran Stadion – Kebondalem. Air yang meluap dan menggenangi daerah Polres tidak
dapat dialirkan dengan baik, karena belum adanya saluran yang mampu menampung debit
air yang terjadi.
5.4.5.2. Penanganan
Di buat Sub Sistem Saluran Polres yang terintregasi baik dengan sungai Glodok,
dan dapat menampung kapasitas debit yang terjadi. Kemudian daerah penyempitan saluran
perlu dilakukan perluasan areal pertemuan dengan terlebih dahulu dilakukan pembebasan
lahan setempat. Sub Sistem Saluran Polres ini mempunyai daerah layanan 0,07 Km2.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
115
5.5. Sistem Drainase Sungai Kendal
Wilayah Sistem Drainase Sungai Kendal termasuk dalam dataran rendah,
merupakan sistem drainase yang vital karena melewati pusat kota. Oleh karena itu beban
debit tampungan sungai diharapkan tidak terlalu besar, karena dikhawatirkan pada musim
penghujan kapasitas sungai tidak sanggup untuk menampung debit air yang ada. Perlu
dilakukan studi lebih lanjut tentang detail desain agar pada daerah hulu (red-yang
mendapat suplesi dari bendung Juwero) sebagian debit dapat dialihkan kepada sungai –
sungai terdekat, misal sungai Blorong atau sungai Buntu. Sungai buntu mempunyai luas
DAS sebesar 30,5 Km2, dan panjang sungai 17,2 Km.
Pada sistem drainase Sungai Kendal direncanakan / diusulkan pembuatan 4 sub
sistem, diantaranya Sub Sistem Saluran Candiroto – Trompo, Sub Sistem Saluran Kali
Buntu Wetan, Sub Sistem Saluran Jalan Laut, Sub Sistem Saluran Jalan Masjid, Sub
Sistem Saluran Bandengan.
Untuk lebih jelasnya mengenai daerah layanan Sungai Kendal dapat dilihat pada
gambar 5.5 mengenai Peta Layanan Sungai Kendal dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
116
S.Kendal
S.Bu
ntu
S.Glodok
S.Posong
S.Sukup
HAL AMANTANGG AL
BAKOSURTANAL 2005
S
B
U
T
ARAH MATA ANGIN
2 3 KM
SKALA
ANALISIS 2008
JURUSAN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIVERSIT AS DIPONEGORO
SEM ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
P ETA LAYANAN SUNGAI KENDAL
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
DAERAH L AYANAN
PEM UKIMAN
BATAS KAJIAN
SUNG AI / SAL URAN PRIMER
J AL AN L OKAL
J AL AN ARTERI
KEBUN / PERKEBUNAN
TEG AL AN / LADANG
Gambar 5.5 Peta Layanan Sungai Kendal
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
117
5.5.1. Sub Sistem Saluran Candiroto – Trompo
5.5.1.1. Permasalahan
Genangan yang terjadi akibat hujan lokal dan atau limpasan dari sungai Blorong
belum dapat dilayani dengan saluran yang ada. Kemudian di sepanjang jalan raya Trompo
belum ada saluran yang melayani apabila terjadi genangan akibat hujan dan atau limpasan
dari sungai Kendal.
5.5.1.2. Penanganan
Untuk penanganannya maka perlu dibuat saluran drainase sekunder yang
menampung debit air dari perumahan warga dan air hujan yang melimpas, yaitu Sub
Sistem Saluran Candiroto – Trompo. Sub Sistem ini akan melayani sebagian daerah
Kelurahan Candiroto dan Kelurahan Trompo, dengan luas daerah layanan 0,4 Km2.
5.5.2. Sub Sistem Saluran Kali Buntu Wetan
5.5.2.1. Permasalahan
Belum adanya saluran drainase yang melayani daerah ini sehingga genangan –
genangan yang terjadi belum tertangani dengan baik. Pada saat musim penghujan
dikhawatirkan daerah ini akan mendapat limpasan dari sungai Kendal, sehingga akan
terjadi genangan yang dapat merugikan warga sekitar.
5.5.2.2. Penanganan
Dapat dibuat Sub Sistem Saluran Kali Buntu Wetan yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Sub Sistem ini akan melayani wilayah Kelurahan Kali Buntu Wetan
dan Kelurahan Kebondalem, dengan luas daerah layanan 0,4 Km2.
5.5.3. Sub Sistem Saluran Jalan Laut
5.5.3.1. Permasalahan
Bergabungnya fungsi saluran antara saluran irigasi dan saluran drainase. Kapasitas
saluran yang ada tidak mampu menampung debit yang terjadi. Sehingga genangan –
genangan yang terjadi dapat mengganggu aktifitas warga setempat dan pekerja dinas –
dinas pemerintahan Kabupaten Kendal dan Kecamatan Kota Kendal, yang daerah tersebut
merupakan daerah padat penduduk dan sentra pemerintahan dan perekonomian Kabupaten
Kendal pada umumnya dan Kecamatan Kota Kendal pada khususnya.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
118
5.5.3.2. Penanganan
Dengan dilakukan peningkatan kapasitas saluran diharapkan dapat menampung
debit rencana yang terjadi. Fungsi saluran pun harus dipisahkan berdasar kondisi wilayah
setempat. Saluran ini akan melayani wilayah sekitar jalan Laut, dengan luas daerah layanan
0,3 Km2, diharapkan mampu menjadi solusi yang baik untuk permasalahan yang terjadi.
5.5.4. Sub Sistem Saluran Jalan Masjid
5.5.4.1. Permasalahan
Kemampuan kapasitas saluran yang belum mampu menampung debit banjir
rencana yang terjadi. Sehingga genangan – genangan yang terjadi dapat mengganggu
aktifitas warga setempat, yang daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk dan
sentra perekonomian Kecamatan Kota Kendal. Dengan adanya jalan arteri yang melintang,
sungguh daerah ini menjadi kritis bila tidak segera ditangani.
5.5.4.2. Penanganan
Dengan dilakukan peningkatan kapasitas saluran diharapkan dapat menampung
debit rencana yang terjadi. Fungsi saluran pun harus dipisahkan berdasar kondisi wilayah
setempat. Saluran ini akan melayani wilayah sekitar jalan Masjid, dengan luas daerah
layanan 0,4 Km2, diharapkan mampu menjadi solusi yang baik untuk permasalahan yang
terjadi.
5.5.5. Sub Sistem Saluran Bandengan
5.5.5.1. Permasalahan
Daerah dengan padat penduduk dan belum mempunyai sistem drainase dan sanitasi
yang baik, akan menjadikan daerah ini menjadi daerah genangan dengan dampak terburuk.
Penting untuk diperhatikan dalam perencanaan saluran drainase yang dapat menampung
kapasitas debit banjir rencana, yaitu daerah ini merupakan daerah padat yang sulit untuk
melakukan pembebasan lahan.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
119
5.5.5.2. Penanganan
Sub Sistem Saluran Bandengan direncanakan dengan memaksimalkan lebar
penampang yang ada agar mampu menampung debit banjir rencana yang direncanakan.
Sub Sistem Saluran Bandengan ini akan melayani wilayah Kelurahan Bandengan dengan
luas daerah layanan 0,3 Km2.
5.6. Sistem Drainase Sungai Buntu
Sistem Drainase Sungai Buntu berada pada daerah dataran rendah. Sungai Buntu
mempunyai luas DAS 26 Km2, dengan panjang sungai 9,5 Km. Sungai buntu mempunyai 2
anak sungai, yaitu sungai Posong dan sungai Sukup, hal ini dapat mempengaruhi debit
sungai Buntu pada daerah hilirnya. Pada pertemuan ke-3 sungai tersebut terjadi
penyempitan saluran (bottle neck), sehingga pada musim penghujan terjadi limpasan
menuju daerah Koramil dengan ketinggian genangan dapat mencapai ± 50 Cm dan
lamanya genangan tergantung dari besarnya curah hujan dan intensitas hujan yang terjadi.
Pada Sistem Drainase Sungai Buntu diusulkan / direncanakan dengan 5 Sub Sistem,
diantaranya adalah Sub Sistem Saluran Sijeruk – Koramil, Sub Sistem Saluran Sukodono –
Jotang, Sub Sistem Saluran Sukup – Jetis, Sub Sistem Saluran Bugangin – Langenharjo
dan Sub Sistem Saluran Pekauman.
Untuk lebih jelasnya mengenai daerah layanan Sungai Buntu dapat dilihat pada
gambar 5.6 mengenai Peta Layanan Sungai Buntu dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
120
S.Kendal
S.Bu
ntu
HAL AMANTANGG AL
BAKOSUR TANAL 2005
S
B
U
T
ARAH M ATA ANGIN
2 3 KM
SKALA
ANALISIS 2008
JURUSAN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIVERSIT AS DIPONEGORO
SEM ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
P ETA LAYANAN SUNGAI BUNTU
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
DAERAH L AYANAN
PEMUKIMAN
BATAS KAJIAN
SUNG AI / SAL URAN PRIMER
J AL AN L OKAL
J AL AN ARTERI
KEBUN / PERKEBUNAN
TEG AL AN / LADANG
Gambar 5.6 Peta Layanan Sungai Buntu
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
121
5.6.1. Sub Sistem Saluran Sijeruk – Koramil
5.6.1.1. Permasalahan
Belum mempunyai saluran drainase sekunder yang dapat menampung debit air
yang terjadi. Untuk saluran drainase yang berada di depan Koramil telah terjadi
penumpukan sedimentasi yang cukup besar. Konstruksi saluran pada beberapa tempat
mengalami sedikit kerusakan dan sudah di tumbuhi gulma atau alang – alang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.7.
Gambar 5.7 Saluran Drainase Jl. Soekarno - Hatta di depan Koramil
5.6.1.2. Penanganan
Direncanakan Sub Sistem Saluran Sijeruk – Koramil, yang akan melayani wilayah
Kelurahan Sijeruk dan bermuara di depan Koramil. Direncanakan saluran drainase
sekunder ini dapat melayani / menampung kapasitas debit banjir rencana yang
direncanakan, dengan luas wilayah layanan 0,2 Km2. Selain itu perlu dilakukan
pengerukan di sepanjang saluran yang mengalami sedimentasi dan penimbunan sampah.
5.6.2. Sub Sistem Saluran Sukodono – Jotang
5.6.2.1. Permasalahan
Belum adanya sistem saluran drainase yang baik, yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Genangan yang terjadi pada daerah ini akibat hujan lokal yang tidak
dapat dialirkan dengan lancar.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
122
5.6.2.2. Penanganan
Direncanakan Sub Sistem Saluran Sukodono – Jotang yang berfungsi sebagai
saluran drainase sekunder. Saluran ini akan melayani wilayah Kelurahan Sukodono dan
Kelurahan Jotang dengan luas daerah layanan 0,7 Km2.
5.6.3. Sub Sistem Saluran Sukup – Jetis
5.6.3.1. Permasalahan
Belum adanya sistem saluran drainase yang baik, yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Genangan yang terjadi pada daerah ini akibat hujan lokal yang tidak
dapat dialirkan dengan lancar.
5.6.3.2. Penanganan
Direncanakan Sub Sistem Saluran Sukup – Jetis yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Saluran ini akan melayani wilayah Kelurahan Jetis dengan luas daerah
layanan 0,5 Km2.
5.6.4. Sub Sistem Saluran Bugangin – Langenharjo
5.6.4.1. Permasalahan
Belum adanya sistem saluran drainase yang baik, yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Genangan yang terjadi pada daerah ini akibat hujan lokal yang tidak
dapat dialirkan dengan lancar.
5.6.4.2. Penanganan
Direncanakan Sub Sistem Saluran Bugangin – Langenharjo yang berfungsi sebagai
saluran drainase sekunder. Saluran ini akan melayani wilayah Kelurahan Bugangin dan
Kelurahan Langenharjo dengan luas daerah layanan 0,5 Km2.
5.6.5. Sub Sistem Saluran Pekauman
5.6.5.1. Permasalahan
Belum adanya sistem saluran drainase yang baik, yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Genangan yang terjadi pada daerah ini akibat hujan lokal yang tidak
dapat dialirkan dengan lancar.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
123
5.6.5.2. Penanganan
Direncanakan Sub Sistem Saluran Pekauman yang berfungsi sebagai saluran
drainase sekunder. Saluran ini akan melayani wilayah Kelurahan Bugangin dan Kelurahan
Langenharjo dengan luas daerah layanan 0,5 Km2.
5.7. Metode Sumur Resapan
5.7.1. Tinjauan Umum
Kawasan resapan air (KRA) adalah daerah yang memiliki kemampuan tinggi dalam
meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisisan air bumi (aquifer) yang
berguna sebagai sumber air.
Kawasan resapan air dinilai sangat penting dalam melestarikan sumber daya air
tanah maupun menciptakan keseimbangan tata air, baik air permukaan maupun air resapan
yang masuk kedalam tanah. Kelestarian dan keseimbangan sumber daya alam yang
tercakup didalamnya dalam hal ini, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya bergantung
pada terjaminnya keberlangsungan siklus hidrologi yang memadai di kawasan tersebut
(Emil Salim, 1988). Selain kelestarian fungsi kawasan resapan air pada suatu wilayah
sangat ditentukan pada kondisi tata guna lahannya. Kondisi tata guna lahan tersebut
berkaitan erat dengan kondisi dan jenis lapisan penutup permukaan tanah (soil cover).
Pada musim penghujan dihadapkan pada permasalahan banjir dan sedimentasi di
pusat kota dan atau daerah hilir, serta erosi dan kerusakan kelestarian kawasan lindung
dibagian hulu. Sebaliknya pada musim kemarau dihadapkan pada permasalahan
kekeringan yang melanda beberapa tempat dan kekurangan air bersih terutama di kawasan
perkotaan yang padat penduduknya.
Permasalahan banjir, sedimentasi, erosi dan krisis air bersamaan dengan semakin
terancamnya kelestarian lingkungan khususnya kawasan rresapan air ini harus segera
ditangani sesegera mungkin agar dampak negatif yang lebih besar dapat dicegah sedini
mungkin dan keberlangsungan kelestarian kehidupan secara utuh tetap terjaga. Untuk itu
diperlukan kebijakan pengelolaan yang menyeluruh yang mencakup pengaturan
perlindungan atas sumber daya air, pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan yang
didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana pendistribusian, serta pengembangan
teknologi bagi penyediaan air, pemanfaatan serta pengolahannya.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
124
5.7.2. Dasar Hukum
Pokok – pokok kebijakan yang berkaitan dengan studi tata ruang Kawasan Resapan
Air diantaranya adalah :
KEPRES RI No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung;
UU No. 24 Tahun 1992 Bab I pasal 1 ayat 7 tentang penataan ruang;
Kepmen Lingkungan Hidup No. 39/MENLH/8/1996;
UU No. 24 Tahun 1992 Bab IV pasal 7 ayat 1 tentang perencanaan, pemanfaatan,
dan pengendalian tata ruang;
UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup;
PP No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air.
5.7.3. Penetapan Kawasan Resapan Air
Secara umum di Kecamatan Kota Kendal termasuk kategori kawasan rendah dalam
peresapan air, hal ini terkait studi terdahulu yaitu Studi Rencana Tata Ruang Kawasan
Peresapan Tahun 2003. Dari studi tersebut didapatkan hasil bahwa kawasan yang baik
untuk dijadikan kawasan peresapan yaitu :
Kecamatan Limbangan.
Kecamatan Singorojo.
Kecamatan Patean.
Kecamatan Plantungan.
Kecamatan Sukorejo.
Kecamatan Boja.
Terkait hal di atas tersebut maka perlu koordinasi antar Kecamatan dalam
pelaksanaan sistem Sumur Resapan.
Untuk Peta Potensi Sumur Resapan dapat dilihat pada gambar 5.8 mengenai Peta
Potensi Daerah Sumur Resapan dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
125
PATEBON
CEPI RING
KANG KUNGRO WO SARI
KO TA KENDAL
BRANG SONG
KAL I WUNGU
PEG ANDON
G EM UH
WEL ERI
PAG ERUYUNG
PATEAN
PL ANTUNGAN
SUKO REJO
SINGO ROJO
BOJA
L I M BANGAN
RI NG I NARUMNG AMPEL
K a n t o r KecW E L ERI
K a n t o r KecP A GE RUY UNG
K a n to r KecP L A NT UNGAN
K a n t o r KecS UKOREJO
K a n to r KecP AT EAN
Ka n to r KecSI NGOROJO
Ka n to r KecBOJA
K a n t o r KecL IM B A NGAN
Ka n to r KecBRA NGS ONG
Ka n to r KecKOT A K ENDALK a n to r Kec
P AT E BON
Ka n to r KecCE P IRING
Ka n to r KecKA NGKUNG
Ka n to r KecROW OS ARI
Ka n to r KecKA L IW UNGU
K a n t o r KecP EGA NDON
K a n t o r KecGE M UH
KABUPATEN BATANG
KABUPATEN TEMANGGUNG
KABUPATEN SEMARANG
KOTA SEMARANG
LAUT JAWA
ANDO SO L COKLAT
ASO SI ASI ANDOSOL
KOM PL EK L ATOSOL
L ATOSOL COKLAT
L ATO SO L CO KL AT KEMERAHAN
L ATO SO L CO KL AT TUA KEMERAHAN
L ATOSOL MERAH
M EDI TERAN CO KL AT KEMERAHAN
AL UVI AL HIDROMOF
AL UVI AL KELABU
ASO SI ASI ALUVIAL
ASO SI ASI LI TO SO LMERAH
J AL AN L OKAL
REL KERETA
SUNGAI
J AL AN PROPINSI
BATAS KECAMATAN
J AL AN NASIONAL
BATAS KABUPATEN
KAL I WUNG U SELATAN
3 80000 3 90000 4 00000 4 10000 4 20000 4 30000
9202
063
9210
000
9220
000
9230
000
9240
000
9245
063
3 80000 3 90000 4 00000 4 10000 4 20000 4 30000
92020639210000
92200009230000
92400009245063
L ETAK DAERAH PO TENSI SUMUR RESAPAN
HAL AMANTANGG AL
BAKOSURTANAL 2005
S
B
U
T
ARAH MATA ANGIN
2 3 KM
SKALA
ANALISIS 2008
JURUSAN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIVERSIT AS DIPONEGORO
SEM ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
P ETA POTE NS I DAERAH SUMURRESAPAN
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
TUA
KEL ABU
Gambar 5.8 Peta Potensi Daerah Sumur Resapan
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
126
Untuk contoh gambar sumur resapan yang terbuat dari pasangan batu bata dan batu
kali dapat dilihat pada gambar 5.9 dibawah ini.
Gambar 5.9 Contoh Sumur Resapan Pasangan Batu Bata dan atau Batu Kali
Sedangkan gambar 5.10 merupakan contoh sumur resapan yang ideal untuk daerah
pemukiman. Dan untuk lebih jelasnya mengenai contoh gambar detail sumur resapan dapat
dilihat pada buku (Suripin,2003).
Gambar 5.10 Contoh Sumur Resapan Pada Daerah Pemukiman
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
127
5.8. Metode Sistem Pemanen Air Hujan
Dalam penanganan banjir yang terjadi di Kecamatan Kota Kendal tidak hanya
dapat bergantung saja pada Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
ataupun Pemerintah Kabupaten. Tapi perlu juga peran serta seluruh stake holders, dalam
hal ini peran serta masyarakat pada tingkat keluarga atau komunitas, untuk ikut
menurunkan beban drainase, dengan melengkapi tempat tinggalnya dengan fasilias
pemanen air hujan
Berdasarkan data tahun 2007, jumlah rumah di Kecamatan Kota Kendal sebanyak
11.538 buah. Dengan perincian sebagaimana tabel 5.1. di bawah ini : Tabel 5.1 Banyaknya Tempat Tinggal Penduduk di Kecamatan Kota Kendal
Per-manen
01. Sukodono 425 45 99 20 589 02. Candiroto 196 150 346 2 694 03. Trompo 38 267 165 49 519 04. Jotang 102 66 147 80 395 05. Tunggulrejo 23 65 67 0 155 06. Sijeruk 228 103 53 72 456 07. Jetis 96 48 104 0 248 08. Bugangin 169 164 29 0 362 09. Langenharjo 929 105 45 105 1.184 10. Kalibuntuwetan 153 108 113 20 394 11. Kebondalem 400 200 150 50 800 12. Ketapang 309 309 164 68 850 13. Banyutowo 258 113 379 46 796 14. Karangsari 432 275 421 145 1.273 15. Patukangan 162 76 42 0 280 16. Pegulon 306 145 36 6 493 17. Pekauman 156 45 33 0 234 18. Ngilir 125 270 121 0 516 19. Balok 105 38 72 15 230 20. Bandengan 231 307 481 51 1.070
Jumlah 2007 4.843 2.899 3.067 729 11.538 2006 4.947 2.669 2.751 849 11.216 2005 4.947 2.669 2.751 849 11.216
(5) (6)(1) (2) (3) (4)
Banyaknya Tempat Tinggal PendudukKecamatan Kendal
Tahun : 2007
KelurahanPer- Semi
Papan Bambu Jumlahmanen
Sumber : Kec. Kota Kendal dalam angka 2007
Dengan asumsi fasilitas pemanenan air hujan diterapkan pada rumah permanen
saja, maka akan dapat dibuat 4.843 tampungan air hujan. Jika masing-masing mempunyai
kapasitas 2 m3, maka akan mampu menampung 10.000 m3 air hujan, atau setara dengan
genangan banjir seluas 10 ha dengan tinggi genangan 10 cm.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
128
Tabel 5.2 di bawah ini menjelaskan metode – metode yang di sarankan untuk
konservasi air pada berbagai stakeholders yang ada.
Tabel 5.2 Matriks Jenis Fungsi Lahan VS Fasilitas Memanen Air Hujan
Fasilitas memanen air hujan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu fasilitas
memanen air hujan yang berupa penampungan diatas permukaan tanah dan fasilitas
memanen air hujan yang berupa penampungan dibawah permukaan tanah. Gambar 5.11
dibawah adalah salah satu contoh fasilitas memanen air hujan yang berupa penampungan
diatas permukaan tanah. Dilakukan dengan cara membuat kolam penampung setinggi kira-
kira 1 m – 2 m diatas tanah, keuntungan jenis ini air yang tertampung pada kolam dapat
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.
Talang
Atap
Pipa Talang
Tutup Bak
Bak dariBetonBertulang
Kran Saringan Air(Filter)
Gambar 5.11 Contoh Fasilitas Memanen Air Hujan yang berupa penampungan diatas permukaan
tanah
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
129
Jenis yang kedua adalah fasilitas memanen air hujan yang berupa penampungan
dibawah permukaan tanah, keuntungan jenis ini adalah tidak banyak memakan ruang
karena kolam penampung terletak dibawah tanah. Dapat dilihat pada gambar 5.12 dibawah
ini.
Gambar 5.12 Contoh Fasilitas Memanen Air Hujan yang berupa penampungan dibawah permukaan tanah
Untuk lebih jelasnya mengenai Peta Pemanen Air Hujan dapat dilihat pada gambar
5.13 dibawah ini.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
130
S.B
unt
u
HAL AMANTANGG AL
BAKOSURTANAL 2005
S
B
U
T
ARAH MATA ANGIN
2 3 KM
SKALA
ANALISIS 2008
JURUSAN T EKNIK SIPIL FAKULT AS TEKNIKUNIVERSIT AS DIPONEGORO
SEM ARANG
TUGAS AKHIR
P ENGE NDALIAN BANJIR KOTA KENDAL
JUDUL
P ETA PE MANE N AIR HUJAN
L EGENDA
Ir. S LA ME T HA RGONO, Dip l Eng.
DOS EN P EMBIMB ING :
DR. Ir. S RIYA NA , MS.
NURY ADIN(NIM : L2A 002 119)
DIKE RJA KAN OLEH :
S YAIFUL RIZAL(NIM L2A 002 154)
DAERAH L AYANAN
PEM UKIMAN
BATAS KAJIAN
SUNG AI / SAL URAN PRIMER
J AL AN L OKAL
J AL AN ARTERI
KEBUN / PERKEBUNAN
TEG AL AN / LADANG
Gambar 5.13 Peta Pemanen Air Hujan
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )