bab 4_04-40

50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan desain yang telah dibuat, penelitian dilaksanakan dengan beberapa metode pengumpulan data, yaitu survey kuesioner, survey melalui telepon, wawancara langsung peserta Penyuluhan, wawancara tim penyuluh, wawancara manajemen, dan pencarian informasi pendukung melalui kepustakaan dan Internet 4.1 Analisa Hasil Kuesioner, Survey Telepon dan Pengamatan Pelaksanaan Penyuluhan Dalam metodologi penelitian, survey dirancang untuk menjawab beberapa bagian pertanyaan tentang penyampaian materi Penyuluhan, dampak Penyuluhan bagi peserta, perilaku peserta Penyuluhan terhadap pasta gigi anak-anak dan efektifitas program ini untuk mendorong terjadinya pembelian ulang (repeat purchase) setelah Penyuluhan. Pada bagian ini juga disampaikan berbagai insights yang diperoleh oleh tim GFP selama melaksanakan proses penelitian dan gambaran demografi dari responden yang menjadi objek penelitian. 42

Upload: -

Post on 18-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesgi

TRANSCRIPT

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Sesuai dengan desain yang telah dibuat, penelitian dilaksanakan dengan

    beberapa metode pengumpulan data, yaitu survey kuesioner, survey melalui telepon,

    wawancara langsung peserta Penyuluhan, wawancara tim penyuluh, wawancara

    manajemen, dan pencarian informasi pendukung melalui kepustakaan dan Internet

    4.1 Analisa Hasil Kuesioner, Survey Telepon dan

    Pengamatan Pelaksanaan Penyuluhan

    Dalam metodologi penelitian, survey dirancang untuk menjawab beberapa

    bagian pertanyaan tentang penyampaian materi Penyuluhan, dampak Penyuluhan bagi

    peserta, perilaku peserta Penyuluhan terhadap pasta gigi anak-anak dan efektifitas

    program ini untuk mendorong terjadinya pembelian ulang (repeat purchase) setelah

    Penyuluhan. Pada bagian ini juga disampaikan berbagai insights yang diperoleh oleh

    tim GFP selama melaksanakan proses penelitian dan gambaran demografi dari

    responden yang menjadi objek penelitian.

    42

  • 43

    4.1.1 Materi Penyuluhan

    Gambar 4.1 menunjukkan bahwa 62.7% responden kuesioner belum pernah

    menjadi peserta Penyuluhan sebelumnya, sementara 30.2% satu kali mengikutinya

    dan 7.1% mengaku sudah 2 kali menjadi peserta Penyuluhan.

    Dua kali, 7.1%

    Satu kali,

    30.2%Belum

    pernah, 62.7%

    Gambar 4.1 Responden Kuesioner yang Mengikuti Penyuluhan

    Sedangkan melalui Gambar 4.2 ditunjukkan bahwa 88% dari responden

    survey melalui telepon telah satu kali mengikuti Penyuluhan dan 8% dari mereka

    telah dua kali sebagai peserta Penyuluhan. Sebanyak 4% menyatakan bahwa mereka

    belum pernah mengikuti Penyuluhan karena saat itu diwakilkan oleh pengasuh atau

    anggota keluarga lainnya.

  • 44

    Dua kali, 8.0%

    Satu kali,

    88.0%

    Belum pernah,

    4.0%

    Gambar 4.2 Responden Survey Telepon yang Mengikuti Penyuluhan

    Berdasarkan kedua gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

    Penyuluhan seperti yang dilakukan oleh PT. EBI adalah hal yang baru bagi sebagian

    besar responden, namun ternyata ada juga responden yang sudah pernah mengikuti

    Penyuluhan sejenis di tempat lain sebelumnya.

    Untuk pertanyaan kuesioner mengenai manfaat dari materi yang disampaikan

    oleh penyuluh (dokter gigi) seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.1, terlihat bahwa

    responden merasa bahwa materi Penyuluhan sangat menambah pengetahuan mereka

    tentang kesehatan mulut dan gigi anak.

  • 45

    Tabel 4.1 Manfaat Materi Penyuluhan Materi Penyuluhan: Bobot Responden Nilai Bobot

    a. Sangat menambah

    pengetahuan

    5 101 505

    4 51 204

    c. Cukup menambah

    pengetahuan

    3 14 42

    d. Ada beberapa hal baru 2 0 0

    1 3 3

    Total 169 754

    4.46

    1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00

    ABCDE

    4.46

    b. Menambah pengetahuan

    e. Sudah tahu sebelumnya

    Rata-rata tertimbang

    Adapun hal ini dikarenakan sebagian besar peserta Penyuluhan belum pernah

    mengikuti ceramah seperti ini sebelumnya sehingga banyak pengetahuan praktis

    tentang kesehatan gigi dan mulut yang disampaikan oleh Penyuluh dianggap menarik

    dan diyakini penting bagi perkembangan anak mereka.

    Mengenai cara penyampaian materi Penyuluhan oleh dokter gigi, responden

    kuesioner berpendapat bahwa materi yang disampaikan dapat mereka terima dengan

    sangat jelas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2

  • 46

    Tabel 4.2 Daya Tangkap Terhadap Materi Penyuluhan Mengerti Materi

    Penyuluhan?

    Bobot Responden

    a. Sangat jelas 5 50

    b. Cukup jelas 4 116

    c. Ragu-ragu 3 0 0

    d. Tidak jelas 2 1 2

    e. Tidak dapat dimengerti 1 0 0

    Total 167 716

    Rata-rata tertimbang 4.28

    1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00

    ABCDE

    4.28

    Nilai Bobot

    250

    464

    Ini memperlihatkan bahwa materi Penyuluhan yang disampaikan kepada

    peserta Penyuluhan dapat dimengerti dengan baik dengan cara penjelasan dan

    penggunaan bahasa yang mudah ditangkap oleh pendengarnya. Walaupun demikian,

    hal tersebut belum memperlihatkan bahwa penjelasan tersebut dapat mempengaruhi

    responden untuk mau mencoba produk Enzim.

    Saat diminta pendapatnya tentang kesesuaian topik yang disampaikan oleh

    Penyuluh dengan keingintahuan responden saat mengikuti Penyuluhan, melalui

    kuesioner mereka menyatakan bahwa topiknya sesuai dengan yang mereka harapkan.

  • 47

    Tabel 4.3 Kesesuaian Topik Dengan Keingintahuan Topik Sesuai

    Keingintahuan?

    Bobot Responden Nilai Bobot

    a. Sangat sesuai 5 49 245

    4 90 360

    c. Cukup sesuai 3 27 81

    d. Tidak sesuai keinginan 2 0 0

    e. Tidak berguna 1

    Total 166

    Rata-rata tertimbang 4.13

    1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00

    ABCDE

    4.13

    b. Sesuai

    0 0

    686

    Seperti tampak pada Tabel 4.3, karena sebagian besar responden baru pertama

    kali mengikuti Penyuluhan maka mereka tidak memiliki harapan (expectation) yang

    tinggi akan jenis materi yang akan dibawakan oleh tim Penyuluh. Namun, bila

    kegiatan ini akan dilakukan secara rutin/periodik, tim Penyuluh harus

    mengembangkan metode dan materi yang lebih variatif sehingga dapat tetap

    membangkitkan antusiasme peserta Penyuluhan dengan pengetahuan yang lebih

    banyak dan menarik. Selama periode penelitian, tim GFP belum pernah mengikuti

    Penyuluhan yang telah terikat dengan kontrak karena memang saat itu belum ada

  • 48

    sekolah yang telah memiliki kontrak efektif sehingga belum ada kesempatan untuk

    melakukan evaluasi pada Penyuluhan kedua kalinya pada sekolah yang sama.

    4.1.2 Dampak Penyuluhan Bagi Responden

    Setelah mengetahui tanggapan responden atas materi yang disampaikan oleh

    tim Penyuluh, selanjutnya dilihat pula pengaruhnya pada pilihan dan keputusan

    membeli responden. Selesai mengikuti ceramah yang disampaikan oleh dokter gigi

    dan pengenalan produk oleh asistennya, responden kuesioner yang mengikuti

    Penyuluhan menyatakan bahwa mereka ingin mencoba Enzim Anak-Anak bagi

    putra-putrinya. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini:

    Tabel 4.4 Keinginan untuk Mencoba Enzim Anak-Anak Ingin Mencoba Enzim

    Anak-Anak?

    Bobot Responden Nilai Bobot

    a. Sangat ingin mencoba 4 31 124

    b. Ingin mencoba 3 105 315

    c. Masih ragu-ragu 2 6 12

    d. Tidak mau 1 1 1

    e. Sudah menggunakan 0 24 0

    Total 167 452

    Rata-rata tertimbang 2.71

  • 49

    0.00 0.80 1.60 2.40 3.20 4.00

    ABCDE

    2.71

    Data ini mengindikasikan bahwa kerjasama antara dokter gigi sebagai

    penyuluh dan asistennya sebagai pembawa pengenalan produk Enzim telah berhasil

    mempengaruhi responden untuk mencoba produk tersebut melalui penjelasan yang

    disampaikan pada saat sesi Penyuluhan. Namun, keinginan tersebut bukan berarti

    bahwa mereka akan diteruskan dengan tindakan pembelian.

    Untuk menunjukkan efek dari Penyuluhan terhadap pilihan merek pasta gigi

    anak yang digunakan oleh responden kuesioner dan survey melalui telepon, maka

    pada Gambar 4.3 ditampilkan komposisi merek pasta gigi anak yang digunakan

    sebelum responden mengikuti Penyuluhan.

    Pepsod

    ent

    Ciptad

    ent EnzimFor

    mula

    Close U

    pZwi

    tsal

    Kodomo

    Lain-La

    in

    KuesionerPhone Survey

    Gambar 4.3 Merek Pasta Gigi Anak Sebelum Penyuluhan

  • 50

    Tabel 4.5 Merek Pasta Gigi Anak Sebelum Penyuluhan Merek Pasta Gigi Anak Srvy. Telepon Kuesioner

    Pepsodent 78% 31%

    Ciptadent 2% 0%

    Enzim 6% 14%

    Formula 2% 0%

    Close Up 4% 0%

    Zwitsal 4% 15%

    Kodomo 4% 31%

    Lain-Lain 0% 9%

    Total 100% 100%

    Melalui Gambar 4.3 dan Tabel 4.5 terlihat bahwa sebelum mengikuti

    Penyuluhan, merek pasta gigi anak yang digunakan oleh responden didominasi oleh

    Pepsodent (78% dan 31%) serta Kodomo (31%). Perlu dijelaskan di sini bahwa data

    penggunaan pasta gigi anak pada survey telepon diperoleh dari daftar hadir yang diisi

    pada saat responden mengikuti Penyuluhan pada periode Juli-Oktober 2003. Pada

    saat itu, produk Enzim Anak-Anak belum lama diluncurkan sehingga belum banyak

    responden yang menggunakannya. Sedangkan pada jawaban responden kuesioner

    tampak bahwa penggunaan beberapa merek pasta gigi anak selain Pepsodent sudah

    semakin banyak. Selain itu, dari data ini juga terlihat bahwa pada beberapa keluarga,

    terdapat kebiasaan penggunaan pasta gigi anak yang sama dengan pasta gigi anggota

    keluarga lainnya (tidak membeli pasta gigi khusus untuk anak).

  • 51

    Selanjutnya, untuk mengetahui apakah responden yang ingin mencoba

    Enzim akhirnya benar-benar melakukan pembelian, Gambar 4.4 memperlihatkan

    bahwa 77.8% responden survey melalui telepon menyatakan bahwa mereka

    melakukan pembelian langsung di lokasi Penyuluhan (on-site). Sebanyak 13.3%

    mengaku mencoba Enzim Anak-Anak setelah Penyuluhan dan 8.9% tidak pernah

    membelinya. Data ini diperoleh berdasarkan responden yang menghadiri Penyuluhan

    dan belum pernah menggunakan Enzim sebelumnya.

    Gambar 4.4 Responden yang Membeli Enzim Anak-Anak Saat Penyuluhan

    Sebagian responden membeli Enzim saat Penyuluhan karena harganya yang

    lebih murah daripada di outlet, ikut membeli karena orang tua teman anaknya

    membeli (peer-pressure), atau tertarik ingin mencoba setelah dianjurkan oleh

    Penyuluh. Sementara yang tidak membeli saat itu menyatakan bahwa mereka tidak

    membawa uang pada saat menghadiri Penyuluhan, tidak tertarik/memiliki merek

    favorit sendiri dan harganya dianggap masih terlalu mahal. Dari pengamatan juga

    terlihat bahwa peserta Penyuluhan tidak mendasarkan keputusannya untuk mencoba

    Enzim karena penawaran gimmick untuk pembelian dalam jumlah tertentu sebab

    77.8%

    13.3%8.9%

    Membeli on-site Membeli elsewhere Tidak pernah membeli

  • 52

    pada beberapa kesempatan, tim Penyuluh memang tidak menawarkan/menyebutkan

    tentan gimmick namun tetap banyak juga yang mendatangi tempat penjualan.

    Bila dibandingkan antara merek pasta gigi anak yang digunakan sebelum dan

    setelah mengikuti Penyuluhan, akan tampak peralihan yang signifikan dari pengguna

    Pepsodent ke Enzim Anak-Anak (60%), di mana pengguna Enzim Anak-Anak

    meningkat tajam dari 6% menjadi 74%. Peralihan dari merek lain tidak terlalu nyata

    karena jumlah responden yang jauh lebih kecil. Hasilnya diilustrasikan pada Gambar

    4.5.

    Gambar 4.5 Merek Pasta Gigi Anak Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

    Data ini konsisten dengan responden survey telepon yang mengatakan bahwa

    mereka menggunakan merek pasta gigi yang sama dalam kurun waktu kurang dari 6

    bulan, yaitu masih pada periode Penyuluhan berlangsung. Rentang waktu

    penggunaan pasta gigi anak terterta pada Gambar 4.6.

    4.0%

    0.0%

    0.0%

    4.0%

    18.0%

    4.0%

    4.0%

    4.0%

    4.0%

    6.0%74.0%

    78.0%

    Others

    Close Up

    Zwitsal

    Kodomo

    Enzim

    Pepsodent

    % Sebelum Penyuluhan% Sesudah Penyuluhan

  • 53

    48.0%

    20.0%

    2.0% 2.0%6.0%

    22.0%

    < 6 bulan 6 bln - 1 thn 1 - 1.5 thn 1.5 - 2 thn 2 - 2.5 thn 2.5 - 3 thn

    Gambar 4.6 Jangka Waktu Pemakaian Pasta Gigi Anak

    Responden menyatakan bahwa mereka masih tetap menggunakan pasta gigi

    yang sama karena merasa puas akan kualitas produknya dan putra-putri mereka

    menyukai rasa pasta gigi tersebut. Sebagai tambahan, beberapa responden

    menyatakan bahwa mereka membeli beberapa merek pasta gigi anak pada suatu saat

    dan anak menggunakannya secara bergantian.

    Gambaran lebih rinci dari komposisi penggunaan pasta gigi anak yang

    disurvey melalui telepon diilustrasikan pada Gambar 4.7.

  • 54

    Bukan Pengguna Enzim Pengguna Enzim

    16.7%

    8.3%

    Tidak pernahcoba Enzim

    Berhenti pakaiEnzim

    6.2%

    52.1%

    Pengguna baru

    Enzim

    Pengguna Enzim sebelumnya

    > 1 merek16.7%

    Gambar 4.7 Komposisi Pengguna Pasta Gigi Anak

    Terlihat dari gambar tersebut bahwa berdasarkan jawaban responden yang

    hadir dalam penyuluhan dan belum pernah mencoba Enzim Anak-Anak

    sebelumnya, 52.1% peserta penyuluhan beralih menggunakan Enzim Anak-Anak

    setelah Penyuluhan, 16.7% mengaku membeli beberapa merek pasta gigi anak yang

    dipakai bergantian, dan 16.7% lainnya menyatakan berhenti membeli Enzim Anak-

    Anak setelah mencobanya. Sementara itu, 8.3% responden mengaku tidak pernah

    mencoba Enzim Anak-Anak bahkan setelah Penyuluhan.

    Walaupun kegiatan Penyuluhan berhasil untuk mendorong responden beralih

    ke Enzim , hal tersebut tidak berlaku pada penggunaan pasta gigi dewasa (orang tua

    siswa). Pepsodent tetap menjadi pilihan utama (84%), diikuti oleh Enzim (10%)

    dengan selisih yang jauh (Gambar 4.8).

  • 55

    2.0% 2.0% 2.0%10.0%

    84.0%

    Close Up Maxam Formula Enzim Pepsodent

    Angka ini diperkuat dengan pengakuan responden yang menyatakan bahwa

    mereka tetap menggunakan merek pasta gigi yang biasa mereka beli selama lebih dari

    2 tahun ke belakang (94%) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.9. Menyikapi hal

    tersebut, pihak manajemen berkeyakinan bahwa usaha yang dilakukan saat ini

    memang baru terasa dampaknya setelah berjalan selama 10 tahun mendatang.

    Mengingat Enzim Anak-Anak baru satu tahun diluncurkan, maka pengaruh

    Penyuluhan memang tidak akan terlihat langsung pada pilihan merek pasta gigi pada

    umumnya.

    Gambar 4.8 Merek Pasta Gigi Orang Tua

  • 56

    > 2 tahun, 94.0%

    < 1 tahun, 4.0% 1 - 2 tahun,

    2.0%

    Gambar 4.9 Jangka Waktu Penggunaan Pasta Gigi Dewasa (Orang Tua)

    Responden juga diminta pandangannya terhadap penyelenggaraan program

    Penyuluhan di sekolah oleh PT. EBI. Setelah mengikuti Penyuluhan, mereka

    akhirnya berpendapat bahwa Enzim Anak-Anak bermanfaat dan mampu menjawab

    kebutuhan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Jawaban mereka dapat

    dilihat pada Tabel 4.6.

    4.1.3 Persepsi Responden Terhadap Program Penyuluhan

  • 57

    Tabel 4.6 Enzim Anak-Anak Menjawab Kebutuhan Anak

    Enzim Anak-Anak

    Menjawab Kebutuhan

    Anak?

    Bobot Responden

    a. Sangat bermanfaat 5 46 230

    b. Bermanfaat 4 70

    c. Mungkin

    Nilai Bobot

    280

    3 49 147

    d. Kurang bermanfaat 2 0 0

    e. Tidak bermanfaat 1 0 0

    Total 165 657

    3.98

    Ini berarti bahwa tim Penyuluh berhasil menanamkan kesan bahwa Enzim

    Anak-Anak memang merupakan produk pasta gigi yang cocok bagi anak. Karena

    kegiatan Penyuluhan dan pemeriksaan gigi anak dianggap bermanfaat, maka peserta

    Penyuluhan berpendapat bahwa kegiatan ini perlu dilaksanakan secara rutin, bahkan

    melalui komentar pada kuesioner mereka juga merasa bahwa program ini perlu

    diperluas pelaksanaannya ke masyarakat luas di samping sekolah-sekolah. Frekuensi

    Rata-rata tertimbang

    1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00

    ABCDE

    3.98

  • 58

    penyelenggaraan Penyuluhan yang diharapkan oleh responden kuesioner terlihat pada

    Gambar 4.10.

    Gambar 4.10 Frekuensi Penyelenggaraan Penyuluhan yang Diharapkan

    Dari gambar terlihat bahwa mayoritas responden (59.5%) mengharapkan agar

    Penyuluhan diselenggarakan tiap 6 bulan sekali agar pertumbuhan gigi anak mereka

    dapat dipantau secara teratur.

    Seperti terlihat pada Gambar 4.11, sebagian besar responden yang dihubungi

    melalui telepon (71%) menyatakan bahwa mereka masih ingat sebagian dari materi

    Penyuluhan yang mereka hadiri beberapa bulan sebelumnya.

    0.6%

    19.0%

    6.1%

    59.5%

    14.7%

    Tidak perlu

    Setiap 3 bulan

    Setiap 4 bulan

    Setiap 6 bulan

    Setiap tahun

    4.1.4 Information Retention

  • 59

    71%

    29%

    Ingat Tidak Ingat

    Gambar 4.11 Peserta yang Ingat Materi Penyuluhan

    %

    Tanpa deterjen

    Untuk kesehatan gigi/mulut 20.6%

    Pengaruh gigi untuk perkembangan otak (IQ) anak 17.6%

    Air liur (ludah)

    Tabel 4.7 Kata Kunci yang Diingat Peserta Penyuluhan Kata Kunci

    23.5%

    Gigi manusia purba 14.7%

    8.8%

    Merawat gigi anak 8.8%

    Praktis, bisa dioles ke gigi anak 5.8%

    Pertumbuhan gigi 5.8%

    Gigi berlubang 5.8%

    Tanpa busa, sikat kering untuk air liur, tidak perlu pakai banyak

    Makanan alami, antiseptik alami, cara mengunyah, sariawan, dapat brosur tentang gigi

  • 60

    Berbagai kata kunci yang masih diingat oleh peserta Penyuluhan ditampilkan

    pada Tabel 4.7 yang mencakup pengetahuan tentang kesehatan mulut dari materi

    presentasi dokter gigi dan pengetahuan tentang produk Enzim yang disampaikan

    asisten dokter.

    Terbukti di sini bahwa keterlibatan langsung seseorang dengan menghadiri

    acara ini berhasil meninggalkan pesan yang cukup lama. Walaupun tidak semua

    responden mengaku ingat akan seluruh materi, tetapi dari kata kunci yang diingat

    terlihat bahwa banyak kata kunci yang dapat diasosiasikan dengan Enzim .

    4.1.5 Perilaku Responden yang Mengikuti Penyuluhan

    Selanjutnya, penelitian juga mencoba untuk mengetahui perilaku responden

    dalam membeli pasta gigi anak. Melalui kuesioner dan survey telepon, diketahui

    bahwa responden biasa membeli pasta gigi anak di outlet yang dekat dengan tempat

    tinggal mereka, baik supermarket (62.5% dan 44.0%) ataupun mini market (26.8%

    dan 32.0%). Hasil lengkap ditampilkan pada Gambar 4.12.

    Drug Store

    Lain-Lain

    Hypermart

    Mini Market

    Supermart

    Kuesioner 1.8% 3.0% 6.0% 26.8% 62.5%

    Phone Survey 2.0% 18.0% 4.0% 32.0% 44.0%

    Drug Store Lain-Lain Hypermart Mini Market Supermart

    Gambar 4.12 Tempat Membeli Pasta Gigi Anak

  • 61

    Dari data ini dapat disimpulkan bahwa jalur distribusi ke outlet yang dekat

    dengan konsumen perlu untuk dijaga dengan baik dan harus terus diperluas, terutama

    pada supermarket dan mini-market yang paling banyak melayani pelanggan.

    Saat mempertimbangkan merek pasta gigi anak yang akan dibeli, responden

    kuesioner mengungkapkan bahwa mereka lebih mempertimbangkan manfaat yang

    ditawarkan (51.5%) dan rasa yang disukai oleh anak (38.5%) daripada harga (3.6%).

    Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4.13.

    0.6%

    3.6%

    3.6%

    38.5%

    51.5%

    Kemasan

    Lain-Lain

    Harga

    Rasa

    Manfaat

    Gambar 4.13 Pertimbangan Memilih Pasta Gigi Anak

    Berdasarkan pengamatan langsung di outlet, terlihat bahwa orang tua

    membaca kemasan pasta gigi anak sebelum memilihnya. Oleh karena itu perlu

    ditekankan manfaat dari pasta gigi anak dalam penjelasan pada kemasan, di samping

    pengembangan variasi rasa yang ditawarkan.

    Sedangkan manfaat yang dicari oleh responden dari pasta gigi anak seperti

    ditunjukkan pada Gambar 4.14 adalah untuk menjaga kesehatan mulut (56%),

    mencegah karang gigi (28%), dan lainnya mencakup memutihkan gigi (7%) serta

    nafas segar (2%).

  • 62

    Kesehatan Mulut56%

    Mencegah Karang Gigi

    28%

    Gigi Putih7%

    Lain-Lain7%

    Nafas Segar2%

    Gambar 4.14 Manfaat yang Dicari pada Pasta Gigi Anak

    Mengingat mayoritas responden adalah pembuat keputusan dan pembeli pasta

    gigi anak, maka penting untuk mengetahui faktor yang mempengaruhinya saat akan

    melakukan pembelian. Gambar 4.15 mengilustrasikan bahwa sebagian besar

    responden kuesioner (57%) menyatakan bahwa tidak ada yang mempengaruhi mereka

    dalam memilih pasta gigi anak yang akan dibelinya. Sedangkan 23% menyatakan

    mereka memperoleh saran dari dokter gigi dan 11% lainnya dari anggota keluarga.

    Teman1%

    Lain-Lain8%

    Keluarga11%

    Dokter Gigi23%

    Tidak Ada57%

    Gambar 4.15 Pengaruh Saat Menentukan Pasta Gigi Anak

  • 63

    Walaupun anak memiliki pengaruh yang besar dalam pembelian barang

    konsumsi, terlihat bahwa untuk barang yang berhubungan dengan perawatan

    kesehatan, orang tua lebih berperan dalam menentukan produk yang akan digunakan

    oleh anaknya.

    Hasil kuesioner pada Gambar 4.16 menyatakan bahwa dalam 4 bulan terakhir,

    sebagian responden (39.8%) tidak pernah mengganti pasta gigi anak, sementara

    sebagian lagi (35.5%) mencoba merek lain 2 kali dan 18% pernah menggantinya satu

    kali.

    39.8%

    18.1%

    35.5%

    4.8%1.8%

    Tidak pernahganti

    1 kali 2 kali 3 kali 4 kali

    Gambar 4.16 Penggantian Merek Pasta Gigi Anak yang Digunakan

    Melalui ilustrasi tersebut terlihat bahwa untuk produk pasta gigi anak, orang

    tua masih suka mengganti merek pasta gigi anak atau membeli beberapa merek untuk

    dipakai bergantian oleh anaknya.

    Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka suka mencoba merek

    pasta gigi anak, alasan utama responden kuesioner ingin mencoba merek pasta gigi

    baru adalah karena adanya penawaran kualitas yang lebih baik melalui promosi

    (50.5%). Sedangkan responden lain menyatakan bahwa mereka ingin mencoba merek

  • 64

    lain karena mendapat rekomendasi dari dokter gigi (17.5%) dan kemudahan untuk

    menemukan produk pasta gigi tersebut. Hal tersebut terlihat pada Gambar 4.17.

    2.1%

    13.4%16.5% 17.5%

    50.5%

    Harga Lain-Lain Mudahdiperoleh

    RekomendasiDrg.

    Kualitas(promo/iklan)

    Gambar 4.17 Alasan Mencoba Merek Pasta Gigi Anak yang Lain

    Pada dasarnya orang tua ingin memberikan perlindungan yang terbaik bagi

    putra-putri mereka, terlebih bila menyangkut kesehatan anak. Oleh karena itu,

    kualitas menjadi hal utama dibandingkan dengan harga yang harus dibayar (2.1%).

    Selain itu ketersediaan barang pada outlet yang dapat dijangkau oleh konsumen

    dengan mudah juga perlu diperhatikan karena pelanggan dapat beralih untuk

    mencoba merek lain bila tidak dapat menemukan merek yang diinginkannya.

    Gambar 4.18 menampilkan frekuensi pembelian pasta gigi anak dalam kurun

    waktu 4 bulan terakhir yang dilakukan oleh responden kuesioner. Terlihat bahwa

    38.7% responden membelinya tiap 2 bulan, 20.2% membeli 3 bulan sekali dan 21.5%

    membeli setiap bulan.

  • 65

    2.5%

    17.2%

    38.7%

    20.2%

    21.5%

    Tidak pernah

    1 kali

    2 kali

    3 kali

    4 kali

    Gambar 4.18 Frekuensi Pembelian Pasta Gigi Anak 4 Bulan Terakhir

    Untuk tiap pembelian, jumlah tube pasta gigi anak yang dibeli oleh responden

    kuesioner adalah satu buah (47.9%), dua buah (38.8%) dan 3-4 buah (9.7%).

    Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.19.

    1.8%

    47.9%

    38.8%

    9.7%

    1.8%

    Tidak pernah 1 buah 2 buah 3-4 buah Lebih 4 buah

    Gambar 4.19 Jumlah Tube yang Dibeli Tiap Pembelian

    Kesimpulan yang dapat ditarik dari dua temuan di atas adalah bahwa

    tampaknya tidak ada pola yang pasti atas frekuensi dan volume pembelian pasta gigi

    anak. Bahkan melalui survey telepon ditemukan adanya kecenderungan bagi orang

  • 66

    tua untuk membeli lebih dari satu merek pasta gigi anak dan menggunakannya secara

    bergantian sesuai dengan keinginan anak. Walaupun demikian, praktek ini diyakini

    terjadi hanya pada awal pemilihan pasta gigi anak. Saat anak telah cocok dengan

    salah satu merek, maka mereka hanya akan menggunakan satu merek saja.

    4.1.6 Insights dari Penyuluhan dan Komentar di kuesioner

    Sebagian besar responden kuesioner dan survey telepon pertama kali

    mengetahui tentang Enzim dari iklan di TV (47.2% dan 75.0%). Selain itu, 29.4%

    responden kuesioner dan 12.5% responden survey telepon menyatakan bahwa mereka

    baru mengetahui Enzim setelah menghadiri Penyuluhan. Media Televisi merupakan

    sarana yang efektif untuk menjangkau calon pelanggan, sedangkan Penyuluhan

    menjadi penunjang penyampaian pesan melalui TV. Hal ini diperkuat oleh pengakuan

    beberapa responden yang menyatakan bahwa mereka semakin memperhatikan dan

    mengerti pesan yang disampaikan melalui iklan televisi setelah menyimaknya saat

    Penyuluhan.

  • 67

    20.9%29.4%

    4.2% 8.3%1.8%0.6%

    47.2%

    0.0%

    12.5%

    75.0%

    Dokte

    r Gigi

    Tema

    n/Kelu

    arga

    Lain-

    Lain

    Peny

    uluha

    n

    Iklan

    TV

    %Kuesioner% Phone Survey

    Gambar 4.20 Media Mengenal Enzim Untuk Pertama Kali

    Walaupun responden telah mengetahui tentang Enzim Anak-Anak, namun

    sebagian besar responden (75%) belum pernah mencobanya. Ini terlihat melalui

    Gambar 4.21. Persentase yang besar ini merupakan sasaran pasar yang potensial

    untuk produk Enzim .

    Belum pernah75%

    1 kali11%

    2 kali4%

    Lebih 3 kali10%

    Gambar 4.21 Pembelian Enzim Anak-Anak

    Anggaran yang disediakan oleh responden kuesioner untuk membeli pasta

    gigi anak terlihat pada Gambar 4.22. Kelompok terbesar (36.1%) menganggarkan Rp

  • 68

    2.500,- sampai Rp 4.500,- untuk pembelian pasta gigi anak. Namun perbedaan

    dengan rentang harga berikutnya tidak teralu jauh, yaitu 26.0% responden menjawab

    Rp 4.500,- sampai Rp 6.000,-

    2.4%

    36.1%

    26.0%

    13.6%

    13.0%

    > Rp 7.500,-Rp 6.000,- s/d Rp 7.500,-Rp 4.500,- s/d Rp 6.000,-Rp 2.500,- s/d Rp 4.500,-< Rp 2.500,-

    Gambar 4.22 Anggaran Pembelian Pasta Gigi Anak

    Terlihat pula bahwa perkiraan anggaran ini menunjukkan rentang harga

    penjualan pasta gigi anak di outlet seperti yang dibeli oleh responden. Sesuai dengan

    Tabel 4.8 yang menampilkan daftar harga beberapa merek pasta gigi anak menurut

    survey di sebuah supermarket di Jakarta pada bulan Nopember 2003, harga Enzim

    Anak-Anak masih dapat ditoleransi oleh pelanggannya karena walaupun paling mahal

    dibandingkan dengan produk lokal, namun masih lebih murah dari produk import. Di

    samping itu, faktor emosional yang disampaikan oleh Penyuluh, bahwa pasta gigi

    berpengaruh pada perkembangan IQ anak, juga mendorong peserta penyuluhan dari

    berbagai tingkatan ekonomi untuk membeli Enzim Anak-Anak.

  • 69

    Tabel 4.8 Daftar Harga Pasta Gigi Anak Merek Harga Size (gr/ml)

    Colgate Rp 13,825 45

    Darlie Rp 9,875 40

    Enzim Anak-Anak Rp 6,650 50

    Pigeon Rp 4,350 45

    Zwitsal Rp 3,950 50

    Pepsodent Rp 3,475 50

    Kodomo Rp 3,200 50

    Dee Dee Rp 3,100 50

    Formula Rp 2,925 50

    Cussons Kids Rp 2,375 45

    Total Care Rp 2,230 50

    Maxam Rp 2,050 45

  • 70

    Melalui kuesioner, survey telepon, maupun wawancara langsung selama

    mengamati pelaksanaan program Penyuluhan, diperoleh berbagai masukan lain yang

    menarik dan dapat berguna bagi PT. EBI. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,

    sebagian besar responden menganggap bahwa program Penyuluhan sangat

    bermanfaat bagi mereka dan juga putra-putri mereka dan perlu diselenggarakan

    secara teratur pada lingkup yang lebih luas. Di samping itu, responden juga

    beranggapan bahwa anak-anak perlu dilibatkan dalam Penyuluhan agar mereka juga

    dapat mengerti dan mampu merawat kesehatan gigi dan mulut mereka sendiri.

    Responden yang telah mencoba Enzim juga merasa yakin bahwa kandungan

    yang terdapat di dalam pasta gigi Enzim memberikan manfaat yang baik bagi

    kesehatan gigi dan mulut. Sementara itu, faktor lain yang mempengaruhi penggunaan

    pasta gigi Enzim adalah rasa. Banyak anak-anak dari responden yang merasa cocok

    dengan rasa Enzim Anak-Anak, namun ada juga yang tidak cocok terutama karena

    Enzim Anak-Anak tidak menghasilkan busa.

    Walaupun ada sebagian kecil responden yang menghendaki agar harga pasta

    gigi Enzim tidak terlalu tinggi, yang perlu lebih diperhatikan adalah adanya keluhan

    atas sulitnya menemukan pasta gigi Enzim di outlet yang dekat dengan tempat

    tinggal responden. Mengingat sebagian besar responden membeli pasta gigi di

    penjual yang dekat dengan tempat tinggal mereka, maka penyaluran produk

    Enzim juga harus dapat menjangkau mereka agar pengaruh dari Penyuluhan dapat

    tetap lekat dengan mereka tanpa terpengaruh oleh produk lain yang relatif lebih

    banyak tersedia di pasar.

  • 71

    4.1.7 Demografi Responden

    Peserta Penyuluhan yang menjadi responden adalah mereka yang mempunyai

    anak yang berusia sekolah taman kanak-kanak di wilayah Jabotabek pada periode

    Juli-November 2003. Melalui Gambar 4.23 terlihat bahwa sebagian besar responden

    kuesioner mengikuti Penyuluhan di bulan Nopember (72%), sedangkan responden

    survey melalui telepon sebagian besar merupakan peserta Penyuluhan dalam bulan

    Agustus (62%). Komposisi ini diperoleh berdasarkan data yang diperoleh dari Divisi

    Penyuluhan dan periode Penyuluhan yang dapat diikuti langsung oleh tim GFP.

    Gambar 4.23 Waktu Responden Mengikuti Penyuluhan

    Daerah tempat tinggal responden telepon dipilih cukup tersebar merata, sesuai

    dengan daftar hadir peserta Penyuluhan yang diperoleh dari dokumentasi Divisi

    Penyuluhan PT. EBI. Sedangkan untuk responden kuesioner yang harus didatangi

    sendiri oleh tim GFP, mayoritas responden tinggal di wilayah Jakarta Barat.

    Komposisi lokasi tempat tinggal responden diperlihatkan pada Gambar 4.24. Melalui

    pengamatan dan informasi dari tim Penyuluh, diperoleh keterangan bahwa sebagian

    14%

    62%

    10%

    14%

    0%0%0%

    28%

    72%

    JuliAgustusSeptemberOktoberNopember

    Kuesioner

    SurveyTelepon

  • 72

    besar lokasi dan siswa sekolah berada di lingkungan menengah ke bawah. Fakta ini

    mendorong perlunya perhatian khusus pada kesinambungan penggunaan Enzim

    Anak-Anak setelah Penyuluhan dan kemudian peralihan ke Enzim dewasa bagi

    orang tua dan anak yang tumbuh menjadi remaja. Faktor kemampuan ekonomi

    keluarga untuk membeli Enzim yang tergolong produk premium dan sebaran

    jaringan distribusi yang dapat menjangkau pelanggan adalah dua hal utama yang

    harus diperhatikan secara seksama.

    8%

    24%

    26%

    0% 11%

    18%

    18%

    53%

    14%

    6%

    22%

    Jakarta SelatanJakarta UtaraBekasiTangerangJakarta PusatBogorJakarta Barat

    SurveyTelepon

    Kuesioner

    Gambar 4.24 Daerah Tempat Tinggal Responden

    Berdasarkan hasil survey telepon dan pengamatan langsung, mayoritas

    responden (82%) adalah Ibu Rumah Tangga. Sedangkan selebihnya adalah pekerja,

    baik di sektor swasta maupun pegawai negeri. Dari pengamatan juga terlihat adanya

    peserta Penyuluhan yang merupakan pengasuh anak (baby-sitter) yang terutama

    ditemukan pada sekolah untuk kalangan menengah-atas, kerabat orang tua siswa yang

    diminta mewakili orang tua, dan juga sebagian kecil adalah ayah dari anak-anak yang

    menyertai ibu bila Penyuluhan diselenggarakan pada hari Sabtu/Minggu.

  • 73

    82%

    12%

    2%2% 2%

    Ibu R.T.Karyawan/iGuruPegawai NegeriWiraswasta

    Gambar 4.25 Jenis Pekerjaan Responden

    Pada Gambar 4.26 terlihat bahwa usia responden kuesioner kebanyakan berkisar

    antara 30-34 tahun. Bila dilihat dari sebaran usianya, memang rentang usia ini

    merupakan masa produktif ibu yang memiliki anak pertama sampai dengan ketiga.

    Untuk responden yang berumur di bawah 25 tahun atau di atas 40 tahun, kebanyakan

    adalah penjaga anak (baby sitter) atau kerabat yang diminta untuk mewakili orang tua

    mengikuti Penyuluhan.

    2.41%

    23.49%

    40.96%

    19.28%

    13.86%

    20-24 thn 25-29 thn 30-34 thn 35-39 thn > 40 thn

    Gambar 4.26 Usia Responden

  • 74

    Melalui kuesioner terungkap pula bahwa mayoritas responden memiliki

    tingkat pendidikan SMU/SMK dan sederajat (54.88%), diikuti oleh D3/S1 (29.27%)

    dan SMP (11.59%). Gambaran tentang pendidikan responden terlihat pada Gambar

    4.27.

    3.66%

    11.59%

    54.88%

    29.27%

    0.61%

    SD SMP SMA/SMK D3/S1 S2

    Gambar 4.27 Tingkat Pendidikan Responden

    Mengingat bahwa seluruh responden menyatakan bahwa penjelasan yang

    disampaikan oleh tim Penyuluh dapat dimengerti dengan baik, maka dapat

    disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada bobot materi yang

    disampaikan.

    Berdasarkan ilustrasi rentang usia dan tingkat pendidikan responden di atas,

    dapat dilakukan analisis kohort untuk memperoleh gambaran tentang peserta

    Penyuluhan atau calon pelanggan Enzim . Melalui pengamatan berdasarkan kohort,

    jumlah anak dalam keluarga cenderung lebih sedikit daripada angkatan sebelumnya,

    tingkat pendidikan orang tua juga semakin tinggi, dan para ibu lebih melindungi anak

    dan rela berkorban demi kebahagiaan, keamanan, kesehatan, dan kepandaian anak

    terutama yang masih kecil/masa pertumbuhan sehingga anak dapat memperoleh

  • 75

    kehidupan yang lebih baik daripada orang tuanya. Perhatian ibu kepada anak ini

    antara lain dilatarbelakangi oleh pengalaman mereka merasakan krisis ekonomi dan

    sosial yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupan keluarga mereka. Konsumen

    pada kohort ini juga mulai dipengaruhi oleh berbagai media promosi terutama melalui

    televisi yang menawarkan beragam barang konsumsi yang menarik.

    Menyikapi kondisi tersebut, maka kegiatan promosi yang dilakukan oleh

    perusahaan harus lebih diarahkan pada pemberian nilai tambah produk bagi

    peningkatan kualitas hidup anak yang ditambah dengan pemberian faktor emosi yang

    mendorong ibu untuk memilih produk tersebut dibandingkan dengan produk lain.

    Tidak dapat dilupakan pula pengaruh anak dalam mempengaruhi orang tua dalam

    memilih produk yang akan dikonsumsi. Semakin tingginya pengaruh anak terhadap

    orang tua dalam pembelian barang konsumsi perlu ditangkap sebagai peluang untuk

    memperkuat program promosi yang ditujukan kepada orang tua sebagai target utama.

  • 76

    4.2 Pengujian Efektifitas Penyuluhan

    4.2.1 Parameter Efektifitas Penyuluhan

    Berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Freddy Rangkuti (Rangkuti,

    1997) untuk mengukur efektifitas media promosi iklan, tim GFP menerapkan

    beberapa parameter pengukuran yang bersifat kualitatif untuk mengetahui efektifitas

    program Penyuluhan. Kriteria pengukuran yang digunakan meliputi:

    1. Uji Daya Ingat

    Parameter ini dipakai untuk mengukur efektifitas penyampaian pesan atas

    suatu produk sehubungan dengan lamanya pesan tersebut dapat diingat

    oleh responden yang mewakili peserta Penyuluhan.

    2. Uji Perubahan Sikap

    Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sampai sejauh mana kegiatan

    Penyuluhan mampu mengubah perhatian peserta Penyuluhan menjadi

    tindakan membeli. Kondisi ini tampak dari perbandingan antara merek

    pasta gigi anak yang digunakan sebagaimana tertulis dalam daftar hadir

    dengan hasil survey melalui telepon.

    3. Uji Psikologis

    Melalui parameter ini, diukur reaksi emosional responden terhadap

    kegiatan Penyuluhan yang terlihat melalui tingkat penerimaan/tanggapan

    terhadap kegiatan Penyuluhan.

    4. Uji Materi Penyuluhan

  • 77

    Dengan ini hendak diketahui perubahan reaksi responden pada saat

    diperlihatkan materi (slide) Penyuluhan. Dengan cara ini dapat diketahui

    bagian mana dari materi Penyuluhan yang mampu meningkatkan perhatian

    dan bagian mana yang tidak menarik perhatian. Pengujian ini dilakukan

    dengan melakukan pengamatan saat Penyuluhan berlangsung..

    Ada 2 ukuran penting dalam menentukan efektifitas Penyuluhan, yaitu:

    1. Apakah responden memahami/mengingat materi Penyuluhan?

    2. Apakah responden mau membeli produk PT. EBI setelah Penyuluhan?

    Jadi untuk mengadakan kegiatan Penyuluhan yang baik, yang perlu diperhatikan

    adalah:

    a. Pehatian dari peserta Penyuluhan.

    b. Minat.

    c. Rasa percaya terhadap apa yang disampaikan oleh dokter gigi yang

    melakukan Penyuluhan.

    d. Kebutuhan/keinginan.

    e. Tindakan untuk membeli setelah mendapatkan Penyuluhan.

    4.2.2 Pengujian Proporsi Efektifitas Penyuluhan

    Untuk mengukur efektifitas Penyuluhan dengan metode statistik, digunakan

    kriteria sebagai berikut:

    a. Pengenalan produk PT. EBI dan produk pesaing.

    b. Alasan pernah membeli.

  • 78

    c. Perasaan, yang mencakup tingkat kepuasan dan loyalitas

    d. Daya ingat atas kalimat/pesan yang disampaikan saat Penyuluhan.

    Kriteria tersebut di atas diolah berdasarkan skala Likert (Lampiran 5) yaitu

    dengan cara menggunakan variabel-variabel penentu efektifitas berupa:

    i. Mengenal.

    ii. Membeli.

    iii. Perasaan.

    iv. Daya Ingat.

    Untuk pengujian hipotesis, digunakan asumsi: besarnya proporsi yang dipakai untuk

    menyatakan bahwa Penyuluhan tersebut efektif adalah 10%, dan untuk menyakinkan

    bahwa asumsi 10% dapat dikatakan efektif, maka dilakukan pengujian proporsi.

    Ho: proporsi 10%

    Ha: proporsi < 10%

    Tabel 4.9 Frekuensi Efektifitas Penyuluhan

    Hasil Frekuensi %

    Efektif 39 78

    Tidak Efektif 11 22

    Jumlah 50 100

    proporsi darierror Standard(Ho) Populasi Proposi - Sample Proporsi

    =Z

  • 79

    dimana,

    Standard error dari populasi

    = proporsi Ho

    = proporsi sample efektif = 0,78

    = 0,04243

    Jadi,

    Dengan menggunakan taraf nyata () 0,05, diperoleh Z = 1,64 0,05

    Kesimpulan:

    Karena Z hitung > Z tabel (16,0264 > 1,64), maka Ho tidak dapat ditolak

    (diterima).

    Gambar 4.28 Grafik Pengujian Efektifitas Penyuluhan

    Dengan diterimanya Ho, maka terbukti bahwa Penyuluhan yang dilakukan

    oleh PT. EBI memang efektif.

    np )1( =

    50)10,01(10,0

    =p

    16,0264 0,04243

    0,10 - 0,78

    =

    =

    Z

    Z

    Z table (- 1,64) Z hitung (16,0264)

  • 80

    4.3 Model GYM tentang Efektifitas Penyuluhan

    Sebagai rangkuman dari serangkaian hasil penelitian untuk menentukan

    tingkat efektifitas program Penyuluhan pada bagian sebelumnya, dan mengacu pada

    model Customer Response Indeks (CRI), tim GFP mengembangkan sebuah model

    hypothetical yang diberi nama Model GYM tentang Efektifitas Penyuluhan seperti

    terlihat pada Gambar 4.29.

    Gambar 4.29 Model GYM

    UseOther Brands

    UseEnzim

    AUDIENCE

    Non-Buyer

    Understand

    Want to Try

    Buyer

    NotUnderstand

    Doubt/NotWant to Try

    Buy On-Site

    Buy Elsewhere

    Not Buy

    Buy Again

    StopBuy

    19.5%

    80.5%

    8.9%

    77.8%

    13.3%

    0.7%

    5.0%

    99.3%

    95.0%

    89.8%

    10.2%

    96.0%

    4.0%

    100%

    Consumers?Avg. Questionnaire &Phone Survey

    Buyer?Phone Survey

    59.6%

    14.5%

    7.2%

    4.3%

    0.6%

    3.6%

    10.2%

    100%Total

    INDEX

    Comprehend?Questionnaire

    Intentions?Questionnaire

    Action?Phone Survey

    Converted?Phone Survey

    59.6% ofaudience

    will rebuy!!!

    (2)

    (48)

    (1)

    (140)

    (35)

    (6)

    (4)

    (8)

    (33)

    (133)

    (7)

    (143;47)

    (24;3)

    Model ini memberi gambaran secara visual sejauh mana peserta Penyuluhan

    (audience) akan melakukan pembelian kembali (repeat purchase) setelah mengikuti

  • 81

    program ini. Melalui model ini pula, manajemen PT. EBI dapat memiliki indikator

    kinerja program Penyuluhan baik secara menyeluruh maupun untuk tiap tim. Angka

    pada bagian atas kotak menunjukkan nilai persentase jumlah responden untuk tiap

    kriteria indeks dan angka dalam tanda kurung yang terdapat pada bagian bawah kotak

    merupakan jumlah responden sebenarnya untuk kriteria yang bersangkutan.

    Pada model ini terlihat bahwa dari seluruh peserta Penyuluhan (100%), 10.2%

    merupakan konsumen Enzim Anak-Anak, sedangkan 89.8% adalah pengguna merek

    lainnya (rata-rata survey kuesioner & daftar hadir responden telepon). Peserta

    Penyuluhan yang belum menggunakan Enzim Anak-Anak merupakan sasaran utama

    dari program Penyuluhan ini agar beralih ke Enzim Anak-Anak. Di sini terlihat

    bahwa potensi pasar yang dapat diraih untuk produk Enzim Anak-Anak masih

    sangat besar.

    Dari 89.8% yang bukan pengguna Enzim Anak-Anak, 96.0% responden

    yang mengikuti presentasi tim Penyuluh memiliki peran sebagai pembuat keputusan

    dalam melakukan pembelian pasta gigi anak (orang tua dari siswa). Sementara itu,

    4.0% peserta Penyuluhan lainnya adalah keluarga atau pengasuh siswa yang diminta

    datang menggantikan orang tua siswa untuk mengikuti program Penyuluhan

    (berdasarkan pengakuan responden telepon). Melalui pengamatan di lapangan,

    terlihat bahwa ada kecenderungan di sekolah untuk kalangan ekonomi menengah ke

    atas, orang tua akan mewakilkan kehadirannya pada pengasuh anak karena mereka

    memiliki kegiatan lain seperti bekerja atau urusan rumah tangga lainnya. Mengingat

    orang tua adalah target utama dari Penyuluhan, maka kehadiran mereka untuk

    menemani putra-putri mereka saat pemeriksaan gigi perlu ditingkatkan, di mana

  • 82

    secara otomatis mereka juga akan mengikuti Penyuluhan yang menyampaikan

    pengetahuan produk Enzim . Di sisi lain, tingkat kehadiran orang tua siswa pada

    lingkungan sekolah menengah ke bawah sudah tinggi. Hal ini terutama terlihat pada

    lingkungan di mana lokasi sekolah berada dekat dengan komunitas rumah tinggal

    siswa dan mayoritas pekerjaan mereka adalah ibu rumah tangga..

    Sebanyak 99.3% peserta Penyuluhan yang disurvey melalui kuesioner

    menyatakan bahwa mereka mengerti penjelasan yang disampaikan oleh tim Penyuluh

    dengan, dan hanya 0.7% yang kurang mengerti atau tidak mengerti sama sekali.

    Indeks ini menunjukkan bahwa penjelasan dari tim Penyuluh sudah sangat baik dan

    dapat diterima oleh semua kalangan yang mengikuti program ini. Peningkatan pada

    variasi materi dan cara penyampaiannya perlu dilakukan oleh tim Penyuluh agar

    peserta Penyuluhan tetap tertarik untuk mengikuti ceramah pada kegiatan Penyuluhan

    berikutnya. Walaupun peserta merasa cocok dengan penyampaian materi Penyuluhan,

    tim Penyuluh masih perlu mencari cara untuk mengurangi peserta yang datang

    terlambat agar dapat mengikuti seluruh materi ceramah secara lengkap.

    Dari peserta Penyuluhan yang mengerti penjelasan tim Penyuluhan, 95.0%

    ingin membeli atau mencoba produk Enzim Anak-Anak yang ditawarkan oleh tim

    Penyuluh, sementara 5.0% masih ragu-ragu atau tidak mau mencobanya. Angka yang

    diperoleh melalui kuesioner ini menunjukkan bahwa tim Penyuluh berhasil

    meningkatkan tingkat awareness dan meyakinkan peserta untuk mencoba produk

    Enzim bagi anak mereka. Keraguan atau penolakan untuk mencoba biasanya

    disebabkan karena mereka tidak siap untuk melakukan pembelian saat itu atau karena

    telah memiliki loyalitas pada merek produk tertentu.

  • 83

    Sesuai dengan survey melalui telepon, responden yang ingin mencoba Enzim

    Anak-Anak akhirnya membeli langsung di lokasi Penyuluhan (77.8%) dan ada pula

    yang membeli di tempat lain setelah Penyuluhan (13.3%). Namun, ada pula yang

    akhirnya membatalkan niatnya untuk mencoba Enzim Anak-Anak sebanyak 8.9%.

    Ini berarti sebagian besar peserta Penyuluhan akhirnya mencoba produk Enzim

    (action). Dengan meningkatkan jumlah pembeli di lokasi Penyuluhan, maka akan

    meningkatkan pula kemungkinan untuk mencoba dan membeli ulang produk Enzim

    dibandingkan dengan meninggalkan kesempatan bagi peserta untuk membeli di luar

    lokasi Penyuluhan karena mereka akan memperoleh pengaruh lain dalam keputusan

    pembeliannya.

    Menurut hasil survey telepon, setelah beberapa waktu mengikuti program

    Penyuluhan, dari 91.1% peserta Penyuluhan yang pernah mencoba Enzim Anak-

    Anak (77.8%+13.3%) ternyata 80.5% responden kembali membeli Enzim Anak-

    Anak bagi anaknya. Ini membuktikan bahwa peserta Penyuluhan yang pernah

    mencoba Enzim akan melakukan pembelian lagi di outlet.

    Sebagai hasil dari seluruh kemungkinan yang dianalisa, diperoleh indeks

    efektifitas yang terlihat pada bagian paling kanan dari gambar Model GYM. Terlihat

    bahwa ternyata efektifitas akhir dari program Penyuluhan adalah 59.6%, yang berarti

    dari seluruh orang (100%) yang mengikuti program Penyuluhan, 59.6% dari mereka

    akan melakukan pembelian ulang Enzim Anak-Anak di outlet. Perlu diingatkan

    kembali di sini bahwa pembelian ulang di outlet tersebut hanya berlaku bagi produk

    Enzim Anak-Anak dan tidak berlaku untuk produk Enzim Dewasa.

  • 84

    4.4 Intrepretasi dan Penggunaan Indeks pada Model GYM

    Indeks yang terdapat pada sisi kanan Model GYM merupakan hasil perkalian

    persentase dari komponen indeks yang terdapat pada sebelah kirinya (lihat gambar

    4.29). Melalui pencatatan indeks-indeks tersebut secara berkala dapat diketahui pola

    kinerja dan efektifitas dari program Penyuluhan. Peningkatan nilai pada enam indeks

    pertama (use Enzim, non-buyer, not understand, doubt/not want to try, not buy, stop

    buy) menunjukkan kinerja Penyuluhan yang membutuhkan perhatian khusus karena

    pada akhirnya akan menurunkan indeks Efektifitas Penyuluhan secara keseluruhan.

    Sebaliknya, bila nilai keenam indeks tersebut berkurang, maka secara umum

    efektifitas Penyuluhan akan meningkat, seperti ditampilkan pada indeks terakhir

    (paling atas).

    Sesuai penjelasan di atas, maka bila indeks Use Enzim meningkat berarti

    terdapat semakin banyak peserta Penyuluhan yang telah menjadi pelanggan Enzim

    dan Penyuluhan tidak bermanfaat untuk membuka pasar baru (creating demand).

    Sedangkan bila indeks Non-Buyer bertambah besar, berarti Penyuluhan tidak tepat

    sasaran karena peserta yang datang bukanlah orang yang membuat keputusan untuk

    membeli produk Enzim . Selanjutnya, indeks Not Understand yang meningkat

    menunjukkan bahwa terdapat hambatan pada cara penyampaian materi Penyuluhan

    sehingga semakin banyak peserta Penyuluhan yang tidak mengerti penjelasan dari tim

    Penyuluh. Demikian pula pada indeks Doubt/Not Want to Try dan Not Buy yang

    meningkat, memberi tanda bahwa terdapat faktor yang membuat peserta Penyuluhan

    tidak mau mencoba Enzim , baik karena terdapat penawaran lebih baik dari produk

  • 85

    pesaing, atau tim Penyuluh kurang dapat mempengaruhi peserta untuk setidaknya

    mencoba Enzim . Indeks terakhir, Stop Buy, merupakan indikator utama yang

    menunjukkan apakah Penyuluhan dapat bermanfaat sesuai dengan keinginan

    manajemen, yaitu dapat mendorong pesertanya terus mengkonsumsi Enzim . Bila

    semakin banyak responden yang berhenti membeli Enzim , perlu segera diselidiki

    penyebabnya karena berarti pasar Enzim telah terkikis.

    Jadi sesuai gambaran di atas, Model GYM merupakan perangkat indikator

    yang dapat digunakan untuk terus memonitor efektifitas program Penyuluhan yang

    dilaksanakan sebagai salah satu saluran promosi PT. EBI. Perlu diingatkan pula

    bahwa indeks yang diperoleh sebaiknya berasal dari responden yang sama dan

    dipantau secara berkala. Oleh karena itu, dibutuhkan basis data peserta Penyuluhan

    yang terdokumentasi dengan baik sebagai sumber responden.

    Setelah mengetahui efektifitas Penyuluhan secara kuantitatif melalui indeks

    efektifitas Penyuluhan, selanjutnya perlu ditetapkan parameter untuk menentukan

    derajat efektifitas dari nilai yang diperoleh tersebut. Untuk itu maka ditentukan

    rentang (range) klasifikasi efektifitas dari indeks yang diperoleh.

    Tabel 4.10 Parameter Indeks Efektifitas Model GYM

    Parameter Indeks

    Tidak Memakai

    EAA

    Membeli EAA

    Mengerti materi

    penyuluhan

    Ingin Mencoba

    Membeli EAA

    Membeli lagi EAA Rentang

    Tidak Efektif 50% 50% 60% 60% 50% 50% 0-2.25%

    Kurang Efektif 50-75% 50-75% 60-80% 60-80% 50-75% 50-75%

    2.25-20.25%

    Efektif 75-90% 75-90% 80-90% 80-90% 75-90% 75-90% 20.25-53.14% Sangat Efektif 90-100% 90-100% 90-100% 90-100% 90-100% 90-100%

    53.14-100%

  • 86

    Berdasarkan rentang derajat efektifitas di atas, maka pada saat penelitian ini

    dilaksanakan, Penyuluhan terbukti sangat efektif sebagai saluran pemasaran produk

    Enzim Anak-Anak.

  • 87

    4.5 Implikasi Hasil Penelitian

    Berbagai temuan dari penelitian seperti dipaparkan sebelumnya menunjukkan

    bahwa kegiatan promosi melalui Penyuluhan masih layak diterapkan oleh PT. EBI

    sebagai salah satu cara untuk memperluas pasar dan meraih calon pelanggan

    potensial. Selain itu, tanggapan masyarakat atas kegiatan pendidikan masyarakat dan

    pemeriksaan gigi gratis menunjukkan bahwa program diterima dengan baik oleh

    pesertanya, bahkan banyak dari mereka yang meminta agar lingkup pelaksanaan

    Program ini diperluas ke organisasi kemasyarakatan lainnya.

    Walaupun demikian, PT. EBI harus terus melakukan evaluasi terhadap

    efektifitas program Penyuluhan dengan indikator seperti Model GYM tentang

    Efektifitas Penyuluhan dan mempersiapkan strategi saluran promosi lainnya bila

    strategi Penyuluhan telah mendekati titik jenuh (berindikasi tidak efektif). Hal ini

    penting dilakukan agar perusahaan dapat secara dini mengetahui kemungkinan

    masalah yang timbul dan mengambil langkah untuk memperbaikinya atau

    menyesuaikan kembali strategi pemasarannya secara umum.

    Selain Model GYM tentang efektifitas Penyuluhan, instrumen lain yang dapat

    digunakan untuk memantau kinerja tim Penyuluhan adalah indikator operasional

    yang berorientasi pada potensi pasar dan sejalan dengan tujuan perusahaan. Parameter

    evaluasi tim penyuluhan dapat dikembangkan lebih comprehensive, di mana faktor

    yang diperhitungkan tidak hanya jumlah tube yang berhasil dijual, tetapi juga faktor

    lain seperti, jumlah peserta yang melakukan pembelian, jumlah sesi, atau jumlah

    sekolah yang berhasil diajak bekerjasama dalam bentuk kontrak, dan sebagainya.

  • 88

    Berbagai parameter tersebut diberikan bobot sesuai dengan fokus strategi pemasaran

    perusahaan dan dikaitkan dengan pemberian kompensasi/penghargaan atas hasil yang

    dicapai oleh tim penyuluh.

    Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kajian efisiensi

    kinerja tim Penyuluh di daerah kerja mereka ditampilkan pada Tabel 4.10.

    Tabel 4.11 Parameter Kajian Efisiensi Kinerja Tim Penyuluh

    Kegiatan Parameter

    Prospecting 1. Rata-rata jumlah telepon (prospecting) per tim per hari

    2. Rata-rata waktu telepon (prospecting) per kontak

    3. Persentase kunjungan per 100 kontak (prospects)

    Kunjungan 4. Rata-rata jumlah kunjungan per tim per hari

    5. Rata-rata waktu kunjungan per sekolah

    6. Rata-rata pendapatan per kunjungan

    7. Rata-rata biaya per kunjungan

    8. Rata-rata jumlah peserta penyuluhan per kunjungan

    9. Persentase jumlah peserta penyuluhan per jumlah siswa

    seluruhnya

    10. Persentase jumlah sekolah baru yang dikunjungi per jumlah

    kunjungan per periode

    Penjualan 11. Rata-rata jumlah pembelian per customer per kunjungan

    12. Rata-rata jumlah penjualan (tubes) per kunjungan per

    periode

  • 89

    Kontrak 13. Jumlah kontrak dengan sekolah yang dibuat per sekolah

    baru per periode

    14. Jumlah kontrak yang habis/dibatalkan per periode

    Anggaran 15. Biaya entertainment (komisi) per sekolah

    16. Biaya operasi tim Penyuluh sebagai persentase dari

    penjualan keseluruhan

    17. Total pendapatan dari penjualan melalui penyuluhan

    sebagai persentase dari total penjualan jenis produk

    Dalam implementasinya, perlu dilakukan pembahasan secara menyeluruh

    antara berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu pimpinan perusahaan, bidang

    keuangan dan pemasaran, serta perwakilan dari tim Penyuluh agar dapat menyusun

    sistem yang baik dengan memperhatikan kondisi pasar, kesatuan dengan strategi

    pemasaran dan tujuan organisasi serta kemampuan dari tim Penyuluh.

    Untuk menanggapi perhatian khusus (concern) pada masalah anggaran

    operasional Penyuluhan yang besar dan kontribusi pendapatan penjualan melalui

    Penyuluhan yang saat ini cukup signifikan, tim GFP menyarankan PT. EBI untuk

    membuat suatu instrumen untuk memantau efektifitas penggunaan biaya pemasaran

    yang dikaitkan dengan kinerja Divisi Penyuluhan. Pada instrumen tersebut juga

    ditetapkan rentang batas normal yang dapat ditoleransi oleh Manajemen.

    Rasio utama yang perlu diperhatikan untuk memastikan perusahaan tidak

    mengeluarkan terlalu banyak biaya untuk mencapai tujuan penjualan adalah rasio

  • 90

    biaya pemasaran terhadap penjualan. Komponen biaya yang biasanya termasuk di

    dalam rasio ini antara lain tenaga penjual terhadap penjualan, iklan terhadap

    penjualan, promosi penjualan terhadap penjualan, riset pemasaran terhadap penjualan,

    dan administrasi penjualan terhadap penjualan. Fluktuasi secara periodik dari tiap

    rasio dapat diikuti melalui grafik kontrol yang memungkin manajemen untuk

    memberi perhatian khusus pada fluktuasi di luar batas kewajaran. Contoh model

    grafik kontrol ditampilkan pada Gambar 4.30.

    Gambar 4.30 Model Grafik Kontrol untuk Rasio Biaya Iklan terhadap Penjualan

    Melalui grafik seperti ini, fluktuasi yang terjadi di luar ambang batas seperti

    pada periode ke-15 akan segera dapat terdeteksi dan diselidiki penyebabnya dengan

    segera.

    Sedangkan sebagai langkah pencegahan atas beban anggaran operasional

    Penyuluhan yang terlalu besar, tim GFP menyarankan penerapan metode self-

    financing incentive, di mana Divisi Penyuluhan dapat memenuhi kebutuhan

  • 91

    anggarannya sendiri dan memberikan kompensasi tim Penyuluh berdasarkan

    kinerjanya yang dikaitkan dengan parameter evaluasi berdasarkan tujuan organisasi

    yang telah dirumuskan bersama.

    Berdasarkan masukan dari responden dan tim Penyuluh, perlu diperhatikan

    jalur distribusi alternatif untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh dari saluran

    distribusi utama (modern-market) karena tanpa dukungan distribusi yang baik maka

    efektifitas Penyuluhan akan berkurang drastis akibat peserta Penyuluhan tidak dapat

    menemukan produk Enzim walaupun ingin membelinya. Beberapa cara untuk

    menanggulangi hal tersebut adalah dengan meningkatkan kerjasama antara tim

    Penyuluh dengan tim Pengawas Distribusi (Marketing Rep.) untuk mempermudah

    peserta Penyuluhan menjangkau tempat penjualan Enzim dan mempertimbangkan

    upaya kerjasama dengan koperasi sekolah sebagai jalur distribusi alternatif.

    Satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian adalah perlunya pengembangan

    varian produk lebih banyak. Selain pilihan rasa yang perlu ditambah, hasil penelitian

    yang menunjukkan bahwa Penyuluhan belum dapat mempengaruhi pasar dewasa

    secara baik juga mengindikasikan perlunya mengembangkan produk antara (bridging

    product) untuk menjembatani peralihan dari Enzim Anak-Anak ke Enzim Dewasa.

    Dengan bauran produk yang lebih lengkap, maka Enzim selain dapat memperluas

    segmen penggunanya juga akan dapat mempertahankan pelanggannya seumur hidup

    walaupun telah bergeser segmen usianya.

    4.1Analisa Hasil Kuesioner, Survey Telepon dan Pengamatan Pelaksanaan Penyuluhan4.1.1 Materi Penyuluhan4.1.2Dampak Penyuluhan Bagi RespondenPersepsi Responden Terhadap Program PenyuluhanInformation RetentionPerilaku Responden yang Mengikuti PenyuluhanInsights dari Penyuluhan dan Komentar di kuesionerMelalui kuesioner, survey telepon, maupun wawancara langsung selama mengamati pelaksanaan program Penyuluhan, diperoleh berbagai masukan lain yang menarik dan dapat berguna bagi PT. EBI. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, sebagian besar responden mengDemografi Responden

    Model GYM tentang Efektifitas PenyuluhanIntrepretasi dan Penggunaan Indeks pada Model GYMImplikasi Hasil Penelitian