bab 4 pengumpulan, pengolahan dan analisis datathesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00849-tias bab...
TRANSCRIPT
BAB 4
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS
DATA 4.1 Pengumpulan data
4.1.1 Produk Gutter Complete R/L
Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi
sebagian produk kendaraan New All Honda Jazz, Salah satunya yaitu panel assy
Gutter Complete R/L Keterangan produk yang dihasilkan perusahaan untuk produk
kendaraan New All Honda jazz, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Panel Assy Gutter Complate
Proses assy panel Gutter Complete R/L dengan Menggunakan sistem spot welding,
dimana dalam satu panel terdapat 27 spot welding dan diproses pada suatu jig.
4.1.2 Flow proses produksi Gutter Complete R/L
Suatu urutan proses produksi yang digunakan sebagai perencanaan dalam
memproduksi produk dari awal proses sampai menghasilkan produk yang sesuai
dengan standar yang sudah ditentukan.
Dari flow proses dapat diperoleh informasi penggunaan mesin yang akan
digunakan, urutan produksi dan waktu yang akan dibutuhkan dalam membuat 1 unit
produk.
Tabel 4.1 Operation process chart
Flow proses produksi sub assy Gutter Complite R/L
NAMA OBJECT : SUB ASSY GUTTER COMPLETE R/L SEKARANGDIPETAKAN OLEH : EGI YUSITO USULANTANGGAL DIPETAKAN : 12 JNUARI 2009
KEGIATAN JUMLAH WAKTUOPERASI 19 360 dtkPERIKSA 5 -TOTAL 24 360 dtk
OPC
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI( OPERTION PROCESS CHART )
KETERANGAN
QUALITYPROSES ASSY
RINGKASAN
03
04
Patch
Nut M8
05Assy Part
Ins.02
Patch assy
06 DeliveryNext Process
02 Single MID GTR
Patch assy
07 Assy Part
Ins.03
MID GTR
08 DeliveryNext Process
090
0100Nut M6
0110 Assy Part
Ins.01
GTR LWR
012
SingleGTR LWR
015 Assy Part
Ins.04
Assy 1
016
AssyGTR MID
013 EXTN GTR
GTR 014
( 166" )
01
018 Assy Part
Ins.05
Assy 2
019
STIF GTR
017 UP GTR
CheckPart
CheckPart
CheckPart
Finish CheckPart
CheckPart
Mesin Projection Nut
Mesin Projection Nut
Mesin Spot Welding
Mesin Spot Welding
Mesin Spot Welding
DeliveryNext Process
Finish
( 194" ) ( 15" ) ( 8" ) ( 12" )
X
Gambar flow proses produksi sub assy Gutter Complite R/L
Jig 25
2
1
Proj.Nut M8
Patch Gtr Mid
3
GaugeSpot
Patch + Gtr Mid
Proj.Nut M6
Gutter Lwr
Stiff Gtr Lwr
Gtr Upr
Jig 1
Extengtr
Cornergtr
Gambar 4.2 Proses sub assy Gutter Complete R/L
4.1.3 Perhitungan waktu baku proses produksi
Proses perhitungan dilakukan dengan pengambilan data langsung dengan
menggunakan stopwacth dan waktu proses langsung dicatat untuk dijadikan sebagai
perhitungan waktu baku produk Gutter Complete R/L. Berikut data waktu proses
produksi untuk menghasilkan suatu produk 1 unit dibawah ini.
Tabel 4.2 Data waktu proses Gutter Complete R/L
No Aktivitas Alat
1 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 317 dtk 353 dtk 336 dtk 356 dtk 347 dtk
2 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 383 dtk 380 dtk 387 dtk 368 dtk 368 dtk
3 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 363 dtk 346 dtk 356 dtk 364 dtk 383 dtk
4 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 345 dtk 361 dtk 352 dtk 365 dtk 349 dtk
5 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 360 dtk 411 dtk 373 dtk 379 dtk 346 dtk
6 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 361 dtk 365 dtk 358 dtk 343 dtk 326 dtk
2129 dtk 2216 dtk 2162 dtk 2175 dtk 2119 dtk
10801
360
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5
dtk
Jumlah
Rata ‐ rata
Total waktu (X i ) dtk
ΣXi = 10.801detik
X =
Standar deviasi
2_
1)(
)1(1 xx
n
n
ii −−
= ∑=
σ
= 18.98
3 = 3 x 18.98
= 56.94
10.801 30 360.03detik =
UCL = _x + 3
= 360.03 + 56.94
= 416.97
LCL = _x – 3
= 360.03 - 56.94
= 303.09
Karena tidak terdapat data yang ada di luar batas kendali, maka dapat
disimpulkan bahwa data yang ada telah seragam. Adapun UCL, CL dan LCL ini
dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Grafik 4.1. Grafik keseragaman data waktu proses Assy Gutter Complete R/L
∑ =10801xi
38991692 =∑ xi
Uji kecukupan data untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.adalah
sebagai berikut :
222 )(40
'⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢
⎣
⎡ −=
∑∑ ∑
Xi
XiXiNN
= 2
2
10801)10801()3899169(3040
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ −
= 2
1080111666160111697507040
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ −
= 2.07
Karena N’ < N (2.07 < 30) maka data yang ada dikatakan telah mencukupi.
Rata –rata waktu proses untuk Assy Gutter Complete R/L adalah 360.03 (Ws) detik
dan rating performance operator adalah memenuhi klasifikasi berikut :
a. Excellent skill (B2) : + 0.08
b. Good Effort (C2) : + 0.02
c. Good Condition (C) : + 0.02
d. Good Consistency (C) : + 0.01
Total : + 0.13
Maka waktu normal untuk elemen kerja Assy Gutter Complete R/L adalah
Wn = Ws x (1+ Rf Westinghouse) lihat ditabel 2.1
Wn = 360.03 detik x (1 + 0.13)
= 406.8 detik
Sehingga waktu baku proses tersebut sebagai berikut :
Wb = Wn + ( Ws x Rf (Rating factor) x Allowance )
Wb = 406.8 detik + ( 360 x 0.13 x 10% )
Wb = 411,48 detik
4.2 Pengolahan data
4.2.1 Operator sub assy Honda Jazz
Untuk memenuhi kebutuhan produksi sub assy Honda Jazz, operator yang
digunakan sebanyak 6 orang ( untuk 2 shift ), diantaranya :
a. 2 operator proses sub assy gutter complete RH
b. 2 Operator Proses sub assy gutter complete LH
c. 2 Operator Proses sub assy non gutter (Front roof, Rail Roof dll… )
Rumus :
PC = Kapasitas produksi /minggu
n = Jumlah pusat pengerjaan
S = Jumlah Shift per perioda
H = Jam /shift ( 8 jam/shift )
Rp = Laju produksi /jam
Hitung jumlah unit produk /jam
=
= 8.75 unit/jam
PC = n x S x H x Rp
3600 ( 1 jam ) 411.48 detik ( waktu baku proses)
PC = 1 pusat pengerjaan x 1 Shift x 8 jam x 8.75 Unit
PC = 70 unit / hari
Kapasitas produksi dalam sebulan
70 unit x 20 (hari kerja) = 1400 unit
2 Shift x 1400 = 2800 unit
4.2.2 Forcast produksi customer
Forecast yaitu permintaan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagian-
bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi.
Dengan adanya forecast dapat membantu perencanaan-perencanaan yang harus
dilakukan, akan tetapi forecast hanya sebagai ramalan atau rencana produksi untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang akan terjadi.
Berikut data forecast produk tiap bulan terhadap produk yang dihasilkan.
Diagram 4.1 Data forcast dengan kapasitas produksi sub assy Honda Jazz
14282932 2677
2793
57375238
1620
38404380
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
JUNI JULI AGUSTUS
UN
IT
2008
Data Forcast dan Kapasitas Produksi Sub Assy Honda
GTR RH GTR LH RAIL ROOF COMP FORECAST
Dari data diatas menunjukan adanya ketidakseimbangan antara kapasitas produksi
sub assy Honda ( PT.Inti Pantja Press Industri ) dengan forcast ( Honda prosfect
Motor ), sehingga perlu adanya perubahan proses produksi untuk mendapatkan
jumlah produk sesuai dengan kebutuhan customer.
4.2.3 Target waktu proses produksi Gutter Complete R/L
Hasil data yang diperoleh menunjukan akan terjadi perbedaan waktu antara
produk Gutter dengan non Gutter, sehingga over time akan tetap diberlakukan. Untuk
menghindari hal itu terjadi maka perlu adanya target yang akan direncanakan. Berikut
target waktu proses sub assy Gutter Complete R/L.
Diagram 4.3 Data target waktu proses sub assy Gutter Complete R/L
sulit menentukan posisi spot welding
tidak ada pengarah gun
MATERIAL ENVIRONMENT
MAN
flow proses penggunaan gun tidak efektif
terlalu banyak proses penyimpanan dan pengambilan gun proses
berdasarkan jig
MACHINE
proses repair spatter welding
area spot welding sempit
Tingginya waktu proses spot welding Gutter Comp. R/L
METHOD
Dressing tip masih manual
sulit untuk proses dresserdengan menggunakan kikir
Dresser menggunakan kikir penghitungan spot
welding manual
Tidak ada alat penghitung automatic
Gambar 4.3 Fishbone diagram
4.3 Analisa data
4.3.1 Menghitung waktu urutan penggunaan gun welding proses sub assy
gutter complete R/L
4.3.1.1 Permasalahan
Pada proses welding panel Gutter Complete R/L digunakan 2 jenis gun welding
yang berbeda, sehingga urutan penggunaan gun akan berpengaruh pada waktu,
diakibatkan terlalu banyaknya penggunaan gun pada saat proses.
Berikut urutan penggunaan gun pada saat proses welding
Gambar 4.4 Urutan proses spot welding jig 1
Gambar 4.5 Urutan proses spot welding jig 2
Penggunaan gun pada saat proses berdasarkan jig, proses spot welding dilakukan
pada jig pertama dengan menggunakan 2 tipe gun dan produk dari jig 1 dipindahkan
ke jig 2 dengan menggunakan gun yang sama untuk proses selanjutnya.
Flow Proses penempatan dan pengambilan berdasarkan jig
a. Jig 1 ambil gun vertical – proses – simpan gun
ambil gun horizontal – proses – simpan gun
b. Jig 2 ambil gun vertical – proses – simpan gun
ambil gun horizontal – proses – simpan gun
Berikut gambar dari penjelasan proses penggunaan gun yang digunakan :
Gambar 4.6 Urutan gun proses spot welding sebelum perubahan
Pada gambar diatas untuk proses welding menimbulkan penambahan waktu untuk
pengambilan dan penempatan gun welding yang berlebih. Berikut data hasil
pengukuran langsung pada proses Sub Assy Gutter Complete R/L :
Table 4.3 Data waktu pengambilan dan penempatan gun
No Aktivitas Alat
1 Ambil gun vertical – proses – simpan gun Jig 1 6 dtk 7 dtk 6 dtk 6 dtk 5 dtk
2 Ambil gun horizontal – proses – simpan gun Jig 1 7 dtk 5 dtk 5 dtk 6 dtk 7 dtk
3 Ambil gun vertical – proses – simpan gun Jig 2 5 dtk 5 dtk 6 dtk 7 dtk 5 dtk
4 Ambil gun horizontal – proses – simpan gun Jig 2 6 dtk 6 dtk 5 dtk 6 dtk 6 dtk
24 dtk 23 dtk 22 dtk 25 dtk 23 dtk
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5
dtkTotal waktuRata ‐ rata 23.4
Table 4.4 Peta proses operator flow spot welding sebelum perubahan
Unit/Siklus = 4 Unit
Waktu per unit = 24.4 Detik
TOTAL 6.1 6.1
Siklus Waktu = 6.1 Detik
Release 0.3 RL RL 0.3 Release
Move 1 M M 1 Move
U 1 Use
Position 3.6 P P 2 Position
Hold 0.4 H M 1 Move
Reach 0.3 RE H 0.3 Hold
Rest 0.5 RS RE 0.5 Reach
Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP
Jig 2
Jig 1
Single part
Single part
4.3.1.2 Realisasi perbaikan
Waktu yang terjadi diakibatkan oleh banyaknya proses penggunaan gun pada saat
proses welding, akan menambah waktu untuk membuat 1 unit produk , maka dari itu,
perubahan penggunaan gun harus lebih efektif.
Hasil analisa yang dilakukan yaitu dengan merubah flow penggunaan gun pada
saat proses produksi berlangsung. Berikut gambar untuk perubahan flow penggunaan
gun pada jig .
Flow penggunaan gun spot welding
Gambar 4.7 Urutan proses spot welding setelah perubahan
Dari gambar diatas proses penggunaan gun cukup efektif yaitu dengan
memanfaatkan penggunaan gun. satu gun dapat digunakan pada kedua jig dengan
ketentuan kedua jig tersebut sudah terpasang panel yang sudah di assy. Proses
pengambilan dan penempatan berkurang dari 4 kali proses menjadi 2 kali proses dan
waktu yang dibutuhkan untuk penyimpanan menjadi 12 detik.
Table 4.5 Data waktu perubahan pengambilan dan penempatan gun
No Aktivitas Alat
1 Ambil gun vertical – proses Jig 1 4 dtk 3 dtk 3 dtk 3 dtk 4 dtk
2 proses – simpan gun Jig 2 2 dtk 3 dtk 4 dtk 2 dtk 3 dtk
3 Ambil gun vertical – proses Jig 1 3 dtk 4 dtk 2 dtk 4 dtk 3 dtk
4 proses – simpan gun Jig 2 2 dtk 2 dtk 4 dtk 3 dtk 2 dtk
11 dtk 12 dtk 13 dtk 12 dtk 12 dtk
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5
dtkTotal waktuRata ‐ rata 12
Table 4.6 Peta proses operator flow spot welding setelah perubahan
Unit/Siklus = 2 Unit
Waktu per unit = 12.2 Detik
TOTAL 6.1 6.1
Siklus Waktu = 6.1 Detik
Release 0.3 RL RL 0.3 Release
Move 1 M M 1 Move
U 1 Use
Position 3.6 P P 2 Position
Hold 0.4 H M 1 Move
Reach 0.3 RE H 0.3 Hold
Rest 0.5 RS RE 0.5 Reach
Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP
Jig 2
Jig 1
Single part
Single part
4.3.1.3 Hasil evaluasi
Dengan adanya perubahan flow penggunaan gun pada saat proses produksi sub
assy Gutter Complete R/L berlangsung, maka waktu proses tersebut dapat dapat
berkurang sebesar 3.33% atau 12 detik.
Diagram 4.4 Data persentase flow proses gun
4.3.1.4 Biaya perubahan
Untuk perubahan proses penggunaan gun tidak ada pembelian peralatan maupun
mesin yang akan digunakan akan tetapi hanya perubahan intruksi proses kerja yang
disampaikan pada operator produksi, sehingga perubahan ini tidak ada biaya yang
dikeluarkan atau Rp 0.
4.3.2 Menghitung waktu proses dresser manual
4.3.2.1 Permasalahan
Proses dressing yaitu proses yang dilakukan oleh operator untuk memperbaiki
kondisi tip gun sesuai standar dengan menggunakan alat bantu mesin dresser.
Apabila proses dresser tidak dilakukan maka, akan mempengaruhi terhadap kulitas
spot welding. Masalah yang akan terjadi yaitu nugget welding akan membesar dan
kualitas kekuatan welding tidak kuat. Pentingnya proses tersebut maka penghitungan
stroke harus dapat dijaga, untuk mempertahankan kualitas welding tetap baik. Proses
tersebut dilakukan ketika proses spot welding / stroke sudah mencapai 150 ( hasil
percobaan ) dan proses penghitungan jumlah spot welding dilakukan oleh operator.
Proses dressing dilakukan menggunakan kikir, proses dresser menggunakan kikir
operator harus dapat menyesuaikan dengan dimensi tip welding. Kesalahan proses
dressing tip welding akan berpengaruh terhadap bentuk welding itu sendiri, masalah
yang akan terjadi diantaranya nugget welding kecil, hasil welding tidak rata,
pengaruhnya pada hasil welding tidak akan kuat atau mudah lepas.
Berikut gambar proses dressing dengan menggunakan kikir
Gambar 4.8 Proses dresser dengan menggunakan kikir
Hasil pengamatan yang sudah dilakukan proses tersebut cukup menghabiskan
waktu proses produksi berikut data yang sudah diambil :
Table 4.7 Data waktu proses dresser manual
No Aktivitas Alat
1 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 106 dtk 83 dtk 78 dtk 86 dtk 84 dtk
2 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 93 dtk 100 dtk 96 dtk 95 dtk 108 dtk
3 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 120 dtk 83 dtk 121 dtk 96 dtk 96 dtk
4 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 85 dtk 115 dtk 90 dtk 100 dtk 96 dtk
5 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 80 dtk 92 dtk 101 dtk 93 dtk 93 dtk
96.8 dtk 94.6 dtk 97.2 dtk 94 dtk 95.4 dtkTotal waktuRata‐ rata 96
Pengamatan 5
dtk
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4
Table 4.8 Peta proses operator dressering tip sebelum perubahan
Unit/Siklus = 1 Unit
Waktu per unit = 96.2 Detik
TOTAL 96.2 96.2
Siklus Waktu = 96.2 Detik
Release 1.5 RL RL 1.5 Release
Move 2 M M 2 Move
Use 84 U U 84 Use
Position 2 P P 2 Position
Move 2 M RE 1.7 Reach
Hold 0.4 H H 0.7 Hold
Reach ( Kikir ) 1.3 RE RS 1.3 Rest
Rest 3 RS RE 3 Reach ( Swicth On/Off mesin )
Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP
Jig 2
Jig 1
Single part
Single partSwicth
Kikir
4.3.2.2 Realisasi perbaikan
Dari data diatas menunjukan adanya waktu tambahan yang terjadi sehingga akan
bertambahnya waktu proses produksi untuk mendapatkan 1 unit produk.Analisa
masalah yang harus dilakukan yaitu
1. Merubah penghitungan manual jumlah spot welding yang dilakukan dengan
menggunakan alat penghitung stroke otomatis.
Berikut gambar alat bantu penghitung jumlah stroke spot welding
Gambar 4.9 Counter Automatic
Pemasangan mesin automatic counter dihubungkan antara hidrolic gun
upper dengan lower, sehingga apabila proses spot welding dilakukan akan
mengalirkan arus, arus tersebut akan mengalir pada alat counter dan secara
otomatis alat tersebut akan menghitung jumlah stroke yang sudah dilakukan.
Fungsinya yaitu apabila spot welding sudah mencapai 150 stroke maka alat
tersebut secara otomatis akan memutuskan arus listrik pada mesin spot
welding dan mesin tersebut akan menghubungkan kembali arus pada mesin
selama 30 detik (waktu arus mati dapat disetting pada mesin sesuai
kebutuhan).
2. Merubah proses dressing manual menggunakan kikir dengan alat mesin
dressing.
Berikut gambar mesin dressing
Gambar 4.10 Dresser machine
Digunakan setelah mesin berhenti secara otomatis, dengan memasukan mata
cutter pada tip welding ( sesuai dimensi tip welding ) cutter tersebut akan berputar
dan memperbaiki dimensi tip yang sudah digunakan. Hasil dari perubahan pada
proses dressing waktu proses produksi menjadi turun. Berikut data waktu proses
dressing setelah adanya perubahan
Table 4.9 Data waktu perubahan dresser mesin
No Aktivitas Alat
1 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 58 dtk 53 dtk 55 dtk 61 dtk 53 dtk
2 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 55 dtk 58 dtk 55 dtk 56 dtk 54 dtk
3 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 52 dtk 56 dtk 54 dtk 58 dtk 56 dtk
4 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 57 dtk 52 dtk 54 dtk 54 dtk 54 dtk
5 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 51 dtk 53 dtk 56 dtk 58 dtk 51 dtk
54.6 dtk 54.4 dtk 54.8 dtk 57.4 dtk 53.6 dtk
Pengamatan 5
Total waktuRata ‐ rata 54.96 dtk
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4
Table 4.10 Peta proses operator dressering tip setelah perubahan
Unit/Siklus = 1 Unit
Waktu per unit = 54.6 Detik
TOTAL 54.6 54.6
Siklus Waktu = 54.6 Detik
Rest 1.5 RS RL 1.7 Release
Release 2 RL M 2 Move
Position
Use 46 U U 46 Use
1.7
Position 2 P P 2
Move
Hold
Rest 0.7 RS 0.7
Move 1.9 M M
RE Reach
Rest 0.5 RS H 0.5
Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP
Jig 2
Jig 1
Single part
Single partSwicth
Mesin Dresser
4.3.2.3 Hasil evaluasi
Dengan adanya penambahan alat yang digunakan yaitu alat penghitung stroke
(counter automatic) dan mesin dresser tip gun, maka waktu proses tersebut dapat
berkurang sebesar 10.83% atau 39 detik.
Diagram 4.5 Data persentase waktu proses dresser tip gun
4.3.2.4 Biaya perubahan
Biaya yang digunakan pada perubahan proses dresser tip gun yaitu sebesar Rp.
8.850.000 untuk pembelian alat penghitung stroke ( counter automatic) dan mesin
dresser tip gun.
4.3.3 Menghitung waktu proses posisi titik spot welding
4.3.3.1 Permasalahan
Gambar 4.11 Proses posisi titik spot welding
Proses menentukan posisi titik spot welding sangat penting, karena titik welding
harus sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, apabila terjadi perubahan posisi
titik welding maka produk tersebut gagal proses atau produk reject.
Pada proses produksi spot welding gutter complete, operator harus melakukan
proses spot welding sebanyak 27 titik dalan 1 unit produk. Pada saat operator
menentukan posisi tersebut, ada waktu yang dibutuhkan untuk menentukan posisi
pada setiap titiknya, berikut data waktu menentukan posisi spot welding.
Table 4.11 Data waktu menentukan posisi spot welding ( manual )
No Aktivitas Alat
1 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 4 dtk 3 dtk 8 dtk 6 dtk
2 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 3 dtk 5 dtk 6 dtk 8 dtk
3 proses memposisikan gun welding Gun Welding 9 dtk 10 dtk 9 dtk 5 dtk 4 dtk
4 proses memposisikan gun welding Gun Welding 7 dtk 9 dtk 9 dtk 9 dtk 8 dtk
5 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 7 dtk 3 dtk 7 dtk 8 dtk
5.6 dtk 6.6 dtk 5.8 dtk 7 dtk 6.8 dtk
Pengamatan 4 Pengamatan 5
Total waktuRata ‐rata dtk6.36
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
Table 4.12 Peta proses operator positioning spot sebelum perubahan
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Position 6 P P 6 Position
TOTAL 6 6
Siklus Waktu = 6 Detik
Unit/Siklus = 1 Unit
Waktu per unit = 6 Detik
Jig 2
Jig 1
Single part
Single part
Alat Pembuang Spatter
4.3.3.2 Realisasi perbaikan
Dari data diatas menunjukan adanya ketidak stabilan dalam menentukan posisi
spot welding, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut yang
mengakibatkan tingginya waktu proses produksi Gutter Complete R/L, maka dari itu
perlu adanya penambahan alat bantu untuk dapat memposisikan gun welding terhadap
titik spot pada produk.
Hasil analisa alat bantu yang akan digunakan yaitu pemasangan guide gun pada jig
dengan proses setting terlebih dahulu yang sesuaikan dengan titik spot pada produk.
Berikut stopper yang akan dipasang pada jig produk gutter complete.
Gambar 4.12 Proses posisi titik spot welding (guide gun)
Hasil analisa yang dilakukan dengan menambahkan guide gun yang dipasang
pada jig welding, maka waktu proses spot welding gutter complete menurun, berikut
data evaluasi waktu proses dengan menambahkan guide gun pada jig.
Table 4.13 Data waktu menentukan posisi spot welding ( guide gun )
No Aktivitas Alat
1 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 0 dtk 1 dtk 1 dtk 0 dtk
2 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
3 proses memposisikan gun welding Gun Welding 1 dtk 0 dtk 1 dtk 0 dtk 0 dtk
4 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 1 dtk 1 dtk 0 dtk 0 dtk
5 proses memposisikan gun welding Gun Welding 1 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 1 dtk
0.4 dtk 0.2 dtk 0.6 dtk 0.2 dtk 0.2 dtk
pengamatan 5
Total waktuRata ‐rata 0.32 dtk
pengamatan 1 pengamatan 2 pengamatan 3 pengamatan 4
Table 4.14 Peta proses operator positioning spot setelah perubahan
Unit/Siklus = 1 Unit
Waktu per unit = 0 Detik
TOTAL 0 0
Siklus Waktu = 0 Detik
Position 0 P P 0 Position
Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP
Jig 2
Jig 1
Single part
Single part
Alat Pembuang Spatter
4.3.3.3 Hasil evaluasi
Penambahan alat bantu guide gun pada jig welding dapat membantu operator
untuk memposisikan spot welding akan lebih cepat, sehingga waktu proses tersebut
dapat berkurang sebesar 1.67 atau 6 detik.
Diagram 4.6 Data persentase waktu proses dresser tip gun
4.3.3.4 Biaya perubahan
Biaya yang digunakan untuk penambahan guide gun yaitu sebesar Rp. 125.000
untuk proses setting guide gun pada jig welding.
4.3.4 Menghitung waktu proses pembuangan spatter
4.3.4.1 Permasalahan
Spatter yaitu kotoran yang keluar dari hasil spot welding yang kurang sempurna,
diakibatkan adanya gap antara tip upper dan lower pada saat proses welding
dilakukan. Apabila spatter tidak dibersihkan yang menempel pada produk, maka akan
mengganggu proses painting di customer, sehingga customer memberikan intruksi
untuk adanya penambahan proses menghilangkan spatter. Dengan adanya
penambahan proses tersebut, maka waktu proses menjadi bertambah. Berikut gambar
terjadinya spatter yang menempel pada produk
Gambar 4.13 Spatter menempel pada produk
Table 4.15 Data waktu proses pembuangan spatter
No Aktivitas Alat
1 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 65 dtk 54 dtk 70 dtk 56 dtk 40 dtk
2 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 54 dtk 65 dtk 75 dtk 78 dtk 62 dtk
3 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 55 dtk 76 dtk 64 dtk 50 dtk 68 dtk
4 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 60 dtk 103 dtk 65 dtk 63 dtk 65 dtk
5 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 106 dtk 61 dtk 54 dtk 58 dtk 75 dtk
68 dtk 71.8 dtk 65.6 dtk 61 dtk 62 dtk
Pengamatan 4 Pengamatan 5
Total waktuRata ‐rata dtk65.68
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
Table 4.16 Peta proses operator Pembuangan spatter sebelum perubahan
Unit/Siklus = 1 Unit
Waktu per unit = 65.6 Detik
TOTAL 65.6 65.6
Siklus Waktu = 65.6 Detik
Release 0.5 RL RL 0.5 Release
Move 1 M M 1 Move
Use 59 U U 59 Use
Position 2.7 P P 2.4 Position
Move 0.4 M H 0.7 Hold
Hold 0.5 H RS 0.5 Rest
Reach ( Kikir ) 1.5 RE RS 1.5 Rest
Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP
Jig 2
Jig 1
Single part
Single part
Alat Pembuang Spatter
4.3.3.2 Realisasi perbaikan
Waktu untuk menghilangkan spatter pada saat proses produksi cukup tinggi,
dikarenakan spatter yang menempel cukup keras pada produk. Spatter terjadi
dikarenakan adanya gap antara tip upper dan lower yang tidak rapat atau terjadi
karena tip gun tidak tegak lurus terhadap bidang datar pada produk, masalah tersebut
tidak konstan pengaruh operator untuk dapat memposisikan tip gun pada produk.
Kesulitan menentukan kerapatan tip dan ketegak lurusan tip gun menjadi suatu
masalah. Untuk itu perlu ada perubahan sehingga spatter yang menempal tidak terjadi
lagi.
Hasil analisa, untuk menghilangkan spatter yaitu dengan penambahan tembaga
pada bidang datar produk yang dipasang pada clamp jig. Berikut gambar pemasangan
tembaga pada produk yang akan dipasang.
Gambar 4.14 Pemasangan tembaga pada produk
Table 4.17 Data pembuangan spatter
No Aktivitas Alat
1 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
2 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
3 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
4 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
5 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk
Pengamatan 4 Pengamatan 5
Total waktuRata ‐rata dtk0
Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3
Table 4.12 Peta proses operator Pembuangan spatter setelah perubahan
PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRIPETA PROSES OPERATOR
No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : EngineeringTanggal : 17 Juni 2008Digambar oleh : Egi Yusito
Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan
Reach ( Kikir ) 0 RE RS 0 Rest
Hold 0 H RS 0 Rest
Move 0 M H 0 Hold
Position 0 P P 0 Position
Use 0 U U 0 Use
Move 0 M M 0 Move
Release 0 RL RL 0 Release
TOTAL 0 0
Siklus Waktu = 0 Detik
Unit/Siklus = 1 Unit
Waktu per unit = 0 Detik
Jig 2
Jig 1
Single part
Single part
Alat Pembuang Spatter
4.3.4.3 Hasil evaluasi
Penambahan tembaga yang dipasang pada clamp jig welding dapat mempercepat
waktu proses sebesar 18.05% atau 65 detik.
Diagram 4.7 Data persentase waktu pembuangan spatter
4.3.4.4 Biaya perubahan
Biaya yang digunakan untuk penambahan tembaga pada clamp jig welding yaitu
sebesar Rp. 500.000 untuk bahan tembaga dan setting tembaga pada jig welding.