bab 4 hukum hereditas, penerapan - kelas 3 sma

30
KELOMPOK 4 Ayu Etha RS Sihol Marito Rizka Sri WA Siti Sulastri Rili Dwi S DAN INILAH PERSENTA SI KAMI TENTANG… ..

Upload: winka-wardhani

Post on 15-Aug-2015

70 views

Category:

Science


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

KELOMPOK 4 Ayu Etha RS Sihol Marito

Rizka Sri WA

Siti Sulastri Rili Dwi S

DAN INILAH PERSENTASI

KAMITENTANG…..

Page 2: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Hukum hereditas, penerapan Serta

implikasinya

Page 3: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Hukum Hereditas, Penerapan, serta Implikasi

Pewarisan Sifat

Hukum Pewarisan

Sifat

Penyimpangan Semu Hukum

Mendel

Tautan Pindah Silang

Determinasi Seks Gen Letal

Hukum Mendel

I

Hukum Mendel

II

Atavisme

Polimeri

Kriptomeri

• Epistasis•Hipostatis

Lalat buah (Drosophilia)

Morgan

AB dan ab

50% : 50%

XX dan XY

• Letal Resesif• Letal Dpminan

Kematian

Gen Komplementer

Terdiri atas

Terdapat pada Memiliki Meliputi Memiliki Berakibat

Ditemukan Terdiri atas oleh

Page 4: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

A.PEWARISAN SIFAT

Beberapa teori pewarisan sifat

a. Teori Embrio b. Teori Preformasi

d. Teori Plasma nutfah

e. Teori Pangenesis

c.Teori Epigenesis

Embriologi

PLASMA NUTFAH

Page 5: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

B. Hukum pewarisan sifat1. Hukum mendel I (hukum segregasi secara bebas)

a.Persilangan Monohibrid Perkawinan silang yang melibatkansatu faktor sifat

berbeda. Contohnya:Mendel memilih 2 induk galur murni yg memiliki ciri berbeda untuk sifat organ tertentu.

GAMBAR

  Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan

pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.

Page 6: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Tanaman kacang ercis induk (P=parentum) berbungan ungu (PP)

denganTanaman kacang ercis berbunga putih

(pp)

Page 7: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Diagram persilangan monohibridParentum : PP x pp (berbunga ungu) (berbunga putih)Gamet : P PF1 : Pp

(berbunga ungu)Gamet : P,pF2 :

KESIMPULAN:a.Macam gamet yg dihasilkan induk galu murni satu macam. Fenotipe F1 = satu macam,(100% berbunga ungu) Genotipe F1= satu macam (100% Pp)

b. Macam gamet yg dihasilkan F1= dua macam Fenotipe F2= dua macam (berbunga warna ungu:berbunga warna putih=3:1) Genotipe F2= tiga macam (1PP : 2Pp : 1pp)

P p

P PP

1

Pp 2

p PP

3

pp 3

NO. Genotipe Fenotipe Frekuensi

1 PP Bunga ungu

1

2,3 Pp, pP Bunga ungu

2

4 pp Bunga putih

1

Page 8: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

2. Hukum mendel II (hukum pengelompokkan secara bebas)

a. persilangan dihibrid persilangan yg melibatkan dua sifat berbeda sekaligus. Contohnya:Persilangan antara ercis yg melibatkan sifat

bentuk biji & warna kulit biji.Tanaman ercis memiliki bentuk biji bulat & berwarna kuning dgn tanaman ercis beebiji keriput & berwarna hijau.

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan

sifat yang lain.

Page 9: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

No. Genotipe Fenotipe Frekuensi1

2 , 53 , 9

4, 7, 10, 13

RRYYRRYyRrYYRrYy

Biji bentuk bulat-warna kuningBiji bentuk bulat-warna kuningBiji bentuk bulat-warna kuningBiji bentuk bulat-warna kuning

9

68 , 14

RRyyRryy

Biji bentuk bulat-warna hijauBiji bentuk bulat-warna hijau 3

11 12 , 15

rrYYrrYy

Biji bentuk keriput-warna kuningBiji bentuk keriput-warna kuning 3

16 rryy Biji bentuk keriput-warna hijau 1

Kemungkinan Genotipe dan Fenotipe dari Persilangan Dihibrid secara acak

Page 10: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

b. persilangan trihibrid Persilangan dgn melibatkan tiga sifat berbeda. Contohnya: Ercis berbiji bulat (BB), berwarna kuning (KK),

dan berbung di ketiak daun (LL). Disilangkan dgn ercis berbiji keriput(bb), berwarna hijau (kk) dan berbunga di ujung (ll)

Diagram persilangan trihibrid

P : BBKKLL x bbkkllGamet : BKL bklF1 : BbKkLl (biji bulat, berwarna kuning, berbunga di ketiak)Gamet F1: mBKL, BKl, BkL, Bkl, bKL, bKl, bkL, bkl = 8macam

Page 11: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

C. Penyimpangan semu hukum mendel

1. Interaksi dari beberapa gen ( Atavisme )

Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat interaksi antar gen dominan maupun antar gen resesif.

Contoh: mengenai pial/jengger pada ayam

Page 12: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

2. Polim

eri

Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi mempengaruhi karakter/sifat yang sama.

Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih

Polimeri memiliki ciri: makin banyak gen dominan, maka sifat karakternya makin kuat.

Page 13: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

3. Kriptom

eri

Kriptomeri adalah gen

dominan yg seolah-olah

tersembunyi apabila berdiri

sendiri-sendiri,dan pengaruhnya baru tampak

apabila berada bersama-

sama dgn gen dominan

lainnya

Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama

Contoh: persilangan Linaria maroccana

Page 14: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

4. Epistatis dan hipostatis

epistasis adalah sebuah atau sepasang

gen yang menutupi atau mengalahkan

ekspresi gen lain yang tidak selokus (sealel).

INFO:epikotil (epi = di atas) dan hipokotil (hipo = di bawah)

Hipostasis adalah gen yang

tertutupi oleh sebuah atau

sepasang gen lain yang tidak

selokus (yang bukan

alelnya).

HIPOSTATIS

EPISTATIS

Contoh: persilangan

antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.

Page 15: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

5. Gen Komplementer

Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi

dan saling melengkapi.

Contoh: perkawinan antara dua orang yang sama-sama bisu tuliP    :    bisu tuli       x       bisu tuli

DDee                  ddEEF1  :    DdEe = normal

D dan E berada bersama bekerjasama memunculkan karakter normal. Bila hanya memiliki salah satu gen dominan D atau E saja, karakter yang

muncul adalah bisu tuli.P2    :    DdEe    X    DdEeF2     :    9 D-E-    : normal

3 D-uu    : bisu tuli3 ppE-    : bisu tuli1 ppuu   : bisu tuli

Page 16: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

D. Tautan dan pindah silang

TAUTAN

di dalam kromosom,tersimpan ratusan

gen, yang dapat

menimbulkan suatu sifat bersama-

sama.

PINDAH SILANG

pada peristiwa meiosisi, kromatid yang berdekatan dari kromosom yang homolog tidak selalu berjajar berpasangan dan beraturan, tetapi kadang-kadang saling melilit satu sama lain.

Page 17: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

E. Determinasi Seks Dan Pautan Seks

1. Determinasi seksDeterminasi seks adalah

penentuan jenis kelamin, yang diwariskan secara bebas oleh

gamet parentalnya kepada keturunannya dalam peristiwa

meiosis.

Page 18: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Sistem determinasi seks: a. Sistem XX-XY pada manusia dan Drosophilia,yang jantan

merupakan heterogamet & menghasilkan 2 gamet (X/Y),sedangkan yg betina adalah homogamet & hanya menghasilkan satu macam gamet saja (X)

Page 19: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

b. Sistem XX-XO pada belalang dan serangga lainnya,yg jantan juga heterogamet tetapi kedua macam gametnya X

dan X bukan X dan Y

Page 20: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

c. Sistem ZZ-ZW pada unggas & kupu-kupu,yg betina adalah heterogamet,kromosom seksnhya disebut Z=jantan & W=betina

Page 21: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

d. Pada lebah madu dan ordo Hymenoptera lainnya,telur-telur tidak dibuahi dan berkembang haploid dgn jenis jantan,sedangkan yg dibuahi menjadi diploid dgn jenis kelamin betina

Page 22: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

2.Pautan Seks

Gen yang terkandung pada kromosom seks disebut terpaut

seks atau seks linkage, dan peristiwanya disebut pautan seks.

Page 23: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

F. Gen LetalGen letal adalah gen yang menyebabkan

kematian pada imdividu yg memilikinya

Gen yang menyebabkan

kematian setelah individu

menjelang dewasa disebut

GEN SUBLETAL

Ketidakmampuan gen dalam melaksanakan tugasnya dapat

terjadi karena MUTASI

Page 24: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Perbedaan Gen Letal Resesif dan Dominan:

Keterangan:*Homozigot : Bila sepasang alel sama*Hetrezigot : Bila suatu alel tersebut berlainan untuk

yang dikendelakin.

HOMOZIGOT

HETEROZIGOT

Resesif Letal Normal,mewarisi gen letal

Dominan Letal Umumnya subletal,atau menunjukan fenotopik atau kelainan

Page 25: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

Contoh:Bunga mulut naga

Albino pada tanaman

1.Letal Resesif

Page 26: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

a. Ayam redep

2.Letal Dominan

Page 27: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

b.Tikus berambut kuning

Page 28: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

a.Sickle Cell Anemia

3.Gen Letal pada Manusia

Page 29: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

b.Thalassemia

Page 30: Bab 4   hukum hereditas, penerapan - Kelas 3 SMA

TERIMA KASIHATAS PERHATIAN

SAUDARA SEMUA