bab 3 mitos dan ritual “ngalab berkah” di gunung...
TRANSCRIPT
41
Bab 3
Mitos dan Ritual “Ngalab Berkah” di Gunung Kemukus
Gunung Kemukus terletak kurang lebih 29 Km sebelah utara
kotaSolo, dariSragen sekitar 34 km ke arah utara. Secara administratif
Gunung Kemukus tepatnya terletak di Dusun Kedung Uter dan Dusun
Gunung Sari, Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen
Jawa, Tengah. Kawasan Gunung Kemukus merupakan sebuah bukit dengan
ketinggian 300 meter diatas permukaan laut. Dengan dibangunnya waduk
Kedung Ombo menjadikan Gunung Kemukus dikelilingi hamparan air.
Karena itu tempat ini cukup menarik perhatianbagi setiap oranguntuk
menikmati keindahan waduk Kedung Ombo dari puncak bukit. Sebagai
tempat wisata spiritual, Gunung Kemukus tidak pernah sepi dari pengunjung.
Mereka datang untuk melakukan ritual untuk mendapatkan peruntungan. Ada
kepercayaan di masyarakat bahwa Gunung Kemukus adalah tempat untuk
mencari penglarisan atau supaya usaha yang digelutinya berhasil.1Cerita ini
didapatkan dari sebagian orangpengunjungGunung Kemukus yang berprofesi
sebagai pedagang. Demi melakukan ritual mereka tidak segan menghabiskan
waktu ditempat ini dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Ritualngalab
berkahGunung Kemukus tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap
mitos Gunung Kemukus yang sangat menarik.
1Wawancara dengan Dw dari Boyolali pada tanggal, 11 Oktober 2015, di Gunung Kemukus.
42
3.1. Mitos Gunung Kemukus
Sampai saat ini, Gunung Kemukus masih banyakcerita-cerita yang
menyimpan misteri. Cerita yang beredar dan cukup kuat dipercayaioleh
masyarakat setempat, Gunung Kemukus adalahtempat pemakaman Pangeran
Samudro dan Nyai Ontrowulan. Kisah perjalanan hidup kedua tokoh inilah
yang menjadi latar belakang kesakralan Gunung Kemukus. Kisah kedua
tokoh yaitu diawali dari hubungan asmara antara Pangeran Samudro dan Nyai
Ontrowulan ibu tirinya. Kisah perselingkuhan ini rupanya terbongkar hingga
pada akhirnya Prabu Brawijaya mengusirnya dari istana. Akhir dari kisah
asmara mereka sangat tragis. Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan
akhirnya pergi mengembara dan sampai di Gunung Kemukus. Singkat cerita,
ibu dan anak yang tengah dilanda asmara ini melepas kerinduan setelah
sekian lama tidak bertemu. Namun, sebelum sempat ibu dan anak ini
melakukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua
yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya
meninggal dunia.Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di
gunung itu juga. Menurut cerita lainnya, sebelum menghembuskan nafasnya
yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu
kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istri yang tidak
sempat terlaksana ditempat iniselama tujuh kali atau setiap 35 hari sekali
ditempat ini pada setiap malam Jumat Pon atau malam Jumat Kliwon akan
terkabul semua permintaannya.2Hari Jumat Pon dipercaya sebagai hari
2Dikutip dari buku Sajen dan Ritual Orang Jawa pada halaman 93, dan dari media online http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/11/20/nfanzn-ini-isi-video-menghebohkan-yang-ungkap-ritual-seks-di-gunung-kemukus-,
43
meninggalnya Pangeran Samudro dan Jumat Kliwon merupakan peringatan 7
hari meninggalnya Pangeran Samudro. Sehingga pada Jumat Pon dan Jumat
Kliwon, setidaknya ada 5.000 orang pengunjung melakukan ritual ngalab
berkah ditempat ini. Berdasarkan kepercayaan, upaya itu harus dilengkapi
dengan hubungan sex dengan sesama peziarah yang bukan suami atau istrinya
selama tujuh kali bulan purnama dengan pasangan yang sama. Selama
puluhan tahun mitos ini benar-benar dihayati oleh sebagian masyarakat dan
pelaku ritual.
Gunung Kemukus merupakan tanah perbukitan yang dikelilingi
waduk Kedung Ombo dan perkampungan penduduk. Ada beberapa tempat
yang biasa digunakan ritual. Tempat ritual Gunung Kemukus terdiri dari:
a. Makam Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan
Bangunan utama berbentuk rumah joglo dengan dinding batu bata dan
bagian atas berdinding kayu papan. Didalamnya terdapat tiga makam. Satu
buah makam besar tertutup dengan kain selambu adalah makam Pangeran
Samudro dan R. Ay. Ontrowulan. Sedangkan dua makam lainnya adalah
makam dua abdi setia Pangeran Samudero. Makam ini terletak di puncak
bukit dikelilingi pohon-pohon besar.
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/11/21/058623502/kata-juru-kunci-soal-ritual-persetubuhan-gunung-kemukus
44
Gb.1 Makam P. Samudro dan Peziarah
b. Disebelah kanan makam berjarak lima ratus meter terdapat sendang
(sumur tua) yang bernama “Sendang Ontrowulan”. Sendang tersebut
merupakan tempat bersuci R. Ay Ontrowulan ketika akan menemui
putranya yang sudah meninggal. Dilokasi ini tumbuh pohon-pohon besar
yang sudah berusia tua. Air sendang tersebut dikenal tidak pernah habis.
Sendang ini sebagai tempat ritual untuk membersihkan diri sebelum
melakukan ritual dengan mencuci muka atau mandi. Pada dua tempat ini
para pengunjung dapat berziarah dan melakukan ritual yang dipandu oleh
juru kunci.
45
Gb 2. Sendang Ontrowulan
3.2 Menyusuri jalan-jalan setapak di Gunung Kemukus
Menyusutnya air waduk Kedung Ombo menjadi hamparan luas tanah
kering yang mengelilingi Gunung Kemukus yang berada di Desa Pendem
Kecamatan Sumber Lawang. Menyusutnya air waduk dimusim kemarau,
memberi kesempatan bagi penduduk disekitar Gunung Kemukus untuk
bercocok tanam sebelum air kembali menggenangi waduk dimusim hujan.
Kehidupan bertani merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan oleh sebagian
warga disekitar Gunung Kemukus. Walaupun pekerjaan bertani untuk saat ini
semakin kurang diminati oleh sebagian masyarakat. Hal ini disebabkan
kemampuan produksi pertanian yang belum maksimal karena pertanian
46
dengan system tadah hujan.3Akhirnya,ada sebagian warga yang beralih
pekerjaan menjadi kuli bangunan atau mencari pekerjaan ke daerah lain.4
Gunung Kemukus dibagi menjadi 5 wilayah RT, 1 RT di Kedung Uter
dan 4 RT di Gunung Sari. Gunung Kemukus yang dapat disebut wilayah
perbukitan, dapat dikatakan sebagai pemukiman penduduk yang padat.
Bangunan semi permanen rumah penduduk berdiri saling berhimpitan satu
dengan yang lainnya dan hampir setiap rumah mempunyai warung-warung
yang sederhana. Terlihat ditengah kesibukan ibu-ibu penjaga warung yang
menyiapkan dagangannya, merekadengan ramah menawarkan kepada setiap
orang untuk singgah diwarungnya. Membuka warung makan rupanya salah
satu usaha yang digeluti oleh warga setempat. Hal ini terlihat, disepanjang
jalan-jalan sempit menuju makam Pangeran Samudro dan Sendang
Ontrowulan terlihat berjajar warung-warung penduduk. Warung-warung
inipun menyediakan tempat untuk beristirahat bagi pengunjung dengan harga
yang relative murah.
3Wawancara dengan M. Suparno, Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sragen. 7 Oktober 2015. 4Wawancara dengan Ls, penduduk Gunung Kemukus 14 Februari 2014.
47
gb. salah satu warung penduduk disalah satu jalan menuju Makam.
Disepanjang jalanbanyak para ibu-ibu menawarkan perlengkapan
ritual seperti bunga tiga rupa dan kemenyan kepada peziarah. Disekitar
tempat ritual juga ada beberapa pengemis untuk meminta sedekah daripara
pengunjung.
3.3 Kumandang adzan dari Masjid disebelah Makam
Suara adzan dari pengeras suara masjid sebagai tanda waktu untuk
bersembahyang sekali-sekali terdengar dari pemukiman penduduk.
Masyarakat yang tinggal disekitar Gunung Kemukus secara resmi memeluk
agama Islam dan menjadi bagian dari kelompok Islam NU.Di dusun inipun
berdiri kokoh tiga bangunan masjid sebagai sarana tempat ibadah masyarakat.
Kegiatan-kegiatan keagamaan Islam sepertiTPA (Kelompok Pembelajaran
Alquran) dan kelompok kelompok pengajian menjadi bagian kegiatan agama
mereka.Namun demikian, tidak seluruh warga menunjukan ketaatan
dalammenjalankan kemurnian ajaran Islam.Selama ini disebabkancara
48
pandang dari dua kelompok sosial yang ada dimasyarakatdalam menjalankan
perintah agama. Dua kelompok masyarakat yang mendiami di kawasan
Gunung Kemukus terdiri dari kelompok penduduk asli dan penduduk baru
sebagai pendatang. Seperti penjelasan dari seorang juru kunci bahwa masih
banyak masyarakat yang dapat disebut sebagai “Islam KTP” yang cenderung
mengabaikan ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam, misalnya
puasa dan sholat seperti yang dipraktikan para pendatang.5
Disisi lain, perilaku warga masyarakat yang tinggal disekitarGunung
Kemukus masih kental dengan praktik-praktik ritual yang mewarnai
kehidupan mereka. Menurut penuturan dari seorang juru kunci, dulu pada
hari-hari tertentu masing-masing keluarga mengadakan ritual slametan
dengan mengundang tetangga-tetangga sekitar. Melalui ritual slametan ini
mereka menaikan doa-doa agar mendapatkan keselamatan. Masyarakat
setempat memaknai slametan sebagai sarana untuk membangun relasi yang
kuat diantara mereka sebagai satu kesatuan masyarakat. Dengan acara
slametanmasyarakat dapat saling berbagi makanan kepada keluarga disekitar
sebagai ucapan syukur. Tetapi saat ritualslametan telah berubah, slametan
yang sebelumnya berpusat di keluarga-keluarga, sekaranglebih banyak
dilakukan secara bersama-sama dalam satu wilayah RT diadakan disalah satu
rumah warga atau tokoh masyarakat.6Penduduk sekitar Gunung Kemukus
secara serentak mengadakanslametanpada setiap malam satu Suro,tanggal 17
Agustus dan slametan yang diselenggarakan pada malam tahunbaru.
5Wawancara dengan Spd-Juru KunciGunung Kemukus , 11 Oktober 2015. 6Wawancara dengan Spd-Juru KunciGunung Kemukus, 11 Oktober 2015.
49
Ditengah puncak praktik ritual yang dilakukan pada bulan Suro,
warga dapat menyaksikan pagelaran wayang kulit. Menurut penuturan
seorang juru kunci, pagelaran wayang bukan sekedar sebagai hiburan
semata.7Pagelaran wayang kulit sebagai tontonan dan tuntunan. Sebagai
tontonan wayang dapat dijadikan media hiburan.Disisi lain, makna yang
paling penting adalah sebagai tuntunanmelalui pengajaran dari kisah tokoh
pewayangan yang dapat diteladani atau menjauhi pengajaran yang tidak baik
dari setiap cerita tokoh pewayangan. Tujuan lainnya adalah untuk
melestarikan budaya dan kesenian Jawa.
Pagelaran wayangkulit dipentaskan semalam suntuk dihalaman depan
makam Pangeran Samudro setiap malam Jumat Pon dibulan Suro. Menurut
salah satu pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sragen
seluruh pagelaran wayang dibiayai oleh dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Sragen. Menurut penuturannya pagelaran wayang yang
diselenggarkan pada tahun ini sebagai upaya untuk menarik minat
pengunjung datang ke Gunung Kemukus.8
Kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan roh, tempat keramat dan
benda keramatsangat nampak dalam sistem kepercayaan masyarakat
setempat. Kepercayaan kepada roh-roh leluhur dan tempat-tempat keramat
diwujudkan dalam bentuk pemujaan pemujaan kepada roh nenek moyang
atau leluhur yang dianggap memiliki kekuatan sakti yang dapat membantu
kehidupan mereka. Secara konkrit,kepercayaan itu diwujudkan dalam
7Wawancara dengan Spd-Juru KunciGunung Kemukus, 11 Oktober 2015. 8Wawancara dengan M. Suparno, Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sragen, 7 Oktober 2015.
50
pemujaan kepada roh Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan. Kepercayaan
pada tempat-tempat atau benda yang dikeramatkan, diwujudkan dengan
perilaku masyarakat terhadap tempat-tempat tertentu misalnya sumur yang
disebut sendang Ontrowulan yang dipercaya mempunyai kekuatan gaib. Air
sumur dipercaya mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai
penyakit.
Secara garis besar ada tiga bentuk ritual yang dilakukan oleh
masyarakat setempat pada bulan Suro sebagai pelengkap ritual ngalab
berkah.
a. Tahlil di Makam Pangeran Samudro
Tahlil merupakan salah satu tradisi Islam tradisionalis di
Indonesia.Tahlil bersama merupakan kegiatan membaca surat tertentu
dari surat-surat Al-Qur’an, melakukan dzikir, menyanyikan shalawat
dan menaikan doa-doa secara bersama. Tujuan utamanya adalah
mendoakan para arwah leluhur. Acara tahlilan diselenggarakan oleh
masyarakat setempat dan diikuti oleh seluruh pengunjung atau
peziarah. Tahlilan ini bertempat disalah satu ruangan Pangeran
Samudro yang diselenggarakan setiap malam satu Suro.
b. Larab Slambu atau Larab Langse makam Pangeran Samudro
Ritual larab slambu adalah ritual dalam rangka menurunkan dan
mengganti kain penutup makam dan diadakan setiap tanggal 1
Sura.Kain penutup makam akan diarak oleh para tokoh masyarakat
menuju dan dicelupkan kedalam sungai Kedung Ombo. Ritual ini
selalu dihadiri oleh para pejabat pemerintahan antara lain pejabat
51
pemerintahan desa, pejabat Pemerintahan Kecamatan, Kapolres dan
dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sragen. Ritual yang
diadakan satu tahun sekali ini menjadi daya tarik oranguntuk datang
ngalab berkah. Para pengunjung yang datang dari berbagai daerah
saling berebut untuk mendapatkan air yang telah tercelup dari kain
penutup makam Pangeran Samudro. Seperti penuturan dari seorang
pengunjung dari Purwodadi bahwa air tersebut sangat
berkhasiat.9Selanjutnya selambu tersebut akan dipotong-potong
kemudiandiserahkan kepada perwakilanpengunjung dari masing-
masing daerah dan sisanya dibagikan kepada pengunjung.
c. Kirab gunungan sedekah bumi
Ritual kirab gunungan sedekah bumi adalah tradisi yang
diselenggarakan untuk melengkapi ritual pada bulan Sura. Ritual ini
sebenarnya masih terbilang baru, sebab tradisi ritual ini belum lama
dilakukan.Setiap kelompok masyarakat dalam satu wilayah RT desa
Pendem, Gunung Kemukus akan membuat gunungan sedekah bumi
berupa hasil-hasil pertanian yang diarak dari tengah desa menuju
dermaga penyeberangan. Ritual kirab gunungan sedekah bumi
merupakan simbol ungkapan syukur kepada Tuhan, ucapan syukur
kepada bumi yang memberikan hasil pertanian dan kemakmuran bagi
warga desa. Gunungan ini berupa hasil-hasil dari pertanian masyarakat
setempat. Dengan harapan pada tahun berikutnya mereka akan
mendapatkan hasil panen yang semakin melimpah. Gunungan yang
9Wawancara dengan Jm, Pengunjung asalPurwodadi ,13 Oktober 2014.
52
telah diarak, nantinya akan dibagikan kepada warga dan dipercaya
bahwa barang-barang yang didapatkan akan membawa berkah.
Ketiga bentuk ritual yang dilakukan oleh masyarakat setempat,
melengkapi puncak ritual ngalab berkah pada setiap bulan Suro. Ritual ini
pun telah dinanti-nantikan oleh pengunjung dari berbagai daerah antara lain
Bogor, Bandung, Malang, Jawa Barat, Semarang yang bertujuan untuk
mendapatkan sawab berkah.
3.4 Menaruhkan harapan dan masa depan di Gunung Kemukus
Malam satu Suro dan malam Jumat Kliwon merupakan puncak
kunjungan ritual di Gunung Kemukus. Para pengunjung berdatangan dari
berbagai daerah dengan tujuan yang sama untuk ngalap berkah(mencari
peruntungan). Bahkan diantara mereka sudah berkali-kalidatang mengikuti
ritual ditempat ini. Seperti yang dituturkan oleh haji M (56 th) seorang
pedagang dan peternak dari Bandung yang sudah melakukan ritual di Gunung
Kemukus sudah hampir 30 tahun.10 Keberhasilannya dibidang pekerjaan yang
digeluti selama ini dipercaya hasil dari ritual yang dilakukan. Sehingga ia pun
tetap merelakan waktu untuk melakukan ritual dengan harapan keberhasilan
yang sudah dicapainya tidak surut. Lain lagi cerita Ag (45 th) seorang
pedagang dari Bogor yang saat ini sedang mengalami situasi sulit dalam
usaha dagangnya. Diceritakan, bahwa pada tahun 2005 pertama kali ia
melakukan ritual di Gunung Kemukus, setelah melakukan ritual beberapa kali
ia merasakan usahanya semakin meningkat. Namun dua tahun terakhir 10Wawancara dengan Haji. Ahm Pengunjung asal Bandung, 12 Oktober 2015.
53
usahanya mulai menurun. Untuk itu ia meluangkan waktu selama lima hari di
Gunung Kemukus untuk mencari wangsit/petunjuk dengan melakukan
ritual.11 Lain lagi cerita dari Ar (35 th) seorang pedagang bakso yang datang
dari Malang. Menurut penuturannya, cerita-cerita sukses dari beberapa orang
yang didengarnya, telah membuatnya tertarik untuk ikut mencari
peruntungandi Gunung Kemukus. Sudah dua tahun lalu ia memulai ritual
ditempat dengan tujuan supaya usahanya semakin maju. Berdagang bakso
yang ditekuninya tetapbelum bisa berkembang seperti yang diharapkannya.
Selama ini ia baru bisa membuka warung didalam terminal yang dibantu oleh
empat orang karyawan. Meskipun ia belum merasakan perubahan yang lebih
baik dalam usahanya, ia tetap setia melakukan ritual di Gunung Kemukus.
Iaberkeyakinan bahwa ritual Gunung Kemukus sebagai salah satu cara untuk
kemajuan usahanya.12Usaha untuk mendapatpenglarisan pun dilakukan oleh
seorang ibu setengah baya yang datang dari Jepara, sebut saja Myt (55 th)
yang bekerja sebagai penjual buah. Menurut penuturannya, ia pernah datang
dan melakukan ritual di Gunung Kemukus dan menurutnya ritual yang pernah
dilakukannya empat tahun lalu telah membuahkan hasil. Tetapi karena saat
ini usahanya sedang sepi maka ia datang kembali untuk melakukan ritual dan
mencari peruntungan.13
Dari beberapa narasumber yang penulis temui dan wawancarai mereka
mengaku beragama Islam. Identitas tersebut juga dapat diketahui dari
rangkaian doa-doa yang bernafaskan islam dalam praktik ritual. Hal-hal lain
11Wawancara dengan Ag, pelaku ritual dari Bogor pada tanggal 11 Oktober 2014. 12Wawancara dengan Ar, pengunjung dari Malang tanggal 12 Oktober 2014. 13Wawancara dengan Myt, pelaku ritual dari Jepara tanggal 13 Oktober 2014.
54
yang diperlihatkan adalah cara berpakaian baik menggunakan jilbab, peci,
tasbih. Demikian juga beberapa diantaranya tak segan menyebutkan status
dirinya seorang haji.
Dari informasi yang didapatkan maka dapat dismpulkan bahwa tujuan
utama melakukan ritual di Gunung Kemukus disatu sisi adalah untuk
mengatasi keadaan usaha yang dirasakan sedang mengalami permasalahan.
Disisi lain ritual juga bertujuan untuk mempertahankan keberhasilan dan
kemajuan di bidang usaha-usaha ekonominya.
3.5 Juru Kunci Sebagai Pemandu Ritual
Praktik ritual Gunung Kemukus tidak dapat dipisahkan dari peranan
juru kunci ditempat ini.Untuk menjalani praktik ritual para pelaku ritual akan
dipandu oleh seorang juru kunci. Di Gunung Kemukus, ada 11 orang yang
menjadi juru kunci. Kesebelas orang juru kunci Gunung Kemukus berasal
dari dua keluarga. Mereka mempunyai tugas untuk mendampingi pelaku
ritual.Satu kelompok juru kunci yang berasal dari satu garis keturunan
keluarga bertugas di Sendang Ontrowulan dan satu kelompok juru kunci dari
garis keturunan bertugas di makam utama. Kedua kelompok juru kunci ini
bertugas secara tetap diwilayah masing-masing dan tidak diijinkan melakukan
tugas ditempat yang bukan wilayah ritualnya.
Tugas utama dari setiap juru kunci adalah memandu para peziarah
melakukan ritual dan membantu menaikan doa. Seperti penuturan salah
seorang juru kunci bahwa selain memandu ritual, tugas juru kunci juga adalah
55
penyambung lidah atau perantara.14Yaitu menaikan doa-doa dan
menyampaikan keinginan dari pelaku ritual. Doa-doa ini ditujukan kepada
Pangeran Samudro, Nyai Ontrowulan dan kepada Tuhan. Sehingga untuk
melakukan ritual di Gunung Kemukus perlu didampingi oleh juru kunci. Juru
Kunci sama sekali tidak menerima bayaran dari pelaku ritual. Hanya,
merekadapat memberi uang seiklasnya dengan memasukan kedalam kotak
yang sudah disediakan ditempat ritual. Sebagian uang dari para pengunjung
digunakan untuk perawatan makam dan lokasi sekitarnya.15
Gb.Tempat menaikan doa dan tujuan pelaku ritual yang dilengkapi media ritual
Sebagai kelengkapan ritual, pelaku ritual cukup membawa bunga dan
kemenyan yang telah banyak disediakan oleh penjual bunga disepanjang
jalan. Menurut penuturan juru kunci, bunga dan kemenyan merupakan media
untuk membangun hubungan relasi dengan roh leluhur, namun demikian jika
14Wawancara dengan Spd-Juru KunciGunung Kemukus, 11 Oktober 2015. 15Wawancara dengan SPd seorang Juru KunciGunung Kemukus, 11 Oktober 2015.
56
dalam keadaan terpaksa seseorang dapat melakukan ritual tanpa bunga dan
kemenyan. Menurut penjelasan dari seorang juru kunci, ada beberapa tahapan
dalam menjalankan ritual di Gunung Kemukus. Ada dua tahapan penting
dalam melakukan ziarah dan ritual di Gunung Kemukus. Pertama, peziarah
melakukan ritual di Sendang Ontrowulan yang terletak sekitar 500 m dari
makam Pangeran Samudro. Ditempat ini para pengunjung melakukan ritual
membersihkan diri yang disebutsesuci di Sendang Ontrowulan sebelum
menaikan doa dan menyampaikan tujuan mereka. Di lokasi ini terdapat
sendang atau sumur tua yang dipercaya dahulu digunakan tempat mandi Nyai
Ontrowulan sebelum bertemu anaknya. Disumur tua ini pelaku ritual dapat
memohon berkah dan mengambil air sumur yang dipercaya mempunyai
khasiat. Selanjutnya mereka dapat mandi ditempat yang sudah disediakan.
Kemudian dengan dipandu seorang juru kunci, disalah satu ruangan mereka
dapat menaikan doa dan menyampaikan keinginananya yang berlangsung
tidak lebih dari 10 menit. Sebagian air dan dupa yang telah didoakan dalam
prosesi ritual dapat dibawa pulang dan digunakan dirumah sesuai dengan
permintaannya. Menurut penuturan juru kunci, praktik ritual ini dilakukan
sebagai tindakan napak tilas atau mengulang kembali tindakan yang pernah
dilakukan Nyai Ontrowulan sebelum bertemu dengan putranya yang sudah
57
meninggal.
Gb. Salah satu praktik ritual yang dipandu oleh Juru Kunci Gunung Kemukus.
Ritual kedua adalah melaksanakan ritual di Makam Pangeran
Samudro yang disebut Sunyonyuri, yang juga akan dipandu oleh juru kunci
makam. Sepanjang jalan menuju makam, para penjual bunga akan
menawarkan bunga sebagai perlengkapan ritual. Seperti ritual yang dilakukan
sebelumnya, para pelaku ritual diharapkan sudah membawa kelengkapan
ritual yaitu bunga dan kemenyan untuk prosesi ritual. Didepan makam tempat
ritual sudah ada seorang petugas jaga yang mencatat nomor antrian bagi
pengunjung. Setelah mendapat panggilan dari petugas, para peziarah dapat
memasuki ruangan makam. Dibelakang pintu telah menunggu seorang juru
kunci yang akan meminta informasi mengenai nama, asal, pekerjaan dan
keinginan pengunjung. Setelah selesai meminta informasi juru kunci akan
membakar kemenyan diatas bunga yang dibawa oleh peziarah kemudian
menaikan doa. Setelah selesai, peziarah dipersilahkan memasuki ruangan
58
makam Pangeran Samudro dan Nyai Ontrowulan. Diruangan ini para
peziarah kembali menaikan doa dan menyampaikan permohonannya diatas
makam yang di selimuti kain slambu. Para peziarah diberi kebebasan dalam
menaikan doa, yang paling penting adalah menyebut nama Pangeran
Samudro dan Nyai Ontrowulan supaya mau membantu keinginannya.
Setelah dirasa cukup, ritual sudah dianggap selesai dan boleh kembali
pulang kerumah. Tetapi, para pelaku ritual dapat melanjutkan tirakatan
diruang sebelah makam. Kalau diperhatikan sebenarnya praktik ritual ngalap
berkah Gunung Kemukus cukup sederhana. Mengenai ketentuan ritual yang
harus dilakukan sampai tujuh kali setiap hari Jumat Pon atau Jumat Kliwon
juga dijelaskan oleh seorang juru kunci bahwa, mengenai hari ritual
sebenarnya bukan menjadi patokan yang baku, tetapi justru sangat baik jika
dilakukan bertepatan dengan hari kelahiran pelaku ritual. Hanya, banyak
pelaku ritual memilih Jumat pon dan Jumat Kliwon karena hari itu bertepatan
dengan hari meninggalnya Pangeran Samudro dan memperingati tujuh hari
meninggalnya. Ia pun menjelaskan bahwa ada baiknya jika seorang
melakukan ritual selama tujuh kali. Sebab ritual adalah sebuah proses bagi
seseorang mencapai keadaan yang diinginkan. Menurutnya, dalam tujuh kali
ritual itu mereka akan mendapatkan bimbingan spiritual dari para juru kunci
yang akhirnya mendapatkan pencerahan. Penjelasanproses ritual Gunung
Kemukus diatas, merupakan salah satu pengalaman penulis dengan praktik
ritual secara langsung. Bahkan seolah sangat berbeda dengan cerita-cerita
yang berkembang di masyarakat tentang ritual Gunung Kemukus. Cerita-
59
cerita praktik ritual sex yang ramai diberitakandi masyarakat sepertinya tidak
ada sama sekali di Gunung Kemukus.
3.5 Mitos sebagai pemandu ritual
Praktik ritual yang dipandu oleh para juru kunci berjalan sesuaidengan
tahapan-tahapan ritual yang sudah dijelaskan diatas. Tetapi, ritual hubungan
sex yang sering menjadi perbincangan dikalangan masyarakat bukan hal yang
sulit untuk ditemukan di Gunung Kemukus. Tidak sulit untuk mendapatkan
informasi ritual sex di Gunung Kemukus. Masyarakat setempat dan
pengunjung sangat terbuka untuk memberikan informasi ritual sex tersebut.
Bahkan anjuran untuk melakukan ritual hubungan sex ini pun sering kali
terdengar dari para pemilik warung-warung makan di Gunung Kemukus.
Dibalik keramahan para pemilik warung makan yang menawarkan
dagangannya, mereka tidak sungkan untuk menawarkan sewa kamar untuk
melakukan ritual yang dimaksud. Nnsalah satu pemilik warung makan yang
berjarak 200 meter dari makam Pangeran Samudro menuturkan bahwa ritual
dengan berhubungan intim dengan sesama peziarah merupakan salah satu
syarat yang perlu dilakukan supaya keinginannya cepat tercapai.16
Pengalaman ini dialami secara langsung oleh penulis ketika berada disebuah
warung berjarak 50 meter dari makam. Pernah seorang pemiliki warung
menyarankan kepada penulis supaya mengajak perempuan yang ada
diwarungnya melakukan ritual barang sebentar sebagai satu syarat.17
16Wawancara dengan NN, pemilik warung makan tgl 15 Oktober 2015. 17Wawancara dengan NN, Pemilik Warung, tgl 22 Oktober 2015.
60
Sama persisnya dengan penuturan St seorang pedagang obat keliling
dari Sragen yang menawarkan obat-obat kuat untuk laki-laki. St menjelaskan
bahwa ritual sex sudah biasa dilakukan para pengunjung di Gunung
Kemukus. Dengan sedikit berbisik ia menjelaskan bahwa supaya keinginan
cepat tercapai maka perlu melakukan hubungan sex ditempat ini, sebab ini
merupakan pesan terkhir dari Pangeran Samudro dan sebagai kepatuhan
kepada Pangeran Samudro untuk melanjutkan tindakan mereka yang belum
sempat dilakukan.18 Bahkan pedagang obat ini juga menyediakan pasangan
untuk kebutuhan ritual hubungan sex ditempat ini.
Ritual hubungan intim dengan sesama peziarah seakan bukan sesuatu
yang dirahasiakan lagi oleh para pelaku ritual. Mereka menganggap bahwa
ritual sex bukan barang tabu sehingga mereka tidak merasa malu untuk
bercerita didepan publik.Misalnya, dalam percakapan dengan beberapa
pelaku ritual disekitar makam, seringkali diantara mereka pun seringkali
merekamenanyakan pasangan yang diajak ketempat ini. Seperti pertanyaan
yang diajukan oleh pelaku ritual S dari Cianjur Jawa Barat yang menanyakan
“apakah sudah mengajak pasangan?” Ar dari Malang mencoba menjelaskan
pertanyaan yang dimaksud adalah perempuan yang diajak untuk melakukan
ritual hubungan intim.19Dia juga menjelaskan bahwa ritual hubungan intim
biasa dilakukan ditempat ini, sebulan lalu ia menyaksikan sendiri beberapa
pasangan laki-laki dan perempuan yang melakukan hubungan intim dibalik
pohon yang berada dibelakang makam secara bergantian.20 Pengalaman yang
18Wawancara dengan St dari Sragen, 12 Oktober 2015. 19Wawancara dengan Ar dari Malang, 12 Oktober 2015. 20Wawancara dengan Ar dari Malang, 12 Oktober 2015.
61
sama juga diutarakan oleh Gy asal Salatiga, biasanya mereka melakukan
ritual hubungan badan disekitar makam yang terbuka atau dengan menyewa
kamar.21
Ritual hubungan intim dipercaya menjadi bagian dari ritual ngalap
berkah Gunung Kemukus telah menjadi kepercayaan sebagian pelaku ritual.
Sehingga ritual sex menjadiritual yang perlu dilakukan ketika ngalap
berkahdi Gunung Kemukus. Diantara mereka yang datang tidak membawa
pasangan akan mencari pasangan ditempat ini. Seperti yang dialami Hmd,
yang mendapatkan tawaran untuk melakukan hubungan intim. Ia menunjuk
kepada salah seorang ibu berkerudung berusia setengah baya yang
mengajaknya untuk melakukan hubungan intim dengan alasan sebagai satu
syarat yang menjadi wasiat Pangeran Samudro supaya keinginannya
terkabul.22 Tawaran-tawaran dari pelaku ritual di Gunung Kemukus untuk
melakukan hubungan intim bisa terjadi kapan saja. Pengalaman yang sama
juga dialami secara langsung oleh penulis. Seperti yang disampaikan oleh
Myt (55 thn). Ia mengharapkan ada seseorang yang mau diajak untuk
melakukan ritual hubungan intim. Ia menuturkan bahwa praktik ritual sex ini
sudah pernah ia lakukan pada empat tahun lalu ditempat ini dengan seorang
laki-laki. Baginya, hubungan intim yang dilakukan merupakan hal yang wajar
untuk dilakukan di Gunung Kemukus. Berhubungan intim dengan sesama
peziarahmenjadi kewajiban yang harus dia lakukan sebelum kembali ke
rumah, Myt sangat percaya bahwa tindakannya adalah menjalankan perintah
dari Pangeran Samudro dan menirudari tindakan yang dulu pernah dilakukan 21Wawancara dengan Gy dari Salatiga, 31 September 2015. 22Wawancara dengan Hmd dari Solo, 15 Oktober 2015.
62
Pangeran Samudro dan ibunya. Dia pun menjelaskan, untuk kencan pada hari
berikutnya dapat diatur bersama. Tetapi ia berpesan, ritual seperti ini tidak
boleh dilakukan dirumah.23
Ritual sex di Gunung Kemukus adalah realitas yang tidak dapat
ditutupi. Mitos Gunung Kemukus dipercaya dan diyakini kebenarannya
sebagai tuntunan ritual. Praktik ritual sex yang dilakukan di Gunung
Kemukus merupakan pemeragaan kepercayaan para pelaku ritual. Demikian
juga yang disampaikan oleh seorang pegawai dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Sragen, bahwa masih banyak dari pengunjung yang masih
mempercayai mitos tersebut dan ketika ada kesempatan mereka bisa
melakukannya.
3.5 Maraknya Praktik Prostitusi
Ritual Gunung Kemukus ternyata bukan hanya menjadi daya tarik
seseorang untuk datang ngalab berkah. Ritual hubungan intim yang sering
menjadi perbincangan dikalangan masyarakat pun menarik perhatian setiap
orang untuk datang mengunjungi Gunung Kemukus. Pada akhirnya mitos
ritual hubungan sex menjadi peluang bagi siapa saja untuk mendapatkan
keuntungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa saat ini yang datang ke Gunung
Kemukus tidak semua pengunjung hendak melakukan ritual ngalap berkah.
Ribuan orang yang datang pada hari yang samamasing-masing mempunyai
kepentingan sendiri. Bahkan puluhan penjaja sek komersial pun telah berbaur
ditengah kerumunan para pengunjung di Gunung Kemukus. Seperti yang
dilakukan oleh dua orang perempuan berusia tiga puluhan tahun asal 23Wawancara dengan Myt dari Jepara, 14 Oktober 2015.
63
Semarang. Mereka tidak sungkan-sungkanmenawarkan diri untuk diajak
berkencan dengan biaya yang terbilang cukup murah. Seperti informasi yang
diberikan oleh St pedagang obat keliling yang juga sebagai perantara bagi
pengunjung yang membutuhkan perempuan untuk melakukan ritual
sex.Untuk mendapatkan perempuan penjaja seks sangat mudah ditemukan
diwarung-warung makan disekitar lokasi ritual. Pemilik warung akan
menawarkan kamar penginapan serta merta mereka menawarkan perempuan
yang bisa diajak berkencan. Geliat prostitusi sudah terlihat mulai dari siang
hari.
Tidak sedikit dari sekian banyak pengunjug yang datang ke Gunung
Kemukus hanya untuk pemuasan nafsu. Seperti yang dilakukan oleh Sum (45
tahun) seorang perempuan yang mengaku dari Jepara yang tidak sungkan
menawarkan diri untuk melakukan hubungan intim, ia menjelaskan bahwa
kedatangannya bukan untuk ngalap berkah dan bukan untuk mencari uang
tetapi merasa kesepian dirumah.24Seperti yang dijelaskan Gy dari Salatiga
yang sudah beberapa kali mengunjungi Gunung Kemukus mengatakan bahwa
pada Jumat Pon dan Jumat Kliwon Gunung Kemukus adalah tempat yang
mudah untuk mendapatkan kepuasan sex.25Sehingga tidak jarang pada hari-
hari puncak ritual banyak digunakan para pengunjung untuk mencari hiburan.
3.6 Usaha melawan mitos
Ritual ngalap berkah dengan cara melakukan hubungan sex
dengan sesama pelaku ritual telahbanyak mendapat sorotan negative dari
24Wawancara dengan Sum dari Jepara, 22 Oktober 2015. 25Wawancara dengan Gy dari Salatiga, 31 September 2015.
64
masyarakat dan menimbulkan pro dan kontra. Melihat kenyataan ini
pemerintah Sragen melalui Dinas Pariwisata Kebudayan Pemuda Dan Olah
Raga mencoba untuk meluruskan kembali praktik ritual Gunung Kemukus
yang dianggap sebagai penyimpangan. Maka pemerintah Kabupaten Sragen
menetapkan Gunung Kemukus sebagai obyek wisata dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Daerah no 22
Tahun 2012 yang berisi: biaya masuk bagi pengunjung, ritual harus dipandu
oleh juru kunci dan larangan melakukan perbuatan asusila. Menurut pegawai
Dinas Pariwisata menjelaskan bahwa tindakan asusila tersebut terkait dengan
maraknya ritual sex yang dilakukan oleh pengunjung. Selanjutnya, untuk
meluruskan praktik ritual maka cerita mitos itu coba diluruskan dengan
menerbitkan buku kisah perjalanan Pangeran Samudro yang sering disebut
versi pemerintah Kabupaten Sragen. Versi ini memiliki banyak perbedaaan
dengan kisah dalam mitos yang beredar di masyarakat. Sebagaimana
dikisahkan dalam mitos tentang perselingkuhan antara Pangeran Samudro dan
Nyai Ontrowulan yang berakhir pada kematian. Dalam bukuPangeran
Samudro yang dipublikasikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sragen menjelaskan mengenai latar Gunung Kemukus.Dalam
buku ini diceritakan kisah perjalanan seorang putra Majapahit terakhir
bernamaPangeran Samudro dari seorang selir Raja.Pangeran Samudro
diperintahkah oleh Sultan Demak untuk berguru kepada kyai Ageng Gugur
didesa Pandan Gugur dilereng Gunung Lawu sekaligus ditugaskan untuk
menyatukan saudara-saudaranya yang telah tercerai berai dengan didampingi
oleh dua abdi setianya. Setelah berguru, Pangeran Samudro dan abdinya
65
kembali ke Demak, ditengah perjalanan sang Pangeran terkena sakit panas
dan kondisinya semakin memburuk. Sang Pangeran pun beristirahat di sebuah
dukuh.Pada akhirnya karena kondisi tubuhnya yang semakin buruk, sebelum
menjelang ajal sang Pangeran memerintahkan seorang abdinya untuk
mengabarkan kondisinya kepada Sultan Demak. Sebelum pemakaman,
dicapai kesepakatan diantara orang-orang yang memiliki lahan disekitar
wilayah itu dan bersepakat bahwa lokasi tersebut akan didirikan desa dan
diberi nama Dukuh Samudro. Diatas bukit yang dahulunya hutan belantara
akhirnya sang Pangeran dimakamkan, setiap menjelang musim hujan atau
kemarau tampaklah kabut seperti asap dari bukit. Karena itulah, penduduk
setempat menyebutnya “Gunung Kemukus”.26
Menurut pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Sragen, ritual hubungan intim yang dilakukan adalah tidak benar, seharusnya
orang yang melakukan ritual harus mendapatkan informasi dengan benar
bukan percaya kepada mitos yang biasa diceritakan kebanyakan
orang.27Diakui bahwa kepercayaan kepada mitos ini memang tidak mudah
untuk dihapus. Menurutnya, selain pengaruh dari mitos, ritual hubungan yang
dilakukan oleh sesame peziarah juga karena kesalahan dalam memahami
pesan atau wasiat dari Pangeran Samudro sehingga terjadi pergeseran makna
yang dihasilkan oleh penafsiran yang keliru terhadap wasiat dari Pangeran
Samudro.28Wasiat tersebut dalam bahasa Jawa berbunyi demikian “sing sopo
duwe panjongko marang samubarang kang dikarepke bisane kelakon iku
26Dinas Pariwisata, Budaya dan Olah Raga, Pangeran Samudro, Kab: Sragen. 27Wawancara dengan Pegawai Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kab. Sragen, 7 Oktober 2015. 28 Wawancara dengan Spd-Juru Kunci Gunung Kemukus. 11 Oktober 2015.
66
kudu sarono pawitan temen, mantep ati kang suci ojo slewang-sleweng, kudu
mindang marang kang katuju cedhakno dhemen kaya dene yen arep nekani
marang panggonane dhemenane”.29 Artinya, barangsiapa berhasrat atau
punya tujuan untuk hal yang dikehendaki maka untuk mencapainya harus
dengan kesungguhan mantap, dengan hati yang suci jangan serong kanan/kiri
harus konsentrasi pada yang dikehendaki/yang diinginkan, dekatkan
keinginan, seakan akan seperti menuju tempat
kesayangannya/kesenangannya. Kata “dhemenan” seringkali disalah artikan
sebagai kekasih yang bukan suami atau isterinya (selingkuhan).Sehingga
pengertiannya menjadi, apabila ziarah ke makam Pangeran Samudro harus
membawa pasangan yang menjadi selingkuhannya.Seperti yang dijelaskan
SW pemilik warung makanan bahwa kebanyakan orang yang dating
memahaminya seperti itu yaitu berselingkuh dan melakukan hubungan sex
ditempat ini.30 Demikian juga yang dijelaskan oleh seorang juru kunci
Gunung Kemukus, bahwa ritual hubungan sex tidak benar dan bukan bagian
dari Gunung Kemukus, persoalan pengunjung yang datang dan melakukan
demikian, semuanya dikembalikan kepada para pelaku ritual ditempat ini.31
Pada akhirnya, ritual Gunung Kemukus masih menyisakan perdebatan yang
belum berhenti ditengah masyarakat. Dua perbedaan yang mendasar dalam
prinsip praktik ritual di Gunung Kemukus telah muncul kepermukaan yaitu
antara praktik ritual yang berdasarkan mitos sebagai fondasi ritual dan praktik
ritual dengan meninggalkan mitos.
29 Dikutip dari buku Pangeran Samudro. Pemerintah Kabuten Sragen. 30Wawncara dengan Sw-Pemilik Warung makanan. 14 Februari 2014. 31Wawancara dengan Spd-Juru Kunci Gunung Kemukus. 11 Oktober 2015
67