bab 3 analisis sistem berjalan 3.1 sejarah perusahaan …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-1-00172-ka...
TRANSCRIPT
62
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Sejarah Perusahaan
3.1.1 Monumen Nasional (Monas)
3.1.1.1 Dasar dan Tujuan Pembangunan Monumen Nasional
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki
wilayah dari Sabang sampai Merauke, diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hasil perjuangan kemerdekaan
rakyat Indonesia dari penjajahan selama lebih kurang 350 tahun.
Untuk mengenang dan melestarikan kebesaran perjuangan
bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi Kemerdekaan
Rakyat RI 17 Agustus 1945 dan untuk membangkitkan inspirasi
dan semangat patriotisme bagi generasi sekarang dan masa
datang, maka dibangunlah suatu tugu peringatan yang kemudian
dikenal sebagai Tugu Monumen Nasional.
Pembangunan tugu ini berdasarkan Keputusan Presiden RI
Nomor 214 Tahun 1959 tanggal 30 Agustus 1959 tentang
Pembentukan Panitia Monumen Nasional yang diketuai oleh
Kolonel Umar Wirahadikusumah, Komandan KMKB Jakarta
Raya.
Gagasan untuk membangun Tugu Monumen Nasional
baru terwujud ketika Republik Indonesia berusia 2 windu, yang
diawali dengan pemasangan tiang pertama oleh Presiden RI
63
sebagai peresmian pembangunan Tugu Monumen Nasional, pada
tanggal 17 Agustus 1961. Rancang bangun Tugu Monumen
Nasional dibuat oleh arsitek terkenal Indonesia yaitu Soedarsono
dan penasehat konstruksi adalah Prof. Dr. Ir. Roosseno.
Pembangunan tugu ini dibiayai sebagian besar dari sumbangan
masyarakat Indonesia secara gotong royong dan mulai dibuka
untuk umum pada tanggal 18 Maret 1972 berdasarkan Keputusan
Gubernur KDKI Jakarta Nomor Cb.114/57/72 Tahun 1972.
3.1.1.2 Ciri Khas Tugu Monumen Nasional
Arsitektur Tugu Monumen Nasional dan dimensinya
penuh mengandung lambang khas budaya bangsa Indonesia.
Bentuk tugu yang menjulang tinggi melambangkan Lingga (alu /
antan), sedangkan pelataran cawan melambangkan Yoni
(lumpang). Alu dan lumpang merupakan alat rumah tangga yang
terdapat hampir di setiap rumah pribumi Indonesia.
Lingga dan Yoni melambangkan positif dan negatif,
seperti lelaki dan perempuan, siang dan malam, air dan api, langit
dan bumi sebagai lambang dari alam yang abadi.
Di pelataran Puncak Tugu, api nan tak kunjung padam,
melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang yang tidak
akan pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan 17
meter dan tinggi ruang Museum Sejarah 8 meter, luas pelataran
cawan yang berbentuk bujur sangkar berukuran 45meter x
64
45meter, merupakan pelestarian keramat Proklamasi
Kemerdekaan RI 17-8-45.
3.1.2 Kebun Raya Bogor (KRB)
Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stanford Raffles,
yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani,
tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun
yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut
membangun London's Kew Garden, Raffles menyulap halaman istana
menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah awal mula Kebun Raya
Bogor dalam bentuknya sekarang.
Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu
Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt yang menulis surat kepada Komisaris
Jenderal G.S.G.P. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap
keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun
tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan
bagi pengembangan kebun-kebun yang lain. Ia lalu diangkat menjadi
menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan
sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan
untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman
ini di sebuah kebun botani di Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg
(dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga
menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal
sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense. Pada 18 Mei 1817,
65
Gubernur Jenderal Van Der Capellen secara resmi mendirikan Kebun
Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Sekitar 47
hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan
pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya
dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk
mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara.
Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali
perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa
institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842),
Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860),
Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi
(1894). Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi
terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor. Pada mulanya
kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman
perkebunan yang akan diperkenalkan ke Hindia-Belanda (kini Indonesia).
Namun pada perkembangannya juga digunakan sebagai wadah penelitian
ilmuwan pada zaman itu (1880 - 1905). Kebun Raya Bogor selalu
mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. C. L.
Blume (1822), J.E. Teysmann dan Dr. Hasskarl (jaman Gubernur
Jenderal Van den Bosch), J. E. Teysmann dan Simon Binnendijk, Dr.
R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr.
Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Kustono
Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang
menjabat suatu pimpinan lembaga penelitian yang bertaraf internasional.
66
Pada saat kepemimpinan tokoh-tokoh itu telah dilakukan kegiatan
pembuatan katalog mengenai Kebun Raya Bogor, pencatatan lengkap
tentang koleksi tumbuh-tumbuhan Cryptogamae, 25 spesies
Gymnospermae, 51 spesies Monocotyledonae dan 2200 spesies
Dicotyledonae, usaha pengenalan tanaman ekonomi penting di Indonesia,
pengumpulan tanaman-tanaman yang berguna bagi dan mengembangkan
kelembagaan internal di Kebun Raya.
3.2 Struktur Organisasi
3.2.1 Susunan Organisasi Unit Pengelola Monumen Nasional
Gambar 3.1 Susunan Organisasi Unit Pengelola Monumen Nasional
Sumber : Monumen Nasional, Jakarta, 2007
Seksi Pemeliharaan
Seksi Pelayanan
dan Pameran
Seksi Keamanan &
Ketertiban
Seksi Monumen
Proklamator
Subkelompok Jabatan Fungsional
Subbagian Tata Usaha
Kepala Pengelola Monumen Nasional
67
Berdasarkan peraturan yang berlaku bagi Unit Pengelola Monumen
Nasional, pembagian tugasnya adalah sebagai berikut :
• Kepala Pengelola Monumen Nasional mempunyai tugas :
a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai ketentuan.
b. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Subbagian
Seksi dan Subkelompok Jabatan Fungsional.
• Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas :
a. Menghimpun, meneliti, mengelola dan menyusun program dan
rencana kegiatan operasional;
b. Mengelola surat menyurat, pengetikan, penggandaan serta
pendistribusian;
c. Melaksanakan urusan perlengkapan dan kerumahtanggaan;
d. Melakukan urusan kepegawaian;
e. Melaksanakan urusan keuangan;
f. Mengelola perpustakaan;
g. Mengkoordinasikan penyajian data dan informasi;
h. Mengkoordinasikan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan
operasional.
• Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas :
a. Menyusun program dan rencana kegiatan operasional;
b. Melaksanakan kebersihan, perawatan taman dan perbaikan tugu
Monumen Nasional;
68
c. Melaksanakan pemeliharaan, perawatan taman dan perbaikan
jaringan instalasi mesin serta bentuk Tugu Monumen Nasional
dan Monumen Proklamator;
d. Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan koleksi;
e. Menginventarisasi dan identifikasi kerusakan koleksi;
f. Melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan
operasional.
• Seksi Pelayanan dan Pameran mempunyai tugas :
a. Menyusun program dan rencana kegiatan operasional;
b. Memberikan pelayanan pemanfaatan lokasi;
c. Menyelenggarakan pameran;
d. Menyelenggarakan bimbingan teknis edukatif kultural;
e. Melaksanakan pungutan retribusi;
f. Melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan
operasional.
• Seksi Keamanan dan Ketertiban mempunyai tugas :
a. Menyusun program dan rencana kegiatan operasional
b. Mengatur ketertiban dan keamanan pengunjung;
c. Menjaga keamanan gedung dan sarana kelengkapannya;
d. Melaksanakan koordinasi ketertiban keamanan dengan aparat
terkait.
• Seksi Monumen Proklamator mempunyai tugas :
a. Menyusun program dan rencana kegiatan operasional;
69
b. Memelihara sarana dan prasarana;
c. Menjaga keamanan dan ketertiban;
d. Memelihara kebersihan Monumen Proklamator;
e. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.
• Subkelompok Jabatan Fungsional :
a. Mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas
dan fungsi Unit Pengelola Monumen Nasional sesuai dengan
keahlian masing-masing.
b. Dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua
Subkelompok yang dalam melaksanakan tugasnya secara
operasional bertanggung jawab kepada Kepala Unit dan secara
teknis administratif kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional
Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.
3.2.2 Susunan Organisasi Kebun Raya Bogor
Pusat konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dipimpin oleh seorang kepala pengelola
yang secara struktural membawahi bidang konservasi ex-situ, bagian tata
usaha, masing-masing membawahi empat subbagian/ subbidang, serta
kelompok fungsional peneliti. Bidang konservasi ex-situ dipimpin oleh
seorang kepala bidang sedangkan bagian tata usaha dipimpin oleh
seorang kepala bagian, dan kelompok fungsional peneliti dipimpin oleh
seorang koordinator peneliti.
Berikut adalah gambar susunan organisasi pengurus Kebun Raya Bogor :
70
Gambar 3.2 Susunan Organisasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor
( Center for Plant Conservation-Bogor Botanical Gardens)
Sumber : Kebun Raya Bogor, 2007
Berdasarkan ruang lingkup yang dibahas dalam sistem informasi
penjualan tiket dan penerimaan pendapatan ini, berikut adalah jabaran
tugas dan wewenang dari beberapa pihak yang terlibat di dalamnya.
Pihak-pihak di bawah ini berada di bawah Bagian Tata Usaha dengan
Subbagian Umum dan Subbagian Keuangan. (Sumber didapatkan dari
buku panduan Prosedur Mutu Kebun Raya Bogor )
Bidang Konservasi Ex-Situ
Kepala Pengelola Kebun Raya
Bagian Tata Usaha
Subbagian Kepegawaian
Subbagian Umum
Subbagian Keuangan
Subbagian Jasa & Informasi
Subbidang Pemeliharaan Koleksi
Subbidang Registrasi Koleksi
Subbidang Seleksi & Pembibitan
Subbidang Reintroduksi Tumbuhan Langka
Kelompok Fungsional Peneliti
71
1. Bendahara Penerima (Subbagian Keuangan)
Adalah petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan penerimaan
keuangan negara.
a. Bendahara penerima menerima seluruh hasil penerimaan
Negara yang terdiri dari penerimaan penjualan tiket, penjualan
lainnya dan penggunaan fasilitas negara dari unit satuan kerja
sesuai dengan aturan yang berlaku dengan bukti-bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melaksanakan pencatatan pembukuan ke dalam buku kas
penerimaan.
c. Menyetorkan hasil penerimaan negara ke rekening kas negara
yang diketahui oleh atasan langsungnya sesuai aturan yang
berlaku.
d. Membuat laporan secara periodik (bulan, triwulan, tahun)
untuk disampaikan kepada Deputi bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati (IPH) LIPI, Inspektor LIPI, Sekretaris Utama LIPI Up.
Biro Perencanaan dan Keuangan LIPI dan atau instansi terkait
sesuai aturan yang berlaku.
e. Menyimpan dokumen keuangan sebagai bukti untuk
pengawasan fungsional lembaga.
2. Pengadministrasi Karcis (Subbagian Umum)
Adalah petugas yang ditunjuk untuk mengelola karcis, sering juga
disebut dengan sebutan bendahara karcis.
a. Menyiapkan karcis yang akan dijual.
72
b. Mencatat data karcis yang terjual.
c. Membuat rekap data karcis secara periodik (bulan).
3. Pelaksana Petugas Karcis (Subbagian Umum)
Adalah petugas yang ditunjuk oleh koordinator dan
ditandatangani oleh Kepala Bagian Tata Usaha, yang tugasnya :
a. Menerima karcis yang akan dijual.
b. Mengecek fisik karcis yang akan dijual.
c. Melaksanakan penjualan karcis.
d. Menyetorkan sisa karcis kepada pengadministrasi karcis.
3.3 Prosedur Sistem Berjalan
3.3.1 Sistem Penjualan Tiket
Sebelum loket dibuka, petugas penyedia tiket menyiapkan tiket-
tiket yang akan dijual di loket. Sebelum buku tiket dibagikan kepada
setiap petugas loket, petugas penyedia tiket mengisi Laporan Jumlah
Persediaan Tiket (LJPT) terlebih dahulu. Setelah selesai diisi, buku tiket
beserta LJPT akan dipegang oleh petugas loket. LJPT tersebut berfungsi
untuk mengecek berapa jumlah lembar tiket yang terjual dan yang tersisa
pada hari tersebut dengan menghitung dari nomor seri tiketnya.
Pada saat loket dibuka, petugas loket mulai melayani penjualan
tiket sesuai dengan permintaan pengunjung dan menerima uang dari
pengunjung atas penjualan tiket tersebut. Petugas loket akan merobek
sejumlah lembar tiket yang dibeli oleh pengunjung. Pada beberapa objek
wisata seperti Kebun Raya Bogor (KRB), harga tiket sudah termasuk
73
dengan biaya premi asuransi sehingga saat pengunjung membeli tiket
untuk 1 orang, pengunjung akan menerima 1 lembar tiket yang sudah
termasuk jasa Asuransi. Akan tetapi, pada objek wisata lainnya seperti
Monumen Nasional (Monas), harga tiket belum termasuk biaya premi
asuransi sehingga saat pengunjung membeli tiket untuk 1 orang,
pengunjung akan menerima 2 lembar yaitu 1 lembar tiket masuk dan 1
lembar kertas asuransi. Jika pengunjung yang datang merupakan
rombongan, maka mereka biasanya akan mendapatkan diskon khusus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tiap objek wisata. Untuk
rombongan, biasanya terdapat loket khusus yang menangani rombongan
atau mereka dapat mengurusnya di kantor objek wisata tersebut kepada
pihak yang berwenang. Untuk di Monas, petugas loket yang menangani
rombongan akan membuat Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)
sebanyak 4 rangkap. Syarat diskon adalah rombongan harus berjumlah
minimal 20 orang. Sedangkan di Kebun Raya Bogor, tiket rombongan
berupa 1 lembar tiket yang berlaku untuk 10 orang namun harga yang
tertera adalah sama (tidak diskon). Untuk memperoleh diskon/potongan
harga, terdapat beberapa kebijakan yang ada di Kebun Raya Bogor, yaitu
untuk anak sekolah yang datang secara rombongan jika membawa surat
resmi dari sekolah dan mengurus terlebih dahulu minimal 2 hari
sebelumnya akan mendapat diskon 50%, untuk instansi pemerintah
mendapat diskon sebesar 25%, dan untuk perusahaan biasa mendapat
diskon sebesar 10%. Akan tetapi, jika rombongan seperti anak sekolah,
instansi pemerintah dan perusahaan biasa dan lainnya datang secara
74
mendadak dan ingin meminta diskon langsung maka mereka dapat
bernegosiasi langsung dengan petugas penanggung jawab loket yang
bertugas pada saat itu.
Setelah pengunjung selesai membeli tiket, saat akan masuk ke
dalam objek wisata maka petugas pemeriksa tiket akan memeriksa
kesesuaian jumlah dan jenis tiket yang dibeli dengan jumlah pengunjung
yang akan memasuki tempat tersebut. Jika telah sesuai, petugas
pemeriksa tiket akan merobek tiket sebagai tanda bahwa tiket tersebut
telah digunakan, kemudian mengembalikan lagi tiketnya kepada
pengunjung.
Pada saat loket tutup, petugas loket akan segera menghitung
jumlah tiket yang terjual. Setelah itu, jika di Monas, petugas loket akan
melaporkan jumlah tiket yang terjual pada hari tersebut dengan
melengkapi LJPT yang diberikan oleh petugas penyedia tiket pada saat
pembagian tiket dan menandatanganinya. LJPT ini nantinya akan
diserahkan oleh petugas loket beserta dengan sisa tiket yang belum terjual
kepada petugas penyedia tiket. Petugas loket juga membuat Laporan
Setoran Hasil Penjualan Tiket (LSHPT), dan membuat pelaporan
mengenai asuransi. Laporan ini akan diserahkan beserta uang hasil
penjualan tiket kepada petugas piket. Sedangkan, untuk di Kebun Raya
Bogor petugas loket setelah menghitung jumlah tiket yang terjual lalu
menyerahkan sisa tiket dan LJPT kepada petugas piket.
75
Di Monas, petugas penyedia tiket akan mengecek kembali atau
membandingkan sisa tiket dengan LJPT. Sedangkan untuk di Kebun
Raya Bogor, yang menjalankan tugas ini adalah petugas piket.
Saat menerima uang setoran penjualan tiket, Bendahara di Monas
akan menerima uang hasil penjualan beserta LSHPT, Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD) dan pelaporan mengenai asuransi dari petugas
loket. Sedangkan untuk di Kebun Raya Bogor, petugas piket akan
menerima uang hasil penjualan tiket, sisa tiket beserta LJPT yang belum
dilengkapi dari setiap petugas loket lalu ia mengisi LJPT dengan lengkap
dan membandingkannya dengan uang yang diterima dari petugas loket.
Setelah itu, ia memberikan semua LJPT yang telah diotorisasi kepada
petugas penyedia tiket untuk dibuatkan Rekap Penjualan Tiket Harian
berdasarkan LJPT dari tiap loket lalu petugas penyedia tiket akan
mencatat hasil penjualan tiket harian pada buku penjualan tiket
berdasarkan klasifikasi jenis tiket yang ada.
Setiap akhir bulan, Bendahara akan membuat Laporan Pendapatan
Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan) dan Laporan Asuransi. Pada Monas
disebut Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Monumen Nasional. Pada
KRB disebut Laporan Penerimaan dan Penyetoran PNBP Pusat
konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Laporan-laporan tersebut
kemudian akan diserahkan kepada Kepala Tata Usaha dan Kepala
Pengelola untuk dilakukan otorisasi.
Setiap akhir tahun, Bendahara akan memebuat Laporan
Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan. Pada Monas, bendahara juga akan
76
membuat Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT). Laporan-
laporan tersebut kemudian akan diserahkan kepada Kepala Tata Usaha
dan Kepala Pengelola untuk dilakukan otorisasi.
Gambar 3.3 Rich Picture Sistem Penjualan Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
Petugas Loket
Pengunjung
Rombongan
Petugas Penyedia Tiket
Bendahara
+ LJPT
Rp
Rp
Rp
Payto $
Tiket
Payto $
SKRD(Monas)Rp
+
LSHPTLJPT (KRB)
Payto $Pay
to $
Tiket
Payto $Pay
to $
Tiket (sisa)Monas
+ LJPT (isi)Monas
$
VISIOCORPORATION
RPTH
Payto $Pay
to $
Tiket (sisa)KRB
+
Payto $Pay
to $
Tiket (sisa)KRB
+LJPT (isi)KRB
+Buku Penjualan
Tiket Harian
Payto $
SKRD(Monas)
1.
2.
5.
8.10.
11.(Monas)
12.(KRB)
MobilPengunjung
Payto $
Tiket
Payto $
Tiket (mobil)
Petugas PemeriksaTiket
Payto $
Tiket
Payto $
Tiket
Payto $
Tiket (mobil)
3.
4.
6. 7.
9.
Lap Asuransi(Monas)
Kepala Tata Usaha
Kepala Pengelola
LPPT-bln-ttd
Lap Asuransi -ttd
13.
LPPT-bln-ttd1
Lap Asuransi -ttd1
14.
LPPT-thn-ttd
RJPT-ttd15.
16.
LPPT-thn-ttd1
RJPT-ttd1
77
3.3.2 Sistem Penyewaan Lokasi
Prosedur penyewaan lokasi dimulai ketika pimpinan rombongan
atau penyewa lokasi datang untuk memesan lokasi kepada Sub Bagian
Jasa dan Informasi (KRB) atau Seksi Pelayanan dan Pameran (Monas).
Bagian tersebut yang bertugas mengatur dan menjadwalkan penggunaan
lokasi yang dipesan serta mencatat daftar kebutuhan perlengkapan acara
yang diperlukan, misalnya kebutuhan listrik, penaganan khusus, dekorasi,
sound system, tenda, kursi, dan lain-lain. Bagian tersebut juga
bertanggungjawab membuat surat koordinasi yang ditujukan untuk unit
kerja terkait sehubungan dengan persiapan pelaksanaan kunjungan
sekurang-kurangnya 1 hari sebelum pelaksanaan kunjungan.
Pimpinan rombongan membayar biaya kunjungan kepada
Bendahara pada hari pemesanan lokasi dilakukan, sesuai jumlah biaya
yang telah ditetapkan. Bendahara akan membuatkan Bukti Pembayaran
Penyewaan Lokasi (BPPL) sebanyak 2 rangkap, rangkap 1 diberikan
kepada penyewa sedangkan rangkap 2 diarsip.
Pimpinan rombongan memperlihatkan tanda bukti pembayaran
kepada petugas pemeriksa tiket saat pelaksanaan kunjungan. Petugas
pemeriksa tiket memeriksa jumlah anggota rombongan sesuai surat
koordinasi yang dikeluarkan oleh Staf Sub Bagian Jasa & Informasi.
Setiap akhir bulan, Bendahara akan membuat Laporan
Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan). Pada Monas disebut
Realisasi Penerimaan Retribusi Monumen Nasional, sedangkan pada
KRB disebut Laporan Rencana dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan
78
Pajak. Laporan-laporan tersebut kemudian akan diserahkan kepada
Kepala Tata Usaha dan Kepala Pengelola untuk dilakukan otorisasi.
Setiap akhir tahun, Bendahara akan membuat Laporan
Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan). Pada Monas disebut
Realisasi Penerimaan Retribusi Monumen Nasional, sedangkan pada
KRB disebut Laporan Rencana dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan
Pajak. Laporan-laporan tersebut kemudian akan diserahkan kepada
Kepala Tata Usaha dan Kepala Pengelola untuk dilakukan otorisasi.
Payto $
Surat Rencana Kunjungan
Payto $
Surat Koordinasi
Bendahara
Bagian Jasa &Informasi
4.
1.
3.
5.
Payto $
SKRD rangkap 1(di Monas)
2.
$$
Penyewa Lokasi
Payto $
Bukti Pembayaranpenyewaan lokasi
rangkap 1(di KRB)
Payto $
Bukti PembayaranPenyewaan Lokasi
rangkap 1(di KRB)
Rpatau
Payto $
SKRD rangkap 1(di Monas)
atau
Petugas PemeriksaTiket
Kepala Tata UsahaKepala Pengelola
6.
LPPL-bln-ttd
LPPL-bln-ttd1
7.
8.LPPL-thn-ttd
LPPL-thn-ttd19.
Gambar 3.4 Rich Picture Sistem Penyewaan Lokasi
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
79
3.4 Identifikasi Event Table dan WorkFlow Table
3.4.1 Event Table Penjualan Tiket
Event Internal
Agent
Start when Activities
Menyiapkan stok
tiket
Petugas
penyedia tiket
Setiap hari
sebelum
loket buka
Menyiapkan stok tiket yang akan
dijual pada hari tersebut,
Mengisi Laporan Jumlah
Persediaan Tiket (LJPT),
Menyerahkan buku tiket beserta
LJPT pada petugas loket.
Melakukan
penjualan tiket
Petugas Loket Setiap hari
ketika loket
dibuka
Menerima buku tiket beserta
LJPT dari Petugas Penyedia Tiket,
Menjual tiket sesuai permintaan
pengunjung.
Memeriksa tiket Petugas
Pemeriksa
Tiket
Pengunjung
datang
membawa
tiket
Menerima tiket yang diberikan
pengunjung,
Memeriksa apakah jumlah dan
jenis tiket yang diterima sesuai
dengan jumlah pengunjung yang
masuk,
Merobek semua tiket,
Mengembalikan tiket kepada
pengunjung.
80
Menghitung jumlah tiket yang
terjual pada hari tersebut,
Mencatat jumlah tiket yang terjual
dengan melengkapi dan
menandatangani LJPT, Membuat
pelaporan mengenai asuransi,
Membuat Laporan Setoran Hasil
Penjualan Tiket (LSHPT),
Menyerahkan sisa tiket beserta
LJPT kepada Petugas Penyedia
Tiket,
Memberikan uang hasil penjualan
tiket, pelaporan mengenai
asuransi, LSHPT, dan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah
(SKRD) kepada Petugas Piket.
(semua aktivitas ini hanya terjadi
di Monas)
Melaporkan hasil
penjualan tiket
Petugas Loket Loket tutup
Menyetorkan uang hasil penjualan
tiket, sisa tiket, beserta LJPT
kepada Petugas Piket.
(aktivitas ini hanya terjadi di
KRB)
81
Merekonsiliasi sisa
tiket
(Event ini terjadi
di Monas, pada
KRB langsung
dilakukan oleh
petugas piket pada
Event selanjutnya)
Petugas
penyedia tiket
Menerima
tiket yang
belum
terjual
beserta
LJPT
Membandingkan sisa tiket dengan
LJPT
Menerima uang hasil penjualan
tiket, pelaporan mengenai
asuransi, LSHPT dan SKRD dari
Petugas Loket,
Menerima LJPT dari Petugas
Penyedia Tiket.
(aktivitas ini hanya terjadi di
Monas)
Menerima laporan
penjualan tiket
Petugas Piket
(Pada Monas,
Event ini
dilakukan
oleh fungsi
dari
Bendahara)
Menerima
setoran
penjualan
tiket
Menerima uang hasil penjualan
tiket, sisa tiket beserta LJPT yang
belum dilengkapi dari setiap
petugas loket,
Mengisi lengkap LJPT dan
membandingkannya dengan uang
yang diterima,
82
Memberikan semua LJPT otorisasi
kepada petugas penyedia tiket.
Menyerahkan uang hasil penjualan
tiket, LJPT kepada bendahara.
(semua aktivitas ini hanya terjadi
di KRB)
Membuat Rekap
Penjualan Tiket
Harian
(event ini hanya
terjadi di KRB)
Petugas
Penyedia
Tiket
Menerima
semua LJPT
otorisasi
dari petugas
piket
Membuat Rekap Penjualan Tiket
Harian (RPTH) berdasarkan LJPT
tiap loket,
Mencatat Hasil Penjualan Tiket
Harian pada buku penjualan tiket
berdasarkan klasifikasi jenis tiket.
Membuat Laporan
Pendapatan
Penjualan Tiket
Bulanan
Bendahara Akhir bulan Membuat dan menandatangani
laporan, antara lain : Laporan
Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Bulanan) dan Laporan
Asuransi.
Menerima Laporan
Pendapatan
Penjualan Tiket
Bulanan
Kepala Tata
Usaha
Menerima
seluruh
laporan
bulanan dari
bendahara
Menerima dan menandatangani
laporan, antara lain :
Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Bulanan-ttd) dan
Laporan Asuransi-ttd.
83
Melakukan
Otorisasi Laporan
Pendapatan
Penjualan Tiket
Bulanan
Kepala
Pengelola
Menerima
seluruh
laporan
bulanan dari
kepala tata
usaha
Menerima dan menandatangani
laporan, antara lain :
Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Bulanan-ttd1) dan
Laporan Asuransi-ttd1.
Membuat dan menandatangani
laporan, antara lain : Laporan
Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Tahunan)
Membuat Laporan
Pendapatan
Penjualan Tiket
Tahunan
Bendahara Akhir
Tahun
Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT)
(Aktivitas ini hanya terjadi di
Monas)
Menerima dan menandatangani
laporan, antara lain :
Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Tahunan-ttd)
Menerima Laporan
Pendapatan
Penjualan Tiket
Tahunan
Kepala Tata
Usaha
Menerima
seluruh
laporan
tahunan dari
bendahara
Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT-ttd)
(Aktivitas ini hanya terjadi di
Monas)
84
Menerima dan menandatangani
laporan, antara lain :
Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Tahunan-ttd1)
Melakukan
Otorisasi Laporan
Pendapatan
Penjualan Tiket
Tahunan
Kepala Tata
Pengelola
Menerima
seluruh
laporan
tahunan dari
Kepala Tata
Usaha
Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT-ttd1)
(Aktivitas ini hanya terjadi di
Monas)
Tabel 3.1 Event Table Penjualan Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
Untuk menggambarkan event-event yang ada pada sistem penjualan tiket objek
wisata yang dikelola oleh Pemerintah dengan sample Monumen Nasional (Monas) dan
Kebun Raya Bogor (KRB), peneliti menggunakan event table yang secara umum
merupakan gabungan dari sistem yang ada pada kedua objek wisata tersebut. Berikut
akan dijelaskan lebih rinci mengenai event, penamaan internal agent, dan dokumen yang
digunakan beserta aktivitas pada masing-masing sample dengan urutan event :
Event
1. Pada event ke-5 Merekonsiliasi sisa tiket.
Event tersebut di KRB langsung dilakukan oleh petugas piket pada event
setelahnya yaitu event menerima laporan penjualan tiket.
85
2. Pada event ke-7 Membuat Rekap Penjualan Tiket Harian.
Event tersebut hanya terjadi di KRB karena di KRB terdapat lebih dari satu loket
penjualan tiket sehingga diperlukan rekap harian. Lain halnya dengan Monas
yang hanya menyediakan satu loket.
Internal Agent
Peneliti memberikan nama baru untuk internal agent akibat perbedaan nama
internal agent pada kedua sample. Penamaan diberikan sesuai dengan fungsi atau
tugasnya.
1. Petugas Penyedia Tiket
Pada Monas disebut Petugas penyedia tiket, sedangkan pada KRB disebut
Bendaharawan karcis atau pengadministrasi karcis. Mereka mempunyai fungsi
dan tugas yang sama termasuk membuat laporan persediaan atau penjualan tiket.
Penulis memilih penamaan Petugas Penyedia Tiket untuk fungsi internal agent
tersebut.
2. Petugas Piket
Internal Agent petugas piket sebenarnya hanya terdapat pada KRB. Tugas dan
fungsi petugas piket pada Monas langsung dilaksanakan oleh Bendahara,
sedangkan dalam KRB terjadi pemisahan tugas antara petugas piket dan
bendahara. Pada Monas tidak diperlukan petugas piket karena di monas hanya
terdapat satu loket penjualan tiket masuk.
3. Bendahara
Pada Monas, Bendahara merupakan Sub Bagian Seksi Pelayanan dan Pameran.
86
Laporan
Di bawah ini akan diuraikan penjelasan mengenai laporan yang hanya terdapat
pada salah satu sample, dan juga laporan dengan fungsi yang sama namun memiliki
penamaan berbeda pada kedua sample. Peneliti memberikan nama baru untuk laporan
yang digunakan akibat perbedaan nama dokumen pada kedua sample. Penamaan
diberikan sesuai dengan fungsinya.
1. Laporan Jumlah Persediaan Tiket (LJPT) yang berfungsi sebagai bukti serah
terima tiket antara petugas penyedia tiket dengan penjaga loket. Pada Monas
disebut Rincian Sarana Retribusi yang berisikan Jenis Retribusi Harga, Seri
warna, Pengambilan (No.Karcis, Jumlah), Terjual (No.Karcis, Jumlah Karcis,
Jumlah Uang), Sisa (No.Karcis, Jumlah). Sedangkan pada KRB disebut Lembar
Persediaan Karcis Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor. Lembar Persediaan
Karcis berisi keterangan mengenai jenis karcis, persediaan karcis, karcis yang
terjual, lembar, harga, dan jumlah uang.
2. Laporan Setoran Hasil Penjualan Tiket (LSHPT)
Pada Monas disebut Laporan Setoran Hasil Penjualan Tiket yang terdapat
keterangan mengenai jumlah, harga, dan total penjualan tiket tiap loket per hari.
Pada KRB, fungsi dari dokumen LSHPT ini digabungkan dengan dokumen LJPT
yang disebut Persediaan Karcis Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor.
3. Rekap Penjualan Tiket Harian (RPTH)
Laporan tersebut hanya terdapat di KRB karena di KRB terdapat lebih dari satu
loket penjualan tiket sehingga diperlukan rekap harian. Lain halnya dengan
Monas yang hanya menyediakan satu loket.
87
4. Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT)
Pada Monas disebut Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Monumen Nasional.
Pada KRB disebut Laporan Penerimaan dan Penyetoran PNBP Pusat konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor.
5. Laporan Asuransi
Laporan Asuransi dibuat sebulan sekali untuk pembayaran premi asuransi
diterima dimuka kepada pihak jasa asuransi.
Aktivitas
1. Pada event ke-4 Melaporkan hasil penjualan tiket,
• Aktivitas menyerahkan sisa tiket
Pada Monas sisa tiket diserahkan kepada petugas penyedia tiket.
Pada KRB sisa tiket diserahkan kepada petugas piket.
• Aktivitas menyetorkan uang hasil penjualan beserta LSHPT kepada
Petugas Piket.
Pada Monas, aktivitas menyetorkan uang hasil penjualan beserta
LSHPT dan SKRD kepada Bendahara yang merupakan bagian keuangan.
Sama halnya dengan KRB, uang hasil penjualan disetorkan kepada
Petugas Piket yang juga merupakan bagian keuangan.
Selain hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat pula perbedaan dalam
sistem penjualan tiket rombongan. Di Monas jika pengunjung datang rombongan
(minimal 20 orang), maka pengunjung tidak diberikan tiket melainkan Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD) sebagai bukti pembelian tiket dan pengunjung akan
memperoleh diskon 25%. SKRD juga berfungsi sebagai bukti transaksi jasa penyewaan
88
lokasi. Sedangkan di Kebun Raya Bogor, jika pengunjung datang rombongan maka akan
diberikan tiket rombongan, satu tiket rombongan berlaku untuk 10 orang.
3.4.2 Event Table Penyewaan Lokasi
Event Internal
Agent
Start when Activities
Melayani
Penyewaan Lokasi
Staf Sub
Bagian Jasa &
Informasi
Penyewa
datang untuk
memesan
lokasi
Mengatur dan menjadwalkan
penggunaan lokasi yang dipesan,
Mencatat daftar kebutuhan
perlengkapan acara yang
diperlukan,
Membuat surat koordinasi yang
ditujukan untuk unit kerja
terkait.
Menerima
pembayaran sewa
Bendahara
Kepala
rombongan
atau penyewa
lokasi datang
untuk
membayar
Menerima pembayaran,
Membuat SKRD (di Monas) atau
Bukti Pembayaran Penyewaan
Lokasi (di KRB).
Memeriksa jumlah
rombongan
Petugas
Pemeriksa
Saat
penyewaan
Menerima Surat Koordinasi dari
Staf Sub Bagian Jasa &
89
Tiket lokasi
terjadwal
Informasi,
Menerima SKRD (di Monas)
atau Bukti Pembayaran (di KRB)
dari penyewa,
Memeriksa jumlah anggota
rombongan.
Membuat Laporan
Penerimaan
Penyewaan Lokasi
Bulanan
Bendahara Akhir bulan Membuat dan menendatangani
Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Bulanan)
Menerima Laporan
Penerimaan
Penyewaan Lokasi
Bulanan
Kepala Tata
Usaha
Menerima
seluruh
laporan
bulanan dari
bendahara
Menerima dan menendatangani
Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Bulanan-ttd.
Melakukan
Otorisasi Laporan
Penerimaan
Penyewaan Lokasi
Bulanan
Kepala
Pengelola
Menerima
seluruh
laporan
bulanan dari
kepala tata
usaha
Menerima dan menendatangani
Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Bulanan-ttd1.
Membuat Laporan
Penerimaan
Bendahara Akhir Tahun
Membuat Laporan Penerimaan
Penyewaan Lokasi (LPPL-
90
Penyewaan Lokasi
Tahunan
Tahunan)
Menerima Laporan
Penerimaan
Penyewaan Lokasi
Tahunan
Kepala Tata
Usaha
Menerima
seluruh
laporan
tahunan dari
bendahara
Menerima dan menandatangani
Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Tahunan
(LPPL-Tahunan-ttd).
Melakukan
otorisasi Laporan
Penerimaan
Penyewaan Lokasi
Tahunan
Kepala
Pengelola
Menerima
seluruh
laporan
tahunan dari
Kepala Tata
Usaha
Menerima dan menandatangani
Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Tahunan (LPPL-
Tahunan-ttd1)
Tabel 3.2 Event Table Penyewaan Lokasi
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
Jasa penyewaan lokasi pada KRB dilayani oleh Staf Sub Bagian Jasa &
Informasi sedangkan pada Monas oleh Seksi Pelayanan dan Pameran. Pada Event Table,
peneliti memilih nama Staf Sub Bagian Jasa & Informasi untuk internal agent yang
melayani jasa penyewaan lokasi.
Peneliti memberikan nama baru untuk laporan yang digunakan akibat perbedaan
nama dokumen pada kedua sample. Penamaan diberikan sesuai dengan fungsinya.
Laporan-laporan tersebut, antara lain :
Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL)
91
Pada Monas disebut Realisasi Penerimaan Retribusi Monumen Nasional,
sedangkan pada KRB disebut Laporan Rencana dan Realisasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak.
3.4.3 Workflow Table Penjualan Tiket
Actor Activities
Petugas Penyedia Tiket
Event : Menyiapkan stok tiket
1. Menyiapkan stok tiket yang akan dijual pada hari tersebut.
2. Mengisi Laporan Jumlah Persediaan Tiket (LJPT)
3. Menyerahkan tiket beserta LJPT pada petugas loket
Petugas Loket
Pengunjung
Petugas Loket
Event : Melakukan penjualan tiket
4. Menerima tiket beserta LJPT dari Petugas Penyedia Tiket
5. Datang ke loket membeli tiket
6. Menjual tiket sesuai permintaan pengunjung
7. Jika perorangan, memberikan tiket
Pengunjung
8. Jika rombongan, membuat SKRD 4 rangkap
9. Memberikan SKRD rangkap 1 kepada pengunjung
10. Menerima SKRD rangkap 1.
(aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
Petugas Loket
Pengunjung
11. Jika rombongan, memberikan tiket.
12. Menerima tiket
(aktivitas ini hanya terjadi di KRB)
Petugas Loket
13. Membayar sesuai dengan jumlah tiket yang dibeli.
14. Menerima uang pembayaran dari pengunjung
92
Pengunjung
Petugas Pemeriksa Tiket
Event : Memeriksa tiket
15. Memberikan tiket kepada Petugas Pemeriksa Tiket
16. Menerima tiket dari pengunjung
17. Menghitung jumlah tiket yang diterima.
18. Memeriksa apakah jumlah dan jenis tiket yang diterima
sesuai dengan jumlah pengunjung.
19. Merobek tiket
20. Mengembalikan tiket yang sudah dirobek kepada
pengunjung.
21. Mempersilakan pengunjung masuk.
Petugas Loket
Event : Melaporkan hasil penjualan tiket
22. Menghitung jumlah tiket yang terjual pada hari tersebut
23. Mencatat jumlah tiket yang terjual dengan melengkapi dan
menandatangani LJPT.
24. Menyerahkan sisa tiket beserta LJPT kepada Petugas
Penyedia Tiket.
25. Membuat Laporan Setoran Hasil Penjualan Tiket
(LSHPT) dan pelaporan mengenai asuransi.
26. Menyetorkan uang hasil penjualan tiket, SKRD rangkap 2,
3, 4 beserta pelaporan mengenai asuransi kepada Petugas
Piket.
(Semua aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
93
27. Menyetorkan uang hasil penjualan tiket, sisa tiket dan
LJPT yang belum lengkap kepada Petugas Penyedia Tiket.
(aktivitas ini hanya terjadi di KRB )
Petugas Penyedia Tiket
Event : Merekonsiliasi sisa tiket
28. Menerima sisa tiket yang belum terjual beserta LJPT dari
Petugas Loket
29. Membandingkan sisa tiket dengan LJPT
30. Mengotorisasi LJPT
(Event ini pada KRB langsung dilakukan oleh petugas piket
pada event selanjutnya)
Petugas Piket
Event: Menerima Laporan Penjualan Tiket
31. Menerima uang hasil penjualan beserta LSHPT dan SKRD
rangkap 2, 3, 4 dari Petugas Loket.
32. Menerima pelaporan mengenai asuransi dari petugas loket.
33. Menerima LJPT otorisasi dari Petugas Penyedia Tiket.
34. Membandingkan LJPT otorisasi dengan LSHPT
35. Mengotorisasi LSHPT
(aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
36. Menerima uang hasil penjualan tiket, sisa tiket, beserta
LJPT yang belum dilengkapi dari setiap Petugas Loket.
37. Membandingkan uang yang diterima dari Petugas Loket
dengan jumlah tiket terjual.
38. Mengisi lengkap LJPT
94
39. Memberikan semua LJPT beserta pelaporan mengenai
asuransi kepada Petugas Penyedia Tiket.
( Semua aktivitas ini hanya terjadi di KRB)
Petugas Penyedia Tiket
Event : Membuat Rekap Penjualan Tiket Harian
40. Menerima semua LJPT yang sudah dilengkapi dari
Petugas Piket
41. Menghitung jumlah penjualan tiket dari semua loket pada
hari tersebut.
42. Membuat Rekap Penjualan Tiket Harian (RPTH)
berdasarkan LJPT tiap loket.
43. Memberikan RPTH beserta pelaporan mengenai asuransi
kepada Bendahara
( Semua aktivitas ini hanya terjadi di KRB)
Event : Membuat Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
Bulanan
44. Mengumpulkan LSHPT otorisasi dan SKRD rangkap 2,3,
dan 4 selama 1 bulan.
(semua aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
45. Mengumpulkan semua RPTH selama 1 bulan
46. Menghitung jumlah tiket yang terjual selama satu bulan
berdasarkan RPTH.
(semua aktivitas ini hanya terjadi di KRB)
Bendahara
95
47. Membuat Laporan Asuransi sebanyak 4 rangkap dan
Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan)
sebanyak 3 rangkap
48. Menandatangani Laporan Asuransi sebanyak 4 rangkap
dan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan)
sebanyak 3 rangkap
49. Menyerahkan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Bulanan-ttd) 3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd
4 rangkap kepada Kepala Tata Usaha
Kepala Tata Usaha
Event : Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
Bulanan
50. Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-
Bulanan-ttd) 3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd 4
rangkap dari Bendahara
51. Menandatangani Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Bulanan-ttd) rangkap 2,3 dan Laporan Asuransi-ttd
rangkap 2,3,4
52. Menyerahkan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Bulanan-ttd1) 3 rangkap dan Laporan Asuransi-
ttd1 sebanyak 4 rangkap kepada Kepala Pengelola
Event : Melakukan Otorisasi Laporan Pendapatan
Penjualan Tiket Bulanan
53. Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-
96
Kepala Pengelola Bulanan-ttd1) 3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd1
sebanyak 4 rangkap dari Kepala Tata Usaha
54. Menandatangani Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Bulanan-ttd1) 3 rangkap dan Laporan Asuransi-
ttd1 sebanyak 4 rangkap
Bendahara
Event : Membuat Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
Tahunan
55. Menghitung jumlah pengunjung yang diterima selama
satu tahun berdasarkan data bulanan
56. Membuat Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan
(RJPT) sebanyak 3 rangkap
57. Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT) sebanyak 3 rangkap
58. Menyerahkan Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan
(RJPT-ttd) sebanyak 3 rangkap kepada Kepala Tata Usaha
(Aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
59. Membuat Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Tahunan) sebanyak 3 rangkap
60. Menandatangani Laporan Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Tahunan) sebanyak 3 rangkap
61. Menyerahkan Laporan Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Tahunan-ttd) sebanyak 3 rangkap kepada
kepala tata usaha.
97
Event : Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
Tahunan
62. Menerima Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan
(RJPT-ttd) 3 rangkap dari bendahara.
63. Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT-ttd) rangkap 2,3
64. Menyerahkan Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan
(RJPT-ttd1) 3 rangkap kepada Kepala Pengelola
(Aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
Kepala Tata Usaha
65. Menerima Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Tahunan-ttd) sebanyak 3 rangkap dari Bendahara.
66. Menandatangani Laporan Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Tahunan-ttd) rangkap 2,3
67. Menyerahkan Laporan Laporan Pendapatan Penjualan
Tiket (LPPT-Tahunan-ttd1) 3 rangkap kepada kepala
Pengelola
Kepala Pengelola
Event : Melakukan Otorisasi Laporan Pendapatan
Penjualan Tiket Tahunan
68. Menerima Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan
(RJPT-ttd1) 3 rangkap dari Kepala Tata Usaha
69. Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT-ttd1) 3 rangkap
(Aktivitas ini hanya terjadi di Monas)
98
70. Menerima Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket
(LPPT-Tahunan-ttd1) 3 rangkap dari Kepala Tata Usaha
71. Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung
Tahunan (RJPT-ttd1) 3 rangkap.
Tabel 3.3 WorkFlow Table Penjualan Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
3.4.3 Workflow Table Penyewaan Lokasi
Actor Activities
Kepala rombongan/penyewa
Bagian Jasa & Informasi
Event : Melayani Penyewaan Lokasi
1. Datang untuk menyewa lokasi
2. Melayani penyewaan lokasi
3. Mengatur dan menjadwalkan penggunaan lokasi
yang dipesan.
4. Membuat surat koordinasi
5. Memberikan Surat Koordinasi untuk Petugas
Pemeriksa Tiket.
Kepala rombongan/penyewa
Bendahara
Event : Menerima Pembayaran Sewa
6. Membayar biaya sewa lokasi
7. Menerima pembayaran
8. Membuat SKRD 4 rangkap.
9. Memberikan SKRD rangkap 1 kepada kepala
rombongan.
99
(semua aktivitas di atas hanya terjadi di Monas)
10. Membuat Bukti Pembayaran Penyewaan Lokasi
(BPPL) 2 rangkap
11. Menyerahkan BPPL rangkap 1 kepada kepala
rombongan/ penyewa.
12. Mengarsip BPPL rangkap 2
13. (semua aktivitas di atas hanya terjadi di KRB)
Petugas Pemeriksa Tiket
Kepala rombongan/penyewa
Petugas Pemeriksa Tiket
Event : Memeriksa Jumlah Rombongan
14. Menerima Surat Koordinasi dari Staf Sub Bagian
Jasa & Informasi
15. Menyerahkan SKRD/ BPPL rangkap 1 kepada
Petugas Pemeriksa Tiket
16. Menerima SKRD rangkap 1 atau BPPL rangkap 1
dari kepala rombongan
17. Memeriksa jumlah anggota rombongan sesuai
dengan jumlah yang tertulis pada SKRD rangkap 1
atau BPPL rangkap 1.
Bendahara
Event : Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Bulanan
18. Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
(LPPL-Bulanan) sebanyak 3 rangkap
19. Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Bulanan) sebanyak 3 rangkap
100
20. Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd) sebanyak 3 rangkap
kepada Kepala Tata Usaha
Kepala Tata Usaha
Event : Menerima Laporan Penerimaan
Penyewaan Lokasi Bulanan
21. Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
(LPPL-Bulanan-ttd) sebanyak 3 rangkap
22. Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd) rangkap 2,3
23. Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd1) sebanyak 3 rangkap
kepada Kepala Pengelola
Kepala Pengelola
Event : Melakukan Otorisasi Laporan
Penerimaan Penyewaan Lokasi Bulanan
24. Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
(LPPL-Bulanan-ttd1) sebanyak 3 rangkap
25. Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd1) sebanyak 3 rangkap
Bendahara
Event : Membuat Laporan Penerimaan
Penyewaan Lokasi Tahunan
26. Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
101
(LPPL-Tahunan) sebanyak 3 rangkap
27. Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL- Tahunan) sebanyak 3 rangkap
28. Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd) sebanyak 3 rangkap
kepada Kepala Tata Usaha
Kepala Tata Usaha
Event : Menerima Laporan Penerimaan
Penyewaan Lokasi Tahunan
29. Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
(LPPL- Tahunan -ttd) sebanyak 3 rangkap
30. Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd) rangkap 2,3
31. Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd1) sebanyak 3 rangkap
kepada Kepala Pengelola
Kepala Pengelola
Event : Melakukan Otorisasi Laporan
Penerimaan Penyewaan Lokasi Tahunan
32. Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
(LPPL-Tahunan-ttd1) sebanyak 3 rangkap
33. Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd1) sebanyak 3 rangkap
Tabel 3.4 WorkFlow Table Penyewaan Lokasi
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
102
3.5 Overview Activity Diagram (OAD)
3.5.1 Penjualan Tiket
Kepala PengelolaKepala Tata UsahaPetugas PemeriksaTiket
BendaharaPetugas PiketPetugas LoketPetugas Penyedia Tiket
Menyiapkan Stok Tiket
Melakukan Penjualan Tiket
Melaporkan Hasil Penjualan Tiket
Menerima Laporan Penjualan Tiket
Membuat Rekap Penjualan Harian(hanya di KRB saja)
LJPT
Tiket
SKRD(Monas)
Tiketsisa
(Monas)
LJPTterisi+ttd(Monas)
Tiketsisa
(KRB)
LSHPT(Monas)
LJPTbelum lengkap
(KRB)
LSHPTotorisasi(Monas)LJPT
lengkap(KRB)
RPTH(KRB)
LPPT-Bln-ttd
LJPTlengkap(KRB)
LJPTotorisasi(Monas)
Memeriksa Tiket
tiket
pelaporan asuransi(Monas)
Merekonsiliasi sisa tiket(Event ini terjadi di Monas,
pada KRBlangsung dilakukan oleh
petugas piket pada Event selanjutnya
Membuat Laporan PendapatanPenjualan Tiket Bulanan
LA-ttd(monas)
Menerima Laporan PendapatanPenjualan Tiket Bulanan
LPPT-Bln-ttd1
LA-ttd1(monas)
Melakukan OtorisasiLaporan Pendapatan
Penjualan Tiket Bulanan
LPPT-Bln-ttd2 LA-ttd2(monas)
Membuat Laporan PendapatanPenjualan Tiket Tahunan
LPPT-thn-ttd
RJPT-ttd(Monas)
Menerima Laporan PendapatanPenjualan Tiket Tahunan
LPPT-thn-ttd1
RJPT-ttd1(Monas)
Melakukan OtorisasiLaporan Pendapatan
Penjualan Tiket Tahunan
LPPT-thn-ttd2RJPT-ttd2(Monas)
JurnalUmum-ttd
JurnalUmum-ttd1
JurnalUmum-ttd2
Gambar 3.5 Overview Activity Diagram Penjualan Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
103
3.5.2 Penyewaan Lokasi
Kepala PengelolaKepala Tata UsahaPetugas Pemeriksa TiketBendaharaStaf Sub Bagian Jasa& Informasi
Melayani Penyewaan Lokasi
surat koordinasi
Menerima pembayaran sewa
SKRD(Monas)BPPL
(KRB)
Memeriksa jumlah rombongan
surat koordinasi
Membuat Laporan PenerimaanPenyewaan Lokasi Bulanan
LPPL-Bln-ttd
Menerima Laporan PenerimaanPenyewaan Lokasi Bulanan
LPPL-Bln-ttd1 Melakukan OtorisasiLaporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Bulanan
LPPL-Bln-ttd2
Membuat Laporan PenerimaanPenyewaan Lokasi Tahunan
LPPL-thn-ttd
Menerima Laporan PenerimaanPenyewaan Lokasi Tahunan
LPPL-thn-ttd1
Melakukan otorisasiLaporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Tahunan
LPPL-thn-ttd2
JurnalUmum-ttd1
JurnalUmum-ttd
JurnalUmum-ttd2
Gambar 3.6 Overview Activity Diagram Penyewaan Lokasi
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
104
3.6 Detail Activity Diagram Penjualan Tiket
3.6.1 Menyiapkan Stok Tiket
Petugas Penyedia Tiket
1. Menyiapkan stok tiket yang akandijual pada hari tersebut.
2. Mengisi Laporan Jumlah Persediaan Tiket (LJPT)
3. Menyerahkan tiket beserta LJPT pada petugas loket
LJPT Tiket
Tiket
Gambar 3.7 Detail Activity Diagram Menyiapkan stok tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
105
3.6.2 Melakukan Penjualan Tiket
Pengunjung Petugas Loket
4. Menerima tiket beserta LJPT dari Petugas Penyedia Tiket
LJPT Tiket
5. Datang ke loket membeli tiket
6. Menjual tiket sesuai permintaan pengunjung
7. Memberikan Tiket
[Perorangan]
[Rombongandi Monas]
11. Memberikan tiket (di KRB)
[Rombongandi KRB]
Tiket
SKRD(Monas)
1234
SKRD(Monas)
1
Tiket12. Menerima tiket (di KRB)
13. Membayar sesuai dengan jumlah tiket yang dibeli.
14. Menerima uang pembayaran dari pengunjung
8. Membuat Surat Ketetapan RetribusiDaerah (SKRD) 4 rangkap (di Monas)
9. Memberikan SKRD rangkap 1kepada pengunjung (di Monas)
10. Menerima SKRD rangkap 1 (di Monas)
Gambar 3.8 Detail Activity Diagram Melakukan penjualan tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
106
3.6.3 Memeriksa Tiket
Petugas Pemeriksa TiketPengunjung
15.Memberikan tiket kepada Petugas Pemeriksa Tiket
Tiket
16.Menerima tiket dari pengunjung
17.Menghitung jumlah tiket yang diterima
18.Memeriksa apakah jumlah dan jenis tiketyang diterima sesuai dengan jumlah pengunjung
20.Mengembalikan tiket yang sudah dirobekkepada pengunjung
21.Mempersilakan pengunjung masuk
19. Merobek tiket
Tiket
Tiket(torn)
Gambar 3.9 Detail Activity Diagram Memeriksa Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
107
3.6.4 Melaporkan Hasil Penjualan Tiket
Petugas Loket
22. Menghitung jumlah tiketyang terjual pada hari tersebut.
23. Mencatat jumlah tiket yang terjual dengan melengkapi dan menandatangani LJPT
(di Monas)
LJPTterisi+TTD(Monas)
LSHPTlengkap(Monas)
24. Menyerahkan sisa tiket besertaLJPT kepada Petugas Penyedia Tiket.
(di Monas)
26. Menyetorkan uang hasil penjualan tiketpengunjung beserta SKRD rangkap 2, 3, 4
kepada Petugas Piket(di Monas)
{}SKRD(Monas)
23
4
27. Menyetorkan uang hasil penjualan tiket beserta sisa tiket kepada Petugas Piket (di KRB)
Tiketsisa
(Monas)
Tiketsisa
(KRB)
LJPTbelum lengkap
(KRB)
Tiketsisa
(KRB)
25.Membuat LaporanSetoran Hasil Penjualan Tiket (LSHPT) dan
pelaporan mengenai asuransi.
Gambar 3.10 Detail Activity Diagram Melaporkan Hasil Penjualan Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
108
3.6.5 Merekonsiliasi Sisa Tiket
Petugas Penyedia Tiket
28. Menerima sisa tiket yang belum terjualbeserta LJPT dari Petugas Loket (di Monas)
Tiketsisa
(Monas)
LJPTterisi+TTD(Monas)
29. Membandingkan sisa tiket dengan LJPT (di Monas)
30. Mengotorisasi LJPT (di Monas)
LJPT otorisasi(Monas)
Gambar 3.11 Detail Activity Diagram Merekonsiliasi Sisa Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
109
3.6.6 Menerima Laporan Penjualan Tiket
Petugas Piket
31. Menerima uang hasil penjualan besertaLSHPT dan SKRD rangkap 2,3, 4 dari Petugas Loket.
(di Monas)
LSHPTlengkap(Monas)
{}SKRD(Monas)
23
4
33. Menerima LJPT otorisasi dari Petugas Penyedia Tiket(di Monas)
LJPTotorisasi(Monas)
LSHPTlengkap(Monas)
LJPTotorisasi(Monas)
36. Menerima uang hasil penjualan tiket, sisa tiket,beserta LJPT yang belum dilengkapi dari setiap Petugas Loket
(di KRB)
LJPTbelum lengkap
(KRB)
37. Membandingkan uang yang diterima dari Petugas Loket dengan jumlah tiket terjual.
(di KRB)
Sisatiket
(KRB)
LJPTlengkap(KRB)
39. Memberikan semua LJPTkepada Petugas Penyedia Tiket (di KRB)
34.Membandingkan LJPT otorisasi dengan LSHPT[(di Monas)
35.Mengotorisasi LSHPT (di Monas)
38. Mengisi lengkap LJPT (di KRB)
32.Menerima pelaporanmengenai asuransi dari petugas loket.
Gambar 3.12 Detail Activity Diagram Menerima Laporan Penjualan Tiket
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
110
3.6.7 Membuat Rekap Penjualan Tiket Harian (KRB)
Petugas Penyedia Tiket
40. Menerima semua LJPT yangsudah dilengkapi dari Petugas Piket
(di KRB)
LJPTlengkap(KRB)
41. Menghitung jumlah penjualan tiketdari semua loket pada hari tersebut
(di KRB)
42. Membuat Rekap Penjualan Tiket Harian (RPTH) berdasarkan LJPT tiap loket.
(di KRB)
43. Memberikan RPTH kepada Bendahara(di KRB)
RPTH(KRB)
Gambar 3.13 Detail Activity Diagram Membuat Rekap Penjualan Tiket Harian
Sumber : Kebun Raya Bogor, 2007
111
3.6.8 Membuat Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Bulanan
Bendahara
44. Mengumpulkan LSHPT otorisasi danSKRD rangkap 2,3, dan 4 selama 1 bulan (di Monas)
LSHPT-otorisasi(Monas)
SKRD(Monas)
45.Mengumpulkan semua RPTH selama 1 bulan (di KRB)
RPTH(KRB)
46.Menghitung jumlah tiket yang terjualselama satu bulan berdasarkan RPTH (di KRB)
47.Membuat Laporan Asuransi sebanyak 4 rangkap danLaporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan)
sebanyak 3 rangkap
LALPPT-Bln1
123
4 23
48.Menandatangani Laporan Asuransi sebanyak 4 rangkap danLaporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan)
sebanyak 3 rangkap
LA-ttd1
23
4
LPPT-Bln-ttd1
23
49.Menyerahkan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket(LPPT-Bulanan-ttd) 3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd
4 rangkap kepada Kepala Tata Usaha
Gambar 3.14 Detail Activity Diagram
Membuat Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Bulanan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
112
3.6.9 Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Bulanan
Kepala Tata Usaha
LA-ttd1
23
4
50.Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan-ttd1)3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd1 4 rangkap dari Bendahara
LPPT-Bln-ttd1
23
51.Menandatangani Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan-ttd)rangkap 2,3 dan Laporan Asuransi-ttd rangkap 2,3,4
LA-ttd12
34
LPPT-Bln-ttd12
3
52.Menyerahkan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan-ttd1) 3 rangkapdan Laporan Asuransi-ttd1 sebanyak 4 rangkap kepada Kepala Pengelola
Gambar 3.15 Detail Activity Diagram
Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Bulanan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
113
3.6.10 Melakukan otorisasi Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Bulanan
Kepala Pengelola
53.Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan-ttd1)3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd1 sebanyak 4 rangkap
dari Kepala Tata Usaha
LA-ttd11
23
4
LPPT-Bln-ttd11
23
54.Menandatangani Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Bulanan-ttd1)3 rangkap dan Laporan Asuransi-ttd1 sebanyak 4 rangkap
LA-ttd21
23
4
LPPT-Bln-ttd21
23
Gambar 3.16 Detail Activity Diagram
Melakukan Otorisasi Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Bulanan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
114
3.6.11 Membuat Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan
Bendahara
55.Menghitung jumlah pengunjung yang diterima selama satu tahunberdasarkan data bulanan (Monas)
56.Membuat Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT) sebanyak 3 rangkap (Monas)
RJPT1
23
57.Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT)sebanyak 3 rangkap (Monas)
58.Menyerahkan Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd1)sebanyak 3 rangkap kepada Kepala Tata Usaha (Monas)
RJPT-ttd1
23
59.Membuat Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan)sebanyak 3 rangkap
LPPT-thn1
23
60.Menandatangani Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan)sebanyak 3 rangkap
LPPT-thn-ttd1
23
61.Menyerahkan Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan-ttd)sebanyak 3 rangkap kepada kepala tata usaha.
Gambar 3.17 Detail Activity Diagram
Membuat Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
115
3.6.12 Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan
Kepala Tata Usaha
62.Menerima Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd) 3 rangkapdari bendahara (Monas)
RJPT-ttd1
23
63.Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd) rangkap 2,3 (Monas)
RJPT-ttd12
3
64.Menyerahkan Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd1) 3 rangkapkepada Kepala Pengelola (Monas)
65.Menerima Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan-ttd)sebanyak 3 rangkap dari Bendahara.
LPPT-thn-ttd1
23
66.Menandatangani Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan-ttd) rangkap 2,3
LPPT-thn-ttd12
3
67.Menyerahkan Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan-ttd1)3 rangkap kepada kepala Pengelola
Gambar 3.18 Detail Activity Diagram
Menerima Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
116
3.6.13 Melakukan Otorisasi Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan
Kepala Pengelola
68.Menerima Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd1) 3 rangkapdari Kepala Tata Usaha
RJPT-ttd11
23
69.Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd1) 3 rangkap
RJPT-ttd21
23
70.Menerima Laporan Laporan Pendapatan Penjualan Tiket (LPPT-Tahunan-ttd1)3 rangkap dari Kepala Tata Usaha
LPPT-thn-ttd11
23
71.Menandatangani Rekapitulasi Jumlah Pengunjung Tahunan (RJPT-ttd1) 3 rangkap.
LPPT-thn-ttd21
23
Gambar 3.19 Detail Activity Diagram
Melakukan Otorisasi Laporan Pendapatan Penjualan Tiket Tahunan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
117
3.7 Detail Activity Diagram Penyewaan Lokasi
3.7.1 Melayani Penyewaan Lokasi
Staf Sub Bagian Jasa & InformasiKepala Rombongan / Penyewa
1.Datang untuk menyewa lokasi
2.Melayani penyewaan lokasi
3.Mengatur dan menjadwalkanpenggunaan lokasi yang dipesan
4. Membuat Surat Koordinasi
5.Memberikan surat koordinasiuntuk Petugas Pemeriksa Tiket
surat koordinasi
Gambar 3.20 Detail Activity Diagram Melayani Penyewaan Lokasi
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
118
3.7.2 Menerima Pembayaran Sewa
BendaharaKepala Rombongan / Penyewa
6.Membayar biaya sewa lokasi
7.Menerima pembayaran
8.Membuat SKRD 4 rangkap (Monas)
9.Memberikan SKRD rangkap 1kepada kepala rombongan (Monas)
10.Membuat Bukti Pembayaran Penyewaan Lokasi (BPPL)2 rangkap (KRB)
11.Menyerahkan BPPL rangkap 1kepada kepala rombongan/ penyewa (KRB)
12.Mengarsip BPPL rangkap 2 (KRB)
SKRD(Monas)
12
34
BPPL(KRB)
12
BPPL(KRB)
2
Gambar 3.21 Detail Activity Diagram Menerima Pembayaran Sewa
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
119
3.7.3 Memeriksa Jumlah Rombongan
Kepala Rombongan / PenyewaPetugas Pemeriksa Tiket
13.Menerima Surat Koordinasidari Staf Sub Bagian Jasa & Informasi
Surat Koordinasi
14.Menyerahkan SKRD/ BPPL rangkap 1kepada Petugas Pemeriksa Tiket
15.Menerima SKRD rangkap 1 (Monas) atau BPPLrangkap 1 (KRB) dari kepala rombongan
SKRD(Monas)
BPPL(KRB)
11
16.Memeriksa jumlah anggota rombongansesuai dengan jumlah yang tertulis
pada SKRD (Monas) atau BPPL (KRB) rangkap 1
Gambar 3.22 Detail Activity Diagram Memeriksa Jumlah Rombongan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
120
3.7.4 Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Bulanan
Bendahara
17.Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan) sebanyak 3 rangkap
LPPL-bln1
23
18.Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan)sebanyak 3 rangkap
LPPL-bln-ttd1
23
19.Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd)sebanyak 3 rangkap kepada Kepala Tata Usaha
Gambar 3.23 Detail Activity Diagram
Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Bulanan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
121
3.7.5 Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Bulanan
Kepala Tata Usaha
20.Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd)sebanyak 3 rangkap
LPPL-bln-ttd1
23
21.Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi(LPPL-Bulanan-ttd) rangkap 2,3
LPPL-bln-ttd12
3
22.Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd1)sebanyak 3 rangkap kepada Kepala Pengelola
Gambar 3.24 Detail Activity Diagram
Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Bulanan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
122
3.7.6 Melakukan Otorisasi Laporan Penerimaan Penyewaan
Lokasi Bulanan
Kepala Pengelola
23.Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd1)sebanyak 3 rangkap
LPPL-bln-ttd11
23
24.Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Bulanan-ttd1)sebanyak 3 rangkap
LPPL-bln-ttd21
23
Gambar 3.25 Detail Activity Diagram
Melakukan Otoriasi Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Bulanan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
123
3.7.7 Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Tahunan
Bendahara
25.Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan) sebanyak 3 rangkap
LPPL-Thn1
23
26.Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan)sebanyak 3 rangkap
LPPL-thn-ttd1
23
27.Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd)sebanyak 3 rangkap kepada Kepala Tata Usaha
Gambar 3.26 Detail Activity Diagram
Membuat Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Tahunan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
124
3.7.8 Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Tahunan
Kepala Tata Usaha
28.Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd)sebanyak 3 rangkap
LPPL-thn-ttd1
23
29.Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi(LPPL-Tahunan-ttd) rangkap 2,3
LPPL-thn-ttd12
3
30.Menyerahkan Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd1)sebanyak 3 rangkap kepada Kepala Pengelola
Gambar 3.27 Detail Activity Diagram
Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Tahunan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
125
3.7.9 Melakukan Otorisasi Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi
Tahunan
Kepala Pengelola
31.Menerima Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd1)sebanyak 3 rangkap
LPPL-thn-ttd11
23
32.Menandatangani Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi (LPPL-Tahunan-ttd1)sebanyak 3 rangkap
LPPL-thn-ttd21
23
Gambar 3.28 Detail Activity Diagram
Melakukan Otoriasi Laporan Penerimaan Penyewaan Lokasi Tahunan
Sumber : Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, 2007
126
Seluruh laporan bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Bendahara akan
diserahkan kepada Kepala Tata Usaha dan Kepala Pengelola untuk dilakukan
pemeriksaan dan otorisasi. Seluruh laporan tersebut dicetak sebanyak tiga rangkap
kecuali Laporan Asuransi. Untuk seluruh laporan yang dicetak sebanyak tiga rangkap,
laporan rangkap satu akan diarsip oleh Bendahara, rangkap dua untuk Bagian Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara dan rangkap ketiga untuk Arsip Umum. Sedangkan
untuk Laporan Asuransi yang dicetak sebayak empat rangkap, pengarsipan laporan
asuransi sama dengan laporan lainnya. Namun satu rangkap diserahkan kepada pihak
penyedia asuransi.
3.8 Analisis Temuan Hasil Survey
Berikut akan peneliti uraikan analisis temuan masalah dan hasil survey
yang terdapat di Monumen Nasional dan Kebun Raya Bogor, antara lain:
Kekeliruan perhitungan total harga
Pada sistem berjalan yang diterapkan pada kedua objek wisata
tersebut terkadang dapat terjadi kekeliruan dalam penghitungan total
harga tiket yang harus dibayar oleh pengunjung ataupun jumlah uang
kembalian karena hanya menggunakan kalkulator ataupun dengan
bantuan table perhitungan.
Kesalahan pencetakan atau pengecapan nomor seri tiket.
Terkadang ada lembar tiket yang kosong atau rusak tetapi nomor seri
tetap tercetak pada lembar tiket tersebut. Hal ini menyebabkan tiket
tersebut tidak dapat dijual sehingga terjadi kerugian karena pihak
127
pengelola objek wisata harus tetap bertanggungjawab terhadap
penjualan tiket berdasarkan jumlah nomor urut tiket yang tercetak.
Resiko terjadinya kesalahan dalam pemberian tiket kepada
pengunjung karena banyaknya jenis kategori tiket.
Banyaknya jenis tiket sesuai dengan kategorinya, seringkali
merepotkan petugas loket. Sebagai contoh, terdapat empat jenis tiket
di Monumen Nasional yakni : Dewasa Cawan, Dewasa Puncak, Anak
Cawan, Anak Puncak. Sehingga terdapat kemungkinan terjadi
kesalahan yang dilakukan oleh Petugas Loket dalam memberikan
jenis tiket kepada pengunjung. Hal yang sama terjadi pada Kebun
Raya Bogor, tiket masuk Kebun Raya Bogor sudah termasuk dengan
asuransi sehingga tidak terpisah antara kertas tiket dengan kertas
asuransi. Akan tetapi, jika pengunjung membawa mobil harus
membayar tiket untuk mobil dan begitu juga untuk parkir motor.
Sehingga ketika pembelian tiket, petugas loket mengelola empat jenis
tiket yaitu : tiket perorangan, tiket rombongan (per sepuluh orang),
tiket mobil dan tiket parkir motor. Ditambah lagi, pada bulan-bulan
tertentu terdapat sumbangan PMI sehingga totalnya ada lima jenis
buku tiket yang harus dikelola oleh seorang petugas loket. Hal ini
akan sangat merepotkan mereka jika antrian pengunjung sedang
ramai karena mereka harus dengan cekatan dalam menyobek tiket dan
membedakan kesemua jenis tiket yang ada.
Letak Loket Penjualan Tiket Perorangan dan Rombongan yang cukup
jauh pada Monas.
128
Pada Monumen Nasional, loket terbagi dalam dua kategori yakni:
Loket Penjualan tiket perorangan dan khusus rombongan. Namun,
letak kedua loket tersebut berada di tempat terpisah yang jaraknya
cukup jauh. Loket khusus rombongan terletak di dalam setelah
Petugas Pemeriksa Tiket. Hal ini dirasa kurang baik karena
pengunjung rombongan harus melewati Petugas Pemeriksa Tiket
padahal pengunjung rombongan tersebut belum membeli tiket.
Kurangnya pengendalian dalam pemberian diskon
Pada Kebun Raya Bogor, masalah ketentuan pemberian diskon juga
kurang ada pengendalian yang baik karena jika ada rombongan yang
datang mendadak dapat langsung meminta diskon pada saat di loket.
Pada setiap loket terdapat penanggung jawab loket yang berwenang
penuh atas pemberian diskon untuk rombongan tersebut. Pengunjung
dapat melakukan negosiasi dengan penanggung jawab loket dan
diskon rombongan akan diberikan dengan menentukan jumlah
pengunjung yang tidak perlu membeli tiket.
Penggabungan fungsi Laporan Jumlah Persediaan Tiket (LJPT) dan
Laporan Setoran Hasil Penjualan Tiket (LSHPT) yang diterapkan
pada Kebun Raya Bogor
Pada KRB, fungsi dari kedua dokumen tersebut digabungkan, yang
diberi nama Persediaan Karcis Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor.
LJPT berfungsi sebagai perhitungan tiket sebelum loket dibuka dan
pelaporan tiket yang terjual. LSHPT berfungsi untuk bukti setoran
uang hasil penjualan tiket. Pada saat pelaporan setelah loket tutup,
129
seluruh petugas berkumpul untuk pelaporan. Petugas loket akan
menyerahkan kertas tersebut ke petugas piket, lalu petugas piket akan
menghitung dan mengisi kertas tersebut dengan jumlah tiket yang
terjual. Setelah mencocokkan dengan uang yang dihitung, petugas
piket baru memberikan kertas tersebut kepada petugas pengadaan
tiket sehingga petugas pengadaan tiket baru mendapatkan laporan
mengenai penjualan tiket hari tersebut setelah petugas piket selesai
memasukkan data. Sedangkan di Monas, petugas pengadaan piket
dapat langsung mendapatkan laporan penjualan tiket berdasarkan
LJPT dan petugas piket mendapatkan laporan penerimaan uang
berdasarkan LSHPT.
Sistem pencatatan dan pengelolaan laporan pada KRB
Pada KRB, pencatatan laporan penjualan tiket baik harian ataupun
bulanan yang dibuat oleh petugas penyedia tiket masih dicatat secara
manual ke dalam buku catatan penjualan per kategorinya oleh petugas
penyedia tiket. Hal ini berpotensi menimbulkan kesalahan pada saat
pencatatan dari kertas laporan ke buku. Selain itu, membutuhkan
tempat tersendiri yang cukup banyak untuk menyimpan buku-buku
tersebut karena tiap kategori tiket memiliki buku pencatatannya
tersendiri. Penyimpanan persediaan tiket beserta buku catatan hasil
penjualan tiket berada pada satu lemari penyimpanan yang sama. Jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran atau ada
pihak-pihak yang ingin merusak maka data-data penting yang ada
disana dapat ikut terambil dan hilang tanpa adanya backup data.
130
Sistem Penyewaan Lokasi yang diterapkan
Pada sistem penyewaan lokasi yang berjalan, spesifikasi lokasi
beserta harganya, dan transaksi penyewaan lokasi dicatat pada
dokumen-dokumen. Hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam
mencari data mengenai spesifikasi lokasi dan waktu penyewaan
lokasi pada dokumen transaksi yang telah dibuat sebelumnya
sehingga tidak dapat disewa lagi pada waktu yang sama, belum lagi
jika ada dokumen yang tercecer. Hal ini dapat menyebabkan potensi
masalah bahwa ada dua penyewa untuk lokasi dan waktu yang sama.
Surat Koordinasi untuk Penyewaan Lokasi dibuat sebelum
pembayaran dilakukan
Staff bagian Jasa dan Informasi membuat surat koordinasi untuk unit-
unit yang terkait dengan penyewaan lokasi sebelum pembayaran
dilakukan oleh penyewa. Hal ini dapat menimbulkan masalah apabila
ternyata penyewa yang telah memesan lokasi tidak membayar atau
membatalkan penyewaan, sedangkan lokasi sudah disiapkan.
3.9 Alternatif Pemecahan Masalah
Dengan penerapan sistem ticketing yang terkomputerisasi, tiket dicetak
dengan printer untuk setiap transaksi. Satu transaksi meliputi penjualan
berbagai kategori tiket yang disediakan sesuai jumlah pengunjung yang
dipesan. Aplikasi tersebut juga dapat melakukan perhitungan jumlah total
harga tiket yang dibayar oleh pengunjung dan uang kembalian. Penjaga
loket hanya perlu menginput jumlah tiket masing-masing kategori yang
131
dibeli oleh pengunjung dan jumlah uang yang diterima dari pengunjung.
Sistem akan secara otomatis menghitung total pembayaran dan jumlah
uang yang harus dikembalikan kepada pengunjung. Dengan demikian,
hasil perhitungan total harga yang harus dibayar beserta uang yang harus
dikembalikan kepada pengunjung lebih akurat dan menghilangkan
kekeliruan pemberian tiket dan perhitungan total harga.
Dengan sistem ticketing terkomputerisasi, nomor seri tiket tidak
dipergunakan lagi dan digantikan dengan nomor transaksi sehingga
kesalahan pencetakan atau pengecapan nomor seri tiket tidak akan terjadi
lagi. Selain itu juga lebih efisien dalam penggunaan kertas karena dapat
menghemat biaya cetak dengan hanya mencetak satu lembar bukti
transaksi yang dapat mencakup pembelian beberapa jenis tiket.
Penjualan tiket baik untuk perorangan ataupun rombongan sebaiknya
dilakukan di satu loket. Untuk rombongan, aplikasi sistem akan secara
otomatis memberikan diskon. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pemeriksaan tiket baik untuk perorangan maupun rombongan
yang dilakukan oleh Petugas Pemeriksa Tiket. Untuk sistem pengendalian
penjualan tiket yang lebih baik dan akurat, diperlukan adanya counting
tools yang dipasang pada pintu masuk objek wisata yang berfungsi
menghitung jumlah pengunjung yang masuk setiap harinya. Dengan
dipasangnya alat penghitung tersebut pada pintu masuk onjek wisata,
maka dapat dilakukan cross check antara laporan pengunjung dengan
pendapatan yang diterima.
132
Dengan sistem penjualan tiket terkomputerisasi, secara otomatis akan
menyimpan data penjualan dalam database sehingga mengurangi
pemakaian tempat penyimpanan dokumen-dokumen secara fisik.
Penerapan sistem penyewaan lokasi yang terkomputerisasi, diharapkan
dapat menyediakan suatu tabel master yang menyimpan data-data
mengenai lokasi yang disewakan beserta harganya sehingga bisa diakses
pada saat transaksi pemesanan sewa lokasi dan mempermudah pencarian
data-data mengenai lokasi yang disewakan tersebut. Selain itu juga dapat
menampilkan waktu ataupun keterangan terhadap lokasi yang sudah
disewa. Hal tersebut berfungsi untuk menghindari transaksi penyewaan
yang waktu dan lokasinya sama pada transaksi pemesanan sebelumnya.
Sistem penyewaan lokasi terkomputerisasi yang akan dirancang juga
akan mencetak dokumen Bukti Penyewaan Lokasi sebagai bukti
pemesanan dan Bukti Pembayaran Penyewaan Lokasi. Dokumen tersebut
memiliki nomor urut yang secara otomatis disediakan oleh aplikasi.
Transaksi pemesanan disimpan dalam Tr_Penyewaan, sedangkan
pembayaran sewa lokasi akan disimpan pada Tr_Pembayaran yang dapat
diakses untuk mencetak Laporan Penyewaan Lokasi Bulanan dan
Tahunan.
Surat Koordinasi untuk penyewaan lokasi dibuat oleh Staff Jasa &
Informasi setelah penyewa melakukan pembayaran sewa kepada
bendahara. Hal ini untuk mengantisipasi sewa lokasi dibatalkan oleh
penyewa. Sehingga hanya penyewaan lokasi yang sudah pasti yang akan
dilakukan koordinasi.
133
3.10 Analisis Critical Success Factor
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, faktor-faktor yang
mendorong kesuksesan objek wisata dalam menjalankan operasionalnya, yaitu :
1. Manajemen yang baik dalam operasional sehari-hari, perencanaan
pembangunan, pencatatan dan arus keuangan pada objek wisata yang
dikelola oleh Pemerintah.
2. Menjaga nama baik objek wisata dengan menjaga mutu dan
meningkatkan service atau pelayanan objek wisata terhadap pengunjung
yang datang.
3. Bentuk pelayanan yang semakin baik dapat dikategorikan dalam hal
sebagai berikut : meminimalisir antrian di loket saat transaksi pembelian
tiket, lebih diperbanyak hiburan-hiburan lain yang merupakan fasilitas
dari objek wisata, menyediakan jasa pemandu yang bersikap friendly
(bersahabat), selalu menjaga kebersihan, kerapihan dan kenyamanan dari
area lokasi yang disewakan, selalu menyediakan dan sarana untuk
menerima kritikan pengunjung yang dipergunakan untuk perbaikan ke
depannya.
3.11 Analisis Kebutuhan Informasi
Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada objek wisata, diperoleh hasil
bahwa informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Informasi mengenai jumlah tiket yang terjual pada hari tersebut
2. Informasi mengenai pendapatan penjualan tiket yang diperoleh pada hari
tersebut
134
3. Informasi mengenai jumlah pemberian diskon per bulan
4. Informasi mengenai data karyawan yang menginput data dan mencetak
laporan
5. Informasi mengenai penyewaan lokasi beserta status pembayarannya
6. Informasi mengenai pendapatan penyewaan lokasi yang diperoleh pada
hari tersebut
7. Informasi mengenai jenis tiket yang memiliki tingkat penjualan terbanyak
dalam skala tahunan
8. Informasi mengenai jenis lokasi penyewaan yang memiliki intensitas
tingkat penyewaan terbanyak dalam skala tahunan