bab 2 tinjauan pustaka - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00685- ti bab...

42
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip Handgrip atau pegangan bus, biasa dikenal dalam sistem transportasi di Jepang dengan nama tsurikawa atau dalam bahasa Inggrisnya hanging straps. Handgrip pertama kali mulai diaplikasikan di dalam sistem kereta api bawah tanah di London di awal tahun 1910-an, yang kemudian diaplikasikan juga di Metro Paris dan New York City Subway. Jepang mulai mengadopsi sistem tersebut pada tahun 1923, di sistem Tokyo Subway seri 1000. (Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac Fans. 2001). Sumber: Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac Fans. (2001). Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York dengan Handgrip

Upload: phungkhuong

Post on 29-Aug-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Handgrip

Handgrip atau pegangan bus, biasa dikenal dalam sistem transportasi di

Jepang dengan nama tsurikawa atau dalam bahasa Inggrisnya hanging straps.

Handgrip pertama kali mulai diaplikasikan di dalam sistem kereta api bawah tanah di

London di awal tahun 1910-an, yang kemudian diaplikasikan juga di Metro Paris dan

New York City Subway. Jepang mulai mengadopsi sistem tersebut pada tahun 1923, di

sistem Tokyo Subway seri 1000. (Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For

Maniac Fans. 2001).

Sumber: Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac Fans. (2001).

Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York dengan Handgrip

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

Handgrip berfungsi untuk menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang

yang berdiri pada jam-jam padat, agar penumpang yang berdiri tidak terpelanting

akibat getaran dan goyangan pada gerbong saat kereta melaju, juga untuk

memudahkan pengguna berjalan dari satu-tempat ke tempat lainnya ketika kendaraan

sedang melaju. (Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac Fans. 2001).

Sumber: Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac Fans. (2001).

Gambar 2.2 Tsurikawa pada Tokyo model 1000

Tsurikawa pada model awal terbuat dari batangan besi tempa, namun pada

perkembangannya terbuat dari polycarbonate atau PVC dengan tali gantungan terbuat

dari bahan kain kanvas, kain nilon atau kulit, namun bahan kulit lebih dipilih karena

mampu menahan beban lebih kuat dan koefisien geseknya lebih besar, sehingga tidak

mudah slip dari handbar. (Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac

Fans. 2001).

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

Setelah PD II, penggunaan tsurikawa juga meluas ke dalam interior bus kota

(Takahashi, M. Depth Railway Dictionary For Maniac Fans. 2001). Transjakarta

sejak awal pengoperasiannya di tahun 2004, telah menyediakan handgrip agar

penumpang yang berdiri dapat berkendara dengan aman dan nyaman. Sejauh ini ada 4

tipe utama handgrip yang terdapat dalam Transjakarta, yang paling awal ialah tipe

kotak yang muncul di tahun 2004, diikuti tipe segitiga, tipe bulat dan yang terakhir

tipe oval. Mayoritas tipe handgrip yang berada di Transjakarta ialah tipe kotak dan

tipe segitiga, dengan bahan handgrip yang berupa polycarbonate.

Sumber: ITDP & BLU Transjakarta

Gambar 2.3 Keempat Tipe Handgrip dalam Transjakarta

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

2.2 Perancangan Ergonomis

Mengacu kepada International Ergonomics Association, Ergonomi

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari faktor- manusia dalam lingkungan

kerjanya yang ditinjau dari sisi anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen

dan desain/perancangan untuk mendapatkan suasana kerja yang sesuai dengan

manusianya.

Penerapan ergonomi dapat berupa rancang bangun (design) dan atau rancang

ulang (re-design) dari proses kerja ataupun peralatan kerja (Nurmianto, Eko.

Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2008) Ergonomi, dalam desain,

mempertimbangkan kemampuan pengguna untuk melakukan gerakan tertentu dan

jarak tertentu terhadap gerakan yang dilakukan. Hal ini mencakup efek kelelahan

pada pekerja saat operasi yang berulang dilakukan selama rentang waktu tertentu.

(Hunter, Thomas A. Engineering Design for Safety, 2007).

Dalam perancangan produk, desainer perlu mempertimbangkan beberapa

faktor yang mengakibatkan penggunaan umpan balik dari orang yang

mengoperasikan produk mereka. Dalam banyak kasus kegagalan desainer dalam

memberikan perhatian yang cukup terhadap keterbatasan faktor manusia, sering

disebabkan oleh pengabaian umpan balik yang diberikan oleh pengguna produk, baik

yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif (Hunter, Thomas A. Engineering Design

for Safety, 2007).

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

10 

Dalam aplikasi perancangan ergonomis, kita perlu memperhatikan keselarasan

antara hasil rancangan dengan penggunanya (Kroemer, 2001 : 398). Dengan kata lain,

desain yang ergonomis ditentukan berdasarkan interaksi antara pengguna alat dan alat

yang digunakan, dimana pengguna menerima input taktil (rangsangan peraba, dengan

cara memegang alat di tangan) dan input visual (dengan melihat alat)

(Vink, P. Looze, M.P. de, Kuijt‐Evers, 2005). Artinya, respon yang diberikan oleh

setiap pengguna terhadap produk menjadi unik. Pengalaman pengguna tergantung

pada waktu dan penyebab tertentu yang dihasilkan pengguna dalam berinteraksi

dengan produk. Frekuensi penggunaan produk dan kebiasaan dalam menggunakan

produk, memberikan informasi yang penting bagi perancangan produk. (Journal of

Design Vol.1 No.1 2007, Pieter Desmet and Paul Hekkert, hal 57-66).

Pengalaman dalam menggunakan peralatan tangan penting untuk menentukan

informasi yang dibutuhkan untuk merancang peralatan tangan yang ergonomis atau

secara sederhana nyaman bagi penggunanya. (International Journal of Design Vol.1

No.1 2007, Pieter Desmet and Paul Hekkert, hal 57-66).

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

11 

Hubungan antara pengguna (user) dengan alat dan pekerjaan digambarkan

dalam Gambar 2.4 Pengguna (user) ditempatkan pada puncak segitiga, karena

pengguna dapat menggambarkan pengalaman interaksi penggunaan alat ketika

bekerja dan lingkungan pekerjaan saat alat tersebut digunakan.

Sumber: Kuijt-Evers, L. F. M., Comfort in Using Hand Tools: Theory, Design and Evaluation.

(2006).

Gambar 2.4 Hubungan antara Pengguna, Peralatan serta Pekerjaan

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

12 

2.3 Kenyamanan dan Kelelahan

2.3.1 Kenyamanan

Kenyamanan dapat didefinisikan kedalam beberapa definisi. Menurut Kuijt-

Evers (2007), Vick (2005), Dumur (2004) dan Looze (2003) yang mencoba

mendefinisikan kenyamanan dalam desain, kenyamanan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) kenyamanan merupakan konstruksi subyektif

2) kenyamanan dipengaruhi oleh faktor yang memiliki berbagai macam sifat,

(fisik, fisiologis, psikologis)

3) kenyamanan merupakan reaksi terhadap lingkungan.

Sebuah alat dikatakan "nyaman" jika sesuai dengan tuntutan pekerjaan

dilakukan, sesuai dengan tangan yang memakainya tanpa menyebabkan postur yang

janggal, tekanan kontak yang berbahaya, maupun keselamatan dan risiko kesehatan

lainnya. (Hight, R et al. (2004).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

13 

2.3.2 Kelelahan

Menurut Nurmianto, E. (2008), kelelahan dapat disebabkan karena kondisi

kerja yang terlalu lama yang menyebabkan kadar glikogen dalam darah menurun

drastik di bawah normal, dan kebalikannya, kadar asam laktat akan meningkat. Hal

tersebut merupakan proses kontraksi otot yang telah disederhanakan analisa

pembangkit energinya dan sekaligus menandakan pentingnya aliran darah untuk otot.

Kecelakaan cenderung mudah terjadi apabila peralatan yang digunakan tidak

sesuai dengan bentuk tangan penggunanya, yang dalam hal ini adalah para

penumpang Transjakarta. Jika tetap digunakan alat yang tidak sesuai bentuk tangan

pengguna, atau menggunakan alat dengan cara yang tidak seharusnya, pengguna

cenderung akan mengalami cedera, seperti carpal tunnel syndrome, tendonitis serta

ketegangan otot. Cedera ini tidak terjadi karena satu aktivitas, seperti jatuh.

Sebaliknya, merupakan akibat dari pengembangan berulang yang dilakukan dari

waktu ke waktu atau untuk periode waktu yang panjang, yang dapat mengakibatkan

kerusakan pada otot, tendon, saraf, ligamen, sendi, tulang rawan, cakram tulang

belakang, atau pembuluh darah. Cedera ini didefinisikan sebagai Cummulative

Trauma Dissorder (CTD). Menurut Kroemer, et al. (2001), munculnya keluhan

kesehatan yang berhubungan dengan trauma kumulatif dapat dianalogikan dengan

bentuk gunung, seperti digambarkan dalam Gambar 2.5. Dasarnya yang lebar

mencontohkan akumulasi kasus sehari-hari yang umum, seperti kejenuhan, kelelahan,

kegelisahan, dan ketidaknyamanan selama atau setelah hari kerja yang panjang.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

14 

Sumber: Kroemer, et al. Ergonomics: How to Design for Ease and Efficiency. (2001).

Gambar 2.5 Piramida Cummulative Trauma Dissorder

Kelelahan yang terjadi secara simultan dan berulang-ulang dalam jangka

waktu yang lama, karena peralatan tangan yang kurang ergonomis cenderung dapat

menimbulkan keluhan sebagai berikut:

• Kesemutan

• Pembengkakan pada sendi

• Penurunan kemampuan untuk bergerak

• Penurunan kekuatan cengkeraman

• Nyeri dari gerakan, tekanan, atau paparan terhadap getaran atau dingin

• Kelelahan otot terus menerus

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

15 

• Pegal-pegal

• Mati rasa

• Perubahan warna kulit tangan atau ujung jari

(Hight, R., et al. (2004). A Guide to Selecting Non-Powered Hand Tools. NIOSH

Publication No. 2004 – 164, 2).

2.4 Antropometri

2.4.1 Pengertian Antropometri

Pheasant (1988) menjelaskan pengertian antropometri sebagai ilmu

yang khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia, dan digunakan

untuk menentukan perbedaaan individu, kelompok, dan sebagainya.

Sanders & McCormick (1992) menjelaskan bahwa antropometri

merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh

manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan

perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia. Dari beberapa

pengertian di atas inti dari antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh

manusia untuk diaplikasikan pada peralatan kerja manusia. Antropometri

berasal dari bahasa Yunani yaitu Anthropos yang berarti manusia dan Metron

yang berarti ukuran.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

16 

Menurut Sutalaksana, dkk (2006), terdapat dua jenis antropometri,

yaitu:

a. Antropometri Statis

Merupakan pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada

permukaan.

b. Antropometri Dinamis

Merupakan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam

keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin

terjadi saat bekerja.

Akan tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran

tubuh manusia. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi ciri-ciri fisik manusia

sehingga berbeda satu dengan yang lain. Kroemer (2001) menjelaskan faktor-

faktor tersebut antara lain :

a. Umur.

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai

dengan umur sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.

b. Jenis Kelamin.

Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar

kecuali pada bagian dada dan pinggul.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

17 

c. Rumpun dan Suku Bangsa (Ras).

Ras Kaukasus pada umumnya memiliki ukuran tinggi badan yang

lebih tinggi daripada Ras Mongoloid. Demikian pula bentuk bagian

tubuhnya, misalnya raut wajah berbeda untuk setiap suku bangsa.

d. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.

Faktor sosio ekonomi berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk

memenuhi tingkat gizi yang dikonsumsinya. Dengan konsumsi gizi yang baik,

seseorang akan lebih mudah terhindar dari penyakit dan berpengaruh juga pada

perkembangan fisiknya.

e. Pola Hidup.

Pola hidup yang paling berpengaruh terhadap dimensi tubuh manusia

adalah pola makan. Hal ini dapat kita lihat pada adanya perbedaan dimensi

tubuh olahragawan dengan karyawan kantor.

Karena terdapat perbedaan ukuran tubuh manusia, maka Sutalaksana, dkk

(2006) dalam pemakaian data antropometri menjelaskan 3 (tiga) prinsip dalam

pemakaian data tersebut, yaitu :

a. Perancangan berdasarkan individu yang ekstrem.

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang

dirancang tersebut dapat dipakai dengan cenderung nyaman oleh sebagian besar

populasi orang yang akan memakainya (dalam kasus umum, minimal oleh 90%

pemakai).

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

18 

b. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.

Prinsip ini digunakan untuk merancang objek agar objek dapat

menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua pengguna

potensial. Kursi pengemudi mobil yang bisa diatur maju mundur dan

kemiringan sandarannya serta tinggi kursi sekretaris dan tinggi permukaan meja

yang dapat dinaik turunkan merupakan contoh pemakaian prinsip ini.

c. Perancangan individual.

Prinsip ini digunakan apabila objek yang bersangkutan khusus

dirancang bagi suatu individu tertentu. Berarti ukuran bagian-bagian objek

dibuat tepat untuk tubuh “pemesannya”.

Memang, biasanya ini adalah untuk pemakai khusus seperti orang

yang berukuran tubuh ekstrem : amat gemuk, sangat tinggi, dan sebagainya.

Karena terdapatnya berbagai keragaman tersebut di atas, maka untuk

menampung seluruh keragaman data itu diperkenalkanlah konsep persentil.

2.4.2 Konsep Persentil

Data-data yang didapatkan dari proses pengambilan data dalam sebuah

populasi memiliki kecenderungan variasi data. Variasi data ini wajar karena setiap

sample atau responden dalam suatu populasi memiliki karakteristiknya masing-

masing. Akan tetapi dengan adanya variasi data ini, maka dalam suatu perancangan

sistem kerja akan menjadi suatu tantangan untuk dapat mengelola keseluruhan

data sehingga hasil perancangan tersebut dapat digunakan oleh sebagian besar

populasi atau jika memungkinkan untuk seluruh data.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

19 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan data ini maka ada

baiknya kita bahas istilah ”The Fallacy of the Average Man or Average Woman”.

Istilah ini mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu

tempat kerja ataupun produk jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu

menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata.

Walaupun hanya dalam pengunaan satu dimensi saja, seperti misalnya

jangkauan kedepan forward reach, maka penggunaan rata-rata persentil 50 dalam

penyesuaian pemasangan suatu alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50% populasi

akan tidak mampu menjangkaunya. Selain dari itu, jika seseorang mempunyai

dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka belum tentu, bahwa

dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi lainnya.

Persentil pada dasarnya menyatakan persentase suatu responden atau

sample dalam suatu populasi yang memiliki karakteristik yang sama atau lebih

kecil dari nilai karakteristik tersebut. Misalnya persentil 10 dari populasi ukuran

tinggi tubuh awak kapal menunjukkan bahwa 90% dari populasi awak kapal yang

diukur memiliki tinggi tubuh yang melebihi nilai tersebut. Nilai persentil

didapatkan dari pengukuran suatu populasi dan nilainya merupakan frekuensi

distribusi normal untuk analisis statistik.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

20 

Persoalan antropometri akan terletaqk pada faktor-faktor : (1) seberapa besar

sampel pengukuran yang harus diambil untuk memperoleh data, (2) haruskan setiap

sampel dibatasi per kelompok (segmentasi) yang homogen, (3) apakah seudah

tersedia data antropometri untuk populasi tertentu yang nantinya akan menjadi target

pemakai produk, dan (4) bagaimana toleransi bisa diberikan terhadap perbedaan dari

data yang tersedia dengan populasi yang dihadapi?

Variasi ukuran akan memberikan fleksibilitas rancangan dan sifat “mampu

suai” (adjustable) dengan suatu rentang ukuran tertentu. 95th percentile, 95% populasi

akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut, 5th percentile, 5% populasi berada

pada atau di atas ukuran tersebut.

Gambar berikut akan mengakomodasikan 95% populasi yang ada berada pada

rentang 2.5th - 97.5th percentile sebagai batas-batasnya.

Sumber: Kroemer, et al. Ergonomics: How to Design for Ease and Efficiency. (2001).

Gambar 2.6 Batas Persentil

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

21 

Design for Extreme Individuals. Setiap rancangan produk/fasilitas kerja

dibuat untuk memenuhi dua sasaran pokok: (1) sesuai dengan ukuran ekstrim

(terbesar atau terkecil) dari anggota tubuh, dan (2) masih tetap bisa digunakan dengan

nyaman untuk ukuran mayoritas populasi yang lain. Implementasi ukuran ditetapkan

untuk dimensi minimum didasarkan pada nilai “upper percentile” (90th, 95th, atau

99th), seperti penetapan tinggi/lebar pintu darurat, passage ways, dll.

Untuk dimensi maksimum fasilitas kerja yang ingin dirancang akan ditetapkan

berdasarkan nilai “lower percentile” (1st, 5th, atau 10th) dari distribusi data

antropometri yang ingin dipakai, seperti penetapan jarak jangkau dari fasilitas kontrol

yang akan dioperasikan oleh seorang operator, dll. Penetapan dimensi

maximum/minimum biasanya menggunakan nilai 5th dan 95th percentile.

Design for Adjustable Range. Rancangan bisa diubah ukurannya sehingga

cukup fleksibel dipakai oleh setiap orang yang memiliki bentuk dan dimensi ukuran

yang berbeda. Contoh sederhana adalah dalam rancangan “adjustable automobile

seats” (range 5th s/d 95th percentile).

Design for the Average. Rancangan menggunakan ukuran rata-rata (50th

percentile) dari populasi data antropometri yang ada. Dalam realitasnya sedikit sekali

orang yang memiliki ukuran tubuh rata-rata.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

22 

2.5 Perancangan dan Pengembangan Produk

Produk merupakan keluaran produksi, baik tangible maupn intangible yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan pembeli. (Kotler, P.,

Armstrong, G., Brown, L., and Adam, S. (2006). Sementara, menurut Karl T. Ulrich

dan Steven D. Eppinger pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas

yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap

produksi, penjualan dan pengiriman produk. Proses Pengembangan produk secara

umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase.

Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul

“Perancangan dan Pengembangan Produk”, proses pengembangan produk secara

keseluruhan terdiri dari 6 fase, yaitu :

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Gambar 2.7 Fase Pengembangan Produk Menurut Ulrich-Eppinger

• Fase 0. Perencanaan

Kegiatan ini disebut sebagai ‘zerofase’ karena kegiatan ini mendahului

persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

23 

• Fase 1. Pengembangan Konsep

Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,

alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau

lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Dimana

yang dimaksud dengan konsep di sini adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan

tampilan suatu produk dan biasanya disertai dengan sekumpulan spesifikasi,

analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek.

• Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem

Fase Perancangan Tingkatan Sistem mencakup definisi arsitektur

produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-

komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi biasanya

didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya mencakup tata letak

bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta

diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir.

• Fase 3. Perancangan Detail

Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,

material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unit pada produk dan

identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana

proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat,

dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian

untuk produk, gambar untuk tiap komponen produk dan peralatan produksinya,

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

24 

spesifikasi komponen-komponen yang dapat dibeli, serta rencana untuk proses

pabrikasi dan perakitan produk.

• Fase 4. Pengujian dan Perbaikan

Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari

bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha) biasanya

dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis

material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses

pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada proses

pabrikasi sesungguhnya.

Prototipe alpha diuji untuk menentukan apakah produk akan bekerja

sesuai dengan apa yang direncanakan dan apakah produk memuaskan

kebutuhan konsumen utama. Prototipe berikutnya (beta) biasanya dibuat

dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak

dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan

sesungguhnya. Prototipe beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh

konsumen dengan menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe

beta biasanya adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan

keandalan dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan

secara teknik untuk produk akhir.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

25 

• Fase 5. Produksi awal

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem

produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk

melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul

pada proses produksi sesungguhnya. Produk-produk yang dihasilkan selama

produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan

secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang

timbul. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya harus

melewati tahap demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk

diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

Total keseluruhan fase adalah 6 fase yakni : dari fase 0 sampai dengan fase 5,

dan pemahaman dari tiap tahapan dapat dimengerti dan diterapkan secara terpisah

Ulrich-Eppinger, 2001).

2.5.1. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dari proses

pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat

dengan proses penurunan konsep, seleksi konsep, benchmark dengan pesaing dan

menetapkan spesifikasi produk.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

26 

Filosofi yang mendukung metode ini adalah menciptakan jalur informasi yang

berkualitas antara pelanggan sebagai target pasar dengan perusahaan pengembang

produk. Filosofi ini dibangun berdasarkan anggapan bahwa siapapun yang secara

langsung mengatur detail-detail produk, apakah seorang ahli teknik maupun desainer

industri, harus berinteraksi dengan pelanggan dan memiliki pengalaman dengan

lingkungan pengguna.

Tujuan dari mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah :

• Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan kepada kebutuhan pelanggan

• Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan

(latent needs) seperti halnya kebutuhan yang ekplisit.

• Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk

• Memudahkan pembuatan arsip dari aktivitas identifikasi kebutuhan untuk

proses pengembangan produk

• Menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang terlupakan

• Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan di antara

anggota tim pengembangan

Lima tahap proses identifikasi kebutuhan pelanggan adalah :

• Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, proses pengumpulan data

mentah dari pelanggan akan mencakup kontak dengan pelanggan dan

mengumpulkan pengalaman dari lingkungan pengguna produk. Tiga metode

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

27 

yang biasa digunakan adalah wawancara, kelompok fokus, dan observasi pada

saat produk sedang digunakan. Sebelum dilakukan wawancara atau lainnya

harus dibuat dahulu matriks seleksi pelanggan untuk memilih pelanggan yang

akan digali kebutuhannya dan mempunyai pengalaman dengan penggunaan

produk tersebut.

Tabel 2.1 Contoh Format Matriks Seleksi Pelanggan

Pengguna utama Pengguna

Pemasok atau

penjual

Pusat pelayanan

Jarang menggunakan

Sering menggunakan

Sangat sering menggunakan

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Sementara itu hasil dari wawancara atau pengumpulan data mentah

didokumentasikan dan dikumpulkan, dapat dengan rekaman suara, video,

catatan ataupun foto, berikut ini contoh hasil wawancara.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

28 

Tabel 2.2 Contoh Format Wawancara

PertanyaanPernyataan Pelanggan Interpretasi Kebutuhan

Penggunaan tertentu

Hal-hal yangdisukai dari alatsekarangHal-hal yangtidak disukai darialat sekarangUsulan perbaikan

Nama Responden :Pekerjaan :Alamat wilayah :

Sekarang Menggunakan :

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

• Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan,

kebutuhan pelanggan diekspresikan sebagai pernyataan tertulis dan merupakan

hasil interpretasi kebutuhan yang merupakan data mentah setiap pernyataan

atau hasil observasi dapat diterjemahkan sebagai kebutuhan pelanggan.

• Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu

kebutuhan primer, sekunder dan jika perlu tertier, daftar kebutuhan yang

didapatkan sebelumnya beberapa diantaranya merupakan kebutuhan primer,

dimana kebutuhan primer dapat tersusun dari beberapa kebutuhan sekunder.

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling umum sifatnya, sementara

kebutuhan sekunder dan tertier diekspresikan secara lebih terperinci.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

29 

• Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan, dalam

menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu cara pertama tim pengembang mendiskusikan secara

bersama untuk menentukan langsung derajat kepentingan setiap kebutuhan

secara bersama-sama. Atau cara kedua adalah dengan melakukan survei

lanjutan dengan memilih variabel yang dianggap penting.

• Menganalisa hasil dan proses, langkah terakhir pada metode identifikasi

kebutuhan pelanggan adalah menguji hasil dan meyakinkan bahwa hasil

tersebut konsisten dengan pengetahuan dan intuisi yang telah dikembangkan

melalui interaksi yang cukup lama dengan pelanggan.

2.5.2. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk merupakan serangkaian yang mengungkapkan detail-detail

yang tepat dan terukur mengenai apa yang harus dilakukan produk. Spesifikasi tidak

memberitahukan bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menampilkan

pernyataan yang tidak mendua mengenai apa yang harus dilakukan untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan.

Sebelum membuat daftar spesifikasi, input yang digunakan adalah tabel

kebutuhan pelanggan dengan derajat kepentingannya seperti yang ditunjukkan

dibawah ini.

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

30 

Tabel 2.3 Contoh Format Kebutuhan Pelanggan dan Derajat Kepentingan

No Kebutuhan Kepentingan

1 (Produk) 2 (Produk) 3 (Produk)

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah, yang secara

keseluruhan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). 4 langkah

tersebut adalah :

• Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan matriks-metrik

kebutuhan jika diperlukan. Metrik yang baik adalah yang merefleksikan

secara langsung nilai produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan.

Hubungan antara kebutuhan dan metrik merupakan inti dari proses spesifikasi.

Syarat metrik haruslah : Komplit, merupakan variabel dependent,

praktis, dan merupakan istilah yang populer untuk perbandingan di pasar.

Hal yang harus dipertimbangkan bahwa tidak semua kebutuhan dapat

diterjemahkan menjadi metrik yang terukur. Sehingga dapat bersifat

subyektif.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

31 

Berikut ini contoh daftar metrik :

Tabel 2.4 Contoh Format Daftar Metrik Kebutuhan

No. Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan

1 2

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Setelah itu daftar metrik dapat dihubungkan dengan kebutuhan

menggunakan Matriks kebutuhan-metrik (Needs-Metrics Matrix). Yang

contohnya seperti di bawah ini.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

1 ●

2 ● ●

3 ● ●

4 ●

5 ● ●

6 ●

7 ● ●

8 ● ●

9 ● ●

10 ● ●

11 ● ●

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Gambar 2.8 Contoh Format Matriks Kebutuhan-Metrik

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

32 

• Mengumpulkan informasi tentang pesaing. Analisis hubungan antara

produk baru dengan produk pesaing sangat penting dalam menentukan

kesuksesan komersial. Informasi mengenai produk pesaing harus

dikumpulkan untuk mendukung keputusan mengenai positioning produk.

Tabel 2.5 Contoh Format Benchmarking

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

• Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk

tiap metrik. Dengan memproses bagan analisis pesaing, maka dapat

ditetapkan kedua nilai target marginal dan ideal untuk tiap metrik. Karena

sebagian besar nilai diekspresikan dalam batasan-batasan tertentu (maksimal,

minimal atau keduanya) perlu dibuat batasan-batasan nilai yang layak dan

dapat bersaing dengan produk pesaing.

Tabel 2.6 Contoh Format Spesifikasi Target

No. Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Nilai

marginal Nilai Ideal

1 2

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

No. Metrik Kebutuhan Metrik Kepentingan Satuan Pesaing

1 Pesaing

2

1 2

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

33 

• Merefleksikan hasil dan proses. Perlu dilakukan beberapa kali pengulangan

sampai akhirnya target disetujui. Melakukan pertimbangan pada tiap kali

pengulangan akan membantu meyakinkan bahwa hasil yang diperoleh sudah

konsisten dengan tujuan proyek.

Spesifikasi secara keseluruhan dapat ditinjau kembali untuk diperbaiki agar

lebih tepat, sehingga yang tadinya hanya berupa pernyataan target dan selang tertentu,

kini dapat dibuat lebih tepat.

2.5.3. Penyusunan Konsep

Metode penyusunan konsep secara umum terdiri atas 5 langkah dengan

memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah yang lebih

sederhana. Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep :

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Gambar 2.9 Langkah Metode Penyusunan Konsep

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

34 

Kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk submasalah menggunakan

prosedur pencarian eksternal dan internal, pencarian eksternal untuk konsep yang

sudah ada, sedangkan pencarian internal untuk konsep baru.

Pohon klasifikasi dan tabel kombinasi kemudian digunakan untuk menggali

secara sistematis konsep penyelesaian tersebut dan untuk mengintegrasikan

penyelesaian sub masalah ke dalam sebuah penyelesaian total. Akhirnya dapat dibuat

sebuah langkah mundur untuk merefleksikan validitas dan kemampuan aplikasi dari

hasil, seperti yang digunakan oleh proses.

Dari sini akan muncul beberapa macam konsep yang tujuannya sama yaitu

untuk menjawab penyelesaian dari submasalah yang sudah difokuskan karena

sifatnya memang penting.

2.5.4. Seleksi Konsep

Beberapa konsep yang sudah terbentuk pasti memilih kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Untuk itu seleksi konsep merupakan proses menilai

konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain,

membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau

lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan pengembangan selanjutnya.

Metode seleksi konsep pada proses ini didasarkan pada penggunaan matriks

keputusan untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan

serangkaian kriteria seleksi.

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

35 

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Gambar 2.10 Seleksi dan Penyaringan Konsep

Proses seleksi konsep terdiri atas 2 langkah utama yaitu

penyaringan konsep dan penilaian konsep dengan metode yang

dikembangkan oleh Stuart Pugh pada tahun 1980-an dan sering sekali

disebut seleksi konsep Pugh (Pugh,1990). Tujuan tahapan ini adalah

mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki

konsep.

Tabel 2.7 Matriks Penyaringan Konsep

1 2 3

Kriteria 1 0 0 0

Kriteria 2 0 0 0

Kriteria 3 - 0 +

Kriteria 4 - - +

Kriteria 5 + + 0

Kriteria 6 - 0 +

Kriteria 7 - 0 +Jumlah + 1 1 4Jumlah 0 2 5 3Jumlah - 4 1 0Nilai akhir -3 0 4Peringkat 3 2 1

lanjutkan ? Tidak Ya Ya

Kriteria seleksi

Konsep

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

36 

Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana yang

menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif “lebih baik” (+), jika konsep tersebut

lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. “sama dengan” (0), jika

untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep yang lainnya. Dan

terakhir “lebih buruk” (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari konsep yang lainnya.

Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk masing-masing konsep diberi

rangking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan adalah satu atau lebih konsep yang

memiliki tingkat rangking yang lebih tinggi.

Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan

matriks penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke dalam

matriks.

Tabel 2.8 Matriks Penilaian Konsep

Kriteria Beban RatingNilai Beban Rating

Nilai Beban

Kriteria 1 5% 3 0.15 3 0.15

Kriteria 2 15% 3 0.45 3 0.45

Kriteria 3 25% 3 0.75 4 1

Kriteria 4 20% 4 0.8 4 0.8

Kriteria 5 10% 4 0.4 3 0.3

Kriteria 6 15% 2 0.3 3 0.45

Kriteria 7 10% 2 0.2 3 0.3

Total NilaiPeringkat

Lanjutkan ?

2 1

Tidak Ya

Konsep2 3

3.05 3.45

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

37 

Beberapa pola yang berbeda dapat digunakan untuk memberi bobot pada

kriteria seperti menandai nilai kepentingan dari 1-5 atau mengalokasi nilai 100%.

Selanjutnya penetapan rating dapat dilakukan oleh beberapa responden untuk

menentukan apakah bobot yang diberikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Nilai rating dan beban dikalikan untuk mendapatkan nilai beban. Nilai beban

ini yang akan dijumlahkan untuk menentukan rangking tiap konsep yang dinilai.

Sama seperti tahap penyaringan konsep, konsep yang terpilih adalah konsep yang

memiliki rangking tertinggi.

Dengan dasar kedua matriks seleksi tersebut dapat diputuskan untuk memilih

satu atau lebih konsep terbaik, konsep-konsep ini mungkin lebih lanjut

dikembangkan, dibuat prototipe dan diuji untuk memperoleh umpan balik dari

pelanggan.

2.5.5. Pengujian Konsep

Pengujian Konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua

aktivitas ini bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep yang akan diproses lebih

lanjut. Namun pengujian konsep berbeda, karena aktivitas ini menitikberatkan pada

pengumpulan data langsung dari pelanggaan potensial dan hanya melibatkan sedikit

penilaian dari tim pengembang.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

38 

Tahapan ini dilakukan setelah seleksi konsep karena tidak memungkinkan

untuk menyodorkan banyak konsep ke pelanggan potensial untuk diuji, sehingga

konsep-konsep alternatif harus dipersempit terlebih dahulu menjadi satu atau dua

konsep untuk diuji.

Metode pengujian konsep terdiri dari 7 tahap yaitu :

1) Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep → Pengujian konsep dapat

diartikan sebagai suatu eksperimen, oleh karena itu perlu didefinisikan dahulu

maksud dari eksperimen ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti

Konsep mana yang akan diuji?, Bagaimana konsep dapat diperbaiki?, Berapa

Jumlah produk yang dapat dijual?, Dapatkah proses pengembangan

dilanjutkan?.

2) Memilih Populasi Survei → Seringkali produk ditujukan untuk pasar

potensial dengan beberapa segmen sekaligus. Hal yang perlu diperhatikan

adalah pengujian ke beberapa segmen sekaligus akan membuang banyak

waktu dan biaya, sehingga seringkali untuk menghindari pembengkakan biaya

maka pengujian konsep cukup dilakukan dengan memilih pelanggan potensial

dengan segmen pasar terbesar saja.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

39 

3) Memilih Format Survei → Sama seperti survei-survei yang pernah

dilakukan pada tahapan sebelumnya, jenis format yang dapat dipilih adalah

dengan : face-to-face interaction, Telepon, Surat, E-mail, Internet. Dan tiap

format memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

4) Mengkomunikasikan Konsep → Yang membedakan survei pengujian

konsep dengan survei-survei sebelumnya adalah adanya konsep terpilih yang

harus dkomunikasikan kepada responden untuk dinilai sendiri oleh mereka.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan Konsep

yaitu : uraian verbal, sketsa, Foto dan gambar, storyboard, video, simulasi,

multimedia interaktif, model fisik, dan prototipe yang dioperasikan. Sehingga

tim pengembang dapat memilih cara yang sesuai untuk mengkomunikasikan

konsep disesuaikan dengan biaya dan kemampuan yag ada.

5) Mengukur respon pelanggan → Data yang didapatkan dari survei dapat

diolah dan digunakan untuk mengukur respon pelanggan, dan hal yang

terutama diukur adalah Konsep mana yang dipilih, usulan perbaikan, serta

keinginan pelanggan untuk membeli .

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

40 

6) Menginterpretasikan Hasil → Maksud dari menginterpretasikan hasil

adalah bila memang ada konsep yang mendominasi, maka secara langsung

konsep tersebut dapat dipilih untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan

model, tetapi bila hasilnya tidak terbatas, maka konsep dapat dipilih

berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya.

7) Merefleksikan Hasil dan proses → Manfaat utama dari pengujian konsep

adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial, yang diuntungkan

oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang terdapat pada model

prediksi yaitu : ukuran pasar keseluruhan, ketersediaan tentang produk, dan

proporsi pelanggan yang mungkin akan membeli produk. Dalam

merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya 2 pertanyaan kunci harus

terjawab, yaitu : apakah konsep sudah dikomunikasikan dengan benar

sehingga menghasilkan respon pelanggan sesuai dengan yang dituju ? Dan

apakah hasil prediksi konsisten dengan hasil tingkat pengamatan tingkat

penjualan terhadap produk-produk yang sama ? Akhirnya pengalaman dengan

produk baru kemungkinan besar dapat diterapkan di masa yang akan datang

untuk produk-produk yang hampir sama.

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

41 

2.5.6. Arsitektur Produk

Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen-elemen

fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang menyumbang

terhadap kinerja keseluruhan produk.

Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian, komponen,

dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk.

Elemen-elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha pengembangan

berlanjut. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building

blocks utama yang disebut chunks. Setiap Chunk terdiri dari sekumpulan komponen

yang mengimplementasikan fungsi dari produk.. Arsitektur produk adalah skema

elemen-elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik.

Dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Ciri-ciri

arsitektur modular adalah : chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau

sedikit elemen fungsional pada keseluruhan fisiknya, dan interaksi antar chunk dapat

dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk menjelaskan fungsi-fungsi

utama produk.

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

42 

Keputusan mengenai cara membagi produk menjadi chunk dan tentang berapa

banyak modularitas akan diterapkan pada arsitektur sangat terkait dengan beberapa

isu yang menyangkut kepentingan seluruh perusahaan seperti : perubahan produk,

variasi produk, standarisasi komponen, kinerja produk, kemampuan manufaktur, dan

manajemen pengembangan produk.

Langkah-langkah dalam menetapkan arsitektur produk adalah dengan :

1. Membuat skema produk, yaitu diagram yang menggambarkan

pengertian terhadap elemen-elemen penyusun produk, yakni berupa

elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional.

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Gambar 2.11 Contoh Skema Produk

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

43 

2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema, yaitu menugaskan

setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk

memiliki satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat

digabungkan dalam satu chunk. Kondisi ekstrim yang mungkin terjadi

adalah semua komponen memiliki chunk sendiri sehingga jumlah

elemen sama dengan jumlah chunk. Atau sebaliknya mengintegrasikan

semua komponen ke dalam satu fungsi yang sifatnya akan lebih

kompleks.

Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger

Gambar 2.12 Contoh Function Diagram

3. Membuat susunan Geometris yang masih kasar, Susunan geometris

dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model

fisik yang terdiri dari 2 atau 3 dimensi. Penyusunan Geometris yang

masih berbentuk kotak dapat memberikan beberapa alternatif

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

44 

penyusunan sehingga tidak ada hubungan antar chunk yang saling

bertentangan. Pembuatan susunan geometris harus memperhatikan

aspek estetika, keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk.

2.6 Sifat Bahan Handgrip

Handgrip Transjakarta yang ada saat ini terbuat dari bahan dasar polikarbonat

(plastik PC). Meski memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan, namun

polikarbonat cukup mudah tergores sehingga dibutuhkan pelapisan keras (hard

coating), hal ini dikarenakan salah satu sifat fisik dari polikarbonat, yaitu koefisien

geseknya cukup besar.

Alternatif dari penggunaan bahan dasar handgrip Transjakarta ialah plastik

PVC (Poly Vinyl Chloride). Bahan ini dipilih sebagai alternatif karena pada

perbandingan kekuatan elastisitas, kekuatan tensil dan koefisien geseknya lebih

unggul dibandingkan polikarbonat, sehingga memberikan kekuatan namun terasa

mulus (smooth) ketika diraba oleh tangan.

Tabel 2.9 Perbandingan Sifat Fisik PC dan PVC

PC PVC

Young's modulus (E) 2.0–2.4 GPa 2.8-3.3 GPa

Tensile strength (st) 55–75 MPa 83–97 MPa

Coefficient of friction 0.24-0.31 0.17-0.21

Sumber: Materials Science of Polymers for Engineers, Oswald, T. A., Menges, G.

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

45 

2.7 Tekanan Pada Permukaan Tangan

Ketika seseorang memegang benda dengan memusatkan kekuatan dari otot

tangan kepada permukaan benda tanpa membutuhkan akurasi dan presisi dari

pekerjaan yang dilakukan, dimana permukaan benda akan bersentuhan dengan

sebagian besar area tangan dan jari dalam bentuk yang relatif melingkar, maka cara

penangangan benda tersebut dikategorikan sebagai “power grip” (Kong, Y.K. and

Freivalds, A. (2003)).

Sumber: Kong, Y.K. and Freivalds, A. (2003)

Gambar 2.13 Power Grip

Pengukuran gaya yang dihasilkan oleh “power grip” dapat dilakukan

menggunakan dynamometer, walaupun ketepatan ukuran tersebut dikatakan tidak

selalu akurat, karena perlu dilakukan pemeriksaan, apakah responden yang

bersangkutan memiliki masalah pada tendonnya, kebiasaannya dalam mencengkram

(gripping), faktor usia, jenis kelamin dan sebagainya. Masalah tersebut juga termasuk

bahwa gaya yang dihasilkan tiap bagian jari (komponen utama dalam mencengkram)

sulit diukur menggunakan dynamometer (Kroemer (2001)).

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

46 

Sehingga untuk mendapatkan optimasi biasanya dilakukan pengukuran

melalui sebuah model robotik yang melakukan “penarikan”, dengan asumsi bahwa

kekuatan tarik manusia sama dengan kekuatan “mencengkram” (Lowe, B.D. and

Freivalds, A. (1999)). Berikut adalah tabel penghitungan gaya pada bagian-bagian

jari lewat simulasi tersebut, yang ditampilkan dalam asumsi, seseorang melakukan

“power grip”.

Tabel 2.10 Gaya yang Dikeluarkan Bagian-Bagian Jari dalam Mencengkram

Sumber: Lowe, B.D. and Freivalds, A. (1999)

Ketika jari memberikan cengkraman, maka permukaan benda yang

dicengkram juga turut memberikan tekanan kepada jari serta otot-otot dan tulang

yang berada di dalamnya. Hal tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam hukum

tekanan, yaitu:

AFP =  

P ialah besarnya tekanan yang terjadi

F ialah gaya yang bekerja

A ialah luas permukaan yang menerima tekanan

Page 42: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00685- TI Bab 2.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Handgrip ... Gambar 2.1 Interior Kereta Bawah Tanah New York

47 

Sumber: Lowe, B.D. and Freivalds, A. (1999)

Gambar 2.14 Tekanan Jari Dalam Keadaan Power Grip Terhadap Permukaan Benda

Berdasarkan hukum Newton 3 yaitu “Untuk setiap aksi selalu ada reaksi yang

sama dan berlawanan atau kekuatan dari dua benda yang satu sama lainnya selalu

sama dan berada dalam arah yang berlawanan.", maka didapatkan formula untuk

mengukur tekanan pada peralatan tangan.

PtPp ≈

dimana:

Pp = Tekanan yang diberikan tangan

Pt = Tekanan yang diberikan peralatan

Sehingga, dapat ditentukan bahwa PPtPp ≈≈ , dimana P adalah besar

tekanan yang diterima baik oleh tangan maupun oleh peralatan.