bab 2 tinjauan pustaka 2.1 pengertian pelabuhan, ruang …repository.stimart-amni.ac.id/971/2/bab...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pelabuhan, Ruang Lingkup Pelayaran dan Peti Kemas
1. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
perusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun
penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh
kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi. (UU RI No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran)
2. Pengertian Perusahaan Pelayaran
Menurut Suwarno (2011 : 127), Perusahaan Pelayaran adalah badan usaha
milik Negara atau swasta, yang berbentuk perusahaan milik Negara adalah
Persero, Perseorangan terbatas (PT), Perseroan comanditer (CV), dan lain-lain
yang melakukan usaha jasa dalam penyediaan ruangan kapal laut untuk
kepentingan mengangkut muatan penumpang (orang) dan barang (dagang) dari
suatu pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan tujuan (bongkar), baik dalam negeri
maupun luar negeri.
3. Pengertian Peti kemas (Container)
Container (Amir M,S 2014 : 60) adalah peti besar yang didalamnya dapat
diisi muatan untuk diangkut diatas kapal, dan alat untuk mengangkut barang
dengan syarat :
a) Seluruhnya atau sebagian tertutup, berbentuk peti atau kerat dan
dimaksudkan untuk diisi barang yang akan diangkut.
b) Berbentuk permanen dan kokoh sehingga dapat dipakai berulang
kali untuk mengangkut barang.
c) Dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengangkutan
barang dengan suatu kendaraan tanpa terlebih daulu dibongkar
kembali.
8
d) Langsung dapat diangkut khususnya pemindahan dari kendaraan
ke kendaraan yang lain.
e) Mudah diisi dan dikosongkan.
f) Jenis-jenis dan ukuran Petikemas
4. Jenis-jenis peti kemas (Amir M,S, 2014 : 61) antara lain:
a) Dry Cargo Container
Peti kemas ini digunakan untuk mengankut muatan umum yang
terdiri dari berbagai jenis barang dagangan kering yang sudah
dikemas dalam kemasan (commodity packing) yang tidak
memerlukan penanganan khusus.
b) Reefer (Refrigerated) Container
Jenis container ini digunakan untuk mengangkut muatan yang
harus didinginkan sampai -30 seperti daging, ikan, buah-buahan
dan lain-lain
c) Bulk Container
Jenis ini digunakan untuk mengankut muatan curah (Bulk Cargo)
seperti beras, gandum, yang tidak dikemas. Konstruksinya tidak
menggunakan pintu biasa melainkan hanya bukaan kecil dibagian
bawah belakang untuk membongkar muatan curah tersebut.
Sedangkan untuk pemuatan, barang dicurahkan melalui bukaan
yang berada pada atap container.
d) Open Side Container
Pada peti kemas jenis ini mempunyai pintu yang berada dibagian
samping, memanjang sepanjang peti kemas, tidak diberi pintu
sebagai mana jenis lainnya, melainkan hanya terpal saja guna
melindungi muatan dari pengaruh cuaca. Kegunaan container ini
mengangkut muatan yang ukurannya melebihi lebar container
seperti mesin dan alat berat lainnya.
9
e) Soft Top Container
Container jenis ini terbuka bagian atasnya, dan bagian itulah biasa
muatan diletakan dan diambil. Bagian atas biasa ditutup dengan
terpal untuk melindungi muatan dari pengaruh cuaca. Container
ini biasanya digunakan untuk barang yang tingginya melebihi
ketinggian container tersebut.
f) Open Top, Open Side Container
Container ini hanya berupa geladak dengan empat tiang sudut dan
empat set lubang untuk memasukan locking pin. Container ini
digunakan untuk pengapalan barang berat yang tidak memerlukan
perlindungan cuaca.
g) Hard Top
Ini adalah nama lain dari container yang berjenis Dry Cargo
Container
h) Flat Rack Container
Jenis container ini mempunyai sisi yang dapat dicopot atau bisa
dilipat sehingga membuat rak datar untuk pengiriman dari
berbagai macam barang khusunya digunakan untuk barang yang
over dimensi.
i) Tank Container
Jenis ini berupa tanki baja berkapasitas 4000 galon (kl.15.140
liter) yang dibangun didalam kerangka peti kemas, mirip seperti
tanki yang dimasukan kedalam peti kemas jenis open top, open
side. Container ini digunakan untuk mengapalkan bahan kimia
atau bahan cair lainnya.
10
j) Ukuran Container
Menurut Amir M,S (2014 : 60) ukuran-ukuran container adalah
sebagai berikut:
1) All steel container ukuran 20’ (twenty feet)
Panjang : 6,55 m (19.10.55”)
Lebar : 2,435 m (8”) bagian luar
Tinggi :2,590 m (0’6”)
Berat kosong : 2,250 ton
Berat muatan max : 24 ton
Kapasitas kubik : 30 m3
2) All steel container ukuran 40’ (fourty Feet)
Panjang :12,192 m (40’)
Lebar : 2,435 m (8”) bagian luar
Tinggi : 2,590 m (8’6”)
Berat kosong : 3,801 ton
Berat muatan max : 31 ton
Kapasitas kubik : 67,23 m3
3) Reefer container ( Refrigerated container) 20’
Panjang : 6,55 m (19’.10.55”)
Lebar : 2,435m(8’6”)bagianluar
Tinggi : 2,590 m (8’6”)
Berat kosong : 3,311 ton
Berat muatan max : 15,144 ton
Kapasitas kubik : 25,900 m3
4) Reefer container (Refrigerated container) 40’
Panjang : 12,192 m (40’)
Lebar : 2,435 m (8”) bagian luar
Tinggi : 2,590 m (8’6”)
Berat kosong : 5,740 ton
Berat muatan max : 24,740 ton
Kapasitas kubik : 58,810 m3
11
k) Jenis-jenis kapal Peti kemas
Jenis-jenis kapal laut yang biasa mengangkut peti kemas (container)
menurut Abbas Salim (2013 :168) antara lain terdiri dari :
1) Semi container vessel
Jenis kapal ini dapat mengangkut peti kemas dan muatan beak
bulk secara bersamaan dalam jumlah kurang lebih seimbang.
Kapal semi container mempunyai palka-palka untuk memuat
break bulk dan ada juga compartment untuk memadat peti kemas
dan diatas geladak juga ditempaykan peti kemas.
2) Full container vessel
Kapal ini hanya mengangkut peti kemas saja dan tidak dapat
menerima muatan break bulk, kecuali muatan sisa stuffing yang
tidak cukup satu peti kemas dan shippernya tidak bersedia
menyewa peti kemas untuk men stufing sisa muatan yang kurang
dari satu peti kemas tersebut.
l) Kapal Full container terdiri dari dua tipe, yaitu :
a) Cellular Type
b) Pada kapal jenis ini didalam palka dipasang tiang-tiang yang
disebut cell guide sebagai penyangga peti kemas supaya posisinya
mantap.
c) Roll-on / Roll-off Type
d) Pada kapal ini tidak di bangun berbentuk palka-palka melainkan
jaringan jalur (lines) bertingkat semacam “jalan silang susun”.
Peti kemas yang akan dimuat dibawa keatas kapal dengan
menggunakan Trailer atau Container chassis yang di hela oleh
Primer Mover (disebut juga Truck Head) yang secara awam dapat
disebut “menggelinding naik” (roll –on) melalui semacam
jembatan gantng yang dipasang pada buritan kapal yang lazim
disebut Ramp Belakang (Stem Ramp).
12
m) Alat Bongkar Muat Peti Kemas
1) Peralatan Peti kemas
Menurut Abbas Salim (2013 : 135), dalam mengoperasikan peti
kemas digunakan peralatan yang terdiri dari:
a) RTG (Rubber Tyred Gantry Crane)
Untuk melakukan kegiatan bongkar muat petikemas dari
trailer ke lapangan penumpukan petikemas atau sebaliknya.
RTG berjalan menggunakan roda karet.
b) Crane Container (CC)
Merupakan alat yang berfungsi untuk kegiatan bongkar muat
petikemas dari kapal petikemas ke dermaga atau dari
dermaga ke kapal petikemas.
c) RMG
Untuk melakukan kegiatan bongkar muat petikemas dari
trailer kelapangan penumpukan petikemas atau sebaliknya.
RMG berjalan atau gantry menggukan roda besi danjalur rel.
d) Alat-alat Bantu Bongkar Muat
Selain dari peralatan bongkar muat diatas kapal ada juga alat-
alat yang digunakan untuk membantu dalam proses bongkar
muat yang digunakan untuk membantu dalam proses bongkar
muat yang akan dilakukan seperti :
(1) Spreader
Alat yang digunakan untuk mengangkat kargo dan
kontainer.
(2) Sling container
Alat bantu angkut khususnya barang-barang yang besar
dan berat di berbagai industri.
(3) Alat pengait (ganco)
13
n) Alat Penunjang Bongkar Muat
Ini merupakan alat untuk membantu kelancaran proses
pengangkatan, penumpukan, dan pengaturan barang dari kade ke
gudang atau sebaliknya, bias juga digunakan untuk mengatur atau
menata barang ke kendaraan. Alat-alat penunjang ini berupa alat-alat
mekanis (forklift).
Alat-alat bongkar muat ini saling terkait satu sama lainnya.
Untuk alat-alat bantu bongkar muat telah disiapkan oleh pihak
Perusahaan Bongkar Muat bagian peralatan menurut kebutuhan dari
pada container yang akan di bongkar atau dimuat ke kapal.
o) Istilah-istilah dalam pelayanan peti kemas :
1) Stevedoring adalah pekerjaan membongkar petikemas dari kapal
ke chassis atau memuat peti kemas dari chassis ke dalam palka.
2) Transfer / haulage adalah pekerjaan mengangkut peti kemas
dengan menggunakan chassis dalam daerah kerja pelabuhan dari
lambung kapal ke container yard (CY) / lapangan penumpukan
atau sebaliknya.
3) Lift On adalah pekerjaan mengangkut peti kemas dari tempat
penumpukan ke atas chassis dengan menggunakan Rubber Tyred
Gantry / Top loader atau alat lainnya.
4) Lift Off adalah pekerjaan mengangkat peti kemas dari tempat
penumpukan ke atas chassis dengan menggunakan Rubber Tyred
Gantry / Top loader atau alat lainnya.
5) Angsur adalah pekejaan memindahkan peti kemas dari
blok/slot/row/tier ke blok/slot/row/tier lain di container yard.
6) Relokasi adalah pekerjaan memindahkan peti kemas dari
blok/slot/row/tier lain di container yard (CY) atau lapangan
penumpukan dengan tujuan pengelompokan peti kemas di suatu
tempat atau pengosongan tempat penumpukan
14
7) Receiving adalah aktifitas peneriman peti kemas dari
hinterland/luar terminal pelabuhan melalui gate in ke dalam
daerah terminal pelabuhan untuk di stack /di tumpuk di container
yard.
8) Delivery adalah aktifitas pergerakan peti kemas dari container
yard (CY) / lapangan penumpukan untuk keluar daerah terminal
melalui gate out.
9) Stacking adalah pekerjaan menyusun peti kemas di container yard
(CY) / lapangan penumpukan.
10) Shifting adalah pekerjaan memindahkan peti kemas dari
bay/row/tier di palka kapal ke bay/row/tier lain di dalam palka
kapal tanpa menumpuk terlebih dahulu ke dermaga.
11) Shifting grounded adalah pekerjaan memindahkan peti kemas dari
bay/row/tier ke bay/row/tier lain di dalam palka kapal dengan
menumpuk terlebih dahulu ke dermaga.
2.2 Pengertian Sistem dan Komponen Terminal Container
1. Pengertian Terminal Container
Terminal container yang berlokasi di pelabuhan adalah fasilitas dimana tempat
yang memungkinkan kapal container melakukan kegiatan bongkar muat container
secara efisien. Dengan demikian sebuah terminal container harus dilengkapi
dengan peralatan untuk tujuan tersebut.
2. Pengertian Terminal Operating System
a) Terminal Operating System (TOS) adalah sistem aplikasi yang digunakan
dalam pengoperasian terminal petikemas.
b) IPC Terminal Operating System (I-TOS)
Terminal Operating System memiliki banyak versi seperti CITOS (Computer
Integrated Terminal Operating System) untuk pelabuhan Singapura ataupun
OPUS Terminal Operating System Untuk Jakarta International Container
Terminal (JICT), untuk IPC Pelabuhan Tanjung Priok memiliki Terminal
Operation System tersendiri yang dibuat oleh pihak internal IPC untuk membantu
15
kegiatan operasional pelabuhan. Supaya pembaca lebih memahami isi dari karya
tulis ini penulis akan mencoba memberikan penjelasan beberapa fungsi system
yang digunakan dalam pelayanan peti kemas di PT. Pelabuhan Tanjung Priok
yaitu system I-TOS (IPC Terminal Operating System). Beberapa fungsi
penggunaan system I-TOS di PT. Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta antara lain :
1) Mengelola arus peti kemas di terminal dengan rencana
penempatan yang tepat sehingga diperoleh efisiensi proses
bongkar-muat.
2) Membuat jadwal rencana loading/unloading dan yard transfer
dengan mengacu kepada informasi yang dikirimkan oleh shipping
companies yang memuat posisi kontainer pada kapal yang akan
berlabuh.
3) Mengolah informasi pengiriman kontainer menuju terminal yang
dikirimkan oleh transportation companies
4) Memberikan informasi kepada shipping companies dan trucking
companies mengenai lokasi penempatan container.
c) Plan and Control
(1) Vessel Definition
Digunakan untuk menghitung stabilitas dari vessel berdasarkan
spesifikasi dari vessel (Length, Width and Depth). Data-data ini
digunakan untuk menentukan bay/side view plan di vessel.
(2) Berth Plan
Digunakan untuk mengatur jadwal kedatangan dan
keberangkatan kapal, dan alokasi dermaga beserta occupancy
rate-nya. Berth Plan juga dilengkapi dengan manpower plan dari
petugas yang akan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
penambatan kapal dan peralatan lainnya.
16
d) Ship Plan and Control
Digunakan untuk melakukan perencanaan efektif terhadap kegiatan
discharging/loading dari vessel, penggunaan crane.
a. Yard Plan and Control
Digunakan untuk mengatur yard operation secara dinamis berdasarkan
forecast dan pattern analysis yang disediakan oleh sistem. Yard Plan
and Control memungkinkan untuk melakukan auto control perangkat
dan menyediakan optimal yard operation logistic untuk memaksimalkan
produktifitas terminal.
b. Operation and Control
Sistem dapat memberikan spesifik pekerjaan untuk peralatan tertentu.
c. Job Optimization
Sistem dapat melakukan automasi perencanaan dan operasi kegiatan di
Terminal.
d. Equipment Monitoring
Sistem dapat melakukan monitoring secara real-time terhadap
posisi/status untuk suatu alat dan status pekerjaan alat tersebut.
e. Terminal Monitoring
Sistem dapat melakukan monitoring status terminal termasuk status
berth, crane, yard, alat bongkar/muat dan gate.
f. Exception Handling
User dapat melakukan koreksi apabila sistem terdapat data yang tidak
sesuai, menentukan kondisi kontainer untuk penumpukan dan
menentukan container direction menggunakan Door Direction of OCR.
e) Cargo Handling and Control
1) Container Search Sistem dapat menampilkan list seluruh detil
informasi container.
17
2) Reefer Cargo HandingSistem dapat melakukan pengendalian
penanganan reefer container.
Sistem I-TOS memiliki istilah untuk setiap peti kemas berdasarkan
statusnya menurut terminal, seperti :
Bongkar (inbound) Peti Kemas :
a. 01 (booking Inbond), artinya petikemas telah terdaftar
b. 02 (discharged), artinya petikemas sudah dibongkar dari kapal
c. 03 (Placement), artinya petikemas sudah di stack di CY
d. 04 (on chasis), artinya petikemas sudah dipindahkan dari CY ke atas
chasis truck.
e. 10 (gate out, delivery), artinya petikemas sudah diinspeksi di Gate Out
dan sudah keluar dari daerah terminal.
Muat (outbound) Peti Kemas :
a. 49 (booking outbond)
b. 50 (gate in, receiving)
c. 51 (placement)
d. 52 (on chasis)
e. 56 (loaded)
2. Komponen Terminal
a) Alur dan kolam pelabuhan
b) Dermaga
c) Lapangan penumpukan (container yard)
d) Reefer Area
e) Gate In adalah tempat untuk melakukan penerimaan peti kemas
yang akan di stack di lapangan penumpukan atau sebagai tempat
masuknya empty chassis ke dalam terminal pelabuhan dalam
proses delivery.
18
f) Gate Out adalah tempat keluarnya empty chassis dalam proses
receiving atau tempat penyerahan peti kemas yang keluar
terminal pelabuhan.
g) Gedung kantor (office)
h) Perangkat computer (computerized system).
2.3 Pengertian Kegiatan, Sistem, Prosedur dan Pelayanan
1. Kegiatan
Menurut kamus besar bahasa indonesia, kegiatan adalah aktivitas, usaha,
pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.
Menurut Abdul Halim kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan
oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan.
2. Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok organisasi. Sedangkan prosedur adalah suatu
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi organisasi yang terjadi berulang-ulang. ( Mulyadi, Sistem Akuntansi,
2001 : 4)
3. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah proses yang terdiri atas sejumlah kegiatan tahap
sebelumnya (back stage) dan tahap yang akan datang (front stage) dimana
konsumen berinteraksi dengan organisasi jasa pelayanan. Tujuan interaksi itu
adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen serta memberikan
nilai kepada konsumen yang bersangkutan.
19
Pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu
dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai haknya. Pelayanan
hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan merupakan sebuah
proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Moenir
(2010 : 26)
2.4 Pelayaran Peti Kemas Interinsuler
Indonesia sebagai Negara kepulauan menciptakan berbagai usaha pelayaran.
Luas trayek yang dilayari akan menentukan kapasitas kapal yang digunakan dan
struktur organisasi perusahaan pelayarn. Semakin luas trayek yang dilayari akan
semakin besar kapal, modal dan organisasi yang dibutuhkan. Berdasarkan luas
wilayah operasi, pelayarn dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Pelayaran Lokal
Pelayaran yang bergerak dalam propinsi atau beberapa propinsi yang berbatasan.
Biasanya luas wilayah operasi perusahaan pelayaran local Indonesia tidak
melebihi radius 200 mil dan kapal berkapasitas lebih kurang 200 DWT.
2. Pelayaran Nusantara (Antar Pulau atau Interinsuler)
Wilayah operasi perusahaan pelayaran meliputi seluruh wilayah perairan
Republik Indonesia. Usaha pelayaran Nusantara pada umumnya menggunakan
kapal berukuran 1000 s/d 3000 DWT. Dalam pengertian pelayaran nusantara ini
tercakup di dalamnya jenis pelayaran rakyat yaitu pelayaran dalam bentuk yang
lebih sederhana dari pelayaran samudera dengan wilayah operasi seluruh teritorial
Indonesia. Ukuran kapal yang dipakai dalam pelayaran rakyat relative lebih kecil
dari pada kapal pelayaran nusantara, jumlahnya lebih banyak sehingga disebut
armada semut.
3. Pelayaran Samudera (ocean going)
Jenis pelayaran yang beroperasi di perairan international dan bergerak antar
satu Negara ke Negara lain dan harus memperhatikan hukum serta konvensi
international yang berlaku.
20
2.5 Instansi-instansi yang terkait :
1. Otoritas Pelabuhan
Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga pemerintah di pelabuhan
sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan
pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial. (Pasal 1
Angka 26 UU Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran).
2. PT (persero) Pelabuhan Indonesia
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau disingkat Pelindo II adalah Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Jasa Kepelabuhanan.
3. Perusahaan pelayaran
Pengertian Perusahaan Perkapalan terdapat dalam pasal 323 sampai
340f KUHD, ada 24 buah pasal. Perusahaan Pelayaran (Rederij) adalah suatu
badan yang menjalankan perusahaan dengan cara mengoperasikan kapal atau
usaha lain yang erat hubungannya dengan kapal.
4. EMKL
Ekspedisi muatan kapal laut, atau di singkat EMKL adalah suatu perusahaan
pengurusan yang memiliki izin Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut yang di
keluarkan melalui Kantor Dinas Perhubungan yang diberikan kepada perusahaan
(Badan Usaha PT) untuk melaksanakan kegiatan usaha jasa EKSPEDISI
MUATAN KAPAL LAUT di Indonesia. Dimana lingkup kegiatan usahanya
adalah melakukan pengurusan dokumen-dokumen dan pekerjaan-pekerjaan yang
menyangkut penerimaan/penyerahan muatan yang diangkut melalui lautan untuk
diserahkan kepada/diterima dari perusahaan pelayaran dan penyedia sarana
angkutan barang dan penumpang serta supply kebutuhan kapal laut.
5. KSOP
KSOP adalah unit pelaksana teknis pemerintahan di bidang kebandaran,
perkapalan, dan jasa maritim dalam lingkungan Departemen Perhubungan yang
dipimpin oleh seorang kepala yang disebut syahbandar/KSOP .Tugas KSOP
adalah melaksanakan penilikan kebandaran, keselamatan kapal, pengukuran dan
pendaftaran kapal, serta kegiatan jasa maritim.
21
6. Forwarding
Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwading) adalah kegiatan
usaha yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut
atau udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan,sortasi,
pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen,
penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas
pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya.
7. PBM (perusahaan bongkar muat)
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah Perusahaan yang berbadan hukum
yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan atau ke kapal meliputi
kegiatan pembongkaran barang dari palka kapal ke atas dermaga di lambung kapal
atau sebaliknya (stevedoring), kegiatan pemindahan barang dari dermaga di
lambung kapal ke gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknya (cargodoring)
dan kegiatan pengambilan barang dari gudang/lapangan di bawa ke atas truck atau
sebaliknya (receiving/delivery).
8. Bank
Pengertian bank berdasarkan UU Negara Republik Indonesia No. 10/1998
pasal 1 huruf dua yang mengatur tentang perbankan menjelaskan bahwa
pengertian bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak".
9. PFSO
Port Facility Security Officer (PFSO) atau Petugas Keamanan Fasilitas
Pelabuhan adalah personil yang ditugaskan sebagai penanggung jawab untuk
pengembangan, penerapan, perubahan dan pemeliharaan dari rancangan
keamanan fasilitas pelabuhan dan untuk berhubungan dengan petugas keamanan
kapal dan petugas keamanan perusahaan.