bab 2 tinjauan metrologi legal
TRANSCRIPT
Laporan Akhir
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Metrologi Legal
1 Daerah adalah Kepulauan Riau.
2 Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3 Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau.
4 Pejabat yang ditunjuk adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di
bidang retribusi sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
5 Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
6 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kepulauan Riau.
7 Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian,Perdagangan dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah Kepala Dinas
Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kepulauan Riau.
8 Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Metrologi selanjutnya disebut
UPTD adalah unit pelaksana teknis Metrologi pada Dinas adalah
Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kepulauan Riau.
9 Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Metrologi adalah Kepala
Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kepulauan Riau.
10 Pegawai yang berhak adalah adalah Pegawai Negeri Sipil yang
bertugas pada Unit Metrologi Legal yang telah lulus pendidikan dan
pelatihan Kemetrologian dan telah diberi hak oleh Pejabat yang
berwenang.
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-1
Laporan Akhir
11 Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha
Milik Negara atau Daerah dengan nama bentuk apapun,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau
Organisasi yang sejenis, Lembaga dan dana pensiun, bentuk Usaha
tetap serta bentuk usaha lainnya.
12 Menera adalah hal menandai dengan tanda tera sah atau dengan
tanda tera batal yang berlaku atau memberikan keterangan-
keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal
yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak
melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat–alat
ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum dipakai.
13 Tera Ulang, adalah hal menandai berkala dengan tanda-tanda tera
sah atau tera batal yang berlaku atau memberikan keterangan-
keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang
berlaku, dilakukan oleh Pegawai-Pegawai yang berhak melakukannya
berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar,
timbang dan perlengkapannya yang telah ditera.
14 Alat Ukur adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran kuantitas dan/atau kualitas.
15 Alat Takar adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi
pengukuran kuantitas atau penakar.
16 Alat Timbang adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai sebagai
pengukuran massa atau penimbangan.
17 Alat Perlengkapan adalah alat yang diperuntukkan atau dipakai
sebagai pelengkap atau tambahan pada alat-alat ukur, takar atau
timbang, yang menentukan hasil pengukuran, penakaran atau
penimbangan.
18 Menjustir adalah Mencocokkan atau melakukan perbaikan ringan
dengan tujuan agar alat yang dicocokkan atau diperbaiki itu
memenuhi persyaratan tera atau tera ulang.
19 Retribusi Jasa Pelayanan Umum Penggunaan Alat Ukur, Takar,
Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) Metrologi Legal yang
selanjutnya disebut Retribusi adalah Pembayaran atas fasilitas yang
disediakan Pemerintah Daerah kepada wajib Retribusi guna
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-2
Laporan Akhir
melindungi kepentingan umum dalam sektor pembangunan industri
dan perdagangan.
20 Biaya penjustiran adalah biaya yang harus dibayar oleh
pemilik/pemakai/pemegang kuasa alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya (UTTP) karena sudah dilaksanakan tera atau tera
ulang atas UTTP.
21 Biaya tambahan adalah biaya yang harus dibayar oleh
pemilik/pemakai/pemegang kuasa alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya (UTTP) karena sudah dilaksanakan tera atau tera
ulang atas UTTP
22 Biaya penelitian adalah biaya yang harus dibayar oleh
pemilik/pemakai/pemegang kuasa UTTP karena dilaksanakan
penelitian terhadap UTTP dalam rangka proses memperoleh izin tipe
dan izin tanda pabrik.
23 Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang mampu telusur
(traceable) ke Standar Nasional untuk satuan ukuran dan/atau
Internasional.
24 Barang Dalam Keadaan Terbungkus selanjutnya disingkat BDKT
adalah barang yang ditempatkan dalam bungkusan atau kemasan
tertutup, yang untuk menggunakannya harus merusak
pembungkusnya atau segel pembungkusnya.
25 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan.
26 Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan
pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan
lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
27 Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
28 Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-3
Laporan Akhir
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam
bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik
atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
29 Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah.
30 Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang.
31 Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disebut SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
32 Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut STRD,
adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.
33 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan daerah dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi
daerah.
34 Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-4
Laporan Akhir
2.1.2 Metrologi Legal Sebagai Suatu Bentuk Kegiatan
Dalam mewujudkan Kepulauan Riau “Tertib Ukur” , maka metrology
legal mempunyai peranan yang cukup besar dalam mencapainya.
Pemerintah Daerah melakukan Pengelolaan Laboratorium
Kemetrologian yang mencakup kegiatan operasional teknis dengan
berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang metrologi legal, yang berkaitan dengan :
a. Verifikasi standar untuk satuan ukuran;
b. Pengadaan sarana dan prasarana laboratorium;
c. Pemeliharaan peralatan standar untuk satuan ukuran, ruang
laboratorium beserta instalasi uji;
d. Pembinaan sumber daya manusia metrologi;
e. Pemeliharaan dan penggunaan cap tanda tera;
f. Menera dan tera ulang UTTP;
g. Pengelolaan biaya tera;
h. Pengawasan UTTP dan BDKT;
i. Penyuluhan kemetrologian;
j. Pembinaan terhadap reparatir UTTP dan pengusaha UTTP; dan
k. Penelitian UTTP untuk proses izin tanda pabrik dan izin tipe.
2.1.3 Pemilik UTTP Sebagai Pelaku Kegiatan
Salah satu tuntunan Al-Qur’an yang cukup menarik untuk dikaji terdapat
pada Surah ke 11 (Huud), mulai dari ayat 84 hingga 86. Ibnu Katsir
dalam Kisah Para Nabi menegaskan bahwa ayat-ayat tentang laba rugi
ini pada intinya berisi nasihat Nabi Syuaib AS kepada Penduduk Mad-yan
yang terkenal buruk perangainya dalam timbangan. Saat membeli
barang, mereka minta timbangannya dilebihkan, tapi ketika menjual,
mereka menguranginya.
Secara berurutan ayat-ayat tersebut adalah sbb. : “… Dan janganlah
kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu
dalam keadaan baik (mampu melaksanakannya, pen.)”, (Surah Huud 11
: 84).
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-5
Laporan Akhir
“Syuaib berkata : ‘Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan
yang adil dan janganlah kamu merugikan manusia atas hak-haknya”
(Huud 11 : 85).
“Saldo laba atau sisa keuntungan dari Allah (setelah mencukupkan
takaran dan timbangan, pen.) adalah lebih baik bagimu jika kamu
termasuk orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah pengawas atas
dirimu” (Huud 11 : 86).
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari ayat-ayat ini, adalah sebagai
berikut :
1. Surah Huud 11 : 84 berisi peringatan kepada para pedagang agar
tidak mengurangi takaran atau timbangan dari barang yang
diperjualbelikan.
2. Sedangkan Surah Huud 11 : 85 mengandung perintah agar takaran
dan timbangan kepada orang lain dicukupkan menurut ukuran yang
normal.
3. Setelah takaran dan timbangan digenapkan, barulah penjual atau
pedagang mengambil “sisanya” sebagai “laba” untuk mereka (Huud
11 : 86).
Statemen terakhir ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala sama sekali tak
melarang manusia mencari laba dalam perniagaan. Yang dilarang oleh-
Nya adalah mengurangi timbangan, karena perbuatan itu merugikan
orang lain.
Tentu saja secara lahiriah keuntungan atau laba yang diperoleh setelah
menggenapkan timbangan menjadi lebih kecil Namun demikian, berkah
atau pengaruh positif yang dihasilkannya dapat memberi efek ganda.
Dari segi Syariah, timbangan dalam jumlah yang cukup dengan
sendirinya memberi ketenangan lahir bathin karena terjauh dari dosa
dan kesalahan. Sedang-kan dari segi bisnis, pelaku yang memilik
kejujuran (trust) mau tidak mau akan dirangkul pembeli sehingga tak
tertutup kemungkinan usahanya berkembang terus dari waktu ke
waktu. Bahkan dalam jangka panjang, ia-pun dapat memetik
keunggulan-keunggulan kompetitif dalam kondisi persaingan usaha
yang serba ketat
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-6
Keterangan :A = Pemerintah E = Masyarakat-B = Pemerintah-Masyarakat F = SwastaC = Pemerintah-Swasta G = Pemerintah-Swasta- D = Masyarakat Masyarakat
Laporan Akhir
2.1.4 Metrologi Legal
Gambar 2.1
Wilayah Peran serta Stakeholder
Kajian Potensi Metrologi Legal Provinsi Kepulauan Riau 2-7