bab 2 landasan teori -...

30
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Pemasaran 1.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan terhadap kinerja individu lainnya sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat efektif dan efisien yang merunjuk pada tujuan yang sebesar-besarnya dari input yang sekecil-kecilnya. Menurut (Robbins and Coulter : 2010, p. 7) adapun fungsi manajemen terbagi menjadi : a) Perencanaan (planning) Didefinisikan menjadi fokus sasaran dalam menentukan strategi yang akan dikembankan pada rencana kerja untuk mengelola kegiatan dan aktivitas. b) Penataan (Organizing) Menentukan sikap yang akan diambil untuk mengambil langkah apa untuk menyelesaikan, bagaiamana caranya dan siapa yang akan mengerjakannya. c) Kepemimpinan (Leading) Mampu memotivasi seluruh individu, mampu memimpin tidak memikirkan ego dan hal yang melibatkan individu lain untuk berinteraksi. d) Pengendalian (controlling) Yaitu bagaimana mengawasi kegiatan atau aktivitas guna memastikan segala sesuatu yang sudah dikerjakan sesuai rencana. Menurut Dian Wijayanto (2012: 2) yang mendefinisikan manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, yang terbagi atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kinerja organisasi yang ada dengan menggunakan sumber daya yang didapat untuk mencapai satu tujuan dan sasaran organisasi. Dari pengertian manajemen dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa sebuah manajemen sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Yaitu untuk mengorganisasikan agar terarah, dalam mengawasi, dalam perencanaan yang dapat membantu dalam menyeselaikan suatu tujuan agar lebih efisien dan efektif.

Upload: vantram

Post on 19-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

15

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.1 Manajemen Pemasaran

1.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager

untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

terhadap kinerja individu lainnya sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat efektif

dan efisien yang merunjuk pada tujuan yang sebesar-besarnya dari input yang

sekecil-kecilnya. Menurut (Robbins and Coulter : 2010, p. 7) adapun fungsi

manajemen terbagi menjadi :

a) Perencanaan (planning)

Didefinisikan menjadi fokus sasaran dalam menentukan strategi yang akan

dikembankan pada rencana kerja untuk mengelola kegiatan dan aktivitas.

b) Penataan (Organizing)

Menentukan sikap yang akan diambil untuk mengambil langkah apa untuk

menyelesaikan, bagaiamana caranya dan siapa yang akan mengerjakannya.

c) Kepemimpinan (Leading)

Mampu memotivasi seluruh individu, mampu memimpin tidak memikirkan

ego dan hal yang melibatkan individu lain untuk berinteraksi.

d) Pengendalian (controlling)

Yaitu bagaimana mengawasi kegiatan atau aktivitas guna memastikan segala

sesuatu yang sudah dikerjakan sesuai rencana.

Menurut Dian Wijayanto (2012: 2) yang mendefinisikan manajemen sebagai

suatu ilmu dan seni, yang terbagi atas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan terhadap kinerja organisasi yang ada dengan menggunakan sumber

daya yang didapat untuk mencapai satu tujuan dan sasaran organisasi.

Dari pengertian manajemen dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

sebuah manajemen sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Yaitu untuk

mengorganisasikan agar terarah, dalam mengawasi, dalam perencanaan yang dapat

membantu dalam menyeselaikan suatu tujuan agar lebih efisien dan efektif.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

16

1.2 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran yaitu suatu proses dimana perusahaan mampu

menciptakan nilai bagi pelanggan serta mampu membangun komunikasi hubungan

dengan pelanggan yang kuat agar mendapatkan timbal balik yang positif sebagai

imbalannya( Kotler & Amstrong : 2014,p:27) . Beberapa orang memiliki pemikiran

bahwa marketing adalah sebuah aktivitas berjualan dan mengiklankan sebuah merek.

Sebagaimana iklan tersebut seperti iklan yang ditayangkan di tv setiap harinya.

Semakin berkembangnya jaman maka seorang marketers perlu mengubah pola pikir

tersebut dengan mengembangkan pengetahuan perihal marketing tersebut. Namun,

tetap mengutamakan kepuasan pelanggan sesuai kebutuhan dan keinginan agar

terpenuhi.

Lalu definisi lainnya yang dikemukakan oleh Asosiasi Pemasaran Amerika

yang dikutip oleh buku Irmawati (2015) mengatakan bahwa manajemen pemasaran

adalah sebuah proses perencanaan, pemikiran ide, penetapan harga, promosi promosi

dan penyaluran gagasan dari ide mengenai barang dan jasa untuk menciptakan

aktivitas pertukaran (Barter) untuk memenuhi tujuan individu.

1.3 Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan

untuk memperkenalkan produk dengan merancang, menciptakan, memperkenalkan

dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Pemasaran berawal dari keinginan

pemasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bertujuan untuk memuaskan

dengan menghadirkan sebuah produk atau jasa sekaligus memperoleh keuntungan

bagi pemasar itu sendiri. Pemasaran memiliki konsep yaitu 4P dapat dijabarkan ke

dalam Promotion, Place, Produk, Price.

Swastha dan Irawan (2008) mengartikan suatu pemasaran yang telah dikutip

oleh buku Irmawati (2015) bahwa pemasaran adalah salah satu dari kegiatan-

kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya. Pemasaran

adalah bagaimana cara mengelola sebuah hubungan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan agar dapat berkembang dan mendapatkan laba.

Menurut Kotler & Amstrong (2010: 28) yang mendefinisikan pemasaran

sebagai suatu proses bekerja dengan pasar target yang menjadi sasaran agar mampu

mewujudkan sebuah petukaran yang bersifat potensial. Menjadi satu fungsi bisnis

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

17

dengan memiliki kesepakatan dengan pelanggan. Hal ini dengan tujuan mampu

memuaskan kebutuhan dan keinginan dari individu, membangun suatu hubungan

yang saling menguntungkan serta dapat memahami kebutuhan customer.

Pemasaran merupakan aspek mendasar dan pokok yang sudah seharusnya ada

dalam sebuah perusahaan. Pemasaran bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen dengan melengkapi dan menciptakan apa yang dibutuhkan dan

diinginkan. Pemasaran pula sebagai aspek kegiatan-kegiatan penting perusahaan

guna memperkenalkan sebuah barang atau jasa yang ditawarkan. Selanjutnya

pendistribusian atau proses yang terjadi dalam pemasaran adalah pendukung

terjadinya aktivitas pemasaran. Pemasaran dapat pula diartikan sebagaimana cara

untuk mengelola suatu hubungan dengan konsumen yang dimana menjadi salah satu

proses yang dilakukan guna mendapatkan laba untuk perusahaan atau keuntungan

serta mendapatkan kepuasan dari pelanggan. sehingga keduanya mendapatkan hal

yang diinginkan oleh masing-masing pihak.

1.4 Strategi Pemasaran

Dalam lingkupan bisnis, sebuah strategi merupakan aspek penting yang harus

dimiliki bagi tiap-tiap pelaku bisnis. Strategi merupakan sebuah aspek untuk

mendorong perkembangan baik dari segi profit maupun kelangsungan sebuah

perusahaan. Strategi pemasaran merupakan komponen yang menjadi satu kesatuan

dalam kegiatan pemasaran. Secara praktisi strategi pemasaran adalah melakukan

pemasaran dengan aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang telah

terencana.

Philip Kottler (2014) mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah pola

pikir oleh pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran

tersebut. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan

posisi, bauran pemasaran serta besarnya pengeluaran pemasaran.

(Assauri, 2013) strategi pemasaran merupakan serangkaian tujuan dan

sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing – masing tingkatan dan acuan serta

lokasinya terutama sebagai tanggapan oleh perusahaan dalam menghadapi

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

18

Strategi pemasaran merupakan satu kesatuan dengan pemasaran. Startegi

adalah komponen yang menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh seorang pemasar

untuk memasarkan produknya dengan langkah-langkkotah tertentu. Dapat

disimpulkan bahwa strategi pemasaran menjadi sebuah hal penting agar perusahaan

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam setiap kegiatan pemasarannya.

Strategi pemasaran dilakukan dengan melakukan hal spesifik yaitu untuk

menargetkan pasar atau menyasar sebuah pasar, kemudian melakukan bauran

pemasaran, dan agar dapat memahami perkembangan pasar yang dinamis. Serta

strategi pemasaran menjadi sebuah langkah untuk memberikan hal yang memuaskan

untuk konsumen dengan rencana-rencana dan memiliki hasil sesuai dengan target

yang telah ditetapkan dalam rancangan strategis.

1.4.1 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler dan Amstrong (2010:76) menyatakan Marketing mix sebagai

seperangkat alat untuk memasarkan yang digunakan oleh sebuah perusahaan secara

berkala untuk mencapai suatu tujuan tertentu pada pasar yang menjadi target

perusahaan. Merancang bauran pemasaran guna mendapatkan respons yang diingkan

oleh pasar sasaran. Bauran pemasaran tersebut memiliki beberapa elemen yang ada

didalamnya yang disebut 4P yaitu:

1. Produk

Produk adalah sebuah barang atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah

perusahaan kepada konsumen atau masyarakat. Mencakup dalam pengelolaan

perencanaan, pembuatan, pengembangan suatu produk atau jasa dengan menambah

atau mengambil tindakan pembaruan yang akan mempengaruhi produk-produk

lainnya.

2. Price

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayakan oleh pelanggan untuk

mendapatkan suatu produk. Harga akan disesuaikan dengan produk yang dibeli.

Termasuk ke dalam satu sistem manajemen yang akan menentukan harga dasar dan

mempertimbangkan untuk mengadakan stategi harga dengan membuat potongan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

19

harga lalu adanya pembayaran ongkos angkut serta berbagai hal lain yang

dipertimbangkan.

3. Place

Tempat yang meliputi kegiatan perusahaan yang membuat suaru produk

tersedia bagi target sasaran. Menentukan tempat untuk melakukan perdagangan,

membuat dan menyalurkan produk atau jasa tersebut. Mengembangkan produk

sesuai kapasitas tempat dan dapat mengembangkan penyaluran sistem distribusi yang

baik. Sehingga tempat tersebut dapat diartikan sebagai sebuah lokasi untuk

mengadakan adanya transaski, promosi, di dalamnya guna menangkap target sasaran

dan sebuah peluang.

4.Promotion

Promosi adalah serangkaian aktifitas yang menyampaikan manfaat produk

dan membujuk pelanggan untuk melihat hingga mau membelinya. Promosi

dilakukan oleh marketing dalam sebuah perusahaan. Sebagai suatu pancingan agar

membujuk pasar untuk mengetahui produk atau jasa yang baru pada perusahaan

dengan berbagai cara seperti iklan, penjualan antar pribadi, promosi jualan atau

publikasi.

Pada 4P yang terdiri diatas, promotion menjadi salah satu kunci penting

untuk sebuah perusahaan. Disampaikan pula oleh (Marius., 2002) bauran promosi

adalah suatu variabel pemasaran terkontrol yang pasti digabungkan untuk

menghasilkan tanggapan atau persepsi yang diinginkan oleh pasar yang dituju (target

Market). Bauran promosi juga dapat diartikan sebagai alat komunikasi dari campuran

alat – alat promosi yang digunakan oleh perusahaan. Tujuan dari bauran promosi itu

sendiri yaitu menyalurkan atau mampu menyampaikan pesan dari perusahaan kepada

konsumen, karyawan dan masyarakat. Menurut (Blythe: 2012,p.195) Bauran promosi

terdiri dari lima alat-alat promosi, yang disampaikan sebagai berikut:

1. Advertising (iklan/periklanan) diartikan sebagai semua hal dalam bentuk

presentasi dan promosi yang dilakukan nonpersonal dan dibayar oleh sponsor

untuk mempresentasikan gagasan, ide terhadap barang atau jasa. Periklanan

dianggap menjadi sebuah manajemen citra yang memiliki tujuan terutama

menciptakan dan memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen atau

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

20

top of mind. Bentuk promosi lainnya yang digunakan seperti broadcast, print,

internet, outdoor, media TV dan radio serta bentuk lainnya.

2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu aktivitas atau kegiatan insentif

jangka pendek guna mendorong konsumen untuk melakukan pembelian atau

penjualan suatu produk atau jasa. Bentuk promosi ini menggunakan cara-cara

yang dapat menarik perhatian konsumen seperti discounts, coupons, displays,

demonstrations, contests, sweepstakes, dan acara seperti events.

3. Personal selling (penjualan perseorangan), yaitu disampaikan melalui

penyampaian sebuah produk ke personal melalui tenaga penjualan yang

bertujuan agar memberikan hasil bagi penjualan dan mampu membangun

hubungan komunikasi yang erat dengan konsumen. Bentuk promosi ini yang

digunakan mencakup presentations, trade shows, dan incentive programs.

4. Public relations (hubungan masyarakat), didefinisikan dengan membangun

suatu hubungan yang baik dengan berbagai macam bentuk perusahaan guna

mendapatkan publisitas yang menguntungkan, membangun citra positif bagi

perusahaan, dan menangani atau meluruskan rumor, cerita, serta event yang

tidak baik dan mengakibatkan hasil yang tidak menguntungkan. Bentuk-

bentuk promosi didalamnya yaitu press releases, sponsorships, special

events, dan web pages.

5. Direct marketing (penjualan langsung), yaitu bagaimana membuat hubungan

langsung dengan sasaran konsumen dengan tujuan utama agar mampu

memperoleh tanggapan segera atau feedback yang sigap serta membina

hubungan yang erat dan berjangka panjang dengan konsumen. Bentuk

promosi yang dilakukan mencakup catalogs, telephone marketing, kiosks,

internet, mobile marketing, dan lainnya.

Dari bauran promosi yang terbagi menjadi lima tersebut, kelima kelompok

tersebut memiliki cara tersendiri untuk melakukan aktivitas promosi sesuai dengan

arti dan penjelasannya. Dimana dalam satu kelompok terbagi menjadi beberapa cara

untuk menunjukan aksi promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang

beraneka ragam. Namun, dengan demikian kegiatan promosi tersebut tidak lain

bertujuan untuk memeperkanalkan produk barang/jasa sebuah perusahaan agar

masyarakat mengetahui, dan ingin menggunakan barang/jasa tersebut serta membuat

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

21

hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumen. Selanjutnya mampu

memberikan solusi untuk kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dengan demikian, dari beragam cara yang menjelaskan kelompok promosi

tersebut. Adapun dapat melalui sebuah Event dalam memperkenalkan sebuah

produk,membuat hubungan di dalamnya dan melakukan transaksi jual beli sekaligus

menilai feedback dari konsumen secara langsung. Event sendiri termasuk dalam salah

satu cara dari bauran promosi antara public relation dengan sales promotion, hal ini

terjadi karena bauran promosi memang menjadi satu kesatuan yang saling

berketergantungan satu sama lain. Sebagai salah satu alat dalam mempromosikan

produk barang atau jasa, event berpotensi dalam memberikan feedback secara

langsung kepada perusahaan.

1.5 Event

Event dapat diartikan sebagai suatu acara. Event dipahami sebagai suatu

kegiatan yang dilaksanakan guna mendapatkan perhatian masyarakat. Event menjadi

salah satu strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memperkenalkan

produk. Dalam sebuah event terjadi pertemuan antara penjual dan pembeli dan

menghasilkan sebuah transaksi. Event memiliki dua kategori yaitu event yang

bersifat commercial atau non commercial. Serta sebuah event dapat dibedakan

menjadi sebuah acara yang memiliki jenis pribadi atau public.

Adapun sifat kategori komersial dan non komersial di dalam suatu event

adalah patokan terjadinya suatu kegiatan ini dilakukan tujuannya. Arti dari kegiatan

Komersial adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pribadi atau badan yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di dalamnya, baik langsung maupun

secara tidak lngsung. Selanjutnya kegiatan Non Komersial adalah kegiatan yang

dilakukan oleh orang baik pribadi maupun badan yang tidak bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan, baik secara langsung atau tidak langsung.

Event dan Special Event adalah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh sebuah

perusahaan ataupun individu maupun kelompok. Event memiliki jangka waktu, dan

keterlibatan beberapa orang di dalamnya. Event mempertemukan orang-orang yang

memiliki tujuan yang sama terhadap tema acara yang dilaksanakan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

22

1.5.1 Event Marketing

Menurut (Kotler dan Amstrong, 2010) yang mendefinisikan Event Marketing

sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang dimiliki dari beberapa

acara atau pihak dan didukung oleh perusahaan lain dengan program sponsor.

Ditambahkan oleh (Wood, 2009) acara ini dapat diambil melalui beberapa cara,

termasuk program-program reward, peluncuran sebuah produk baru, buka hari,

konferensi, sampel produk, pengumpulan dana amal, pameran dagang dan atraksi

produk pengunjung. Adapula bentuk tambahan acara seperti acara jalan dan toko-

toko pop-up, telah mulai dikembangkan pada baru baru ini seperti halnya dibawah

payung “unconventional communication” (Brioschi & Uslenghi, 2009).

Acara atau suatu event melalui cara pameran yang biasa digunakan oleh

perusahaan di Indonesia sebagai ajang memperkenalkan produk atau bertujuan untuk

menjual suatu produk. Dimana menurut (M. Suharto, 2011) pameran menduduki

posisi dua sebagai kategori pemasaran yang paling dapat diandalkan , karena disaat

masyarakat mendatangi sebuah pameran disana terdapat material pemasaran seperti

halnya dekorasi produk yang menarik , dari pintu masuk hingga meja display yang

dihias semenarik mungkin dan akan dijumapi aneka ragam iklan yang kreatif.

Jenis Pameran menurut Tujuannya:

a) Konvensi

Tujuan utama untuk memajukan keahlian, menambah pengetahuan ,

memperkenalkan suatu masalah. Contohnya: Ahli beda Jantung, Partai

Politik.

b) Pameran Dagang

Tujuan utama untuk bisnis ke bisnis, menyatukan mereka yang berminat

memamerkan dengan pemerhati yaitu pengunjung yang hadir.

c) Pameran konsumen

Adalah pameran yang ditujukan untuk general atau bersifat umum.

Setiap kegiatan dari bauran promosi yang dilakukan oleh satu perusahaan

pasti mempunyai sebuah karakter tertentu bahwa adanya keuntungan melaui kegiatan

Events and Experiences yaitu : ( Kotler dan Keller, 2016)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

23

a) Relevan – Event yang akan dipilih dapat dilihat apakah sesuai dan relevan

dari bagaimana sikap konsumen yang terlibat di dalamnya.

b) Involving – Menghadiri dapat melibatkan konsumen menjadi aktif

c) Implicit – Event menjadi satu cara untuk melakukan aktivitas hubungan yang

bersifat tidak langsung atau disebut Soft Selling.

1.5.2 Dimensi Event Marketing

Komponen yang terdapat di dalam sebuah event dan dikemukakan oleh Ellen

Madhalena, Syahputra (2016) dalam jurnal “ Pengaruh Event Marketing terhadap

Brand Image rokok Djarum Super Mild” terdapat komponen di dalam pengalaman

sebuah event, yaitu :

1. Involvement (keterlibatan )

Sebuah keterlibatan atau saling terkait emosional dengan merek, event serta

pengalaman.

2. Interaction (interaksi)

Adanya interaksi di dalam dengan sales marketing, dengan pertunjukan yang

disediakan dengan merek.

3. Intensity (intensitas)

Keadaan pada tingkatan yang ada dan ukuran intesitasnya.

1.5.3 Peran dan Fungsi Event Marketing

Event adalah sebuah komponen promosi yang memiliki pengaruh yang besar

di dalamnya, hal itu karena keterlibatan customer di dalamnya. dan dalam event

tersebut produsen atau perusahaan akan berhadapan secara langsung dengan

konsumen. Diartikan oleh Sumardy dan Yoris Sebastian (2008 : 4) sebagai pengamat

marketing dalam beberapa tahun terakhir, event atau brand activation memiliki peran

yang penting dalam sebuah kegiatan atau acara komunikasi pemasaran, namun,

dikatakan sebelumnya event dianggap sebuah pelengkap bagi kegiatan komunikasi

lainnya. karena perusahaan masih dapat mengandalkan kegiatan yang disebut above

the line atau iklan yang terpasang pada media massa.

Adapun sebuah event memiliki fungsi bagi perusahaan, yaitu :

a) Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching).

b) Menunjukan kelebihan dibanding dengan kompetitor.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

24

c) Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek.

d) Menjaga hubungan dan meningkatkan loyalitas terhadap pelanggan.

e) Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan.

f) Dan mampu menjadi sebuah brand yang Top Of minddari para

pelanggan dan konsumen.

1.6 Brand

1.6.1 Pengertian Merek (brand)

Beberapa ahli mendefinisikan brand yaitu Aaker dan Joachimstahler

(2000:51) mengatakan bahwa “merek” mempunyai sebuah karakteristik yang lebih

luas jika dibandingkan dengan produk yaitu citra pengguna produk asosiasi

perusahaan, symbol-symbol atau ikon dan hubungan antar merek dan pelanggan.

Definisi lainnya yaitu dikemukakan oleh Kotler dan Gary Amstrong (2014 :

266) Menurut keduanya brand yaitu tidak hanya sekedar sebuah nama, istilah, tanda,

simbol rancangan atau kombinasi. Melainkan kunci penting bagi suatu perusahaan

untuk membangun hubungan dengan seorang konsumen. Brand mampu memberikan

persepsi atau pandangan terhadap konsumen perihal produk yang ditawarkan.

Dari definisi diatas disimpulkan bahwa brand memiliki arti yaitu simbol atau

nama pada produk baik dari penjual atau dari perusahaan yang bertujuan untuk

memperkenalkan produk tersebut dan berbeda dari produk lainnya atau para pesaing.

Menurut (Tjiptono , 2008 : 104-105) Merek sendiri pada dasarnya, digunakan

untuk beberapa tujuan seperti :

1) Sebagai identitas yang dikenali, guna bermanfaat dalam diferensiasi

atau mempu dibedakan dengan perusahaan yang produknya mirip dari

para pesaing.

2) Alat promosi untuk daya tarik produk

3) Untuk membina sebuah citra merek, dengan menerapkan keyakinan

pada konsumen untuk jaminan kualitas dan prestise tertentu pada

konsumen tersebut.

4) Untuk mengendalikan pasar.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

25

1.7 Brand Awareness

1.7.1 Pengertian Brand Awareness

Salah satu komponen yang tercangkup dalam consumer behaviour adalah

Brand Awareness. Brand Awareness atau pengetahuan merek adalah dasar untuk

memperkenalkan suatu merek. Brand Awareness diperkuat dengan memakai suatu

isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, ataupun keduanya. Dalam

melakukan pengulangan agar merek selalu diingat.

Definisi Brand Awareness menurut Rajagopal (2007) dan dikutip oleh jurnal

Salman Saleem & Rana Muhammad (2015) yang berjudul “Measuring Customer

Based Beverages Brand Equity : Investigating the Relationship between Percieved

Quality, Brand Awareness, Brand Image and Brand Loyalty” yaitu hal ini dapat

dikatakan sangat penting apabila konsumen memahami tentang suatu merek,

sehingga perusahaan diminta untuk fokus dan membuat komunikasi yang efektif agar

konsumen mereka sadar tentang merek baru dan akibatnya konsumen akan

cenderung ingin membeli produk.

Menurut Darmadi, Sugiarto dan Lie Joko (2004) menyatakan kesadaran

merek yaitu bagaimana menggambarkan keberadaan suatu merek pada benak

konsumen , yang dapat menjadi penentu dalam beberapa pilihan kategori. Kesadaran

merek biasanya memiliki peran kunci dalam brand Equity.

Sedangkan menurut Nurul , Khamim, Rizal, Badrussa, Dea dan Dian (2017)

pada buku Pemasaran Syariah yang mengatakan kesadaran merek sebagai suatu

sikap kesanggupan seseorang calon pembeli dalam mengenal, dan mengingat

kembali satu merek tertentu dari kategorinya.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas disimpulkan bahwa brand

awareness yaitu kemampuan seseorang pelanggan untuk mengetahui sebuah produk

hingga mengingat pada benak dengan diingatkan atau melalui kata-kata kunci.

1.7.2 Tingkatan Brand Awareness

Konsumen mampu mengingat sebuah produk yang dia ketahui, dengan

kemampuan mengenali dan dapat mengingat merek suatu produk berbeda bagi

masing-masing konsumen. Tergantung bagaimana konsumen menilai dan memahami

produk tersebut atau persepsi konsumen terhadap merek tersebut dapat dibangun

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

26

dengan komunikasi merek yang ditawarkan oleh penjual atau pemilik produk.

Adapun berikut 4 tingkatan brand Awareness yang diartikan oleh Handayani, dkk

(2010 :65):

1. Top Of Mind (puncak pikiran )

Yaitu merek produk yang terlintas pertama pada benak konsumen, dan yang

pertama kali disebutkan oleh konsumen secara spontan pada kategori produk

tersebut.

2. Brand Recall (pengingatan kembali merek )

Yaitu melihat dari konsumen merek –merek apa yang diingat oleh konsumen

setelah menyebutkan merek pertama kali dimana yang nantinya merek

tersebut dusebutkan kembali kedua, ketiga dan seterusnya sehingga mampu

menempati brand recall tersebut pada benak konsumen.

3. Brand Recognition (pengenalan merek )

Merupakan tingkatan minimal ke maximal dari kesadaran terhadap merek

yang terdiri dari pengenalan merek dengan bantuan seperti dengan bantuan

melihat logo, atau cap atau bisa pula mendengar slogan.

4. Unware of Brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkatan merek yang paling rendah atau bawah pada tingakatan

brand awareness dimana pada hal ini konsumen tidak menyadari eksitansi

merek atau tidak mengenali suau merek.

1.7.3 Dimensi Brand Awareness

Menurut jurnal yang ditulis oleh Umbas Krisnanto (203 – 213) Vol 6. No 3

yang berjudul Marketing Mix is the Only variable to choose Brands and Quality

menyatakan dimensi brand awareness dapat di definisikan sebagai berikut :

a) Top of Mind

Pada tahapan ini adalah tahapan yang tertinggi dimana sebuah merek mampu

muncul di benak konsumen pertama dan langsung diucapkan secara spontan.

Dan merek tersebut adalah merek yang paling diingat .

b) Brand Recognition

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

27

Pada tahapan selanjutnya, pelanggan dapat mengidentifikasi dan mengenali

merek yang telah disebutkan melalu ciri khas yang dapat dibedakan dengan

merek lainnya.

c) Brand Pressence

Pada tahap ini, merek sudah dikenal dan paling dikenal dibandingkan merek

lainnya,

1.8 Brand Atittude

Brand Atittude ( sikap merek) terbagi 2 komponen bernilai dalam penilaian

terhadap sebuah produk atau jasa yang bersifat kekuatan positif atau kekuatan

negatif. Sebuah kesatuan dalam perilaku konsumen (consumer behaviour) dan

menjadi sebuah bagian dalam proses penciptaan purchase behaviour.

Di dalam consumer behaviour adapun bagian bagian yang mendukung proses

yaitu Brand Awareness bertujuan untuk memperkenalkan barang atau jasa, Brand

Atittude menciptakan nilai terhadap barang atau jasa untuk penilaian yang positif,

Brand Trust proses setelah penilaian yang positif akan memancing konsumen untuk

percaya dengan barang atau jasa tersebut sehingga berlanjut menjadi Brand Loyalty

yaitu loyal terhadap brand sebuah perusahaan, dan melakukan aktivitas pembelian

repetitif atau berulang tentu menggunakan merek yang telah dinilai positif dan

dipercayai.

Menurut Kurniawati (2009) menjelaskan sikap terhadap merek yaitu

mempentujukan pengaruh konsumen kepada suatu merek, yang dapat mengarah

terhadap suatu tindakan atau perilaku terhadap merek tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap terhadap

merek memiliki definisi yaitu suatu sikap konsumen terhadap merek yang digunakan

sebagai objek dan sesuatu yang dikonsumsi. Sikap terhadap merek dapat dinilai dari

seberapa besar sikap konsumen terhadap sebuah produk dan perilaku pemilihan pada

sebuah produk yang ditawarkan oleh pemasar, sehingga semakin besar pengaruh atau

feedback yang diterima oleh pemasar melalui perilaku dari konsumen atau individu.

Brand attitude menjadi sebuah evaluasi bagi pemasar pada proses pemilihan suatu

merek untuk menanamkan sebuah kepercayaan dalam suatu merek yang tercermin

pada diri konsumen dan pola pikirnya. Serta membuat sebuah pengalaman agar

konsumen memandang sebuah merek meiliki asosiasi yang positif. Komponen dalam

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

28

penilaian sebuah sikap konsumen terhadap merek pun dapat dilihat dari berbagai hal

seperti, merek selalu diingat, merek disukai dan merek dipilih secara berkelanjutan

oleh konsumen.

Selanjutnya, sikap terhadap merek menjadi tanggapan nyata atau ekspresi

langsung yang dirasakan dan dijalankan oleh seorang konsumen. Sehingga seluruh

pemahaman mencakup arti dari sikap terhadap merek yaitu tindakan konsumen atau

penilaian konsumen kepada suatu barang atau jasa setelah pemakaian langsung,

penilaian sebagai hal yang positif atau pun negatif. Sikap ini sebagai faktor

pendorong yang mempengaruhi customer loyalty yang artinya loyality sendiri adalah

sikap positif dimana konsumen akan secara berkelanjutan untuk berkomitmen pada

merek tersebut yang mana merek tersebut memiliki asosiasi sebagai merek yang

selalu dapat dipercaya untuk dikonsumsi dan dibeli secara berkelanjutan dimasa yang

akan datang.

1.8.1 Dimensi Brand Atittude

Komponen dimensi yang terdapat pada Brand Atittude dalam jurnal Jabin

Franciosa Santoso dan Yohanes Sondang Kunto (2014) yang berjudul “Pengaruh

Perceived Quality terhadap Attitude Toward Brand pada pengguna Smartphone

Samsung di Surabaya” terdapat beberapa dimensi Brand Atittude yaitu:

1) Merek Diingat

2) Merek Disukai

3) Merek Dipilih .

1.9 Brand Image

1.9.1 Pengertian Brand Image

Suatu brand dengan brand lainnya memiliki citra masing – masing. Citra

adalah bagaimana konsumen mampu menilai dan memberi persepsi terhadap produk

tersebut. Terkadang untuk menilai atau memberi persepsi terhadap suatu produk

tidak hanya dilihat melalui yang kasat mata akan tetapi melalui beberapa

pertimbangan. Terkadang sulit untuk membedakan yang disebut citra dan identitas

semata. Oleh karena itu beberapa ahli menyatakan atau memberikan definisi terhadap

brand image.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

29

Ditambahkan oleh Keller (2013 : 166) yang mengartikan brand image melalui

point-point:

1. Anggapan perihal merek yang dapat direfleksikan oleh konsumen berpegang

pada benak atau ingatan konsumen

2. Melihat dari cara orang berfikir tentang suatu merek secara abstrak dalam

benak pikiran tidak terkecuali saat mereka memikirannya, dan pada saat tidak

berhadapan langsung dengan produk tersebut akan tetapi selalu bisa memberi

persepsi.

Dari definisi brand image yang diartikan oleh para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa brand image sendiri adalah bagaimana cara perusahaan untuk

menunjukan identitasnya baik untuk mempromosikan atau hanya pengetahuan brand

pada konsumen. Dan sebagai asosiasi untuk konsumen aktif sehingga dapat

menimbulkan suatu pikiran tertentu di dalam benak mereka . dan brand image dapat

diartikan pula sebagai suatu sikap kepercayaan konsumen terhadap suatu brand.

Adapun manfaat dari brand image sendiri menurut Jurnal “Pengaruh Agnez

Monice sebagai Celebrity Endorser terhadap Pembentukan Brand Image Honda

Vario” Rini &Astuti (2012) yaitu :

a) Daya saing jangka menengah dan jangka panjang yang sudah mantap serta

yakin (mid and long term sustainable position)

b) Menjadi perisai selama masa krisis( an isurance for adverse time )

c) Menarik para eksekutif yang ada dan terbaik ( attracting the best executive

available)

d) Meningkatkan ke efektivitas strategi marketing (increasing the effectiveness

of marketing instruments)

e) Penghematan dalam hal biaya (cost saving )

1.9.2 Dimensi Brand Image

Kotler dan Keller mendefinisikan (2016 : 346) bahwa citra merek adalah

suatu persepsi dan keyakinan yang dirasakan oleh konsumen, seperti tercermin dalam

asosiasi yang terjadi dalam memori benak konsumen. Namun, menurut Dan

diperjelas oleh (Mohammad, hal 61) yang mengartikan asosiasi adalah sebuah atribut

yang ada didalam merek itu sendiri dan memiliki suatu tingkat kekuata serta

memiliki indikator brand image:

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

30

1. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang telah

diasumsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau

jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, jaringan perusahaan, serta pemakai

itu sendiri/ penggunanya.

2. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.

3. Product Image (citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi sebagaimana

konsumen menilai atau memberi persepsi terhadap suatu barang atau jasa.

meliputi: atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan.

1.10 Perilaku Konsumen

1.10.1 Pengertian Perilaku (Behaviour)

Perilaku berasal dari kata terpisah yaitu “peri” dan “laku”. Peri yang diartikan

cara berbuat, perbuatan sedangkan laku yaitu berbuat, kelakuan, cara menjalankan.

Menurut (Skinner, 2013) yang menyatakan bahwa hal yang mampu

membedakan perilaku menjadi dua adalah;

1. Perilaku secara alami (Innate behaviour) dimana perilaku ini sudah dibawa

sejak lahir dimulai saat organisme lahir sehingga melakukan perilaku secara

refleks atau hanya melalui insting.

2. Perilaku operan (operant Behaviour) adalah perilaku yang sengaja dibentuk

dengan belajar terlebih dahulu dan di didik.

Pada individu-individu yang lebih mendominan adalah perilaku operan atau

disebu perilaku psikologis tersebut. Sebagian besar perilaku dapat dibentuk, atau

dilakukan dengan tindakan yang dapat dikendalikan oleh pusat kesadaran otak

manusia. Ada 3 hal yang dapat dilihat dari resultan tentang daya yang timbul dari diri

seseorang yaitu :

a) Daya dimana seseorang lebih cenderung untuk mengulangi pengalaman yang

dirasa baik atau enak serta menghindari pengalaman yang dianggap kurang

enak.

b) Daya rangsangan yaitu dimana seseorang akan merasa ditanggapi, dikenal

dengan “ Stimulus – Respons Theory” oleh Skinner.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

31

c) Daya Individual adalah daya yang telah timbul dalam diri seseorang atau

sikap mandiri (Gestalt theory dari Kohler)

1.10.2 Pengertian Konsumen (Consumer)

Pengertian dari konsumen yaitu kumpulan individu dan rumah tangga yang

membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk mengkonsumsi secara pribadi.

Adapun konsumen di seluruh dunia terbagi dalam berbagai macam dalam usia,

pendapatan, jenjang pendidikan, selera, kebutuhan dan keinginan. Oleh itu konsumen

juga memiliki model atau cara yang bervariasi dalam menentukan barang dan jasa

yang akan digunakan. Konsumen akan mengambil banyak pertimbangan dalam

menentukan pembelian sehari-hari dan keputusan tersebut yang menjadi fokus bagi

para pemasar( Kotler &Amstrong: 2014,p.158). beberapa hal yang mampu menjadi

alasan seseorang untuk menjadi pelanggan sebuah barang atau jasa yaitu:

a) Kebutuhan yang kuat dan mengharuskan terhadap barang atau jasa tersebut.

b) Nilai, Kinerja dan keuntungan yang didapatkan oleh barang atau jasa tersebut

tidak ditemui di barang/jasa lainnya (different).

Selanjutnya konsumen yang beragam tersebut memiliki cara tersendiri untuk

memenuhi kebutuhannya sehingga seorang pemasar harus mampu dan memahami

perilaku konsumen tersebut agar dapat menentukan cara apa yang paling tepat untuk

menjual dan mampu mengembangkan produk ke konsumen tersebut sehingga dapat

memuaskan konsumen serta mendapatkan laba keuntungan bagi sang pemasar.

Perilaku ini yang akan menjadi langkah utama konsumen masuk ke dalam satu

proses keputusan pembelian.

Dari pengertian diatas, disimpulkan bahwa perilaku konsumen dapar

diartikan sebagai tahap utama dalam perilaku pembelian terhadap suatu produk dan

jasa. Yaitu perilaku ini adalah tahap pengenalan bagi konsumen untuk menelaah atau

meneliti dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan. Dari mendengar

informasi dari pemasar, diyakinkan oleh pemasar bahwa produk atau jasa ini mampu

memenuhi sesuai dengan kebutuhan selanjutnya mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi dan melihat hasil dari yang ditunjukan apabila konsumen merasa puas

dan enak maka konsumen akan naik ke tahap selanjutnya yaitu pembelian berulang

atau memantapkan diri menjadi seorang pelanggan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

32

1.10.3 Pengertian Pembelian

Menurut (Blythe: 2012, p 53) mendefinisikan sebuah pembelian yang aktual

saat datang berikutnya, konsumen akan mengalokasikan merek yang dibutuhkan dan

memungkinkan untuk mencari pengecer yang menurut konsumen tersebut mampu

diandalkan serta memberikan cara pembayaran yang paling sesuai.

1.10.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut (Kotler & amstrong 2010 : 200) yaitu pembelian konsumen

dipengaruhi dari beberapa faktor yang ada yaitu :

1. Faktor Budaya

Budaya, sub Budaya dan kelas sosial sangat berpengaruh bagi

perilaku pembelian. Budaya merepukan penentu dalam keinginan dan

kebutuhan dasar bagi konsumen. Pada anak-anak yang sedang bertumbuh dan

berkembang maka akan mendapatkan persepsi, preferensi, perilaku dari

keluarga dan lembaga yang penting lainnya. seperti halnya jika seorang anak

yang tinggal di budaya Amerika mereka akan lebih diajarkan untuk hidup

mandiri, indvidualisme dan diberikan kebebasan yang lebih jika

dibandingkan dengan anak yang berbudaya Indonesia,

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya yang berpengaruh ada pula faktor sosial yang

berpengaruh terhadap keputusan pembelian

a) Kelompok Acuan

Kelompok ini dalam perilaku pembelian konsumen cukup

berpengaruh. Dimana dapat diartikan sebagai suatu kelompok yang

mampu memberi secara langsung terhadap konsumen tersebut.

Kelompok ini kelompok yang disebut kelompok primer atau

inti,kelompok yang melakukan interaksi secara terus menerus. Seperti

keluarga, temen, tetangga dan rekan kerja. Tidak hanya kelompok

primer akan tetapi kelompok sekunder juga memiliki pengaruh seperti

kelompok keagamaan, profesi atau asosiasi perdagangan.

b) Keluarga

Dalam pembagian organisasi perilaku pembelian, keluarga dapat

dibedakan menjadi dua yaitu keluarga pertama atau inti seperti orang

tua, kaka dan adik kandung atau keluarga yang tinggal dalam satu

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

33

rumah. Keluarga kedua keluarga yang terjalin karena adanya

kebersamaan dalam keseharian seperti keluarga dalam tempat kerja

atau sekolah. Namun dari kedua pembedaan tersebut keluarga inti

atau pertama yang lebih memiliki potensi pengaruh besar untuk

perilaku pembelian.

3. Faktor pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh pribadi dari seorang

konsumen seperti pekerjaan, kebutuhan, keadaan ekonomi, gaya hidup, dan

kepribadian.

a) Usia dan Siklus Hidup

Manusia membeli suatu barang atau jasa yang berbeda setiap

tahunnya dimana siklus itu terjadi karena perilaku pada sebuah

keluarga

b) Pekerjaan dan lingkupan ekonomi

Pekerjaan dan lingkupan ekonomi mempengaruhi pada perilaku

pembelian. Dimana seorang direktur yang mapan dan bekerja pada

sebuah perusahaan ternama akan membutuhkan dan berpenampilan

layaknya direktur contohnya: akan membeli mobil yang mewah,

menggunakan transport udara agar tidak membuang waktu, makan

sirestoran yang mewah. Oleh itu maka lingkupan ekonomi yang

sesuai dan menyeimbangi.

c) Gaya hidup

Diartikan sebagai pola hidup keseharian, seseorang akan melakukan

perilaku pembelian dan memutuskan untuk menggunakan produk atau

jasa sesuai dengan kebiasaan dan keterbatasan uang. Apabila gaya

hidup yang dilakukan atau dijalankan dari awal tinggi maka semua

kebutuhannya maka konsumen tersebut memutuskan untuk

mengambil jenis jenis merek yang dianggap high class dan bergengsi.

d) Kepribadian

Masing – masing orang memiliki kepribadian yang bermacam dan

mempengaruhi diri sikap pada keputusan pembelian oleh konsumen.

4. Faktor Psikologis

a) Motivasi

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

34

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dan kekuatan yang

diberikan oleh pihak luar agar individu tersebut terdorong untuk

perilaku pembelian terhadap produk atau jasa tersebut. Dan cenderung

untuk mendapatkan sesuai kebutuhan yang masih belum terpenuhi.

b) Persepsi

Dimana seorang melalui satu proses pemahaman, penseleksian dan

memiliki interpretasi terhadap suatu produk atau jasa dan menjadi

gambaran atau penilaian yang jelas.

c) Pembelajaran

Dari pembelajaran akan timbul perubahan perilaku konsumen karena

adanya pengalaman yang sudah dialami.

d) Keyakinan dan sikap

Keyakinan memiliki arti sebuah pemikiran yang deskriptif dalam

memantapkan diri untuk melakukan pembelian yaitu dengan seberapa

besar pengetahuan produk atau jasa dan yakinnya terhadap produk

tersebut. Sikap diartikan sebagai evaluasi sebelum perilaku

pembelian, jika sudah yakin maka akan mengambil sikap selanjutnya

yaitu keputusan pembelian.

1.11 Purchase Intention

1.11.1 Pengertian Purchase Intention

Menurut (Yoestini dan Eva 2007 : 267) yang menyatakan bahwa minat beli

adalah sebuah proses pemikiran yang akan membentuk persepsi. Minat yang muncul

akan tertanam pada benak dan terekan sehingga tercipta motivasi. Dengan minat

yang tinggi dan memuncak akan mendorong seseorang untuk membeli suatu produk,

sebaliknya jika minat seseorang rendah akan mencegah seseorang tersebut untuk

membeli produk.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa minat

beli adalah suatu sikap yang akan berujung dengan perilaku pembelian. Yang

berawal dengan mengevaluasi suatu produk mencari informasi, sehingga tertanam

dalam benak konsumen dan menjadi suatu rasa ingin dan akhirnya memiliki suatu

niat awal untuk membeli. Dengan minat yang tinggi konsumen tersebut akan

membelinya karena sudah termotivasi dengan niat tersebut. Jika konsumen menyukai

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

35

atau puas maka dia akan loyal dan membeli berulang akan tetapi jika sebaliknya

konsumen tidak menyukai maka konsumen tidak akan membeli lagi.

Dengan penelitian sebelumnya yaitu menurut (Ciangga, 2013) yang

menyatakan bahwa ada dua jenis pembeli produk tiruan yang terkait dengan inferensi

harga dan kualitas :

1. Kelompok pertama yang menganggap bahwa produk tiruan sebuah

merek berkelas yang sebanding dengan produk asli dan kemiripan dari

segala aspek, maka produk tiruan akan lebih unggul dengan harga

yang jauh lebih terjangkau yang ditawarkan ke konsumen maka

konsumen akan memilih produk tiruan merek berkelas.

2. Kelompok kedua merasa bahwa adanya perbedaan kualitas produk

tiruan merek mewah yang lebih rendak dengan yang asli, tetapi tidak

menjadi masalah karena harga yang (unggul) murah lebih mampu

dijangkau dan mengkompensasikan kekurangan kualitas dan kinerja.

Oleh karena itu, produk tiruan sebuah merek mewah merajalela dan masih

akan terus mengundang minat konsumen dengan menawarkan produk yang

diproduksi yang sangat menyerupai dengan produk yang asli dan ditawarkan dengan

harga yang jauh lebih terjangkau. Sehingga konsumen memikirkan, tertanam dalam

benak dan rasa ingin yang mampu menjadi niat beli.

Kotler dan Amstrong (2012: 176-178) menyampaikan bahwa adanya tahap di

antara evaluasi alternatif dengan keputusan pembelian terdapat minat beli awal yang

mampu mengukur keinginan atau kecenderungan pelanggan untuk melakukan

sesuatu suatu perilaku tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Adapun menurut

Engel, Blackwell and Miniard (1995) yang dikutip oleh Dr. Hsin Kuang Chi (2009)

pada jurnal yang berjudul “The Impact Of brand Awareness on Consumer Purchase

Intention: The Mediating Effect of Percieved Quality and Brand Loyalty” yang

menyimpulkan bahwa proses konsumen dalam pengambilan keputusan melalui 5

tahap yaitu :

1. Pengenalan terhadap masalah. Pembelian dapat terjadi dengan mengenali dan

memahami suatu kebutuhan atau masalah yang dipicu oleh baik internal

maupun eksternal. Rasangsangan internal seperti, rasa lapar atau haus yang

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

36

sudah diambang batas akan mendorong individu untuk membeli produk

sesuai dengan kebutuhan internal tersebut sedangkan rangsangan eksternal

apabila individu melewati restoran dan dipancing dengan bau masakan

sehingga seseorang akan terangsang membeli.

2. Pencarian informasi. Konsumen akan terangsang dengan kebutuhannya dan

terdorong untuk mencari informasi dahulu sebelum memutuskan untuk

membeli. Sebagaimana semakin banyak sumber informasi yang di dapat akan

semakin yakin. Sumber informasi dapat melalui :

a) Sumber pribadi, keluarga, sahabat, tetangga.

b) Sumber komersial, iklan, wiraniaga, agen, penjual.

c) Sumber publik media massa dan organisasi penilai konsumen

d) Sumber pengalaman penanganan, pemeriksaan, lab produk.

3. Evaluasi alternatif. Konsumen yang beragam memiliki sikap dan sifat pula

yang beragam sehingga dalam memandang atribut yang relevan dan penting

sesuai manfaat yang mereka cari. Kumpulan dari keyakinan terhadap merek

tersebut membentuk suatu citra merek yang nantinya disaring melalui

persepsi masing-masing, distrori selektif dan ingartan selektif.

4. Keputusan pembelian. Tahap evaluasi ini, konsumen mampu membentuk

preferensi atas merek-merek yang telah menjadi pilihan, adapun faktor orang

lain dan situasi yang tidak dapat dihindar mampu mengubah niat pembelian

termasuk faktor-faktor yang menghambat niat pembelian. Dalam

melaksanakan niat pembelian, konsumen mampu membuat lima sub-

keputusan pembelian terdiri dari, keputusan merek, keputusan pemasok,

keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.

5. Perilaku pasca pembelian. Para pemasar mampu memantau kepuasan pasca

pembelian, tindakan tersebut dan pemakaian pasca pembelian yang memiliki

tujuan utamanya yaitu agar konsumen merasa puas dan mampu loyal

terhadap merek atau produk tersebut sehingga melakukan pembelian

berulang.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

37

1.11.2 Dimensi Purchase Intention

Yoestini dan Eva di dalam jurnal Sains Pemasaran (2007 ; 270) menyatakan

dimensi yang terdapat dan membentuk minat beli didefinisikan oleh Spiro and

McGee, MacKay dan Haubl yaitu :

1. Pencarian informasi detail dan berlanjut

Konsumen melakukan pencarian informasi yang lebih detail dari informasi

yang biasa di dapat. Mencari hal lengkap mengenai produk tersebut.

2. Kemauan untuk memahami produk

Konsumen memiliki sikap yang positif apabila ditunjukan produk baru yang

dikeluarkan dan mencoba memahami tujuan produk tersebut.

3. Keinginan untuk mencoba produk

Merupakan tindakan atau niat dari konsumen untuk mencoba rasa dari produk

atau kualitas produkt tersebut.

4. Kunjungan ke outlet

Kegiatan suatu kunjungan ke outlet guna melakukan pencarian informasi

yang pasti.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

38

1.12 Kerangka Pemikiran

Event Marketing H1

H4

H5

H7

Brand Image Purchase Intention Brand Awareness

H2

H6 Brand Atittude

H3

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

39

1.13 Peneliti Terdahulu

Tabel 2. 1 Peneliti Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

Andi Aji Saronto,

Febriana Rosinta

Universitas

Indonesia

2013 “Pengaruh Event

Marketing

Cornetto Summer

Music Festival

2012 terhadap

minat beli

Cornetto”

Hasil jurnal menyatakan bahwa

penelitian ini adalah penelitian Event

marketing sebagai salah satu cara

mempromosikan suatu produk atau jasa

dengan mencari perhatian dari publik

agar mereka ingin mengetahui

informasi seputar produk atau jasa

tersebut. Event juga menjadi strategi

pemasaran yang mampu memberikan

pengaruh terhadap konsumen,baik

pikiran dan perilaku, dengan

dilakukannya event ini sehingga event

yang dibuat secara menarik oleh

marketing, dapat mendorong konsumen

sehingga memiliki rasa ingin mencari

tahu dan ingin mencoba sehingga pada

akhirnya timbul rasa minat beli pada

individu (calon konsumen) dan loyal

dari konsumen sebelumnya (Saronto ,

2013)

Naufal Iza

Aberdeen,

Muhammad

Syamsun,

Mukhamad Najib.

Bogor Agriculture

University

2016 The Effect of Brand

Awareness and

Image on

Consumer

Perceived Quality

and Purchase

Intension –A Study

Case of

Hasilnya dari penelitian ini adalah di

dalamnya dua produk minuman bersoda

yaitu coca-cola dan big cola yang

dengan adanya penelitian ini dinyatakan

bahwa produk minuman bersoda coca-

cola menunjukan bahwa kesadaran

merek berpengaruh terhadap citra

merek, dan konsumen yang memahami

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

40

Carbonated Drink

Brand at Bogor

City

citra merek akan mempengaruhi

kualitas dan secara signifikan akan

mempengaruhi konsumen untuk niat

beli. Big cola yang berkebalikan karena

citra merek yang tidak terlalu terlihat

sehingga konsumen belum terpengaruh

kualitas dan tidak memiliki rasa niat

beli.

Elham Fakhri

Tomalieh.

Faculty of

Administrative

and Financial

Sciences, Petra

University.

Amman, Jordan.

2016 The Impact of

Events Sponsorship

on Attendee’s

Purchase

Intention:

The Mediating Role

of Brand Image

Hal ini menunjukan bahwa semua

variabel yang terdapat pada kerangka

pemikiran memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat beli

konsumen. Dimana variabel tersebut

kesadaran merek, citra merek, dan sikap

konsumen pada suatu event marketing

mampu menjadi pertimbangan bagi

konsumen untuk mengkonsumsi sebuah

produk dalam event tersebut.

Zarlish Shahid,

Tehmeena

Hussain and

Fareeha Zafar.

Scholar of

Business at

National College

of Business

Administration

and Economics,

DHA Campus,

Lahore, Pakistan

and Government

College

2017 The Impact of

Brand Awareness

on the Consumers’

Purchase Intention

Hasil dari penelitian ini menyatakan

bahwa konsumen akan mengkonsumsi

dan membeli suatu produk jika

konsumen tersebut sudah memahami

dan mendalami isi dari produk tersebut.

Sebelum itu konsumen juga melakukan

riset sebuah pasar atau mendengarkan

informasi langsung oleh orang terdekat

dengan mengetahui apa, bagaimana,

dimana, berapa dari orang yang sudah

membeli atau mengkonsumsi

sebelumnya. Oleh itu perusahaan harus

menciptakan citra merek yang baik

dimata konsumen agar konsumen selalu

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

41

University,

Department of

Computer

Science, Lahore,

Pakistan

sadar terhadap merek tersebut dan dapat

melakukan WOM (Word of Mouth)

kepada individu lainnya agar merek

lebih dikenal oleh masyarakat.

Mai Ngoc

Khuong & Ngo

Thi Kim Chau

School of

Business,

International

University,

Vietnam National

University

2017 The Effect of Event

Marketing on

Customer’s Brand

Awarness and

Purchase Intention

(case: Toyota

Vietnam)

Dalam hasil penelitian yang

membagikan kuisioner serta melalui

pendekatan kuantitatif hasil dari

penelitian ini bahwa konsumen

memiliki sikap dan perhatian yang teliti

terhadap sponsor dan secara langsung

mempengaruhi niat beli. Cocok

disponsori sebuah event atau acara yang

keterlibatan langsung maupun tidak

langsung sudah mampu mempengaruhi

niat beli konsumen. Selain itu

pengenalan merek(brand awareness)

juga berperan penting dan bermakna

mediasi dalam hubungan antara event

marketing dengan niat beli.

Endang Sulistya

Rini & Dina

Widya Astuti

Fakultas Ekonomi

USU universitas

2012 Pengaruh Agnez

Monica Sebagai

Celebrity Endorser

terhadap

Pembentukan

Brand Image

Honda Vario

Hasil penelitian menyatakan bahwa

adanya celebrity endorser Agnez

Monice disepakati oleh mahasiswa

dapat membentuk citra merek Honda

Vario di kalangannya. Sehingga

memang terdapat pengaruh pada daya

tarik mahasiswa, kekuatan untuk

membuat citra merek Honda Vario pada

benaknya.

Jabin Franciosa

Santoso dan

Yohanes Sondang

2014 Pengaruh

Percieved quality

terhadap Attitude

Dari Hasil penelitian ini disampaikan

bahwa dari beberapa hal yang terdapat

pada percieved quality hanya satu hal

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

42

Kunto

Universitas

Kristen Petra

Toward Brand

pada pengguna

smartphone di

Surabaya

yang paling berpengaruh terhadap

Attitude Toward Brand yaitu Kinerja.

Dra Yoestini &

Eva

Magister

Manajemen

Universitas

Dipenogoro

2007 Analisis Pengaruh

Kualitas Layanan

dan Citra Merek

terhadap Minat

Beli dan

dampaknya pada

keputusan

Pembelian

Penelitian ini menyimpulkan bahwa

Citra merek dan Kualitas Pelayanan

berpengaruh terhadap Minar membeli

dan menuju terhadap keputusan

Pembelian terhadap suatu produk.

Dr.Hsin Kuang

Chi & Dr. Huery

Ren Yeh

Nanhua

University

Shih Chien

University

2009 The Impact Of

Brand Awareness

on Consumer

Purchase Intention

: The Mediating

Effect Of Percieved

Qualiy and Brand

Loyalty

Hasil dari penelitian ini bahwa

produsen harus membangun sebuah

merek dan mempromosikan kesadaran

merek yang melalui promosi penjualan,

periklanan, dan kegiatan pemsaran

lainnya. saat kesadaran merek tinggi,

loyalitas merek juga akan meningkat

sehingga konsumen akan mengevaluasi

kualitas produk tersebut dari

pengalaman yang sudah dilakukan.

Akibatnya loyalitas merek merekadan

merek prefensi akan meningkat

begitupun niat beli akan meningkat.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

43

1.13.1 Rancangan Uji Hipotesis

Berikut adalah rancangan uji hipotesis pada penelitian ini :

1. Hipotesis Pertama

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Event Marketing terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara Event Marketing terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

2. Hipotesis Kedua

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Awareness terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Awareness terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

3. Hipotesis Ketiga

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Atittude terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Atittude terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

4. Hipotesis Keempat

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Event Marketing terhadap

Brand Image Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara antara Event Marketing

terhadap Brand Image Tehbotol Sosro Tawar.

5. Hipotesis Kelima

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Awareness terhadap

Brand Image Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Awareness terhadap

Brand Image Tehbotol Sosro Tawar.

6. Hipotesis Keenam

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Atittude terhadap

Brand Image Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Atittude terhadap Brand

Image Tehbotol Sosro Tawar.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2017_2_1071_Bab2.pdf · untuk mengatur aktivitas , membuat dan mengkordinasikan serta pengawasan

44

7. Hipotesis Ketujuh

Ho: tidak adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Image terhadap

Purchase Intention Tehbotol Sosro Tawar.

Ha: adanya pengaruh yang siginifikan antara Brand Image terhadap Purchase

Intention Tehbotol Sosro Tawar.