bab 2 landasan teori 2.1 teori – teori basis data 2.1.1...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Basis Data
2.1.1 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p14) basis data adalah
sekumpulan data yang terhubung satu sama lain secara logika dan
suatu deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi suatu organisasi.
Menurut James A. O’Brien ( 2002, p469), basis data
merupakan suatu koleksi yang terintegrasi dimana secara logika
berhubungan dengan record dari file.
Menurut subekti ( 2004, p10 ), basis data adalah kumpulan
terintegrasi dari accurrence file / table yang merupakan representasi
data dari suatu model enterprise.
Menurut Turban ( 2003, p160 ), basis data adalah kumpulan file
atau record yang terorganisir yang menyimpan data beserta hubungan
diantara data tersebut.
2.1.2 Database Management System ( DBMS )
A. Pengertian DBMS
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p16 ), Database
Management System adalah suatu sistem piranti lunak yang
7
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,
memelihara, serta mengatur akses terhadap basis data.
Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden ( 2005, p7 ),
Database Management System adalah suatu sistem perangkat
lunak yang digunakan untuk membuat, merawat, dan
menyediakan pengontrolan akses pada pengguna basis data.
Menurut James O’Brein ( 2002, p146 ), DBMS berperan
sebagai penghubung antara user dengan basis data. DBMS
membantu user dalam mengakses data dalam basis data.
B. Fasilitas DBMS
DBMS menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut :
1) Data Definition Language ( DDL )
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p40 ), Data
Definition Language adalah suatu bahasa yang
memungkinkan administrator basis data atau pemakai untuk
mendeskripsikan dan memberi nama entiti – entiti, atribut –
atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk aplikasi,
bersama dengan segala integritas yang terkait dan batasan
keamanan.
Menurut Coronel ( 2002, p811 ), Data Definition
Language adalah suatu bahasa yang memungkinkan sebuah
administrator basis data untuk menentukan struktur basis data,
skema, dan komponen – komponen subskema.
8
Data Definition Language memperbolehkan pemakai
untuk membuat spesifikasi tipe data, mendefinisikan basis
data, struktur data dan constraint data untuk disimpan dalam
basis data.
2) Data Manipulation Language ( DML )
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p41 ) Data
Manipulation Language adalah suatu bahasa yang
menyediakan sel operasi untuk mendukung pengoprasian dan
manipulasi data yang terdapat dalam basis data.
Menurut Coronel ( 2002, p811 ), Data Manipulation
Language adalah suatu bahasa yang memperbolehkan
pengguna akhir untuk memanipulasi data dalam basis data.
Data Manipulation Language memperbolehkan
pemakai untuk memasukan, memperbaharui, menghapus, dan
mengirim atau mengambil data dari basis data
C. Komponen DBMS
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, pp18-20 ), ada lima
komponen DBMS sebagai berikut :
1) Hardware (Perangkat Keras).
2) Software (Perangkat Lunak).
3) Data.
4) Prosedur.
5) Manusia.
9
D. Keuntungan dan Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, pp25-29 ), pengguna
DBMS mempunyai keuntungan – keuntungan sebagai berikut :
1) Mengontrol redudansi data.
2) Konsistensi data.
3) Banyak informasi diperoleh dari sumber.
4) Mampu men-share data.
5) Meningkatkan integritas data.
6) Meningkatkan keamanan.
7) Meningkatkan standar.
8) Bila DBMS sudah berjalan dengan baik dapat menghemat
biaya organisasi.
9) Dapat menyeimbangkan perbedaan kebutuhan antar
departemen.
10) Meningkatkan pengaksesan dan tanggap terhadap data.
11) Meningkatkan produktivitas.
12) Meningkatkan maintenance terhadap data yang tidak
berhubungan dengan data lain.
13) Meningkatkan concurrency data.
14) Meningkatkan backup dan pemulihan.
Dan menurut Connolly dan Begg ( 2002, pp26-29 ),
pengguna DBMS mempunyai kerugian – kerugian sebagai
berikut:
1) Kompleks.
10
2) Memerlukan ukuran perangkat lunak yang sangat besar.
3) Biaya untuk menghasilkan DBMS yang baik sangat mahal.
4) Pengeluaran untuk perangkat keras tambahan.
5) Biaya untuk konversi sistem dari sistem yang lama ke sistem
baru.
6) Performa sistem yang tidak sesuai dengan keinginan.
7) Membawa pengaruh yang besar kepada perusahaan apabila
terjadi kegagalan.
2.1.3 Entity – Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p330 ), Entity –
Relationship Modeling adalah pendekatan perancangan basis data top
down yang dimulai dengan mengidentifikasi data yang penting yang
disebut dengan entiti dan hubungan diantara data yang harus
dipresentasikan dalam model.
Entity – Relationship merupakan hal paling penting dalam
merancang basis data karena tanpa adanya Entity – Relationship maka
proses pembuatan basis data menjadi berlangsung lama dan tidak
teratur. Semakin besar basis datanya maka semakin besar pula waktu
yang diperlukan dalam merancang basis data tersebut.
Pendokumentasian rancangan basis data mutlak dilakukan dengan
baik, agar mudah dalam pengembangan dan perbaikan nantinya.
11
A. Entity ( Entiti )
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p331 ), entiti adalah
kumpulan dari objek dengan property yang sama, yang
diidentifikasiakan oleh perusahaan yang keberadaannya tidak
tergantung.
B. Attribute (Atribut)
Atribut merupakan sifat-sifat dari sebuah entiti atau tipe
relasi. Contohnya : sebuah entiti Mahasiswa digambarkan oleh
atribut mhsNo, nim, nama, dan alamat.
Macam – macam atribut sebagai berikut :
1) Simple Attribute yaitu atribut yang terdiri atas satu komponen
tunggal dengan keberadaannya yang independen dan tidak
dapat dibagi lagi kekomponen yang lebih kecil. Simple
Attribute dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
2) Composite Attribute yaitu atribut yang memiliki berbagai
komponen dimana semua komponennya memiliki keberadaan
yang independent.
3) Single Value Attribute yaitu sebuah atribut yang mempunyai
nilai tunggal untuk setiap kejadian.
4) Multi – Valued Attribute yaitu sebuah atribut yang
mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian pada sebuah
entiti.
12
5) Derived Attribute yaitu atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak
harus dari satu entiti.
C. Keys
Candidate key didefinisikan sebagai sejumlah atribut –
atribut yang lainnya secara unik dapat mengidentifikasi suatu
entiti. ( Connolly dan Begg, 2002, p340).
Primary key didefinisikan sebagai candidate key yang
dipilih guna secara unik mengidentifikasikan setiap peristiwa dari
sebuah tipe entiti. ( Connolly, 2002, p341).
Composite key didefinisikan sebagai candidate key yang
terdiri atas dua atau lebih atribut ( Connolly dan Begg, 2002,
p341).
Foreign key adalah sembarang atribut pada kunci primer
pada tabel berikutnya yang berfungsi menghubungkan antar tabel
apabila sebuah primary key terhubung dengan tabel berikutnya.
2.1.4 Entity Relantionship Diagram (ERD)
Entity Relantionship Diagram (ERD) adalah suatu rancangan
atau bentuk hubungan suatu kegiatan didalam sistem yang berkaitan
langsung dan mempunyai fungsi di dalam proses tersebut.
13
2.1.5 State Transition Diagram (STD)
State Transition Diagram (STD) adalah alat yang digunakan
untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi
selama satu sesi pengguna ketika pengguna sistem mengunjungi
terminal.
Persegi empat digunakan untuk menggambarkan display
screen. Anak panah menggambarkan aliran kontrol dan menggerakan
kejadian yang menyebabkan screen menjadi aktif atau menerima
focus. Persegi empat hanya menggambarkan apa yang akan muncul
selama dialog. Arah anak panah menunjukan urutan munculnya screen
– screen tersebut. Sebuah anak panah yang terpisah, masing – masing
memiliki nama, digambarkan untuk setiap aliran karena tindakan yang
berbeda akan aliran kontrol dari dan aliran kontrol ke screen yang ada.
2.1.6 Relationship ( relasi )
Relasi didefinisikan sebagai hubungan yang terjadi antar entiti.
Representasi diagram relasi adalah sebuah garis lurus yang
menghubungkan dua buah entiti.
Gambar 2.1 Contoh Relasi
14
Jenis – jenis basis data relasional atau hubungan yang biasa
terjadi antar satu entiti dengan entiti lain dalam sebuah basis data,
meliputi :
1. One – to – One ( 1 : 1 )
Contoh hubungan antara entiti “Mahasiswa” dengan
“Kartu Mahasiswa”. Seorang mahasiswa hanya boleh memiliki
satu kartu mahasiswa, satu kartu mahasiswa hanya dimiliki oleh
satu orang mahasiswa.
Gambar 2.2 Relasi One to One
2. One – to – Many ( 1 : * )
Contohnya hubungan yang terjadi antara entiti
“Konsumen” dengan “Motor”. Seorang konsumen dapat memiliki
satu atau lebih motor. Sedangkan satu motor hanya dapat dimiliki
oleh seorang konsumen.
Gambar 2.3 Relasi One to Many
15
3. Many – to – Many ( * : *)
Contohnya hubungan yang terjadi antara “Mahasiswa”
dengan “Mata Kuliah”. Satu mahasiswa dapat mengikuti lebih dari
satu mata kuliah dan satu mata kuliah dapat diikuti oleh lebih dari
satu mahasiswa.
Gambar 2.4 Relasi Many to Many
2.1.7 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p379), normalisasi adalah
suatu teknik untuk menghasilkan kumpulan relasi dengan properti
yang diinginkan untuk mengetahui kebutuhan data dalam organisasi.
Tujuan dari normalisasi adalah untuk menghilangkan
kerangkapan data, untuk mengurangi kompleksitas dan untuk
mempermudah modifikasi data.
Unnormalized Form ( UNF ) adalah tabel yang berisi atau lebih
repeating group. Dari bentuk inilah dilakukan proses normalisasi
(Connolly dan Begg, 2002, p387).
Bentuk proses normalisasi menurut Connoly dan Begg ( 2002,
pp387 – 394 ) dapat dijelaskan sebagai berikut :
16
1. First Normal Form ( 1NF )
Suatu relasi dimana intersection dari setiap baris dan
kolom hanya mengandung satu nilai. Dalam normalisasi ini data
yang berulang – ulang dihilangkan.
2. Second Normal Form ( 2NF )
Pada normalisasi kedua ini dilakukan dekomposisi atau
pemisahan sesuai dengan sifat ketergantungan fungsional. Setiap
atribut non – primary key secara fungsional penuh bergantung
pada primary key nya.
3. Third Normal Form ( 3NF )
Sebuah hubungan yang ada pada first dan second normal
form, atribut yang bukan non – primary – key tergantung secara
transitif pada primary key.
2.1.8 Siklus Hidup Aplikasi Data
Dalam perancangan basis data kita juga harus memperhatikan
Database Application Lifecycle ( Siklus Hidup Aplikasi Basis Data ).
Suatu sistem basis data seperti yang didefinisikan oleh Connolly dan
Begg ( 2002, p271 ) merupakan bagian penting bagi sistem informasi
perusahaan, dengan demikian daur pembuatan ( lifecycle ) dalam
aplikasi basis data sering dihubungkan dengan lifecycle dalam sistem
informasi.
Tahapan siklus hidup aplikasi basis data tidak mutlak harus
dilakukan secara berurutan, melainkan melalui sejumlah pengulangan
17
dari tahapan sebelumnya dapat dilakukan agar didapatkan hasil
semaksimal mungkin. Sebagai contoh adalah ketika sudah mulai
memasuki tahap mendesain basis data namun ada keterangan yang
kurang, sehingga harus dilakukan kembali tahapan analisis kebutuhan.
Berikut adalah gambar skema tahap basis data application
lifecycle berserta penjelasannya :
Gambar 2.5 Siklus Hidup Aplikasi Bais Data
( Sumber : Connolly dan Begg, 2002, p272)
18
Langkah – langkah daur hidup aplikasi database dapat dijelaskan sebagai
berikut ( Connolly dan Begg, 2002, p273 – 293 ), yaitu :
A. Database Planning (Perencanaan Basis Data)
Tahapan merencanakan bagaimana langkah – langkah
dalam daur hidup basis data untuk nantinya dapat diwujudkan
secara lebih efisien dan efektif. Langkah penting yang dilakukan
pada tahap ini adalah mendefinisikan tujuan dari pengerjaan
proyek basis data, serta mengidentifikasi manfaat apa yang dapat
diambil sebagai hasilnya. Penentuan tujuan akan mempermudah
dalam menetapkan jalan yang jelas dalam pembuatan aplikasi
basis data yang dibutuhkan.
Aktifitas perencanaan basis data juga menentukan
bagaimana data dikumpulkan, dokumen – dokumen apa saja yang
dibutuhkan, serta bagaimana perencanaan dan implementasi akan
dilakukan.
B. Sistem Definition (Definisi Sistem)
Pada tahap ini menentukan jangkauan beserta batasan dari
aplikasi basis data, menggambarkan kebutuhan pemakai akan
aplikasi secara umum, dan area aplikasinya.
Suatu aplikasi basis data dapat mempunyai satu atau lebih
sudut pandang pemakai. Mengidentifikasi sudut pandang pemakai
adalah aspek penting pengembangan suatu aplikasi basis data.
Identifikasi dapat membantu untuk memastikan bahwa tidak ada
19
pemakai basis data utama yang terlupakan ketika mengembangkan
kebutuhan untuk aplikasi yang baru. Pandangan pemakai juga
sangat membantu pada pengembangan basis data yang kompleks
dengan membantu kebutuhan – kebutuhan tersebut dipecah secara
umum.
C. Requirement Collection and Analysis (Analisis dan
Pengumpulan Kebutuhan Data)
Tahap ini merupakan proses mengumpulkan dan
menganilisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan
didukung oleh aplikasi database, serta menggunakan informasi ini
untuk mengidentifikasi kabutuhan pengguna pada sistem yang
baru. Ada beberapa teknik mengumpulkan informasi ini, yang
disebut juga fact finding. Secara umum ada lima macam teknik
fact finding yang sering digunakan, meliputi pemeriksaan
dokumen – dokumen, wawancara, obeservasi pada organisasi,
riset, dan menyebarkan kuisioner.
D. Database Design (Perancangan BasisData)
Perancangan basis data adalah proses membuat
perancangan untuk basis data yang akan membantu operasi
perusahaan dan tujuannya. Terdapat dua pendekatan utama dalam
perancangan basis data, yaitu :
20
1) Bottom up approach
Pendekatan ini dimulai dari level dasar atribut
(seperti, property of entities dan relationship), yang melalui
analisa dari asosiasi antar atribut, dikelompokkan menjadi
relasi yang mempersentasikan tipe entiti dan hubungan antar
entiti. Pendekatan ini sesuai untuk rancangan basis data yang
sederhana dengan atribut yang relatif sedikit.
2) Top down approach
Pendekatan ini dimulai dengan mengembangkan
model data yang berisi beberapa entiti dan relationship level
tinggi kemudian menerapkan perbaikan top – down secara
berurutan untuk mengidentifikasi entiti, relationship, dan
atribut yang dihubungkan pada level yang lebih rendah.
Pendekatan top – down menggunakan konsep model ER
(Entity Relationship) yang dimulai dengan menentukan
entiti dan relationship antar entiti. Pendekatan ini sesuai
untuk basis data yang lebih kompleks.
Tujuan utama dari pemodelan data adalah membantu
memahami arti dari data untuk memudahkan komunikasi
tentang kebutuhan informasi. Perancangan basis data terbagi
ke dalam tiga tahap, yakni konseptual, logikal, dan fisikal.
Penjelasan selengkapnya mengenai ke tiga tahap ini akan
dibahas pada sub bab berikutnya.
21
E. DBMS Collection ( Optional )
Seleksi DBMS adalah memilih DBMS (Database
Management System) yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis
data.
Berikut ini adalah langkah – langkah untuk menyeleksi DBMS :
1) Mendefinisikan istilah – istilah atau referensi pemilihan
DBMS.
2) Membuat daftar beberapa produk yang dapat dijadikan
pilihan.
3) Mengevaluasi fitur dari masing – masing produk.
4) Merekomendasikan pilihan dan membuat laporannya.
F. Application Design (Perancangan Aplikasi)
Pada tahap ini merancang tampilan untuk pengguna ( user
interface ) beserta program aplikasi yang akan mengakses dan
proses basis data. Tampilan dan program yang dirancang harus
mudah dipelajari, mudah digunakan, dan bersifat fault tolerant.
Tampilan merupakan salah satu komponen penting karena akan
menentukan keberhasilan penyampaian informasi kepada
penggunanya.
G. Prototyping
Prototyping adalah proses membangun model kerja
aplikasi basis data yang memperbolehkan perancang atau user
22
untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem
final akan tampil dan berfungsi
Tujuan utama dari prototyping adalah memberi
kesempatan kepada pemakai untuk menggunakan prototype guna
mengidentifikasi fitur – fitur sistem yang bekerja dengan baik,
atau tidak tercukupi, dan juga bila memungkinkan memberikan
pendapat agar lebih mengembangkan fitur – fitur yang ada dalam
aplikasi.
Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan yaitu :
1. Requirments Prototyping.
Menggunakan prototype untuk menetapkan
kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data dan ketika
kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi
dan dibuang.
2. Evolutionary Prototyping.
Digunakan dengan tujuan yang sama, tetapi
perbedaannya adalah prototype digunakan.
H. Implementation ( Implementasi )
Tahap membangun realisasi fisik dari basis data dan
rancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai dengan
menggunakan Data Definition Language ( DDL ) dari DBMS
yang dipilih atau sebuah Graphical User Interface ( GUI ).
23
Sementara program aplikasi diimplementasikan dengan
menggunakan bahasa pemograman yang telah ditentukan.
I. Data Conversation and Loading
Pada tahap ini merupakan pemindahan data yang ada ke
dalam basis data yang baru dan melakukan konversi terhadap
aplikasi yang ada untuk digunakan pada basis data yang baru
tersebut.
J. Testing ( Pengujian )
Tahap pengeksekusian program aplikasi dengan tujuan
mencari kesalahan dan divalidasi apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan yang ditetapkan oleh pemakai.
K. Operational Maintenance ( Pemeliharaan Operasional )
Tahap ini merupakan proses pengawasan dan pemeliharaan
sistem setelah instalisasi. Sistem diawasi dan dipelihara secara
berkesinambungan. Dan jika dibutuhkan, fitur – fitur baru akan
ditambahkan.
2.1.9 Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p419 ), perancangan basis
data adalah proses pembuatan sebuah rancangan untuk sebuah basis
data yang mendukung operasi tujuan dari perusahaan.
24
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p418 ), sebuah metodologi
perancangan basis data terdiri atas fase – fase yang masing – masing
terdiri dari sejumlah langkah – langkah, yang memandu perancangan
ke dalam teknik – teknik yang tepat pada setiap tingkatan proyek.
Perancangan basis data dibagi ke dalam tiga tahapan utama,
yaitu perancangan basis data konseptual, perancangan basis data
logikal, dan perancangan basis data fisikal.
A. Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2005, p439) perancangan
konseptual basis data adalah proses pembangunan model dan data
yang digunakan di perusahaan, yang tidak bergantung pada semua
pertimbangan fisikal. Tujuan utama dari perancangan konseptual
basis data adalah membangun sebuah model data konseptual lokal
dari sebuah perusahaan untuk jenjang yang lebih spesifik.
Berikut ini adalah langkah – langkah dalam perancangan
basis data konseptual :
1. Membangun model data konseptual lokal untuk setiap view.
1.1 Identifikasi tipe entiti utama yang dibutuhkan view.
1.2 Identifikasi tipe relationship penting yang ada di antara
tipe entiti yang telah diidentifikasi.
1.3 Identifikasi dan menggabungkan atribut dengan tipe
entiti atau tipe relationship yang cocok.
1.4 Menentukan domain atribut dalam data model
konseptual lokal.
25
1.5 Menentukan candidate key dan primary key.
1.6 Mempertimbangkan penggunaan enchanced modeling
concepts ( optional ).
1.7 Mempertimbangkan model apakah ada redudancy.
1.8 Memvalidasi model data konseptual lokal terhadap
transaksi pemakai, menjamin bahwa model data
konseptual lokal mendukung transaksi yang disyaratkan
oleh ”view”.
1.9 Meninjau ulang model data konseptual lokal dengan
pengguna.
B. Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Connolly dan Begg ( 2002, p419 ), perancangan
basis data logikal adalah proses untuk membuat sebuah rancangan
informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan suatu
model data spesifik, tetapi masih bebas dari DBMS dan
pertimbangan – pertimbangan fisik lainnya.
Berikut ini adalah langkah – langkah dalam perancangan
basis data logikal :
2. Membuat dan memvalidasi model data logikal untuk setiap
view.
2.1 menghilangkan fitur – fitur yang tidak kompatibel
dengan model relasional ( optimal ).
26
2.2 Membuat hubungan relasi untuk model data logikal
lokal.
2.3 Memvalidasi hubungan dengan membuat normalisasi.
2.4 Validasi relasi hubungan terhadap transaksi pengguna.
2.5 Menentukan integrity constraints.
2.6 Meninjau ulang model data logikal lokal dengan
pengguna.
3. Membangun dan memvalidasi model data logikal global.
3.1 Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam
model global.
3.2 Validasi model data logikal global
3.3 Memeriksa perkembangan di masa yang akan datang.
3.4 Meninjau kembali model data logikal global dengan
pengguna.
C. Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut connolly dan Begg ( 2002, p419), percangan basis
data fisikal adalah proses menghasilkan sebuah deskripsi dari
implementasi basis data pada media penyimpanan sekunder,
dengan menggambarkan hubungan dasar, organisasi file dan
indeks yang digunakan untuk memperoleh akses yang efisien
terhadap data, beserta segala integrity constraints yang terkait dan
pertimbangan keamanan.
27
Berikut ini adalah langkah – langkah dalam perancangan
basis data fisikal :
4. Menerjemahkan model data logikal global untuk DBMS.
4.1 Merancang relasi dasar.
4.2 Merancang representasi dari data turunan.
4.3 Merancang enterprise constraints.
5. Merancang representasi fisik.
5.1 Menganalisa transaksi.
5.2 Memilih file organisasi.
5.3 Memilih indeks.
5.4 Memperkirakan kebutuhan disk space.
6. Merancang user view.
7. Mendesain mekanisme keamanan.
8. Mempertimbangkan pengguna dari redudansi terkontrol.
9. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap sistem.
2.2 Teori – Teori Penjualan dan Persediaan
2.2.1 Teori Penjualan
Menurut mulyadi ( 2001, p202 ), kegiatan penjualan terdiri dari
penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam
transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi
dengan permintaan barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu
tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam
sistem penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh
28
perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari
pembeli.
Menurut mulyadi ( 2001, p469 ), jaringan prosedur yang
membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai :
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order pembeli dan
membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk
memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan
barang yang akan diserahkan kepada pembeli
2. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran pada
pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan
pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
3. Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman menyerahkan barang
kepada pembeli.
4. Prosedur pencatatan pembelian tunai
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas.
5. Prosedur penyetoran kas ke bank
29
Dalam prosedur ini, fungsi kas menyetor kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke
dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang
diterima dari bank melalui fungsi kas.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga
pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu
persediaan.
2.2.2 Teori Persediaan
Persediaan dalam suatu perusahaan adalah faktor pendukung
penting dalam menjalankan operasi perusahaan. Berikut pendapat para
ahli tentang persediaan.
Menurut Assauri ( 2004, p219 ), persediaan adalah sejumlah
bahan – bahan, parts – parts yang disediakan dan bahan – bahan dalam
proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta
barang – barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi
permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Menurut Handoko ( 1996, p33), persediaan adalah suatu istilah
umum yang menunjukan segala suatu atau sumber daya organisasi
yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Permintaan adalah sumber daya internal maupun eksternal ini, meliputi
30
persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau
produk akhir, bahan – bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen
– komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk persuhaan.
Dari definisi persediaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah asset yang sangat penting karena persediaan
merupakan barang yang tersedia untuk dijual ( barang
dagangan/barang jadi ), barang yang masih dalam proses produksi
untuk diselesaikan dan dijual ( barang dalam proses pengolahan ) dan
barang yang akan dipergunakan untuk produksi barang jadi yang akan
dijual ( bahan baku dan bahan pembantu ) dalam kegiatan usaha
normal perusahaan.
Menurut Assauri ( 2004, p214 ), pada dasarnya terdapat
sepuluh catatan yang paling penting atau utama dalam sistem
pengawasan persediaan :
1. Permintaan untuk dibeli ( purchase requisition )
2. Dokumen permintaan pembeliaan bahan – bahan atau barang –
barang dalam jumlah tertentu yang ditujukan kepada bagian
pembelian. Permintaan tersebut diadakan dengan tujuan untuk
menjamin tersedianya persediaan yang cukup dari bahan – bahan
atau barang – barang tersebut atau mengisi kembali persediaan
bila persediaan bahan – bahan tertentu yang ada akan mendekati
titik terendah atau minimum yang telah ditentukan terlebih dahulu.
3. Laporan penerimaan ( receiving report )
31
4. Dokumen yang memberikan informasi mengenai penerimaan atas
barang yang telah dipesan.
5. Catatan persediaan ( balace of stores record ).
6. Informasi yang terdapat dalam dokumen ini berbeda – beda
tergantung dari perusahaan pabrik yang menggunakannya
7. Daftar permintaan bahan ( material requisting form )
8. Formulir yang dibuat oleh petugas gudang untuk dipergunakan
oleh bagi pembeli dalam mengadakan pemesanan bahan – bahan
yang perlu dibeli kembali.
9. Perkiraan pengawasan ( control accounting )
10. Catatan yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mengawasi
setiap pencatatan mutasi persediaan yang dilakukan oleh bagian
gudang. Semua pembelian akan didebit dan semua pemakaian
akan dikredit dalam perkiraan ini. Saldo perkeriaan pengawasan
harus sama dengan saldo yang terdapat pada “ perpetual inventory
card ”. Jika terjadi ketidaksesuaian saldo antara keduanya maka
mengharuskan diadakannya penyelidikan selanjutnya.
Persediaan menurut Assuri ( 2004, pp170-172 ) dapat
dibedakan atau dikelompokkan berdasarkan :
A. Dilihat dari fungsinya
1. Batch stock or lot size inventory
32
Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan – bahan / barang – barang dalam jumlah yang
lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu.
2. Fluctuation Stock
Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal
ini, perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat
memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan
tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.
3. Anticipation Stock
Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadap fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, bedasarkan pola musiman
yang terdapat dalam satu tahun dan untuk mengadapi
penggunaan atau penjualan yang meningkat. Disamping itu,
anticipation stock juga dimaksudkan untuk menjaga
kemungkinan sukarnya diperoleh bahan – bahan sehingga
tidak mengganggu jalannya produk atau untuk menghindari
kemacetan produksi.
B. Jenis dan posisi barang tersebut didalam suatu urutan
pengerjaan produk
1. Persediaan bahan baku ( raw materials stock )
Yaitu persediaan dari barang – barang berwujud yang
digunakan dalam proses produksi, dimana dapat diperoleh dari
sumber – sumber alam maupun yang dibeli dari supplier atau
33
perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan
pabrik yang menggunakannya.
2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli ( purchased
parts / komponen stok )
Yaitu persediaan barang – barang yang terdiri dari parts yang
diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung di-
assembling dengan parts lain tanpa melalui proses produksi
sebelumnya. Jadi bentuk barang yang merupakan parts tidak
mengalami perubahan dalam operasi.
3. Persediaan bahan – bahan pembantu atau barang – barang
perlengkapan ( supplies stock )
Yaitu persediaan barang – barang atau bahan – bahan yang
diperlukan dalam proses produksi untuk membantu
berhasilnya produksi atau digunakannya dalam kerja suatu
perusahaan, tetapi tidak merupakan bagain atau komponen dari
barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (
work in process / progress stock)
Yaitu persediaan barang – barang yang keluar dari tiap – tiap
bagian dalam satu pabrik atau bahan – bahan yang telah diolah
manjadi satu bentuk, tetapi masih perlu diproses kembali
untuk menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi ( finished goals )
34
Yaitu persediaan barang jadi yang telah selesai diproses atau
diolah dalam pabrik dan siap dijual kepada pelanggan atau
perusahaan lain.
2.3 Interaksi Manusia dengan Komputer
IMK adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan,
evaluasi dan implementasi sistem computer interaktif untuk digunakan oleh
manusia serta studi fenomena – fenomena besar yang berhubungan dengannya (
Schneiderman, 1998, p8).
Menurut Schneiderman ( 1998, pp74 - 75) delapan aturan emas dalam
perancangan user interface adalah sebagai berikut :
1. Berusaha untuk konsisten
2. Memungkinkan frequent users menggunakan shortcuts
3. Memberikan umpan balik yang informatif
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir)
5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang
sederhana
6. Memungkinkan pembalikkan aksi yang mudah
7. Mendukung pusat kendali internal
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
35
2.4 PHP
PHP adalah singkatan dari Hypertext Preprocessor. PHP adalah
memanipulasi data string atau number dengan fungsi tertentu, baik yang berasal
dari PHP itu sendiri maupun dari tambahan code yang dibuat sendiri. Gaya
bahasa pasa PHP mirip dengan C++. CSS Creator adalah pembuat tampilan
web yang hasilnya adalah kumpulan – kumpulan class style, CSS berfungsi
membantu untuk tampilan HTML, sehingga pada HTMLnya kita cukup
memanggil fungsi – fungsi class yang ada.
2.5 MySql
MySql adalah Relational Database Management System ( RDBMS )
yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL ( General Public
License ). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySql, namun tidak
boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial.
MySql sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database
sejak lama, SQL ( Structured Query Language ). SQL adalah sebuah konsep
pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan
data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara
otomatis. Keandalan suatu sistem database ( DBMS ) dapat diketahui dari cara
kerja optimizer –nya dalam melakukan proses perintah – perintah SQL, yang
dibuat oleh user maupun program – program aplikasinya.
Sebagai database server, MySql dapat dikatakan lebih unggul
dibandingkan database server lainya dalam query data. Hal ini terbukti untuk
query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySql bisa sepuluh
36
kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan
Interbase.
Selain itu, MsSql juga memiliki beberapa keuntungan lainnya antara
lain bebas untuk di download dan terdistribusi, source code-nya bebas untuk
dimodifikasi, cepat dan sederhana, serta bagus untuk database berbasis website
dan bisnis kecil.
Sebagai program penghasil database, MySql tidak dapat berjalan sendiri
tanpa adanya sebuah aplikasi lain, baik yang open source maupun tidak seperti
PHP, VB, Delphi, dan lainnya.