bab 2 landasan teori 2.1 piramida sistem...

28
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Gambar 2. 1 Piramida Sistem Informasi Sumber (Hall, 2007, p. 5) Disuatu organisasi pasti memiliki tingkatan dan jabatan yang berbeda, perbedaan itu pula yang membuat kebutuhan akan informasipun berbeda-beda, dari jabatan atau tingkatan tersebut memliki keterkaitan dengan sistem informasi yang digambarkan pada gambar 2.1. pada gambar tersebut memiliki tingkatan manajemen Puncak atau Top Level Management, Manajemen Menengah atau Middle Level Management, manajemen operasional atau Operational level, dan Manajemen personal atau personel level. Tujuan dari piramida sistem informasi ini adalah untuk memperjelas perbedaan kebutuhan informasi pada setiap level nya yang memiliki manfaat agar dapat memperjelas kebutuhan sistem informasi pada setiap level, dan

Upload: lykien

Post on 06-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Piramida Sistem Informasi

Gambar 2. 1 Piramida Sistem Informasi

Sumber (Hall, 2007, p. 5)

Disuatu organisasi pasti memiliki tingkatan dan jabatan yang berbeda,

perbedaan itu pula yang membuat kebutuhan akan informasipun berbeda-beda, dari

jabatan atau tingkatan tersebut memliki keterkaitan dengan sistem informasi yang

digambarkan pada gambar 2.1. pada gambar tersebut memiliki tingkatan manajemen

Puncak atau Top Level Management, Manajemen Menengah atau Middle Level

Management, manajemen operasional atau Operational level, dan Manajemen

personal atau personel level. Tujuan dari piramida sistem informasi ini adalah untuk

memperjelas perbedaan kebutuhan informasi pada setiap level nya yang memiliki

manfaat agar dapat memperjelas kebutuhan sistem informasi pada setiap level, dan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

6

pendistribusian informasinya pun terorganisir dengan baik. Berikut adalah

penjelasan dari level-level pada piramida sistem informasi ini :

1. Manajemen Puncak: level strategi menetukan tujuan dan arah proses bisnis

agar memiliki keuntungan yang berguna baik perusahaan dan organisasi.

2. Manajemen Menengah: level manajemen mengontrol User agar tujuan

perusahaan tercapai.

3. Manajemen Operasional: level knowledge mengawasi User agar tidak keluar

dari konteks kerja dan proses bisnis.

4. Personel level : penggerak dari proses bisnis dan melakukan dari transaksi ,

disinilah proses bisnis akan berjalan agar tercapai nya tujuan dari strategic

level

Beberapa Tipe SI:

1. Executive Information Systems

2. Business Performance Managements

3. Transaction Processing Systems

4. Management Information Systems

5. Decision Support Systems

Dari beberapa Tipe SI diatas dapat di mapping kan berdasarkan Piramida SI,

sebagai berikut:

a. Manajemen Puncak : Executive Information Systems dan Business Performance

Managements

b. Manajemen Menengah : Decision Support Systems

c. Manajemen Operasional : Management Information Systems

d. Personel Level : Transaction Processing Systems

Contoh Jenis informasi yang di hasil kan berdasarkan level dari piramida SI

Sebagai berikut :

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

7

Gambar 2.2 Contoh Jenis Informasi berdasarkan Piramida SI

(Amsyah, 2005, hal. 301)

2.2 EIS (Executive Information System)

Executive Information System adalah suatu sistem yang dirancang sedemikian

mudah untuk pemakai, sehingga para eksekutif yang awam terhadap penggunaan

teknologi informasi pun bisa dengan mudah menggunakannya serta ditunjang dengan

fasilitas grafik, laporan dalam bentuk khusus dan memiliki kemampuan “drill down”.

Hal ini juga dikemukakan oleh Williams Steve & Williams Nancy(2007) bahwa

“Sebagai salah satu business analytics tool, EIS akan mengkombinasikan informasi

dan analisis bisnis untuk menyediakan solusi business intelligence yang dapat

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

8

dengan mudah dirancang sesuai dengan kebutuhan para eksekutif yang akan

menggunakannya”.Tujuan dari EIS adalah untuk meningkatkan efektivitas dari segi

fungsi, informasi dan waktu, sehingga para eksekutif dapat lebih memfokuskan pada

faktor kesuksesan yang penting dan mengantisipasi indikasi – indikasi penting

seperti tindakan dari kompetitor atau permintaan customer. EIS pun memiliki

manfaat, yaitu sebagai alat standar para eksekutif untuk membuat keputusan

sehingga strategic planning lebih terencana dan menghasilkan informasi yang lebih

baik untuk memudahkan user untuk mengerti kondisi bisnis yang dihadapi. Cara

penenerapannya pun dengan mengikuti lifecycle EIS, dan tetap berada dalam

framework EIS.

Beberapa karakteristik dari EIS dikemukakan oleh (Turban & Aronson, 2005)

ada empat karakteristik, antara lain :

a. Drill Down. EIS mampu memberikan informasi yang sangat terperinci.

Kemampuan ini memungkinkan eksekutif untuk mengetahui segala sesuatu yang

terjadi di perusahaan yang dipimpinnya, misalnya bisa mengetahui penurunan

penjualan harian, mingguan, dan bulanan dengan cepat.

b. Critical Success Factor (CSF). Definisi CSF dari Rockart dalam (Setyo H.

Wiyanto) sebagai “Beberapa area kritis dimana segala sesuatunya harus benar

agar supaya bisnis bisa berkembang”. Adapun CSF ini memiliki pengaruh

terhadap eksekutif antara lain :

1. Membantu eksekutif memfokuskan kepada aktivitas yang paling penting.

2. Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi yang harus

dipenuhi pada perusahaan yang dipimpinnya.

c. Status Access. Didalam mode ini data yang sudah lama atau laporan dalam suatu

status dari variabel – variabel kunci dapat diakses untuk beberapa waktu dengan

menggunakan telekomunikasi. Relefansi informasi sangat penting disini, dan titik

berat pada penyimpanan data yang paling akhir. Disini dapat memerlukan tiap

hari atau bahkan tiap jam untuk pengoperasian risalah dan laporan.

d. Personalized Analysis. Kemahiran yang bersifat analitik dapat diperoleh didalam

Executive Support System (ESS). Eksekutif bukan hanya dapat mengakses data

melainkan dapat juga menggunakan ESS untuk menciptakan sendiri analisis

perusahaan, karena analisis ini bersifat sangat pribadi. Eksekutif tinggal memilih

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

9

daftar isi yang ada pada database, seperangkat program yang digunakan seperti

(Lotus, 1-2-3, Excel, IFPS), menghasilkan keluaran (kebutuhan informasi) dan

menyediakan informasi yang diinginkan untuk presentasi.

e. Exception Reporting. Exception reporting berdasarkan pada konsep dari

management by exception. Sebagai tambahan dari konsep ini, perhatian dapat

diberikan oleh eksekutif untuk membuat laporan khusus dari bentuk baku, jadi

pada laporan khusus perhatian eksekutif bisa hanya memperhatikan pada kasus –

kasus khusus untuk pekerjaan yang paling jelek atau yang paling bagus saja.

Menurut Turban, Aronson, & Liang, (2005) karakteristik EIS dan manfaat

dari penggunaan EIS adalah sebagai berikut :

1. Fleksibel.

2. Menghasilkan informasi yang akurat, benar, tepat waktu, relevan, lengkap

dan cepat.

3. Memiliki tampilan GUI yang bagus dimana tampilan dari sebuah EIS bisa

merupakan kombinasi antara teks dan grafik.

4. User friendly.

5. Mengijinkan akses informasi yang aman dan rahasia.

6. Bisa diakses dimanapun dan kapanpun.

7. Meminimalisir penggunaan keyboard karena lebih banyak menggunakan

mouse.

8. Dapat menggunakan sumber data dari luar.

9. Dapat melakukan proses analisis secara ad hoc dan multidimensi.

10. Dapat menampilkan analisis trend, deviasi, dan forecasting.

11. Dapat melakukan proses drill down data sehingga data bisa dilihat hingga

level yang lebih detail.

12. Data telah dirangkum sehingga memudahkan eksekutif untuk

membandingkan rincian data kemudian membuat keputusan.

2.3 Critical Success Factor (CSF)

Dengan EIS memungkinkan eksekutif memantau seberapa baik perusahaan

berjalan dalam hal tujuan dan faktor-faktor penentu keberhasilan. Faktor-faktor ini

dalam setiap perusahaaan berbeda-beda tergantung dari kegiatan yang dilakukan CSF

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

10

dan masing-masing tema dan item ditemukan dalam analisis sebelumnya telah

dikonseptualisasikan sebagai entitas yang saling terkait untuk membentuk kerangka

pengembangan EIS untuk EM. CSF pun memiliki tujuan untuk menginterpretasikan

objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan

informasi yang dibutuhkan. Manfaat CSF, yaitu untuk mengidentifikasi konsertasi

utama manajemen, membantu perencanaan strategi plan, mengidentifikasi fokus area

dalam tiap rincian project life cycle dan penyebab utama kegagalan proyek,

mengevaluasi kelayakan sistem informasi, mengidentifikasi ancaman dan

kesempatan bisnis, dan juga untuk mengukur tingkat produktifitas sumber daya

manusia.

Cara penerapannya pun adalah melakukan analisis CSF yang diperuntukan

untuk merumuskan faktor – faktor kritis apa saja yang harus diperhatikan oleh

sebuah organisasi atau perusahaan. Sehingga dapat mengetahui tujuan organisasi

lebih jelas untuk menentukan kebutuhan dan informasi yang dibutuhkan.

Gambar 2.3 Kerangka kerja Pengembangan EIS untuk Manajemen Edukasi

Sumber : (Kamaruddin & Razali, 2011: 10001)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

11

Keberhasilan pengembangan EIS untuk EM dipengaruhi oleh orang-orang

manajerial dan teknis yang perlu berkolaborasi selama proses pengembangan untuk

menghasilkan produk EIS terintegrasi. Faktor-faktor ini harus didukung oleh

lingkungan organisasi juga. Faktor lingkungan melibatkan praktek manajemen

bahwa pengembangan EIS koordinat sampai sistem sepenuhnya dapat digunakan.

Manajemen perlu untuk memperoleh dan merencanakan alokasi untuk proyek EIS,

melaksanakan program kesadaran dan mengidentifikasi sumber-sumber informasi,

yang harus diintegrasikan dalam produk EIS. Kegiatan ini tidak dapat dicapai oleh

manajemen semata-mata. Kerjasama antar tenaga kependidikan dalam hal informasi

budaya berbagi dan sikap positif terhadap proyek dan sistem harus diperoleh. Pihak-

pihak yang terlibat dalam proyek ini harus mempertimbangkan rencana strategis

pendidikan, Key Performance Indicator ( KPI ) dan Standar Operasional Prosedur (

SOP ) serta kebijakan manajemen proyek selama proses tersebut.

Faktor orang termasuk manajemen organisasi atas atau eksekutif, tim

pengembangan EIS dan tenaga kependidikan. Pihak-pihak perlu memahami tujuan

dan pentingnya proyek EIS dalam meningkatkan perencanaan organisasi dan

pengambilan keputusan. Sebuah proyek EIS tidak dapat berhasil tanpa dukungan

yang kuat dan keterlibatan dari eksekutif, selain sumber daya keuangan dan lainnya

yang nyata. Dukungan ini sangat diperlukan untuk menangani perlawanan politik dan

user terhadap sistem. Tim pengembangan EIS disisi lain, harus memiliki

keterampilan teknis dan interpersonal ketika membangun sistem. Keterampilan

teknis yang diperlukan untuk bagian operasional, sedangkan keterampilan

interpersonal yang diperlukan untuk mendapatkan persyaratan yang tepat dan

mendapatkan penerimaan pengguna. Tim pengembangan bertanggung jawab untuk

merencanakan, mengembangkan dan memelihara infrastruktur teknis dan mengelola

sistem operasi. Para tenaga kependidikan bertindak sebagai sumber informasi dimana

kontribusi utama mereka adalah untuk menyediakan data yang memadai dan benar

kedalam sistem tepat waktu. Mereka perlu mengelola informasi dengan baik

sehingga menjadi handal. Informasi yang dapat dipercaya menghasilkan analisis

yang berarti dan dengan demikian meningkatkan kemudahan untuk pengambilan

keputusan oleh eksekutif.

Faktor proses meliputi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan yang terjadi

diseluruh pengembangan EIS. Proses perencanaan harus memperhitungkan siklus

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

12

pengembangan serta perangkat keras dan perangkat lunak infrastruktur. Proses

eksekusi harus mensinkronisasikan data ekstraksi dan kegiatan pengelolaan data

untuk berbagai sumber informasi.

Produk adalah EIS yang dikembangkan yang berisi fitur yang terintegrasi dan

fungsi terkait dengan bisnis pendidikan. Sistem tersebut harus terus berubah atau

berkembang dari waktu ke waktu dalam menanggapi pengguna baru dan kebutuhan

bisnis. (Kamaruddin & Razali, 2011).

2.4 Siklus Hidup EIS

Ada beberapa perbedaan utama antara OLTP sistem siklus hidup tersebut dan siklus hidup EIS yang tergantung pada karakteristik sistem eksekutif, tetapi teknik tradisional yang sama dan tahapan yang digunakan untuk pembangunan, yaitu: justifikasi, perencanaan proyek, analisis, desain, konstruksi, penyebaran (gambar 2.6)

Dalam tahap ini ada banyak langkah yang digunakan untuk memodelkan

karakteristik EIS seperti:

a. EIS yang orientasinya untuk peluang bisnis daripada kebutuhan

transaksional;

b. EIS harus melaksanakan keputusan strategis, tidak hanya departamental atau

keputusan operasional;

c. Analisis EIS difokuskan pada kebutuhan bisnis. Tahap ini adalah yang paling

penting dari proses;

d. Proses Pembangunan siklus, difokuskan pada evaluasi dan perbaikan versi,

yang tidak hanya membangun dan memberikan hal yang penting dari sebuah

versi final yang tunggal.

Berikut merupakan siklus atau alur hidup dari pembangunan serta pemgembangan EIS yang terdiri dari enam tahap, yaitu (LUNGU & BÂRA, 2005) :

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

13

Gambar 2.4 Siklus EIS

Sumber (LUNGU & BÂRA, 2005)

Stage 1 : Justification.

Pada tahap ini akan mendefinisikan kebutuhan bisnis dan peluang bisnis dengan

menganalisis faktor lingkungan internal menggunakan value shop analysis,

kemudian kebutuhan dan peluang bisnis akan dinilai dalam bentuk solusi cost and

benefit analysis. Proses justifikasi akan diidentifikasi dan dianalisis dalam format

business case assessment yaitu kebutuhan bisnis dan oportunities diidentifikasi dan

kemudian tim mengusulkan solusi awal yang diustifikasi oleh biaya dan manfaat.

Sebuah laporan awal ini dibangun.

Tahap 2: Perencanaan

Pada tahap ini menjelaskan mengenai kemampuan perusahaan dalam

menyelesaikan EIS ini. Dalam tahap planning ini dilakukan terhadap perencanaan

infrastruktur perusahaan, dan perencanaan penjadwalan terhadap pelaksanaan

pembangunan EIS ini. Berikut penjelasan singkat mengenai hal-hal yang ada pada

tahap ini :

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

14

a. Evaluasi infrastruktur Perusahaan – perkiraan langkah ini dan untuk

mempertahankan nilai-nilai kemampuan organisasi dan mencapai proyek EIS dalam

hal : infrastruktur, komponen, perangkat, jaringan dan kebutuhan masa depan

peralatan tersebut. Dalam langkah ini dibangun infrastruktur dari organisasi tersebut.

b. Perencanaan proyek – EIS melibatkan perencanaan proyek yang dinamis

yang menyebabkan perubahan cepatnya akan kebutuhan teknologi, organisasi dan

bisnis, sumber daya manusia dan tim pelaksana.Rencana proyek rinci, progresif,

setiap tahap dan langkah telah diperiksa dan dokumen uji dan laporan.

Stage 3 : Business Analysis

Pada tahap ini akan diidentifikasi kebutuhan aktual perusahaan. Kebutuhan tersebut akan didapat dari analisis kebutuhan informasi dari sistem yang sedang berjalan, lalu kebutuhan akan digambarkan dalam bentuk use case, dan Usecase Description.

Stage 4 : Design

Pada tahap ini proyek EIS akan dirancang sesuai dengan kebutuhan actual

perusahaan yang sudah didentifikasi. Perancangan yang akan dilakukan pada tahap

ini adalah rancangan dashboard dalam bentuk penjelasan storyboard, perancangan

metadata, datamart dengan menggunakan star schema, dan proses ETL yang

dilakukan untuk menghasilkan suatu datawarehouse.

Stage 5 : Construction

Pada tahap ini adalah tahap realisasi rancangan sesuai dengan tahapan design sebelumnya. Setelah merancang maka proses konstruksi dan pembangunan dilakukan pada tahapan ini. Pada tahap ini akan membuat ETL development, application development yang didalamnya terdiri dari user interface dan navigation diagram.

Stage 6 : Deployment

Pada tahapan ini akan dilakukan implementasi dari semua rangkaian tahapan yang telah dilakukan sebelumnya, dengan cara memberikan pelatihan, membuat buku panduan pemakaian sistem, dan melakukan evaluasi terhadap implementasi sistem dalam bentuk laporan akhir atau release evaluation.

2.5 Valueshop Valueshop adalah kegiatan yang menganalisis kumpulan aktivitas bisnis yang

dilakukan untuk keperluan dan mendukung produk atau jasa. Hal ini juga didukung

oleh menurut Porter (2002: 244) bahwa, “Valueshop adalah kegiatan menganalisis

kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan,

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

15

mengantarkan, dan mendukung produk atau jasa”. Tujuan valueshop adalah untuk

menganalisis aktivitas yang mempengaruhi produk dan jasa sehingga dapat

mengidentifikasi dari nilai kegiatan tersebut. Manfaat valueshop adalah dapat

mengurangi atau omenurunkan biaya sehingga dapat meningkatkan keefektifan dari

sebuah aktivitas. Cara penerapannya adalah menganalisis proses – proses yang

berhubungan dengan produk dan jasa yang bersangkutan, lalu mengidentifikasi nilai

– nilainya sehingga dapat mengetahui nilai dari sebuah kegiatan. Sehingga dapat

mencari penyelesaian masalah dan memilih solusi yang terbaik sehingga saat

dijalankan solusi tersebut kita tetap dapat mengkontrol dan mengevaluasi kegiatan

tersebut.

2.6 Business Drivers

Business Drivers adalah trigger yang mendorong adanya perubahan yang

memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat mencapai tujuannya. Hal ini juga

dikemukakan menurut Ward (2002: 69) bahwa, “Business Driver adalah beberapa

faktor kritis pendorong perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis

sehingga dapat memenuhi sasarannya”. Tujuannya adalah untuk membantu

penerapan langkah – langkah demi tercapainya tujuan dari sebuah organisasi.

Manfaat business drivers adalah untuk memberikan langkah – langkah terbaik untuk

memenuhi tujuan dari sebuah organisasi. Cara penerapannya adalah dengan cara

mengidentifikasi setiap proses – proses yang berjalan untuk menilai dari setiap

kegiatan yang berjalan sehingga mengetahui kegiatan mana yang berguna dan untuk

difokuskan terlebih dahulu.

2.7 Cost Benefit Analysis

Cost Benefir Analysis adalah sebuah pendekatan dengan prosedur yang

sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan,

dengan sebuah aktivitas atau proyek. Hal ini juga dikemukakan menurut Dunn,

(2003: 447) bahwa, “CBA (Cost Benefit Analysis) atau analisis biaya manfaat adalah

pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis

membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total

biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang”. CBA memiliki

tujuan, yaitu untuk menentukan atau mengukur apakah kemanfaatan dari suatu

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

16

proyek atau kegiatan berdasarkan nilai investasinya. CBA mempunyai manfaat untuk

memasukkan keuntungan dan biaya sosial, yang dimana sebagai dasar yang kuat

untuk menentukan keputusan oleh para eksekutif. Cara penerapannya yaitu

menetapkan tujuan dari suatu proyek lalu mengidentifikasi sumber yang terlibat dan

mengidentifikasi biaya dan manfaat serta menghitungnya dari segi manfaat, waktu,

dan keterbatasannya.

2.8 Risk Assessment

Risk Assessment adalah tahapan awal yang digunakan untuk menilai resiko atau

tingkat ancaman apa saja yang berpotensial didalam proses sistem informasi. Hal ini

juga dikemukakan oleh G. Stoneburner (2003) bahwa, “Risk Assessment merupakan

tahapan awal dalam pengendalian resiko”. Manager menggunakan risk assessment

untuk mengetahui tingkat ancaman yang potensial dan resiko yang berhubungan

dengan seluruh proses sistem informasi. Risk Assessment memiliki tujuan untuk

mempertahankan keberlangsungan hidup, bisnis, dan proses / kegiatan operasional.

Manfaat Risk Assessment adalah untuk mengukur resiko, sehingga kita dapat

mengontrol resiko – resiko yang ada. Cara penerapannya adalah dengan cara

mengidentifikasi masalah yang mungkin selama ini terjadi, lalu mengelompokan

resiko – resiko yang ada berdasarkan dampaknya, dan yang terakhir adalah mencari

solusi dari resiko tersebut.

2.9 Database

Database merupakan tempat penyimpanan data yang sangat besar yang dapat

digunakan secara bersamaan oleh lebih dari satu user, serta dibuat untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan oleh user. Database merupakan sekumpulan data beserta

deskripsinya yang saling terintegrasi satu dengan yang lain untuk memenuhi

kebutuhan informasi bagi user. Hal ini juga dikemukakan oleh Connolly & Begg

(2010: 65) bahwa, “Database adalah sekumpulan data beserta deskripsinya yang

saling berhubungan secara logis, serta didesain untuk memenuhi kebutuhan

informasi suatu perusahaan”. Tujuan database adalah untuk memudahkan user

mendapatkan data, menyediakan tempat penyimpanan data yang berlebih, dan juga

melindungi data dari kerusakan fisik. Manfaat database, yaitu menyediakan

informasi yang berkualitas dan juga mengurangi duplikasi data sehingga hubungan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

17

antar data bisa saling lebih ditingkatkan. Cara penerapannya yaitu menggunakan

database oracle sebagai alat untuk mengolah data – data.

2.10 Datawarehouse

Datawarehouse adalah kumpulan data – data yang berorientasi subjek, dan

berbeda – beda untuk membantu pengambilan keputusan, dan menganalisis data

historis suatu organisasi seperti data pembelian, penjualan, penggajian, perhitungan

bonus bulanan karyawan, dan aktivitas operasional harian lainnya. Hal ini juga

dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 1151) bahwa, “Datawarehouse adalah

sebuah data – data yang berorientasi subjek, terpadu, varian waktu, dan pengumpulan

data yang non-volatile untuk mendukung proses pengambilan keputusan

manajemen”. Adapun tujuan dari data warehouse yaitu menyediakan data yang

terorganisasi dengan baik dan mudah diakses oleh pihak manajer, data yang ada di

datawarehouse adalah data yang konsisten, akurat, dan dijamin keberannya,

datawarehouse sebagai tempat ditampungnya data yang telah digunakan untuk

kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan

kepurusan, dan data di datawarehouse dapat diandalkan. Selain itu data warehouse

bermanfaat untuk membantu pelaku bisnis dalam memahami trend bisnis dengan

lebih baik karena penyediaan informasi yang merupakan data historis dan rangkuman

dari beberapa data sehingga mempermudah pula dalam membuat perkiraan

keputusan dengan baik, dan untuk mengetahui dengan cepat kinerja perusahaan

dalam waktu terakhir. Untuk penerapannya dalam pembuatan data warehouse maka

pembuat data warehouse harus memperhatikan data operasional yang terjadi pada

suatu perusahaan dengan membuat rancangan starscheme, analisis meta data dan

serta melakukan proses ETL (Extract, Transform, Load) sesuai dengan yang akan

dituliskan pada bab pembahasan pada penulisan skripsi ini.

2.10.1 Star Schema

Star Schema adalah sebuah rancangan database yang sederhana dimana

pemodelan yang memiliki tabel fakta yang berada ditengah, dan dikelilingi oleh tabel

dimensi. Hal ini juga dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 1183) bahwa,

“Star Schema adalah Sebuah struktur logis yang memiliki tabel fakta yang berisi data

faktual di tengah, dikelilingi oleh tabel dimensi yang berisi data referensi yang dapat

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

18

denormalized”. Tujuan dari star schema yaitu merancang database dengan waktu

respon yang cepat, dan memberikan informasi pengelompokan data dalam bentuk

skema, serta manfaat dari star schema adalah menghasilkan respon query yang cepat

dan skema yang sederhana sehingga mudah dimengerti.

Star Schema memiliki dua tipe tabel, yaitu tabel fakta / fact table dan tabel

dimensi / dimension table. Tabel fakta berisikan data yang memiliki sifat kuantitatif

tentang sebuah bisnis dimana lebih banyak menampilkan informasi hasil dari

perhitungan, seperti data penjualan, pembelian, persediaan, dan informasi

perhitungan lainnya. Sedangkan tabel dimensi adalah table yang menyimpan data

yang bersifat deskriptif dari suatu subyek dari suatu bisnis berisikan sumber-sumber

data yang digunakan pada table fakta nantinya, mengkategorikan, mengelompokan,

dan mengklasifikasikan data didalam tabel operasional. Pada penerapan star scheme

kita membuat tabel dimensi yang pada umumnya memiliki primary key yang

sederhana, dan beberapa non-key atribut. Primary key dalam table dimensi menjadi

foreign key dalam tabel fakta yang menunjukan hubungan antara tabel dimensi dan

tabel fakta. Pada gambar 2.5 menunjukan contoh star schema yang menggunakan

tabel fakta PropertySale. Pada tabel fakta PropertySale terdapat atribut-atribut yang

merupakan primary key dari tabel dimensi yang terhubung seperti Time, Branch,

Promotion, PropertyForSale, ClientBuyer, Staff, dan Owner. Selain berhubungan

dengan beberapa tabel tersebut pada tabel fakta PropertySale ini juga memiliki

atribut yang memberikan data dari hasil kalkulasi seperti OfferPrice, SellingPrice,

saleCommission, dan saleRevenue.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

19

Gambar 2.5 Contoh StarScheme

Sumber : (Connolly & Begg, 2010, P. 1228)

2.10.2 Metadata

Metadata adalah informasi yang terstruktur yang mendeksripsikan,

menjelaskan data yang dimiliki dan dinterpretasikan menjadi informasi untuk

menentukan sebuah keputusan, metadata ini juga mengandung informasi mengenai

isi dari suatu data yang digunakan dalam keperluan menejemen berbentuk file atau

data yang nantinya akan dimasukan kedalam basis data. Hal ini juga didukung oleh

Devlin (1997) bahwa, “Metadata adalah data ilmu pengetahuan yang kita miliki yang

diinterpretasikan sebagai informasi dalam kondisi untuk menentukan sebuah

keputusan”. Contoh metadata adalah daftar table untuk menampilkan informasi dari

suatu table penjualan guna dalam pengambilan keputusan dalam menentukan strategi

penjualan dari suatu perusahaan. Tujuan dari metadata itu sendiri ialah membuat

ringkasan informasi yang penting untuk mendukung dalam pembuatan keputusan

bisnis, menjelaskan atribut atau struktur dari suatu data atau informasi. Serta manfaat

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

20

metadata mendokumentasikan data yang ada, sebagai alat pengolahan data,

memberikan informasi kepada pengguna bagaimana data tersebut didapatkan dan

diintrerpretasikan dengan benar. Metadata dibuat pada bab pembahasan pada

penulisan ini adalah dengan membuat table yang menggambarkan penggabungan

data dari berbagai tabel operasional untuk menghasilkan informasi yang diperlukan

pelaku bisnis. Penerapannya dengan membuat tabel yang berisikan detail data dari

sebuah tabel dan sumber data yang dirangkum menjadi satu tabel yang dapat

memberikan informasi bisnis.

2.10.3 ETL ( Extract, Transform, Load)

Proses ETL (Extraction, Transformation, Loading) adalah proses dasar dari

sebuah pengembangan data warehouse bahwa sekumpulan data dari beberapa

sumber dikumpulkan lalu ditambah kedalam penyimpanan data, data di extract, di

transformasi dan dimasukan kembali kedalam penyimpanan data. Hal ini juga

didukung oleh Kimball (2004) yang menyatakan bahwa “proses ETL merupakan

proses yang harus dilalui dalam pembentukan data warehouse”. Tujuan dari proses

ETL adalah mengektraksi data dari berbagai sumber yang ada. Manfaat dari proses

ETL ini adalah sebagai proses perubahan data dari operasional menjadi data yang

sesuai dengan desain data warehouse yang ingin dirancang. Dalam penerapannya

pada bagian pembahasan pada penulisan ini adalah dengan menggunakan tools yang

tersedia dari oracle untuk menjalankan proses ETL ini agar terbentuknya data

warehouse yang diinginkan. Berikut adalah penjelasan dari tiap proses.

a. Ekstraksi Data (Extract)

Ekstraksi data adalah proses dimana data diambil atau diekstrak dari berbagai

sistem operasional, baik menggunakan query, atau aplikasi ETL. Terdapat beberapa

fungsi ekstraksi data, yaitu :

1. Ekstraksi data secara otomatis dari aplikasi sumber.

2. Penyaringan atau seleksi data hasil ekstraksi.

3. Pengiriman data dari berbagai platform aplikasi ke sumber data.

4. Perubahan format layout data dari format aslinya.

5. Penyimpanan dalam file sementara untuk penggabungan dengan hasil ekstraksi

dari sumber lain.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

21

b. Transformasi Data (Transformation)

Transformasi adalah proses dimana data mentah (raw data) hasil ekstraksi

disaring dan diubah sesuai dengan kaidah bisnis yang berlaku. Langkah-langkah

dalam transformasi data adalah sebagai berikut :

1.Memetakan data input dari skema data aslinya ke skema data warehouse.

2.Melakukan konversi tipe data atau format data.

3.Pembersihan serta pembuangan duplikasi dan kesalahan data.

4.Penghitungan nilai-nilai derivat atau mula-mula.

5.Penghitungan nilai-nilai agregat atau rangkuman.

6.Pemerikasaan integritas referensi data.

7.Pengisian nilai-nilai kosong dengan nilai default.

8.Penggabungan data.

c. Pengisian Data (Loading)

Proses terakhir yang perlu dilakukan adalah proses pemuatan data yang

didapatkan dari hasil transformasi ke dalam data warehouse. Cara untuk memuat data

adalah dengan menjalankan SQL script secara periodik.

2.11 Database Management System (DBMS)

DBMS adalah suatu software yang mengatur semua akses ke basisdata, serta

dapat membuat user berinteraksi dengan program dan database. Seperti yang

dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010: 66) bahwa, “DBMS adalah suatu

sistem perangkat lunak yang memungkinkan user berinteraksi dengan program

aplikasi dan database”. Tujuan dari DBMS ini adalah sebagai pengatur semua akses

kebasis data, mengatur sistem pengamanan data dalam basis data, dan lainnya.

DBMS pula memiliki manfaat salah satunya untuk menjaga keamanan data yang

berada didalam database. Contoh DBMS adalah ORACLE, SQL, MySQL, dan

lainnya. Untuk penerapannya pada penelitian ini menggunakan DBMS dari ORACLE

yaitu Oracle Warehouse Builder.

A. Fasilitas Database

Menurut Connolly dan Begg (2010: 66), DBMS menyediakan berbagai fasilitas

sebagai berikut :

1. Fasilitas untuk mendefinisikan database, biasanya menggunakan Data

Definition Language (DDL). DDL mengizinkan user untuk menspesifikasikan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

22

tipe dan struktur data, serta batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke

dalam database tersebut.

2. Fasilitas untuk mengizinkan user untuk menambah, mengubah, menghapus,

serta mendapatkan kembali data dari database, biasanya menggunakan Data

Manipulation Language (DML).

3. Fasilitas untuk mengontrol akses ke database. Contohnya :

a. Sistem keamanan, yang mencegah user yang tidak memiliki autoritas untuk

mengakses data. Sehingga user akan ditentukan terlebih dahulu grant access

nya.

b. Sistem integrasi, yang memelihara konsistensi penyimpanan data, sehingga

database menjadi terintegrasi, data pun menjadi konsisten.

c. Sistem kontrol pengembalian data, yang dapat mengembalikan data ke keadaan

sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.

d. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna, yang berisi deskripsi atau penjelasan

dari data di dalam database.

B. Komponen – Komponen DBMS

Komponen-komponen dari DBMS akan diidentifikasi menurut (Connoly &

Begg, 2010) terdapat lima komponen DBMS yaitu :

Gambar 2.6 Komponen - komponen utama DBMS

Sumber : (Connoly & Begg, 2010,p.66)

Gambar 2.6 diatas menjelaskan komponen-komponen utama yang terdapat pada

DBMS, yaitu sebagai berikut :

1. Hardware

Hardware atau perangkat keras ini dibutuhkan untuk menjalankan

DBMS dan aplikasi, hardware dari computer tunggal ke mainframe tunggal

dari komputer-komputer. Bagian dari hardware tergantung pada kebutuhan

organisasi dan DBMS yang digunakan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

23

2. Software

Software berupa DBMS itu sendiri, program aplikasi, sistem operasi,

serta jaringan perangkat lunak jika DBMS digunakan melalui suatu jaringan.

3. Data

Data adalah komponen mendasar yang paling penting, yang akan

diolah di DBMS. Data merupakan jembatan penghubung antara komponen

mesin (hardware dan software) dan manusia (user). Databaseterdiri atas data

operasional dan metadata.

4. Prosedur

Prosedur merupakan petunjuk dan aturan yang digunakan untuk

merancang database, userdari sistem dan staff yang mengatur database

membutuhkan prosedur yang terdokumentasi untuk tahu bagaimana cara

menggunakan atau menjalankan sistem.

5. People

People merupakan orang yang terlibat didalam sistem, yang terdiri dari :

a. Database Administrator (DBA)

Database dan DBMS merupakan satu kesatuan sumber yang harus di

atur seperti sumber lainnya, sehingga memerlukan peranan manusia untuk

mengaturnya. DBA bertanggung jawab untuk realisasi fisikal dari database,

termasuk desain fisikal databasedan implementasi, keamanan, dan

mengontrol integritas dan merawat sistem operasional.

b. Database Designers

Database designer berfokus dengan mengidentifikasi data (entitas,

attributes), hubungan antar data, constraints dari data yang disimpan di

dalam database, memutuskan bagaimana desain logikal database menjadi

realisasi fisikal.

c. Application Developers

Tugas dari application developers adalah ketika database telah

diimplementasi, program aplikasi yang menyediakan fungsi yang dibutuhkan

oleh end-user harus diimplementasikan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

24

d. End User

End user merupakan “client” dari database, yang di desain,

diimplementasikan dan di maintenance untuk melayani kebutuhan informasi

dari end user.

C. Kelebihan Database Management System

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan DBMS, menurut

Connolly dan Begg(2010: 77-80), yaitu sebagai berikut :

1. Mengontrol data yang berulang

Pendekatan database mengeleminasi pengulangan data dengan

mengintegrasikan dokumen sehingga data sebelumnya tidak disimpan lagi

untuk mengurangi terjadinya pengulangan data.

2. Konsistensi data

Dengan mengontrol eleminasi dan mengontrol pengulangan data,

DBMS akan mengurangi resiko adanya data yang tidak konsisten.

3. Mendapatkan beberapa informasi dari data yang sama

Dengan mengintegrasi data operasional, memungkinkan organisasi untuk

memperoleh informasi turunan yang berbeda-beda dari data yang sama.

Informasi turunan yang dimaksud adalah informasi yang dihasilkan dari

sumber yang sama, namun informasi dihasilkan dapat berbeda-beda, sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh user.

4. Dapat berbagi data

Normalnya files hanya dimiliki oleh orang atau department yang digunakan,

namun di sisi lain databaseyang ada pada suatu organisasi dapat di bagi ke

user yang telah diberi hak akses. Biasanya jika aplikasi baru dibuat, maka

akan membutuhkan data yang sudah ada pada database, dan hanya

menambah data yang tidak disimpan, kemudian aplikasi baru juga dapat

menggunakan fungsi yang disediakan oleh DBMS, untuk mendefinisikan dan

memanipulasi, concurrency dan kontrol recovery.

5. Meningkatkan integritas data

Database integrity menujuk pada validitas dan konsistensi data yang

disimpan. Integrity biasanya ditunjukan dengan constraints.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

25

6. Meningkatkan keamanan

Database security adalah perlindungan dari database untuk melindungi data

dari user yang tidak memiliki hak akses.

7. Meningkatkan standarisasi

Memperbolehkan DBA mendefinisikan DBMS untuk kebutuhan standar.

Termasuk didalamnya departemen, organisasi, nasional, standar internasional

seperti format data untuk memfasilitasi peruktan daya antar sistem,

penamaan, dokumentasi standar, prosedur yang upate, dan access rule.

8. Skala ekonomi

Menggabungkan semua data operasional organisasi kedalan satu database

dan menciptakan sekumpulan aplikasi yang akan beroperasi didalam satu

sumber data yang akan mengurangi pengeluaran.

9. Menyeimbangkan kebutuhan berdasarkan masalah

Setiap user atau department membutuhkan apa yang menjadi konflik

kebutuhan dengan user yang lain, dikarenakan databasedibawah kontrol dari

DBA, DBA dapat membuat keputusan tentang desain dan operasional

menggunakan database, yang akan menyediakan sumber terbaik untuk

digunakan keseluruhan perusahaan.

10. Meningkatkan akses data.

Sebagai hasil dari integrasi, data yang melewati batasan department akan

langsung di akses di end user. Hal ini menyediakan sistem dengan fungsi

yang potensial.

11. Meningkatkan produktivitas

DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang programmer akan ditulis di

file based application. DBMS menyediakan low-level file-handling yang

menjadi typical didalam aplikasi program dan berfungsi supaya programmer

lebih fokus kepada fungsi yang spesifik dan dibutuhkan tanpa khawatir

mengenai detil low-level implementasi.

12. Meningkatkan pemeliharaan data

Di sistem file-based, setiap program aplikasi mengakses data yang dibuat

untuk masing-masing program aplikasi, sehingga membuat program aplikasi

sangat bergantung pada data. deskripsi data dan cara untuk mengakses data di

buat kedalam setiap program aplikasi, membuat program bergantung pada

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

26

data. DBMS memisahkan deskripsi data dari aplikasi, sehingga ketika terjadi

update dari deskripsi data, maka terupdate di aplikasi.

13. Meningkatkan concurrency

Beberapa sistem file-based, jika dua atau lebih user yang mengakses data

yang sama diwaktu yang bersamaan, memungkinkan informasi menjaditidak

valid dan integritas menurun . DBMS dapat mengatur akses concurrent

database sehingga masalah seperti diatas tidak terjadi.

14. Meningkatkan proses backup dan recovery

Jika terjadi kerusakan sistem atau media, maka sistem file-based dapat

menyediakan, banyak tempat sistem file-based bertanggung jawab kepada

user untuk menyediakan sebuah ukuran untuk melindungi data dari kegagalan

sistem komputer atau program aplikasi.

e. Kekurangan DBMS

Selain terdapat kelebihan, DBMS juga mempunyai kelemahan, yaitu

sebagai berikut :

1. Kompleksitas

Provisi dari fungsi yang diharapkan dari DBMS yang baik dapat membuat

DBMS menjadi lebih kompleks. DBA, developers, database designer dan

end-users harus mengerti fungsi dan mengambil keuntungan. Kegagalan

mengerti sistem akan membuat keputusan desain yang buruk, yang mana

akan memiliki konsekuensi yang serius untuk organisasi.

2. Ukuran

Kompleksitas dari fungsimembuat DBMS menjadi perangkat lunak yang

besar, sehingga memakan banyak memori.

3. Biaya

Biaya dari DBMS bervariasi, dan tergantung dari lingkungan dan fungsi yang

disediakan, biaya tergantung dari seberapa banyak user.

4. Penambahan biaya perangkat keras

Kebutuhan dari penyimpanan disk DBMS dan database memungkinkan

untuk membeli tambahan penyimpanan data.

5. Biaya konversi

Dengan adanya DBMS dan hardware yang baru, maka diperlukan biaya

untuk training staff untuk menggunakan sistem ini, biaya ini yang mungkin

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

27

menjadi alasan utama mengapa beberapa organisasi lebih memilih

menggunakan program yang lama.

6. Performa

Sistem file-based hanya digunakan untuk aplikasi yang spesifik saja, maka

hasil performanya baik. Namun DBMS digunakan untuk umum, jadi aplikasi

bisa lebih dari satu, hasil akhirnya, beberapa aplikasi tidak berjalan cepat

sesuai yang mereka gunakan, dikarenakan DBMS digunakan oleh beberapa

aplikasi yang lainnya.

7. Kemungkinan kegagalan yang lebih besar

Dikarenakan DBMS digunakan secara central, maka jika suatu saat terdapat

kegagalan dalam DBMS, maka aplikasi program dan user yang mengakses

DBMS tidak dapat menjalankan operasional.

f. Fungsi DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010: 99), DBMS memiliki beberapa fungsi,

yaitu sebagai berikut :

1. Datastorage, retrieval dan update.

Sebuah DBMS harus menyediakan user dengan kemampuan untuk

menyimpan, mendapatkan, dan mengupdate data didalam database.

2. A user-accessible catalog

Sebuah DBMS harus menyediakan catalog yang dimana catalog tersebut

berisi deskripsi dari data yang disimpan dan di akses oleh user.

3. Transaction support

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan semua

update sesuai dengan transaksi yang dibuat.

4. Concurrency control service

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk memastikan database

di perbaharui dengan benar ketika banyak user mengupdate database secara

bersamaan.

5. Recovery services

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk recovering database

jika database mengalami kerusakan. Kerusakan database berpengaruh

terhadap operasional, sehingga proses perbaikan database dibutuhkan. Salah

satunya yaitu recovery database.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

28

6. Authorization services

Sebuah DBMS meyediakan mekanisme untuk memastikan hanya user yang

resmi saja yang bisa mengakses database. Sehingga user yang tidak

didaftarkan terlebih dahulu tidak bisa mengakses database, ini akan

meningkatkan keamanan data.

7. Support for datacommunication

Sebuah DBMS harus mampu mengintegrasikan komunikasi antara software.

Ketika user mengakses database dari remote locations¸ maka DBMS akan

menerima request communications messages yang dibuat oleh Data

Communications Messages (DCM) maka DBMS mampu berintegrasi

dengan bermacam-macam DCM.

8. Integrity services

Sebuah DBMS harus memastikan perubahan yang ada di dalam database

sudah melihat dari rules yang dipakai. Integritas biasanya ditampilkansebagai

constraint.

9. Services to promote data independence

Sebuah DBMS harus ada fasilitas-fasilitas yang mendukung program

independence dari struktur actual dari database.

10. Utility services

Sebuah DBMS harus menyediakan kumpulan dari utility services.Program

utility membantu DBA mengelola database menjadi efektif. Beberpa utilities

beroperasi pada external level, dan secara konsekuen diproduksi oleh DBA.

2.11.1 Client Server Architecture

Client Server Architecture merupakan software yang saling terhubung, antara

client dan server. Server sebagai pusat atau sumber yang akan memberikan informasi

ke clients, maka sebaliknya clients akan menerima informasi dari server. Pernyataan

ini juga diperkuat oleh Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 342), yang menyatakan

bahwa Client Server Architecture dibagi menjadi dua jenis, yaitu client dan server.

Server akan mengatur satu atau lebih sumber sistem informasi atau menyediakan

layanan, sedangkan Client akan berkomunikasi dengan server untuk meminta sumber

atau layanan dan server bertanggung jawab atas permintaan client tersebut. Client

Server Architecture mimiliki manfaat yaitu dapat membagi resource pada setiap

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

29

client, berbagi beban kerja, tidak membedakan platform, dan lainnya. Serta memiliki

tujuan untuk menghubungkan komputer-komputer dan mendistribusikan informasi

secara merata sesuai dengan bidangnya. Contoh nya adalah pada suatu perusahaan

memiliki server dan memiliki komputer client yang banyak maka informasi akan

terdistribusi melalui jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Gambar 2.7 Client dan Server

Sumber (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010)

Pada gambar 2.7 menjelaskan bahwa client berhubungan dengan database

server pada saat client melakukan permintaan untuk mengakses database tersebut

misalkan membutuhkan suatu informasi maka akan di respon server dengan

memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan apabila telah

terhubung dengan suatu jaringan.

2.11.2 Data Definition Language(DDL)

DDL adalah bahasa query yang digunakan untuk mendefinisikan data, dan

tidak bisa digunakan untuk memanipulasi data. Hal ini dikemukakan oleh Connolly

dan Begg (2010: 92), yang mengatakan bahwa “DDL adalah bahasa query yang

memberikan izin kepada DBA atau user untuk menjelaskan entitas-entitas, atribut-

atribut dan relasi yang dibutuhkan untuk aplikasi, dan digunakan bersama

constraints”. Tujuan dari DDL adalah untuk mendefinisikan ataupun

mendeklarasikan data yang akan dimasukan kedalam database, serta mempunyai

manfaat sebagai deklarator ataupun bahasa dalam mendefinisikan sebuah data yang

akan masuk ke database. Contohnya Create Database, Create Table, Drop Tabel,

Create Index, Drop Index, dan lainnya. Dalam penerapannya DDL akan digunakan

pada saat pembuatan database dan pada saat pembuatan tabel.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

30

SELECT * FROM Customers

WHERE ID=001;

2.11.3 Data Manipulation Lamguage (DML)

DML adalah bahasa query yang digunakan untuk memanipulasi data. Seperti

yang disampaikan Connolly dan Begg(2010: 93), bahwa “DML adalah bahasa yang

menyediakan kumpulan operasi-operasi yang mendukung operasi manipulasi data

dasar, yang ada di dalam database”. Operasi manipulasi data biasanya melingkupi

beberapa hal, yaitu ;

a. Insertion

Operasi ini merupakan proses memasukan data baru ke dalam database,

proses memasukan data bisa disertakan kondisi tertentu,berikut adalah contoh

operasinya :

b. Modification

Operasi ini merupakan operasi untuk melakukan perubahan data yang ada

dalam di database, perubahan data bisa dengan kondisi tertentu, berikut adalah

contoh operasinya :

c. Retrieval

Operasi ini merupakan operasi untuk menampilkan data dari dalam database,

data yang ditampilkan bisa keseluruhan, atau hanya dalam kondisi tertentu saja,

berikut adalah contoh operasinya :

d. Deletion

Operasi ini merupakan operasi untuk menghapus data atau record di dalam

database, proses menghapus data ini bisa dengan kondisi yang ditentukan, berikut

adalah contoh operasinya :

INSERT INTO Customers

VALUES (001, ‘Maya Fitri’, ‘Jl. Kebon Angsa No.99’);

UPDATE Customers

SET Salary=Salary*1.03);

DELETE FROM Customers

WHERE ID=002;

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

31

Bagian dari DML yang melibatkan pengambilan data disebut dengan bahasa

query. Bahasa query dapat didefinisikan sebagai bahasa high level dengan tujuan

khusus untuk memenuhi berbagai macam pengambilan data dari database.

2.12 Dashboard

Dashboard adalah antarmuka komputer yang kaya dengan grafik, laporan,

indikator visual, dan mekanisme peringatan yang dikonsolidasikan menjadi platform

informasi dinamis dan relevan. Hal ini juga dikemukakan oleh Malik, (2005: 12)

mengemukakan bahwa “Dashboard adalah sebuah aplikasi yang dipenuhi dengan

koleksi metrik, benchmark, tujuan, hasil, dan peringatan disajikan dalam visual

secara efektif”. Tujuan dari dashboard adalah untuk memberikan informasi

ringkasan dari keadaan perusahaan, untuk menganalisis tren bisnis, untuk membantu

menganalisis dalam pengambilan keputusan, dan lainnya. Dashboard juga memiliki

manfaat yaitu agar kegiatan operasional dalam perusahaan dapat tetap terjaga dengan

pemberian informasi dari dashboard. Penerapannya dengan menganalisis kebutuhan

informasi pada suatu perusahaan maka akan didapatkan apasaja informasi yang

dibutuhkan untuk suatu proses pengambilan keputusan maka dari itu pada

pembahasan nantinya akan dibangun dashboard yang dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan tersebut.

Gambar 2.8 Contoh Dasboard

(Rasmussen, Bansal, & Chen, 2009, p. 81)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasilibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00050-SI Bab2001.pdf · Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi

32

Pada gambar 2.8 menjelaskan tampilan dashboard yang menampilkan

informasi mengenai kegiatan pada perusahaan, pengukuran pada kegiatan yang

sedang berlangsung serta informasi grafik mengenai komputer client yang sebagai

pembicara teraktif.

2.13 Universitas Universitas merupakan lembaga pendidikan yang merupakan lanjutan dari

sekolah menengah atas yang dimana menyelanggarakan ilmu pengetahuan dan

memiliki cabang ilmu pengetahuan tertentu. Pengertian universitas ini didukung oleh

kamus besar Bahasa Indonesia departemen pendidikan nasional yaitu universitas

adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan

pendidikan ilmiah dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.

Tujuan dari Universitas sendiri yaitu menghasilkan penelitian yang tepat guna

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan Menghasilkan lulusan yang berkualitas

dibidangnya. Dengan tujuan Universitas ini didukung oleh Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 5 tentang dihasilkannya lulusan yang

menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi

kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa. Dihasilkannya Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan

nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban

dan kesejahteraan umat manusia. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat

berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.