bab 2 landasan teori 2.1 pendekatan basisdata 2.1.1...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pendekatan Basisdata
2.1.1 Pengertian Database
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15) database adalah sebuah
kumpulan bersama dari data yang terkait secara logis, dan deskripsi dari
data, yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi sebuah organisasi.
Pengertian lain dari database adalah kumpulan data yang saling terkait yang
disimpan (biasanya dengan redudansi yang terbatas dan terkontrol) sesuai
dengan sebuah skema. Sebuah database dapat melayani satu atau beberapa
aplikasi (Inmon, 2005, 493).
Jadi database adalah kumpulan data-data yang secara logis saling
berhubungan dan terintegrasi dimana dapat digunakan sebagai sumber
kebutuhan informasi sebuah organisasi.
2.1.2 Pengertian OLTP (On-Line Transaction Processing)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1149), OLTP adalah sistem yang
telah dirancang untuk mengatasi jumlah hasil transaksi yang tinggi, dengan
transaksi yang biasanya membuat perubahan kecil bagi data operasional
organisasi, yaitu data yang memerlukan penanganan operasi secara harian.
9
2.1.3 Pengertian Data Warehouse
Menurut Inmon (2005, p389), data warehouse adalah sekumpulan data
yang bersifat subject-oriented, integrated, time-variant dan non-volatile
untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Menurut Turban (2003, p418), data warehouse adalah tempat
penyimpanan data historis yang berorientasi subjek, yang diatur agar dapat
diakses dan diterima untuk aktivitas proses analisis.
Jadi, data warehouse adalah penyimpanan data historis yang
berorientasi subjek untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
2.1.4 Data mart
Menurut Inmon (2005, p389), data mart adalah sebuah struktur data
yang terbagi-bagi, yang diperoleh dari data warehouse dimana data tersebut
telah didenormalisasi berdasarkan kebutuhan manajemen.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1171), data mart adalah bagian
dari data warehouse yang mendukung kebutuhan informasi dari departemen
tertentu atau fungsi bisnis dalam perusahaan.
Jadi, data mart adalah bagian dari data warehouse yang dirancang untuk
mendukung kebutuhan informasi manajemen dari unit departemen tertentu
dalam suatu perusahaan.
10
2.1.5 Perbandingan OLTP dan Data warehouse
Menurut Connolly dan Begg (2005, 1153) perbandingan antara OLTP
dan data warehouse adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Perbedaan OLTP dan Data Warehouse
OLTP Data warehouse Menyimpan data sekarang Menyimpan data historis Menyimpan data yang detail Menyimpan data yang detail, light,
dan ringkas Data bersifat dinamis Data bersifat statis Proses berulang-ulang Proses ad hoc, tak terstruktur, dan
heuristic Hasil transaksi yang tinggi Hasil transaksi medium atau bahkan
rendah Pola penggunaan dapat diprediksi Pola penggunaan tidak dapat
diprediksi Berbasis transaksi Berbasis analisis Berorientasi aplikasi Berorientasi subjek Mendukung keputusan sehari-hari Mendukung strategi pengambilan
keputusan Menyediakan pengguna operasional dalam jumlah yang besar
Menyediakan pengguna manajerial dalam jumlah yang cenderung sedikit
2.1.6 Karakteristik Data Warehouse
Menurut Inmon (2005, p30) karakteristik data warehouse adalah
subject-oriented, integrated, time variant, dan nonvolatile.
2.1.6.1 Subject-Oriented
Data warehouse berorientasi subjek artinya data
warehouse dirancang untuk menganalisa data berdasarkan subjek-
subjek tertentu dalam organisasi, bukan pada proses atau fungsi
aplikasi tertentu.
11
Data warehouse diorganisasikan disekitar subjek-subjek
utama dari perusahaan (customers, products dan sales) dan tidak
diorganisasikan pada area-area aplikasi utama (customer
invoicing, stock control dan product sales). Hal ini dikarenakan
kebutuhan dari data warehouse untuk menyimpan data-data yang
bersifat sebagai penunjang suatu keputusan, daripada aplikasi
yang berorientasi terhadap data. Jadi dengan kata lain, data yang
disimpan adalah berorientasi kepada subjek bukan terhadap
proses.
Gambar 2.1 Data warehouse subject-oriented
12
2.1.6.2 Integrated
Data warehouse dapat menyimpan data-data yang berasal
dari sumber-sumber yang terpisah ke dalam suatu format yang
konsisten dan saling terintegrasi satu dengan lainnya. Dengan
demikian data tidak bisa dipecah-pecah karena data yang ada
merupakan suatu kesatuan yang menunjang keseluruhan konsep
data warehouse itu sendiri. Syarat integrasi sumber data dapat
dipenuhi dengan berbagai cara seperti konsisten dalam penamaan
variabel, konsisten dalam ukuran variabel, konsisten dalam
struktur pengkodean dan konsisten dalam atribut fisik dari data.
Gambar 2.2 Pokok persoalan dari integrasi
13
2.1.6.3 Time-Variant
Model analisis yang diterapkan pada sebuah data
warehouse berfokus pada perubahan data faktual berdasarkan
waktu. Dalam hal ini data warehouse harus mampu menyimpan
data untuk suatu objek tertentu dalam kurun waktu yang berbeda-
beda. Waktu merupakan bagian data yang sangat penting dalam
data warehouse.
Gambar 2.3 Pokok persoalan dari time variant
2.1.6.4 Nonvolatile
Karakteristik yang keempat dari data warehouse adalah
non-volatile, maksudnya data pada data warehouse tidak di-
update secara real time tetapi di refresh dari sistem operasional
secara regular. Data baru selalu ditambahkan sebagai suplemen
dari database bukan sebagai pergantian data. Database tersebut
14
secara terus-menerus menyerap data baru itu, kemudian secara
incremental disatukan dengan data sebelumnya.
Gambar 2.4 Pokok persoalan dari non-volatility
2.1.7 Struktur Data Warehouse
Menurut Inmon (2005, p33) struktur data warehouse adalah current
detail data, older detail data, lightly summarized data, highly summarized
data, dan metadata.
2.1.7.1 Current Detail Data
Current detail data merupakan data detil yang aktif saat
ini, mencerminkan keadaan yang sedang berjalan dan merupakan
level terendah dalam data warehouse. Di dalam area ini
warehouse menyimpan seluruh detail data yang terdapat pada
skema basis data. Jumlah data sangat besar sehingga memerlukan
storage yang besar pula dan dapat diakses secara cepat. Dampak
15
negatif yang ditimbulkan adalah kerumitan untuk mengatur data
menjadi meningkat dan biaya yang diperlukan menjadi mahal.
2.1.7.2 Older Detail Data
Data ini merupakan data historis dari current detail data,
dapat berupa hasil cadangan atau archive data yang disimpan
dalam storage terpisah. Karena bersifat back-up (cadangan), maka
biasanya data disimpan dalam storage alternative seperti tape-
desk.
Data ini biasanya memiliki tingkat frekuensi akses yang
rendah. Penyusunan file atau directory dari data ini disusun
berdasarkan umur dari data yang bertujuan mempermudah untuk
pencarian atau pengaksesan kembali.
2.1.7.3 Lightly Summarized Data
Data ini merupakan ringkasan atau rangkuman dari
current detail data. Data ini dirangkum berdasarkan periode atau
dimensi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Ringkasan dari current detail data belum bersifat total
summary. Data-data ini memiliki detil tingkatan yang lebih tinggi
dan mendukung kebutuhan warehouse pada tingkat departemen.
Tingkatan data ini disebut juga dengan data mart. Akses terhadap
data jenis ini banyak digunakan untuk view suatu kondisi yang
sedang atau sudah berjalan.
16
2.1.7.4 Highly Summarized Data
Data ini merupakan tingkat lanjutan dari Lightly
summarized data, merupakan hasil ringkasan yang bersifat
totalitas, dapat diakses untuk melakukan analisis perbandingan
data berdasarkan urutan waktu tertentu dan analisis menggunakan
data multidimensi.
2.1.7.5 Metadata
Metadata bukan merupakan data hasil kegiatan seperti
keempat jenis data diatas. Menurut Poe et. al (1996, p253),
metadata adalah ‘data tentang data’ dan menyediakan informasi
tentang struktur data dan hubungan antara struktur data di dalam
atau antara storage (tempat penyimpanan data).
Metadata berisikan data yang menyimpan proses
perpindahan data meliputi database structure, contents, detail data
dan summary data, matrics, versioning, aging criteria, versioning,
transformation criteria. Metadata khusus dan memegang peranan
yang sangat penting dalam data warehouse.
17
Gambar 2.5 Struktur Data Warehouse
2.1.8 Anatomi Data Warehouse
Menurut Inmon (2005, p193) anatomi data warehouse adalah data
warehouse fungsional, data warehouse terpusat dan data warehouse
terdistribusi.
2.1.8.1 Data Warehouse Fungsional
Data Warehouse Fungsional ini merupakan bentuk
database dimana data warehouse dibuat lebih dari satu dan
dikelompokkan berdasarkan masing-masing fungsi yang ada
dalam perusahaan, seperti fungsi financial atau keuangan, fungsi
marketing atau pemasaran, fungsi kinerja personalia dan lain-lain.
18
Keuntungan dari bentuk ini adalah sistem akan mudah dibangun
dengan biaya relatif murah. Kerugian dari penggunaan bentuk ini
adalah resiko kehilangan konsistensi data dan terbatasnya
kemampuan pengguna dalam hal pengumpulan data.
2.1.8.2 Data Warehouse Terpusat
Data Warehouse Terpusat ini merupakan database fisikal
tunggal yang memuat semua data untuk area fungsional yang
khusus, departemen, divisi atau perusahaan. Data warehouse ini
digunakan ketika terdapat kebutuhan akan data informasional dan
terdapat banyak end-user yang sudah terhubung ke komputer
pusat atau jaringan.
Bentuknya menyerupai functional data warehouse, akan
tetapi sumber datanya lebih dahulu dikumpulkan atau
diintegrasikan pada suatu tempat terpusat, baru kemudian data
tersebut dibagi-bagi berdasarkan fungsi-fungsi yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Bentuk data warehouse terpusat ini sering
digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang belum mempunyai
jaringan eksternal. Keuntungan bentuk Data Warehouse Terpusat
ini adalah data benar-benar terpadu karena konsistensi yang tinggi.
Namun demikian membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang
mahal dalam membentuk data warehouse seperti ini.
19
2.1.8.3 Data Warehouse Terdistribusi
Data Warehouse Terdistribusi adalah data warehouse
dimana komponen tertentu dari data warehouse tersebut
didistribusikan melewati sebuah database fisikal yang berbeda.
Data Warehouse Terdistribusi biasanya melibatkan data yang
paling teredudansi, dan sebagai akibatnya, menimbulkan proses
load dan update yang sangat kompleks.
Data Warehouse Terdistribusi ini menggunakan gateway
yang berfungsi sebagai jembatan antara lokasi data warehouse
dengan workstation yang menggunakan sistem yang
beranekaragam, sehingga pada bentuk data warehouse ini
memungkinkan perusahaan untuk mengakses sumber data yang
terdapat diluar lokasi perusahaan (eksternal). Bentuk data
warehouse ini mempunyai kelebihan dalam hal pengaksesan data
dari luar perusahaan yang telah mengalami sinkronisasi terlebih
dahulu dan tetap terjaga konsistensinya. Tetapi bentuk ini juga
memiliki kerugian yaitu bentuk ini merupakan yang paling mahal
dan kompleks untuk diterapkan karena sistem operasinya dikelola
secara terpisah.
2.1.9 Perencanaan dan Perancangan Data Warehouse
Menurut Kimball dan Ross (2002, p3) dalam perencanaan data
warehouse faktor-faktor di bawah ini harus diperhatikan:
20
a. Tujuan
Tujuan pembangunan data warehouse harus memenuhi kriteria di bawah
ini:
1) Meningkatkan kemampuan akses informasi
2) Kualitas data yang dihasilkan harus dapat diandalkan
3) Memberikan integrasi dan interfungsi dalam perusahaan
4) Meningkatkan apresiasi user dalam menangkap/menyentuh data
b. Terkait dengan perencanaan strategi organisasi dalam menjalankan
aktivitasnya
c. Merujuk pada kebutuhan masa depan dan pada kemungkinan user baru
dalam perusahaan
d. Kriteria fasilitas yang dapat diberikan oleh data warehouse:
1) Akuisi data yang mendukung integrasi data
2) Navigasi yang memudahkan user untuk mencari dan load data
3) Akses yang mudah dan cepat
Tahap-tahap pembangunan data warehouse adalah sebagai berikut:
1) Strategic Information Analysis
2) Planning Design
3) Constructing/Implementing
4) Operational Support
2.1.10 P
d
s
y
n
q
p
2.1.11 A
Peralatan P
Menuru
data wareho
sederhana d
yang jelas.
normalisasi
query deng
pengguna ak
Arsitektur D
Arsitekt
G
Perancangan
ut Inmon (20
ouse adalah
dengan tabel-
Rancangan
yang digun
gan cepat s
khir atau oran
Data Wareh
tur Data Wa
Gambar 2.6
n Data Ware
005, p360),
skema bint
-tabel yang
ini, walaup
nakan pada
serta mudah
ng awam ya
house
rehouse men
6 Arsitektur
ehouse
alat yang d
ang. Skema
relatif sedik
pun bertolak
database tr
h dimengert
ang tidak me
nurut Conno
r Data Wareh
dimaksud da
a bintang me
kit dan hubu
k belakang
ransaksi, ma
ti bahkan
ngerti strukt
olly dan Beg
house
alam peranca
erupakan str
ungan antar
dengan str
ampu melak
oleh analis
tur database
g (2005, p11
21
angan
ruktur
tabel
ruktur
kukan
s dan
e.
157) :
22
Arsitektur data warehouse terdiri dari :
1. Operational Data
Sumber data untuk data warehouse diberikan dari :
a) Mainframe data operasional disimpan dalam hirarkis generasi
pertama dan dalam database jaringan, diperkirakan bahwa
sebagian besar data operasional perusahaan disimpan di dalam
sistem ini.
b) Data - data departemen disimpan dalam kepemilikan file sistem
seperti VSAM, RMS, dan relational DBMSs seperti Informix dan
oracle.
c) Data private disimpan dalam workstations dan private server.
d) Sistem eksternal seperti internet, database komersial, atau
database yang berhubungan dengan pemasok atau pelanggan
sebuah organisasi.
2. Operational Data Store
Operational Data Store (ODS) adalah sebuah sebuah tempat
penyimpanan data operasional saat ini dan terintegrasi yang
digunakan untuk melakukan analisis. ODS menyusun dan
menyediakan data dengan cara yang sama seperti data warehouse,
tetapi sebenarnya bertindak secara sederhana sebagai tempat
penyimpanan sementara untuk data-data sebelum dipindahkan ke
warehouse.
Sebuah ODS biasa diciptakan ketika sistem operasional
tidak dapat memenuhi kebutuhan laporan. ODS menyediakan
23
kemudahan dalam pemakaian sebuah relational database dalam
mengambil keputusan yang mendukung fungsi-fungsi data
warehouse. Membangun sebuah ODS merupakan langkah yang
tepat dalam proses pembangunan sebuah data warehouse karena
ODS dapat menyediakan data yang sudah di-extract dari sumber
sistem.
3. Load Manager
Load Manager menjalankan semua operasi yang
berhubungan dengan proses extract dan load data ke dalam data
warehouse. Data dapat di-extract secara langsung dari sumber
data atau umumnya dari penyimpanan data operational. Operasi-
operasi yang dijalankan oleh load manager dapat meliputi
transformasi data yang sederhana untuk mempersiapkan data
sebelum disimpan ke dalam data warehouse.
4. Warehouse Manager
Warehouse Manager menjalankan semua operasi yang
berhubungan dengan pengelolaan data dalam data warehouse.
Operasi-operasi yang dijalankan oleh warehouse manager
meliputi:
a) Analisis data untuk memastikan konsistensi data tersebut
b) Transformasi dan penggabungan sumber data dari tempat
penyimpanan sementara ke dalam tabel data warehouse.
c) Membuat index dan view pada tabel pusat.
d) Membuat denormalisasi (jika dibutuhkan).
24
e) Membuat agregasi (jika dibutuhkan).
f) Back-up dan archieve data.
5. Query manager
Query manager menjalankan semua operasi yang
berhubungan dengan pengelolaan query pengguna. Operasi-
operasi yang dijalankan oleh query manager meliputi
pengarahan query pada tabel yang tepat dan penjadwalan
pelaksanaan query. Dalam beberapa kasus, query manager juga
menghasilkan profil query yang memperbolehkan warehouse
manager untuk menentukan index dan agregasi yang tepat.
6. Detailed Data
Area ini menyimpan semua detail data di dalam skema
database. Dalam banyak kasus, detail data tidak disimpan secara
online tetapi dapat disediakan dengan cara melakukan agregasi
data ke tingkatan detil berikutnya. Namun, secara berkala, detail
data dimasukkan ke dalam warehouse untuk melengkapi data
agregasi.
7. Lightly and Highly Summarized Data
Area ini menyimpan semua data agregasi yang dihasilkan
oleh warehouse manager. Tujuan dari ringkasan informasi ini
adalah untuk mempercepat kinerja dari query. Meskipun ada
kenaikan biaya operational yang berhubungan dengan
peringkasan data tersebut, tetapi akan diimbangi dengan
penghapusan kebutuhan untuk secara berkelanjutan menjalankan
25
operasi peringkasan (seperti penyotiran atau pengelompokkan)
dalam menjawab query-query pengguna. Ringkasan data akan
diperbarui secara berkelanjutan ketika ada data baru yang
dimasukkan ke dalam warehouse.
8. Archive/Backup Data
Area ini menyimpan detil data dan ringkasan data dengan
tujuan untuk pengarsipan dan backup. Meskipun ringkasan data
dihasilkan dari detil data, tetapi memungkinkan untuk
melakukan backup ringkasan data secara online jika data tersebut
disimpan melebihi periode penyimpanan detil data. Data tersebut
dipindahkan ke arsip penyimpanan seperti tape magnetic atau
optical disk.
9. Metadata
Area ini menyimpan semua definisi metadata yang
digunakan oleh semua proses di dalam warehouse. Metadata
digunakan untuk berbagai tujuan meliputi :
a) Proses extract dan load – metadata digunakan untuk
memetakan sumber data ke dalam gambaran umum dari
data di dalam warehouse.
b) Proses pengelolaan warehouse – metadata digunakan
untuk mengotomatisasi produksi dari tabel ringkasan.
c) Sebagai bagian dari proses pengelolaan query – metadata
digunakan untuk mengarahkan sebuah query ke sebuah
sumber data yang paling sesuai.
26
10. End-User Access Tools
5 kelompok utama end-user access tools :
a) Reporting and query tools
Reporting tools meliputi production reporting tools
dan report writers. Production reporting tools digunakan
untuk menghasilkan laporan operasional yang teratur atau
untuk mendukung sejumlah pekerjaan dengan volume yang
tinggi seperti pesanan pelanggan dan pembayaran karyawan.
Sebaliknya, report writer adalah desktop tools yang dibuat
untuk end-users.
Query tools untuk data warehouse relational
dirancang untuk dapat menerima SQL atau untuk
menghasilkan pernyataan SQL agar dapat melakukan query
pada data yang disimpan di dalam warehouse. Query tools
sangat populer diantara pengguna bisnis aplikasi.
b) Application development tools
Kebutuhan-kebutuhan end-users seperti membangun
kemampuan untuk membuat laporan dan query tools
keduanya sangat tidak memadai karena analisa yang
dibutuhkan tidak dapat dijalankan. Dalam situasi seperti ini,
pengguna akan membutuhkan application development tools
yang dirancang untuk kebutuhan client-server.
27
c) Executive Information System (EIS) Tools
Executive Information System sebenarnya
dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan
tingkat tinggi. Namun, semakin meluas untuk mendukung
semua tingkat pengelolaan. Sekarang ini batasan perbedaan
antara EIS dan decision support tools lainnya semakin tidak
jelas karena para pengembang EIS menambahkan fasilitas
query tambahan dan menyediakan custom-built application
untuk bisnis are seperti penjualan, pemasaran, dan
keuangan.
d) Online Analitical Processing (OLAP) Tools
Online Analitical Processing Tools merupakan
konsep database multidimensi dan mengijinkan pengguna
untuk menganalisa data menggunakan view yang kompleks
dan multidimensi. Contoh-contoh bisnis aplikasi untuk
OLAP meliputi penilaian keefektifan strategi pemasaran,
prediksi penjualan produk, kapasitas perencanaan.
e) Data Mining Tools
Data Mining adalah proses menemukan korelasi,
pola, dan gaya baru yang bermanfaat dengan ‘menggali’
(mining) data dalam jumlah yang banyak dengan
menggunakan teknik statistika, matematika, intelejensia
semu.
28
2.1.12 Aliran Data dalam Data Warehouse
Aliran data dalam data warehouse menurut Connolly dan Begg (2005,
p1162) :
Gambar 2.7 Aliran Data dalam Data Warehouse
Data Warehouse fokus pada 5 pengelolaan utama aliran data yaitu
inflow, upflow, downflow, outflow, dan metaflow.
2.1.12.1 Inflow
Inflow adalah proses yang berhubungan dengan proses
extract, cleansing, dan loading data dari sumber sistem ke dalam
data warehouse. Data harus direkonstruksi terlebih dahulu
29
sebelum disimpan di dalam data warehouse. Rekonstruksi data
meliputi:
a. Pembersihan data yang kotor (cleansing dirty data).
b. Merestruksturisasi data agar sesuai dengan kebutuhan data
warehouse, contoh: menambah atau menghilangkan fields,
melakukan denormalisasi data.
c. Memastikan bahwa sumber data konsisten.
2.1.12.2 Upflow
Upflow adalah proses yang berhubungan dengan
penambahan nilai pada data di dalam data warehouse dengan cara
meringkas, membungkus, dan mendistribusikan data. Beberapa
aktifitas yang berhubungan dengan upflow :
1. Meringkas data dengan cara memilih, memproyeksikan,
menggabungkan, dan mengelompokkan data relational ke
dalam view yang lebih cocok dan berguna bagi end-users.
2. Membungkus data dengan cara mengubah detil atau ringkasan
data ke dalam bentuk yang lebih berguna seperti dokumen
teks, grafik, bagan, dan animasi.
3. Mendistribusikan data ke kelompok yang sesuai untuk
meningkatkan ketersediaan dan kemampuan aksesnya.
30
2.1.12.3 Downflow
Downflow adalah proses yang berhubungan dengan
pengarispan dan backup data di dalam data warehouse.
Pengarsipan data-data lama sangat penting karena dapat
mempertahankan efektifitas dan kinerja dari data warehouse.
Downflow juga meliputi proses yang memastikan bahwa data
warehouse yang digunakan dapat mengatasi kehilangan data atau
kekeliruan hardware/software.
2.1.12.4 Outflow
Outflow adalah proses yang membuat data tersedia dan
dapat digunakan oleh end-users. Dua aktifitas utama dari outflow:
1. Pengaksesan, fokus pada kepuasan permintaan end-users
atas data yang mereka butuhkan.
2. Pengiriman, fokus pada pengiriman informasi ke end-users
workstation dan juga disebut sebagai tipe proses ‘publish
and subscribe’.
2.1.12.5 Metaflow
Metaflow adalah proses yang berhubungan dengan
pengelolaan metadata. Metaflow juga merupakan proses
pemindahan metadata.
31
2.1.13 Sketsa Data Warehouse
2.1.13.1 Tabel Fakta
Fakta adalah sebuah ukuran dari kinerja bisnis, biasanya
berupa angka-angka dan penjumlahan (Kimball dan Ross, 2002,
p402). Hal ini berlanjut pada pengertian dari tabel fakta sebagai
media penyimpanan untuk fakta yang ada.
Pengertian tabel fakta menurut Kimball dan Ross, tabel fakta
pada sebuah skema bintang ialah tabel pusat dengan pengukuran
performa bisnis dalam bentuk angka yang memiliki karakteristik
yang berupa composite key, yang tiap-tiap elemennya adalah
foreign key yang didapat dari tabel dimensi. Sedangkan menurut
Inmon (2005, p497) tabel fakta adalah pusat dari tabel star join
dimana data dengan banyak kepentingan disimpan.
2.1.13.2 Tabel Dimensi
Dimensi adalah sebuah entitas independent pada sebuah
model dimensional yang berfungsi sebagai pintu masuk atau
mekanisme untuk memecah-mecah pengukuran tambahan yang
ada pada tabel fakta dari model dimensional (Kimball dan Ross,
2002, p399).
Pengertian tabel dimensi menurut Kimball dan Ross adalah
sebuah tabel pada model dimensional yang memiliki sebuah
primary key tunggal dan kolom dengan atribut deskriptif.
Pengertian lain dari tabel dimensi adalah tempat di mana data
32
tambahan yang berhubungan dengan tabel fakta ditempatkan pada
sebuah tabel multidimensional (Inmon, 2005, p495).
2.1.13.3 Permodelan dalam Dimensional
Permodelan dalam dimensional adalah sebuah teknik desain
logis yang bertujuan untuk menampilkan data dalam bentuk biasa
dan intuitif yang mengijinkan akses dengan performa yang baik
(Connolly dan Begg, 2005, p1183). Ada 3 jenis permodelan
dalam dimensional yaitu star schema, snowflake schema, dan
starflake schema.
2.1.13.4 Skema Bintang
Skema Bintang (Star Schema) menurut Connolly dan Begg
(2005, p1183) adalah struktur logis yang mempunyai sebuah tabel
fakta yang berisi data faktual di pusat, dikelilingi oleh beberapa
tabel dimensi yang mengandung data referensi (dimana dapat
didenormalisasi). Menurut Inmon (2005, p503) skema bintang
adalah sebuah struktur data dimana data didenormalisasi dengan
tujuan untuk mengoptimalkan akses data.
33
2.1.13.4.1 Keuntungan menggunakan Skema Bintang
Menurut Poe et. al (1996, p121) skema bintang
merupakan standar rancangan data warehouse karena :
a) Membangun database yang mempunyai response
time yang cepat.
b) Memperluas pilihan front end data access tools
karena beberapa produk memerlukan rancangan
skema bintang.
c) Paralel dalam perancangan database,dimana
pengguna biasanya melihat dan menggunakan data.
d) Memudahkan pemahaman dan navigasi metadata
baik untuk perancang maupun pemakai.
e) Menghasilkan rancangan yang dapat diubah dan
ditambahkan dengan mudah sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhan data warehouse.
2.1.13.4.2 Perancangan Skema Bintang
Menurut Poe et. al (1996, p120) tujuan dari
database pendukung keputusan dapat dicapai
merancang database yang disebut skema bintang.
Skema bintang merupakan suatu struktur sederhana
yang secara relatif terdiri dari beberapa table dan alur
gabungan yang dirumuskan dengan baik. Database ini
34
menyediakan response time query, skema bintang yang
dapat dipahami oleh analis, end user, bahkan bagi orang
yang belum terbiasa dengan struktur database.
Perancangan database skema bintang ini berlawanan
dengan struktur normalisasi yang digunakan utuk
database proses transaksi.
2.1.13.4.3 Skema Bintang Sederhana
Gambar 2.8 Skema Bintang Sederhana
Dalam skema bintang ini, setiap tabel harus
memiliki primary key yang dapat terdiri dari satu kolom
atau lebih. Primary key dari tabel fakta terdiri dari satu
atau lebih foreign key. Foreign key adalah kolom pada
35
sebuah tabel yang nilainya didefinisikan menjadi
primary key pada tabel lain. Gambar diatas
menunjukkan hubungan antara tabel fakta dan tabel
dimensi. Keuntungan menggunakan skema bintang
sederhana :
a. Mudah dimengerti karena strukturnya sederhana.
b. Mempunyai response time yang cepat.
2.1.13.4.4 Skema Bintang dengan Banyak Tabel Fakta
Gambar 2.9 Skema Bintang dengan Banyak Tabel Fakta
Skema bintang juga dapat terdiri dari beberapa
tabel fakta. Hal ini terjadi karena tabel-tabel fakta
tersebut berisi fakta yang tidak saling berhubungan atau
karena perbedaan waktu pemuatan data, disamping itu
36
juga dapat meningkatkan kinerja database. Tabel fakta
yang banyak biasa digunakan untuk menyimpan
berbagai tingkat dari data yang beragam, terutama jika
data dalam jumlah besar.
2.1.13.4.5 Skema Bintang Majemuk
Gambar 2.10 Skema Bintang Majemuk
Tabel fakta dalam skema bintang majemuk
memiliki dua kumpulan foreign key, yang pertama
mengandung suatu referensi dengan tabel dimensi
sedangkan sisanya adalah primary key yang merupakan
gabungan dari satu atau lebih kolom yang menghasilkan
suatu identifikasi yang unik untuk setiap barisnya.
Perbedaan antara skema bintang sederhana dengan skema
37
bintang majemuk adalah tidak saling terkaitnya primary
key dengan foreign key dalam skema bintang majemuk.
2.1.13.5 Skema Snowflake
Gambar 2.11 Skema Snowflake
Skema Snowflake adalah variasi dari skema bintang dimana
tabel dimensi tidak memiliki data denormalisasi (Connolly dan
Begg, 2005, p1184). Skema snowflake memungkinkan sebuah
dimensi untuk memiliki dimensi lain. Perbedaan antara skema
bintang dan skema snowflake adalah skema bintang menggunakan
tabel dimensi yang masih denormalisasi sedangkan skema
snowflake menggunakan tabel fakta dan dimensi yang sudah
dinormalisasi. Skema snowflake dibuat berdasarkan OLTP
sehingga semua data akan termuat secara detil dalam setiap tabel
fakta dan dimensi.
38
Kelebihan penggunaan skema snowflake :
a. Kecepatan memindahkan data dari data OLTP ke dalam
metadata.
b. Ukuran penyimpanan berukuran kecil.
c. Struktur yang normal lebih mudah untuk di-maintain dan
update.
Kekurangan penggunaan skema snowflake :
a. Kecepatan kinerja menurun disebabkan karena semakin
banyaknya join antar tabel-tabel dalam skema ini.
b. Sulit dalam mencari isi skema karena terlalu kompleks.
2.1.13.6 Keuntungan dari Penggunaan Pemodelan Dimensional
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1185) keuntungan dari
penggunaan pemodelan dimensional adalah:
a. Efisiensi
Konsistensi dari struktur database memungkinkan akses
data secara lebih efisien dengan menggunakan berbagai
macam tools seperti report writers dan query tools.
b. Kemampuan untuk menangani kebutuhan perubahan
Skema bintang dapat beradaptasi terhadap perubahan di
dalam kebutuhan pengguna.
39
c. Ekstensibilitas
Model dimensional didesain untuk dapat diperluas.
Contoh:
a) Penambahan fakta
b) Penambahan dimensi
c) Penambahan atribut dimensional
d. Kemampuan untuk membuat model situasi bisnis yang
umum
Selalu ada banyak perkembangan pendekatan dalam
menangani model situasi bisnis yang umum.Situasi ini
dapat dipahami dengan baik dengan pemrograman dalam
report writer, query tools, dan user interface lainnya.
e. Pemrosesan query yang dapat diprediksi
Aplikasi data warehouse yang menggunakan drill down
akan dengan mudah ditambahkan lebih banyak atribut
dimensi dari dalam sebuah skema bintang.
2.1.14 Metadata
Metadata adalah data dari data. Menurut Inmon (2005, p102) metadata
adalah sebuah komponen penting dalam data warehouse, yang telah menjadi
bagian dari pengolahan informasi selama ada program dan data. Di dalam
dunia data warehouse, metadata berada dalam level yang penting, yaitu
mempengaruhi tujuan paling efektif dalam data warehouse. Dengan bantuan
40
metadata, end user dapat dengan cepat menuju data yang penting atau
menentukan bahwa data tersebut tidak ada. Metadata juga bertindak seperti
indeks dari sebuah data warehouse.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1159) metadata juga bisa
digunakan untuk hal-hal berikut ini:
a. Proses pengambilan dan pemuatan data (metadata digunakan untuk
memetakan sumber data ke dalam suatu view data di dalam warehouse)
b. Proses manajemen warehouse (metadata digunakan untuk otomatisasi
produksi dari tabel rangkuman)
c. Sebagai bagian dari proses manajemen query (metadata digunakan
untuk mengarahkan sebuah query ke sumber data yang paling tepat)
Menurut Ponniah (2001, p36) metadata terbagi dalam tiga kategori
utama:
a. Operational Metadata
Data untuk data warehouse berasal dari beberapa sistem operasional
perusahaan. Sistem ini memiliki struktur data yang berbeda. Elemen
data yang dipilih untuk data warehouse memiliki panjang field dan tipe
data yang berbeda-beda. Dalam pemilihan data dari sistem ke dalam
data warehouse, data dipecah kemudian disatukan kembali dengan data
lain. Tetapi saat data disampaikan kepada end user, data harus dapat
tampil seperti semula. Operational metadata memuat semua dari
informasi tentang sumber data operasional tersebut.
41
b. Extraction and Transformation Metadata
Extraction dan transformation metadata memuat data mengenai proses
ekstrasi data dari berbagai sistem sumber, seperti frekuensi ekstrasi,
metode ekstrasi, dan aturan bisnis untuk ekstrasi data. Juga, kategori
metadata ini memuat informasi semua transformasi data yang berada di
dalam data staging area.
c. End-User Metadata
End-user metadata adalah peta navigasional dari data warehouse.
Dengan metadata ini pengguna akhir dapat menemukan informasi dari
data warehouse.
2.1.15 Granularity
Menurut Inmon (2005, p41) granularity adalah masalah desain paling
penting dalam data warehouse karena mempengaruhi volume data yang
berada di dalam data warehouse dan jenis query yang dapat dijawab.
Volume data di dalam sebuah warehouse berbanding terbalik dengan level
detail dari sebuah query. Semakin kecil level dari granularity, semakin
fleksibel data yang dikeluarkan. Semakin tinggi level granularity, data yang
dikeluarkan malah semakin tidak tetap.
2.1.16 A
p
b
a
b
a
d
f
m
a
b
c
Gambar 2.1
Agregasi
Menuru
pengelompo
berdasarkan
atau aggreg
beberapa re
agregasi, ni
dikenakan fu
fungsi agreg
Agregas
membutuhka
a. Nilai ya
b. Unit dat
c. Unit-un
rata-rata
12 Contoh G
ut Inmon
okkan bebera
beberapa k
gate record
ecord oper
ilai dari da
ungsi agrega
gasi, seperti c
si data opera
an banyak fo
ang diambil d
ta operasiona
it data dap
a, dan sebaga
Granularity
(2005, p
apa record
kejadian. Re
d, dimana b
asional yan
ata operasio
asi, nilai dar
count dan su
asional menj
orm, termasu
dari data ope
al dapat dihi
at diproses
ainya
y Data (Pon
p114) agr
operasional
ecord ini di
berisi nilai
ng dikelom
onal yang d
ri data opera
um.
jadi single d
uk diantarany
erasional dap
itung, diman
untuk men
nniah, 2001,
regasi mer
menjadi seb
sebut denga
dari hasil
mpokkan. U
dikelompokk
asional harus
data wareho
ya:
pat diringkas
na jumlah un
nemukan ter
p24)
rupakan p
buah satu re
an profile re
perhitungan
Untuk melak
kan harus
s dapat diken
ouse record
s
nit dicatat
rtinggi, tere
42
proses
ecord
ecord
n dari
kukan
dapat
nakan
dapat
ndah,
43
d. Kejadian pertama dan terakhir dapat dilacak
e. Data jenis tertentu, termasuk dalam batas-batas beberapa parameter,
dapat diukur
f. Data yang efektif dalam beberapa waktu tertentu dapat dilacak
g. Data paling awal dan paling akhir dapat dilacak
2.1.17 Denormalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1184), denormalisasi adalah proses
penggabungan tabel dengan tujuan meningkatkan kinerja yang ada.
Sebenarnya denormalisasi adalah proses yang melanggar bentuk normal dari
sebuah normalisasi.
Denormalisasi dikatakan sesuai jika ada sejumlah entitas berhubungan
dengan tabel dimensi yang sering diakses, menghindari overhead karena
harus menggabungkan tabel-tabel tambahan untuk mengakses atribut.
Denormalisasi dikatakan tidak tepat jika data tambahan tidak diakses secara
sering, karena overhead pengamatan dari perluasan tabel dimensi mungkin
tidak diimbangi dengan peningkatan kinerja query.
2.1.18 DTS (Data Transformation Service)
Menurut Vieira (2000, p901), banyak organisasi yang melakukan
sentralisasi data dengan tujuan mendapatkan informasi yang akurat. Data
dapat disimpan di berbagai macam format dalam sumber yang berbeda.
Sebelum disimpan dalam data warehouse, data tersebut perlu divalidasi,
44
dibersihkan, digabungkan, dan kemudian ditransformasi. Proses DTS
meliputi:
a. Data Validation
Validasi data perlu dilakukan sebelum data tersebut ditransfer dari
database OLTP ke data warehouse. Jika data tidak benar, maka
integritas dari analisis bisnis yang dilakukan akan meragukan.
b. Data scrubbling
Data scrubbling adalah proses rekonsiliasi data yang berlangsung antar
sumber data yang sama.
c. Data Migration
Data yang dipindahkan dari database OLTP ke data warehouse,
sebelumnya disimpan terlebih dahulu di dalam intermediate database.
Pada bagian ini data akan divalidasi dan direkonsiliasi. Proses migrasi
data sebaiknya dilakukan pada saat rendahnya aktivitas dalam sistem
OLTP sehingga tidak mempengaruhi pengguna yang menggunakan
sistem tersebut. Jika migrasi dilakukan dari beberapa sumber data yang
terlibat dalam proses replikasi, maka migrasi harus dilakukan pada saat
semua sumber disinkronisasi untuk memastikan bahwa data yang
konsisten telah disalin dari sumbernya.
d. Data Transformation
Ketika data dipindahkan dari OLTP ke data warehouse, banyak
dilakukan perubahan bentuk dari data yang ada sehingga menjadi lebih
praktis dan operasional. Contoh-contoh transformasi data yang harus
45
dipertimbangkan sebelum data dipindahkan dari OLTP ke data
warehouse:
1) Membagi satu field menjadi beberapa field
2) Menggabungkan beberapa field yang memiliki nilai yang sama
menjadi satu field, contohnya menggabungkan field first_name dan
last_name menjadi name.
2.1.19 Metodologi Perancangan Data Warehouse
Menurut Kimball dan Ross (2002, p33), ada 9 langkah dalam
penyusunan data warehouse yang disebut ‘Nine-Step Methodology’.
Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Choosing the proses
Proses yang lebih mengacu pada pokok data mart tertentu. Data mart
pertama yang dibangun harus tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan
mampu menjawab berbagai macam permasalahan bisnis yang penting
secara komersial.
2. Choosing the grain
Memilih grain berarti menentukan apa saja yang akan ditampilkan di
tabel fakta. Saat grain untuk tabel fakta dipilih, kita dapat
mengidentifikasi tabel dimensi. Keputusan grain untuk tabel fakta juga
menentukan grain dari masing-masing dimensi tabel.
46
3. Identifying and comforming the dimensions
Dimensi mengatur konteks untuk memberikan pertanyaan tentang fakta di
dalam tabel fakta. Sebuah set dimensi yang dibangun dengan baik
membuat data mart menjadi lebih mudah dimengerti dan digunakan.
4. Choosing the facts
Grain dari tabel fakta menentukan fakta mana yang akan digunakan di
dalam data mart. Semua fakta harus diekspresikan pada tingkat yang
diajukan oleh grain. Fakta tambahan dapat ditambahkan ke dalam tabel
fakta kapanpun selama grain konsisten dengan tabel.
5. Storing pre-calculations in the fact table
Saat fakta sudah dipilih masing-masing fakta tersebut harus dikaji ulang
untuk menentukan apakah masih ada peluang untuk melakukan pre-
calculations. Sebuah contoh umum dari kebutuhan untuk menyimpan
pre-calculations terjadi ketika fakta-fakta terdiri dari keuntungan dan
kerugian.
6. Rounding out the dimension tables
Dalam tahap ini, kembali pada tabel dimensi dan menambah sebanyak
mungkin teks deskripsi ke dalam dimensi. Teks deskripsi sebaiknya
intuitif dan mudah dimengerti oleh user.
7. Choosing the duration of the database
Durasi mengukur seberapa jauh untuk kembali ke tabel fakta. Di banyak
perusahaan, ada kebutuhan untuk melihat jangka waktu yang sama selama
satu atau dua tahun sebelumnya.
47
8. Tracking slowly changing dimensions
Perubahan dimensi dapat terjadi dengan seiring berjalannya waktu pada
tabel dimensi. Perubahan yang dimaksud adalah penambahan data
ataupun perubahan data. Ada tiga jenis slowly changing dimensions:
a. Di mana atribut dari dimensi yang berubah ditulis ulang
b. Di mana atribut dari dimensi yang berubah menyebabkan sebuah
record dimensi baru dibuat
c. Dia mana atribut dari dimensi yang berubah menyebabkan sebuah
atribut alternatif dibuat sehingga keduanya dapat diakses di dalam
record dimensi yang sama
9. Deciding the query priorities and the query modes
Dalam tahap ini kita akan membahas masalah desain fisik. Masalah dari
desain fisik yang paling penting dan berpengaruh kepada persepsi end-
user terhadap data mart adalah urutan fisik dari tabel fakta pada disk dan
kehadiran disimpan pre-store atau aggregations. Di luar masalah-masalah
tersebut ada masalah desain fisik tambahan yang mempengaruhi
administrasi, backup, indexing performance, dan keamanan.
2.1.20 Keuntungan Penggunaan Data Warehouse
Menurut Connoly dan Begg (2005, p1152) kesuksesan implementasi
dari sebuah data warehouse dapat memberikan keuntungan untuk sebuah
organisasi, seperti:
48
a. Potential high returns on investment
Sebuah perusahaan harus mengeluarkan banyak biaya untuk sebuah
data warehouse dan biaya yang bervariasi dari € 50,000 sampai €10 juta
tergantung dari solusi teknis yang diberikan. Tetapi survey oleh
International Data Corporation (IDC) pada 1996 melaporkan bahwa
rata-rata 3 tahun returns n investment (ROI) dalam data warehouse
mencapai 401%, lebih dari 90%-nya mencapai 40% ROI, setengah dari
perusahaan mencapai lebih dari 160% ROI, dan seperempatnya
mencapai lebih dari 600% ROI (IDC, 1996).
b. Competitive advantage
Pengembalian yang besar dalam investasi perusahaan merupakan hasil
dari keuntungan kompetitif dari teknologi ini. Keuntungan kompetitif
meningkat dengan memperbolehkan decion-maker mengakses data yang
memperlihatkan apa yang sebelumnya tidak ada, tidak jelas, dan tidak
diketahui seperti pelanggan, tren, dan peminatan.
c. Increased productivity of corporate decision-makers
Data warehouse meningkatkan produktifitas dari gabungan decision-
maker dengan membuat sebuah database konsisten yang terintegrasi,
subject-oriented, historical data. Data warehouse memadukan data dari
sejumlah sistem ke dalam sebuah bentuk yang konsisten. Dengan
mentransformasikan data menjadi informasi yang bermanfaat, sebuah
data warehouse mengijinkan para decision-maker untuk menunjukkan
analisis yang nyata, akurat, dan konsisten.
49
2.1.21 OLAP (On-line Analytical Processing)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p1205) OLAP (On-line Analytical
Processing) adalah perpaduan dinamis, analisis, dan konsolidasi dari data
multi-dimensional yang besar.
Menurut Inmon (2005, p533) OLAP merupakan departemen pengolahan
untuk mart dan lingkungan.
Menurut Ponniah (2001, p352) karakteristik OLAP adalah:
a. Pengguna memiliki multidimensional dan logical view dari data di
dalam data warehouse
b. Memfasilitasi query yang interaktif dan analisis yang kompleks kepada
pengguna
c. Memungkinkan pengguna untuk menelusuri detail yang lebih baik atau
untuk menulusuri agregasi dari matriks sepanjang dimensi bisnis
tunggal atau di beberapa kumpulan dimensi
d. Menyediakan kemampuan untuk melakukan perhitungan rumit dan
perbandingan
e. Menyajikan hasil dalam beberapa cara, seperti chart atau grafik.
2.2 Pemahaman Obyek Studi
2.2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2000, p269) sumber daya manusia adalah
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki seseorang
individu.
50
Menurut Mathis dan Jackson (2000, p19) sumber daya manusia adalah
orang yang mengatur perubahan dalam perusahaan, yang perubahannya
tersebut berpengaruh kepada semua pegawai.
Berdasarkan beberapa pengertian sumber daya manusia di atas, dapat
disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu
manusia yang terlibat di dalam suatu perusahaan yang melakukan perubahan
dan perubahannya berpengaruh kepada semua pegawai.
2.2.2 Departemen Sumber Daya Manusia
Menurut Carrell et. al (1992, p7) departemen sumber daya manusia
adalah aktivitas yang meliputi:
1. Permasalahan kompensasi dan tunjangan, seperti administrasi asuransi,
upah, dan administrasi gaji, kompensasi pengangguran, rencana pensiun,
liburan/cuti, dan account keuntungan yang fleksibel
2. Layanan karyawan, seperti layanan outplacement, rencana bantuan
karyawan, program kesehatan, rencana tabungan, dan jasa relokasi
3. Tindakan afirmatif dan kesempatan kerja sama
4. Program analisis kerja
5. Pengujian prakaryawan, termasuk pengujian obat terlarang
6. Survey terhadap sikap (penelitian)
Selain itu, departemen sumber daya manusia mungkin untuk
melaksanakan beberapa kegiatan bersama-sama dengan departemen lain
dalam organisasi, termasuk wawancara, produktivitas/program motivasi,
51
pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir, prosedur disiplin, dan
penilaian kinerja.
2.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Dessler (2003, p2) manajemen sumber daya manusia adalah
kebijakan dan praktek yang terlibat dalam melaksanakan aspek sumber daya
manusia dari posisi manajemen, termasuk perekrutan, penyaringan,
pelatihan, penghargaan dan penilaian.
Menurut Mondy (2010, p4) manajemen sumber daya manusia adalah
pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Hasibuan (2000, p10) manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,
dan pemberhentian. Tujuannya adalah agar perusahaan mendapatkan
rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat bunga bank.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
kebijakan dan praktek pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan
organisasi agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
52
2.2.4 Kompensasi
Menurut Milkovich dan Newman (2004, p4) kompensasi dapat bersifat
finansial (transaksional) maupun nonfinansial (relasional). Kompensasi
finansial itu sendiri meliputi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kompensasi yang didasarkan atas kinerja, seperti gaji pokok, insentif,
dan bonus.
2. Kompenasi yang tidak didasarkan atas kinerja (fringe benefit), yang
antara lain terdiri dari:
a. Proteksi (seperti jaminan sosial tenaga kerja, fasilitas kesehatan),
b. Time away from work (seperti cuti atau izin meninggalkan
pekerjaan, tetapi tetap dibayar)
c. Layanan (seperti kantin dan antar jemput)
Kompensasi nonfinansial terdiri dari empat hal, yaitu:
a. Pengakuan dan status. Misalnya, harapan akan diperolehnya pengakuan
dan status yang baik saat menjadi perwira TNI atau pejabat pemerintah
menyebabkan banyak orang berbondong-bondong mendaftar menjadi
anggota TNI atau pegawai negeri sipil
b. Employment security. Banyak orang yang memutuskan untuk bekerja
menjadi pegawai badan usaha milik negara (BUMN) dengan
pertimbangan bahwa employment security di BUMN lebih terjamin
dibandingkan jika bekerja di perusahaan swasta
c. Tantangan pekerjaan. Bekerja di perusahaan yang baru berdiri atau
bekerja di perusahaan yang dalam kondisi yang dalam kondisi kritis
53
tidak jarang menjadi sasaran bgi individu yang senang menghadapi yang
senang menghadapi tantangan
d. Kesempatan belajar. Perusahaan asing atau dunia pendidikan (seperti
perguruan tinggi) menjadi target bagi orang-orang yang ingin mendapat
kesempatan belajar.
2.2.5 Penggajian dan Pajak
Menurut Mulyadi (2001, p407) pembayaran gaji yang pada umumnya
merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang
mempunyai jenjang manajer. Sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran
jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana ( buruh ). Umumnya gaji
dibayarkan secara tetap perbulan, sedangkan upah dibayarkan berdasarkan hasik
kerja atau jumlah satuan produk yang dihasilkan karyawan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penggajian adalah proses, cara,
perbuatan membayar gaji. Sedangkan gaji adalah upah kerja yang dibayar
dalam waktu yang tetap atau balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk
uang berdasarkan waktu tertentu.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa penggajian adalah proses, cara, dan semua
catatan dari upah karyawan, bonus, dan potongan.
Menurut Soemitro (1977, p22) pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah)
berdasarkan UU (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tege
prestatie) yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran umum (publieke uitgauen).
54
Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Jadi, pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat balas jasa secara
langsung.
2.2.6 Manajemen Personalia
Menurut Flippo (1988, p5), manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga
kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan
hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Dalam bentuk kerangka, definisi tersebut akan tampak seperti :
1. Fungsi-fungsi manajemen :
a. Perencanaan
Perencanaan berarti penentuan program personalia yang akan
membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan
itu. Dengan kata lain proses penentuan akan melibatkan partisipasi
aktif dan kesadaran penuh dari manajer personalia, dengan
keahliannya dalam bidang sumber daya manusia.
55
b. Pengorganisasian
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan, manajer
personalia menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur
hubungan antara pekerjaan, personalia, dan faktor-faktor fisik.
c. Pengarahan
Fungsi sederhana dari pengarahan adalah untuk membuat atau
mendapatkan karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan (pemberian perintah).
d. Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan
dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia
yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap
sasaran dasar organisasi.
2. Fungsi-fungsi operasional :
a. Pengadaan tenaga kerja
Fungsi operasional dari manajemen personalia adalah berupa
usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari
personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi.
Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan sumber
daya manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi, dan
penempatan. Penentuan sumber daya manusia yang diperlukan
harus bersandar pada tugas-tugas yang tercantum pada rancangan
pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
56
b. Pengembangan
Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui
pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Kegiatan ini
amat penting dan terus tumbuh karena perubahan-perubahan
teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen yang semakin
rumit.
c. Kompensasi
Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan
layak kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan
organisasi.
d. Integrasi
Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu
rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan
perorangan (individu), masyarakat, dan organisasi. Definisi ini
berpijak atas dasar kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat
tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan
angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan mampu untuk
bekerja. Terpeliharanya kemauan untuk bekerja sangat dipengaruhi
oleh komunikasi dengan para karyawan, keadaan jasmani (fisik)
karyawan, dan kesehatan serta keselamatan kerja.
57
f. Pemutusan hubungan kerja
Jika fungsi pertama manajemen personalia adalah untuk
mendapatkan karyawan, adalah logis bahwa fungsi terakhir adalah
memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan orang-orang
tersebut kepada masyarakat. Organisasi bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin
bahwa warga masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam
keadaan yang sebaik mungkin.
2.2.7 Pensiun
Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap
Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang untuk
berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai Negeri Sipil
wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh
pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga
adalah sebagai balas jasa, maka Pemerintah memberikan sumbangannya
kepada Pegawai Negeri
(http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-
pegawai/pensiun.html).
58
Berdasarkan UU No 11 tahun 1992, di Indonesia mengenal 3 jenis dana
pensiun yaitu:
1. Dana pensiun pemberi kerja, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh
orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk
menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program pensiun
iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai
peserta, dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.
2. Dana pensiun lembaga keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program
pensiun iuran pasti, bagi perorangan, baik karyawan maupun pkerja
mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan
bank atai perusahaan asuransi jiwa.
3. Dana pensiun berdasarkan keuntungan, adalah dana pensiun pemberi kerja
yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, dengan iuran hanya
dari pemberi kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan
keuntungan pemberi kerja.
2.2.8 Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah
satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara
efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung
dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna
59
investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Manajemen waktu bertujuan
kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input.
(http://id.shvoong.com/business-management/management/1658500-
manajemen-waktu/)
2.2.9 Manajemen Talent
Menurut Michaels et. al (2001, p19) suatu perusahaan sebaiknya
menanamkan pola pikir talent dan melakukan pemetaan SDM
1. Pola pikir talent
Yang dimaksud dengan pola pikir talent adalah cara pandang bahwa
agar bisnis dapat sukses diperlukan talent yang hebat. Untuk
mendapatkan talent yang hebat maka pimpinan perusahaan harus ikut
terlibat dalam proses manajemen talent.
Mengenai hal ini, Larry Bossidy – mantan CEO Allied Signal –
mengatakan bahwa mencari dan mengembangkan talent merupakan
tugas pimpinan perusahaan yang tidak dapat didelegasikan. Pimpinan
perusahaan tidak boleh lagi menyerahkan sepenuhnya urusan mengenai
SDM hanya kepada praktisi SDM.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemimpin perusahaan:
a. Menentukan standar talent
Misalnya untuk dapat menjadi bagian dari talent pool, karyawan
harus terlebih dulu masuk ke dalam kategori A Player (competent).
Syarat untuk masuk ke dalam kategori ini adalah menunjukkan
kinerja dan ketrampilan (kompetensi) yang tinggi.
60
b. Terlibat aktif dalam keputusan menyangkut talent pool perusahaan
Ini tidak terbatas pada keputusan untuk mempromosikan dan
mengembangkan talent.
c. Melakukan review terhadap talent yang ada
Pimpinan perusahaan diharapkan ikut serta aktif dalam proses seleksi
terhadap para talent yang akan dipromosikan (talent review). Salah
satu perusahaan terkemuka di Indonesia menyebut sesi talent review
sebagai round test. Dalam round test tersebut, tiap talent akan
diundang ke kantor pusat, diminta mengerjakan studi kasus dan
mempresentasikan hasilnya ke panel penilai yang terdiri dari
pimpinan perusahaan dan para senior manager. Peserta yang
menempati rangking teratas akan diprioritaskan untuk mendapatkan
promosi saat tersedia posisi yang lowong.
d. Menanamkan pola pikir talent ke seluruh perusahaan
Ketika pola pikir talent telah tertanam di dalam diri karyawan, maka
tiap orang diharapkan berlomba untuk menunjukkan ketrampilan
(kompetensi) dan kinerja terbaiknya. Saat perusahaan memiliki
kebijakan bahwa hanya karyawan yang masuk talent pool yang dapat
dipromosikan maka kemungkinan adanya kasak kusuk untuk
mempromosikan karyawan di luar talent pool menjadi tertutup.
e. Bersedia menginvestasikan dana untuk mengembangkan talent
Sebagai calon pimpinan puncak perusahaan di masa depan maka
sudah selayaknya perusahaan menginvestasikan dana bagi
pengembangan diri para talent. Beberapa perusahaan besar di
61
Indonesia memiliki leadership development program, sebagai
wahana untuk mengembangkan para talent.
f. Ikut bertanggung jawab atas keberhasilan para talent
Dengan pemikiran bahwa kegagalan atau keberhasilan talent
merupakan kegagalan atau keberhasilan perusahaan, maka pimpinan
perusahaan akan lebih bertanggung jawab dalam pelaksanaan
manajemen talent.
2. Pemetaan SDM
Tujuan pemetaan SDM adalah untuk membagi SDM ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan kriteria tertentu.
Tanpa adanya pemetaan SDM yang baik, maka pengembangan SDM
dan manajemen talent tidak akan berjalan efektif. Investasi untuk
pengembangan SDM bagi individu yang berasa pada kelompok A
Player tentu berbeda dengan investasi untuk pengembangan SDM bagi
individu yang berada di kelompok C player. Perusahaan juga tentunya
tidak akan menempatkan seseorang yang berada dalam kelompok C
Player ke dalam kategori talent pool.
62
a. Matriks Sembilan Kotak (Nine Boxes Matrix)
KET
ERA
MPI
LAN
/KO
PETE
NSI
Ren
dah
Sed
ang
Ti
nggi
Potential
Competent High Flyer
Performer
Competent
Problem Employee
Gambar 2.13 Matriks Sembilan Kotak
Matriks sembilan kotak sebagaimana dimaksud di atas memetakkan
SDM di suatu perusahaan ke dalam lima kelompok besar, yaitu
sebagai berikut:
• High flyer (sering juga disebut sebagai A+ player)
• Competent (A player)
• Performer (B player)
• Potential (C player)
• Problem employee (C- player)
2.2.10 Pengembangan SDM
Menurut Purnawanto (2010, p143), di samping untuk tujuan
memperbaiki kualitas SDM, pengembangan SDM merupakan salah satu cara
yang efektif untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan.
63
Perusahaan yang tidak mempunyai perhatian dalam pengembangan SDM
akan ditinggalkan oleh talent yang dimilikinya dan tidak akan menjadi
pilihan para talent di pasar tenaga kerja.
Bentuk pengembangan SDM yang paling banyak dilakukan perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Training
Melatih karyawan yang ingin menggunakan HRIS sangat penting untuk
keberhasilan HRIS. HRIS (Human Resources Implementation System)
adalah sistem terintegrasi yang dirancang untuk menyediakan informasi
yang digunakan dalam SDM dalam mengambil keputusan.
Pelatihan ini berlangsung dalam beberapa tingkatan. Pertama, setiap
orang dalam organisasi yang bersangkutan dengan data para karyawan
harus dilatih untuk menggunakan bentuk record baru yang kompatibel
dengan persyaratan system requirements.
Selain itu, anggota staf SDM dan eksekutif SDM harus dilatih pada
sistem. Dukungan dan instruksi dari vendor hardware dan software juga
penting dalam rangka untuk organisasi untuk menyadari keuntungan
penuh dari sistem. Satu penelitian HRIS keberhasilan menemukan
bahwa kehadiran pelatihan in-house dikaitkan dengan lebih besar
kepuasan pengguna dengan HRIS.
Ada 5 tujuan utama dari proses training :
a. Meningkatkan kinerja
Karyawan yang tidak melakukan pekerjaannya dengan memuaskan
karena kurangnya keterampilan adalah kandidat utama untuk
64
diberikan training. Meskipun pelatihan tidak bisa menyelesaikan
semua masalah kinerja tidak efektif, program training sering
berperan dalam mengurangi masalah tersebut.
b. Meng-update keterampilan karyawan
Semua manajer harus selalu menyadari kemajuan teknologi yang
akan membuat organisasi mereka berfungsi lebih efektif. Perubahan
teknologi sering berarti bahwa pekerjaan berubah. Dengan
demikian, keterampilan karyawan harus diperbarui melalui training
sehingga kemajuan teknologi berhasil diintegrasikan ke dalam
organisasi.
c. Memecahkan masalah organisasi
Manajer harus mencapai tujuan mereka melalui dengan segala
kekurangan dan kelebihan organisasi (masalah keuangan, manusia
dan teknologi). Manajer diharapkan untuk mencapai tujuan yang
tinggi meskipun konflik pribadi, kebijakan dan standar yang tidak
jelas, penjadwalan keterlambatan, kekurangan persediaan, tingginya
tingkat absensi dan mutasi, masalah dengan serikat pekerja, dan
lingkungan hukum yang membatasi.
d. Mempersiapkan promosi
Salah satu cara penting untuk menarik, mempertahankan, dan motif
personal adalah melalui program sistematis pengembangan karir.
Mengembangkan kemampuan karyawan adalah konsisten dengan
kebijakan personil promosi dari dalam, dan training sangat penting
dalam sebuah sistem pengembangan karir. Training memungkinkan
65
seorang karyawan untuk memperoleh keterampilan yang
dibutuhkan untuk promosi dan memudahkan transisi dari
pekerjaannya yang sekarang untuk terlibat dalam tanggung jawab
yang lebih besar.
e. Orientasi karyawan baru
Selama beberapa hari pertama dalam bekerja, karyawan baru
member kesan awal terhadap organisasi dan manajer. Kesan ini bisa
sangat menguntungkan untuk atau tidak menguntungkan, dan dapat
mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas. Oleh karena itu,
banyak administrator berusaha untuk meng-orientasi karyawan baru
kepada organisasi dan pekerjaan.
2. Coaching
Coaching ditujukan untuk memperbaiki karakteristik dasar individu
(motive, traits, value dan knowledge) agar ketrampilan dan kinerja
individu dapat meningkat. Sebagai panduan dalam melaksanakan
coaching dikenal apa yang disebut Individual Development Plan (IDP).
Kunci dari efektivitas IDP adalah adanya sikap disiplin dan konsisten
dari coach dan coachee. Agar para coach dapat melakukan proses
coaching dengan baik, perusahaan dapat melakukan beberapa hal, yaitu:
a. Memperbaiki pemahaman para coach mengenai proses coaching
melalui pemberian booklet dan tutorial CD mengenai coaching.
b. Meningkatkan keterampilan para coach untuk melakukan proses
coaching melalui pelatihan ‘hot to coach’.
66
Gambar 2.14 Contoh IDP
http://www.excellencegateway.org.uk/page.aspx?o=163061
3. Mentoring
Mentoring merupakan suatu proses interaktif antara individu yang
dianggap lebih berpengalaman serta terampil (mentor) dengan individu
yang dianggap dapat memperoleh keuntungan dari kelebihan tersebut
(mentee). Interaksi dalam mentoring seharusnya dipahami sebagai social
exchange dimana sebuah hubungan timbal balik terjadi di dalam
hubungan antara dua orang, seperti halnya sebuah pertemanan. Mentee
biasanya akan mendapat benefit berupa adanya transfer pengetahuan,
ketrampilan, dan pengalaman.
67
Agar program mentoring berjalan efektif, makan diperlukan seorang
coordinator program, yang biasanya merupakan praktisi SDM. Peran
dari coordinator program ini adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan dan memonitor program mentoring yang
dijalankan perusahaan.
b. Memecahkan persoalan yang mungkin timbul diantara mentor dan
mentee.
c. Menyimpan data dan informasi mengenai mentee.
d. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk keberhasilan program
mentoring.
e. Melatih mentor dan mentee mengenai hal-hal yang terkait program
mentoring. Misalnya: peran dan tanggung jawab mentor dan
mentee, prosedur dan aturan program mentoring, bagaimana
menjadi mentor dan mentee yang baik, dan lain-lain.
68
Tabel 2.2 Tabel Perbedaan Coaching dan Mentoring dalam Beberapa Aspek
Coaching Mentoring
Key Goals Mengoreksi perilaku yang kurang tepat, meningkatkan kinerja dan mengajarkan ketrampilan yang terkait dengan peran dan tanggung jawab.
Mendukung dan membimbing pertumbuhan pribadi dari mentee.
Initiatives for Mentoring
Coach mengajarkan proses pembelajaran serta instruksi.
Orang yang diberikan mentoring yang bertanggung jawab akan proses pembelajaran yang berlangsung.
Focus Masalah yang berlangsung pada saat ini serta peluang pembelajaran.
Pengembangan karir pribadi yang berisfat jangka panjang.
Roles Menitikberatkan pada gaya ‘telling’ dengan umpan balik yang tepat
Menitikberatkan pada proses mendengar, memberikan role model serta nasehat.
Duration Biasanya berkonsentrasi pada kebutuhan jangka pendek
Berkonsentrasi pada kebutuhan jangka panjang
Relationship Coach merupakan atasan dari coachee
Mentor jarang merupakan atasan dari mentee. Sangat dianjurkan mentor bukan berhubungan secara hirarki langsung dengan mentee
69
2.2.11 Hubungan Antara Teknologi Informasi, SDM, dan Proses
Gambar 2.15 Konsep Hubungan Antara Teknologi Informasi, SDM, dan Proses
Menurut Purnawanto (2010, p12), gambar di atas menjelaskan kaitan
antara TI, SDM, dan proses. Era knowledge economy menuntut adanya
perubahan dalam cara memperebutkan pasar atau customer. Pemasaran tidak
dapat lagi dilakukan dengan cara konvensional karena pemasaran harus
didasarkan atas informasi yang lengkap dan akurat mengenai segala aspek
yang terkait dengan pasar atau customer. Tanpa piranti TI, informasi
mengenai pasar atau customer tidak dapat di-capture, diolah, disimpan, dan
didistribusikan secara efektif. Walaupun demikian, informasi mengenai
pasar atau customer juga menjadi sia-sia belaka jika tanpa knowledge
worker, yang akan mengubah informasi tersebut menjadi knowledge.
Mengubah informasi menjadi knowledge terkait dengan kemampuan
kognisi SDM, sedangkan mentransformasikan knowledge menjadi layanan
atau produk yang bermanfaat terkait dengan daya kreasi dan inovasi SDM
dalam merancang dan mengeksekusi proses. Berpikir kreatif saja tidaklah
cukup karena harus diikuti dengan aplikasi di lapangan secara inovatif.
Sebaliknya, aplikasi yang inovatif tidak pernah terjadi tanpa didahului oleh
adanya daya pikir kreatif.