bab 2 landasan teori 2.1 kajian literatur -...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Literatur
2.1.1 Pengembangan Desain
Pengrajin tenun di daerah ini pada umumnya masih menggunakan motif
tradisional yang dikenal rat usan tahun yang lalu. Motif yang diterapkan
selama ini, walaupun memiliki ciri khas daerah Tanimbar-Maluku Tenggara,
akan tetapi pengembangan atau perpaduan dengan motif m odern belum
dilakukan.
Berkaitan dengan hal di atas, salah satu alat bant u pengembangan
desain modern yang akhir-akh ir ini mendapat perhatian besar adalah
program Maple. Smith (1994b) menyatakan bahwa persamaan matematika
bukan hanya mampu melahirkan grafik matematika yang indah sesuai dengan
variabel yang dip ilih, akan tetapi grafik dar i persamaan tersebut dapat
diterapkan pada industri kerajinan tangan yang terkait. Nam un demikian,
pengenalan dan penerapan hasil-hasil teknologi canggih tersebut
membutuhkan tenaga terampil sebagai pendamping. Sejalan dengan hal ini
Cook (1991) menyarankan terjadinya hubungan sosial (social relation) antara
kedua belah pihak (pihak perancang atau pengembang dan pihak pemakai).
2.1.2 Sumber Daya Manusia
Desain atau motif yang dirancang dan dikembangkan melalui
persamaan matematika dapat menimbulkan pengertian, pemahaman,
rangsangan dan tantangan bagi peminatnya unt uk belajar dan bekerja lebih
baik (Smith, 1994a dan Leask, 1990). Implikasi dari pandangan ini adalah
bahwa pengrajin yang dibekali dengan pengetahuan tambahan mengenai cara
mengembangkan motif atau desain dengan teknologi canggih akan lebih
mampu bertahan dalam usahanya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sejalan dengan pandangan di atas Kemmis dan Car (1990)
menyatakan bahwa seseorang atau golongan dapat bertahan pada kondisi
tertentu manakala yang bersangkutan mampu mengikuti perubahan, memberi
saran dan kritik terhadap apa yang ada pada kondisi tersebut. Hal ini berarti
bahwa seseorang atau sekelompok orang yang telah beker ja pada suatu objek
tertentu harus mampu berkembang sesuai degan kondisi yang
menghendakinya saat itu. Misalnya, pengrajin tenun di Daerah Tanimbar
seharusnya mampu mengembangkan desain produk kerajinan tenun yang
telah diterapkan secara berulang-ulang selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Para pengrajin harus merasakan adanya tantangan unt uk selalu
mengembangkan kemampuan diri dalam menciptakan motif tradisional yang
lebih sempurna atau motif tradisional yang dipadukan dengan motif m odern
(Basri, 1984)
2.1.3 Kemampuan Profesionalisme
Penerapan desain modern secara berulang-ulang dan teratur tidak
hanya mampu menghasilkan karya seni yang banyak melainkan juga akan
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan dan profesionalisme para
pengrajin. Hal ini disebabkan karena setiap motif mempunyai bentuk dasar
yang sama, yaitu berupa parabola, elips atau hiperbola (Leask dan Thomas,
1988). Namun demikian, pengembangan motif dari ketiga bentuk dasar
tersebut dapat dilakukan h ingga mencapai jumlah yang sangat banyak.
Peluang merancang dan mengem bangkan motif yang bervar iasi merupakan
sarana potensial yang handal untuk menumbuhkan sikap profesionalisme
pengrajin (Pottage, 1990). Gambaran ini menunjukkan bahwa salah satu cara
meningkatkan profesionalisme pengrajin dalam mengembangkan motif
sebanyak-banyaknya. Kegiatan latihan tersebut pada akhirnya akan
menimbulkan kemahiran dan keterampilan yang tinggi bagi pelakunya.
Dengan cara demikian, profesionalisme dalam bidang pengem bangan motif
atau desain dapat tercapai secara bertahap.
Analisis situasi pada industri kerajinan tenun tanpa mesin
menunjukkan bahwa pada um umnya kemampuan profesionalisme para
pengrajin dalam menerapkan motif lama tergolong baik. Namun demikian,
kemampuan untuk menciptakan desain baru yang lebih mengarah pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hampir tidak ada. Mereka
hanya menerapkan motif lama secara berulang-ulang tanpa ada keinginan
untuk mencari desain baru yang lebih modern.
2.1.4 Motivasi Kerja
Peningkatan motivasi kerja bagi pengrajin tenun tanpa mesin di dapat
dilakukan dengan cara menciptakan motif dan desain baru yang mampu
mengurangi kejenuhan mereka dalam kesehariannya (Basr i, 1984).
Pandangan ini berkaitan erat dengan kemampuan yang ada pada program
Maple dalam hal pemgembangan desain. Program Maple dengan sarana
persamaan-persamaan matematikanya mampu melahirkan motif dengan
kombinasi dengan warna yang serasi, letak motif yang rapi dan garis-garis
warna yang akurat, teliti dan indah.
Kemampuan program Maple yang dapat menampilkan sejumlah
desain yang indah dan bermutu mampu meningkatkan jumlah pengrajin
tenun. Hal ini disebabkan oleh optimisme mereka akan meningkatnya daya
jual produksi dengan desain baru tersebut. Selain it u, desain baru diharapkan
mempunyai daya saing produksi yang tinggi untuk menembus pasar lokal,
antar daerah tingkat kabupaten atau kota madya, antar daerah propinsi atau
nasional maupun pasar global atau internasional. Sasaran terakhir akan dapat
dicapai dengan mudah, mengingat bahwa daerah ini adalah salah satu obyek
wisata di Indonesia.
2.2 Definisi Program Maple
Maple adalah sistem perangkat lunak matematika berbasis komputer,
yaitu komputer sistem aljabar dan Waterloo Maple Soft ware (WMS) yang
dikembangkan oleh siv itas Universitas Waterloo Kanada 1988 yang
tergabung dalam Symbolic Computation Group (SCG).
Sekarang Maple menjadi salah satu pemimpin perangkat analisis matematika,
terutama karena kemampuannya pada komputasi simbolik, ketelitian numerik
tak hingga, hingga konektivitas web yang inovatif, dan berbagai modeling
dan simulasi. Kemampuannya yang banyak ini digunakan dan dikembangkan
oleh berbagai universitas ternama di Amerika sebagai bagian riset komputasi
seperti komputasi Athena env ironment milik MIT, riset komputasi Stanford,
Oxford, Departemen Matematika Indiana UNiversity, University Texas-
Austin, Cornell University, Un iversity of South Carolina, dan berbagai
universitas ternama di seluruh belahan dunia. Beberapa produsen industri
dunia juga memakai perangkat ini seperti Boeing, Daimler Chrysler, Nortel
dan Raytheon.
Program yang dikembangkan mencakup tentang penyelesaian matematika
untuk mendukung analisis numerik, aljabar simbolik, kalkulus, persamaan
diferensial, aljabar linear dan grafik. Komputasi yang ditawarkan berada
dalam Maple Worksheet Environment yang menyediakan berbagai solusi
mengenai aritmatika dasar, teori grup, dan analisis tensor. Maple juga
meyediakan sarana visualisasi matematika dan wordprocessing khusus untuk
notasi matematika , bahasa pemrograman modern dan alat pendidikan yang
fleksibel untuk riset dan industri.
Maple merupakan soft ware yang dikembangkan untuk menyelesaikan
masalah matematika. Maple ber jalan pada sistem operasi keluarga Windows
dan cukup mudah untuk digunakan. Perintah-per intah seperti cut, copy, dan
paste bisa menggunakan hotkey seperti di Windows. Sebelum masuk ke
perintah-perintah yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah,
khususnya untuk Kalkulus I, terlebih dahulu kita harus memahami
lingkungan Maple. Saat pertama kali menjalankan, Maple akan langsung
membuka jendela perintah (command window) dan disebelah kiri ada tanda
[>, pertanda Maple siap menerima per intah.
2.3 Aturan Dasar
2.3.1 Aturan Dasar Operasi Matematika dalam Maple
Setiap akh ir baris per intah harus diakhiri dengan tanda titik koma (;)
dan unt uk eksekusi per intah digunakan tombol Enter.
Dalam Maple setiap per intah akan berbentuk perintah( ) ; perintah disini
menyesuaikan per intah yang digunakan. Didalam kurung berisi permasalahan
matematika dan parameter yang diper lukan.
Bent uk a x disajikan sebagai perkalian a dengan x , bentuk a xn
disajikan sebagai a dikali x pangkat n.
penulisan biasa penulisan Maple
penjumlahan + +
pengurangan - -
perkalian x *
pembagian : atau / /
pangkat a xn a*x^n
trigonometri sin x sin(x)
sin n x (sin(x))^n
invers f s. trig. arc sin x atau sin ( )−1 x arcsin(x)
hyperbo lik sinh x sinh(x)
cosech x csch(x)
pi π pi (untuk symbol)
pi π Pi (untuk bilangan)
akar pan gkat dua x sqrt(x)
nilai m utlak | x | abs(x)
tak hingga ∞ infinity
pem berian nilai x = a x := a
logaritm a log x lo g(x)
ln x ln(x)
log10 x lo g10(x)
log[b] x lo g[b](x)
exponential, e ex exp(x)
Perintah log(x) sama dengan p erintah ln(x). Sedan gkan log10(x)
adalah logaritma basis sepuluh, yaitu yan g um um kita gun akan jika kita
menuliskan lo g x. Jadi hati-hati m engingat perintah ini. log[b](x) adalah
logaritm a basis b adalah sebaran g bilangan dengan b>0 dan x>0.
Ingat, pem berian n ila i suatu variabel dalam Maple digunakan tan da
titik dua sama dengan ( := ), buk an tanda sam a dengan ( = ).
Perintah restart; digunakan untuk m em bersihkan memori yang
dik elola oleh Map le. Setelah kita menjalankan p erintah restart; m aka sem ua
penghitungan (com putasi) sebelumnya ak an dihapus.
2.3.2 Memanggil Menu Help
Untuk mem an ggil menu Help, kita bisa gunak an pada bagian menu,
yaitu bagian palin g atas dan paling kanan. Atau cara yan g lebih cepat, kita
bisa juga m em anggil Help langsung dari jen dela p erintah. Carany a ketikkan
tanda tanya " ? " diikuti bagian yang ingin kita tanyakan.
Contoh :
> ? diff
Perintah di atas meminta Maple menunjukkan m en u Help untuk diferensial
(turunan). Unt uk per intah m emanggil Help, kita tidak perlu menam bahkan
tanda titik kom a " ; " di akhir perintah.
> ? plot
Perintah di atas untuk mem an ggil Help untuk plot.
Jika kita tidak menam bahkan bagian yang ingin kita tanyakan, artinya kita
hanya mengetikkan tanda tanya, maka Maple akan membukak an Help untuk
deskrip si syntak, tipe data, dan function yan g ada di Map le.
> ?
2.3.3 Maple Bersifat sensitif
Arti dari sensitif adalah Maple membedak an perintah yang dit ulis
den gan huruf besar dan perintah yang ditulis den gan h uruf kecil, secara
khusus perbedaan ini hanya ada di huruf pertama perintah. Secara um um,
perintah yang diawali den gan h uruf besar digunakan untuk m en defin isikan
atau membentuk perm asalahan m atematika, sedangkan per intah yang diawali
den gan huruf kecil digun akan untuk mencari atau mengh itun g nilai operasi
yang k ita in ginkan.
Contoh:
perintah Diff( ) digunakan unt uk mem bentuk turunan suatu fun gsi.
perintah diff( ) digunak an untuk m encar i turunan suatu fun gsi.
Penerapan di Map le untuk = ( )f x x 2 , akan dicari turunan dari ( )f x
[> Diff(x^2,x); diawali h uruf besar, membentuk turunan dari x2 ,
output Maple sbb:
∂∂x x2
[> diff(x^2,x); diawali huruf kecil, mencari turunan dari x 2 ,
output Maple sbb:
2 x
2.4 Menggambar Grafik Fungsi
2.4.1 Satu fungsi dalam satu sumbu koordinat fungsi XOY
Syntak yan g digunakan adalah plot( f(x) , x = a..b , y = c..d , color
= warna , style= style);
f(x) : fungsi yang akan dibuat grafiknya.
x : variabel
a..b : range sumbu X
c..d : r ange sumbu Y *
color : warna grafik, dalam bahasa in ggris *
style : style grafik, ada 3 macam, point (titik), line (garis), dan patch ( ). *
Bagian yang bertan da star ( * ) bersifat opsion al, jadi boleh tidak
ditambahkan. Bahkan adanya penambah an perintah range Y bisa
mengakibatkan Maple tidak mengenali per intah tersebut. Inilah k elemahan
Maple. Kelemahan Map le adalah tidak stabil dan manajemen memorinya
kurang bagus, sehingga terkadan g menghasilkan hasil komputasi yan g salah
atau bahkan tidak mampu meyelesaikannya.
Contoh:
1. Gambar grafik fungsi untuk = y + x3 2 pada interval [-2,3]
> plot(x^3+2,x=-2..3);
Gambar 2.1 Contoh Grafik Fungsi 1
> plot(x^3+2,x=-2..3,y=-8..30,color=blue,style=point);
Gambar 2.2 Contoh Grafik Fungsi 2
2.4.2 Lebih dari Satu Fungsi dalam Satu Sumbu Koordinat XOY
Syntak yang digunakan adalah plot( [f 1(x), f2(x), ... ] , x = a..b , y
= c..d , color = [warna1,warna2, ... ] , style=[ style1, style2, ... ] );
f1(x), f2(x), ... : fungsi pertama, fungsi kedua, dst...
Contoh:
1. Grafik fungsi untuk , = ( )f1 x − x2 3 = ( )f2 x + 2 x 3 , dan = ( )f3 x + x3 1
pada interval [-1,3]. Warna fungsi pertama adalah biru dengan style garis,
warna fungsi ke dua merah dengan style titik, dan fungsi ke tiga berwarna
hijau dengan style patch.
> f1(x):=x^2-3; f2(x):=2*x+3; f3(x):=x^3+1;
:= ( )f1 x − x2 3
:= ( )f2 x + 2 x 3
:= ( )f3 x + x3 1
plot([f1(x),f2(x),f3(x)],
x=1..3,color=[blue,red,green],style=[line,point,patch]);
Gambar 2.3 Contoh Grafik Fungsi 3
2.5 Adobe Photoshop 7.0
Adobe Photoshop 7.0 menyediakan tool-tool yang terintegrasi dan
tertata secara praktis untuk menciptakan dan menghasilkan karya dalam
bent uk vektor dan teks yang sempurna. Bentuk grafik yang berdasarkan
vektor dan teks bisa ditransfer menjadi image yang berdasarkan pixel untuk
mendapatkan efek desain yang lebih sempurna.
Area kerja Photoshop 7.0 terdiri dari Menu bar, Option bar, Toolbox,
Layer, Palet, Status bar.
a. Toolbox
Gambar 2.4 Tool Box dalam Adobe Photoshop 7.0
Terdiri dari seperangkat fasilitas untuk mengedit atau memanipulasi image.
b. O ption Bar
Tampilan option bar akan berubah secara dinamis sesuai tool yang
digunakan.
Gambar 2.5 Tampilan Option Bar dengan Tool Marquee
Gambar 2.6 Tampilan Option Bar dengan Tool Magic Wand
c. Perintah View
Berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil tampilan sesuai dengan
yang kita inginkan
d. Palet Navigator
Berfungsi menggeser atau memperbesar gambar melalui sebuah salinan
miniatur gambar. Bagian tengah palet navigator disebut Thumbnail.
e. Penggaris untuk menampilkan klik View > Show Rulers (Ctrl + R),
ukuran penggaris adalah pixel.
2.5.1 Mode Dan Model Warna
Mode warna menent ukan model warna yang digunakan untuk
menampilkan dan mencetak suatu image.
a. RGB (Red, Green, Blue): Persentase yang sangat besar dari spektrum
yang terlihat dapat
direpresentasikan dengan mencampur merah, hijau dan biru (Red, Green dan
Blue) yang diberi warna terang dalam berbagai proporsi dan intensitas.
Dengan mencampur warna merah, h ijau dan biru akan menciptakan warna
putih. 0Ieh karena itu model RGB juga disebut dengan additive colors (warna
campuran).
b. CMYK (C yan, Magenta, Yellow, Black): CMYK didasarkan pada
kualitas penyerapan cahaya dari tinta yang dicetak pada kertas. MisaInya,
warna putih terang menyebabkan tinta menjadi tembus pandang, sebagian
dari spektrumnya diserap, dan yang lainnya K pada CWK direfleksikan
kembali menuju mata
c. Bitm ap Mode: Mode ini menggunakan satu dari dua nilai warna (hitam
atau putih) untuk merepresentasikan pixel ke dalam image. Image dalam
mode Bitmap biasa disebut dengan Bitmapped 1-bit karena image tersebut
memiliki kedalaman bit sebanyak 1.
d. Grayscale Mode: Mode ini menggunakan lebih dari 256 bayangan abu-
abu. Setiap pixel dari sebuah image dengan mode grayscale mempunyai nilai
kecerahan (brightness) dengan range 0 (hitam) sampai 255 (putih). Nilai
grayscale juga dapat diterapkan dalam persentase dengan 0% adalah putih,
dan 100% adalah hitam.
e. Duotone Mode: Mode ini menggunakan 256 warna. Pada saat
mengkonversi menjadi indexed co lor, Photoshop akan membuat CWT (Color
Lockup Table) yang menyimpan dan mengindeks warna dalam sebuah image.
Apabila ada sebuah warna dalam image aslinya tidak muncul pada tabel,
program akan memilih warna yang terdekat dengan warna tersebut, atau
mensimulasikan warna dengan menggunakan warna yang telah tersedia.
f. Multichannel Mode: Mode ini menggunakan 256 level, dari abu-abu pada
tiap channel. Image dengan menggunakan mode Multichannel sangat berguna
untuk pencetakan khusus.
2.6 Ciri Khas Kain Tenun Tanimbar
Ciri khas dari kain tenun Tanimbar sangatlah sederhana. Ciri yang
selalu tampak dalam tiap tenunnya adalah adanya salur-salur pada setiap kain.
Biasanya yang mereka tenun adalah bagian atas dan bawah sementara bagian
tengah diberi gambar salur-salur. Ciri yang lain adalah pemilihan gambar
pada kain, biasanya gambar yang dipilih adalah gambar suat u objek yang
mereka temui sehari-hari disekitar mereka seperti perahu, kerang, burung,
ukiran, dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar kain tenun tradisional asli
Tanimbar Maluku-Tenggara :
Gambar 2.7 Kain Syal
Gam bar 2.8 Kain Sarung Motif Ekor Ikan
Gambar 2.9 Kain Sarung Motif Ukiran
2.7 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pernah dilakukan orang yang berhubungan dengan
penulisan skripsi in i adalah :
• Drs. Hamzah, M.Ed. (1999). Membuat rancangan pengembangan kain
tenun menggunakan Program Maple pada Desa Bira Sulawesi Selatan.