bab 2 bps bantaeng _upload 22 mei 2013

48
5/19/2018 Bab2BpsBantaeng_upload22Mei2013-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-bps-bantaeng-upload-22-mei-2013 1/48  Bab. 2 Gambaran Umum Wilayah 2.1. Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik 2.1.1. Geografis Kabupaten Bantaeng terletak dibagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak kira-kira 120 km dari Kota Makassar ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada 05-º21’15” LS sampai 05º34’3” LS dan 119º51’07” BT sampai 120º51’07”BT. Membentang antara Laut Flores dan Gunung Lompo Battang, dengan ketinggian dari permukaan laut 0 sampai ketinggian lebih dari 100 m dengan panjang pantai 21,5 km. Secara umum luas wilayah K abupaten Bantaeng adalah 395,83 km2

Upload: henra-borahima-syam

Post on 09-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

statistik

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    1/48

    Bab. 2

    Gambaran

    Umum Wilayah

    2.1. Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik

    2.1.1. Geografis

    Kabupaten Bantaeng terletak dibagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak kira-kira120 km dari Kota Makassar ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis KabupatenBantaeng terletak pada 05-2115 LS sampai 05343 LS dan 1195107 BT sampai1205107BT. Membentang antara Laut Flores dan Gunung Lompo Battang, dengan ketinggiandari permukaan laut 0 sampai ketinggian lebih dari 100 m dengan panjang pantai 21,5 km. Secaraumum luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395,83 km2

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    2/48

    2KAB.BANTAENG

    Peta 2.1PETA ORIENTASI KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    3/48

    2.1.2. Administratif

    Secara administrasi, Kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 kecamatan dengan 67 kelurahan/desa.Secara geografis, Kabupaten Bantaeng terdiri dari 3 kecamatan tepi pantai (Kecamatan Bissappu,Bantaeng dan Pajukukang), dan 5 kecamatan bukan pantai (Kecamatan Uluere, Sinoa,Gantarangkeke, Tompobulu dan Eremerasa). Dengan perincian 17 desa/kelurahan pantai dan 50desa/kelurahan bukan pantai.

    Kecamatan di Kabupaten Bantaeng terlihat dalam tabel berikut :

    Tabel 2.2Tabel Administratif Kabupaten Bantaeng

    No Kecamatan Ibu KotaKecamatan

    JumlahDesa/kel

    JumlahPenduduk

    (Jiwa*)Luas(km2)

    Persentase

    TerhadapLuas

    Kabupaten

    1 Bissappu Bonto Manai 11 31.242 32.84 8,30

    2 Bantaeng Pallantikang 9 37.088 28.85 7,29

    3 Tompobulu Banyorang 10 23.143 76.99 19,45

    4 Ulu Ere Loka 6 10.923 67.29 17,00

    5 PaJukukang Tanetea 10 29.309 48.90 12,35

    6 Eremerasa Kampala 9 18801 4501 1137

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    4/48

    4KAB.BANTAENG

    Peta 2.2PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW K abupaten Bantaeng 201 1

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    5/48

    2.1.3. Kondisi Fisik Wilayah

    2.1.3.1. Keadaan Topografi

    Berdasarkan kemiringan lereng 2 - 15%merupakan kelerengan terluas yaitu 16.877 ha(42,64%). Sedangkan wilayah dengan lereng 0 - 2% hanya seluas 5.932 ha atau 14,99%dari luas wilayah kabupaten dengan wilayah kelerengan lebih dari 40% yang tidak

    dimanfaatkan seluas 6.222 ha atau 21,69% dari luas wilayah kawasan hutan.

    Tabel 2.3Kabupaten Bantaeng Menurut Kemiringan

    Kemiringan Letak

    0 - 2%

    Sepanjang pantai di Kecamatan Bissappu, Kecamatan Bantaeng

    dan Kecamatan Pajukukang

    2 - 15%Kecamatan Bissappu, Kecamatan Bantaeng dan KecamatanGantarangkeke

    15 40%Kecamatan Sinoa, Kecamatan Bantaeng, KecamatanEremerasa dan Kecamatan Tompobulu

    > 40%Kecamatan Uluere, Kecamatan Eremerasa dan Kecamatan

    Tompobulu

    Sumber : RTRW KabupatenBantaeng 2011

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    6/48

    KAB.BANTAENG 6

    Peta 2.3PETA TOPOGRAFI KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupate n Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    7/48

    2.1.3.2. Kondisi Geologi dan Tanah

    Karakteristik batuan dan tanah di Kabupaten Bantaeng di kelompok dalam 6 satuanbatuan dengan urutan pembentukan dari tua ke muda, yaitu : Satuan Tufa Satuan Breksi Lahar Satuan Lava Basal Satuan Agglomerat

    Satuan Intrusi Andesit Endapan Alluvial

    Tabel 2.5Persebaran Jenis Batuan di Kabupaten Bantaeng

    Jenis Batuan Lokasi

    Alluvial Kec. Bissappu, Kec. Bantaeng dan Kec. Pajukukang

    Breksi Laharik Kec. Bissappu, Kec. Bantaeng, Kec. Eremerasa, Kec.Tompobulu, Kec. Pajukukang Dan Kec. Gantarang Keke

    Kelompok Basal Kec. Bissappu, Kec. Bantaeng, Kec. Sinoa, Kec.Eremerasa, dan Kec. Tompobulu

    Piroklastik Kec. Sinoa dan Kec. Tompobulu

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng, 2011

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    8/48

    KAB.BANTAENG 8

    Peta 2.4PETA GEOLOGI KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    9/48

    KAB.BANTAENG 9

    Peta 2.5PETA JENIS TANAH KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupate n Bantaeng 2011

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    10/48

    2.1.3.3. Kondisi Klimatologi

    Kabupaten Bantaeng tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan tahunan rata-rata setiap bulan 490,17 mm dengan jumlah hari hujan berkisar 426 hari per tahun.

    Temperatur udara rata - rata 23C sampai 33'C Dengan dua musim dan perubahaniklim setia tahunnya yang sangat spesifik karena merupakan daerah peralihan IklimBarat (Sektor Barat) dan Iklim Timur (Sektor Timur) dari wilayah Sulawesi Selatan :

    Oktober Maret, intensitas hujan rendah tetapi merata. April Juli, intensitas hujan tinggi terutama Juni Juli. Kemarau yang ekstr im hanya periode Agustus September.

    Pada saat sektor barat musim hujan yaitu antara bulan Oktober s/d Maret, KabupatenBantaeng juga mendapatkan hujan dan pada musim timur yang berlangsung antaraApril s/d September, Kabupaten Bantaeng juga mendapat hujan. Akibat dari pengaruhdua iklim ini, maka sebagian besar wilayah Bantaeng mendapat curah hujan meratasepanjang tahun. Sifat hujan pada musim barat curah hujannya relatif rendah, tetapihari hujannya agak panjang, sedangkan sifat hujan sektor timur curah hujannya lebihderas tetapi hari hujannya relatif pendek.

    Tabel 2.7Rata-rata Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan

    Kabupaten Bantaeng Tahun 2011

    C hH j

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    11/48

    KAB.BANTAENG 11

    Peta 2.6PETA CURAH HUJAN KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    12/48

    2.1.3.4. Kondisi Hidrologi

    Dengan wilayah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bantaeng dilalui oleh 11buah sungai sedang dan kecil yang kesemuanya berhulu dan bermuara di KabupatenBantaeng dengan panjang sungai keseluruhan 187,05 km atau dengan rata-rata panjangsungai 17 km.

    Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, irigasi dan drainase, Daerah Aliran Sungai(DAS) ini penting karena merupakan kawasan budidaya sekaligus merupakan

    Catchment Area dari mata air Eremerasa yang merupakan salah satu asset kebanggaanmasyarakat Bantaeng yang selama ini menjadi objek wisata permandian alam dan sudahdilengkapi dengan kolam renang dan sarana lainnya. Sumber mata air ini juga menjadisumber air bersih PDAM untuk kebutuhan Kota Bantaeng dan perusahaan air mineralmerk Vita, Aquadaeng dan Air Qita.

    Dari beberapa sungai yang ada, 3 (tiga) diantaranya mengalir melintasi kota Bantaengyaitu :1. Sungai Biangloe mempunyai sumber mata air dari gunung Lompobattang mengalir

    menyusuri Desa Kampala dan Desa Barua yang bermuara ke laut Flores. Debit airsungai Biangloe pada kondisi musim kemarau berkisar antara 2,5-4 m3 per detikdan pada saat kondisi normal biasanya mencapai 15-20 m3 per detik. SungaiBiangloe telah dimanfaatkan sebagai irigasi dan sumber air baku dengan debitsebesar 20 l/dtk.

    2. Sungai Calendu mempunyai mata air dari gunung Lompobattang mengalirmelewati pusat kota dan bermuara di laut Flores. Kapasitas debit air pada kondisinormal berkisar antara 1-3 m3 per detik dan pada saat musim hujan mencapai

    7 10 3 d tik P d t i i i C l d di f tk b i i i i d

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    13/48

    KAB.BANTAENG 13

    Peta 2.7PETA HIDROLOGI KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupate n Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    14/48

    2.1.3.5. Luas Potensi Lahan

    Sesuai penggunaannya, lahan di Kabupaten Bantaeng dapat dirinci yaitu lahan terluasadalah tegalan/kebun (48,04%), sawah (17,64%), hutan negara (15,13%), perkebunanrakyat (9,42%), hutan rakyat (3,73%), tanah tandus/lain-lain (3,12%), pemukiman(2,51%) dan tambak (0,41%).

    Tabel 2.8Luas Lahan Kabupaten Bantaeng menurut Penggunaannya

    Penggunaan Lahan Luas (Ha) Presentase (%)

    Tegalan/Kebun 19.016 48,04

    Sawah 6.982 17,64

    Hutan Negara 5.989 15,13

    Perkebunan Rakyat 3.729 9,42

    Hutan Rakyat 1.476 3,73

    Tanah Tandus 1.235 3,12

    P ki 995 251

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    15/48

    KAB.BANTAENG 15

    Peta 2.8PETA TUTUPAN LAHAN KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    16/48

    2.2. Demografis

    2.2.1. Distribusi dan Kepadatan Penduduk

    Bada Pusat Statistik dalam melakukan pendataan menggunakan konsep usual residence yaitupenduduk dicatat sesuai dengan dimana biasanya dia tinggal, tanpa perlu memperhatikan apakahorang tersebut mempunyai KTP atau tidak, dengan menerapkan batasan telah menetap diwilayah tersebut selama 6 bulan atau lebih atau kurang dari 6 bulan namun berniat menetapdisitu, maka jika memenuhi persyaratan tersebut, maka akan dicatat sebagai penduduk disitu dantentunya ini akan menghindari terjadinya kejadian penduduk tercatat dua kali di tempat yangberbeda.

    Tabel 2.9Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Bantaeng

    menurut Kecamatan Tahun 2011

    KecamatanLuas(km2)

    JumlahPenduduk(orang)

    KepadatanPenduduk

    (orang/km2)

    BanyaknyaRumahTangga

    KepadatanPenduduk

    perRumahtangga

    Bissappu 32,84 31.242 951,34 7.931 4

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    17/48

    KAB.BANTAENG 17

    Tabel 2.10Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bantaeng

    5 Tahun Terakhir (2007-2011)

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    18/48

    KAB.BANTAENG 18

    Sumber : RTRW Kabupate n Bantaeng 20 11

    Peta 2.9PETA KEPADATAN PENDUDUK KABUPATEN BANTAENG

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    19/48

    Berdasarkan tabel 2.10 diatas, rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Bantaeng selama kurunwaktu 5 tahun (2007-2011) adalah 441 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tertinggi berada diKecamatan Bantaeng, Kecamatan Bissapu dan Kecamatan Pajukukang. Pada tahun 2011kepadatan di Kecamatan Bantaeng sebesar 1.286 jiwa/km2, Kecamatan Bissappu sebesar 951

    jiwa/km2 dan Kecamatan Pajukukang sebesar 599 jiwa/km2. Tingginya kepadatan penduduk di 3kecamatan tersebut dikarenakan 3 kecamatan tersebut merupakan daerah perkotaan sekaligus

    daerah pesisir yang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan nasional penghubung antarKabupaten dan desa-desa sekitarnya, yang menyediakan berbagai macam pusat kegiatan, sepertipusat kegiatan ekonomi dan pusat kegiatan pemerintahan, dan juga tersedianya berbagai macamsarana prasarana yang lebih baik dan lebih lengkap.

    Sedangkan kepadatan yang terendah yaitu di Kecamatan Uluere (162 jiwa/km2). Beberapapenyebab rendahnya kepadatan penduduk di kecamatan ini diantaranya adalah karenatopografinya yang berbukit bukit, lahan yang ada kurang cocok untuk dijadikan permukiman dan

    sarana prasarana yang tersedia kurang lengkap. Walaupun Kecamatan ini memiliki lahan yang luas(Kecamatan terluas ke-2 dengan luas lahan 67,29 km2) tetapi karena kurang cocok untukpermukiman maka kurang penduduk yang memilih untuk tinggal di kecamatan tersebut.

    Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bantaeng mempunyai kepadatan penduduk yang berbeda-beda. Tidak meratanya distribusi penduduk disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalahkarena faktor geografis, sosial dan ekonomi. Dari faktor geografis, penduduk akan lebihterkosentrasi ke daerah dataran rendah (dengan topografi datar) daripada daerah dataran tinggi(topografi yang bergelombang). Faktor sosial ekonomi juga memiliki pengaruh, penduduk akanl bih k i k d h b k b S i di K B K

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    20/48

    2.2.2. Struktur Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

    Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Bantaeng berdasarkan data tahun 2011

    didominasi oleh penduduk dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 92.025 jiwa (51,6%)

    dan laki-laki sebanyak 86.452 jiwa (48,4%) dari total jumlah penduduk kabupaten Bantaeng

    sebanyak 178.477 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan. Jumlah penduduk terbesar terdapat

    di Kecamatan Bantaeng yaitu sebanyak 37.088 jiwa dan yang terkecil terdapat di Kecamatan UluEre yaitu sebanyak 10.923 jiwa.

    Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari

    penduduk berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat tercermin dari angka perbandingan antara jenis

    kelamin atau yang biasa disebut rasio jenis kelamin. Sementara rasio jenis kelamin yang tertinggi

    terletak pada Kecamatan Ulu Ere, sedangkan rasio jenis kelamin terendah terdapat di Kecamatan

    Tompobulu dan Gantarangkeke.

    Tabel 2.11Jumlah Penduduk Kabupaten Bantaeng

    menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2011

    KecamatanPenduduk (Jiwa) Sex

    RatioLaki-laki Perempuan Jumlah

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    21/48

    Penggambaran penduduk menurut kelompok umur berguna untuk mengetahui jumlah pendudukproduktif dan penduduk non produktif, hal ini akan berpengaruh pada angkatan kerja di suatu

    wilayah serta tingkat ketergantungan penduduk non produktif pada penduduk produktif. Selain

    itu, penggambaran penduduk menurut struktur umur juga diperlukan untuk perhitungan

    penyediaan fasilitas sosial dan ekonomi.

    Dilihat dari struktur umur penduduk, suatu wilayah dapat dikatagorikan kedalam 3 klasifikasi :

    Penduduk tua (old population), jika penduduk yang berumur antara 0 - 14 tahun 10%

    Penduduk muda (young population), jika penduduk yang berumur antara 0 - 14 tahun > 0%

    dan penduduk yang berumur +65 tahun

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    22/48

    2.2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk

    Jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2007jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng sebanyak 171.468 jiwa dan pada tahun 2011 jumlahmencapai 178.477 jiwa. Data tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk selamakurun waktu lima tahun terakhir yaitu 7.009 jiwa atau rata-rata pertumbuhan 1,01% setiap tahun.Pertambahan jumlah penduduk terbanyak terjadi pada tahun 2009-2010 sebanyak 2.523 jiwa danpertambahan jumlah penduduk terkecil terjadi pada tahun 2008-2009 sebanyak 1.327 jiwa.

    Laju pertumbuhan terbesar terjadi pada Kecamatan Uluere sebesar 1,0115% kemudian disusuloleh Kecamatan Pajukukang sebesar 1,0111%. Laju pertumbuhan terkecil terjadi pada Kecamatan

    Tompobulu yaitu 0,9977%.

    Tabel 2.13Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bantaeng

    menurut Kecamatan Tahun 2007-2011

    KecamatanJumlah Penduduk (Jiwa) Laju

    PertumbuhanPenduduk (%)2007 2008 2009 2010 2011

    1. Bissappu 30.013 30.254 30.487 30.931 31.242 1,0084

    2. Bantaeng 35.626 35.913 36.191 36.718 37.088 1,0105

    3. Tompobulu 22.242 22.422 22.591 22.913 23.143 0,9977

    l 0 92 0 6 0 6 08 0923 0

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    23/48

    2.2.4. Proyeksi Laju Pertumbuhan Penduduk

    Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datangberdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu perkiraan atautaksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk waktu yang akandatang. Hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang. Untukmenghindari atau mengurangi tingkatan resiko dari kesalahan, maka diperlukan asumsi-asumsiyang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, yang didukung oleh proyeksi tentang tingkatkemampuan populasi peternakan di masa depan secara objektif. Proyeksi penduduk bukanmerupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan padaasumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, danperpindahan (migrasi).

    Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk, digunakan rumus yaitu :

    r = {(Pt/P0)(1/t)-1} x 100

    dimana:r = laju pertumbuhan pendudukPt = Jumlah penduduk pada tahun ke tP0 = Jumlah penduduk pada tahun dasart = selisih tahun Pt dengan P0

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    24/48

    KAB.BANTAENG 24

    Tabel 2.14Proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bantaeng

    5 Tahun Mendatang (2012-2016)

    KecamatanLuas

    (Km2)

    Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2)

    2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016

    1. Bissappu 32,84 31.492 31.744 31.998 32.254 32.512 959 967 974 982 990

    2. Bantaeng 28,85 37.385 37.684 37.985 38.289 38.595 1.296 1.306 1.317 1.327 1.338

    3. Tompobulu 76,99 23.328 23.515 23.703 23.893 24.084 303 305 308 310 313

    4. Uluere 67,29 11.010 11.098 11.187 11.277 11.367 164 165 166 168 169

    5. Pa'jukukang 48,90 29.543 29.780 30.018 30.258 30.500 604 609 614 619 624

    6. Eremerasa 45,01 18.951 19.103 19.256 19.410 19.565 421 424 428 431 435

    7. Sinoa 43,00 12.042 12.138 12.235 12.333 12.432 280 282 285 287 289

    8. Gantarangkeke 52,95 16.153 16.282 16.413 16.544 16.676 305 308 310 312 315

    Jumlah 395,83 179.905 181.344 182.795 184.257 185.731 455 458 462 465 469

    Sumber : Bappeda Bantaeng (diolah Pokja)

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    25/48

    2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah

    2.3.1. Pendapatan dan Belanja Daerah

    Dalam rangka peningkatan pelayanan riil kepada masyarakat, maka pemerintah pusat melaluipemberlakuan otonomi daerah telah memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah

    kabupaten/kota untuk melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Aplikasi darikewenangan tersebut akan tercermin dalam kebijakan penyusunan anggaran pendapatan danBelanja Daerah (APBD), dengan mengacu kepada undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangpemerintahan daerah dan undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuanganantara pusat dan daerah.

    Kondisi ini diharapkan dapat mendorong peningkatan peran serta masyarakat sekaligusmenumbuhkan prakarsa dan kreatifitasnya dalam pembangunan daerah. Dalam hal ini kedepan

    pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembangunan, baikdalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan pembangunan di setiap bidang dan aspek.Dengan demikian, masyarakat tidak lagi menjadi obyek pembangunan, tetapi sebaliknyadiharapkan dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan.

    Untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan realisasi pendapatan dan belanjaKabupaten Bantaeng selama 5 (Lima) Tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    26/48

    Tabel 2.15

    Rincian Penerimaan dan Pengeluaran APBD Kabupaten BantaengTahun 2007-2011(Juta Rupiah)

    No Realisasi AnggaranTahun Rata2 per-

    tumbuhan2007 2008 2009 2010 2011

    A Pendapatan (a.1 +a.2 +a.3) 301 949 330 337 367 619 371 535 468 513

    a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 12 030 14 680 11 816 16 406 19 468

    a.1.1 Pajak daerah 1 167 1 387 2 034 2 291 2 826

    a.1.2 Retribusi daerah 2 632 3 162 2 730 3 817 8 414

    a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 1 773 2 559 3 232 3 232 3 865

    a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 6 456 7 570 3 819 7 064 4 362

    a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 275 525 298 745 298 693 299 933 329 581

    a.2.1 Dana bagi hasil pajak 4 990 27 829 5 624 5 625 25 849

    a.2.2 Dana bagi hasil bukan pajak 23 923 - 20 15 27 982 1 700

    a.2.3 Dana alokasi umum 206 737 224 668 227 50 235 865 263 138

    a.2.4 Dana alokasi khusus 39 875 46 248 45 41 30 458 38 894

    a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 14 393 16 911 57 110 55 196 119 463

    a.3.1 Hibah 6 080 4 301 899 - -

    a.3.2 Dana darurat - - - - -

    a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 6 135 6 250 5 999 6 850 10 263

    a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 1 061 1 005 45 11 41 997 99 746

    a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya 1 116 5 354 5 096 6 349 9 453

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    27/48

    2.3.2. Belanja Sanitasi Daerah

    Berikut gambaran pendanaan sanitasi tingkat SKPD per-Sub Sektor dan perbandingannyaterhadap jumlah total belanja APBD serta hasil perhitungan belanja sanitasi per kapita pendudukKabupaten Bantaeng :

    Tabel 2.16Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per-Sub Sektor

    Kabupaten Bantaeng Tahun 2009-2013

    No SubsektorBelanja (Rp) Rata-

    rata2008 2009 2010 2011 20121 Air Limbah (1a+1b) 8.517.797 631.321 637.757 920.448 898.532 2.321.171

    1.a Dinas PU dan Kimpraswil 8.517.797 631.321 637.757 920.448 898.532 2.321.171

    1.b Bappedalda - - - - - -

    1.c Dinas Kesehatan - - - - - -

    1.d Bappeda - - - - - -2 Sampah (2a+2b) 1.451.812 1.323.084 1.584.224 1.693.521 2.511.241 1.712.776

    2.a Dinas PU dan Kimpraswil - - - - - -

    2.b Bappedalda 1.451.812 1.323.084 1.584.22 1.693.521 2.511.241 1.712.776

    2.c Dinas Kesehatan - - - - - -

    2.d Bappeda - - - - - -

    3 Drainase (3a+3b) 1.983.771 841.112 39.624 1.525.957 3.716.939 1.621.481

    3.a Dinas PU dan Kimpraswil 1.983.771 841.112 39.62 1.525.957 3.716.939 1.621.481

    3.b Bappedalda - - - - - -

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    28/48

    2.3.3. Peta Perekonomian Daerah

    Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat tergantung pada potensi dan sumberdayaalam yang tersedia serta bagaimana tingkat kemampuan daerah/wilayah tersebut untukmemanfaatkan dan mengembangkannya. Dalam mengembangkan potensi dan sumberdaya alamyang ada, berbagai langkah, upaya dan kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah serta pihakyang berkepentingan (stake holders) dalam pengelolaannya. Hal ini dinilai telah memberikan hasil,dimana dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten Bantaeng dari tahun ke tahunterus mengalami peningkatan, pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi sebesar 7,90% dan pada

    tahun 2011 meningkat menjadi 8,43%.

    Kabupaten Bantaeng jika dilihat dari struktur perekonomiannya yang telah mengalamipeningkatan, dipengaruhi oleh adanya sektor-sektor andalan yang memberikan konstribusi yangcukup besar dari tahun ke tahun. Adapun sektor -sektor yang dimaksud dengan melihat PDRBatas dasar harga berlaku (tahun 2011) antara lain; pertama sektor pertanian sebesar 1.070.533,36(49,1%), kedua sektor jasa-jasa sebesar 430.724,47 (19,8%) dan ketiga sektor perdagangan, hoteldan restoran sebesar 270.772,13 (12,4%). Keberhasilan yang telah dicapai di bidang pertanian,peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan menyebabkan sektor pertanian memberikankontribusi terbesar pada PDRB Kabupaten Bantaeng.

    Demikian halnya apabila dilihat dari konstribusi PDRB Bantaeng terhadap PDRB Sulawesi Selatanyang semakin meningkat, yaitu dari 1,61% di tahun 2010 menjadi 1,63% pada tahun 2011.

    Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng pada kurun waktu 2007-2008 mengalamipertumbuhan yang masih di bawah 7%. Pada kurun waktu tahun 2009-2011 pertumbuhanekonomi mengalami kenaikan yang cukup tinggi, diatas 7%, bahkan pada Tahun 2011 sebesar

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    29/48

    2.4. Tata Ruang Wilayah

    Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bantaeng berdasarkan visi dan misi pengembangan KabupatenBantaeng dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi ideal tata ruang wilayah KabupatenBantaeng yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun) adalah Mewujudkan KabupatenBantaeng yang aman, nyaman, produktif , dan berkelanjutan melalui pengembangan agrobisnis, minapolitan yang

    berbasis mitigasi bencana

    2.4.1. Rencana Pusat Layanan Kabupaten Bantaeng

    2.4.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

    a) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

    Ibukota-ibukota kabupaten yang tidak termasuk sebagai PKW atau dalam PKN

    Mamminasata menjadi PKL yang berfungsi sebagai pusat pengolahan dan ataupengumpulan barang yang melayani kabupaten dan beberapa kecamatankabupaten tetangga, sebagai simpul transportasi yang melayani kabupaten danbeberapa kecamatan kabupaten tetangga, sebagai jasa pemerintahan kabupaten;serta sebagai pusat pelayanan publik lainnya untuk kabupaten dan beberapakecamatan kabupaten tetangga.

    PKL di wilayah Sulsel adalah Malili, Masamba, Ratepao, Makale, Enrekang,

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    30/48

    KAB.BANTAENG 30

    Sumber : RTRW K abupaten Bantaeng 201 1

    Peta 2.10PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN BANTAENG

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    31/48

    2.4.2.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama

    Rencana Tata Ruang pada sistem ini meliputi; Rencana Pengembangan Sistem JaringanPrasarana Transportasi, Energi, Sumber Daya Air, Telekomunikasi, Prasarana Lainnya(meliputi pengelolaan TPA, Sanitasi, Ruang Terbuka Hijau), Drainase dan Air Limbah,serta Rencana Jalur Evakuasi.

    1. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

    a. Sumber-Sumber Air Baku Untuk Kegiatan Pemukiman Perkotaan Dan Jaringan Air

    Baku Wilayah

    Terpenuhinya penyediaan air bersih dari segi kuantitas dan kualitas adalahsangat penting untuk memungkinkan tingkat kesehatan masyarakat yang lebihbaik. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup untuk fasilitas sanitasi danuntuk keperluan sehari-hari lainnya yang layak, memungkinkan

    dilaksanakannya cara-cara hidup yang hygienis sehingga akan meningkatkantaraf kesehatan masyarakat pada umumnya.

    Sumber air untuk kebutuhan air bersih bersumber dari mata air pegunungandan air permukaan. Kebutuhan akan air bersih masyarakat baik domestikmaupun non domestik yang dilayani oleh PDAM berasal dari sumber mataair yang ada, seperti:

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    32/48

    Adapun wilayah sungai di wilayah Kabupaten Bantaeng terdapat beberapaaliran sungai besar dan kecil yang berfungsi sebagai pengendali banjir danberfungsi sebagai drainase.

    Pentingnya pengembangan sistem sumber daya air di Kabupaten Bantaengtidak boleh terlepas dari prinsip utama pengelolaan sumberdaya air adalahpengelolaan wilayah sungai yang meliputi:

    Pemeliharaan daerah hulu sungai melalui langkah-langkah pelestariankawasan, pengamanan kawasan penyangga, pelestarian dan pengamanansumber air, pencegahan erosi, serta pencegahan pencemaran air.

    Pengamanan daerah tengah sungai melalui langkah-langkah pelestarian air,pengembangan irigasi, penyediaan air baku, pelestarian air pada badansungai, dan pencegahan banjir.

    Pemeliharaan daerah hilir sungai melalui langkah-langkah pengembanganirigasi, penyediaan air baku, pengendalian banjir, pelaksanaan sistem

    drainase, pengendalian air bawah tanah, pencegahan pencemaran air, danpengamanan daerah pantai.

    2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

    a. Prasarana Pengelolaan Lingkungan (TPA Regional)

    Pelayanan sampah di Kabupaten Bantaeng baru mencakup sebagian kecil kota

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    33/48

    b. Prasarana Sistem Sanitasi

    Rencana Sistem Jaringan Sanitasi Wilayah Kabupaten Bantaeng dengan terbagiatas 3 jenis limbah yang pada umumnya terdapat dalam suatu wilayah, yaitulimbah cair rumah tangga, limbah cair rumah sakit, dan kawasan industry. Halini perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan pengawasan dalam pembuanganlimbah demi kesehatan dan keselamatan dari berbagai sumber penyakit darilimbah-limbah yang bersifat racun. Untuk itu rencana system jaringan sanitasiuntuk wilayah kabupaten Bantaeng, meliputi : Limbah cair rumah tangga, dengan system pengelolaan on site sanitation

    oleh masing-masing rumah tangga/kegiatan di tersebar di tiap Kecamatan,dan communal sanitation pada wilayah-wilayah padat penduduk diKecamatan Bantaeng;

    Limbah cair rumah sakit dengan menyediakan fasilitas dan peralatanpengelolaan limbah cair sendiri dan melakukan pengelolaan secara baik,melakukan monitoring dan pengawasan terhadap limbah cairnya ke badanair, dan pengolahan dan pemisahan limbah toksin dan non toksin.

    Limbah cair industry pada kawasan industri mengikuti standar baku

    pengelolaan limbah kawasan industryi.

    c. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

    Berdasarkan Peraturan menteri dalam negeri Nomor 1 tahun 2007 tentangPenataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, terdapat kebijakan akanketersediaan yang wajib setiap kabupaten/kota dalam memenuhi luas idealuntuk ruang terbuka hijau kawasan perkotaan (RTHKP).

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    34/48

    Rencana pengembangan diprioritaskan pada kawasan genangan denganmemperhatikan faktor kuantitatif genangan, seperti luas genangan, tinggi genangan,lama genangan. Demikian pula faktor kerusakan yang ditimbulkan akibatbanjir/genangan, gangguan ekonomi, seperti daerah pasar dan perdagangan,gangguan sosial, seperti rumah sakit dan fasilitas umum, gangguan kelancaran aruslalu lintas, seperti terganggunya lalu lintas jalan/kemacetan lalu lintas sertagangguan pemukiman penduduk dan kepadatannya.

    Rencana sistem jaringan drainase Kabupaten Bantaeng memprioritaskan padagangguan permukiman yang dapat menimbulkan genangan air hujan sehingga dapatmenyebabkan bencana banjir. Terdapat 3 kecamatan yang setiap tahunnyatergenang air hujan yaitu; Kecamatan Bantaeng, Kecamatan Bissappu danKecamatan Pajukukkang. Rencana sistem jaringan drainase untuk KecamatanBantaeng berfokus pada padatnya permukiman yang berada di pusat kotaBantaeng yang aliran air drainase akan bermuara pada laut flores.

    Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Drainase Wilayah Kabupaten, meliputi :

    Sistem drainase perkotaan, yang meliputi system drainase primer,sekunder,dan tersier;

    Sistem drainase primer dilakukan pada sungai-sungai utama yang terdapat diKabupaten Bantaeng yang bermuara langsung pada laut flores.

    Drainase sekunder dilakukan pembangunan sistem drainase pada daerahpermukiman perkotaan dan perdesaan yang rawan bencana banjir menujudrainase primer; dan

    Drainase tersier dilakukan pembangunan sistem drainase pada lingkungan

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    35/48

    2.4.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Bantaeng

    1. Rencana Ruang Pola Kawasan Lindung

    a. Kawasan Hutan Lindung

    Luas kawasan hutan yang terdapat di Kabupaten Bantaeng seluas 6.222 ha, dimanaterbagi atas 3 jenis fungsi hutan yaitu hutan lindung dengan persentase luas terbesardengan luas hutan seluas 2.773 ha, hutan produksi terbatas dengan luas 1.262 ha danhutan produksi dengan luas 2.187 ha. Kawasan hutan di Kabupaten bantaeng yangmemiliki luas hutan terbesar terdapat pada Kecamatan Ulu Ere dari jumlah kawasanhutan sebesar 3.658 ha dari jumlah luas hutan di Kabupaten Bantaeng seluas 6.222 ha.Untuk kawasan hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Bantaeng terdapat pada 3kecamatan dari 8 kecamatan yang memiliki kawasan hutan. Kecamatan tersebut adalahKecamatan Ulu ere, Kecamatan Tompobbulu dan Kecamatan Eremerasa. Luas hutanlindung terbanyak terdapat pada Kecamatan Ulu Ere dengan luas hutan seluas 2.057 ha ,kemudian Kecamatan Tompobulu dengan luas hutan seluas 704 ha dan luas terkecil padaKecamatan EreMerasa dengan luas hanya 14 ha

    b. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

    Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terdapatdi Kabupaten Bantaeng adalah : Kawasan hutan lindung berada di Kecamatan Ulu Ere, Tompobulu dan Eremerasa. Kawasan sempadan sungai berada di Sub-Daerah Aliran Sungai (Sub-DAS)

    Lantebong Kecamatan Bantaeng, sepanjang Sub-DAS Biangloe yang mengaliri 3

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    36/48

    3)

    Kawasan Sempadan Laut Khusus Untuk PelabuhanKawasan sempadan laut khusus pelabuhan di Kabupaten Bantaeng terdapat pada 2pelabuhan yang masing-masing berada di Kecamatan Bissappu dan KecamatanPajukukang dengan garis sempadan laut 150 - 300 meter dari pelabuhan sesuaidengan standar lebar sempadan pantai direktorat jendral penataan ruang.

    4) Kawasan Sempadan Laut Perdesaan

    Kawasan pantai perdesaan berada di 2 kecamatan yang memiliki permukimannelayan yaitu Kecamatan Bissappu dan Kecamatan Pajukukang dengan memilikisempadan pantai 50 - 150 meter dari pasang tertinggi sesuai dengan standar lebarsempadan pantai direktorat jendral penataan ruang.

    5) Sempadan Sungai

    Penentuan garis sempadan sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan sesuairancangan peraturan pemerintah dibedakan atas sungai besar dan sungai kecil. Garissempadan sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan, memanjangsungai sekurang-kurangnya berjarak 100 (seratus) meter dari tepi palung sungai.

    Garis sempadan sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan, memanjangsungai sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dari tepi palung sungai pada waktuditentukan.

    6) Kawasan Sekitar Mata Air

    Kawasan sekitar mata air yang terdapat di Kabupaten Bantaeng berupa kawasanaliran sungai yang dapat dialokasikan sebagai fungsi lindung dan budidaya. Kecamatanyang termasuk dalam pemanfaatan ruang kawasan sekitar aliran sungai adalah :

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    37/48

    KAB.BANTAENG 37

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng 20 11

    Peta 2.11PETA RAWAN BENCANA KABUPATEN BANTAENG

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    38/48

    2.

    Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

    a. Kawasan Hutan

    Luas kawasan hutan menurut fungsinya di Kabupaten Bantaeng yaitu pada tahun 1999luas kawasan hutan produksi biasa/tetap mencapai 2.187 ha, menurun pada tahun 2000menjadi 2.057 ha. Kemudian kembali lagi pada luas semula 2.187 ha pada tahun 2001,2002.dan 2003. Kemudian luas kawasan hutan produksi terbatas pada tahun 1999adalah 1.262 Ha, naik pada tahun selanjutnya menjadi 1.392 ha. Dan tiga tahunselanjutnya kembali menjadi 1.262 ha. Luas Hutan lindung cukup konstan dari tahun1999-2003 luasnya tetap 2.773 ha.

    Tabel 2.18.Luas Kawasan Hutan dan Persentase Hutan

    terhadap Luas Kabupaten Bantaeng Tahun 2011(luas dalam ha)

    No KecamatanHutan

    Lindung

    HutanProduksiTerbatas

    HutanProd.Biasa

    HutanRakyat

    HutanKota

    Jumlah

    1 Bantaeng - - 364 800 5 1.169

    2 Ulu Ere 2.057 843 758 1.200 2 4.860

    3 Sinoa - - 710 750 2 1.462

    4 Bissappu - - - 350 2 352

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    39/48

    2) Lahan Kering dan Hortikultura

    Tanaman holtikultura/buah-buahan merupakan produk andalan Kabupaten Bantaeng.Luas pertanaman buah-buahan di Kabupaten Bantaeng adalah 4.000 ha, denganproduksi 37.000 ton pertahun. Sentra produksi terdapat di Kecamatan Uluere,Sinoa dan Eremerasa.

    Tanaman buah/buahan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bantaeng adalahjeruk, langsat, manggis, nangka, durian, alvokat, sukun. Beberapa tanaman buah-buahan spesifik (anggur, apel dan strawberry) dapat dikembangkan sesuai dengankondisi biofisik pada beberapa kecamatan di Kabupaten Bantaeng.

    Rencana pengembangan kawasan pertanian tanaman lahan kering dikembangkan diwilayah kabupaten yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian panganlahan kering terutama di Kecamatan Bissappu, Sinoa, Bantaeng, Eremerasa.

    Tompobulu, Pajukukkang dan Gantarang Keke.

    Rencana pengembangan kawasan pertanian tanaman holtikultura dikembangkan di

    wilayah kabupaten memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian holtikulturaterutama di Kecamatan Ulu Ere, Eremerasa, Sinoa dan Tompobulu.

    3) Perkebunan

    Rencana pengembangan tanaman perkebunan kakao berada di kecamatan Bissappu,Bantang, Tompobulu, Uluere, Pajukukkang dan Eremerasa. Untuk rencanapengembangan tanaman perkebunan Kopi berada di Kecamatan Tompobulu, Uluere

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    40/48

    5) Pertambangan

    Sumber daya mineral/bahan galian di Kabupaten Bantaeng didominasi oleh bahangalian bangunan yang terdiri dari 8 bahan galian yaitu Pasir Besi, Batu Apung(Pumice), Andesit, Tufa, Lempung, Skoria, Batu Pasir, dan Sirtu. Lokasipenambangan tersebut tersebar dibeberapa wilayah sesuai dengan kondisi geologiKabupaten Bantaeng.

    6) Kawasan Industri

    Kawasan industri pengolahan yang bersifat umum diarahkan pembangunannyaterpadu dan berada di pusat kegiatan mempunyai aksesibilitas pelabuhan laut tinggi,seperti Kecamatan Pajukukang, yang diarahkan perencanaannya mengembangkankawasan terpadu agromarine, pelabuhan, industri, pergudangan dan perdagangandengan memanfaatkan lalu-lintas kapal-kapal di Selat Makassar. Kawasan industri initerutama diarahkan untuk mengolah barang-barang setengah jadi terutama hasilagroindustri dan agromarine rakyat yang disebar ke sentra-sentra produksi

    komoditas pertanian di perdesaan.

    7) Kawasan Pariwisata

    Kawasan peruntukan pariwisata jenis obyek wisata yang diusahakan dandikembangkan di kawasan peruntukan pariwisata dapat berupa wisata alam ataupunwisata sejarah dan konservasi budaya.

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    41/48

    Wisata Bahari;o Pantai Marina, di Desa Baruga Kec.Pajukukango Pantai Seruni, di Kel. Tappanjeng Kec.Bantaengo Pantai Lamalaka, di Kel.Lembang Kec.Bantaeng

    Wisata Agro;o Perkebunan Kopi di Desa Labbo, Pattaneteang dan Ereng-Ereng

    Kec.Tompobulu.o Perkebunan Hortikultura (Apel dan Strowbery) di Desa Bonto Marannu,

    Bonto Lojong Kec.Uluereo

    Perkebunan Bunga di Desa Bonto Marannu dan sekitarnya di Kec.Uluere.o Perkebunan Jeruk di Kec. Bissappu dan Kec. Pajukukang

    8) Kawasan Permukiman

    Permukiman perkotaan berorientasi pada pusat kota bantaeng dan daerahpengembangan permukiman di sekitar pusat kota terutama di Kecamatan Bantaeng,Bissappu dan Pajukukang. Sedangkan Rencana pengembangan permukiman

    perdesaan dengan melihat kondisi kegiatan agraris dengan bangunan yang mengarahke unsur budaya lokal Kabupaten Bantaeng berada pada kecamatan yang terletakbagian utara Kabupaten Bantaeng yaitu Kecamatan Ulu Ere, Eremerasa dan

    Tompobulu.

    9) Kawasan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

    Rencana pengembangan wilayah pesisir diprioritaskan pada kecamatan yang

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    42/48

    KAB.BANTAENG 42

    Peta 2.12PETA POLA RUANG KABUPATEN BANTAENG

    Sumber : RTRW Kabupaten Bantaeng 20 11

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    43/48

    2.4.3. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan rencana tata ruang yangdijabarkan ke dalam indikasi program utama penataan/pengembangan wilayah kabupaten dalam

    jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berfungsi: Sebagai acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman

    penataan/pengembangan wilayah kabupaten; Sebagai arahan untuk sektor dalam penyusunan program (besaran, lokasi, sumber pendanaan

    (instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan); Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan setiap jangka waktu 5 (lima) tahun; dan Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten disusun berdasarkan:

    Rencana struktur ruang dan pola ruang, Ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan, Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan, dan Prioritas pengembangan wilayah kabupaten dan pentahapan rencana pelaksanaan program

    sesuai dengan RPJPD.

    Kabupaten Bantaeng terdapat 4 (Empat) W ilayah yang berbatasan langsung dengan kabupatentetangga, sehingga perencanaan pada wilayah tersebut dituangkan dalam Arahan Pemanfaatan

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    44/48

    2.5. Sosial dan Budaya2.5.1. Pendidikan

    Potensi sumberdaya manusia (SDM) suatu daerah antara lain dapat dilihat dari jenjang pendidikantertinggi yang ditamatkan. Meningkatnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk berartisemakin meningkat pula kualitas sumberdaya manusia yang selanjutnya dapat dijadikan ukurankeberhasilan baik ditinjau dari sosial maupun ekonomi.

    Berdasarkan perolehan data (Kabupaten Bantaeng Dalam Angka 2011) dengan melihat tingkatpendidikan dengan usia 10 tahun ke atas dari total jumlah penduduk 178.477 jiwa/orang,didominasi oleh penduduk yang tidak bersekolah lagi yaitu sebanyak 45.849 orang (33,59%),penduduk yang tidak/belum pernah sekolah sebanyak 18.489 orang (13,54%), tingkat pendidikanSD/MI yaitu sebanyak 34.124 orang (25,00%), tingkat pendidikan SLTP sebanyak 15.708 orang(11,51%), SLTA sebanyak 14.399 orang (10,55%) dan tingkat perguruan tinggi sebanyak 7.945orang (5,82%).

    Keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan antar lain dapat dilihat dengan meningkatnyaAngka Partisipasai Sekolah (APS). APS ini adalah prosentase penduduk yang masih sekolahterhadap seluruh penduduk usia tersebut. Adapun APS di Kabupaten Bantaeng pada Tahun 2011masih dodominasi pada jenjang pendidikan SD/MI yaitu 90,91%, kemudian SMP/MTs 57,91% danSMA/SMK/MA 45,87%.

    Berdasarkan data tersebut diatas, salah satu faktor penunjang pendidikan di Kabupaten Bantaengadalah tersedianya dan terpenuhinya fasilitas pendidikan yang cukup serta memadai. Untuk lebih

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    45/48

    2.5.2. Pelayanan Kesehatan

    Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat disamping telah tersedianyaRumah Sakit Umum (RSU) yang terdapat di Ibukota kabupaten, juga terdapat 12Puskesmas/Pustu/PusKel yang tersebar di 8 (delapan) wilayah kecamatan (data tahun 2011).Disisi lain untuk menjangkau semua penduduk dalam wilayah kerja masing-masing yang agak sulitdilakukan Puskesmas, apalagi mengingat beberapa daerah memiliki kondisi geografis yang cukupsulit, maka tetap disiapkan fasilitas kesehatan lainnya yang setingkat dibawahnya yaitu PuskesmasPembantu (Pustu) dan Puskesmas keliling (PusKel). Jumlah Dokter Spesialis 8 Orang, DokterUmum sebanyak 26 orang, Dokter Gigi 13 Orang, Apoteker 4 Orang, Bidan 55 orang, Perawat51 Orang dan Apotik 8 buah.

    Tabel 2.20Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bantaeng Tahun 2011

    KecamatanRumahSakit

    RumahBersalin

    Puskesmas/Pustu/Pusling

    PosyanduKlinik/Balai

    Kesehatan

    PraktekDokter/Bidan

    Apotek

    Bissappu - - 2 32 1 21 3

    Uluere - - 1 20 - 7 -

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    46/48

    2.5.3. Kesejahteraan Sosial

    Dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat di kabupaten Bantaeng, keluarga yang masih perlumenjadi perhatian yaitu keluarga pra sejahtera dimana pada tahun 2011 dengan jumlah yangcukup signifikan yaitu mencapai hingga 15.329 KK dari 47.861 KK atau sekitar 32%. Untuk lebih

    jelasnya mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2.21Perkembangan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

    Kabupaten Bantaeng Tahun 2011

    KeluargaPra Sejahtera

    Keluarga Sejahtera

    I II III III+

    15.239 14.883 11.445 6.106 1.720

    Sumber : Bantaeng Dalam Angka, 2012

    Rumah tangga miskin di Kabupaten Bantaeng masih cukup besar jumlah/prosinya. Merekatersebar di desa/kelurahan, dengan sumber nafkah dominan dari pertanian. Masalah strategisterkait isu kemiskinan ini adalah penguasaan lahan rumah tangga tani yang semakin sempit dariwaktu ke waktu, disebabkan oleh system pewarisan yang sifatnya membagi unit-unit lahan antarpewaris serta terjadinya alih fungsi sejumlah lahan usahatani produktif. Kondisi ini menjadikan

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    47/48

    2.6. Kelembagaan Pemerintah DaerahBerdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 7 Tahun 2009 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantaeng Tahun 2008-2013, VisiPembangunan Kabupaten Bantaeng yaitu Wilayah Terkemuka Berbasis Desa MandiriBerdasarkan Nilai-Nilai Keagamaan dan Budaya Lokal.

    Dalam mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan misi sebagai berikut :

    1) Memfasilitasi pengembangan kapasitas setiap penduduk Bantaeng agar mampu meningkatkanproduktivitasnya secara berkesinambungan serta mampu menyalurkan pendapat dan aspirasinya padasemua bidang kehidupan secara bebas dan mandiri.

    2) Mendorong serta memfasilitasi tumbuh kembangnya kelembagaan masyarakat pada semua bidangkehidupan (agar mampu meningkatkan choice dan voice-nya) dengan memberikan perhatian utamakepada pembangunan perekonomian daerah yang memicu pertumbuhan kesempatan berusaha dankesempatan kerja.

    3) Mengembangkan daerah melalui pemanfaatan potensi dan sumberdaya kabupaten sedemikian rupa,sehingga secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi terhadap pencapaian sasaranpembangunan provinsi Sulawesi Selatan, serta berdampak positif terhadap pengembangan kawasansekitar.

    Dalam melaksanakan visi misi tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Bantaeng membagi tugas-tugastingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan :

    1) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara

  • 5/19/2018 Bab 2 Bps Bantaeng _upload 22 Mei 2013

    48/48

    KAB.BANTAENG 48

    Bagan 2.1STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

    BUPATI

    WAKIL BUPATI

    DPRD

    STAF AHLI SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD

    Asisten BidangPemerintahan

    Asisten BidangEkonomi & Pembangunan

    Asisten BidangAdministrasi

    Bagian Pemerintahan Umum

    Bagian Hukum

    Bagian Organisasi

    Bagian Adm Pembangunan

    Bagian Kesjht Rakyat

    Bagian Perekonomian

    Bagian Keuangan

    Bagian Humas dan Protokol

    Bagian Umum

    DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNISPERUSAHAAN DAERAH

    Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Dinas Kesehatan Dinas Koperasi dan UKM

    Dinas Perindag, Pertambangan dan Energi

    Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

    Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil Dinas Pertanian dan Peternakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan

    Dinas Perikanan dan Kelautan

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

    Pemerintahan Desa

    Badan Kepegawaian Daerah Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana Penyuluhan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

    Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas

    Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu

    Inspektorat

    Rumah Sakit Umum Daerah

    Satuan Polisi Pamong Praja

    Brigade Siaga Bencana

    Perusahaan Daerah Air Minum Badan Usaha Milik Daerah Lembaga Keuangan

    Usaha Lainnya

    KELURAHAN

    KECAMATAN