bab 10 (strategi konselor membantu siswa memahami konflik karir-pekerjaan dan keluarga dalam...

26
Bab X DIMENSI PSIKOLOGIS KESUKSESAN KARIR SISWA (STRATEGI KONSELOR MEMBANTU SISWA MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR) A. Pendahuluan Bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah/madrasah, yang implikasinya diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir sebagai makhluk berdimensi biopsikososiospritual (biologis, psikis, sosial dan spiritual. Tugas tersebut sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja, sementara itu masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik. Pengembangan kompetensi peserta didik selama belajar di sekolah sangat dipengaruhi dari system dan suasana belajar, peserta didik seringkali teralihkan perhatiannya pada kegiatan-kegiatan yang kadang-kadang kontra-produktif.

Upload: desi-susanti

Post on 12-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

Bab X

DIMENSI PSIKOLOGIS KESUKSESAN KARIR SISWA(STRATEGI KONSELOR MEMBANTU SISWA MEMAHAMI KONFLIK

KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR)

A. Pendahuluan Bimbingan dan konseling adalah bagian integral dari keseluruhan

program pendidikan di sekolah/madrasah, yang implikasinya diorientasikan

kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik yang

meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir sebagai makhluk berdimensi

biopsikososiospritual (biologis, psikis, sosial dan spiritual. Tugas tersebut

sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru,

konselor dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja, sementara itu

masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam

mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.

Pengembangan kompetensi peserta didik selama belajar di sekolah sangat

dipengaruhi dari system dan suasana belajar, peserta didik seringkali

teralihkan perhatiannya pada kegiatan-kegiatan yang kadang-kadang kontra-

produktif.

Peserta didik membutuhkan pelayanan bimbingan dan konseling yang

menyediakan berbagai fasilitas sebagai upaya proaktif dan sistematis bagi

siswa dalam rangka pencapaian kemandiriannya. Berkaitan dengan hal ini

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan tugas dari

fase perkembangan peserta didik. Salah satu aspek perkembangan tersebut

adalah peserta didik harus mampu memahami, mengenali, dan memiliki

wawasan perencanaan dan pengembangan karir di masa depan.

Aspek wawasan perencanaan dan pengembangan karir yang dibutuhkan

oleh peserta didik mempunyai sub-sub aspek diantaranya; teori-teori

Page 2: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

perkembangan karir, konflik-konflik perkembangan karir dan pekerjaan

termasuk di dalamnya konflik karir-pekerjaan dengan keluarga. Pemenuhan

kebutuhan aspek-aspek dan sub-sub aspek berkenaan dengan wawasan

perencanaan dan pengembangan karir mereka harapkan konselor akan

membawa kesuksesan dalam pemilihan, dan pengambilan keputusan dalam

perencanaan karir yang tepat sesuai dengan potensi pribadi, akademik,

peluang dunia kerja dan soaial kemasyarakatan secara optimal untuk

mencapai kemandirian dan kehidupan efektif sehari-hari.

1. Arah Kesuksesan Peserta Didik.

Melalui layanan bimbingan dan konseling peserta didik memperoleh

layanan untuk mencapai kesuksesannya, yaitu sukses akademik, dan nantinya

dapat mengembangkan karir dan kehidupan yang cukup baik dengan kata

lain peserta didik mencapai tri sukses yaitu sukses akademik, sukses

persiapan karir dan sukses sosial kemasyarakatan (Alizamar, 2009;2-3).

Sukses akademik peserta didik dituntuk untuk mencurahkan perhatian

sepenuhnya terhadap kegiatan belajar dan mengajar, sehinga keberhasilan

secara optimal dapat dapat diiluti, nilai-nilai yang tinggi dan tidak mengalami

kegagalan (tinggal kelas) lulus sesuai dengan waktu belajar dan peraturan

yang berlaku. Sukses persiapan karir peserta didik diarahkan dan menentukan

pilihan rencana karir dan pengembangan karir dalam kejuruan tertentu

melalui pilihan jurusan, pendidikan lanjutan maupun memasuki dunia kerja.

Sukses sosial kemasyarakatan selama masa studi dan juga setelah lulus nanti

peserta didik selalu berada di dalam suasana dan arus pergaulan dengan

sesama pelajar, warga sekolah/kampus, warga masyarakat pada umumnya,

suasana dan arus pergaulan penuh dengan warna warni aspek kehidupan dan

perkembangan/perubahan masyarakat bahkan arus globalisasi.

2. Perencanaan Karir

M. Surya 1984 dalam Suherman (2008) “Memandang bahwa

bimbingan karir sebenarnya merupakan salah satu jenis bimbingan

berdasarkan masalah yang dihadapi individu”. Karena dianggap betapa

esensialnya pelayanan tersebut di masa pada masa sekarang maka

1

Page 3: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

pelaksanaannya di sekolah mendapat penekanan tersendiri . Bimbingan karir

dipandang sebagai “Penampang“ bimbingan di sekolah maksudnya adalah

bimbingan karir merupakan suatu pelayanan bimbingan yang ditonjolkan dan

ditekankan pelaksanaannya. Hal ini dipertegas lagi oleh Conny Semiawan

(1990) “Memandang bimbingan karir sebagai focus dari profesi bimbingan

di sekolah”

Pada kesempatan lain M Surya (1988) mengungkapkan tujuan utama

bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang

diperlukan untuk memenuhi perjalanan hidup secara optimal ke arah yang

dipilihnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka maka pada dasarnya dual

hal pokok materi bimbingan karir yang diberikan konselor sekolah yaitu

informasi karir dan ketrampilan karir. Suherman (2008:37)

menggambarkan Materi informasi karir meliputi; pemahaman diri, nilai-nilai,

lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perencanaan dan pembuatan keputusan

serta kehidupan beragama. Materi ketrampilan; ketrampilan-ketrampilan

dalam pemahaman dan pengembangan diri, berhubungan dengan orang lain,

perencanaan dan penilaian pekerjaan, pembuatan keputusan , perencanaan

masa depan.

Materi-materi di atas perlu dikembangkan dan dikemas sesuai

kebutuhan peserta didik dan lingkungannya, yang mampu mengontrol prilaku

efektif dirinya sehingga bermakna bagi dirinya dan lingkungan dalam

menyusun suatu perencanaan karir teermasuk sekolah lanjutan dan pekerjaan

di masa mendatang. Dengan demikian tidak terbatas pada penggunaan buku

paket bimbingan karir yang telah disiapkan oleh pemerintah.

Konflik-konflik karir-pekerjaan dan keluarga secara jelas terimplisit di

dalam materi-materi di atas, dan hal tersebut sangat dimungkinkan

disampaikan untuk dipahami oleh peserta didik apabila konselor benar-benar

mengharapkan kesuksesan peserta didik dalam merencanakan karir-pekerjaan

di masa mendatang. Dengan memahami konflik tersebut peserta didik akan

lebih terampil mengembangkan diri dengan mempertimbangkan berbagai

konflik di atas dalam mengambil keputusan terhadap perencanaan karirnya.

2

Page 4: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

B. Konflik Karir-Pekerjaan dan Keluarga Merupakan Wawasan dan

Persiapan Karir

1. Konfik Karir-Pekerjaan dan Keluarga

Manusia memiliki dua kehidupan yaitu kehidupan pribadi dan

kehidupan dalam hubungannya dengan manusia lainnya. Pola hubungan

yang satu dengan yang lain dipengaruhi oleh banyak faktor misal teknologi,

transportasi dan perkembangan penduduk.

Kehidupan saat ini sering memunculkan persoalan-persoalan psikologis

bagi semua orang termasuk peserta didik di sekolah. Bagi mereka yang

terkena persoalan harus kepada siapakah mengadu, sementara para orang

tua, saudar dan family disibukan oleh pekerjaannya sendiri. Layanan

profesional memang ada, tetapi harus diimbangi dengan bayaran yang

mungkin dapat menjengkelkan, disamping anggapan bahwa yang

berkonsultasi adalah mereka yang dirundung banyak bermasalah dimata

orang lain. Konselor sekolah adalah sebagai orang yang tepat dapat

membantu kondisi siswa yang termasuk kelompok ini terutama sebagai

tindakan preventif, dan pengembangan.

Ganguan psikologis ini bukan tidak mungkin terjadi pada lingkungan

keluarga peserta didik, yang memunculkan konflik-konflik dalam

perencanaan karir-pekerjaan mereka. Keluarga tempat anak berorientasi;

dalam keluarga anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial.

Seorang anak (dalam keluarga) tidak selalu mengerti ragam nilai dan

harapan keluarga/orang tua. Ini mungkin terjadi karena orang tua bersikap

terlalu melindungi, menutupi konflik-konflik yang mereka alami berkaitan

dengan perannya sebagai pekerja dan orang tua. Ausubel (1958:368);

Melihat bahwa perlindungan berlebihan itu terjadi sebagai akibat rasa

cemas dan takut adanya bencana terhadap anak-anaknya mereka.

Berkaitan dengan konflik-konflik karir-pekerjaan dan keluarga dan

pengembangan karir digambarkan dalam sebuah artikel oleh Robecca Slan-

Jerusalim dan Charles. P Chen (2009); Menganalisa beberapa hasil riset

3

Page 5: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

tentang pengalaman kerja wanita berusia 25-35 tahun dan berupaya

menyediakan konseling karir untuk mencapai keseimbangan pekerjaan-

keluarga yang lebih baik. Konflik-konflik tersebut antara lain berkenaan

dengan;

a) Pergeseran keseimbangan peran utama antara pekerjaan dan

keluarga

b) Pertentangan peran pekerjaan dan keluarga antar daerah

c) Kompetisi/persaingan persyaratan-persyaratan kemampuan

multiperan

d) Kombinasi dari peran dan beban tangung jawab berlebihan dalam

pencapaian karir.

e) Perbedaan jenis kelamin (ideology gender), sikap-sikap dan

kepercayaan dalam mengkontribusikan peran dan pengaruh

pengalaman sikap-sikap terhadap konflik pekerjaan-keluarga

f) Perilaku, ketegangan dan waktu;

Waktu tingkat persaingan waktu yg dimiliki (contoh, waktu libur

untuk keluarga harus lembur), ketegangan satu peran

menghalangi melaksanakan kemampuan efektif peran lainnya

(tidak mampu berkonsentrasi pada pekerjaan khawatir anak

sedang sakit), perilaku persyaratan dari tingkah laku berdampak

pada harapan perilaku peran yang lain.

g) Pekerjaan dapat menghalangi keluarga (bekerja sering terlambat

menyiapkan makan malam) dan keluarga menghalangi pekerjaan

(pertemuan dengan keluarga dapat merintangi kinerja ditempat

kerja).

h) Penyesuaian kebijakan-kebijakan organisasi terhadap karyawan

i) Peran-peran kontras (menonjol)

Variabel-variabel demografi pemicu konflik-konflik ini menurur

Duxbury dan Higgins (2005) adalah; kekuatan partispasi pekerja wanita,

tingkat perceraian yang tinggi, peran dari orang tua tunggal dari

4

Page 6: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

kebanyakan keluarga, tanggung jawab suami istri dan kepedulian terhadap

anak serta orang tua, peran gender dalam konseptual tradisional. Varibel

pekerjaan adalah; kreasi globalisasi dari peningkatan penggunaan

teknologi, berbasis pengetahuan ekonomi, deregulasi-deregulasi dan

pekerjaan-pekerjaan berat dank keras.

Tidak dapat dipungkiri, pada dasarnya tiap individu manusia

mempunyai keunikan. Perbedaan-perbedaan itu memungkinkan

munculnya persoalan atau konflik dalam hubungan antar pekerja dalam

karir seseorang. Permasalahannya, mengubah seseorang individu agar

sesuai dengan orang lain tidaklah mudah. Meskipun hubungan sosial

peserta didik di sekolah atau dengan orang tua dalam perencanaan karir

mereka tidak segawat konflik kepentingan perebutan jabatan, tetapi

masalah ini tetap membutuhkan penangan serius, hal ini dimunkinkan

seolah-olah persoalan tidak ada, tetapi mengurangi produktivitas belajar

dan kerja. Secara mendalam permasalahan yang dihadapi karyawan

ditempat kerja ada pada ruang lingkup social-psikologis yang mungkin

dihadapi oleh peserta didik ketika ia kelak meniti karirnya. Untuk

menghindari atau paling tidak meminimalkan munculnya permasalahan

dalam diri peserta didik di masa depan, maka konselor harus memberikan

informasi berkenaan dengan konfik-konflik ditempat kerja sedini mungkin

sejak mereka masih berada dilingkungan sekolah dan perkuliahan. Hal

senada dikemukakan para karyawan ditempat kerja menghadapi berbagai

persoalan yang membutuhkan pemecahan. Para karyawan membutuhkan

informasi yang dikemas dengan ringkas, sekaligus mampu menjawab

paling tidak sebagian permasalahan yang mereka hadapi ditempat kerja

(Ino Yuwono, 2005).

2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karir

Karir seseorang tidak berkembang sendiri, karir seseorang akan

berkembang setidaknya karena dukungan lingkungan (iklim organisasi) di

satu sisi dan memiliki seperangkat kompetensi disisi lain. Seseorang yang

5

Page 7: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

menginginkan kesuksesan dalam karir dituntut memiliki pengetahuan dan

kemampuan mengenai faktor-faktor perkembangan karir. Pengenalan

terhadap faktor-faktor beserta peluang karir memberikan sejumlah harapan

baik bagi dirinya untuk memperbaik diri dan mengembangkan

kemampuannya melalui sejumlah pelatihan-pelatihan dan atau konseling.

Tiga faktor utama pengembangan karir menurut Dave E Redokopp;

1) Gumption mempunyai beberapa arti diantaranya inisiatif (sedang bekerja

beriniasiatif mendapatkan peluang yang lain), courage; keberanian,

keteguhan hati (saya memerlukan keberanian untuk mengutarakan

sesuatu dengan pimpinan), common sense; pikiran sehat (seseorang

dengan pikiran sehat akan mengetahui apa yang dia kerjakan). Gumption

menggambarkan kejadian yang sebenarnya pada diri seseorang yang

berhubungan dengan kualitas.

2) Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri yaitu kemampuan seseorang

untuk mengontrol dan mengerjakan sesuatu yang tidak datang secara

alamiah; untuk menentukan berbagai tindakan seseorang. Disiplin pada

sebagain masyarakat digambarkan sebagai control (control), tertib

(orderly) dan pengorbanan. Jika kepribadian anda secara alamiah tertib,

terorganisir bukan termasuk disiplin.

3) Withitness adalah mengetahui apa dan siapa yang akan melakukan

sesuatu setiap saat, maksudnya seseorang yang mempunyai withitness

berkemampuan untuk menyadari keberadaan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap dirinya. Ia juga biasa membaca lingkungan dan

isyarat-isyarat emosional, mengecek respon orang lain pada perilaku

mereka, mengetahui apa yang terjadi di dunia, menjaga ide-ide baru.

Mereka cukup yakin terhadap diri mereka sendiri, dapat melihat dengan

jelas kejadian di luar dirinya dan apa yang ada di dalam hatinya.

Keberadaan inisiatif, kreaktifitas diri, pengambilan resiko,

bergerak kearah belajar dengan nyaman dan memeberikan penguatan,

namun penambahan disiplin akan menjadikan percikan api meningkat

dan menumbuhkan motivasi, dan apabila tanpa kedalam berfikir munkin

6

Page 8: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

yang dilakukan dengan inisiatif dan disiplin mungkin akan hilang dan

menghambat perkembangan karir seseorang.

3. Persepektif Psikologi Kerja

Richardson (1993) menekankan bahwa konselor dan psikolog

harus mengembangkan paradigma mengenai makna, pemahaman dan peran

orang dalam bekerja dalam kehidupan dari persepektif psikologi. Psikologi

kerja adalah salah satu persepektif yang menciptakan kerangka konsep

inklusif yang meyakinkan bahwa kerja adalah komponen inti dalam

kehidupan dan mencoba untuk secara komprehenshif dengan penuh

pemahaman terhadap teori, hasil riset, dan praktik yang terjalin dengan

keadilan di masyarakat.

Persepektif psikologi kerja mengakui bahwa menempati tempat yang

signifikan dalam kehidupan manusia dan pengalaman kerja adalah relative

konstan dalam kehidupan kita. Dengan demikian ia menyatukan kehidupan

manusia melintasi waktu dan budaya. Kerja meliputi usaha, aktifitas dan

energy dalam memeberikan tugas dan menymbang keseluruhan

kesejahteraan ekonomi dan social dalam kebudayaan. Kerja tidak dibatasi

dengan hanya upah bagi pekerja. Karena itu persepektif psikologi kerja

mencari kerangka kerja untuk mengembangkan model inklusif dalam

praktik konseling/psikoterapi yang dapat menyediakan pelayanan bagi orang

untuk menyadari banyak pilihan dalam kehidupan dan mereka dapat

mencari pengetahuan baru yang dapat menginformasikan kepada public

untuk pendidikan, latihan , kebijakan dan masalah-masalah lainnya.

Persepektif psikologi menganjurkan pemahaman individu terhadap

dunia kerja yang merupakan konstruksi sosial dan kultural. Ini berarti

pengalaman kerja pada manusia melintasi dunia berbeda tergantung dari

konteks sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan.

C. Strategi Konselor dalam Mengelola Konflik-konflik Karir-Pekerjaan

dan Keluarga

7

Page 9: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

Dalam artikel tentang teori-teori perkembangan karir dan konflik

pekerjaan-keluarga Robecca Slan-Jerusalim dan Charles. P. Chen (2009)

menggunakan beberapa konsep utama dari Super’s (1990) yakni pendekatan

lingkungan hidup dari teori karir dan teori sosial (SCCT: Lent, Bron, &

Hacket, 2002) dengan menguji keseluruhan dan kesempurnaan pengalaman

karir seseorang dalam kehidupan dengan mengguji peran-peran penting dan

bagimana sifat keterlibatan alamiah tertentu dapat berubah. Contoh;

1) Beberapa orang menganggap penting penting peranan pekerjaan mereka

dan dapat bertukar dari waktu ke waktu (sebagai seorang anak tidak

tertarik bekerja, tetapi orang dewasa menganggap pekerjaan adalah pusat

pertukaran hidup)

2) Ada budaya yang telah menghargai pekerjaan sebagai suatu alat untuk

menghidupi salah satu keluarga, sedangkan kultur lain mempertimbangkan

karir sebagai konsep diri seseorang.

Peran bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi berbagai

kemampuan dan kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga sampai

pada kematangan karir secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan karir

sebagai berikut:

a) Peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan) karakteristik diri (minat,

nilai, kemampuan, dan ciriciri kepribadian) yang darinya peserta didik dapat

mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya,

b) Peserta didik memperoleh pemahaman terntang berbagai hal terkait dengan

dunia (karir-studi) yang akan dimasukinya seperti tingkat keuasan karir yang

ditawarkan, deskripsi tugas dalam berbagai bidang pekerjaan, pengeruh

perkembangan teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang

dapat diberikan dalam bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan

tuntutan kemampuan kerja dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa

depan

c) Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag

tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian

8

Page 10: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan

keterampilan (skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja tertentu,

d) Peserta didik mampu mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri,

merencanakan langkah-langkah konkrit untuk mewujudkan perencanaan

karir yang realistik bagi dirinya. Perencanaan karir yang realistik akan

meminimalkan faktor dan dampak negatif dan memaksimalkan faktor dan

dampak positif dari proses pemilihan karir, e) mampu menyesuaikan diri

dalam mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi optimal dalam karir

(studi dan kerja), Carney, 1987 dan Reihant, 1979 (dalam Fajar Santoadi,

2007).

Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk membantu siswa dalam

perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan keputusan yang

membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang ikan memberikan kepuasan

bagi dirinya dan lingkungannya.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai Bimbingan Karir,

terdapat beberapa persamaan. Persamaan tersebut antara lain:

1) Bantuan layanan

2) Individu, siswa, remaja

3) Masalah karir, pekerjaan, penyesuaian diri, persiapan diri, pengenalan diri,

pemahaman diri, dan pengenalan dunia kerja, perencanaan masa depan,

bentuk kehidupan yang diambil oleh individu yang bersangkutan.

Layanan Bimbingan Karir di sekolah dapat dibedakan dalam dua bentuk

yaitu secara individual dan secara kelompok. Layanan individual dapat

diberikan di dalam ruang bimbingan/ ruang konseling melalui layanan konseling

karir individu.

Lebih jauh dijelaskan secara rinci, sebagai gambaran yang harus dilakukan

konselor adalah ada pada buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan tersebut

mengenai isi bimbingan karier untuk sekolah sebagai berikut:

Isi bimbingan karier untuk kelas-kelas rendah:

(1) Mengenalkan perbedaan antar kawan sebaya;

9

Page 11: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

(2) Menggambarkan perkembangan diri siswa;

(3) Menjelaskan bahwa bekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan

tuntutan lingkungan;

(4) Mengenalkan ketrampilan yang dimiliki siswa;

(5) Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah;

(6) Menggambarkan kegiatan setelah tamat;

(7) Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan orang dewasa;

(8) Mengenalkan kegiatan-kegiatan yang menarik;

(9) Mengenalkan alasan orang memilih suatu pekerjaan, dan bahwa pilihan

itu masih dapat berubah;

(10) Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan dapat direncanakan sejak

sekarang;

(11) Mengenalkan bahwa seseorang dapat memiliki banyak peran;

(12) Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh minat dan

kecakapannya,

Isi bimbingan karier untuk kelas-kelas tinggi:

(1) Menjelaskan manfaat mencontoh orang-orang yang berhasil;

(2) Melatih siswa menggambarkan kehidupan di masa yang akan datang;

(3) Membimbing diskusi mengenai pekerjaan wanita dan pria;

(4) Menjelaskan jenis-jenis ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan

tertentu;

(5) Melatih siswa membayangkan hal-hal yang akan dilakukan pada usia

kira-kira 25 tahun kelak;

(6) Membimbing siswa tentang macam-macam gaya hidup dan

pengaruhnya;

(7) Menjelaskan tentang pengaruh nilai yang dianut dalam pengambilan

keputusan;

(8) Membimbing siswa untuk memperkirakan bahwa meneladan tokoh

panutan dapat mempengaruhi karier;

(9) Melatih siswa merencanakan pekerjaan apa yang cocok pada masa

dewasa;

10

Page 12: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

(10) Membimbing siswa berdiskusi tentang pengaruh pekerjaan orang

terhadap kehidupan anak;

(11) Melatih siswa melihat hubungan antara minat dan kemampuan;

(12) Mengenalkan bermacam-macam cara untuk menilai kemajuan prestasi;

(13) Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar.

Setelah memahami materi bimbingan karier yang harus diberikan di

sekolah, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu, tempat, teknik, dan

sistem penilaian Bimbingan Karier. Mengenai waktu pelaksaan bimbingan karier

dapat diintegrasikan dengan jam-jam pelajaran yang sudah ada, atau pun

menyediakan jam khusus untuk keperluan bimbingan karier ini. Untuk tingkat

sekolah kiranya lebih praktis jika bimbingan karier diintegrasikan dengan jam-jam

pelajaran yang tersedia. Jika cara ini yang dipilih, maka semua guru kelas dan

semua guru bidang studi sekaligus menjadi guru bimbingan karier. Dalam setiap

pelajaran yang diberikan, guru dapat menyelipkan berbagai macam hal yang

berkaitan dengan pekerjaan/jabatan/karier anak-anak di masa mendatang,

disesuaikan dengan tahap perkembangan karier anak. Kalau ada tenaga khusus

untuk Bimbingan Karier, maka penyediaan jam khusus akan sangat bermanfaat.

Tempat pelaksanaan bimbingan karier dapat di mana saja, misalnya di

dalam kelas, di luar ruangan, atau di tempat kerja yang sesuai dengan topik yang

yang dibahas. Penentuan tempat juga bergantung pada fasilitas yang dibutuhkan.

Jika dibutuhkan gambar-gambar, film, atau video, barangkali lebih cocok

menggunakan ruang audio visual kalau memang ada. Atau jika ingin

memperkenalkan pekerjaan di sektor industri, maka pabrik menjadi tempat yang

mungkin cocok.

Teknik pelaksanaan juga dapat bermacam-macam, secara kelompok atau

secara individual, tergantung dari kebutuhan dan tujuan. Dapat jiga dengan cara

alih tangan (referal), artinya minta bantuan orang lain yang ahli dalam bidangnya

untuk memberikan bimbingan karier. Demikian juga metode dan peralatan yang

dibutuhkan disesuaikan dengan topik pembicaraan dan tingkat perkembangan

anak.

11

Page 13: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

Sistem evaluasi untuk bimbingan karier dapat dilaksanakan dalam

berbagai cara, misalnya: (1) mengevaluasi apakah pelaksanaan Bimbingan Karier

sudah sesuai dengan yang direncanakan, (2) apakah tujuan tercapai, (3) apakah

terjadi perubahan dalam diri siswa, dan lain-lain.

Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan

manusia, maka perlu direncanakan secara matang. Program Bimbingan Karier

bertujuan untuk membantu anak dalam merencanakan karier di masa mendatang,

agar karier yang dipilih sungguh sesuai dengan bakat, minat, dan nilai-nilai yang

dijunjung tinggi. Jika orang memperoleh karier yang tepat, maka hidup orang

akhirnya akan bahagia. Dan kebahagiaan adalah tujuan hidup semua orang. Oleh

sebab itu bimbingan karier sejak usia dini merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari tugas pendidikan.

Materi bimbingan karier yang disebutkan di atas merupakan sekedar

panduan. Guru setempat dapat menggunakannya sebagai acuan yang tetap terbuka

untuk disesuaikan dengan situasi kondisi setempat. Sebaiknya contoh-contoh

diambil dari lingkungan sekitar yang kongkrit dan mudah ditangkap oleh siswa.

Materi bimbingan karier sebenarnya dapat disusun sendiri asalkan

mempertimbangkan fase-fase perkembangan karier seperti yang dirumuskan oleh

Ginzberg dan Donald Super.

Konseling karir dapat dimanfaatkan oleh setiap siswa yang secara khusus

mengalami hambatan dalam hal perencanaan dan pemilihan karir. Konseling karir

individual, lebih pada pertemuan profesional daripada pertemuan yang bersifat

rekreatif. Dalam proses konseling tanggung jawab keputusan akhir tetap berada

pada siswa/ klien (Gani, 1987). Sementara itu layanan bimbingan karir dengan

format kelompok dapat dilakukan di dalam kelas dan diluar kelas.

Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas antara lain: mendatangkan

nara sumber, diskusi kelompok, bimbingan kelompok, sosiodrama, atau kegiatan

yang melibatkan peran serta banyak kelas seperti hari karir. Guru pembimbing

dapat menggunakan buku paket yang telah ada pada saat memberikan materi

mengenai karir atau menggali lebih dalam dari sumber-sumber lain sehingga

wawasan siswa mengenai karir semakin luas. Kegiatan yang dilakukan diluar

12

Page 14: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

sekolah misalnya dengan mengadakan karya wisata atau mengunjungi Perguruan

Tinggi yang ada. Dengan pemberian informasi, diskusi kelompok, seminar, talk

show, tes bakat dan minat, mendatangkan narasumber yang berhasil dibidangnya

dan melalui media cetak seperti poster, phamphlet, brosur, siswa diarahkan untuk

memiliki pengetahuan yang memadai sebagai sebuah proses berfikir yang

komprehensif. Setelah informasi terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki

sikap dan pemahaman diri yang baik sehingga mampu membuat perencanaan

karir yang terarah.

Perencanaan karir yang terarah dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau

dengan bantuan guru pembimbing melalui konsleing individual. Sikap positif

siswa akan terbentuk melalui kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif sebagai

contoh guru pembimbing dapat melakukan bimbingan kelompok, konsleing

kelompok, kunjungan ke Perguruan Tinggi, dll. Siswa dengan konsep pemikiran

dan sikap yang positif memiliki keterampilan dalam membuat perencanaan karir

dan keputusan karir yang tepat untuk dirinya.

Selain itu menguji bagaimana individu bernegosiasi dengan peran-peran

mereka dengan menggunakan teori terbatas (Ashforth, Kreine & Fuate, 2000),

teori ini mengasumsikan bahwa ketika individu mencari sesuatu untuk

memperkecil kesukaran sama dengan peran transisi-transisi dan frekuensi dari

gangguan-gangguan peran tak diinginkan, karena mereka ingin memlihara

efisiensi dari berbagai peran mereka. Contoh seseorang melakukan bisnis

keluarga, boleh jadi setiap harinya ia diminta memainkan peran sebagai seorang

putrid (flexibelitasnya tinggi), seorang pengara membawa pulang pekerjaannya

harus, secara phisik ia di rumah hanya secara psikologis di tempat kerja. Sebagai

wanita adalah seorang ibu (sensitip, baikhati timbang rasa, dan sebagi pejabat

penanggung jawab (agresif, pemberi tugas, yang tidak mau mengampuni).

Peran bimbingan dan konseling karir sebagai pengintegrasi

berbagai kemampuan dan kemahiran intelektual dan keterampilan khusus hingga

sampai pada kematangan karir secara spesifik terumus dalam tujuan bimbingan

karir sebagai berikut: a) peserta didik dapat mengenal (mendeskripsikan)

karakteristik diri (minat, nilai, kemampuan, dan ciriciri kepribadian) yang darinya

13

Page 15: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

peserta didik dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan

dirinya, b) peserta didik memperoleh pemahaman terntang berbagai hal terkait

dengan dunia (karir-studi) yang akan dimasukinya seperti tingkat keuasan karir

yang ditawarkan, deskripsi tugas dalam berbagai bidang pekerjaan, pengeruh

perkembangan teknologi terhadap bidang kerja tertentu, kontribusi yang dapat

diberikan dalam bidang pekerjaan tertentu pada masyarakat, dan tuntutan

kemampuan kerja dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu di masa depan, c).

Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bidang pendidikan yag

tersedia yang relevan dengan berbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian

peserta didik memperoleh dan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan

(skill) yang dituntut oleh peran-peran kerja tertentu, d) peserta didik mampu

mengambil keputusan karir bagi dirinya sendiri, merencanakan langkah-langkah

konkrit untuk mewujudkan perencanaan karir yang realistik bagi dirinya.

Perencanaan karir yang realistik akan meminimalkan faktor dan dampak negatif

dan memaksimalkan faktor dan dampak positif dari proses pemilihan karir, e)

mampu menyesuaikan diri dalam mengimplementasikan pilihannya dan berfungsi

optimal dalam karir (studi dan kerja), Carney, 1987 dan Reihant, 1979 (dalam

Fajar Santoadi, 2007). Bimbingan Karir di sekolah diarahkan untuk membantu

siswa dalam perencanaan dan pengarahan kegiatan serta dalam pengambilan

keputusan yang membentuk pola karir tertentu dan pola hidup yang ikan

memberikan kepuasan bagi dirinya dan lingkungannya.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan mengenai Bimbingan Karir,

terdapat beberapa persamaan. Persamaan tersebut antara lain: 1) bantuan layanan,

2) individu, siswa, remaja, 3) masalah karir, pekerjaan, penyesuaian diri,

persiapan diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan pengenalan dunia kerja,

perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang diambil oleh individu yang

bersangkutan.

Setelah informasi terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki sikap

dan pemahaman diri yang baik sehingga mampu membuat perencanaan karir yang

terarah. Perencanaan karir yang terarah dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau

dengan bantuan guru pembimbing melalui konsleing individual. Sikap positif

14

Page 16: Bab 10 (STRATEGI KONSELOR  MEMBANTU SISWA  MEMAHAMI KONFLIK KARIR-PEKERJAAN DAN KELUARGA DALAM PERENCANAKAN KARIR).doc

siswa akan terbentuk melalui kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif sebagai

contoh guru pembimbing dapat melakukan bimbingan kelompok, konsleing

kelompok, kunjungan ke Perguruan Tinggi, dll. Siswa dengan konsep pemikiran

dan sikap yang positif memiliki keterampilan dalam membuat perencanaan karir

dan keputusan karir yang tepat untuk dirinya.

15