bab 1 sampai 5 desiminasi akhir

168
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus mempunya keterampilan dalam proses perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis di kelas dan mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. (Nursalam, 2011) Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada program pendidikan Ners. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan yang mendasar dalam upaya aktif untuk mensukseskan program pemerintah yang berwawasan luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut bisa dicapai apabila pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan

Upload: wwit-diana-roswita

Post on 07-Feb-2016

270 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

desiminasi

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu

mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu

keadaan dan situasi. Perawat harus mempunya keterampilan dalam proses

perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses

keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang

sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua

adalah ilmu teoritis di kelas dan mempunyai pengalaman praktik untuk

bekerja secara efektif dengan orang lain. (Nursalam, 2011)

Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan

intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini bisa

ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan

pada program pendidikan Ners. Dengan demikian, diharapkan terjadi

perubahan yang mendasar dalam upaya aktif untuk mensukseskan program

pemerintah yang berwawasan luas tentang profesi keperawatan. Perubahan

tersebut bisa dicapai apabila pendidikan tinggi keperawatan tersebut

dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program

pembangunan kesehatan seiring dengan perkembangan iptek bidang

kesehatan. Selan itu diperlukan juga proses pembelajaran , baik di institusi

pendidikan maupun pengalaman belaja klinik di rumah sakit dan komunitas.

(Nursalam, 2011)

Proses registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya

keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya pendidikan tinggi keperawatan

(D3 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya undang-undang no.23

Tahun 1992 dan Permenkes No.1239/2001. Dengan demikian, UU praktik

keperawatan di masa depan diharapkan adalah bentuk pengakuan adanya

kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan professional.

Page 2: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Pelaksanaan Permenkes No.1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan

persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini

disebabkan adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi : belum ada

pemahaman tenteng wujud dan batasan dari praktik keperawatan sebagai

praktik keperawatan professional dan jenis serta sifat praktik keperawatan

professional yang harus dikembangkan.

Untuk itu manajemen keperawatan di masa depan perlu mendapatkan

prioritas utama dalam pengembangan leperawatan. Hal ini berkaitan dengan

tuntutan profesi dan tuntutan globalbahwa setisp perkembangan dan

perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan

memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Perawat sebagai

profesi ang paling intens berinteraksi dengan pasien (24 jam sehari) memiliki

potensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memenuhi

berbagai macam kebutuhan pasien.

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah

suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan

asuhan keperawatan secara professional. Disini manajer keperawatan untuk

merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengevaluasi saranadan prasarana

yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien

mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat. ( Nursalam, 2011).

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai

satu metode pelaksanaa asuhan keperawatan secara professional, sehingga

diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses

keperawatan dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,

identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena

manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga

daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen

lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai sutau

tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan

2

Page 3: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari praktisi,

pasien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu

diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara

mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam

pemberian tugas mutu asuhan keperawatan yang berorientasi teknik, mungkin

akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan ang lebih holistik dan

ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupkan prosedur dan

teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu

asuhan.

Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi tren dalam

keperawatan Indonesia adalah asuhan keperawatan professional dengan

metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan

modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai

model keperawatan ini terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh

pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas

keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya dalam

mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan masalah politis dan pribadi

yang lebih terbuk, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih

bertanggung gugat secara professional terhadap tindakannya, maka kita telah

mendapatkannya. (Salvage, 1985).

SP2KP adalah system pemberian pelayanan keperawatan professional yang

merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan

Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara

perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya.

(Nursalam, 2011)

Konsep untuk SP2KP tim primer ini yaitu perawat primer sebagai perawat

professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,

pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan

terjamin. Perawat asosiet harus menghargai kepemimpinana supervisor atau

perawat primer. Peran kepala ruangan penting dalam model modifikasi tim

primer akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.

3

Page 4: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik

tentang manajemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan

dapat ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan

tingkat kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manajemen

keperawatan dan aplikasinya di lapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh

mahasiswa sebagai calon-calon perawat professional. Dasar dari penerapan

manajemen keperawatan ini adalah data-data yang diperoleh dari tatanan

ruangan yang kemudian dianalisa, dirumuskan masalah, dan selanjutnya

melanjutkan rencana strategi yang cocok untuk menumbuhkan Model Asuhan

Keperawatan SP2KP. Penerapan SP2KP ini meliputi beberapa hal antara lain:

1.1.1 Timbang terima

1.1.2 Pendokumentasian

1.1.3 Ronde keperawatan

1.1.4 Sentralisasi obat

1.1.5 Supervisi keperawatan

1.1.6 Penentuan model SP2KP yang diterapkan

Berdasarkan data yang ada dan dengan pertimbangan waktu dan tenaga, maka

dalam praktik manajemen keperawatan ini, kami mahasiswa/i Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program Profesi Ners A

periode tahun 2013/2014 kelompok 1 akan memfokuskan pada

pengaplikasian modelasuhan keperawatan SP2KP di ruangan Paru (Dahlia)

RSUD Uli Banjarmasin.

1.2 Strategi Pelaksanaan

1.2.1 Waktu Pelaksanaan

Stage manajemen keperawatan dilaksanakan sejak tanggal 01 Oktober

2014 s.d 01 November 2014.

4

Page 5: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

1.2.2 Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen

keperawatan dlaksanakan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin

Banjarmasin.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manajemen

keperawatan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan

pemahaman dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip manajemen

keperawatan dalam melaksanakan model Sistem Pemberian Pelayanan

Keperawatan Profesional (SP2KP).

1.3.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manajemen

keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:

1.3.2.1 Menjelaskan system pengorganisasian SP2KP.

1.3.2.2 Menjelaskan pengkajian data, identifikasi dan analisa data

dengan menggunakan pendekatan analisa SWOT(SP2KP,

supervise, timbang terima, pendokumentasian).

1.3.2.3 Merumuskan masalah berdasakan hasil analisa yang

didapatkan

1.3.2.4 Menetukan rencana strategi yang akan dlakukan unuk

menyelesaikan masalah yang ditemukan

1.3.2.5 Melaksanakan model pegorganisasian pelayanan

keperawatan dengan model SP2KP.

1.3.2.6 Melaksanakan kegiatan role play timbang teria, supervise,

sentralisasi obat dan ronde keperawatan sesuai dengan

konsep SP2KP

1.3.2.7 Melakukan evaluasi (struktur, proses, hasil)

5

Page 6: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

1.4 Praktikan

Pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan dilaksanakan

di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin oleh mahasiswa/i Sekolah

Tinggi Ilmi Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program profesi Ners A

periode tahun 2013/2014 kelompok 1 yang terdiri dari 15 orang anggota

yaitu:

1.4.1 M. Muyassar Wajdi, S. Kep

1.4.2 Moch. Rizqi Shubhi Rahmat., S. Kep

1.4.3 Ahmad Ghazali, S. Kep

1.4.4 Agis Mawarti S. Kep

1.4.5 Amalia Annazah, S. Kep

1.4.6 Aisyah, S. Kep

1.4.7 Nurdiana, S. Kep

1.4.8 Lysna Hilma, A S. Kep

1.4.9 Muhammad Zaini, S. Kep

1.4.10 Rubiyati, S. Kep

1.4.11 Siti Hadijah, S. Kep

1.4.12 Vary Citra R., S. Kep

1.4.13 Rissa Roswita, S. Kep

1.4.14 Nur Hidayanti, S. Kep

1.4.15 Irwan, S. Kep

1.5 Batasan Masalah

Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan pada penerapan fungsi-

fungsi manajemen dalam pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan di

Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin).

6

Page 7: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

1.6 Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan professional dengan model

SP2KP (Sistem Pemberi Pelayanan Keperawatan Profesional) yang

dilaksanakan oleh kelompok 1 program profesi Ners A STIKes

Muhammadiyah dilaksanakan sejak tanggal 01 Oktober 2014 s.d 01

November 2014.

1.7 Tempat Pelaksanaan

Adapun tempat pelaksanaan praktik manajemen keperawatan professional

dengan model SP2KP ini dilaksanakn di ruangan Paru (Dahlia) RSUD Ulin

Banjarmasin.

1.8 Pendanaan

Pendanaan dalam penyelenggaraan praktik manajemen ini murni bersumber

dari kelompok (mahasiswa/i).

7

Page 8: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

BAB 2

HASIL PENGKAJIAN

2.1 Profil / Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ulin

Rumah Sakit Ulin sebagi Rumah Sakit pusat rujukan di Kalimantan Selatan

sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan, mempunyai beberapa ruangan

yang menjadi ruangan percontohan ubtuk ruang lainnya yang menerapkan

sistem/ metode SP2KP. RSUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin mempunyai

visi,misi dan Moto yaitu :

2.1.1 Visi

2.1.1.1 Terwujudnya Rumah Sakit Berstandar Internasional Dan

Terpercaya Tahun 2015.

2.1.2 Misi :

2.1.2.1 Menjadi Rumah Sakit kelas A pendidikan

2.1.2.2 Meningkatkan mutu layanan dan keselamatan pasien melalui

akreditasi rumah sakit dan ISO.

2.1.2.3 Menjadi pusat rujukan medis spesialis, sub spesialis, dan pusat

pelayanan unggulan.

2.1.2.4 Menjadi pusat pendidikan, pelatihan, peneliti, dan penapisan

tekhnologi kesehatan.

2.1.2.5 Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin

dan

2.1.2.6 Meningkatkan prasarana pelayanan medik secara bertahap

sesuai standar dan master plan rumah sakit.

2.1.3 Moto

2.1.3.1 Sehat Prima

2.2 Profil /gambaran Umum Ruang Dahlia (Paru)

Ruang dahlia (paru) merupakan ruang perawatan khusus penyakit paru baik

penyakit paru menular maupun tidak menular yang ada di RSUD Ulin

8

Page 9: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Banjarmasin yang digunakan mahasiswa sebagai tempat pembelajaran praktik

manajemen keperawatan.

2.2.2 Ruangan dahlia ini dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Dinding Pagar

Sebelah Timur : Gedung Farmasi

Sebelah Selatan : Jalanan

Sebelah Barat : Tanah kosong (dimanfaatkan untuk tempat

berjemur pakaian pasien ).

2.2.3 Visi, Misi dan Moto Ruang Dahlia (Paru) Rumah Sakit Ulin

Banjarmasin yaitu :

2.2.3.1 Visi

Memberi Pelayanan Asuhan keperawatan dan pengobatan

dibidang penyakit paru untuk meningatkan derajat kesehatan

derajat kesehatan seluruh mayarakat secara optimal.

2.2.3.2 Misi

a. Memberikan pelayanan pengobatan dan asuhan

keperawatan dibidang penyakit paru yang nyaman dan

sesuai standar.

b. Memulihkan kesehatan dan meningkatkan produktivitas

kerja, mencegah kecacatan fisik dan mental.

c. Melaksanakan pendidikan dan penlitian sesuai prosedur

yang berlaku.

2.2.3.3 Falsafah

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, rasa

nyaman dan aman serta professional.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi

petugas.

2.2.3.4 Tujuan

Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal sesuai standar

rumah sakit Ulin Banjarmasin.

9

Page 10: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.2.3.4 Moto

Profesional Akhlak mulia Rapi Usaha Bersama.

10

Page 11: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

AULAKAMARDOKTER

WC

RUANG MDR 2RUANG OK PARU &

BRONKOSKOPY

KAMAR 3 KELAS 3 KHUSUS TB

KAMAR 1 KELAS 2 ASMA B/NON TB

RUANG KARU

RUANG DOKTER

KAMAR 6 KELAS 3 ASMA BRONKIAL

MUSHOLLA

RUANG MDR 1

R. PERAWAT

KAMAR 2 KELAS 2 KHUSUS TB

WC

WC

WC

WC

WC

WC

Gambar 2.1 Denah Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin

11

Page 12: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

KATIM IINanda Amarullah, S.Kep, Ns

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

KEPALA RUANGANMahdalena, S. Kep, Ns

ADMINISTRASI Hj. Nor Jamilah , AMG

KATIM IDian Handayani, S AMK

CLEANING SERVIS (Supianor)

PEKARYA (Murniyati)LOPER (Ahmad Fauzi)

ANGGOTA TIM IHelda Iriani S. Kep, NsAhmad Sapwan, AMK

Dian kartini, AMKNurul Istimah, AMKHary Muhardy, AMK

SUPERVISOR ASKEPMurjani,S. Kep, Ns

ANGGOTA TIM IIRoby Ansari S.Kep,NsSihnayati, S.Kep, NsTati Hartati, AMK

Ahmad Yusuf, AMKAbdul Rasyid, AMKZainal Hakim, AMK

KEPALA IRNA NON BEDAH

Gambar 2.2 Struktur Organisasi keperawatan ruangan dahlia (Paru) RSUD Ulin

Banjarmasin

STRUKTUR ORGANISASI

PELAYANAN KEPERAWATAN RUANG DAHLIA (PARU)

12

Page 13: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.3 M1 (Man/Pasien Dan Ketenagakerjaan)

Berdasarkan hasil data yang didapat di ruang Paru dari Januari s.d Juli 2014,

jumlah pasien dari bulan Januari s.d Juli 2014 sebanyak 933 orang. Adapun

daftar 10 penyakit terbanyak yang ada di ruang Paru terhitung mulai Januari-

Juli 2014 adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pasien

Table 2.1 Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Paru Mulai Januari-

Juli 2014

No Nama Penyakit Jumlah Kasus Peringkat1 TB Paru 221 12 CA Paru 132 23 Efusi Pleura 65 34 Pneumonia 65 45 Asma Bronkiale 50 56 LRTI 31 67 SOPT 28 78 Hemaptoe 27 89 Sepsis 24 910 PPOK 15 10

Sumber: Laporan bulan Januari s.d Juli 2014 ruang Paru RSUD Ulin

Banjarmasin

Gambar 2.3 Grafik 10 penyakit terbanyak di ruang Dahlia (Paru)

RSUD Ulin Banjarmasin mulai bulan Januari s.d Juli 2014

TB Paru

CA Paru

Efusi P

leura

Pnemonia

Asma B

ronkia

leLR

TISO

PT

Hemap

toeSe

psisPPOK

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Series3LowHigh

13

Page 14: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa penyakit terbanyak di

ruang Dahlia (Paru) RUSD Ulin Banjarmasin mulai Januari s.d Juli

2014 adalah TB Paru.

2.3.2 Mahasiswa Praktik

Mahasiswa yang berpraktik di Ruangan Dahlia (Paru) biasanya diikuti

oleh beberapa insitusi yang ada di Kalimantan Selatan. Adapun

institusi yang berpraktik sekarang diantaranya :

2.3.2.1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin

(Program Studi D3 Keperawatan). Adapun jumlah mahasiswa

yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 5 orang

dengan lama praktik 6 minggu, mulai dari tanggal 29

September s.d 10 November 2014.

2.3.2.2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia (Program Studi

S1 Keperawatan). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik

di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 16 orang dengan lama

praktik 7 minggu mulai dari bulan September s.d Oktober

2014.

2.3.2.3 PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) Universitas

Lambung Mangkurat. Adapun jumlah mahasiswa yang

berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 26 orang dengan

lama praktik 9 minggu mulai dari bulan Juli s.d Oktober

2014.

2.3.3 Data jumlah tenaga diruang Dahlia RSUD BLUD Ulin Banjarmasin.

2.3.3.1 Keperawatan

Tabel 2.2 Perawat di Ruang Dahlia ( Paru )

No

Nama PegawaiPendidikan Terakhir

Status Kepegawaian

Keterangan

1. Mahdalena, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS Ka. Ruangan2. Murjani, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS Supervisior3. Nanda Amrullah, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS KATIM II4. Helda Iriani, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS5. Zainal Hakim, AMK D III Keperawatan PNS

14

Page 15: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

6. Abdul Rasyid, AMK D III Keperawatan PNS7. Dian Handrayani, AMK D III Keperawatan PNS KATIM I8. Sihnayati, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan Non PNS9. Roby Anshari, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan Non PNS10 A Sapwan, AMK D III Keperawatan Non PNS11 Tati Hartati, AMK D III Keperawatan Non PNS12 Nurul Qotimah, AMK D III Keperawatan Non PNS13 Harry Muhardi, AMK D III Keperawatan Non PNS14 Ahmad Yusuf, AMK D III Keperawatan Non PNS15 Dian Kartini, AMK D III Keperawatan Non PNS

2.3.3.2 Non Keperawatan

Tabel 2.3 Tenaga non keperawatan

No Nama pegawaiPendidikan

terakhirStatus

KepegawaianKeterangan

1. Hj. Norjamilah, AMG D III Gizi PNS Admin2. Ahmad Fauzi SLTA BLUD Loper3. Murniyati - BLUD Pekarya4. Supiannoor - BLUD Tenaga CS

2.3.3.3 Klasifikasi Ketenagaan Ruang Dahlia :

a. Sarjana Keperawatan Ns : 6 orang

b. Diploma III Keperawatan : 9 orang

2.3.3.4 Klasifikasi Ketenagaan berdasarkan status kepegawaian

Ruang Dahlia.

a. PNS ( Perawat ) : 7 orang

b. BLUD ( Perawat ) : 8 orang

c. PNS ( Tenaga Administrasi ) : 1 orang

d. BLUD ( Pekarya dan Cleaning Service ) : 3 orang

2.3.3.5 Pelatihan yang pernah diikuti

Tabel 2.4 Pelatihan yang pernah diikuti tenaga perawat

No Nama Jenis Pelatihan1. Mahdalena, S.Kep,Ns -BCTLS

-DOTS TB-HIV TB-MDR TB

2. Murjani, S.Kep,Ns -BCTLS-Bronkkoscopy-DOTS TB-Fungsional Perawat-PPI

3. Tati Hartati, AMK -DOTS TB

15

Page 16: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

-EKG-3S3D3 HP

4. Dian Handrayani, AMK -PPI-Bronkoscopy

5. Helda Iriani, S.Kep,Ns -BCTLS-Supervisor-Asma Bronkhial

6. Nanda Amrullah, S.Kep.Ns -PPI-MDR TB-Asma Bronkhial

7. Akhmad Syafwan, AMK -EKG-3S3HP-Asma Bronkhial

8. Roby Anshari -Asma Bronkhial9. Nurul Qotimah -Asma Bronkhial10.

Harry Muhardi -Asma Bronkhial

11.

Dian Katrini -Asma Bronkhial

2.3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien

2.3.4.1 Nilai Standar Jumlah Perawat Pershift

Tabel 2.5 Nilai standar jumlah perawat pershift berdasarkan

klasifikasi pasien

Klasifikasi Pasien

Tingkat KetergantunganPagi Sore Malam

Total 0,36 0,36 0,20Parcial 0,27 0,15 0,10Minimal 0,17 0,14 0,07

2.3.4.2 Kebutuhan tenaga perawat diruang Dahlia ( Paru ) dari hasil

pengkajian tanggal 02 Oktober 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan

perawat pada tanggal 02 Oktober 2014 (Menurut

Rumus Douglas).

Klasifikasi Pasien

Jumlah Pasien

Pagi Sore Malam

Total 0 0 × 0,36 = 0 0 × 0,30 = 0

0 × 0,20 = 0

Partial 15 15 × 0,27 = 4,05

15 × 0,15 = 2,25

15 × 0,10 = 1,5

Minimal 0 0 × 0,17 = 0 0 × 0,14 = 0

0 × 0,07 = 0

Total 15 4,05 2,25 1,5

16

Page 17: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Berdasarkan table di atas, diketahui bahwa tingkat

ketergantungan pasien 15 orang adalah parsial care.

2.3.4.3 Daftar dinas shift dinas perawat Dahlia

Tabel 2.7 Daftar shift dinas perawat

TanggalJumlah Kebutuhan Tenaga

TotalP S M Izin Libur Lepas Malam

2 Oktober 2014 7 2 2 - 3 2 16

2.3.4.4 Analisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Dahlia ( Paru )

tanggal 02 Oktober 2014 dengan klasifikasi tingkat partial

total 15 orang.

a. Kebutuhan jam perawatan :

1. Jam perawatan langsung

Parsial = 3,08 jam × 15 orang = 46,2 jam = 2772

menit.

2. Jam perawatan tidak langsung

Partial = 35 menit × 15 orang = 8,75 jam = 525

menit.

3. Jam penyuluhan

Partial = 15 menit × 15 orang = 3,75 jam = 225

menit.

Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam 1 hari

untuk 15 orang klien adalah 3522 menit atau 58,7 jam.

Sedangkan total jam perawatan untuk 1 klien dalam 1

hari adalah menit 3,9 jam ( ±4 jam ).

2.3.4.5 Penentuan ruang Dahlia (Paru) berdasarkan jumlah klien

bulan Mei, Juni, Juli 2014 (pada saat ruangan dalam tahap

renovasi).

Mei = 393

Juni = 436

Juli = 363

17

Page 18: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

BOR Bulan Mei – Juli = Jumlah hari perawatan × 100%

Bad × Periode

= 1192 × 100%

26 ×92

= 1192 × 100%

2392

= 49,83 %

2.3.4.6 Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut Depkes :

Jumlah pasien : 15 orang

Tingkat ketergantungan berdasarkan jenis kasus :

Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / perhari :

Rata – rata jam perawatan / pasien / hari × jumlah pasien =

3,9 × 15 = 58,5

Jumlah kerja efektif pershift : 7 jam/ hari

Jumlah jam perawatan yang diperlukan adalah :

Jumlah keperawatan efektif = 58,5 = 8,35 = 8 jam / perhari

Jam kerja efektif pershift 7

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut PPNI’ 83

A × 52 (mg) × 7 (hr) (BOR × TT)

TP = + 25 %

41 minggu × 40 jam

Keterangan :

TP : Tenaga Perawat

A : Jumlah Jam Perawatan / 24 Jam

TT : Tempat Tidur

BOR : Bed Occupancy Rate

18

Page 19: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Tenaga Perawat di Dahlia

= 3,5 × 52 (minggu) × 7 (hari) (TT × BOR)

+ 25%

41 (minggu) × 40 (jam)

= 3,5 × 52 × 7 (26 × 49,83 %)

+ 25 %

41 × 40

= 1274x12,95

+ 25 %

1640

= 10,05 +0,25

= 10,3 ( 10 perawat )

Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut

lokakarya PPNI, jumlah tenaga perawat yang ada diruangan

Dahlia (Paru) sudah sesuai dengan standar yaitu berjumlah

10 orang.

2.3.4.7 Kebutuhan Perawat

Jadi, kebutuhan perawat dalam 1 hari adalah 8 orang. Pada

tanggal 2 Oktober 2014 jumlah perawat yang bertugas ialah

orang dengan rincian ;

a. Dinas pagi ada 7 orang

b. Dinas sore ada 2 orang

19

Jumlah jam perawatan 58,5 jam = 8,3 ( 8 perawat)

Jam kerja perawat perhari 7 Jam

Page 20: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

c. Dinas malam ada 2 orang

d. Libur ada 3 orang

e. Lepas dinas malam ada 2 orang

Jadi kebutuhan perawat sudah sesuai dengan kebutuhan

ruangan.

2.3.4.8 Pembagian Perawat / Shift

Jumlah perawat untuk masing-masing shift menurut Wastrler

(swansburg, 1996) merekomendasikan jaga pagi 47%, jaga

sore 35%, jaga malam 17%.

a. Pagi 47% × 8 orang = 3,7 orang = 4 orang

b. Sore 35% × 8 orang = 2,8 orang = 3 orang

c. Malam 17% × 8 orang = 1 orang

Dalam kondisi nyata di ruang Dahlia (Paru) sesuai hasil

Observasi, perhitungan tenaga sudah lebih dari standar

jumlah perawat. Disini hanya dinas sore yang kurang dari

standar jumlah perawat dan dinas malam sudah melebihi dari

standar perawat dan dinas malam sudah melebihi dari standar

perawat. Maka kekurangan ketenagaan tersebut terpenuhi

oleh mahasiswa yang sedang berpraktik diruang dahlia (paru)

pada tanggal 2 Oktober 2014 yaitu mahasiswa PSIK unlam

sebanyak 2 orang, STIK Sari Mulia 2 orang, STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi D3

Keperawatan 1 orang. Dari segi ketenagaan perawat di ruang

dahlia (paru) sudah cukup baik.

20

Page 21: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.3.5 Alur pasien Masuk dan Keluar

Gambar 2.4 Alur pasien masuk dan keluar

POLIKLINIK IGD RUANG KEPERAWATAN

TPPO

RUANG RAWAT INAP

PULANG SEMBUH

PULANG PAKSA

PINDAH RUANGAN

MENINGGAL

ADMINISTRASI

2.4 M2 (Money)

21

Page 22: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Dari hasil wawancara pada tanggal 01 Oktober 2014 dengan pihak

administrasi yang dahlia didapatkan hasil sebagian besar sumber pembiyaan

ruangan berasal dari keuntungan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) di bawah pengawasan provinsi Kalimantan Selatan.

Mayoritas pembiyaan pasien menggunakan BPJS (Badan Penyelengara

Jaminan Sosial) dan hanya sedikit pasien dengan status umum (biaya sendiri).

Anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS sudah diatur oleh

pihak pemerintah sedangkan pembayaran gaji non PNS diatur oleh pihak

rumah sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan BLUD

RSUD Ulin Banjarmasin. Sedangkan jasa pelayanan medik dan jasa intensif

diberikan sesuai dengan pelayanan, tingkat kedudukan dan golongan perawat

sendiri.

Untuk pemeliharaan ruangan sarana dan prasaran serta alat kesehatan

dilakukan bersama-sama oleh seluruh yang bekerja di ruangan paru.

Sedangkan perbaikan dan pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan)

ruang dahlia, alat kesehatan,fasilitas kesehatan bahan habis pakai biasanya

dilaporkan dahulu ke bagian IPS (Instalasi Pengadaan Sarana) sebelum

mendapatkan dana dari pemerintah karena harus melewati waktu dan proses

yang lama maka untuk sementara menggunakan dana pribadi oleh pihak

keuangan ruang dahlia yang nantinya akan kembalikan lagi dana pribadi

pihak keuangan ruang dahlia dengan dana yang diberikan oleh pemerintah

yang dikelola oleh Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

Prosedur barang dan jasa belanja langsung yang dananya bersumber dari

BLUD RSUD ULIN Banjarmasin didapatkan dengan jalur pengusulan

melalui pengantar dari kepala ruangan yang diserahkan ke IRNA non bedah

untuk selanjutnya diproses oleh bagian tata usaha dengan disposisi dari

direktur dan terakhir dengan disposisi bagian umum.

2.5 M3 (Material)

22

Page 23: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Ruang Dahlia (paru) terdiri dari 1 buah ruangan kepala ruangan yang

bergabung dengan ruangan administrasi, 1 buah kamar dokter muda, 1 buah

kamar perawat jaga, 1 buah ruang perawat jaga (nurse station), 2 buah kamar

MDRTB (Multi Drug Resisten Tubercolusis), 4 buah ruang perawatan kelas

3, 1 buah kamar tindakan, 1 buah ruang OK paru, 1 buah ruang pertemuan/

aula, 1 buah gudang, dan 9 buah WC. Saat ini ruang Dahlia (paru) sedang

dalam tahap renovasi ruangan (gudang).

2.5.1 Alat Tenun

Tabel 2.8 Daftar barang atau alat tenun yang terdapat di ruang Dahlia

(Paru) RSUD Ulin Banjarmasin.

No. Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal

1. Sprai 65 Baik 1:12. Sarung bantal 6\5 Baik 1:63. Selimut 10 2 Rusak 1:54. Perlak 10 Baik 1:55. Baju pasien 20 Baik 1:56. Baju tindakan 2 Baik 1:17. Duk fungsi WSD 2 Baik 1:1/38. Handuk besar 5 1 Rusak 1:39. Sarung O2 0 - 1:1/310. Taplak meja 7 Baik 1:3

2.5.2 Alat kesehatan / perawatan

Tabel 2.9 Daftar barang atau alat kesehatan / perawatan yang

terdapat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin

No. Nama Barang JumlahKeadaan

Baik RusakRusak Berat

1. Suction Pump 4 42. Suction Countinous Pump 3 2 13. Nebulizer ultrasonic 4 2 24. Nebulizer compresor 1 15. Spirometri 1 16. Broncoscopi set 1 17. Ekg 1 18. Infus pamp 4 49. Peakflow 1 110. Regulator 6 5 111. Ambubag 1 112. Lampu sorot 2 2

23

Page 24: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

13. Infra red 1 114. Lampu UV 1 115. Lampu X-Ray 2 216. Tensimeter duduk 2 1 117. Timbangan badan 2 1 118. Brangkar 1 119. Kursi roda 3 2 120. Stetoskop 3 2 121. Sterilisasi elektrik 1 122. Standar infus 30 15 10 523. Kereta O2 besar 4 424. Kereta O2 kecil 1 125. Saturasi O2 besar 1 126. Tong spatel 2 227. Tromol sedang 3 1 228. Tromol besar 1 129. Urinal 15 8 3 430. Pot sputum 3 331. Tabung O2 kecil 1 132. Irrigator 1 133. Pinset cirurgis 6 634. Nasal kanul 10 5 535. Masker O2 kanul 4 2 236. Klem anatomis 1 137. Klem lurus kecil 1 138. Korentang panjang 2 239. Bak instrumen besar 2 240. Bak instrumen sedang 2 241. Bak instrumen kecil 2 242. Bengkok 4 2 243. Klem lurus besar 1 144. Bed tindakan 2 245. Meja dressing 1 146. Meja untuk spirometri 1 147. Meja alat punksi 1 148. Gunting heacting 1 149. Gunting ujung tumpul 1 1

2.5.3 Alat rumah tangga

Tabel 2.10 Daftar barang atau alat rumah tangga yang terdapat di

Ruang Paru RSUD Ulin Banjarmasin

No. Nama barang JumlahKeadaan

Baik Rusak Rusak berat1. Jam dinding 5 2 32. AC kamar dokter 2 1 13. AC kamar tindakan 2 24. AC aula 3 2 15. Bak sampah 10 106. Bantal 10 107. Gayung mandi 10 10

24

Page 25: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

8. Kalkulator 1 19. Kursi kayu panjang 8 2 610. Kursi kerja putar 5 511. Kursi kerja lipat 17 1712. Kursi plastik 12 10 213. kipas angin dinding 5 2 314. Kipas angin

gantung5 1 4

15. Komputer billing 1 116. Komputer

administrasi3 1 1 1

17. Lemari arsip 1 118. Lemari alat besi 2 219. Lemari linen kayu 1 120. Lemari besi kamar

pasien25 10 10 5

21. Meja tulis 11 1122. Meja komputer 2 223. Meja resepsionis 1 124. Meja makan pasien 10 1025. Lampu emergency 3 326. Lampu senter 1 127. Meja kerja aula 6 628. Meja kerja dokter 4 2 229. Printer canon 2 1 130. Ranjang pasien 25 2531. Sampiran 5 4 132. Telepon 1 133. Kasur busa 30 26 434. Trolly tindakan 3 335. Rak piring 1 136. Televisi 1 137. Kulkas 1 138. Exhausefan 12 8 439. Kabel listrik gulung 5 2 340. Locker obat 2 1 141. Meja layar FOB 1 142. Lampu UV 1 143. Alat baca rontgen 1 144. Lemari es untuk

menyimpan obat1 1

45. Lemari kayu dan kaca

2 1 1

46. Rak sepatu 2 1 147. Keranjang status 1 1

Berdasarkan perhitungan linen ( alat tenun) menurut DEPKES yaitu

1:3 jumlah linen yang tersedia masih belum mencukupi. Jumlah linen

yang tersedia baru 65 buah, sedangkan hasil perhitungan dari 25

tempat tidur yaitu : 25x 3 = 75 buah jadi jumlah kekurangannya

25

Page 26: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

sejumlah 10 buah. Sudah terdapat poster ataupun pemberitahuan

tentang larangan anak anak untuk masuk ke ruang perawatan pasien

tetapi masih ada anak anak yang masuk keruangan pasien.

2.5.4 Prosedur tetap (SOP dan SAK)

2.5.4.1 Standar operasional prosedur (SOP) yang ada di ruang Dahlia

(Paru)

a. SOP Penerimaan pasien baru

b. SOP pasien keluar rawat inap

c. SOP pengaturan operan jaga

d. SOP pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur

e. SOP pemindahan pasien

f. SOP pengukuran tanda tanda vital

g. SOP pengukuran suhu tubuh

h. SOP pengelohan linen

i. SOP mengganti sprai pasien

j. SOP pemasangan infuse

k. SOP pemberian obat oral

l. SOP pemberian injeksi melalui intra vena

m. SOP pemberian injeksi intra vena lewat selang infuse

n. SOP pemberian obat intra muskuler (IM)

o. SOP pemberian injeksi intrakutan

p. SOP pemberian injeksi subkutan

q. SOP pemberian transfusi darah

r. SOP penanganan syok hypolemik

s. SOP pemasangan kateter pria

t. SOP pemasangan kateter wanita

u. SOP pemasangan NGT

v. SOP pemberian penyuluhan secara individu/ keluarga

w. SOP pengambilan dan penyediaan spesimen untuk

dikirim ke laboratorium bagi pasien rawat inap

26

Page 27: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

x. SOP pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar gula

darah sewaktu

y. SOP pemenuhan kebutuhan oksigen

z. SOP latihan nafas dalam

aa. SOP fisioterapi dada

bb. SOP postural drainage

cc. SOP inhalasi nebulizer

dd. SOP pengisapan lendir (suction)

ee. SOP batuk efektif

ff. SOP etika batuk dan bersin yang benar

gg. SOP aspirasi cairan pleura

hh. SOP pemasangan selang WSD

ii. SOP perawatan WSD

jj. SOP pleurodesis

kk. SOP bronkhoskopi

ll. SOP penggunaan alat EKG

mm. SOP spirometri

nn. SOP pemberian kompres hangat

oo. SOP pemberian kirbat esSOP pengambilan sputum BTA

pp. SOP penatalaksanaan pada pasien haemapto

qq. SOP melakukan asistensi pada tindakan torasentesis

rr. SOP mengkaji status oksigen dengan oksimetri nadi

ss. SOP suction

tt. SOP posisi fowler

uu. SOP posisi ortopnea

vv. SOP posisi trendelenburg

ww. SOP posisi telungkup (pronasi)

xx. SOP posisi lateral

2.5.4.2 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ada di ruang Dahlia

(Paru)

a. SAK kerusakan integritas jaringan lunak

27

Page 28: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

b. SAK koping individu tidak efektif

c. SAK kurang pengetahuan dan kebutuhan informasi

d. SAK kecemasan

e. SAK nyeri

f. SAK pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

g. SAK resiko tinggi penularan infeksi

h. SAK ketidakefektifan pola nafas

i. SAK gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari

j. SAK ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Ruang Dahlia sudah memiliki SOP berjumlah 51 buah dan SAK 10

buah.

2.6 M4 (Metode)

2.6.1 Metode Asuhan Keperawatan / SP2KP

Metode asuhan keperawatan yang di terapkan pada ruang dahlia

adalah metode sistem pemberian pelayanan keperawatan professional

(SP2KP). Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim.

Hasil observasi pada tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014

didapatkan bahwa model asuhan keperawatan di ruang dahlia

menggunakan SP2KP dengan model tim belum berjalan optimal, pada

pelaksanaannya di ruangan tidak sesuai dengan uraian tugas masing-

masing anggota tim, belum ada kejelasan yang tegas terhadap tugas,

peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, misalnya

supervisor merangkap sebagai perawat asosiatif sehingga tidak lagi

sebagai uraian perawat tim, pada dasarnya ketua tim sebagai perawat

profesional cukup mampu melakukan berbagai teknik kepemimpinan.

Ketua tim melakukan pembuatan perencanaan, penugasan, supervisi

28

Page 29: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

dan evaluasi. Ketua tim juga mengenal dan mengetahui kondisi pasien

dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.

2.6.2 Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru merupakan hal yang pertama dilakukan

perawat ruangan, baik pasien baru masuk maupun pasien yang berasal

dari ruangan lain, meliputi serangkaian perkenalan, persetujuan oleh

perawat terhadap pasien berdasarkan standart operasional. Hasil

angket yang dibagikan kepada 8 orang sample perawat di dapatkan

perawat yang menerima pasien dan memperkenalkan diri pada pasien

serta keluarga sebesar 87,5% % kadang-kadang dilakukan, perawat

yang bertugas saat menerima pasien baru memperkenalkan siapa

perawat yang bertanggung jawab (kepala ruangan, perawat yang

bertugas dll) sebesar 100% kadang-kadang dilakukan, perawat yang

bertugas menjelaskan tentang penyakit yang diderita, terapi yang

diberikan, anjuran atau larangan saat masuk ruangan sebesar 75%

dilakukan, pasien dan keluarga diperkenalkan oleh dokter dan tenaga

non keperawatan ( misal : tenaga administrasi, ahli gizi dll ) sebesar

62,5% dilakukan, pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang

(Fasilitas, jam berkunjung, pengunjung pasien, waktu makan, cara

pembayaran dan sentralisai obat) sebesar 100% dilakukan, pasien dan

keluarga diperkenalkan dengan lingkungan dan ruangan (dapur, kamar

mandi, ruang dokter, dan ruang perawat, depo obat) sebesar 75%

dilakukan, pasien diberikan anjuran untuk tidak membawa barang

berharga sebesar 62,5% dilakukan, perawat yang memperkenalkan

dengan pasien lain ( bila ada) sebesar 50% tidak pernah dilakukan,

keluarga diberikan penjelasan tentang resiko tertularnya penyakit bagi

keluarga atau kerabat yang berkunjung sebesar 75% selalu dilakukan,

perawat yang bertugas menyarankan untuk menggunakan masker atau

penutup hidung bagikeluarga/kerabat yang berkunjung sebesar 87,5%

dilakukan. Penjelasan tentang larangan membawa anak-anak masuk

29

Page 30: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

keruang perawatan selalu dilakukan namun kadang-kadang keluarga

pasien mengabaikan larangan tersebut.

2.6.3 Timbang Terima

Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift

dari malam ke pagi saja. Sedangkan pergantian shift dari pagi ke sore

dipimpin oleh ketua tim sebesar 87,5% dilakukan, timbang terima

dilaksanakan setiap pergantian shift sebesar 100% dilakukan,

pelaksanaan dimulai dari nurse station sebesar 75% dilakukan,

timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi pasien sebesar

75% kadang-kadang dilakukan, hal-hal yang sifatnya khusus dicatat

dan diserah terimakan pada perawat shift berikutnya sebesar 100%

dilakukan, perawat shift berikutnya validasi data sebesar 100%

dilakukan, perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/keluhan

yang dirasakan saat ini sebesar 100% dilakukan, waktu untuk

timbang terima tidak lebih dari 10 menit kecuali pasien kondisi khusus

sebesar 75% dilakukan, penyampaian dilakukan singkat dan jelas

sebesar 62,5% dilakukan, perawat menyebutkan identitas pasien 75%

dilakukan, perawat menyebutkan diagnosa medis sebesar 75%

dilakukan, perawat menyebutkan data objektif sebesar 87,5%

dilakukan, perawat menyebutkan data penunjang lain sebesar 87,5%

dilakukan, perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang

dilaksanakan sebesar 75% dilakukan, perawat menyebutkan intervensi

kolaboratif dan juga menyebutkan persiapkan yang perlu dilakukan

dalam kegiatan selanjutnya sebesar 87,5% dilakukan, perawat kembali

ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung

sebesar 75% dilakukan, perawat yang memimpin timbang terima

menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan

mendokumentasikan pelaksnaan timbang terima di buku laporan oleh

ketua tim sebesar 50% dilakukan dan 50% kadang-kadang dilakukan.

30

Page 31: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi

keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi

penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-

hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif

mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan pasien

saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan,

masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif

dan perkembangan pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah

dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul,

intervensi kolaboratif, dan perkembangan pasien saat itu. Mekanisme

laporan di kerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses

komunikaasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien

saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung

jawab perawat kepada pasien. Informasi yang disampaikan harus

akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan

dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikiuti

oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan

kunjungan langsung ke pasien untuk validasi data dan memantau

kondisi pasien secara langsung.

Hasil observasi tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014,

timbang terima diruang Dahlia dilakukan setiap pergantian shift

malam ke pagi (pukul 08.00 wita) yang diikuti oleh sebagian perawat

dan mahasiswa yang bertugas di masing-masing shift. Beberapa

kelebihan pelaksanaan timbang terima di Ruang Dahlia adalah

timbang terima dilaksanakan langsung oleh Kepala Ruangan. Isi

timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien, diagnosa medis

dan kondisi pasien. Untuk masalah keperawatan, intervensi yang telah

dan belum dilakukan sudah laporkan secara detail. Terapi yang

diberikan, dan tidak semua dicatat dalam buku timbang terima, dan

belum erdapat format khusus timbang terima yang memuadahkan

perawat untuk melakukan timbang terima.

31

Page 32: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas

tentang kebutuhan pasien terhadap apa yang sudah dilakukan dan

yang belum, serta respon pasien yang terjadi memang telah

dilaksanakan di Ruang Dahlia. Namun kegiatan perawat melakukan

timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan

menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien belum

dilaksanakan. Selain itu juga kegiatan timbang terima belum terjadwal

pasti, karena kadang hanya dilakukan oleh shift malam ke shift pagi

saja, serta pada hari libur kadang-kadang dilakukan.

2.6.4 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan

membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada

pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter,

ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus

kegiatan. Berdasarkan hasil kuesioner dari jumlah sampel 8 orang

perawat didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde

keperawatan kadang-kadang dilakukan di ruang Dahlia. Hasil

observasi tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014 sudah ada

dilakukan timbang terima antara kepala ruangan dengan perawat jaga

setiap pagi, namun belum tampak diskusi kasus secara mendalam

dalam bentuk ronde keperawatan. Pembahasan kasus secara

mendalam terkadang dilakukan berbarengan dengan jadwal dokter

visite. Berdasarkan kuesioner didapatkan bahwa hanya kadang-kadang

saja perawat primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data

demografi pasien. Selain itu, hanya kadang-kadang saja melaksanakan

ronde sesuai dengan prosedur pelaksanaan ronde keperawatan. Belum

ada jadwal kegiatan rutin pelaksanaan ronde keperawatan.

2.6.5 Sentralisasi Obat

32

Page 33: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Mengenai sentralisasi obat dengan responden perawat di ruang Dahlia

RSUD Ulin Banjarmasin di dapatkan bahwa keluarga/pasien

mendapatkan penjelasan kapan/bila mana obat tersebut akan habis

kadang-kadang dilakukan oleh perawat sebesar 50%. Saat pemberian

obat perawat menjelaskan macam-macam obat, kegunaan, jumlah

obat, dan efek samping kadang-kadang dilakukan sebesar 62,5%.

Sediaan obat yang ada dilanjutkannya di cek tiap pagi oleh perawat

shift yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku jadwal

pemberian obat kadang-kadang dilakukan sebesar 62,5%.

Hasil kuesioner, dari 8 orang responden perawat sebanyak 60%

pengadaan sentralisasi obat sudah dilakukan sesuai dengan SOP,

terbukti dengan adanya tempat khusus obat masing-masing pasien.

Sedangkan pelaksanaan proses sentralisasi belum dilaksanakan

dengan optimal, selama ini hanya ada buku pencatatan injeksi dan

oral. Adapun alur penerimaan obat yang dilakukan perewat untuk

meminta persetujuan dari pasien serta surat pernyataan persetujuan

dilakukannya sentralisasi obat belum ada format khususnya, belum

ada buku serah terima obat.

2.6.6 Discharge Planning

Mengenai Discharge Planning dari hasil angket yang diberikan kepada

responden yaitu perawat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin

Banjarmasin, pada pernyataan sebagian besar pasien yang dilakukan

healt education, setiap pasien yang diajarkan perawatan mandiri di

rumah, kepala ruangan/perawat melakukan Discharge Planning

setelah pasien melakukan pelunasan administrasi yaitu 80 %

dilakukan. Sedangkan pada pernyataan setiap pasien pulang atas

kemauan sendiri dilakukan dischere planning dan melaksanakan

discharge planning 20 %.

Dari hasil observasi pada saat pengkajian tanggal 02 Oktober 2014 s.d

04 Oktober 2014, perencanaan pulang sudah dilaksanakan. Dari 5

33

Page 34: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

orang pasien yang akan pulang sudah dilakukan Discharge Planning

oleh perawat di ruang Dahlia, dimana pasien diberiakn penjelasan

kapan waktu untuk kontrol ulang, dosis dan cara minum obat,

dianjurkan jangan sampai putus obat, dan sedikit tentang kondisi

penyakitnya. tetapi Discharge Planning masih dilakukan secara lisan

belum ada pendokumentasian. Brosur atau leflet tentang TB Paru

sudah ada diruangan tapi jarang diberikan ke pasien. Isi dari brosur

TB masih bersifat umum. Manajemen rumah sakit belum mempunyai

format khusus tentang Discharge Planning. Isi dari Discharge

Planning dapat membantu pasien pasca perawatan untuk dapat

menambah pengetahuan pasien dan keluarga karena meliputi

pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus di

minum (keteraturan minum obat) dan adanya leflet berguna bagi

pasien sebelum pulang sehingga nanti saat dirumah pasien bisa

melihat kembali leflet jika pasien lupa dengan informasi yang

diberikan perawat.

2.6.7 Supervisi

Dari hasil observasi yang dilakukan mahasiswa di dapatkan bahwa

supervisi ruangan dilakukan setiap hari oleh kepala ruangan dan

supervisor, di mana supervisi sering dilakukan secara in formal yaitu

oleh kepala ruangan maupun supervisor ruangan langsung ke Ketua

Tim atau pun perawat asosiatif yang berdinas dan telah dilakukan

pencatatannya.

2.7 M5 (Market)

2.7.1 Efiesiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI)

Tabel 2.11 Data Bulanan Ruang Dahlia

NO Bulan JumlahTT

Jumlah Hari perawatan

Jumlah Px. Keluar

Px. Meninggal<48 jam >48 jam

1 Januari 25 233 30 - 62 Februari 25 219 54 - 33 Maret 25 449 79 2 34 April 25 347 66 2 4

34

Page 35: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

5 Mei 25 393 68 4 56 Juni 25 436 90 1 107 Juli 25 363 76 1 11

2.7.2 BOR (Bed Occupancy Rate)

Adapun tingkat keefisiensian Ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin

Banjarmasin yang dihitung selama 3 bulan terakhir dari Mei, Juni, Juli

2014 adalah sebagai berikut:

Bulan Mei:

BOR (Bed Occupancy Rate)

393 X 100% = 37,8 %

775

Bulan Juni:

BOR (Bed Occupancy Rate)

436 X 100% = 38,1 %

750

Bulan Juli:

BOR (Bed Occupancy Rate)

363 X 100% = 46,7%

775

BOR 3 bulan ( Mei, Juni, Juli )

BOR (Bed Occupancy Rate)

1192 X 100% = 51,8%

2300

Dari hasil penghitungan selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014)

didapatkan hasil penghitungan BOR 51,8 % hasil ini kurang dari

standar normal yaitu 60-80 % dikarenakan ada renovasi ruangan

sehingga ada beberapa ruangan yang tidak bisa digunakan untuk rawat

inap.

2.7.3 LOS (Lengh Of Stay)

35

Page 36: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Adapun LOS yang didapatkan berdasarkan data laporan bulanan

Ruang Dahlia ( Paru) tahun 2014 yaitu pada 3 bulan ( mei, juni, juli)

dengan jumlah total hari perawatan selama 3 bulan, didapatkan LOS

dengan perhitungan sebagai berikut :

Bulan : Mei

393 = 5,1 hari = 5 hari

77 x 1

Bulan : Juni

436 = 4,3 hari = 4 hari

101 x 1

Bulan : Juli

363 = 4,1 hari = 4 hari

88 x 1

LOS 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ):

1192 = 4,4 hari = 4 hari

266 x 1

Dari hasil penghitungan selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014)

didapatkan hasil penghitungan LOS didapatkan hasil rata-rata hari

perawatan pasien di ruangan Paru ( Dahlia) adalah 4 hari. Hasil ini

tidak sesuai standar normal yaitu lama hari perawatan (depkes) 6-9

hari.

2.7.4 BTO (Bed Turn Over)

Adapun data BTO didapat berdasarkan data laporan bulanan Ruang

Dahlia (Paru) tahun 2014 bulan Mei, Juni, Juli yaitu didapatkan BTO,

dengan perhitungan sebagai berikut :

BTO 3 bulan ( Mei, Juni, Juli )

266 = 10,6 = 11x / Bulan

25

Dari hasil penghitungan BTO selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014)

didapakan hasil 11x/bulan, hasil ini melebihi dari standar BTO

36

Page 37: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

menurut Depkes yaitu 5x/bulan. Hal ini dikarenakan renovasi ruang

menyebabkan benyak tempat tidur yang kosong.

2.7.5 TOI (Trun Over Interval)

Adapun data TOI didapat berdasarkan data laporan tahun 2014 bulan

Mei, Juni, Juli, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 26 buah, jumlah

pasien, perhitungan sebagai berikut:

Bulan Mei:

= (26 x 31) - 393

77

= 5,3 = 5 hari

Bulan: Juni

= (26 x 30) – 436

101

= 3,4 = 3 hari

Bulan : Juli

= ( 26 x 31 ) – 363

88

=5 = 5 hari

Perhitungan TOI selama tiga bulan ( Mei, Juni, Juli )

= (26 x 92 ) – 1192

266

= 4,5 = 5 hari

Dari hasil penghitungan TOI selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli) 2014

didapatakan hasil 5 hari. Hasil ini melebihi dari nilai normal (depkes)

1-3 hari. Hal ini kemungkinan disebabkan karena data yang di hitung

37

Page 38: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

hanya 3 bulan terakhir saja, sehingga hasil dari perhitungan tidak

semuanya terdata.

2.7.6 GDR (Gross Death Rate) & NDR (Net Death Rate)

2.7.6.1 GDR (Gross Death Rate)

Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum

untuk setiap 1000 penderita keluar.

GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya/jumlah pasien keluar

(hidup atau mati) x 1000

Indikator untuk mengetahui angka kematian keseluruhan

(3bulan, Mei, Juni, Juli). Nilai standar < 45%.

= 6 x 1000 = 22,5%

266

2.7.6.5 NDR (Net Death Rate)

Menurut Depkes RI (2005) adalah kematian 48 jam setelah

dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini

memberikan gambaran mutu pelayanan di Rumah Sakit

Ruang Paru (Dahlia).

Nilai standar <25 %

= 26 x 1000 = 97,7 %

266

38

Jumlah pasien keluar mati > 48 jam

Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000

Jumlah pasien keluar mati < 48 jam

Jumlah pasien keluar hidup + matix 1000

Page 39: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.7.7 Hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen A,B,C)

2.7.7.1 Instrumen A (Penerapan Standar Asuhan Keperawatan)

Data didapatkan dari 10 rekam medik (status pasien) yang

telah dirawat di Ruang Dahlia.

Tabel. 2.12 Pengkajian

No Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

39

Page 40: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

1

2

3

4

Pengkajian

Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian

Data dikelompokan (bio-psiko-sosial-spiritual)

Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang

Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

0

0

0

0

0

0

0

0

75%

75%

75%

75%

SUB TOTAL 4 0 4 0 4 4 4 4

TOTAL 24PROSENTASE 75%

Tabel. 2.13 Diagnosa

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

40

Page 41: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

1

2

3

Diagnosa

Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

Diagnosa keperawatan mencerminkan FE/PES

Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensal

0

0

0

0

0

0

75%

75%

75%

SUB TOTAL 2 1 3 2 3 2 3 2

TOTAL 18

PROSENTASE 70%

Tabel 2.14 Rencana

No Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

Rencana

Merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang didapat saat pengkajianMenetapkan rencana keperawatan sesuai dengan prioritas

0

0

0

0

75%

75%

41

Page 42: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

masalah

SUB TOTAL 2 1 1 1 2 1 2 2TOTAL 10PROSENTASE 75%

Tabel 2.15 Tindakan

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

Implementasi

Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan

Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi

Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas

0

0

0

0

0

0

0

87,5%

50%

87,5%

87,5%

SUB TOTAL 4 3 3 3 3 4 3 2TOTAL 25PROSENTASE 78%

Tabel 2.16 Evaluasi

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

Evaluasi

Evaluasi mengacu pada tujuanMenetapkan rencana

Hasil evaluasi dicatat

0

0

0

0

62,5%

87,5%

SUB TOTAL 2 1 1 2 1 2 1 2TOTAL 12PROSENTASE 75%

42

Page 43: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Tabel 2.17 Catatan asuhan keperawatan

No Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien

Ket

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

Catatan Asuhan Keperawatan

Menulis pada format yang baku

Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan

Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar

Setiap melakukan tindakan/ kegiatan perawat mencantumkan paraf/ nama jelas dan tanggal jam dilakukannya tindakan

Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

75%

75%

62,5%

75%

87,5%

SUB TOTAL 4 4 3 3 3 4 4 5TOTAL 30PROSENTASE 75%

Tabel 2.18 Rekapitulasi hasil evaluasi penerapan SAK

(Instrumen A)

No. Aspek yang dinilai % Hasil

43

Page 44: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

1 Pengkajian 75

2. Diagnosa 75

3 Rencana 62,5

4 Tindakan 78

5 Evaluasi 75

6 Catatan keperawatan 75

Rata – rata 73,4

Dari hasil observasi pendokumentasian asuhan keperawatan

pada status 8 persen yang telah dirawat selama atau lebih

dari 2 hari didapatkan hasil data 73,4% sudah dicatatan dan

lengkap, tetapi ada sekitar 30 % yang belum lengkap.

2.7.8 Instrumen B (Kepuasan Pasien)

Tabel 2.19 Hasil Kuesioner Kepuasan Pasien Sebelum Dilakukan

Intervensi

No Pertanyaan Ya Tidak1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga 82,5 12,52. Apakah perawat melarang anda atau pengunjung

merokok diruangan62,5 37,5

3. Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda atau keluarga anda.

100 0

4. Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam hal makanan anda atau keluarga anda

37,5 62,5

5. Apakah perawat menyakan atau memperhatikan beberapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda dan keluarga habiskan.

25 75

6. Apabila anda atau keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya.

37,5 62,5

7. Pada saat anda dipasang infuse apakah perawat selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infuse.

100 0

8. Apabila anda dan keluarga mengalami kesulitan BAB apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayur, minum yang cukup dan banyak bergerak.

100 0

9. Pada saat perawat membantu anda dan keluarga waktu BAB atau BAK, apakah perawat memasang sampiran atau selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan.

75 25

10. Apakah ruangan tidur anda dan keluarga selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel tiap hari.

87,5 12,5

11. Apakah lantai kamar mandi / Wc selalu: bersih, tidak licin,tidak berbau, cukup terang.

62,5 37,5

44

Page 45: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

12. Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat.

37,5 62,5

13. Apakah anda atau keluarga anda dibantu oleh perawat, jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut.

37,5 62,5

14. Apakah alat-alat tenun seperti sprai, selimut, dan lain-lain diganti setiap kotor.

75 25

15. Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang bergerak, berbaring terlalu lama.

50 50

16. Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah sakit, apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit

62,5 37,5

17. Selama anda atau keluarga dalam perawatan, apakah perawat: memanggil nama dengan benar

87,5 12,5

18. Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun malam hari.

87,5 12,5

19. Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat segera member bantuan saat diperlukan.

100 0

20. Apakah perawat sopan dan ramah 100 021. Apakah selama anda atau keluarga anda mengetahui

perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas.

62,5 37,5

22. Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan.

75 25

23. Aspakah perawat selalu bersedia mendengarkan atau memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda.

100 0

24. Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan atau meminumkan obat.

50 50

25. Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawtan atayu pengobatan atau pemeriksaan lanjutan setelah anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang.

62,5 37,5

Kesimpulan dari pernyataan terbuka pada angket kepuasan pasien:

sebagian besar responden (75 %) mengatakan cukup puas dan merasa

senang dengan pelayanan yang diberikan diruang Dahlia.

Hasil evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan

keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin (Instrumen B)

yang dilakukan tanggal 2-4 Oktober 2014 pada 8 paien/keluarga

pasien yang telah dirawat inap lebih dari 2 hari, adalah: 72,5%

pasien/keluarga menyatakan mutu pelayanan di Ruang Dahlia sudah

45

Page 46: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

baik, tetapi masih ada beberapa item yang nilainya masih kurang

antara lain:

1) 12,5% perawat belum memperkenalkan diri kepada

pasien/keluarga pasien.

2) Baru 37,5% perawat yang menanyakan pantangan dalam hal

makanan pasien

3) Hanya 30 % perawat yang memperhatikan berapa jumlah makanan

dan minuman yang dihabiskan oleh pasien

4) Baru 37,5 % perawat yang membantu pasien dalam hal menyuapi

pasien

5) Baru 37,5% perawat yang membantu pasien dalam melakukan

proposal hygine pasien yaitu memandikan.

Keterangan

% Persepsi mutu askep = ∑ pernyataan Ya x 100%

∑ pernyataan Ya + Tidak

Nilai persepsi Mutu askep dinyatakan baik bila > 75%.

Persepsi mutu askep = 145 x 100% = 72,5%

145 + 55

2.7.9 Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)

2.7.9.1 Observasi Pelaksanaan Tindakan Memberikan Oksigen di

Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.20 Observasi Pelaksanaan Tindakan Memberikan

Oksigen

NOJENIS

KEGIATANASPEK YANG

DINILAIOBSERVASI1 2 3 4 5

1 Memberikan Oksigen

a. Kriteria Persiapan

1. Cek instruksi dokter (dosis dan cara pemberian)

1 1 1 1 1

2. Beri tanda dengan tulisan

0 0 0 0 0

3. Hubungkan tabung O2 dan Flowmeter

1 1 1 1 1

46

Page 47: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

4. Botol pelembab yang diisi dengan 2/3 air steril

1 1 1 1 1

5. Selang nasal canula atau masker

1 1 1 1 1

6. Memberikan penjelasan kepada pasien

1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan1. Cuci tangan 0 0 0 0 02. Mengatur posisi

pasien1 1 1 1 1

3. Membuka flowmeter dan mengukur dosis secara bertahap

1 1 1 1 1

4. Memasang selang kanula atau masker pada pasien

1 1 1 1 1

5. Memperhatikan reaksi pasien, pernapasan, dan nadi

1 1 1 1 1

6. Mencatat dalam lembaran catatan perawatan

1 1 1 1 1

7. Cuci tangan 1 1 1 1 1Sub Total 11 10 11 10 11Total 53Presentase 81,5%

PRESENTASE = TOTAL X 100% = 81,5 %

5 X ( 6 + 7 )

Nilai standar pelaksanaan tindakan keperawatan dinyatakan

baik bila > 75%.

2.7.9.2 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemasangan Infus di Ruang

Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.21 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemasangan

Infuse

NOJENIS KEGIATAN

ASPEK YANG DINILAIOBSERVASI1 2 3 4 5

47

Page 48: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2. Memasang Infus

a. Kriteria Persiapan1. Cuci tangan 0 1 1 1

2. Standar infuse 1 1 1 1 13. Cairan yang akan

diberikan1 1 1 1 1

4. Infus set 1 1 1 1 15. Kapas 1 1 1 1 16. Alkohol 70 % 1 1 1 1 17. Kasa steril 0 0 0 0 08. Gunting 1 1 1 1 19. Plester 1 1 1 1 110. Pengalas 1 1 1 1 111. Bengkok 1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan1. Cuci tangan 1 1 0 1 02. Pasien diberi

penjelasan1 1 1 1 1

3. Posisi pasien supinasi / terlentang

1 1 1 1 1

4. Siapkan area yang akan dipasang

1 1 1 1 1

5. Memeriksa ulang cairang yang diberikan

1 1 1 1 1

6. Keluarkan udara dari selang infuse

1 1 1 1 1

7. Menentukan area yang akan ditusuk

1 1 1 1 1

8. Pasang pengalas 0 0 0 0 09. Mendesinfeksi area

yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm

1 1 1 1 1

10. Menusuk jarum infuse pada vena yang telah ditentukan

1 1 1 1 1

11. Melakukan fiksasi 1 1 1 1 112. Menutup bagian yang

ditusuk dengan kasa steril

0 0 0 0 0

13. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan

1 1 1 1 1

14. Memperhatikan reaksi pasien

1 1 1 1 1

15. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan

0 0 0 0 0

16. Pasien dirapikan 1 1 1 1 117. Alat-alat dibereskan 1 1 1 1 118. Cuci tangan 1 1 1 1 1

Sub Total 25

23

25

23

25

48

Page 49: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Total 121Presentase 80%

2.7.9.3 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Transfusi di

Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.22 Observasi pelaksanaan tindakan pemberian

transfusi

NOJENIS KEGIATAN

ASPEK YANG DINILAI

OBSERVASI1 2 3 4 5

3 Memberikan Transfusi

a. Kriteria Persiapan1. Cek persetujuan

pasien / informed consent

1 1 1 1 1

2. Cek tanda-tanda vital

1 1 0 0 0

3. Kelengkapan transfuse set

1 1 1 1 1

4. Cairan NaCl 0,9 %

1 1 1 1 1

5. Darah yang akan diberikan sesuai denga kebutuhan

1 1 1 1 1

6. Kapas alkohol 70 %

1 1 1 1 1

7. Kasa steril 1 1 1 1 18. Gunting 1 1 1 1 19. Plester 1 1 1 1 110. Pengalas 1 1 1 1 111. Bengkok 1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan1. Cuci tangan 0 0 0 0 02. Memberikan

penjelasan pada pasien

1 1 1 1 1

3. Menyiapkan area yang akan ditusuk

1 1 1 1 1

4. Peneliti meneliti keadaan darah dan suhu sesuai dengan suhu tubuh normal

1 1 1 1 1

5. Cek selang label darah dengan formulir permintaan, nama pasien, golongan darah,

1 1 1 1 1

49

Page 50: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

dan nama tempat tidur

6. Memasang infuse dengan cairan NaCl 0,9 % sesuai dengan prosedur pemasangan infuse

1 1 1 1 1

7. Cek silang dengan teman sejawat sebelum darah dipasang

1 1 1 1 1

8. Memindahkan selang sesuai dengan kebutuhan

1 1 1 1 1

9. Memperhatikan reaksi pasien

1 1 1 1 1

10. Mencatat waktu pemberian, golongan darah, dan jumlah tetesan darah

0 0 0 0 0

11. Menghitung jumlah tetesan transfusi pada kantong

1 1 1 1 1

12. Alat-alat dibereskan

1 1 1 1 1

13. Cuci tangan 1 1 1 1 1Sub Total 21 22 21 22 21Total 107Presentase 85%

2.7.9.4 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Obat Melalui

Suntikan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.23 Observasi pelaksanaan tindakan pemberian obat

melalui suntikan

NO.JENIS KEGIATAN

ASPEK YANG DINILAI

OBSERVASI

1 2 3 4 5

50

Page 51: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

4. Memberikan Obat Melalui suntikan IV Perinfuse

a. Kriteria Persiapan

1. Spuit disposable sesuai kebutuhan

1 1 1 1 1

2. Kapas Alkohol 70%

1 1 1 1 1

3. Obat yang diberikan

1 1 1 1 1

4. Pasien diberi penjelasan

1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan

1. Cuci tangan 0 0 0 0 0

2. Memperhatikan prinsip Aseptik

1 1 1 1 1

3. Membaca Etiket Obat

1 1 1 1 1

4. Membaca Dosis Obat

1 1 1 1 1

5. Memasukkan Obat ke dalam spuit, kemudian udara dalam spuit dikeluarkan

1 1 1 1 1

6. Mengatur posisi pasien

1 1 1 1 1

7. Menentukan daerah yang akan disuntik

1 1 1 1 1

8. Mendesinfektan kulit yang akan disuntik sesuai dengan jenis suntikan

1 1 1 1 1

9. Memasukkan obat sesuai dengan teknik penyuntikan1

1 1 1 1 1

10. Melakukan aspirasi

1 1 1 1 1

11. Memasukkan obat secara perlahan-lahan

1 1 1 1 1

12. Memperhatikan 1 1 1 1 1

51

Page 52: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

respon pasien

13. Mencabut jarum perlahan-lahan

1 1 1 1 1

14. Mendesinfeksi kulit dengan kapas alcohol

1 1 1 1 1

15. Mencatat respon pasien dan pemberian obat

1 1 1 1 1

16. Mencuci tangan 1 1 1 1 1

19 19 19 19 19

Sub Total 95

Total 90,4%

Presentase

2.7.9.5 Observasi Pelaksanaan Tindakan Mengukur Tekanan Darah

di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.24 Observasi pelaksanaan tindakan mengukur

tekanan darah

NO.JENIS KEGIATAN

ASPEK YANG DINILAI

OBSERVASI1 2 3 4 5

5. Mengukur Tekanan Darah

a. Kriteria Persiapan1. Tensimeter 1 1 1 1 1

2. Stetoskop 1 1 1 1 1

3. Buku Catatan 1 1 1 1 1

4. Pasien diberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan

1 1 1 1 1

b. Kriteria Pelaksanaan

1. Cuci tangan 0 0 0 0 0

2. Lengan baju pasien dibuka atau digulung

1 1 1 1 1

3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar

1 1 1 1 1

52

Page 53: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar

4. Pompa tensimeter dipasang

1 1 1 1 1

5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut

1 1 1 1 1

6. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air turun perlahan-lahan, sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama / systole dan terakhir / diastole

1 1 1 1 1

7. Respon pasien dicatat

1 1 1 1 1

8. Pasien dan alat dirapikan

1 1 1 1 1

9. Mencuci tangan 1 1 1 1 1

Sub Total 12 12 12 12 12

Total 60

Presentase 92,3%

2.7.9.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan

Keperawatan (Standar VI) di Ruang Dahlia ( Paru ) RSUD

Ulin Banjarmasin

Tabel 2.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan

Tindakan

53

Page 54: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Keperawatan ( Standar VI )

No Aspek yang dinilai Hasil (%)

1 Memberikan Oksigen 81,5%

2 Memasang Infus 80%

3 Memberikan Transfusi 85%

4 Memberikan obat suntikan IV perinfus 90,4%

5 Mengukur tekanan darah 92,3%

Total (%) 81,1%

Berdasarkan data rekapitulasi hasil evaluasi pada pengkajian

instrumen C di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin

didapatkan hasil bahwa sebagian besar tindakan keperwatan

sudah dilakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional

Prosedur), tetapi ada beberapa persiapan alat dan pelaksanaan

tindakan yang belum sesuai dengan SOP yaitu:

a. Belum memberi tanda dengan tulisan di tabung oksigen

beberapa jumlah oksigen yang diberikan ke pasien

b. Saat pelaksanaan pemasangan oksigen, pemasangan infus,

pemberian suntikan intra vena, pemberian transfusi,

mengukur suhu, tekanan darah belum melakukan cuci

tangan

c. Belum mempersiapkan kasa steril dan juga pengalas saat

persiapan pemasangan infus maupun tindakan lainnya.

2.7.9.7 Kepuasan Kerja Karyawan

Tabel 2.26 Kepuasan kerja karyawan

No PertanyaanJawaban

STS TS S SSBudaya Organisasi1. Rumah Sakit

memberikan penghargaan kepada perawat

0 0 7 1

2. Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada perawat untuk memberikan ide demi

0 1 6 1

54

Page 55: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

kemajuan pelayanan

3. Sejak bekerja dirumah sakit ini semangat kerja dan produktivitas saya semakin baik

0 0 8 0

4. Pengembangan karir perawat dirumah sakit ini tidak jelas

1 0 7 0

5. Saya merasakan ketenangan dalam bekerja di tempat ini

0 0 7 1

6. Rumah Sakit memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan

1 0 7 0

7. Rumah Sakit memperhatikan kesejahteraan perawat

0 4 4 0

Total (%) 23,57%

58,93%

4682,14%

35,36%

Kepemimpinan8 Atasan

menuntut saya bekerja sesuai dengan standar

0 0 7 1

9 Atasan saya dapat mengatasi masalah yang terjadi di ruangan

0 0 7 1

10 Atasan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan gagasan dalam memberikan asuhan keperawatan

0 0 7 1

55

Page 56: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

11 Pendelegasian yang dilakukan kepada staf sesuai kompetensi yang dimiliki

0 0 7 1

12 Atasan memberikan masukan setelah melakukan penilaian terhadap pekerjaan yang saya lakukan

0 0 7 1

13 Atasan mengawasi setiap tindakan yang dilakukan staf

0 0 7 1

14 Sebelum menetapkan keputusan, atasan saya biasanya meminta masukan dari bawahan

0 0 5 3

Total (%) 00%

00%

4783,93%

916,07%

Komunikasi15 Sesama

perawat saling berkomunikasi dengan baik dalam melakukan pekerjaan

0 1 5 2

16 Saya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja

0 0 5 3

17 Teman sesama perawat saling membantu dalam melakukan pekerjaan

0 0 7 1

18 Diantara sesama perawat ada saling keterbukaan

0 5 3 0

19 Atasan saya memperlakuka

0 0 7 1

56

Page 57: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

n bawahan bukan sebaagai bawahan tetapi sebgai seorang rekan

20 Pola komunikasi yang terjadi di unit kerja saya umumnya terbuka

0 0 7 1

21 Saya tidak dapat mengungkapkan pendapat saya tentang keputusan yang dikeluarkan oleh atasan

1 5 2 0

Total (%) 11,78%

1119,64%

3664,28%

814,28%

Ativitas Kerja22 Saya

melakukan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas

0 0 6 2

23 Saya melakukan tugas sesuai dengan rencana

0 0 7 1

24 Saya bekerja sesuai dengan kompetensi yang saya miliki

0 0 6 2

25 Pekerjaan saya penuh dengan tantangan yang menarik

0 0 7 1

26 Samangat kerja saya tergolong tinggi

0 0 7 1

27 Saya menyenangi pekerjaan yang saya lakukan saat ini

0 0 6 2

28 Saya melakukan pekerjaan dengan

0 0 8 0

57

Page 58: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

sungguh-sungguh

29 Saya menunggu dengan tidak sabar, kapan tibanya saat cuti

0 5 2 1

Total (%) 00%

57,81%

4976,56%

1015,62%

30 Gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya

4 1 3 0

31 Gaji yang saya terima sesuai dengan harapan saya

5 1 2 0

32 Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan hidup

0 5 3 0

33 Rekan-rekan kerja saya umumnya puas dengan gaji yang mereka peroleh saat ini

6 0 2 0

34 Di rumah sakit ini, perawat yang bekerja lebih keras memang memperoleh insentif yang memadai

1 4 2 1

Total (%) 1640%

1127,5%

1230%

12,5%

Rekapitulasi Hasil kuesioner kepuasan perawat yang

didapatkan dari 8 orang sampel yang bekerja di Ruang Dahlia

(Paru) RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.27 Rekapitulasi Hasil kuesioner kepuasan perawat

No Jawaban (%) Total

58

Page 59: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Pernyataan STS TS S SS

1Budaya

Organisasi3,57%

3,57%

82,14%

5,36%

100%

2 Kepemimpnan 0% 0%83,93

%16,07

%100%

3 Komunikasi1,78%

19,64%

64,28%

14,28%

100%

4 Aktivitas Kerja 0%7,81%

76,56%

15,62%

100%

5 Kompensasi 40%27,5%

30% 2,5% 100%

2.7.9.8 Indikator mutu pelayanan dengan keselamatan pasien.

Observasi Keselamatan pasien (Patien Safety) dilakukan

selama 3 hari dari tanggal 2 – 4 Oktober dengan melihat 6

indikator angka kejadian :

Tabel 2.28 6 Indikator Keselamatan pasien (Patien Safety)

No Keselamatan Pasien JumlahKejadian

1 Decubitus 02 Kesalahan pemberian obat oleh

perawat0

3 Pasien jatuh 04 Cidera restrain 05 Infeksi Nasokomial 06 Flebitis 0

Berdasaran hasil observasi selama 3 hari, dari 6 indikator

Tidak terjadi decubitus,kesalahan pemberian obat, pasien

jatuh, cidera restrain, infeksi nasokomial, dan flebitis.

2.8 Analisis SWOT

Terlampir

2.9 Analisa Data

Data pengkajian data diatas, dilakukan analisa dengan menggunakan metode

analisa SWOT.

2.9.1 M1 (Man)

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

59

Page 60: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN) Jumlah tenaga

perawat di Ruang Dahlia sudah mencukupi yaitu 13 orang.

Jenis ketenagaan perawat yang mencukupi sesuai dengan tingkat pendidikan S.1 keperawatan 6 orang, D3 keperawatan 9 orang.

Adanya tenaga non keperawatan

Beban kerja tidak terlalu berat

70% perawat memperkenalkan diri kepada pasien atau keluarga

90% perawat di ruang dahlia sopan dan ramah.

70% perawat mengatakan setuju Rs memberikan penghargaan kepada perawat berprestasi.

Semangat kerja dan produktivitas meningkat

90% perawat memiliki semagat yang tinggi

Kurang tegasnya perawat terhadap pengunjung yang membawa anak-anak masuk keruang perawatan pasien

Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal pada pasien.

Adanya mahasiswa praktik manajemen dan mahasiswa praktik lainnya.

Adanya kerjasama yang baik antara pihak klinik dan akademik

Adanya kesempatan dalam mengikuti pendidikan lanjutan

Adanya tenaga non keperawatan

Persaingan antar institusi pelayanan kesehatan

Tuntutan pelayanan yang tinggi dari masyarakat

Tingginya kesadaran hukum pelayanan kesehatan dari masyarakat.

2.9.2 M2 (Money)

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Dana operasional ruangan diperoleh dari rumah sakit

Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari rumah sakit

Mayoritas pembiayaan pasien menggunakan BPJS (Badan Penyelenggara

Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana.

Pendanaan BLUD, APBN, APBD

RBA terjadwal 1 tahun sebelumnya

Dana emergency untuk alokasi dana emergency.

Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional dengan harga terjangkau

Alokasi dana untuk penunjang

60

Page 61: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Jaminan Sosial) kesehatan belum optimal

2.9.3 M3 (Material)

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Tersedianya gedung yang kondusif dan sarana umum (meja, kursi lemari)

Tersedianya sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan.

Sebagian besar perawat diruangan mampu menggunakan sarana dan prasarana yang ada

90% pasien dan keluarga pasien menyatakan bila alat-alat tenun seperti sprei, dll diganti setiap kotor

Memiliki nurse station (dihapus)

Memiliki dokumen SOP dan SAK

Tersedianya alat medis sesuai dengan standar dan kebutuhan dan dalam kondisi yang baik

Sebagian besar perawat belum mencuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan

Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan baik namun ada beberapa yang belum mencukupi sesuai standar ruangan seperti kebutuhan sprei/laken

Belum tersedianya perlak kecil untuk melakukan tindakan keperawatan

Belum adanya tanda dengan tulisan pada tabung oksigen tentang jumlah oksigen yang diberikan

Adanya kesempatan untuk perbaikan dan alat-alat yang tidak layak pakai

Pendanaan BLUD, APBN, APBD

Adanya ruangan operasi (OK kecil) di ruang Dahlia

Adanya peningkatan harga alat-alat medis

Adanya tuntunan masyarakat yang tinggi terhadap ketersediaan alat-alat yang memadai.

2.9.4 M4 (Metode)

2.9.4.1 Penerapan Model SP2KP

61

Page 62: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Adanya visi dan misi ruangan yang bisa dijadikan acuan dalam bekerja.

Penggunaan SP2KP diruangan.

Adanya SOP dan SAK di Ruangan.

Penilaian kepuasan pelayanan yang cukup baik.

Sudah ada model SP2KP yang digunakan, namun peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan SP2KP belum optimal

Model SP2KP hanya terimplementasi pada pagi hari

Belum semua perawat yang berada di Ruang Dahlia paham tentang SP2KP.

Adanya mahasiswa praktik manajemen keperawatan.

Adanya kerjasama yang baik antara pihak rumah sakit dengan akademik.

Adanya kerjasama yang baik dengan PKMRS

Pelatihan tentang manajemen SP2KP.

Adanya tuntutan pelayanan yang tinggi dari masyarakat.

Tingginya kesadaran masyarakat terhadap status kesehatan.

Persaingan antara institusi pelayanan kesehatan.

2.9.4.2 Timbang Terima

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi.

Adanya laporan masing-masing shif jaga.

Merupakan kegiatan rutin setiap pagi.

Adanya kemauan melaksanakan timbang terima.

Timbang terima dilakukan pada pergantian shift malam ke pagi, shift pagi ke siang, dan shift siang ke malam.

Timbang terima dilakukan di nurse station hanya kadang-kadang saja ke kamar pasien.

Isi timbang terima lebih terfokus kepada tindakan kolaboratif/medis hanya sebagai yang berfokus pada masalah keperawatan

Adanya mahasiswa yang praktik di Ruang Dahlia.

Adanya kerjasama yang baik dari perawat dan mahasiswa ners stage manajemen.

Tuntutan mendapatkan pelayanan lebih baik oleh pasien dari perawat yang melayaninya

Meningkatnya kesadaran terhadap tanggung gugat dan tanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien/keluarga.

2.9.4.3 Ronde Keperawatan

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

62

Page 63: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

(KEKUATAN) (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN) Ruang Dahlia

memiliki standart pelayanan minimal (SPM)

Masalah keperawatan terbanyak di Dahlia adalah masalah sistem respirasi yang kemungkinan besar bisa diadakan ronde keperawatan.

Manfaat dilakukan ronde keperawatan adalah meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi renpra dan menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah klien.

SDM : Staf tenaga perawat Dahlia terdapat 6 orang lulusan S1 Keperawatan dan 9 orang lulusan D3 Keperawatan.

Ronde keperawatan belum berjalan dengan optimal

Belum ada jadwal rutin pelaksanaan ronde keperawatan.

Tersedianya kesempatan untuk melaksanakan ronde keperawatan saat ada mahasiswa praktik stage manajemen.

Adanya kerjasama yang baik antara perawat rumah sakit dengan mahasiswa S1 Keperawatan.

Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan semakin tinggi.

Persaingan dalam pemberian pelayanan kesehatan semakin kuat.

2.9.4.4 Sentralisasi Obat

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan sentralisasi obat

Kepala ruangan mendukung proses sentralisasi obat

Adanya kemauan dalam sentralisasi

Adanya format buku untuk sentralisasi obat

Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal

Belum adanya format persetujuan sentralisasi obat bagi pasien

Belum adanya buku serah terima obat dari keluarga kepada perawat setelah obat diambil daro depo farmasi.

Adanya mahasiswa praktik manajemen

Adanya kerjasama yang bak antara perawat dan mahasiswa

Adanya rencana mahasiswa praktik manajemen mengadakan sentralisasi obat

Tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang professional

Belum terjalinnya kepercayaan pasien dalam pengelolaan sentralisasi obat

63

Page 64: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.9.4.5 Dokumentasi Keperawatan

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Tersedianya sarana penunjang administrasi untuk tenaga kesehatan

Tersedianya format pengkajian persistem

Adanya format untuk masalah keperawatan dalam bentuk chek list

Adanya kemauan dalam pendokumentasian keperawatan

Ada sebagian status pasien yang belum lengkap pendokumentasianya

Ada sebagian tindakan keperawatan yang belum terdokumentasikan

Belum adanya pelatihan secara khusus tentang pendokumentasian keperawatan.

Sebagian perawat kurang kesadaran untuk melengkapi identitas dokumentasi (penandatanganan)

Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antara perawat, dokter, ahli gizi, dan mahasiswa

Adanya mahasiswa S1 kep praktik manajemen untuk mengembangkan system pendokumentasian

Adanya mahasiswa praktik klinik keperawatan yang dapat dijadikan rujukan perkembangan konsep dan asuhan keperawatan Kesempatan

mengikuti pendidikan lanjutan bagi perawat ruangan

Akreditasi RS terhadap system pendokumentasian

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap tanggung gugat dan tanggung jawab (tanggung jawab hukum).

2.9.4.6 Discharge Planning

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Adanya surat control berobat lanjutan

Adanya kegiatan pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien/keluarga selama dirawat dan saat akan pulang

Tersedianya leaflet/brosur tentang TB paru

Pelaksanaan discharger planning belum optimal

Leaflet tentang TBC sudah ada tapi masih belum semua pasien mendapatkanya

Pemberian pendidikan kesehatan bersifat lisan

discharger planning belum terdokumentasikan dengan baik

Adanya mahasiswa yang praktik manajemen

Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa

Adanya kemauan pasien terhadap anjuran perawat

Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan semakin tinggitingginya kesadaran terhdapa pentingnya kesehatan

Persaingan pemberian pelayanan

64

Page 65: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

leflet tentang 10 daftar penyakit tertinggi di ruang Dahlia masih belum ada.

kesehatan antar masing-masing institusi kesehatan

2.9.4.7 Penerimaan Pasien Baru

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Adanya kelengkapan administrasi penerimaan pasien baru

Adanya inform consent penerimaan pasien baru

Dilakukannya pengkajian pada pasien baru

Belum optimalnya penjelasan tentang fasilitas jam berkunjung dan tata tertib pengunjung.

Belum optimalnya pemberian informasi tentang resiko tertular penyakit dan anjuran penggunaan masker bagi keluarga dan pengunjung

Adanya mahasiswa yang melakukan praktik di ruang dahlia

Sosialisasi peenrimaaan pasien baru berdasarkan SOP

Adanya kerjasama yang baik dari perawat dan mahasiswa

Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan semakin tinggi

Tingginya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan

2.9.5 M5 (Market)

STRENGTH(KEKUATAN)

WEAKNESS(KELEMAHAN)

OPPORTUNITY(KESEMPATAN)

THREATENED(ANCAMAN)

Dari pertanyaan terbuka pada angket kepuasan pasien: sebagagian besar responden (75%) mengatakan cukup puas dan merasa senang dengan perawatan yang diberikan oleh perawat di Ruang Dahlia.

Pasien yang dirawat diruang dahlia 72,5% pasien merasa puas terhadap pelayanan

Masih ada sebagian kecil pasien atau keluarga pasien yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan.

Perawat masih kurang memperhatikan dalam hal jumlah makanan yang dihabiskan, pantangan dalam makanan, personal hygine.

Adanya mahasiswa yang melakukan praktik diruang Dahlia

Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa ners stage manajemen.

Adanya perkembangan IT untuk mempromosikan rumah sakit

Persaingan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan

Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi.

65

Page 66: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

kesehatan yang diberikan

Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 dan S1

2.10 Identifikasi Masalah

2.10.4 M1 (Man)

2.10.4.1 Belum tegasnya perawat terhadap keluarga ataupun

pengunjung pasien yang membawa anak-anak dibawah usia

12 tahun masuk kekamar perawatan pasien

2.10.4.2 Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal

pada pasien misalnya sekedar mengingatkan

pasien/keluarga pasien untuk melakukan personal hygene.

2.10.5 M2 (Money)

2.10.5.1 Untuk perbaikan dan pergantian sarana dan prasarana

sebelum mendapatkan dana dari pemerintah untuk sementara

menggunakan dana pribadi oleh pihak keuangan ruang dahlia

karena harus melewati waktu dan proses yang lama dan

nantinya akan dikembalikan lagi dana keuangan ruang dahlia

dengan dana yang diberikan oleh pemerintah yang dikelola

oleh Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

2.10.6 M3 (Material)

2.10.6.1 Sebagian besar perawat belum mencuci tangan sebelum

melakukan tindakan keperawatan

2.10.6.2 Belum tersedianya perlak kecil untuk memasang infus atau

untuk melakukan tindakan keperawatan lainnya.

2.10.6.3 Belum adanya tanda dengan telusian tentang jumlah oksigen

yang diberikan kepasien pada tabung oksigen.

66

Page 67: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.10.7 M4 (Metode)

2.10.7.1 Penerapan Model

a. Kurang memahami tentang peran dan tanggung jawab

dalam pelaksanaan SP2KP.

b. Model SP2KP hanya terlaksana pada pagi hari.

c. Belum semua perawat yang berada di Ruang Dahlia

paham tentang SP2KP.

2.10.7.2 Penerimaan Pasien Baru

a. Kurang penjelasan tentang fasilitas jam berkunjung dan

tata tertib pengunjung.

b. Kurang pemberian informasi tentang resiko tertular

penyakit dan anjuran penggunaan masker bagi keluarga

dan pengunjung.

2.10.7.3 Model Dokumentasi

a. Kurang lengkapnya pendokumentasian dari saat pasien

masuk sampai pasien keluar.

b. Kurang lengkapnyadokumentasi asuhan keperawatan

mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

c. Sebagian perawat kurang kesadaran untuk melengkapi

identitas dokumentasi (penandatanganan)

2.10.7.4 Ronde Keperawatan

a. Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan kurang

optimal karena karakteristik tenaga yang memenuhi

kualifikasi belum merata (lebih banyak D3 Keperawatan

dari pada S1 Keperawatan).

b. Ronde keperawatan belum berjalan optimal.

c. Belum ada jadwal rutin pelaksanaan ronde keperawatan.

67

Page 68: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.10.7.5 Timbang Teriama

a. Timbang terima dilakukan di nurse stasion hanya kadang-

kadang saja ke kamar pasien.

b. Biasanya dilaksanakan pada hari kerja, untuk hari libur

kadang-kadang dilaksanakan.

c. Isi timbang terima belum berfokus pada masalah

keperawatan.

d. Timbang terima lebih berfokus masalah medis.

2.10.7.6 Sentralisasi Obat

a. Belum optimalnya pendokumentasi sentralisasi obat.

b. Belum adanya lembar persetujuan keluarga pasien untuk

dilakukannya sentralisasi obat.

c. Belum adanya buku serah terima obat dari keluarga

kepada perawat setelah obat diambil dari apotek.

2.10.7.7 Perencanaan Pulang/Discharge Plannng

a. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal.

b. Leflet yang tersedia masih bersifat umum.

c. Pemberian pendidikan kesehatan bersifat lisan.

d. Discharge Planning belum terdokumentasikan dengan

baik.

e. Pengadaan leflet tentang 10 daftar penyakit tertinggi di

ruang Dahlia masih belum ada.

2.10.8 M5 (Market)

2.10.8.1 Mengkaji ulang tingkat kepuasan pasien (Instrumen B)

setelah dilakukan intervensi

2.10.8.2 Mengkaji dan mengobservasi tingkat ketergantungan pasien

68

Page 69: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2.10.8.3 Berkerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahaswa

praktik dalam hal membantu kebutuhan pasien seperti

personal hygine.

69

Page 70: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

BAB 3

PERMASALAHAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Permasalahan

Dari hasil pengkajian selama 3 hari sejak 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober

2014, kelompok mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

3.1.1 M1 (Man)

3.1.1.1 Kurang tegasnya perawat terhadap pengunjung yang

membawa anak-anak masuk keruang perawatan pasien

3.1.1.2 Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal pada

pasien.

3.1.2 M2 (Money)

3.1.2.1 Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana.

3.1.3 M3 (Material)

3.1.3.1 Sebagian besar perawat belum mencuci tangan sebelum

melakukan tindakan keperawatan

3.1.3.2 Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan baik seperti

tersedianya perlak kecil untuk melakukan tindakan

keperwatan namun masih belum dipergunakan

3.1.3.3 Belum adanya tanda dengan tulisan pada tabung oksigen

tentang jumlah oksigen yang diberikan

3.1.3.4 Belum adanya kikir ampul di Ruangan

3.1.4 M4 (Metode)

3.1.4.1 SP2KP

a. Sudah ada model SP2KP yang digunakan, namun peran

dan tanggung jawab dalam pelaksanaan SP2KP belum

optimal

b. Model SP2KP hanya terimplementasi pada pagi hari

70

Page 71: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

c. Belum semua perawat yang berada di Ruang Dahlia

paham tentang SP2KP.

3.1.4.2 Dokumentasi

a. Ada sebagian status pasien yang belum lengkap

pendokumentasianya

b. Ada sebagian tindakan keperawatan yang belum

terdokumentasikan.

c. Sebagian perawat kurang kesadaran untuk melengkapi

identitas dokumentasi (penandatanganan)

3.1.4.3 Penerimaan pasien baru

a. Belum optimalnya penjelasan tentang fasilitas jam

berkunjung dan tata tertib pengunjung.

b. Belum optimalnya pemberian informasi tentang resiko

tertular penyakit dan anjuran penggunaan masker bagi

keluarga dan pengunjung

3.1.4.4 Timbang terima

a. Timbang terima sudah dilakukan di nurse station hanya

kadang-kadang saja kekamar pasien.

b. Isi timbang terima lebih terfokus kepada tindakan

kolaboratif/medis hanya sebagai yang berfokus pada

masalah keperawatan

3.1.4.5 Ronde Keperawatan

a. Ronde keperawatan belum berjalan dengan optimal

b. Belum ada jadwal rutin pelaksanaan ronde keperawatan

71

Page 72: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3.1.4.6 Sentralisasi obat

a. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal

b. Belum adanya format persetujuan sentralisasi obat bagi

pasien

c. Belum adanya buku serah terima obat dari keluarga

kepada perawat setelah obat diambil daro depo farmasi.

3.1.4.7 Discharge planning

a. Pelaksanaan discharger planning belum optimal

b. Leaflet tentang TBC sudah ada tapi masih belum semua

pasien mendapatkanya

c. Pemberian pendidikan kesehatan bersifat lisan

d. discharger planning belum terdokumentasikan dengan

baik

e. leaflet tentang 10 daftar penyakit tertinggi di ruang

Dahlia masih belum ada.

3.1.5 M5 (Market)

3.1.5.1 Masih ada sebagian kecil pasien atau keluarga pasien yang

kurang puas dengan pelayanan yang diberikan

3.1.5.2 Perawat masih kurang memperhatikan dengan jumlah

makanan yang dihabiskan, pantangan dalam makanan,

personal hygiene, perawat kurang memberikan penjelasan

akibat dari kurang bergerak/berbaring terlalu lama, perawat

kurang memberikan penjelasan tentang fasilitas yang

tersedia, keluarga kurang mengetahui perawat yang

bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas dan perawat

kurang membantu menyiapkan atau meminumkan obat.

72

Page 73: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3.2 Pengorganisasian

Berdasarkan aplikasi analisa situasi ruangan tempat aplikasi system

pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP), maka kelompok

membuat rencana strategi berdasarkan analisa SWOT sebagai berikut :

3.2.1 pengorganisasian pengelolaan kelompok mahasiswa/i praktik.

Pengorganisasian kelompok ini ditujuan untuk memenuhi keutuhan

kelompok selama melaksanakan praktik manajemen keperawatan.

Pengorganisasian ini dilakukan dengan membentuk struktur kelompok

yang terdiri dari :

Ketua : M. Muyassar Wajdi, S.Kep

Wakil : Vary Citra Ramardany, S.Kep

Sekretaris : Nurdiana, S.Kep

Rissa Roswita, S.Kep

Bendahara : Aisyah, S.Kep

Perlengkapan : Ahmad Ghazali, S.Kep

Amalia Annazah, S.Kep

Muhammad Zaini, S.Kep

Moch. Risqi Shubhi. Rahmat., S.Kep

Humas : Irwan, S.Kep

Nur Hidayanti, S.Kep

Agis Mawarti, S.Kep

Dokumentasi : Rubiyati, S.Kep

Lysna Hilma. A., S.Kep

Siti Hadijah, S.Kep

3.2.2 Pengorganisasian Pengelolaan Ruangan

Ditujuakan untuk pelaksanaan peran fungsi pengelolaan ruangan

perawat selama praktik. Struktur organisasi pengeloaan ruangan

dibentuk berdasarkan rencana pelaksanaan SP2KP : kepala ruangan,

perawat primer (PP), perawat Asosiate (PA). penetapan tugas perawat

di atas dilakukan secara bergantian dengan prinsif setiap mahasiswa/i

73

Page 74: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

KEPALA RUANGAN

KATIM

PP

KLIEN

PA

KATIM

PP

KLIEN

PA

SUPERVISOR

akan mendapat kesempatan yang sama menduduki posisi dalam

struktur organisasi tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Sistem Pemberian Asuhan

keperawatan “Team Nursing” (Marquis dan Huston, 1998:138).

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan

pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut :

3.2.2.1 Kepala ruangan

Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi dengan

tim keperawatan maupun pelaksanaan mengenai asuhan

keperawatan yang diberikan pada pasien

Melalui supervisi :

a. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi

mengenal sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan

74

Page 75: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan

yang ada pada saat itu juga.

b. Pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara

mengecek daftar hadir tim. Membaca dan memeriksa

rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan

sesudah proses keperawatan dilaksananakan

(pendokumentasian) mendengarkan laporan ketua tim

tentang pelaksanaan tugas

c. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan

dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama

dengan tim keperawatan

d. Audit keperawatan

3.2.2.2 Ketua Tim

a. Membuat rencana asuhan keperawatan

b. Membuat penugasan supervisi dan evaluasi

c. Mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai

tingkat kebutuhan pasien

d. Mengembangkan kemampuan anggota

e. Menyelenggarakan konferensi (pre dan paska)

3.2.2.3 Perawat Asosiate/perawat pelaksana

a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di bawah

tanggung jawabnya

b. Bekerja sama dengan perawat primer dan perawat asosiate

c. Memberikan laporan.

Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah

pelaksanaan sistem pemberian pelayanan keperawatan

profesional.

75

Page 76: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3.3 Perencanaan

3.3.1 M1 (Man)

3.3.1.1 Bekerja sama dengan kepala ruangan, perawat ruang Dahlia

dan juga mahasiswa praktik untuk mensosialisasikan mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.

3.3.1.2 Membuat poster tentang anjuran untuk mencuci tangan

sebelum dan sesudah masuk ke kamar pasien dan juga sebelum

dan sesudah melakukan tindakan ke pasien.

3.3.1.3 Menempel pemberitahuan cara mencuci tangan dengan

menggunakan cairan cuci tangan ataupun menggunaka air di

dekat wastafel.

3.3.1.4 Membuat poster tentang larangan anak-anak dibawah usia 12

tahun masuk ke dalam ruangan paru.

3.3.1.5 Bekerja sama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa

praktik untuk menengur/melarang keluarga pasien dan

pengunjung yang membawa anak-anak ke dalam ruang

perawatan.

3.3.2 M2 (Money)

3.3.2.1 Diadakannya RBA terjadwal setahun sebelum tahun anggaran

3.3.2.2 Disediakannya/disiapkan dana untuk kasus emergency/dana

tidak terduga.

3.3.3 M3 (Material)

Memberi tahukan tentang kekurangan laken/sprei ke kepala ruangan

3.3.3.1 Bekerja sama di dalam pengadaan perlak kecil untuk ruangan

3.3.3.2 Mensosialisasikan penggunaan perlak di dalam melakukan

tindakan kepada perawat runagan dan juga mahasiswa yang

praktik.

3.3.3.3 Membuat format untuk jadwal pemberian oksigen.

76

Page 77: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3.3.3.4 Bekerja sama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktik

dalam penulisan jumlah oksigen yang diberikan pada pasien

pada format yang telah tersedia.

3.3.4 M4 (Metode)

3.3.4.1 Timbang terima merupakan cara menyampaikan cara

menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.

Tujuan timbang terima adalah sebagai berikut :

a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien.

b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan

keperawatan pada pasien.

c. Menyampaikan permasalahan pada pasien yang masih ada

dan yang sudah terselesaikan.

d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti

oleh dinas berikutnya.

e. Menyusun rencana untuk dinas selanjutnya.

Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau

tulisan. Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat

mengikuti perkembangan pasien secara kontinu dan dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kerjasama

yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat. Ketentuan

dalam timbang terima itu adalah sebagai berikut :

a. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift

b. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab

c. Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun yang

akan berdinas

d. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung

jawab

e. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,

sistematis, menggambarkan keadaan ruangan saat ini dan

tetap menjaga kerahasiaan pasien

77

Page 78: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Kepala ruangan membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem solving

Diskusi di ners station (karu, perawat primer, staf perawat) kondisi pasien

Timbang terima di samping pasien, karu, perawat primer, staf perawat

f. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada

permasalahan keperawatan, rencana, tindakan, dan

perkembangan keselamatan pasien

g. Mekanisme timbang terima :

Deskripsi :

Timbang terima meliputi teknik timbang terima, pembuatan

alat sarana, penentuan materi timbang terima dan

pendokumentasian hasil timbang terima.

78

Page 79: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Pasien

Diagnosa Keperawatan

(didukung Data)

Rencana Tindakan

Diagnosa Medis Masalah Kolaboratif

Belum Dilakukan

Perkembangan/Keadaan Pasien

Telah Dilakukan

MasalahTeratasi

Belum TeratasiTeratasi Sebagian

Muncul Masalah Baru

Gambar 3.2 Alur Timbang Terima

79

Page 80: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

a. Rencana Kegiatan

Kegiatan role play timbang terima rencana dilaksanakan

mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014 dengan

rencana kegiatan antara lain :

1. Menyusun proposal dan format timbang terima serta

pengisian lebih menekankan segala aspek keperawatan.

2. Melakukan role play tentang timbang terima

3. Melaksanakan timbang terima setiap pergantian shift

dinas di ners station juga validasi data ke kamar pasien

untuk bersama-sama melihat keadaan dan kondisi

pasien.

4. Bekerja sama dengan kepala ruangan dan juga perawat

ruangan dalam hal pendokumentasian.

3.3.4.2 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh

perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus

dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala

ruangan, perawat pelaksana dan melibatkan seluruh anggota

tim kesehatan (Nursalam, 2013).

Adapun rencana kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan

pada hari jum’at tanggal 24 oktober pukul 10.00 wita. Pasien

yang akan dijadikan kelolaan yaitu Ny. Y dengan diagnosa

Susp. Ca Paru + Efusi Pleura Dekstra (proposal dan laporan

kegiatan terlampir), kegiatannya antara lain:

a. Menentukan tim ronde keperawatan

b. Menentukan pasien kelolaan yang mempunyai masalah

keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan

tindakan keperawatan

80

Page 81: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

c. Melakukan pengkajian sampai evaluasi terhadap pasien

kelolaan untuk ronde keperawatan

d. Membuat proposal ronde

e. Mempersiapkan pasien dan menyiapkan informed consent

f. Mengundang tenaga kesehatan lainnya untuk pelaksnaan

ronde

g. Diskusikan tentang diagnosis keperawatan, data yang

mendukung, asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dan

hambatan selama perawatan

h. Bekerja dengan kepala ruangan untuk penjadwalan kegiatan

ronde keperawatan

3.3.4.3 Sentalisasi obat

Sentralisasi obat adalah pengelolalan obat dimana seluruh obat

yang akan diberikan kepada pasien kepada pasien diserahkan

pengelolaan seluruhnya oleh perawat (Nursalam,2007).

Kegiatan sentralisasi obat direncanakan dilaksanakan pada saat

kegiatan role play yaitu mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d

23 Oktober 2014, dengan rencana kegiatan antara lain:

a. Mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi obat

b. Bekerjasama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktik

dalam hal sosialisasi pelaksanaan sentralisasi obat.

c. Mensosialisasikan penggunaan format persetujuan

(informed consent) pengelolaan sentralisasi obat.

d. Membuat dan mengisi buku serah terima obat.

3.3.4.4 Discharge Planning

Discharge planning atau perencanaan pulang merupakan

komponen sistem perawata berkelanjutan, pelayanan yang

diperlukan klien secara berkelanjutan, pelayanan yang

diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk

perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga

menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat

81

Page 82: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

tepat dan sumber yang tepat dengan harga terjangkau (Doenges

& Moorhouse).

Kegiatan Discharge Planning direncanaan dilakukan saat role

play yaitu mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 23 Oktober

2014,dengan rencana kegiatan:

a. Membuat perencanaan tentang rencana pulang yang sesuai

standar

b. Melengkapi brosur/ leaflet tentang TB Paru

c. Mensosialisasikan kegiatan discharge planning dan

pemberian brosur/leaflet

d. Mendokumentasikan pelaksanaan rencana pulang.

3.3.4.5 Penerimaan pasien baru

Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang komprehensif, melibatkan klien dan

keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas

pelayanan (Nursalam,2013). Rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan antara lain :

a. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa

praktik didalam menjelaskan tata tertib yang ada di

ruangan.

b. Memberikan informasi kepada pasien maupun keluarga

tentang risiko tertular penyakit dan menganjurkan pada

pasien maupun keluarga untuk menggunakan masker.

3.3.4.6 Dokumentasi keperawatan

a. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga

mahasiswa praktik di dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan

b. Melaksanakan pembuatan diagnosa berdasarkan PES

bersama perawat ruangan dan mahasiswa praktik.

82

Page 83: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3.3.4.7 M5 (Market)

a. Mengkaji ulang tingkat kepuasan pasien (instrument B)

setelah dilakukan intervensi

b. Mengkaji dan mengobservasi tingkat ketergantungan

pasien

c. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa

praktik dalam hal membantu kebutuhan pasien seperti

personal hygiene

83

Page 84: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

BAB 4

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

4.1 Pelaksanaan

Pada bab ini kami uraikan tentang aplikasi model praktik keperawatan

profesional dalam manajemen keperawatan di ruang Dahlia (paru) BLUD

RSUD Ulin Banjarmasin. Role play manajemen keperawatan dilaksanakan

pada tanggal 8 oktober s.d 23 oktober 2014 di ruang Dahlia (paru) BLUD

RSUD Ulin Banjarmasin meliputi pelaksanaan SP2KP dengan melakukan

pendokumentasian proses keperawatan, penerimaan pasien baru, sentralisasi

obat, timbang terima, ronde keperawatan dan discharge planning.

4.1.1 M1 (Man)

Mahasiswa stage manajemen keperawatan kelompok 1 berjumlah 15

orang, yang di bagi dalam 3 shift dinas, yaitu dinas pagi, sore dan

malam.selain itu di tambah juga dengan mahasiswa lain yang

berpraktik di ruang Dahlia yaitu mahasiswa S1 NERS STIKES Sari

Mulia, mahasiswa DIII keperawatan STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin , mahasiswa DIII keperawatan Pandan Harum.

Dukungan yang diberikan oleh kepala ruangan, supervisor, dan

petugas kesehatan di ruangan dahlia (paru) yang membantu dan

membimbing selama pelaksanaan stage manajemen keperawatan

dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang

Dahlia (paru).

Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan mahasiswa

stage manajemen tentang peran dan fungsinya dalam pelaksanaan role

play SP2KP dan adanya sebagian mahasiswa diluar stage manajemen

keperawatan yang belum memahami peran dan fungsi sebagai perawat

assosiatif/ perawat pelaksana.

4.1.1.1 Permasalahan

Dari data yang didapatkan pada ketenagaan mendapatkan

masalah yaitu:

84

Page 85: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

a. Kurang tegasnya perawat terhadap pengunjung yang

membawa anak-anak (< 12 tahun) ke dalam ruang

perawatan pasien.

b. Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal

pada pasien.

4.1.1.2 Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok 1

stage manajemen adalah:

a. Membuat poster tentang larangan keluarga pasien duduk/

istirahat di bed kosong .

b. Membuat poster tentang larangan anak-anak dibawah usia

12 tahun masuk ke dalam ruangan Dahlia (Paru).

c. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa

praktik untuk menegur/melarang pengunjunng / keluarga

pasien yang membawa anak-anak ke ruang perawatan.

d. Membuat poster tentang pemenuhan kebutuhan dasar pasien

(personal Hygene).

e. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa

praktik untuk saling mengingatkan agar selalu memenuhi

kebutuhan dasar pasien baik sekedar menanyakan pasien

apakah hari ini sudah makan dan mengingatkan

pasien/keluarga untuk melakukan personal hygene pada

pasien di Ruang Dahlia (Paru).

4.1.1.3 Evaluasi Hasil Keperawatan

Terpasang poster larangan anak yang berusia kurang dari 12

tahun masuk ke kamar perawatan dan juga terpasang poster

tentang pemenuhan kebutuhan dasar pasien (personal Hygene)

yaitu peringatan jagalah kebersihan diri anda dan gosok gigi 3

kali sehari.

85

Page 86: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

4.1.1.4 Dukungan dan Hambatan

a. Dukungan

Kegiatan ini mendapat dukungan dari perawat ruangan

maupun mahasiswa yang praktik di ruang Dahlia (Paru).

b. Hambatan

Ada sebagian keluarga pasien yang belum mematuhi

aturan / tata tertib ruagan dengan membawa anak-anak

masuk ke dalam rungan pasien dengan alasan tidak ada

keluarga yang menunggu anaknya di rumah.

4.1.2 M2 (Money)

4.1.2.1 Permasalahan

Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana

4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan

a. Mengadakan RBA terjadwal setahun sebelum tahun

anggaran, merinci sarana dan prasarana yang ingin/dibeli

sesuai keperluan.

b. Menyiapkan dan menyediakan dana untuk kasus

emergency/dana tidak terduga.

4.1.2.3 Evaluasi

Sudah terperincinya daftar sarana dan prasarana yang akan

dibeli sesuai kebutuhan untuk satu tahun yang akan datang

4.1.2.4 Dukungan dan Hambatan

a. Dukungan

Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari BLUD,

APBN dan APBD

b. Hambatan

Kegiatan ini dilakukan di ruangan sehingga mahasiswa

hanya mengobservasi

86

Page 87: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

4.1.3 M 3 (Material)

Pelaksanaan dari perencanaan untuk memperbaiki sarana dan

prasarana di lakukan mulai tanggal 08 Oktober 2014, yang meliputi :

Memasang poster-poster di kamar- kamar pasien tentang menjaga

kebersihan, mencuci tangan, tata tertib, himbauan untuk tidak

membawa anak kecil, anjuran untuk memakai masker, menempel

tabel identitas pasien di dekat bed pasien.

Mensosialisasikan penggunaan perlak didalam melakukan tindakan

kepada perawat ruangan dan juga mahasiswa yang praktik.

Memasang lembar observasi jumlah oksigen yang diberikan kepada

pasien.

Melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan ruangan

bekerjasama dengan perawat ruangan, mahasiswa stase

manajemen, mahsiswa lain yang praktik di ruang Dahlia (Paru).

Membersihan alat nebulizer.

Membersihkan kamar-kamar ruagan pasien dan melakukan cek

ulang terhadap fasilitas yang ada pada ruangan tersebut.

4.1.2.1 Permasalahan

a. Belum adanya tanda dengan tulisan pada tabung oksigen

tentang jumlah oksigen yang diberikan.

b. Belum adanya pemberitahuan cara mencuci tangan dengan

menggunakan air dan sabun.

c. Belum tersedianya kikir / gargaji ampul untuk membuka

obat injeksi

4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan

a. Menempel pemberitahuan cara mencuci tangan dengan

menggunakan cairan cuci tangan ataupun menggunkan air

di dekat wastafel.

b. Bekerja sama dengan kepala ruangan, perawat ruang dahlia

dan juga mahasiswa praktik unntuk mensosialisasikan

87

Page 88: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

keperawatan.

c. Mensosialisasikan penggunaan perlak didalam melakukan

tindakan kepada perawat ruangan dan juga mahasiswa yang

praktik.

d. Mensosialisasikan penggunaan perlak di dalam melakukan

tindakan kepada perawat ruangan dan juga mahasiswa

praktik.

e. Bekerjasama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktik

dalam penulisan jumlah oksigen yang dibeikan pada pasien

4.1.2.3 Evaluasi

Sebagian besar perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik

sudah mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

keperawatan. Terpasang anjuran untuk mencuci tangan

sebelum dan sesudah ke kamar pasien di dekat wastafel.

Pelaksanaan tindakan keperawatan seperti memasang infus,

menyuntik pasien dan juga tindakan lainnya sudah

menggunakan perlak kecil yang telah disediakan. Telah

terpasang format jumlah pemberian oksigen di tabung. Untuk

pengadakan kikir/gergaji ampul untuk saat ini sudah tidak

tersedia lagi, dikarenakan saat ini beberapa jenis obat telah

dikemas di dalam vial dan sebagian yang menggunakan ampul

telah diberi tanda titik (.) sehingga memudahkan ampul obat

untuk di patahkan.

4.1.2.4 Dukungan dan hambatan

a. Dukungan

Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yang belum

tersedia mendapat dukungan dari kepala ruangan dan juga

perawat ruangan. Adanya kerjasama yang baik antara

perawat ruangan, mahasiswa stase manajemen dan juga

88

Page 89: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

mahasiswa lainnya di dalam penggunaan sarana yang

tersedia.

b. Hambatan

Belum terbiasa dalam pengguaan sarana yang tersedia.

4.1.3 M 4 (Metode)

4.1.3.1 Penerimaan pasien Baru

Jumlah pasien baru masuk dari tanggal 08 Oktober 2014 s.d

22 Oktober 2014 adalah 32 orang. Penerimaan pasien baru

dilakukan menggunakan acuan SOP (Satuan Operasional

Prosedur) penerimaan pasien baru yang disusun saat

perencanaan.

Tabel 4.1 Rekapitulasi penerimaan pasien 08 Oktober 2014

s.d 22 Oktober 2014

No Tanggal Nama pasienPerawat penerima

pasien1. 09-10-2014 Tn. N Amalia A2. 10-10-2014 Tn. K Nurdiana3. 10-10-2014 Tn. J Aisyah4. 12-10-2014 Ny. S Nur Hidayanti5. 12-10-2014 Ny. A Nur Hidayanti6. 13-10-2014 Ny.R Citra7. 14-10-2014 Tn. A Nur Hidayanti8. 14-10-2014 Tn A Rissa R9 14-10-2014 Tn. P Rissa R10 15-10-2014 Tn. S Agis Mawarti11 17-10-2014 Tn.M Agis Mawarti12 15-10-2014 Ny. S Rissa R13 16-10-2014 Tn. L Rubiyati14 16-10-2014 Tn. B Nur Hidayanti15 16-10-2014 Tn. M Agis Mawarti16 16-10-2014 Ny S Agis Mawarti17 18-10-2014 Tn. M Amalia A18 18-10-2014 Ny. R Amalia A19 18-10-2014 Tn. A Amalia A20 19-10-2014 Tn. J Vary Citra R27 20-10-2014 Ny K M. Muyassar W28 20-10-2014 Tn. T M. Muyassar W29 20-10-2014 Tn. S M. Muyassar W30 21-10-2014 Tn M Moch. Rizqi Shubhi R31 22-10-2014 Tn. J Nur Hidayanti32 22-10-2014 Tn. N Amalia A

89

Page 90: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

4.1.3.2 Timbang terima

Pelaksanaan role play timbang terima pasien mulai

dilaksanakan oleh kelompok 1 stase manajemen pada tanggal

08 oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014. Kegiatan role play

setiap hari dibimbing oleh pembimbing lahan (CI ) yaitu

kepala ruang Dahlia ( Paru ). Kegiatan ini diikuti oleh

mahasiswa stase manajemen, perawat ruangan, dan juga

mahasiswa lain yang sedang praktik di Ruang Dahlia ( Paru ).

Dalam kegiatan timbang terima, perawat primer yang bertugas

pada shift malam melakukan timbang terima (overan ) kepada

ketua tim yang bertugas pada shift pagi, begitu juga dari

perawat yang dinas shift pagi ke shift sore dan dari shift

siang/sore ke shift malam, baik secara tertulis maupun secara

lisan. Materi terimakan adalah jumlah pasien yang dirawat,

tingkat ketergantungan pasien, masalah keperawatan yang

sudah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan, rencana

tindakan serta perkembangan pasien. Timbang terima diawali

dengan penyampaian informasi perkembangan pasien di nurse

station oleh perawat yang dinas, setelah itu dilanjutkan

berdoa bersama sebelum memulai kegiatan, dan dilanjutkan

dengan memvalidasi data yang telah disampaikan langsung ke

kamar pasien. Setelah mevalidasi data ketua tim (perawat

primer) mendelegasikan rencana tindakan pada pasien kelolaan

kepada perawat pelaksana ( PA).

a. Hambatan

1. Ada beberapa perawat ruangan dan juga mahasiswa yang

datang terlambat saat akan dilakukan timbang terima

dengan alasan yang bisa diterima oleh anggota yang lain.

2. Keterbatasan pengetahuan mahasiswa yang sedang

praktik stase manajemen tentang pelaksanaan timbang

90

Page 91: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

terima yang baik dan benar sesuai SOP, sehingga

terkadang pelaksanaan timbang terima kurang optimal.

b. Dukungan

1. Pembimbing lahan membimbing dan memberikan

mengarahkan dalam pelaksanaan role play timbang

terima dan juga memberi masukan-masukan demi

perbaikan pelaksanaan timbang terima.

2. Adanya kerjasama dan partisipasi perawat ruangan

dalam kegiatan timbang terima.

3. Adanya kerjasama dari pasien dan keluarga didalam

pelaksanaan timbang terima terutama didalam kegiatan

validasi data dikamar pasien.

4. Adanya kerjasama dan partisipasi dari mahasiswa lain

yang praktik di Ruang dahlia ( paru ) dalam pelaksanaan

tembang terima.

4.1.3.3 Ronde Keperawatan

a. Pelaksanaan

Pelaksanaan Ronde keperawatan dilakukan pada hari

Jum’at, 24 Oktober 2014 sebelumnya dilakukan pengkajian

pada pasien yang memenuhi kriteria yang ditentukan.

Pengkajian dilakukan selama 3 hari dari tanggal 20 Oktober

s.d 23 Oktober 2014 dengan pasien yang bernama Tn.Y

dengan diagnosa medis yaitu Susp CA Paru + Efusi Pleura.

b. Pengorganisasian

Kepala Ruangan : Rubiyati, S. Kep

Ketua Tim I ( PP ) : Siti Hadijah, S. Kep

Ketua Tim II ( PP ) : Nur Hidayanti, S. Kep

Perawat Pelaksana ( PP ) : Amalia A, S. Kep

Penanggung jawab : M. Muyassar W, S. Kep

Dokumentasi : Vary Citra R, S. Kep

91

Page 92: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Pembimbing akademik : Yustan Azidin,Ns., M. Kep

Pembimbing Klinik : Mahdalena,Ns.,MM

c. Hambatan

1. Masih kurangnya pengetahuan mahasiswa stase

management tentang penyakit dan komplikasi yang

diderita pasien yang akan dilakukan ronde sehingga

pengkajian yang dilakukan masih belum menyeluruh.

2. Masih kurangnya pengetahuan mahasiswa stase

management terhadap diagnosa pasien Susp CA Paru +

Efusi Pleura dengan komplikasinya sehingga dalam

penentuan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan

tindakan keperawatan yang tepat.

3. Terlambatnya waktu dalam memulai kegiatan ronde

dikarenakan kesibukan dari peserta dan tim konselor

yang akan mengikuti kegiatan ronde sehingga waktu

pembahasan agak berkurang.

4. Minimnya pengetahuan mahasiswa stase manajemen

tentang pelaksanaan ronde keperawatan sehingga

kegiatan yang dilakukan belum optimal dan kurang

sesuai dengan SOP.

d. Dukungan

1. Adanya kerjasama yang baik serta partisipasi dari pihak

dokter spesial paru/resident, konselor gizi, Kabid

Keperawatan, IRNA Non Bedah, kepala ruangan Dahlia,

supervisor ruang Dahlia, dan juga pembimbing klinik

dalam pelaksanaan ronde keperawatan.

2. Adanya kemauan dari mahasiswa stase manajemen untuk

bersama-sama membahas masalah yang belum bisa

teratasi demi kebaikan status kesehatan pasien tersebut

92

Page 93: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3. Adanya kerjasama yang baik antara pasien dan

keluarganya dalam proses berjalannya ronde

keperawatan.

4.1.3.4 Sentralisasi Obat

a. Persiapan

1. Pembuatan format persetujuan sentralisasi obat.

2. Pembuatan buku serah terima.

3. Pembuatan format pendokumentasian pemberian obat

baik injeksi maupun oral.

4. Sosialisasi pelaksanaan sentralisasi obat.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kegiatan role play

manajemen dari tanggal 8 oktober s.d 22 Oktober 2014.

Kegiatan dimulai dengan penjelasan tentang sentralisasi

obat dan juga tujuannya kepada pasien/keluarga pasien,

setelah pasien/keluarga setuju dan menandatangani

lembaran persetujuan dilakukannya sentralisasi obat,

dimana obat apotik/depo farmasi yang diambil oleh

keluarga dicatat jumlah, dosisnya dibuku serah terima obat

dan di tanda tangani oleh keluarga.

Pelaksanaan sentralisasi obat telah dilaksanakan secara

optimal dimana telah disediakannya lembar persetujuan

sentralisasi obat yang di tanda tangani oleh pasien ataupun

keluarganya, tersedianya buku serah terima obat, dann

pengisian di status pasien. Dimana kegiatan ini dapat

terlaksana berkat dukungan dari kepala ruangan dahlia,

kerjasama dengan perawat ruangan dan juga dengan

mahasiswa yang praktik di ruang dahlia.

c. Hambatan

1. Belum terbiasa dengan format persetujuan sentralisasi

obat.

93

Page 94: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2. Terjadi ketidakseimbangan jadwal atau resep yang

datang tidak tepat waktu.

d. Dukungan

1. Pasien dan keluarga menerima proses sentralisasi obat.

2. Adanya kerjasama dengan perawat ruangan dan

mahasiswa praktik dalam pelaksanaan sentralisasi obat.

3. Seluruh obat yang diresepkan telah diserahkan ke

perawat.

4. Peminjam jenis obat yang belum ada. Penggantian

dilakukan segera setelah obat diresepkan dan diserahkan

ke perawat.

5. Bahan habis pakai dilakukan program penggunaan 1 kali

pakai langsung dibuang.

6. Berkolaborasi dengan medis untuk perubahan jenis obat

yang sesuai.

4.1.3.5 Discarge Planning

Pelaksanaan discarge planning dilakukan mulai tanggal 08

Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 Dilaksanakan pada pasien

yang rencana diperbolehkan untuk pulang.

a. Hambatan

1. Masih kurangnya beberapa materi penyuluhan terkait

2. Minimnya pengetahuan mahasiswa stase manajemen

dalam hal discarge planning.

b. Dukungan

1. Adanya kerjasama yang baik antara perawat ruangan

dengan mahasiswa stase manajemen didalam

pelaksanaan discarge planning.

2. Tersedianya leaflet tentang TB paru, Ca Paru, dan Efusi

Pleura.

3. Pasien dan keluarga dapat memperhatikan semua materi

yang diberikan.

94

Page 95: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

4.1.3.6 Dokumentasi

Sesuai dengan diadakannya role play oleh kelompok 1 yang

menangani ruang perawatan dahlia kelas 3 khusus kamar I

Non infeksius dan Kamar II Infeksius di mana pada kamar

tersebut berisi 10 bed maka kelompok juga memiliki

dokumentasi perawatan tersendiri khusus untuk pasien-pasien

kelolaan tersebut. Perancanaan penyusunan dokumentasi

keperawatan khususnya untuk perawatan pasien ruang paru,

maka kelompok melakukan uji coba pendokumentasian asuhan

keperawatan yang efektif kepada setiap pasien. Kelompok

melakukan uji coba pendokumentasian asuhan keperawatan

dengan SOAPIER. Adapun pelaksanaannya dimulai tanggal 8

Oktober s.d 22 Oktober 2014. Pengisian intervensi dilakukan

oleh perawat primer dan dilaksanakan oleh perawat primer.

Pengisian SOAPIER sesuai dengan masalah keperawatan yang

ada pada pasien tersebut. Selain itu juga pendokumentasian

dilakukan oleh mahasiswa dengan mengisi dokumentasi

keperawatan di status pasien, dan membuat laporan dinas di

setiap shift.

4.1.4 M5 (Market)

1. Instrumen A (Pendokumentasian Asuhan Keperawatan)

Hasil Evaluasi Penerapan SAK

a. Hasil evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan

1) Pengkajian

No Aspek Yang Dinilai Before After

1

2

Pengkajian

Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian

Data dikelompokan (bio-psiko-sosial-spiritual)

75%

75%

100%

100%

95

Page 96: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3

4

Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang

Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

75%

75%

100%

100%

PERSENTASE 75% 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek

pengkajian asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia

RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah

75% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai

persentase keseluruhannya menjadi 100%.

2) Diagnosa

No Aspek Yang Dinilai Before After

1

2

3

Diagnosa

Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

Diagnosa keperawatan mencerminkan FE/PES

Merumuskan diagnosa keperawatan actual / potensal

75%

75%

75%

100%

100%

100%

PERSENTASE 75% 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek

diagnosa keperawatan asuhan keperawatan yang terjadi di

Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum

dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase

keseluruhan adalah 75% dan setelah dilakukan manajemen

penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 100%.

96

Page 97: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

3) Rencana

No Aspek Yang Dinilai Before After

1

2

Rencana

Merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang didapat saat pengkajian

Menetapkan rencana keperawatan sesuai dengan prioritas masalah

75%

75%

100%

100%

PERSENTASE 75% 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek

rencana asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia

RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah

75% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai

persentase keseluruhannya menjadi 100%.

4) Tindakan

No Aspek Yang Dinilai Before After

1

2

3

4

Implementasi

Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan

Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasI

Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas

87,5%

50%

87,5%

87,5%

87,5%

62,5%

75%

75%

PERSENTASE 78% 75%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi penurunan dari aspek

tindakan asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia

97

Page 98: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah

78% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai

persentase keseluruhannya menjadi 75%.

5) Evaluasi

No Aspek Yang Dinilai Before After

1

2

Evaluasi

Evaluasi mengacu pada tujuan

Hasil evaluasi dicatat

62,5%

87,5%

87,5%

100%PERSENTASE 75% 94%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek

evaluasi asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia

RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah

62,5% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai

persentase keseluruhannya menjadi 94%.

6) Catatan Asuhan Keperawatan

No Aspek Yang Dinilai Before After

1

2

3

4

Catatan Asuhan Keperawatan

Menulis pada format yang baku

Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan

Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar

Setiap melakukan tindakan / kegiatan perawat mencantumkan paraf / nama jelas dan tanggal jam dilakukannya tindakan

75%

75%

62,5%

75%

100%

100%

100%

100%

98

Page 99: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

5 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

87,5% 62,5%

PERSENTASE 75% 94%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek

catatan asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia RSUD

Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan manajemen

penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah 75% dan

setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase

keseluruhannya menjadi 94%.

7) Rekapitulasi Hasil Evaluasi Penerapan SAK (Instrumen A)

No. Aspek yang dinilai Before After

1 Pengkajian 75% 100%

2. Diagnosa 75% 100%

3 Rencana 62,5% 100%

4 Tindakan 78% 75%

5 Evaluasi 75% 94%

6 Catatan keperawatan 75% 94%

Rata – rata 73,4% 88%

2. Instrumen B (Kepuasan Pasien). Hasil kuesioner kepuasan pasien

setelah dilakukan intervensi.

No PertanyaanBefore After

Ya Tidak Ya Tidak

1.

Perawat memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga

7 Orang

(82,5%)

1Orang(12,5%)

6 Orang(70%)

2 Orang(30%)

2.

Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok diruangan

5 Orang

(62,5%)

3 Orang(37,5%)

7 Orang(87,5%)

1 Orang(12,5%)

3.Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda atau keluarga anda.

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

5 Orang(62,5%)

3 Orang(37,5%)

4. Apakah perawat pernah 3 5 Orang 5 Orang 3 Orang

99

Page 100: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

menanyakan pantangan dalam hal makanan anda atau keluarga anda

Orang(

37,5%)(62,5%) (62,5%) (37,5%)

5.

Apakah perawat menyakan atau memperhatikan beberapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda dan keluarga habiskan.

2 Orang(25%)

6 Orang(75%)

5 Orang(62,5%)

3 Orang(37,5%)

6.

Apabila anda atau keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya.

3 Orang

(37,5%)

5 Orang(62,5%)

4 Orang(50%)

4 Orang(50%)

7.

Pada saat anda dipasang infuse apakah perawat selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infuse.

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

8.

Apabila anda dan keluarga mengalami kesulitan BAB apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayur, minum yang cukup dan banyak bergerak.

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

9.

Pada saat perawat membantu anda dan keluarga waktu BAB atau BAK, apakah perawat memasang sampiran atau selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan.

6 Orang(75%)

2 Orang(25%)

5 Orang(62,5%)

3 Orang(100%)

10.

Apakah ruangan tidur anda dan keluarga selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel tiap hari.

7 Orang

(87,5%)

1 Orang(12,5%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

11.

Apakah lantai kamar mandi / Wc selalu: bersih, tidak licin,tidak berbau, cukup terang.

5 Orang

(62,5%)

3 Orang(37,5%)

5 Orang(62,5%)

3 Orang(37,5%)

12.

Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat.

3 Orang

(37,5%)

5 Orang(62,5%)

4 Orang(50%)

4 Orang(50%)

13.

Apakah anda atau keluarga anda dibantu oleh perawat, jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut.

3 Orang

(37,5%)

5 Orang(62,5%)

4 Orang(50%)

4 Orang(50%)

14.Apakah alat-alat tenun seperti sprai, selimut, dan lain-lain diganti setiap kotor.

6 Orang(75%)

2 Orang(25%)

8 Orang(100%)

0 Orang (0%)

15.

Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang bergerak, berbaring terlalu lama.

4 Orang(50%)

4 Orang(50%)

7 Orang(87,5%)

1 Orang(12,5%)

16. Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah sakit, apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan

5 Orang

(62,5%)

3 Orang(37,5%)

6 Orang(75%)

2 Orang(25%)

100

Page 101: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

cara penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit

17.

Selama anda atau keluarga dalam perawatan, apakah perawat: memanggil nama dengan benar

7 Orang

(87,5%)

1 Orang(12,5%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

18.

Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun malam hari.

7 Orang

(87,5%)

1 Orang(12,5%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

19.

Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat segera member bantuan saat diperlukan.

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

20.Apakah perawat ramah dan sopan? 8

Orang(100%)

0 Orang(0%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

21.

Selama anda atau keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas.

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

22.

Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan.

6 Orang(75%)

2 Orang(25%)

6 Orang(75%)

2 Orang(25%)

23.

Aspakah perawat selalu bersedia mendengarkan atau memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda.

8 Orang(100%)

0 Orang(0%)

7 Orang(87,5%)

1 Orang(12,5%)

24.

Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan atau meminumkan obat.

4 Orang(50%)

4 Orang(50%)

5 Orang(62,5%)

3 Orang37,5%)

25.

Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawtan atayu pengobatan atau pemeriksaan lanjutan setelah anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang.

5 Orang

(62,5%)

3 Orang(37,5%)

6 Orang(75%)

2 Orang(25%)

a. Kesimpulan dari pertanyaan terbuka pada angket kepuasan

pasien sebagian besar responden mengatakan perawat yang

bekerja di ruang Dahlia baik dan ramah

b. Hasil evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan

keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

(Instrumen B) yang dilakukan pada tanggal 19 – 22 Oktober

101

Page 102: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

2014 pada 8 pasien/keluarga pasien yang telah dirawat inap

lebih dari 2 hari, adalah 79.5 % pasien/keluarga pasien

menyatakan mutu pelayanan di Ruang Dahlia (Paru) sudah baik,

tetapi masih ada beberapa item yang nilainya masih kurang

antara lain :

1) 50 % perawat kurang membantu pasien dalam melakukan

menyuapi pasien, hal ini dikarenakan sebagian besar pasien

yang di rawat ruang Dahlia (Paru) tingkat

ketergantungannya parsial care, sehingga pasien masih bisa

melakukan makan sendiri tanpa bantuan dan terkadang

keluarga yang menyuapi pasien.

2) 50% perawat yang membantu pasien dalam melakukan

personal hygiene pasien yaitu membantu memandikan /

menyeka pasien, hal ini dikarenakan sebagian besar

pasien yang di rawat ruang Dahlia (Paru) tingkat

ketergantungannya parsial care. Ada sebagian pasien

yang mandi ke kamar mandi sendiri dan ada juga

pasien di seka/ dimandikan oleh keluarganya.

Keterangan :

Nilai Persepsi Mutu Askep dinyatakan baik bila > 75%

3. Instrumen C (Penerapan SAK)

Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)

No Aspek yang dinilai Presentasi

102

X 100 % = 79,5 %Persepsi mutu Askep = 159

159 + 41

X 100 % Persepsi Mutu Askep = Pertanyaan Ya

Pertanyaan Ya+Tidak

Page 103: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Before After 1 Memberikan Oksigen 81,5% 95%2 Memasang Infus 80% 99%3 Memberikan Transfusi 85% 96%4 Memberikan obat suntikan IV

perinfus90,4% 94%

5 Mengukur tekanan darah 92,3% 100%Total (%) 81,1% 97%

Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan) sebelum

dilakukan intervensi yaitu pelaksanan SAK 81,1%, sedangkan

sesudah dilakukan intervensi meningkat menjadi 97% sudah

sesuai dengan SOP.

4.2 Evaluasi

Berdasarkan rencana yang telah disusun, maka kegiatan yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Kegiatan Mahasiswa Perawatan Selama Menjalani Stage

Manajemen di Ruangan Perawatan Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin

Tanggal Kegiatan01 Oktober 2014

02 Oktober 2014

07 Oktober 2014

08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014

08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014

08 Oktober 2014 s.d 22

Orientasi ruangan dan perkenalan, pembuatan struktur organisasi kelompok

Pengumpulan data, analisa situasi dan perumusan masalah ruang dahlia(paru)

Desiminasi awal manajemen keperawatan.

Penyusunan jadwal dinas dan rancangan pembagian peran dalam penerapan SP2KP , penyusunan format pengkajian khusus ruang Dahlia dan sistem dokumentasi asuhan keperawatan, penyusunan format timbang terima, proposal prosedur pelaksanaan timbang terima, proposal prosedur pelaksanaan ronde keperawatan, proposal prosedur pelaksanaan discharge planning, proposal prosedur pelaksanaan sentralisasi obat, proposal prosedur penerimaan pasien baru, serta penyusunan format penunjang kegiatan lainnya, misalnya format kegiatan harian.

Penyelenggaraan rotasi dinas dalam 24 jam, penerapan SP2KP meliputi aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses pendokumentasian keperawatan (penyelenggaraan rotasi dinas dalam 24 jam).

Pelaksanaan timbang terima setiap kali pergantian shift

103

Page 104: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Oktober 201424 Oktober 2014

25 Oktober 2014

Penyelenggaraan ronde keperawatan

Evaluasi penerapan SP2KP

4.2.1 Evaluasi Hasil

Berdasarkan tujuan penyelenggaraan model praktik keperawatan

profesional (SP2KP) yang dilaksanakan oleh kelompok 1 (satu)

mahasiswa stage manajemen STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin di ruang perawatan Dahlia (paru) RSUD Ulin

Banjarmasin, dapat dievaluasi bahwa setelah mengikuti praktik

pembelajaran klinik keperawatan, mahasiswa mampu menjelaskan

dan menerapkan suatu model praktik keperawatan profesional

(SP2KP) dengan metode modifikasi tim-primer dengan perincian

sebagai berikut :

4.2.1.1. Mahasiswa mampu menerapkan pelaksanaan SP2KP

dengan model modifikasi tim-primer nursing sesuai job

deskripsi yang telah ditentuakan.

4.2.1.2. Mahasiswa mampu menganalisis tingkat ketergantungan

pasien dan kebutuhan tenaga keperawatan.

4.2.1.3. Mahasiswa mampu melaksanakan proses asuhan

keperawatan terhadap pasien secara komprehensif dan dapat

mendokumentasikan setiap kegiatan atau implementasi

keperawatan yang dilakukan.

4.2.1.4. Mahasiswa mampu melaksanakan timbang terima pasien

dan ronde keperawatan secara langsung kepada pasien

sesuai dengan teori manajemen keperawatan yang ada.

104

Page 105: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 M1 (Man)

Ruangan Dahlia (Paru) merupakan ruangan perawatan khusus saluran

pernafasan baik penyakit menular maupun tidak menular dengan

kapasitas tempat tidur 25 tempat tidur dengan tenaga keperawatan

berjumlah 13 perawat dan jumlah tenaga keseluruhan berjumlah 15

orang perawat termasuk kepala ruangan dan supervisor.

5.1.2 M2 (Money)

Setelah dilakukan manajemen keperawatan di ruang Dahlia Paru,

didapatkan bahwa telah dijalankannya Rencana Belanja Anggaran

setahun sebelum tahun anggaran dilaksanakan. Juga telah diadakannya

biaya untuk dana emergency/dana tidak terduga untuk kejadian yang

mendadak. Sehingga untuk permintaan sarana dan prasarana yang

telah dianggarkan bisa didapatkan lebih cepat daripada sarana dan

prasarana yang sebelumnya tidak dianggarkan.

5.1.3 M3 (Material)

Setelah dilakukannya observasi oleh mahasiswa manajemen kelompok

1 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin program profesi ners A di

Ruang Dahlia (Paru), didapatkan semua sarana dan prasarana untuk

melakukan tindakan keperawatan sudah mencukupi, serta untuk SOP

di ruangan sudah dilengkapi oleh mahasiswa stage manajemen

105

Page 106: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

kelompok 1 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin program profesi

ners A.

5.1.4 M4 (Metode)

5.1.4.1 Penerimaan Pasien Baru

Setelah dilaksanakan manajemen keperawatan di ruang dahlia

(paru) BLUD RSUD Ulin Banjarmasin yang pengorganisasian

dimulai dari tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014

oleh mahasiswa stage manajemen kelompok 1 STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin program profesi ners A di Ruang

Dahlia (Paru) sebanyak 32 pasien perawat menerima pasien

baru sesuai dengan acuan SOP.

5.1.4.2 Timbang Terima

Pelaksanaan timbang terima pasien dilakukan pada tanggal 08

Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 dengan pengawasan CI

maupun pengawasan kepala ruangan, kegiatan timbang terima

dilakukan di nurse station dan juga dilanjutkan memvalidas

data ke kamar pasien.

5.1.4.3 Ronde Keperawatan

Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan pada Jum’at, 24

Oktober 2014 pukul 10.00 WITA, pada pasien Ny. Y yang

berada diruangan paru yaitu pada pasien kamar VI bed 1

dengan diagnosa medis Efusi Pleura + Susp CA Paru yang

dihadiri oleh kepala bidang keperawatan, kepala ruangan,

pembimbing akademik, konselor gizi.

5.1.4.4 Sentralisasi Obat

106

Page 107: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Kegiatan sentralisasi obat sudah berjalan dengan baik dan

dilakukan pendokumentasian seperti buku persetujuan untuk

dilakukan serah terima obat.

5.1.4.5 Discarge Planning

Kegiatan Discarge Planning dilaksanakan mulai tanggal 08

Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 yaitu dilaksanakan pada

pasien di Kamar I dan Kamar II dengan rencana pulang di

dapatkan sebanyak 4 pasien dengan diagnosa medis yang

berbeda dan menyediakan 10 leaflet (TB Paru, Ca Paru, Efusi

Pleura, RLTI, Sepsis, HF, Pneumonia, Asma Bronkhiale,

PPOK, dan SOPT).

5.1.4.6 Dokumentasi

Kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan

SOAPIER dilaksanakan mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22

Oktober 2014 dan Pendokumentasian asuhan keperawatan

sudah dilengkapi dengan tanda tangan penanggung jawab

setiap shift dinas.

5.1.5 M5 (Market)

5.1.5.1 Instrumen A

Terjadi peningkatan nilai rata-rata penerapan asuhan

keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin,

dimana sebelum dilakukan manajemen penerapan SAK nilai

rata-rata keseluruhan dari beberapa aspek adalah 73,4% dan

setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase

keseluruhannya menjadi 88%.

5.1.5.2 Intrumen B (Kepuasan Pasien)

Kesimpulan dari instrumen B dimana hasil kuesioner

kepuasan pasien sebelum dilakukan intervensi didapatkan

107

Page 108: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

72,5% pasien / keluarga pasien menyatakan mutu pelayanan di

Ruang Dahlia (Paru) sudah baik, tetapi masih ada beberapa

item yang masih kurang, sedangkan hasil kepuasan pasien

sesudah dilakukan intervensi meningkat menjadi 79,5%

pasien / keluarga menyatakan mutu pelayanan sudah baik.

5.1.5.3 Instrumen C

5.2 Saran

5.2.1 Bagi rumah sakit

Diharapkan kepada pihak rumah sakit dapat melakukan pengembangan

staf secara berkala dan bertahap baik secara formal maupun informal,

dalam bentuk dukungan moral maupun material untuk mengikuti

pendididkan ataupun pelatihan, terutama peningkatan jenjang

pendidikan dan peningkatan fasilitas safety pasien untuk ruang Dahlia

(Paru) misalnya tempat tidur yang dilengkapi dengan pagar pembatas,

regulator oksigen mengingat ruang Dahlia (Paru) merupakan ruang

dengan masalah kegawatan nafas dan penyediaam leaflet discharge

planning dari 10 kasus terbanyak di ruang dahlia (paru).

5.2.2 Ruangan paru

Setalah diadakan stage manajemen diharapkan kepada kepala ruangan

untuk memberikan motivasi kepada stafnya untuk melaksanakan serah

terima sesuai dengan prosedur. Hendaknya ronde keperawatan di

adakan minimal tiap bulan sekali. Aspek legalitas diharapkan ada dalam

sentralisasi obat yaitu berupa informed consent persetujuan sentralisasi

obat dan lembar serah terima obat dari keluarga pasien kepada perawat

serta sentralisasi obat tidak hanya obat injeksi tapi juga obat oral untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan dalam proses

pendokumentasian keperawatan agar lebih diperhatikan dan tidak

disepelekan.

5.2.3 Bagi perawat Ruangan paru

108

Page 109: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Setelah dilakukan manajemen keperawatan dengan berkolaborasi

dengan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Banjarmasin, Ners Sari

Mulia, Akademi Pandan Harum diharapkan untuk dapat lebih

meningkatkan mutu dan usaha dalam pemberian pelayanan asuhan

keperawatan yang profesional dan komprehensif sehingga dapat

memberikan kepuasan pada pasien dan keluarganya. Serta pemberian

pelayanan terhadap bio-psiko-sosio-spritual dan kultural pasien dapat

terpenuhi secara baik.

Dalam pelaksanaan timbang terima pasien para perawat diruangan

dapat melaksanaan secara rutin dan dapat hadir sebelum jam pergantian

shift berakhir. Untuk masalah yang dibahas dalam timbang terima

sebaik lebih fokus pada masalah keperawatan pasien dan rencana

tindakan yang dilakukan pada hari itu. Perawat di ruang perawatan paru

juga perlu lebih sering diberikan sosialisasi dalam ronde keperawatan

pada pasien dengan kasus-kasus yag kronis dan masalah komplikasi

yang rumit minimal satu bulan sekali sehingga dapat meningkatkan dan

mengembangkan pengalaman serta pengetahuan perawat terhadap

asuhan keperawatan yang komprehensif.

5.2.4 Bagi institusi pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan agar membekali ilmu manajemen

keperawatan lebih banyak lagi dan juga memberikan waktu yang lebih

bagi mahasiswa dalam melaksanakan tugas praktik dilahan praktik guna

kelak dapat memberikan bekal bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia

kerja.

5.2.5 Bagi Mahasiswa stage manajemen keperawatan selanjutnya

Dengan dilaksanakannya stage manajemen keperawatan diruang

perawatan paru diharapkan mahasiswa keperawatan pada stage

manajemen keperawatan selanjutnya dapat meningkatkan pelayanan

keperawatan yang lebih komprehensif dan memberikan saran atau

metode baru dalam pengorganisasian rencana kegiatan SP2KP dengan

109

Page 110: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

pengaturan rencana kegiatan, sistem ketenagaan, sistem pemberian

asuhan keperawatan, supervisi keperawatan, ronde keperawatan, dan

timbang terima diruang perawatan paru dengan lebih baik dan

terorganisir secara rapi dari yang sudah kami laksanakan sehingga dapat

tercipta manajemen keperawatan yang dapat memuaskan pasien dalam

pemberian pelayanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan (Konsep dan Aplikasi). Jakarta :

Ar – Ruzz Media.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Instrumen Akreditasi

Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI.

Gillies, DA. 1989. Nursing Management System Approach. W.B Sanders,

Phidelphia.

Instalasi Rawat Inap. 2012. Data Performance Ruan Rawat Inap. Rumah Sakit

Ulin Banjarmasin.

Nanda Nic-Noc, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis. Yogyakarta : Media Action.

Nursalam, 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

110

Page 111: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

Rosyidi, Kholid, 2013. Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Jakarta:

Trans Info Media.

Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.

Jakarta : EGC.

Winarti, Arini Sri, 2012. Panduan Praktik Manajemen Keperawatan. Yogyakarta:

Fitramaya.

111

Page 112: Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

112