bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/41479/2/bab 1.pdf · 95% risiko hiperglikemia...
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes atau lebih sering dikenal dengan sebutan Kencing manis adalah
penyakit kronik yang disebabkan oleh kadar gula darah di atas normal, penyakit
ini disebabkan oleh gaya hidup yang salah dan faktor keturunan. Di samping itu,
Diabetes mellitus merupakan istilah umum untuk heterogen gangguan
metabolisme yang temuan utama adalah kronis hiperglikemia. Penyebabnya
adalah baik sekresi insulin terganggu atau aksi insulin terganggu atau keduanya
(Kerner, W., Brückel, J.,2014 ).
Jumlah penderita diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunnya .
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberitahukan bahwa jumlah orang
dengan diabetes meningkat dengan pesat. Data menunjukkan bahwa dunia
prevalensi diabetes antara orang dewasa usia 20-79 tahun adalah 6,4% (285 juta)
pada tahun 2010, dan akan meningkat hingga 7,7% (439 juta) 2030 (Shaw , Sicree
, & Zimmet ,2014). Prediksi yang disusun oleh Dr Hilary raja WHO sebelum
1999 menunjukkan bahwa angka ini akan meningkat untuk 300 juta pada tahun
2025, dan lebih dari 150 juta akan terjadi di Asia. Indonesia merupakan salah satu
dari 10 negara dengan jumlah terbesar orang dengan diabetes (Shaw , Sicree , &
Zimmet ,2010). Prevalensi diabetes mellitus Indonesia perkotaan umur produktif
adalah 4,6%, terdiri dari 1,1% sebelumnya didiagnosis diabetes mellitus dan 3,5%
terdiagnosis diabetes melitus. Prevalensi gangguan toleransi glukosa adalah 9,1%.
Menurut Shaw , Sicree , & Zimmet (2010) diabetes mellitus dan gangguan
toleransi glukosa terkena lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Presentase
95% risiko hiperglikemia dibandingkan dengan laki-laki. Provinsi Jawa Timur
memiliki penduduk tertinggi Indonesia (38,8 juta orang). Di Jawa Timur yang
menderita diabetes memiliki prsentase 6% dari populasi. Kota-kota dengan
populasi tertinggi penderita diabetes di Jawa Timur adalah di Surabaya, Malang,
Sidoarjo, dan Gresik.Surabaya memiliki penduduk tertinggi dan laporan 14,377
2
kasus baru per tahun, Malang memiliki kedua tertinggi populasi dan
laporan 7534 kasus per tahun ( Indonesian Diabetes Association, 2015).
Menurut Glasgow, dkk (2001) menyatakan bahwa ada beberapa alasan
pasien tidak patuh menjalankan diet DM. Ketidakpatuhan terhadap kemampuan
melakukan perawatan seringkali dihubungkan dengan faktor lingkungan dan
faktor pasien itu sendiri yang akan mempengaruhi kemampuan pasien dalam
mengikuti rekomendasi regimen pengobatan. Bagi seorang penderita DM yang
rata-rata sudah lanjut usia, dukungan keluarga menjadi penting baginya untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Penatalaksanaan kesehatan yang berpusat
pada keluarga akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran aktif
keluarga dalam memberikan dukungan perlu ditingkatkan karena keluarga
memerankan peran Pasien DM banyak yang tidak patuh terhadap diet DM
diketahui karena sebagian besar dari mereka merasa bahwa mereka mengalami
kebosanan dalam melaksanakan program diet akibat kurangnya variasi makanan
yang diberikan keluarga dan lamanya menderita DM.
Perencanaan diet yang tepat pada pasien DM merupakan salah satu kunci
dalam pengelolaan kontrol gula darah. Menurut Suyono di dalam Waspadji
(2007), meskipun majunya riset di bidang pengelolaan DM dengan
ditemukankannya berbagai jenis insulin dan obat oral mutakhir, diet masih tetap
merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes. Tujuan
penatalaksanaan diet DM adalah mencapai dan mempertahankan kadar gula
darah, lipid, berat badan dalam tingkatan mendekati normal, mencegah
komplikasi akut dan kronis serta meningkatkan kualitas hidup pasien DM.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
adalah sebagai berikut yaitu :
Bagaimana ketidakpatuhan diet pada Ny.S yang menderita Diabetes Mellitus ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendiskripsikan dan melaporkan peran keluarga
dalam Gambaran Perilaku Diit Diabetes Mellitus pada Ny. S dengan pendekatan
proses keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pasien
Menambah pengetahuan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari –
hari , serta dapat dipakai dasar acuan dalam upaya menekan jumlah penderita
Diabetes Melitus serta menghindarkan penyakitnya.
1.4.2 Bagi Peneliti
Dapat memberi informasi atau gambaran pada peneliti berikutnya yang
berkaitan dengan peran keluarga terhadap pengaturan diet pada lansia yang
menderita Diabetes Melitus.
1.4.3 Bagi Keluarga
Keluarga dengan anggota keluarga yang menderita diabetes melitus dapat
termotivasi untuk memberikan motivasi, edukasi dan fasilitas baik kepada anggota
keluarganya ataupun keluarga lainnya.
4
1.4.4 Bagi Institusi Keperawatan
Dapat menjadi masukan dalam melengkapi konsep-konsep keperawatan yang
berkaitan dalam pelaksanan diet pada penderita dibetes melitus.