bab 1 n 2
DESCRIPTION
bab 1 n 2TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) Paru sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Menurut World Health Organization (WHO) , Indonesia merupakan negara
dengan kasus TB terbesar ketiga di dunia, setelah Cina dan India . WHO
memperkirakan di Indonesia setiap tahunnya terjadi 539.000 kasus baru TB
dengan kematian karena TB sekitar 101.000 orang (Depkes, 2008). TB
merupakan penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler
dan saluran pernafasan, serta merupakan penyakit nomor satu terbesar dalam
kelompok penyakit infeksi (Depkes, 2008).
Dalam laporan WHO tahun 2013; pada tahun 2012 diperkirakan
terdapat 450.00 orang yang menderita TBMDR dan 170.000 orang
diantaranya meninggal dunia. Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah
kematian TB tetap tinggi untuk penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan
disembuhkan, tetap fakta tetap menunjukan keberhasilan dalam pengendalian
TB.peningkatan angka insidensi TB secara global telah berhasil dihentikan
dan telah menunjukan tren penurunan (turun 2% pertahun pada tahun 2012),
angka kematian juga sudah berhasil diturunkan bila dibandingkan tahun 1190.
(Uyainah, 2014)
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2015 angka
penemuan kasus TB secara nasional mengalami penurunan dalam tiga tahun
terakhir. Pada tahun 2012 angka penemuan kasus mencapai 61%, kemudian di
tahun 2013 turun menjadi 60%, dan pada tahun 2014 kembali mengalami
penurunan menjadi 46% ( Kemenkes, 2015).
Strategi program penanggulangan TB yang digunakan di Indonesia
adalah strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Penemuan
penderita TB Paru dalam strategi ini dilakukan secara pasif (passive case
finding) yaitu penjaringan suspek TB dilaksanakan hanya pada penderita yang
berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan terutama Puskesmas, sehingga
penderita yang tidak datang masih menjadi sumber penularan. Alternatif
1
program pemberantasan TB Paru adalah dengan Active Case Finding yaitu
menjaring suspek TB Paru dengan melibatkan peran serta masyarakat
termasuk kader untuk meningkatkan angka cakupan (coverage) penemuan,
pemeriksaan dan pengobatan TB Paru . Menurut Depkes (2002) kader
merupakan kunci keberhasilan program peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan bidang kesehatan dalam masyarakat. Penemuan penderita TB
Paru secara aktif di masyarakat sangat penting untuk mencegah penularan
lebih lanjut tetapi kendala dilapangan adalah jumlah tenaga kesehatan yang
ada sangat terbatas.
Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitan dan
kematian akibat TB menjadi setengahnya ditahun 2015 jika dibandingkan
dengan tahun 1990. Angka prevalensi TB yang pada tahun 1990 sebesar 443
per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 222 per 100.000
penduduk. (Uyainah, 2014).
Berdasarkan uraian diatas maka kami tertarik untuk mengambil judul
penelitian “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kader dengan
Penemuan Suspek TB Paru di Puskesmas Tanjung Karang ”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh perumusan masalah
penelitian sebagai berikut :
a. Apakah terdapat hubungan pengetahuan kader dengan penemuan suspek
TB paru di Puskesmas Tanjung Karang?
b. Apakah terdapat hubungan sikap kader dengan penemuan suspek TB Paru
di Puskesmas Tanjung Karang.
c. Apakah terdapat hubungan motivasi kader dengan penemuan suspek TB
Paru di Puskesmas Tanjung Karang.
2
1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan umum
Menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi kader
dengan penemuan suspek TB Paru di Puskesmas Tanjung Karang .
1.3.2. Tujuan khusus
a. Menganalisis hubungan antara pengetahuan kader dengan
penemuan suspek TB paru di Puskesmas Tanjung Karang.
b. Menganalisis hubungan sikap kader dengan penemuan suspek TB
Paru di Puskesmas Tanjung Karang.
c. Menganalisis hubungan motivasi kader dengan penemuan suspek
TB Paru di Puskesmas Tanjung Karang.
1.4. MANFAAT
1.4.1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan mampu menambah wawasan bagi
ilmu pengetahuan pada umumnya, dan khususnya kedokteran keluarga
dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai peran
kader dalam penemuan suspek TB Paru.
1.4.2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti dalam
memperoleh informasi tentang hubungan antara pengetahuan, sikap
dan motivasi kader dengan penemuan suspek TB Paru.
b. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi dan Puskesmas untuk
meningkatkan peran kader dalam penemuan suspek TB Paru.
c. Bagi Fakultas
Diharapkan dapat menjadi sumbangsih ilmu terhdap proses
pembelajaran.
3
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan untuk
dikembangkan pada penelitian berikutnya tentang pengetahuan,
sikap, motivasi kader dengan penemuan suspek TB Paru.
e. Bagi KaderDiharapkan dapat menjadi motivasi bagi seluruh kader untuk semakin aktif menemukan suspek TB Paru.
4
BAB II
KEADAAN UMUM PUSKESMAS
2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN TOFOGRAFI PUSKESMAS
Puskesmas Tanjung Karang adalah salah satu Puskesmas di Kota
Mataram, letaknya diapit antara Puskesmas Karang pule dan puskesmas
Ampenan.
Gambar 2.1. Peta Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun
2014.
Adapun batas-batas administrasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Ampenan
Sebelah Selatan : Kelurahan Jempong Baru
Sebelah Timur : Kelurahan Karang Pule
Sebelah Barat : Selat Lombok
5
Wilayah Puskesmas Tanjung Karang adalah 746 Km2, yang
termasuk dalam 2 kecamatan yaitu kecamatan Sekarbela yang terdiri dari
Kelurahan Tanjung Karang, Kelurahan Tanjung Karang Permai, dan
Kekalik Jaya, dan kecamatan Ampenan yang terdiri dari Kelurahan
Ampenen Selatan, Kelurahan Banjar dan Kelurahan Taman sari.
2.2. GAMBARAN DEMOGRAFI PUSKESMAS
Jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk per Kelurahan
Berdasarkan hasil survei tahun 2014, jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Karang tercatat 53.429 jiwa, dengan jumlah
penduduk dan sasaran penduduk menurut kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Luas Wilayah, Jumlah Lingkungan, Jumlah Pendudukdan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan diwilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2014.
No KelurahanJumlah
LingkunganJumlah Penduduk
1 Tanjung Karang
6 7472
2 Tanjung Karang Permai
5 6819
3 Kekalik Jaya 5 15823
4 Taman Sari 4 8482
5 Banjar 4 6735
6 Ampenan Selatan
5 8098
Jumlah 29 53429
6
2.3. SUMBER DAYA KESEHATAN
2.3.1. SARANA KESEHATAN
Pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini
telah berhasil meningkatkan Derajat Kesehatan secara cukup
bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan.
Hal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai sumber daya kesehatan
yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
sumber daya kesehatan lainnya.
2.3.1.1. Sarana Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Tanjung Karang yang memiliki berbagai macam
fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat
diperlukan dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat.
Hal ini akan terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan
swasta sekaligus. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.2. Fasilitas pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2014
No Pelayanan Kesehatan
Jumlah Keterangan
1. Rumah Sakit Swasta 3 RSIA Permata Hati, RS. Bayangkara, RS. Medistra
2. Bidan Praktek swasta
10
3. Balai Pengobatan/Klinik
1 Klinik Asyifa
4. Puskesmas Pembantu
2
5. Poskesdes 2
7
Penyediaan fasilitas kesehatan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif yang dikelola Pemerintah ataupun swasta berperanan
penting dalam kondisi kesehatan masyarakat.
2.3.1.2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan, telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan
menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian dan
kesinambungan pembangunan kesehatan.
Peran serta masyarakat melalui Posyandu yang merupakan
salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM), memiliki peranan penting masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Bentuk lain peran serta masyarakat
melalui UKBM selain Posyandu adalah Polindes, Desa Siaga,
POD, Pos UKK, TOGA, Dana Sehat dan lain-lain. Keberadaan
jenis UKBM di Puskesmas Tanjung Karang yang menunjukkan
tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan antara lain:
Tabel 2.3.Telaah Kemandirian UKBM di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2014
No KelurahanPos-
YanduPoskes
trenPoskesdes Toga SBH
Pos UKK
Dana Sehat
Desa Siag
aBattra
1 Tanjung Karang
6 1 0 0 -0 0 Ada Ya 0
2 Tanjung karang Permai
7 0 0 1 0 0 Ada Ya 3
3 Kekalik Jaya
7 0 1 1 0 0 Ada Ya 0
4 Tamam sari
4 0 0 1 0 0 Ada Ya 1
5 Banjar 4 1 0 1 0 0 Ada Ya 0
6 Ampenan Selatan
7 0 1 1 0 0 Ada Ya 2
Puskesmas
34 2 2 5 0 0 Ada Ya 6
8
Dari Tabel di atas ternyata upaya kesehatan yang bersumber
daya masyarakat sebagian besar berupa Posyandu sebanyak
34(100,0%) dari UKBM yang ada.
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
Puskesmas Tanjung Karang terdiri dari 34 Posyandu,
Tingkat kemandirian posyandu menunjukkan tingkatan peran
serta masyarakat yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu:
Pratama, Madya, Utama, Purnama dan Mandiri.
Tabel 2.4. Starata Posyandu Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2014
No PuskesmasTarget
Tahun 2013 Tahun 2014
Posyandu Aktif Posyandu Aktif
Total Pos-yandu
Jumlah
Purnama + Mandiri
%
Total
Pos-yandu
Jumlah
Purnama + Mandiri
%
1 Tanjung Karang
40 % 6 6 100 6 5 100
2Tanjung karang Permai
40 % 7 3 100 7 3 100
3 Kekalik Jaya 40 % 7 7 100 7 4 100
4 Tamam sari 40 % 4 4 100 4 3 100
5 Banjar 40 % 4 4 100 4 4 100
6Ampenan Selatan 40 % 7 7 100 7 5 100
Puskesmas 40 % 34 34 100% 34 14 100
9
Dari Tabel di atas terlihat bahwa Posyandu Aktif di masing-masing
Kelurahan, Tahun 2014 tertinggi dicapai Kelurahan (100 %)
b. Desa Siaga
Desa/Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Tanjung Karang 2014. Target
yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 80% desa dan kelurahan
yang ada di Indonesia telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Di
Puskesmas Tanjung Karang yang ada telah menjadi kelurahan siaga.
Data desa/kelurahan siaga menurut tingkat kemandirian di Puskesmas
Tanjung Karang tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5. Desa Siaga di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2014
NO
KelurahanJUMLAH Lingkungan/Posyandu
DESA/KELURAHAN SIAGA
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 Tanjung Karang 6 0 1 5 0 6 100.00
2 Tanjung Karang Permai
7 0 4 3 0 7 100.00
3 Kekalik Jaya 7 0 3 4 0 7 100.00
4 Tamam sari 4 0 1 3 0 4 120.00
5 Banjar 4 0 0 4 0 4
6 Ampenan Selatan
6 0 1 5 0 6
Puskesmas 34 0 10 24 0 34
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Puskesmas Tanjung Karang tahun 2014
bahwa semua kelurahan yang ada merupakan Desa/kelurahan siaga (100%).
2.3.2. TENAGA KESEHATAN
Tenaga di bidang Kesehatan merupakan Sumber Daya Manusia yang
diperlukan dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan karena keberhasilan
pembangunan kesehatan tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan sebagai pemikir,
perencanaan, penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan. Oleh karena itu
10
salah satu syarat keberhasilan pembangunan kesehatan adalah tersedianya tenaga
kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas yang mencukupi serta tersebar secara
merata.
Informasi mengenai ketenagaan di bidang kesehatan mempunyai kaitan yang
sangat erat dengan upaya peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas tenaga
kesehatan. Informasi tenaga di bidang kesehatan sangat diperlukan dalam
menunjang peningkatan pengelolaan pelayanan kesehatan, khususnya dan aspek
perencanaan kebutuhan tenaga, pendayagunaan serta peningkatan kualitas melalui
pendidikan dan pelatihan.
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Puskesmas Tanjung
Karang tahun 2014 sebanyak 46 orang yang terdiri dari 38 orang tenaga kesehatan
dan 7 orang tenaga non kesehatan yang di antaranya meliputi pejabat struktural dan
staf administrasi. Proporsi tenaga kesehatan menurut 8 jenis tenaga kesehatan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
yang ada di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
11
No Jenis Tenaga Jumlah
Medik
Dokter Umum Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan
S. Keperawatan / SKM Sarjana Kes. Lingk
Paramedik Perawatan
S. Kep. Ners Akper SPK Akbid Bidan Akademi Perawat Gigi
Paramedik Non Perawatan
AKL / APK AAK AKZI DIII Farmasi SPAG SPPH SMF / SAA Pekarya Kesehatan SMAK
Non Medik
Sarjana ( S1 ) Sarjana Muda ( DIII ) SLTA SMP SD
21
1 ( Kepala Puskesmas )1
-11-9-3
233---2--
2231-
JUMLAH 46
12
Medis20.21%
Keperawatan48.33%
Kefarmasian7.85%
Kesmas6.00%
Gizi4.64%
Keter-apian Fisik
1.42%
Tehnisi Medis11.56%
Gambar 2.2. Proporsi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang 2014
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Tenaga Kesehatan
yang ada di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2014 adalah tenaga keperawatan
(48,33%) yang meliputi perawat, perawat gigi dan bidan.
13