bab-1-2-3-makalah.docx

23
1 PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Hal ini diwujudkan sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia yang tidak dapat terlepas dari peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang dipengaruhi proses belajar dimana sangat bergantung pada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya model pembelajaran yang terjadi di dalamnya. Model pembelajaran dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

Upload: rizqiana-putri-fiyendri

Post on 15-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

TBP

TRANSCRIPT

Page 1: BAB-1-2-3-makalah.docx

1

PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan edukatif berupa materi

belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses

komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan

agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

perubahan tingkah laku. Hal ini diwujudkan sebagai upaya meningkatkan sumber daya

manusia yang tidak dapat terlepas dari peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan

yang dipengaruhi proses belajar dimana sangat bergantung pada efektifitas proses komunikasi

yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.

Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya model pembelajaran yang

terjadi di dalamnya. Model pembelajaran dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi

menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima

pesan. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa

ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik

mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga

menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah

laku menjadi lebih baik.

Diyakini bahwa perkembangan ilmu dan teknologi serta tuntutan masyarakat

mendorong untuk dikembangkannya berbagai model pendidikan dan pembelajaran yang lebih

sesuai dengan harapan.

Dalam pendidikan khususnya pembelajaran tidak terlepas dari model pembelajaran

yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Untuk menciptakan proses komunikasi yang

efektif, pendidik harus memahami konsep dasar model pembelajaran pendidikan, antara lain

model Gerbner, model Defleur, model komunikasi SMCR, Nine Event of Instruction, dan

lainnya. Kita akan membahas 2 diantara model tersebut, yaitu model komunikasi SMCR

dan Nine Event of Instruction.

Page 2: BAB-1-2-3-makalah.docx

2

TEORI

A. MODEL PEMBELAJARAN KOMUNIKASI (BERLO)

Dalam model komunikasi David K. Berlo (1960), terdapat unsur-unsur utama

komunikasi yang dikenal dengan SCMR, yaitu Source (sumber), Channel (saluran), Message

(pesan), dan Receiver (penerima). Di samping itu, terdapat juga tiga unsur lain, yaitu

Feedback (tanggapan balik), Efek, dan Lingkungan. Setiap unsur ini akan saling bergantung

satu sama lain dan memiliki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim informasi.

Sumber terdiri dari satu orang atau kelompok. Misalnya partai, organisasi atau

lembaga.

a. Keterampilan berkomunikasi (communication skills) yang terdiri atas:

- Kemampuan sumber dalam menyusun tujuan komunikasi

- Kemampuan sumber dalam menterjemahkan pesan ke dalam bentuk signal

atau ekspresi tertentu

b. Sikap, terdiri atas:

- Sikap terhadap diri sendiri

- Sikap terhadap pesan

- Sikap terhadap penerima pesan (receiver) maupun sikap sebaliknya,

receiver terhadap sumber

c. Pengetahuan, meliputi:

- Pengetahuan sumber tentang receiver, media komunikasi yang sesuai,

metode pendekatan yang sesuai, serta pengetahuan tentang pesan

- Pengetahuan receiver tentang sumber, media, maupun pesan

Page 3: BAB-1-2-3-makalah.docx

3

d. Sistem sosial budaya, baik sumber maupun penerima harus memperhatikan

sistem sosial budaya yang ada, meliputi:

- Norma yang dianut

- Sistem pengambilan keputusan. Misalnya, terkait dengan inovasi bidang

pertanian

- Budaya yang berkembang dan dianut

2. Pesan

Pesan dikembangkan berdasarkan:

- Kode pesan (penggunaan bahasa, gambar yang disepakati)

- Isi (disajikan utuh atau terpotong)

- Perlakuan (pesan dapat dicerna oleh kelima indera manusia)

3. Saluran komunikasi

Saluran komunikasi yang digunakan hendaknya:

- Baik menurut sasaran

- Dapat diterima oleh banyak sasaran

- Mudah digunakan oleh banyak sumber maupun penerima

- Lebih ekonomis

- Cocok dengan pesan

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim

5. Umpan Balik

Umpan balik merupakan respons atau reaksi yang diberikan oleh penerima

6. Efek

Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

7. Lingkungan

Page 4: BAB-1-2-3-makalah.docx

4

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi

jalannya komunikasi.

Muhamad (1995) menjelaskan bahwa model Berlo menekankan komunikasi sebagai

suatu proses dan menekankan “meaning are in the people”, atau arti pesan yang dikirimkan

pada orang yang menerima pesan bukan pada kata-kata pesan itu sendiri. Dengan kata lain,

bahwa interpretasi pesan terutama tergantung kepada kata atau pesan yang ditafsirkan oleh si

pengirim atau si penerima.

Berlo menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik (decoder)

dalam proses komunikasi. Enkoder bertanggung jawab mengekspresikan maksud sumber

dalam bentuk suatu pesan. Menurut Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh

faktor-faktor berikut, seperti keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan

budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan, dan kode. Saluran

berhubungan dengan panca indera, yaitu: melihat, mencicipi, mendengar, menyentuh, dan

membaui.

Berikut adalah gambar dari model S-M-C-R :

Page 5: BAB-1-2-3-makalah.docx

5

Mulyana (2003) mengidentifikasi kelebihan dan keterbatasan dalam model Berlo ini.

Salah satu kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi

publik atau komunikasi massa, namun komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk

komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsang penelitian) karena

memperinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model ini misalnya dapat

memandu anda meneliti efek keterampilan komunikasi penerima atas penerimaan pesan yang

dikirimkan. Atau jika sebagai pembicara mungkin mulai menyadari bahwa latar belakang

pembicara akan mempengaruhi penerima pesan.

Sedangkan keterbatasan model Berlo ini adalah Berlo mengganggap bahwa

komunikasi merupakan sebuah fenomena yang statis. Disamping itu, umpan balik yang

diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya dan komunikasi

non verbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.

Page 6: BAB-1-2-3-makalah.docx

6

B. NINE EVENT OF INSTRUCTION (GAGNE)

ROBERT GAGNE 1916-2002 "Learning is something

that takes place insidea person's head- in the brain"

Robert Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA.

Beliau mendapatkan gelar A.B. pada Yale tahun 1937 dan pada

tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. dalam Psychology dari

Universitas Brown. Mengajar pada Connecticut College for

Women dari 1940-49 dan kemudian pada Penn State University

dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi direktur

“perceptual and motor skills laborartory” dari U.S. Air force.

Pada saat itu dia mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut

"The Conditions of Learning".

Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor pada Department of Education

Research at Florida State University di Tallahassee.

Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang

mencapai kulminasinya pada “The Condition of Learning”. Banyak gagasan Gagne tentang

teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan informasi, pada bukunya “The

Condition of Learning” Gagne membahas tentang fase-fase dalam belajar, kapabilitas

manusia yang dihasilkan setelah belajar (outcomes), kondisi atau tipe pembelajaran (The

Eight Conditions Learning) dan kejadian-kejadian belajar (Nine Intructional Events), serta

hubungan kejadian-kejadian tersebut. Yang membuat namanya dapat disejajarkan dengan

nama-nama besar dan terkenal lain di zaman-nya seperti Jean Piaget, J.F. Guilford, Zoltan P.

Dienes, Richard R. Skemp, David P. Ausubel, Jerome Bruner, Burrhus F. Skinner, maupun

Lev. S. Vygotsky.

Dalam bukunya yang berjudul ”The Conditions of Learning” (1965), Gagne

mengidentifikasikan mengenai kondisi mental seseorang agar siap untuk belajar. Ia

mengemukakan apa yang dinamakan dengan ”nine events of instruction” atau sembilan

langkah/peristiwa belajar. Sembilan langkah/peristiwa ini merupakan tahapan-tahapan yang

berurutan di dalam sebuah proses pembelajaran. Tujuannya adalah memberikan kondisi yang

sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Page 7: BAB-1-2-3-makalah.docx

7

Gagne (1972) mengemukakan bahwa: “learning is a change inhuman disposition or

capacity, which persist over a period time, and which is not simply ascribable to process of

growth”. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar

secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne

berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh factor dari luar dan factor dari dalam diri dan

keduanya saling berinteraksi (Warsita, 2008:2).

Dalam proses pembelajaran, guru harus sudah menentukan atau menetapkan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai (Dahar, 1988:162). Tujuan yang dimaksud Dahar tersebut,

dalam teori Gagne, tersusun secara hirarki. Proses pembelajaran harus dicapai dengan

melewaki hirarki tersebut. Apa yang dipaparkan Dahar di atas dapat diperjelas dengan tulisan

Resnick dan Ford (1984) berikut ini: “A hierarchy is generated by considering the target task

and asking: “What would (this child) have to know and how to do in order to perform this

task…?”.

Karena itu, hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau top

down (Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun

keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari

hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan prasyarat

(prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari

keterampilan atau pengetahuan diatasnya itu. Hirarki belajar dari Gagne memungkinkan juga

prasyarat yang berbeda untuk kemampuan yang berbeda pula (Orton, 1987). Sebagai contoh,

pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai pra-

syaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya, yang masih

membutuhkan kemampuan membedakan (discriminations) sebagai prasyarat berikutnya lagi.

Nine Event of Instructional (Sembilan Langkah / Peristiwa Belajar)

Apakah yang terjadi dalam mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha

mengontrol kondisi ekstern. Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses belajar,

namun termasuk tugas guru yang utama dalam mengajar.

Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne

terkenal dengan “Nine Instructional Events” yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 8: BAB-1-2-3-makalah.docx

8

1. Gaining Attention (memelihara perhatian)

Dengan stimulus ekster kita berusaha membangkitkan perhatian dan motivasi siswa

untuk belajar.

2. Inform Learners of Objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)

Menjelaskan kepada murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan setelah belajar. Ini

dilakukan dengan komunikasi verbal.

3. Stimulate Recall of Prior Learning (merangsang murid)

Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan yang

merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang akan diberikan.

4. Present the Content (menyajikan stimuli)

Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran sehingga murid menjadi

lebih siap menerima pelajaran. (penyajian materi baru, persepsi selektif)

5. Provide "Learning Guidance" (memberikan bimbingan)

Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar (encoding semantic)

6. Elicit Performance /Practice (pemantapan apa yang dipelajari)

Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk

menerapkan apa yang telah dipelajari itu. (memunculkan tindakan/respons)

7. Provide Feedback (memberikan feedback)

Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah

hasil belajarnya benar atau tidak. (memberikan feedback terhadap hasil/penguatan)

8. Access Performance (menilai hasil belajar)

Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk

mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan

beberapa soal.

9. Enhance Retention and Transfer to The Job (mengusahakan transfer)

Page 9: BAB-1-2-3-makalah.docx

9

Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk

menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya

dalam situasi-situasi lain (meningkatkan proses penyimpanan memori/kemampuan

mengingat/ generalisasi)

Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar

sendiri terjadi antara peristiwa nomor 5 dan 6. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur

dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang harus

dilakukannya.

Page 10: BAB-1-2-3-makalah.docx

10

PEMBAHASAN

A. MODEL PEMBELAJARAN KOMUNIKASI (BERLO)

Dalam model pembelajaran komunikasi Berlo proses komunikasi hanya akan terjadi

apabila ada empat komponen dasar tersebut di atas. Secara deskriptif dapat dirumuskan

terjadinya proses komunikasi sebagai berikut: Apabila ada sumber (S) membawa pesan (M)

disampaikan melalui saluran/media (C) kepada penerima (R). Deskripsi tersebut dapat

diperjelas lagi : proses komunikasi akan terjadi apabila ada seseorang menyampaikan pesan

melalui saluran kepada penerima.

Dengan demikian proses komunikasi dapat terjadi apabila empat komponen tersebut

terdapat saling hubungan, saling berproses dalam mewujudkan komunikasi yang

dikehendaki. Teori dasar komunikasi inilah yang melandasi munculnya Media Komunikasi.

Media Komunikasi menjadi dasar munculnya Media Belajar atau Media Pembelajaran.

Karena pada dasarnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi yang terjadi antara

Sumber dan Penerima atau antara Guru dengan Siswa.

Teori komunikasi Berlo mengembangkan wawasan proses pembelajaran pada kelas

konvensional sebagai suatu komunikasi, guru merupakan pengirim pesan

materi/pembelajaran (sender). Pada proses pengiriman dibutuhkan suatu bentuk berupa

saluran (potensi guru, media, indera penerima/siswa), diteruskan dengan proses peneriman

pesan/materi pembelajaran oleh siswa sebagai penerima pesan (receiver). Gangguan dapat

terjadi pada proses penyampaian pesan (saluran) seperti keadaan lingkungan belajar, suasana

psikologis guru maupun siswa, dan sejenisnya yang pada dasarnya akan mengganggu proses

pembelajaran yang berlangsung. Untuk mengatasi hal-hal tersebut dapat dilakukan umpan

balik dari penerima pesan/siswa pada pengirim pesan/guru seperti dengan metode-metode

seperti tanya jawab tentang materi pembelajaran terkait.

Berdasarkan pemaparan di atas, komunikasi menjadi bagian penting dalam

pembelajaran di kelas. Melalui komunikasi, materi pelajaran yang akan disampaikan oleh

guru dapat sampai kepada siswa baik secara langsung maupun dengan bantuan bahan ajar

atau media pembelajaran. Potensi guru dan kepekaan indera siswa dalam menerima materi

pelajaran merupakan salah satu hal penting dalam ketercapaian komunikasi dalam

Page 11: BAB-1-2-3-makalah.docx

11

pembelajaran. Dengan adanya komunikasi yang baik antara guru sebagai pengirim pesan dan

siswa sebagai penerima pesan, maka pesan yang berupa pengetahuan akan materi pelajaran

dapat dipahami secara mendalam.

Agar komunikasi dapat mencapai tujuannya, baik sumber ataupun penerima

memerlukan empat hal, yaitu : keterampilan berkomunikasi, sikap, tingkatan, pengetahuan

dan posisinya di dalam sistem sosio-kultural

a.         Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan yang diperlukan adalah dalam menyampaikan pesan, seperti

menulis, dan bercakap-cakap. Dan keterampilan yang diperlukan oleh penerima pesan

adalah membaca, mendengar dan menyimak. Jadi, ada keterampilan yang berlaku dan

penting untuk keduanya, baik bagi sumber maupun penerima pesan yaitu berfikir.

Keterampilan berkomunikasi bagi sumber menentukan kecermatan dan

keberhasilan berkomunikasi dalam dua hal yaitu, kemampuan untuk menganalisis

maksud dan tujuan komunikasi dan kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan

sebagai pernyataan dari maksud dan tujuannya. Maka dari itu, sumber perlu memiliki

bahasa yang memadai untuk menyatakan gagasan atau maksudnya.

b.         Sikap

Sikap sumber komunikasi sangat mempengaruhi terhadap tata cara dalam

berkomunikasi. Sikap dapat ditunjukkan sebagai sikap setuju, yaitu mendukug

terhadap suatu obyek tertentu, dan sikap tidak mendukung yaitu tidak menyenangkan

atau tidak sesuai terhadap hal tertentu.

Berlo mendeskripsikan sikap dalam hubungannya dengan proses komunikasi

ke dalam tiga macam yaitu; (1) sikap terhadap dirinya sendiri, yaitu apakah sumber

dan penerima mempunyai sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. (2) sikap

terhadap bahan atau materi yang disampaikan dan (3) sikap terhadap penerimannya

(bagi sumber) atau sikap terhadap sumber (bagi penerima).

c.         Tingkatan Pengetahuan

Kiranya sudah jelas jika dalam pengetahuan yang dimiliki sumber tentang

pesan atau informasi yang disampaikan akan mempengaruhi pesan yang

dikomunikasikan. Seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan efektif apabila dia

Page 12: BAB-1-2-3-makalah.docx

12

tidak mengetahui hal-hal yang dia komunikasikan dengan baik. Sebaliknya, bila

sumber terlalu ahli dalam bidang spesialisasinya, ada kemungkinan dia juga akan

membuat kesalahan, misalnya dalam hal menyampaikan pesan terlalu teknis, sehingga

penerima sulit untuk menerima dan tidak dapat mengerti apa yang disampaikannya.

Di pihak penerima juga berlaku hal yang sama. Ia tidak mengerti pesan yang

disampaikan apabila penerima tidak mengetahui sama sekali tentang isi pesan yang

disampaikan, dia akan sulit memahami pesan tersebut.

d.        Sistem Sosio-Kultural

Tidak ada proses komunikasi yang bebas dari pengaruh sistem sosio-kultural.

Baik sumber maupun penerima. Pengaruh sosio-kultural dapat berupa peranan yang

dilaksanakan dalam sistem sosio-kulturalnya, fungsi yang harus dilaksanakan,

diterima atau tidaknya dalam sistem sosio-kultural, serta harapan-harapan yang ingin

dicapai.

Ada pula gangguan yang sering dijumpai karena kegagalan dalam pembelajaran sebab

lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi

yang efektif dalam proses pembelajaran.

Teori Berlo mengandung beberapa kelemahan dimana tidak dibedakannya antara

sumber dan penerima karena peranan dapat berlangsung serentak dalam suatu komunikasi,

tidak berlangsung antara individu melainkan dalam suatu realitas sosial, tidak ada awal dan

akhir sepanjang manusia sadar akan diri dan lingkungannya.

B. NINE EVENT OF INSTRUCTION

Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah mekanisme dimana seseorang menjadi

anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks. Kompetensi yang diperlukan meliputi

skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga

belajar adalah hasil dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas.

Peristiwa pembelajaran (instructional events) menurut Gagne adalah peristiwa dengan

urutan sebagai berikut:

(1) Gaining Attention,

Page 13: BAB-1-2-3-makalah.docx

13

yaitu upaya atau cara untuk meraih perhatian siswa,

(2) Informing Learner of The Objective,

memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh

(silabus)

(3) Stimulating Recall of Prior Learning,

guru biasa menyebutnya dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk

mengingat pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa yang

akan dipelajari berikutnya (review)

(4) Presenting Stimulus,

setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus, (variasi belajar)

(5) Providing Learning Guidance,

berikan bimbingan belajar

(6) Eliciting Performance,

tingkatkan kinerja,

(7) Providing Feedback,

berikan umpan balik, dengan memberitahukan benar/salah dengan

membandingkan

(8) Assessing Performance,

mengukur capaian hasil belajar,

(9) Enhancing Retention and Transfer,

tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan untuk dicapai. (meningkatkan KKM)

Agar kesembilan langkah/peristiwa itu berarti dan memberi makna yang dalam bagi

siswa, maka guru harus melakukan apa yang memang harus dilakukan. Dengan kata lain

menyediakan suatu pengalaman belajar atau apapun namanya agar kondisi mental siswa itu

terus terjaga untuk kepentingan proses pembelajaran. Apa yang dikemukan oleh Gagne itu

akan berarti jika kita guru mampu menyediakan sesuatu yang memang dibutuhkan.

Dengan penerapan sembilan peristiwa belajar ini, guru dituntut untuk dapat

membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa. Motivasi mempengaruhi belajar dan

unjukkerja siswa. Oleh karena itu, siswa perlu dimotivasi dengan mengaitkan tugas dan

pengalaman pribadinya. Kemudian mendorong peserta didik untuk mengaitkan antara usaha

dan hasil yang dicapai.

Page 14: BAB-1-2-3-makalah.docx

14

Page 15: BAB-1-2-3-makalah.docx

15

Page 16: BAB-1-2-3-makalah.docx

16

KESIMPULAN

1. Pada Model Pembelajaran Komunikasi Berlo, contoh: guru sebagai Sourch atau

sumber belajar. Message adalah Materi dan bahan pengajaran dari guru. Melihat,

mendengar, meraba sebagai chanel dalam memahami materi pelajaran, serta siswa

sebagai Receiver. Dimana terdapat Feedback dalam kegiatan belajar , berupa tugas

atau ulangan akhir yang menentukan penilaian. Efek siswa/ Peserta didik dapat

mengerti materi yang disampaikan, dan Lingkungan yaitu kondisi/situasi dalam

pembelajaran

2. Ada Sembilan peristiwa belajar Gagne yaitu: (1) Gaining Attention; yaitu upaya atau

cara untuk meraih perhatian siswa, (2) Informing learner of the objectives;

memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh,

(3) Stimulating Recall of Prior Learning; guru biasa menyebutnya dengan appersepsi,

yaitu merangsang siswa untuk mengingat pelajaran terkait sebelumnya dan

menghubungkannya dengan apa yang akan dipelajari berikutnya, (4) Presenting

Stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus, (5) Providing Learning

Guidance; berikan bimbingan belajar, (6) Eliciting Performance; tingkatkan kinerja,

(7) Providing Feedback; berikan umpan balik, (8) Assessing Performance; mengukur

capaian hasil belajar, (9) Enhancing Retention and Transfer; tingkatkan capaian hasil

belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.

Peristiwa ini dapat dijadikan acuan atau landasan dalam melakukan intervensi

pembelajaran , sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan dan

proses pembelajaran melalui pengembangan system instruksional.

Page 17: BAB-1-2-3-makalah.docx

17

DAFTAR PUSTAKA

http://www.niu.edu/facdev/resources/guide/learning/gagnes_nine_events_instruction.pdf

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/22/konsep-dasar-komunikasi-pendidikan-2/

http://digilib.unila.ac.id/3456/15/BAB%20II.pdf

buku TBP

2 BUK DI FARIS