documentb

21
PENGARUH KONSENTRASI AROMATIK MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP AKTIVITAS LOKOMOTOR MENCIT PUTIH GALUR ddY PRAPOPOSAL SIKRIPSI Untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar yang di bina oleh Dra. Susilowati, M.pd oleh: Megawati 120342422462/HZ UNIVERSITAS NEGERI MALANG 1

Upload: meeyghaa-thayhaankkszaiinyiikwu

Post on 18-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

yyyyy

TRANSCRIPT

Page 1: Documentb

PENGARUH KONSENTRASI AROMATIK MINYAK ATSIRI DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP AKTIVITAS

LOKOMOTOR MENCIT PUTIH GALUR ddY

PRAPOPOSAL SIKRIPSI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar

yang di bina oleh Dra. Susilowati, M.pd

oleh:

Megawati 120342422462/HZ

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI

Februari 2015

1

Page 2: Documentb

2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya tanaman Aromatik yang berasal dari Indonesia, sudah

dibuktikan bahwa dapat dijadikan bahan Aromaterapi, hal ini berhubungan

dengan pernyataan Muchtaridi yang menyatakan bahwa banyak tanaman

Indonesia yang dapat dijadikan Aromaterapi, dalam penelitiannya terdapat

beberapa tanaman yang digunakan yaitu, Kemangi (Ocimum basilicum L.), kayu

putih (Melaleuca leucadendron L.), biji pala (Myristica fragrans Hout), bunga

kenanga (Cananga odoratum), rimpang laja gowah (Alpinia malaccensis Roxb.),

kulit batang ki lemo (Litcea cubeba L) dan serai dapur (Cymbopogon citratus).

Komponen yang beperan dalam beberapa tanaman itu yaitu minyak atsiri. Pada

penilitian ini, penulis ingin mengkaji tentang aktivitas dari senyawa aktif Minyak

atsiri pada Daun Kemangi.

Daun kemangi (Ocimum basilicum L) merupakan salah satu tumbuhan

alam yang mudah diperoleh di Asia seperti di Indonesia. Daun Kemangi

berpotensi sebagai anti mikroba, anti inflamasi, antioksidan dan analgesik. Daun

kemangi memiliki kandungan flavonoid bersifat anti inflamasi yang dapat

mengurangi rasa sakit apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan pada luka.

Selain itu, flavonoid bersifat sebagai antibakteri dan antioksidan yang dapat

meningkatkan kerja sistem imun dan membantu proses penyembuhan luka

(Olivia H.,2013). Selain itu juga terdapat kandungan Minyak atsiri pada Daun

Kemangi, Komposisi minyak atsiri kemangi yang diperoleh dengan rendemen

0,07 % didominasi oleh sitral (19,12 %). Kadar terbesar kedua adalah linalool

(8,17 %), α- bergamotena (7,27 %), α-mirsena (4,61 %), (E)-kariofilena (4.12 %),

α-terpineol (2,85 %), dan nerol (2,83 %) sedangkan komponen yang lainnya

memiliki kadar di bawah 1 %. (Muchtaridi,2004). Senyawa yang terdeteksi dalam

darah mencit setelah inhalasi minyak atsiri daun kemangi pada penelitian ini

adalah linalool dan linalil asetat, senyawa ini yang terbukti berperan dalam

aktivitas lokomotor pada pepniltian yang di lakukan Muchtarid, senyawa ini

beredar di plasma darah Mencit.

Page 3: Documentb

3

Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan

aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabe-litas membran

pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada

sistem syaraf pusat (Gilman dalam Muchtaridi,2004 ).Kurangnya informasi

tentang Konsentrasi Minyak atsiri daun Kemangi yang dapat Sebagai Aromaterapi

Sehingga, dapat di tarik permasalaha oleh peneliti, yaitu (1) Adakah pengaruh

pengaruh konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum

L.) terhadap Penurunan aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY?, kemudian

(2) Berpakah konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum

basilicum L.) yang paling efektif terhadap penurunan aktivitas lokomotor mencit

putih galur ddY?

B. Tujuan

Dari latar belakang diatas dapat ditarik tujuan yaitu ;

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi

(Ocimum basilicum L.) terhadap Penurunan aktivitas lokomotor mencit putih

galur ddY.

2. Mengetahui berapa kadar konsentrasi aromatik minyak atsiri daun kemangi

(Ocimum basilicum L.) yang paling efektif terhadap penurunan aktivitas

lokomotor mencit putih galur ddY.

C. Hipotesis Penelitian

Konsentrasi Aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.)

berpengaruh terhadap penurunan aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis, memberi pengetahuan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut

tentang pengaruh Konsentrasi Aromatik minyak atsiri daun kemangi (Ocimum

basilicum L.) terhadap penurunan aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY.

2. Memberikan informasi kepada masyrakat, tentang kemampuan dari daun

kemangi (Ocimum basilicum L.) dapat dijadikan sebagai aromaterapi Herbal.

Page 4: Documentb

4

3. Mengurangi penggunaan Aromatik sintetik yang dapat membuat

ketergantungan.

E. Asumsi Penelitian

Penelitian mengasumsikan bahwa suhu, umur mencit putih galur ddY , dan

lingkungan di anggap sama, tidak perlu diuji.

F. Definisi Istilah atau Defenisi Oprasional

Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma dan memiliki komponen

atsiri yang khas pada tumbuhan kemangi, khusnya pada daun kemangi.

Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya

perubahan aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabelitas

membran pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron

prasinaptik pada sistem syaraf pusat (Gilman dalam Muchtaridi, 2004 ).

Page 5: Documentb

5

BAB 2 KAJIAN PUSATAKA

Aromaterapi merupakan relaksasi dalam pernafasan dengan menggunakan

minyak esensial, yang mana mudah di absorbsi kedalam aliran darah atau di

ekskresikan melalui sistem urinaria atau mudah di hembuskan dan dihirup ketika

bernafas. Aromaterapi ini juga dapat digunakan dalam penyembuhan,

keseimbangan, dan relaksasi tubuh, otak yang digunakan untuk menstimulasi

imun (Isabelle S.2007). beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai

aromaterapi yaitu, Kemangi (Ocimum basilicum L.), kayu putih (Melaleuca

leucadendron L.), biji pala (Myristica fragrans Hout), bunga kenanga (Cananga

odoratum), rimpang laja gowah (Alpinia malaccensis Roxb.), kulit batang ki lemo

(Litcea cubeba L) dan serai dapur (Cymbopogon citratus). Komponen yang

beperan dalam beberapa tanaman itu yaitu minyak.

A. Minyak kemangi (Ocimum basilicum L.)

Kandungan yang terdapat pada daun kemangi adalah saponin, flavonoid dan

tannin Flavonoid yang terisolasi dalam daun kemangi tersebut antara lain vicenin,

galutenolin, cirsilineol. Berbagai penelitian telah membuktikan tanaman kemangi

(Ocimum sanctum L) potensial untuk dikembangkan sebagai herbal medicines.

Daun kemangi memiliki aktivitas neuroprotektif, hipoglikemik), , antibakteri dan

antiinflamasi (Nurwaini.2011) . Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah

menguap dan tidak dapat bercampur dengan air. Untuk menaikkan kelarutannya

diperlukan emulgator yang bersifat inert. Dua cairan yang tidak dapat campur satu

sama lain umumnya menunjukkan karakter hidrofil dan lipofil. Emulgator

memiliki dua sisi dengan sifat yang berlainan yaitu hidrofil dan lipofil sehingga

dapat menjadi perantara dalam pencampuran cairan dengan karakter yang berbeda

(Voight, 1984).

Page 6: Documentb

6

Klasifikasi Tanaman Kemangi (Ocimum basilicum L.)

Gambar 01. Tanaman Kemangi

Taksonomi dari kemangi yaitu:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Tubiflorae

Suku : Labiatae

Marga : Ocimum

Jenis : Ocimum basilicum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)

Tanaman kemangi mudah didapatkan, tersebar hampir di seluruh Indonesia, dan

dapat tumbuh secara liar atau pun dibudidayakan. Kemangi merupakan salah satu

tanaman berkhasiat yang tidak hanya tumbuh di Indonesia tetapi juga di India,

Taiwan, Cina, dan Asia Tenggara Deskripsi tanaman kemangi adalah sebagai

berikut : Perawakan: herba tegak atau semak, tajuk membulat, bercabang banyak,

sangat harum, tinggi 0,3-1,5 meter. Batang: batang pokok tidak jelas, bercabang

banyak, hijau sering keunguan, berambut atau tidak. Daun: tunggal, berhadapan,

tangkai daun 0,25-3 cm, helain daun, bulat telur – elip – memanjang, ujung

meruncing-runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai membulat, di

kedua permukaan berambut halus, berbinti-bintik kelenjar rapat 0,75-7,5 x 0,5-

2,75 cm, tepi daun; bergerigi lemah-bergelombang-rata. Bunga: susunan majemuk

berkarang atau tandan, terminal, 2,5-14 cm, di ketiak daun ujung, daun pelindung

elip atau bulat telur, panjang 0,5-1 cm. Kelopak: 5, berlekatan berbentuk bibir, 1

membentuk bibir atas, bentuk bulat telur 2-3,5 mm, 1 bibir bawah membentuk 4

gigi, sisi luar berambut kelenjar, ungu atau hijau. Mahkota: berbibir 3 bibir atas 2

Page 7: Documentb

7

bibir bawah, panjang tabung 1,5-2 mm, cuping mahkota 3-5 mm, putih. Benang

sari: 4, tersisip di dasar mahkota, 2 panjang. Putik: kepala putik bercabang dua,

tidak sama. Buah: kelopak ikut menyusun buah, buah tegak dan tertekan, ujung

bentuk kait melingkar, panjang kelopak buah 6-9 mm. Biji: tipe keras, coklat tua,

gundul, waktu dibasahi segera membengkak ( Hendrawati, 2009).

B. Pengaruh Komponen Minyak Atsiri Terhadap Aktivitas Lokomotor

Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai akibat adanya perubahan

aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan permeabe-litas membran

pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh neuron prasinaptik pada

sistem syaraf pusat ( Gilman dalam Muchtaridi, 2004 ).

Komponen aroma dari minyak atsiri cepat ber-interaksi saat dihirup,

senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merang-

sang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi syaraf-syaraf

pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral ( Buckle, 1999 ). Senyawa-

senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan tumbuhan

telah terbukti pula dapat mempengaruhi aktivitas lokomotor ( Buchbauer,

Muchtaridi,2004 ). Senyawa aromaterapi yang dapat mempengaruhi aktivitas

lokomotor yaitu linalool dan linalil asetat. Dua senyawa aktif ini dapatditemukan

di plasma darah yang memicu menurunkan aktivitas lokomotor. Menurut

Aoshima dan Hamamoto dalam Muchtaridi, 2004 senyawa-senyawa aroma ini

berikatan pada bagian α dan β GABA. Penelitian ini membuktikan bahwa

senyawa aroma yang masuk baik melalui kulit, hidung, ataupun mulut dapat

memodulasi transmisi syaraf dalam otak pada ionotropic reseptor GABAA hingga

memunculkan rasa mood, kreatif dan kecerdasan. Hossain, Aoshima, Hamamoto

dan dalam Muchtaridi,2004. menegaskan bahwa senyawa-senyawa alkohol

termasuk terpen alkohol berikatan dengan GABA menjadi GABAA dan

mempotensiasi kerja reseptor GABA sehingga saluran ion Cl- terkonduksi, dan

kerja syaraf diperhambat.

Page 8: Documentb

BAB 3 METEDO PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Malang,

berlangsung selama 3 bulan, dimulai dari Mei hingga Juli 2015. Penelitian ini

menggunakan metode eksperimental laboratoris secara kuantatif berdesain

posttest only control group. Bahan yang digunakan adalah daun kemangi dengan

berbagai Konsentrasi berdasarkan uji Kadar minyak atsiri daun kemangi (Ocimum

basilicum L.) terhadap mortalitas serangga kedelai. Pembuatan ekstrak dilakukan

di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang dengan metode Destilasi Uap

dan Air pelarut N-heksana.

Variabel terikat : Aktivitas Lokomotor Mencit Putih Galur ddY

Variabel bebas : Konsentrasi Aromatik Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum

basilicum L.)

Variabel kontrol : Konsentrasi Minyak atsiri Daun kemangi (Ocimum basilicum

L.)

a. Prosedur Kerja

1. Malakukan ektrakan terhadap daun kemangi dengan cara metode destilasi uap

dan air. Daun kemangi di timbang terlebih dahulu . Bagian kemangi yang

digunakan untuk penyulingan adalah daun. Daun kemangi dilayukan kurang

lebihselama 24 jam untuk mengurangi kadar airnya dengan cara kering angin

tampa dipaparkan dibawah matahari. Selanjutnya daun kemangi di haluskan

dengan bantuan penggilingan, kemudian di seaker dengan ditambahan pelarut

N-heksana selama 1 X 24 jam. Hasil dari seaker disaring dan di masukkan

kedalam penyulingan untuk memperoleh minyaknya. Alat penyuling berupa

kukusan yang berisi air yang dilengkapi dengan saluran tabung penyuling

dengan bagian ujungnya berupa kran yang tertutup. Kukusan ini diletakkan di

atas bunsen yang telah dinyalakan. Daun kemangi yang telah dilayukan

dimasukkan dalam kukusan, kemudian kukusan ditutup rapat-rapat, agar uap

daun kemangi keluar melalui saluran tabung penyuling dan nyala api bunsen

tetap kecil. Uap daun kemangi yang mengalami pendinginan akan berubah

menjadi air dan minyak. Air akan selalu berada di bawah minyak karena berat

8

Page 9: Documentb

9

jenis air lebih berat dari pada berat jenis minyak. Air yang berada dibawah

minyak harus dibuang terlebih dahulu sehingga minyak dapat dikeluarkan.

Setelah air dikeluarkan dengan tuntas maka minyak yang keluar segera

ditampung dalam wadah dan minyak siap digunakan untuk pengujian.

Konsentrasi minyak kemangi dianggap 100% (Sudaryani 1990).

2. Minyak atsiri yang sudah di terpisah di campur dengan pertroleum eter

sehingga di hasilkan 5 macam kadar yang berbeda, yaitu 0%, 10%,

25%, 50%, 75%,90% .

3. Hasil ekstrakan di inhalasi pada mencit putih galur ddY dengan model

kotak berukuran 20x20x30 cm3 Alat inhalator yang dibuat dari fiber

glass, , dilengkapi dengan kipas angin elektrik untuk menguapkan

ekstrak minyak atsiri.

Gambar 3. Inhalator (Muchtaridi, 2004)

Page 10: Documentb

10

4. Pemberian Ekstrakan selama 20 hari dengan pemberikan berkala, yaitu

2 hari sekali.

5. Dilihat aktivitas lokomotor mencit putih galur ddY dengan metode

Wheel Cage.

Gambar 4. Alat Ukur Lokomotor Hewan Percobaan (Whell Cage) (Muchtaridi,

2004)

6. Kemudian data di analisis dengan uji statistik, analisis varian.

B. Populsi dan Samplel

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun kemangi yang

didapatkan dari pembelian di Pasar daerah Kota Malang dan hasil kebun di daerah

Probolinggo. Sample yang digunakan yaitu Mencit Putih Galur ddY jenis kelamin

jantan, berat rata-rata 20-30 gram, dengan cara memperoleh dari pembelian di

Surabaya . Sedangkan populasi yang diamati yaitu putaran roda pada alat ukur

Whell Cage yang dikendalikan oleh Mencit putih galur ddY yang sudah di

inhalasi selama 30 menit dengan ekstrak minyak atsiri daun Kemangi, terdiri dari

6 konsentrasi beserta kontrol 0%, 10%, 25%, 50%, 75%,90% .

C. Instrumen Penelitian

Penelitian ini Instrumen yang dilakukan dengan cara pemberian

ekstrakan minyak atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum L.) kepada Mencit

Putih Galur ddY secara berkala dengan kadar yang berbeda, namun waktu

pemberian di utamakan serentak. Misalnya, pemberian ekstrakan minyak atsiri

Page 11: Documentb

11

daun kemangi (Ocimum basilicum L.) pada pukul 07.00 WIB maka semua

konsetrasi ekstrakan aromatik minyak atsiri daun Kemangi sudah berada di

masing-masing kotak inhalator. Kemudian dilakukan menyalakan alat

inhalator untuk mennguapkan ekstrak minyak atsiri daun Kemangi selama 30

menit. Kemudian mencit yang sudah di inhalasi di letakkan di alat pengukur

aktivitas lokomotor dengan model whell cage, kemudian dicatat hasilnya. Alat

dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Alat dan bahan

Alat Bahan

- 1 set alat penyulingan

- Kotak inhalator

- Alat ukur aktivitas lokomotor

Whell Cage

- Kandang

- Botol

- Toples

- Alat seaker

- Mencit putih galur ddY jantan

- N-heksana

- Petroleum eter

- Daun kemangi

- Air

D. Pengumpulan Data

Penelitian ini diawali dengan determinasi tanaman, untuk memastikan

bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar tanaman kemangi.

Kemudian dilakukan isolasi minyak atsiri dengan metode destilasi uap dan air.

Minyak atsiri yang diperoleh kemudian ditetapkan sifat fisiknya, yaitu bobot

jenis dan indeks bias. Penetapan bobot jenis dilakukan dengan alat

pikonometer, sedangkan indeks bias ditetapkan dengan Hand refraktometer

type N-3. Penetapan sifat fisik minyak atsiri ini dimaksudkan untuk

mengetahui kualitas minyak atsiri. Langkah selanjutnya adalah uji kadar

ekstrakan minyak atsiri daun kemangi terhadap serangga kedelai. Pertama

dibuat 6 seri konsentrasi minyak atsiri dari larutan stok (100% v/v) yaitu

konsentrasi 0%,10%, 25%, 50%, 75%,90% dengan ulangan 5 kali. Perlakuan

yang diberikan pada mencit, yaitu ada 6 perlakuan;

Page 12: Documentb

12

1. Perlakuan pertama tampa esktrak minyak atsiri daun kemangi 0%.

2. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 10%.

3. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 25%.

4. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 50%.

5. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 75%.

6. Perlakuan dengan adanya ekstrak minyak atsiri daun kemangi 90%.

Kedua, pemberian ekstrak minyak atsiri daun kemangi pada kotak inhalator. Data

yang dikumpulkan adalah data primer hasil penelitian yaitu aktivitas lokomotor

mencit putih galur ddY dengan menghitung putaran roda alat ukur aktivitas

lokomotor Whell Cage. Data yang dikumpulkan kemudian diedit, dikoding,

ditabulasi dan entering.menggunakan uji hipotesis analisis statistik.

Tabel 1. Tabel pengaruh konsentrasi ekstrak aromatik minyak atsiri

pada daun kemangi (Ocimum basilicum L.) terhadap penurunan aktivitas

lokomotor mencit putih galur ddY

No.

Kadar ekstrak

minyak atsiri daun

(Ocimum basilicum

L.) kemangi

Diameter zona hambatan (mm)

Rata-rataUlangan 1 ....... Ulangan 5

1 0%

2 10%

3 25%

4 50%

5 75%

6 90%

Page 13: Documentb

13

E. Analisis Data

Analisis statistik yang digunakan yaitu analisi varian tunggal. Teknik

Anava digunakan mulai dari percobaan-percobaan yang sederhana sampai

yang kompleks, terutama dilakukan ketika terdapat perlakuan pada

percobaannya. Analisi varian yanag dipilih adalah Anava Tunggal, yaitu

percobaan yang dilaksanakan hanya dengan satu faktor saja atau satu variabel

yaitu konsentrasi dari ekstrak minyak atsiri daun kemangi. Penerapan dan

Penggunaan Anava Tunggal dalam percobaan ini menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK). RAK adalah suatu rancangan yang dipakai karene

media dan waktau dalam melaksanakan percobaan tidak homogen, karena

keadaan yang tidak homogen, maka tahap yang harus kita kerjakan yang

membuat pembagian dalam suatu kelompok tertentu agar di peroleh kelompok

yang homogen, sehingga di tetapkan setiap ulangan harus terdapat konsentrasi

yang sudah ditentukan. Dalam percobaan ini terdapat 6 perlakuan yaitu, 0%,

10%, 25%, 50%, 75%, 90%. Ulangan yang dilakukan dalam percobaan ini

yaitu, ada 5 kali ulangan.

Page 14: Documentb

DAFTAR RUJUKAN

Waji, Agestia Resti dkk. 2009. Makalah Kimia Organik Bahan Alam:

Flavonoid (Quercetin). Malang: DigilibUIN Malang

Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran: Trubus Agriwidya.

Sudarmo, S., 1991. Pestisida. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Sudaryani T. 1990. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Swadaya.Jakarta.

Syamsuhidayat SS dan Hutapea JR. 1991. Inventaris tanaman obat

Indonesia I.Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 420-421.

Nurwaini, Setyo., & Erindyah Retno Wikantyasning. 2011. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.): Pengaruh Kadar Natrium Karboksimetil Selulosa Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 12(1) : 45 – 57Hendrawati, Anindita Rosenda Eka. 2009. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi ( Ocimum Sanctum Linn. ) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test ( Bst ). Karya ilmiah tidak diterbitkan. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

PENELITIAN PENGEMBANGAN MINYAK ATSIRI SEBAGAI AROMATERAPI DAN POTENSINYA SEBAGAI PRODUK SEDIAAN FARMASI

Muchtaridi J. Tek. Ind. Pert. Vol. 17(3),80-88

14